Kehidupan awal
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di São Pedro, Funchal, ibu kota pulau Madeira,
Portugal, dan dibesarkan di Santo António.[9][10] Ia adalah anak keempat atau anak bungsu dari
Maria Dolores dos Santos Viveiros da Aveiro, seorang juru masak, dan José Dinis Aveiro,
seorang petugas dinas pertamanan kota dan kit man paruh waktu.[11] Nenek buyut dari pihak
ayahnya, Isabel da Piedade, berasal dari pulau São Vicente, Tanjung Verde.[12] Ronaldo memiliki
seorang kakak laki-laki, Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia "Katia".
[13]
Ibunya mengungkapkan bahwa, ketika ia sedang mengandung Ronaldo, ia
ingin menggugurkan kandungannya itu karena masalah kemiskinan, ayahnya yang kecanduan
berat alkohol dan juga karena sudah memiliki terlalu banyak anak, tetapi dokter menolak untuk
melakukan prosedur tersebut. [14] Ronaldo dibesarkan di rumah Katolik yang miskin, berbagi
kamar dengan semua saudara kandungnya. [15]
Ketika masih anak-anak, Ronaldo bermain untuk Andorinha dari tahun 1992 hingga 1995, [16] di
sana ayahnya bekerja sebagai kit man,[11] dan kemudian ia menghabiskan dua tahun bermain
dengan Nacional. Pada tahun 1997, saat berusia 12 tahun, ia menjalani uji coba selama tiga hari
dengan Sporting CP, yang mengontraknya dengan bayaran £1.500.[17] Ia kemudian pindah dari
Madeira ke Alcochete, sebuah kota dekat Lisboa, untuk bergabung dengan akademi remaja
Sporting.[17] Pada usia 14, Ronaldo percaya ia memiliki kemampuan untuk bermain
semiprofesional dan bersepakat dengan ibunya untuk menghentikan pendidikannya agar fokus
sepenuhnya pada sepak bola. [18] Meskipun populer di kalangan siswa lain di sekolahnya, Ronaldo
dikeluarkan dari sekolah setelah melemparkan kursi ke arah gurunya, di mana menurut Ronaldo
gurunya tersebut "tidak menghormati" dirinya. [18] Namun, satu tahun kemudian, ia didiagnosis
memiliki takikardia, suatu kondisi yang bisa memaksanya untuk berhenti bermain sepak bola.
[19]
Ronaldo menjalani operasi jantung di mana laser digunakan untuk membakar beberapa jalur
jantungnya menjadi satu, agar mengubah detak jantungnya ketika dalam keadaan istirahat. [20] Ia
pulang dari rumah sakit beberapa jam setelah operasi tersebut dan lanjut berlatih sepak bola
beberapa hari kemudian.[21]