Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISAI

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER


KEPEMIMPINAN MAHASISWA DI INSTITUT
PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

Oleh :
Nama : Mawarriani Hasibuan
NPM : 18050021
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Persoalan karakter kepemimpinan menjadi bahan pemikiran sekaligus keprihatinan bersama dikarenakan negara ini bisa dianggap sedang krisis karakter

kepemimpinan. Krisis ini dibuktikan dengan banyak terjadi kasus kriminal, pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,

kejahatan terhadap teman, pencurian, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi hingga korupsi yang yang semakin merajalela.

Keberadaan organisasi internal kampus memberikan pengaruh terhadap pembentukan kualitas mahasiswa. Hal itu terlihat dari pengorbanan yang dilakukan

mahasiswa, mulai dari pengorbana pikiran, waktu, tenaga, bahkan materi, seperti pengelolaan suatu kegiatan atau program kerja organisasi. Kegiatan organisasi

mahasiswa dilaksanakan dengan menggunakan fungsi dasar manajemen organisasi yakni: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. konsep tersebut sesungguhnya mengajarkan mahasiswa bagaimana melakukan manajemen dengan baik.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keaktifan Berorganisai Terhadap Pembentukan

Karakter Kepemimpinan Mahasiswa Di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan”.


b. Identifikasi Masalah

1. Minimnya Karakter Kepemimpinan Mahasiswa


2. Pembentukan Karakter Kepemimpinan Mahasiswa yang masih belum Maksimal

3. Adanya perbedaan antara mahasiswa yang aktif di organisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi

4. Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya organisasi dalam membentuk karakter kepemimpinan.

5. Kontribusi organisasi dalam membentuk karakter kepemimpinan mahasiswa masih belum terlihat jelas.
c. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah penulis menetapkan permasalahan sebagai
pembahasan yakni keaktifan berorganisasi sebagai variabel X, dikaitkan dengan pembentukan karakter
kepemimpinan mahasiswa sebagai variabel Y.
Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah gambaran keaktifan berorganisasi mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan?

2. Bagaimanakah gambaran pembentukan karakter kepemimpinan mahasiswa di Institut Pendidikan

Tapanuli Selatan?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan berorganisasi terhadap pembentukan

karakter kepemimpinan mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan?


e. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran keaktifan berorganisasi mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.

b. Untuk mengetahui gambaran pembentukan karakter kepemimpinan mahasiswa di Institut Pendidikan

Tapanuli Selatan.

c. Untuk mengetahui pengaruh antara kektifan berorganisasi terhadap pembentukan karakter kepemimpinan

mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.


2. Manfaat Penelitian

a. Bagi organisasi mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, dapat dijadikan sebagai bahan teoritis dalam

merumuskan program kerja dan, pengambilan kebijakan dalam meningkatkan kualitas organisasi.

b. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan karakter kepemimpinan mahasiswa.

c. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan teoritis untuk melakukan penelitian

sejenis.

d. Bagi peneliti, sebagai salah satu persaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis
1.Pembentukan Karakter Kepemimpinan

a. Hakikat pembentukan Karakter


Membicarakan karakter merupakan hal penting dan mendasar. Menurut Zubaedi (2011:5) bahwa “karakter
seseorang yang positif atau mulia akan menjadikan mengangkat status derajat yang tinggi dan mulia bagi dirinya”.
Selanjutnya menurut Ekowarni dalam Zubaedi (2011:5), karakter diartikan ; (a) kualitas dan kuantitas reaksi
terhadap diri, orang lain, maupun situasi tertentu: atau (b) watak, akhlak, ciri psikologis. Karakter (character)
mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills)
Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahawa karakter adalah perilaku, watak atau
sifat yang ada dimiliki seseorang yang membedakan dirinya dengan orang lain”.
Dalam pembentukan karakter perlu juga merencanakan strategi-strategi. Faidillah dalam Basir (2017:4) menyatakan ada
beberapa srategi dalam membentuk karakter yaitu:
1. Keteladanan
2. Pembiasaan
3. Penanaman kedisplinan
4. Menciptakan suasana yang kondusif
5. Integrasi dan internalisasi
6. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
7. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalm konteks kemajemukan budaya
8. Menumbuhkan budaya berfikir kritis
9. Mengembangkan keterampilan.

Sedangkan Hamka dalam Abdullah (2017:18) menyatakan bahwa metode pembinaan karakter itu ada empat yaitu
10. Melalui figur
11. keteladanan
12. Melalui pembinaan berkesinambungan
13. Perumpamaan
Dari kutipan di atas maka peneliti menyimpulan bahwa pembentukan karakter adalah usaha untuk melakukan pembinaan
ataupun membentuk kepribadian manusia yang digunakan sebagai cara dalam berpikir, bersikap, berucap, dan bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Hakikat Kepemimpinan

Yulk dalam Abbas (2014:13), mendefenisikan “leadership atau kepemimpinan dengan suatu sifat yang

dimiliki seseorang dalam hubungan dengan kedudukan dan perannya dalam organisasi”. Sementara itu,

Nawawi dalam Abbas (2014:13), mendefenisikan “kepemimpinan sebagai kemampuan menggerakkan,

memberikan motivasi dan mempengaruhi orang orang yang bersedia melakukan tindakan-tindakan yang

terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus

dilakukan”.

Berdasakan kutipan di atas peneliti menyimpulkan kepemimpinan adalah bentuk kemampuan seseorang

dalam hal mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
c. Indikator Pembentukan karakter kepemimpinan

Keberhasilan pembentukan karakter kepemimpinan dapat dilihat dari perubahan perilaku sehari-hari
mahasiswa. Adapun Perilaku tersebut menurut Sahadi (2020:7), kepemimpinan yang ideal
mempunya 8 karakter yaitu:
1. Cerdas
2. Bertanggungjawab
3. Jujur
4. Dapat dipercaya
5. Inisiatif
6. Konsisten dan tegas
7. Adil
8. Lugas
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka peneliti menyimpulkan yang menjadi indikator
pembentukan karakter kepemimpinan dalam penelitian ini yaitu religius, bertanggungjawab, disiplin,
komunikatif, dan kreatif.
2. Keaktifan Berorganisasi
a. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan
organisasi mahasiswa adalah tempat yang menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa untuk melakukan kerjasama,
merancang visi misi dan untuk mencapai tujuan bersama. Mengikuti organisasi mahasiswa akan melatih kerja sama, menambah
wawasan dan membina kepercayaan diri untuk tampil didepan umum. Sehingga membantu mahasiswa mempersiapkan langkah
kedepan.
b. Pengertian Keaktifan Berorganisasi
Keaktifan Berorganisasi adalah Individu maupun sekelompok yang terlibat dan aktif dalam sebuah organisasi orang yang
memiliki tujuan yang sama.
c. Indikator Keaktifan Berorganisasi
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur keaktifan berorganisasi menurut Ratminto & Winarsih dalam Fitriani
(2018:7), meliputi: Responsivitas, Akuntabilitas, Keadaptasian, Empati, dan Keterbukaan.
d. Jenis Jenis Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi Kemahasiswaan yang ada di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, terdiri dari, BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa), MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas), HMP (Himpunan
Mahasiswa Program Studi). Selain itu juga terdapat berbagai macam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) diantaranya, MAPALA
(Mahasiswa Pecinta Alam, LDK (Lembaga Dakwah Kampus).
Fungsi Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pembentukan Karakter Kepemimpinan Mahasiswa

Berdasarkan penelitian terdahulu selanjutnya terdapat persamaan dan perbedaan dalam pengkajian
penelitian sebagai berikut yaitu: mengkaji keaktifan berorganisasi dan pembentukan karakter
kepemimpinan mahasiswa. Kemudian perbedaannya dimulai dari lokasi penelitian, indikator yang
ditetapkan, dan jumlah sampel penelitian.

c. Kerangka Berpikir
Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam mengikuti Organisasi Terhadap Pembentukan Karakter
Kepemimpinan Mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang
mempengaruhi Pembentukan Karakter Kepemimpinan seperti keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
organisasi. Keaktifan mahasiswa dapat mempengaruhi Pembentukan Karakter Kepemimpinan apabila
dibiarkan terus menerus, sehingga keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi diduga mempunyai pengaruh
positif terhadap pembentukan karakter kepemimpinan.
d. Pengajuan Hipotesis

peneliti merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

◦ Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Keaktifan berorganisasi terhadap pembentukan


karakter kepemimpinan mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.

◦ Ho = Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara Keaktifan berorganisasi terhadap

pembentukan karakter kepemimpinan mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.


BAB III
METODE PENELITIAN
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Agustus 2021. Waktu yang ditetapkan ini
dipergunakan dalam rangka pengambilan data sebagai pengolahan data hasil penelitian dan menyusun laporan akhir penelitian.
b. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapun gambaran keaktifan berorganisasi terhadap pembentukan karakter kepemimpinan adalah sebagi berikut :
X

Keterangan :
X : Keaktifan Berorganisasi
Y : Pembentukan Karakter Kepemimpinan
c. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti yang berada dalam wilayah penelitian.
bahwa populasi adalah sekolompok orang, kejadian atau benda, yang memiliki karakteristik tertentu dan
dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
yang aktif dalam organisasi mahasiswa di Intitut Pendidikan Tapanuli Selatan.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang aktif yang akan diambil untuk diteliti dan hasil penelitiannya
digunakan sebagai representasi dari populasi secara keseluruhan.
maka sampel dalam penelitian ini adalah Propotionate Stratified Random Sampling, Sugiyono
(2013:128) menyatakan bahwa Propotionate Stratified Random Sampling digunakan apabila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrara secara proporsional. Dalam menentukan
besarnya sampel, peneliti mengacu pada tabel penentuan jumlah sampel pada buku Sugiyono (2013:128)
dengan taraf kesalahan 5%, diambil sampel sebanyak 50.
Sebaran Sampel Penelitian Organisasi Mahasiswa di Institut Pendidikan Tapanuli
Selatan
Sumber : Bapak Wakil Rektor III (data diolah)
No Organisasi Jumlah
1 Badan Eksekutif Mahasiswa 4
2 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa 1
3 Badan Eksekutif Mahasiswa FPIPSB 2
4 Badan Eksekutif Mahasiswa FPMIPA 4
5 Mahasiswa Pecinta Alam 3
6 Lembaga Dakwah Kampus 4
7 HMP Ekonomi 3
8 HMP Bahasa Indonesia 5
9 HMP Bahasa Inggris 3
10 HMP PGSD 4
11 HMP PKN 2
12 HMP Sejarah 1
13 HMP Matematika 4
14 HMP Biologi 1
15 HMP Kimia 1
16 HMP Vokasional Informatika 6
17 HMP Fisika 2
Jumlah 50
d. Instrumen Penelitian
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat
ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun yang diamati.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan instrument yang digunakan sekala guttman untuk mendapatkan
data terhadap variabel bebas (X) dengan menggunakan dua pilihan yaitu iya diberi nilai 1 dan tidak diberih
nilai 0 sedangkan instrument yang digunakan untuk mendapatkan data tentang variabel terikat (Y) dengan
menggunakan dua pilihan yaitu iya diberi nilai 1 dan tidak diberih nilai 0.

Untuk menghindari kesalahan dan penafsiran, maka peneliti membuat defenisi operasional terhadap variabel
yaitu Keaktifan Berorganisasi sebagai variabel X dan Karakter Kepemimpinan sebagai variabel Y.

e. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan penting dalam meneliti dan membutuhkan ketelitian, karena
sedikit saja terjadi kesalahan akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Dalam teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti ada beberapa teknik pengumpulan data yang harus diketahui.
Menurut Sukmadinata (2012:216), ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket,
observasi, dan studi dokumenter.
f. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian terlebih dahulu diadakan analisis terhadap data yang
terkumpul.
1. Analisis Deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel penelitian yang meliputi,
perhitungan nilai mean (rata-rata), median, modus, distribusi frekuensi dan histogram.
2. Analisis Inferensial yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi.

Anda mungkin juga menyukai