Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TELAAH KURIKULUM SMK

“ KKNI DAN SKKNI”

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. EGA PRASETYA 06121382126073

2. AHMAD ALFATAHU ROZAK 06121382126062

3. ABDUL AZIZ SAPUTRA 06121382126059

4. FEBRI RENALDI 06121382126065

Dosen Pengampu:

1. FARHAN YADI, S.T., M.PD.

2. DEWI PUSPITASARI ,. S.PD., M.PD.

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2023

1
KATA PENGANNTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah mengenai “Manajemen Peserta Didik”. Makalah ini kami

susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga

dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya

bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata

bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran

dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata

kami berharap semoga makalah Manajemen Peserta Didik ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................

2.1 Pengertian KKNI.................................................................................................

2.2 Sejarah KKNI.......................................................................................................

2.3 Dasar Hukum KKNI............................................................................................

2.4 Pran KKNI...........................................................................................................

2.5 Tujuan dan Manfaat KKNI................................................................................

2.6 Jenjang dan Diskripsi.........................................................................................

2.7 Strategi Implementasi KKNI Secara Nasional..................................................

3.1 Sejarah SKKNI..................................................................................................

3.2 Pengertian SKKNI.............................................................................................

3.3 Dasar Hukum SKKNI........................................................................................

3.4 Konsep SKKNI..................................................................................................

3.5 Istilah SKKNI....................................................................................................

3.6 Kegunaan SKKNI..............................................................................................

3.7 Tujuan SKKNI...................................................................................................

3
3.8 Struktur SKKNI.................................................................................................

3.9 Perbedaan KKNI dan SKKNI............................................................................

BAB III.......................................................................................................................

PENUTUP..................................................................................................................

4.1 Kesimpulan........................................................................................................

4.2 Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,

dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta

pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai

dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan salah satu

kebutuhan utama dalam mempersiapkan dan mendukung laju perkembangan

pendidikan di Indonesia, terutama jenjang pendidikan tinggi. KKNI juga menjadi

rujukan nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa di sektor

sumber daya manusia. Tujuan KKNI adalah mendorong peningkatan mutu dan

aksebilitas SDM Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional, membangun

proses pengakuan yang akuntabel dan transparan terhadap capaian pembelajaran

yang diperoleh melalui pendidikan formal, informal, nonformal, pelatihan atau

pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional dan atau

internasional, serta memperoleh korelasi positif antara mutu luaran, capaian

pembelajaran dan proses.

Sedangkan SKKNI adalah singkatan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia. SKKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang

5
dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka

pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di

berbagai sektor. SKKNI merupakan salah satu kebutuhan utama dalam

mempersiapkan dan mendukung laju perkembangan pendidikan di Indonesia,

terutama jenjang pendidikan tinggi. SKKNI juga menjadi rujukan nasional untuk

meningkatkan mutu dan daya saing bangsa di sektor sumber daya manusia.

Tujuan SKKNI adalah mendorong peningkatan mutu dan aksebilitas SDM

Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional, membangun proses

pengakuan yang akuntabel dan transparan terhadap capaian pembelajaran yang

diperoleh melalui pendidikan formal, informal, nonformal, pelatihan atau

pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional dan atau

internasional, serta memperoleh korelasi positif antara mutu luaran, capaian

pembelajaran dan proses.

1.2 Rumusan Masalah

1.Pengertian SKKNI dan KKNI ?

2.Tujuan dan Fungsi SKKNI dan KKNI?

3.Kegunaan SKKNI dan KKNI?

1.3 Tujuan Penulis

1.Untuk Mengetahui Pengertian SKKNI dan KKNI

2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi SKKNI dan KKNI

3. Untuk Mengetahui Kegunaan SKKNI dan KKNI

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah KKNI

Pengembangan KKNI merupakan perjalanan panjang yang dimulai dari usaha

pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya dalam

bidang pendidikan dan pelatihan. Milestone penting dalam perjalanan

pengembangan KKNI dimulai dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun

2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional sebagai dasar kerja besar

pengembangan KKNI pada tahun-tahun selanjutnya, sampai pada tahun 2012

dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia.

2.2 Pengertian KKNI

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan

dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang

disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan.

7
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan

sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional, dan sistem penilaian

kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang dimiliki

Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia nasional yang bermutu dan

produktif.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, pada Pasal 1ayat (1), dijelaskan

bahwa yang dimaksud dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

adalah kerangka penjenjangankualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,

menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang

pelatihan kerjaserta pengalaman kerja dalam rangka pemberian

pengakuankompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai

sektor.KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan

jembatanantara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDMnasional

berkualifikasi (qualified person) dan bersertifikasi (certified person) melalui

skema pendidikan formal, non formal, in formal, pelatihan kerja atau pengalaman

kerja.

KKNI menyatakan sembilan jenjang kualifikasi sumber dayamanusia

Indonesia yang produktif. Deskripsi kualifikasi pada

setiap jenjang KKNI secara komprehensif mempertimbangkan sebuah capaian

pembelajaran yang utuh, yang dapat dihasilkan oleh

suatu proses pendidikan baik formal, non formal, informal, maupun pengalaman

mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas.

2.3 Dasar hukum KKNI

8
KKNI diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012,yang merupakan

penjabaran dari peraturan-peraturan yang lebih tinggi.Setelah terbit Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2012, pengaturantentang implementasi KKNI diatur

lebih lanjut dalam:

a.Undang-Undang Republik Indonesia Indonesia 12 tahun 2012

tentangPendidikan Tinggi.

b.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RepublikIndonesia Nomor 73

Tahun 2013 Tentang Penerapan KerangkaKualifikasi Nasional Indonesia Bidang

Pendidikan Tinggi.

c.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RepublikIndonesia Nomor 81

Tahun 2014 Tentang Ijazah, SertifikatKompetensi, dan Sertifikat Profesi

Pendidikan Tinggi.

d.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2Tahun 2013

Tetang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikandan Pelatihan Berbasis

Kompetensi di Lingkungan KementerianDalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.

e.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, RepublikIndonesia Nomor 8

Tahun 2014 Tentang PedomanPenyelenggaraan Pelatihan berbasis Kompetensi.

f.Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, Republik Indonesia Nomor 21Tahun 2014

Tentang Pedoman Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

2.4 Pran KKNI

Secara umum KKNI diharapkan dapat melahirkan suatu

sistem penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan di Indonesia dan memiliki peran

sebagai berikut:

9
a.KKNI harus mampu secara komprehensif dan berkeadilanmenampung

kebutuhan semua pihak yang terkait denganketenagakerjaan serta memperoleh

kepercayaan masyarakat luas

b.KKNI diharapkan memiliki jumlah jenjang dan deskripsikualifikasi yang jelas

dan terukur serta secara transparan dapatdipahami oleh pihak penghasil dan

pengguna tenaga kerja baik ditingkat nasional, regional maupun internasional

c.KKNI yang akan dikembangkan harus bersifat lentur (flexible)sehingga dapat

mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi, kebutuhan

keilmuan, keahian dan keterampilan ditempat kerja serta selalu dapat diperbaharui

secara berkelanjutan. Sifat lentur yang dimiliki KKNI harus dapat pula

memberikan peluang seluas luasnya bagi seseorang untuk mencapai jenjang

kualifikasi yang sesuai melalui berbagai jalur

pendidikan, pelatihan atau pengalaman kerja termasuk perpindahan dari satu jalur

ke jalur kualifikasi yang lain.

d.KKNI hendaknya menjadi salah satu pendorong program- program peningkatan

mutu baik dari pihak penghasil maupun pengguna tenaga kerja sehingga kesadarn

terhadap peningkatanmutu sumber daya manusia dapat diwujudkan secara

nasional.

e.KKNI harus mencakup pengembangan sistem penjaminan mutuyang memiliki

fungsi pemantauan (monitoring) dan pengkajian(assessment ) terhadap badan atau

lembaga yang terkait dengan proses proses penyetaraan capaian pembelajaran

dengan jenjang kualifikasi yang sesuai.

f.KKNI harus secara akuntabel dapat memberikan peluang pergerakan tenaga

10
kerja dari Indonesia ke negara lain atau sebaliknya.

g.KKNI harus dapat menjadi panduan bagi para pencari kerja

yang baru maupun lama dalam upaya meningkatkan taraf hidup ataukarir ditempat

kerja masing-masing.

h.KKNI diharapkan dapat menguatkan integrasi dan

koordinasi badan atau lembaga penjaminan atau peningkatan mutu yangtelah ada,

seperti Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),Badan Akreditasi Nasional

(BAN), Badan Nasional SertifikasiPekerja (BNSP), Lembaga Sertifikasi Profesi

(LSP) dan lain-lain.

i.KKNI diharapkan mencakup sistem Rekognisi PembelajaranLampau (RPL)

sedemikian sehingga dapat menjamin terjadinyafleksibilitas pengembangan karir

atau peningkatan jenjangkualifikasi.

2.5 Tujuan dan Manfaat KKNI

Sebagai perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sistem

pendidikan, pelatihan, serta sistem pengakuan kompetensi kerja secara nasional,

maka KKNI dimaksudkan menjadi pedoman untuk:

 menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui

pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja;

 menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang

diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau

pengalaman kerja;

 menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang diperoleh

melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja;

11
 mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi tenaga kerja

dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia.

Pada jangka panjang, penerapan KKNI akan berdampak pada:

 meningkatnya kuantitas sumber daya manusia Indonesia yang bermutu dan

berdaya saing internasional agar dapat menjamin terjadinya peningkatan

aksesibilitas sumber daya manusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan

internasional;

 meningkatnya kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui

pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam

pertumbuhan ekonomi nasional;

 meningkatnya mobilitas akademik untuk meningkatkan saling pengertian,

solidaritas, dan kerja sama pendidikan tinggi antar-negara di dunia;

 meningkatnya pengakuan negara-negara lain, baik secara bilateral,

regional, maupun internasional kepada Indonesia tanpa meninggalkan ciri

dan kepribadian bangsa Indonesia.

2.6 Jenjang dan Diskripsi KKNI

KKNI menyatakan sembilan jenjang kualifikasi sumber daya manusia

Indonesia yang produktif. Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI secara

komprehensif mempertimbangkan sebuah capaian pembelajaran yang utuh, yang

dapat dihasilkan oleh suatu proses pendidikan, baik formal, non-formal, informal,

maupun pengalaman mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas.

12
KKNI menyatakan sembilan jenjang kualifikasi sumber daya manusia Indonesia

yang produktif. Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI secara

komprehensif mempertimbangkan sebuah capaian pembelajaran yang utuh, yang

dapat dihasilkan oleh suatu proses pendidikan, baik formal, non-formal, informal,

maupun pengalaman mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas.

Pengelompokkan 9 jenjang kualifikasi KKNI terdiri atas:

 Jenjang 1 – 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;

 Jenjang 4 – 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis;

 Jenjang 7 – 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.

2.7 Strategi Implementasi KKNI Secara Nasional

Pengelolaan dan peningkatan mutu tenaga kerja nasional secarastrategis harus

ditempatkan sebagai fokus kepedulian semua pihakyang berkepentingan seperti

industri dan dunia usaha, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, institusi

pendidikan, serta masyarakatluas. Dalam kondisi perekonomian negara dengan

jumlah penganggurdari angkatan kerja yang masih cukup signifikan, maka tidak

dapatdipungkiri adanya kondisi tenaga kerja maupun para

penganggur belum memiliki kualifikasi yang memadai atau yang sesuai denganku

alifikasi KKNI.

13
3.1 Sejarah SKKNI

Pendidikan dan pelatihan kejuruan di Indonesia dirancang oleh pemerintah

pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai dengan

kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan dalam mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat pendapat yang kuat di kalangan industri otomotif bahwa lulusan institusi

pendidikan dan pelatihan tidak siap pakai untuk memulai pekerjaan di industri.

Pada tahun 2000, melalui Indonesia Australia Partnership for Skills Development

(IAPSD) untuk proyek otomotif, Pemerintah Australia melalui Departemen Luar

Negeri (AusAID) membantu membiayai pengembangan standar kompetensi

otomotif untuk perawatan dan perbaikan kendaraan ringan di Indonesia.

3.2 Pengertian SKKNI

SKKNI atau Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,

dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta

pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai

dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. SKKNI merupakan salah satu

kebutuhan utama dalam mempersiapkan dan mendukung laju perkembangan

pendidikan di Indonesia, terutama jenjang pendidikan tinggi. SKKNI juga

menjadi rujukan nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa di

sektor sumber daya manusia. Tujuan SKKNI adalah mendorong peningkatan

mutu dan aksebilitas SDM Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional,

14
membangun proses pengakuan yang akuntabel dan transparan terhadap capaian

pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, informal, nonformal,

pelatihan atau pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional dan

atau internasional, serta memperoleh korelasi positif antara mutu luaran, capaian

pembelajaran dan proses.

Setelah mengadakan konsultasi secara meluas dengan bengkel umum dan

perusahaan pemegang merek serta pakar otomotif di Indonesia, kelompok bidang

keahlian (KBK) otomotif yang berada di bawah Majelis Pendidikan Kejuruan

Nasional (MPKN) mengembangkan suatu standar yang dikenal sebagai standar

KBK untuk industri otomotif di Indonesia.

Instansi pemerintah yang pada saat itu terlibat secara aktif dalam memfasilitasi

dan membantu proyek otomotif IAPSD adalah sebagai berikut:

 Departemen Pendidikan Nasional

 Departemen Tenaga Kerja

 Departemen Perindustrian dan Perdagangan

 Departemen Perhubungan

Sebagai hasil proyek otomotif IAPSD, telah tersusun standar kompetensi yang

pada dasarnya merupakan gabungan dari standar KBK tersebut dan standar

Australia terbaru. Standar kompetensi tersebut telah disosialisasikan kepada wakil

dari bidang industri terkait. Umpan balik dan revisi telah dilakukan

melalui standard advisory group serta masukan dari komite resmi

proyek otomotif IAPSD. Standard advisory group saat ini lebih dikenal dengan

15
nama Ikatan Teknisi Otomotif (ITO-Indonesia) yang merupakan himpunan profesi

terkait dalam bidang otomotif.

Standar kompetensi tersebut menjadi SKKNI pertama yang diterbitkan pada

tanggal 8 Juli 2004 melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor KEP.116/MEN/VII/2004 tentang Penetapan SKKNI Sektor Otomotif

Subsektor Kendaraan Ringan.

Selanjutnya, dalam rangka mengurangi terjadinya kesenjangan kompetensi antara

lulusan pendidikan/pelatihan dengan kebutuhan pada sektor industri di Indonesia,

maka orientasi pendidikan/pelatihan yang selama ini supply driven perlu diubah

menjadi demand driven. Para praktisi industri perlu terlibat langsung untuk

menginformasikan kebutuhan kompetensi yang ada pada bidangnya masing-

masing dalam bentuk SKKNI. SKKNI tersebut nantinya akan digunakan sebagai

acuan untuk penyusunan program dan kurikulum pendidikan/pelatihan berbasis

kompetensi (sampai dengan modul-modul pembelajarannya), untuk proses

pembelajaran pada lembaga pendidikan/pelatihan serta digunakan pula sebagai

acuan untuk penyusunan materi uji kompetensi pada lembaga sertifikasi

profesi (LSP).

Dengan konsep tersebut, kemampuan lulusan lembaga pendidikan/pelatihan akan

sesuai dengan kebutuhan industri dan para lulusan nantinya juga dapat memiliki

sertifikat kompetensi setelah melalui uji kompetensi di LSP. Para tenaga kerja

yang sudah bekerja di industri juga perlu mendapatkan sertifikat kompetensi

sebagai wujud pengakuan terhadap keahlian yang dikuasainya.

16
3.3 Dasar Hukum

SKKNI diamanatkan dalam pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kemudian dalam pasal yang sama ayat (4)

disebutkan bahwa tata cara penetapan SKKNI diatur oleh menteri yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Tata cara penetapan SKKNI telah

beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir diatur melalui Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI. Tata

cara penetapan SKKNI sebelumnya pernah diatur melalui peraturan sebagai

berikut:

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP.69/MEN/V/2004 tentang Perubahan Lampiran Keputusan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.227/MEN/2003

tentang Tata Cara Penetapan SKKNI

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun

2012 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI

3.4 Konsep SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yangselanjutnya disingkat SKKNI

adalah rumusan kemampuan kerja yangmencakup aspek pengetahuan,

17
keterampilan dan/atau keahlian sertasikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan

tugas dan syarat jabatanyang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan dikuasainya standar

kompetensitersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu:

a.Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

b.Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut

dapatdilaksanakan apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatuyang

berbeda dengan rencana semula

c.Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya

untukmemecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisiyang

berbeda.

d.Bagaimana menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada

kondisi dan lingkungan yang berbeda.

3.5 Istilah SKKNI

a.Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yangmencakup

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yangsesuai dengan standar

yang ditetapkan.

18
b.Standardisasi kompetensi kerja adalah proses merumuskan,menetapkan dan

menerapkan standar kompetensi kerja.

c.Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalahuraian

kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilandan sikap kerja

minimal yang harus dimiliki seseorang untukmenduduki jabatan tertentu yang

berlaku secara nasional.

d.Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalahkegiatan

menetapkan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

menjadi Standar Kompetensi Kerja NasionalIndonesia oleh Menteri.

e.Pengarah adalah instansi/lembaga/asosiasi terkait yangmemfasilitasi

pembentukan Panitia Teknis Penyusun SKKNI disektor/sub sektor kompetensi

di bidang keahlian yang berkaitandengan para pihak pemangku kepentingan

(stakeholder).

3.6 Kegunaan SKKNI

a.Sebagai acuan pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi.

b.Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi (sertifikasikompetensi).

c.Sebagai acuan untuk menstrukturkan perusahaan

d.Sebagai acuan penyusunan SOP perusahaan

19
3.7 Tujuan SKKNI

Tujuan memiliki SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)

adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Kriteria Kompetensi: SKKNI memberikan pedoman yang jelas

tentang kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh individu dalam suatu bidang

pekerjaan atau profesi tertentu.

2. Keseragaman Kompetensi: SKKNI menghasilkan keseragaman kompetensi di

seluruh industri atau sektor tertentu. Dengan adanya standar yang sama, diperoleh

pemahaman yang konsisten tentang apa yang diharapkan dari seorang profesional

dalam pekerjaan mereka.

3. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja: SKKNI berkontribusi pada peningkatan

kualitas tenaga kerja di Indonesia. Standar ini membantu memastikan bahwa para

pekerja atau praktisi memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan

dan sesuai dengan kebutuhan industri.

4. Pengakuan Profesionalisme: SKKNI memberikan pengakuan terhadap

keterampilan dan kompetensi individu dalam suatu bidang. Dengan memiliki

sertifikat kompetensi sesuai dengan SKKNI, individu dapat menunjukkan bahwa

mereka memiliki kemampuan yang diakui secara nasional dan relevan dengan

standar industri

20
5. Peningkatan Daya Saing Industri: Dengan adanya SKKNI, industri dapat

memiliki tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di tingkat nasional

maupun internasional. Standar kompetensi yang jelas membantu memperkuat

daya saing industri dengan menghasilkan profesional yang terlatih dan

berkualitas.

3.8 Struktur SKKNI

Struktur Unit Kompetensi berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan

Nomor 3 Tahun 2016 SKKNI berisi kumpulan unit-unit kompetensi. Unit

kompetensi merupakan hasil identifikasi kebutuhan kompetensi di tempat kerja.

Masing-masing unit kompetensi merupakan bagian dari persyaratan di tempat

kerja seperti pengetahuan dan keterampilan untuk pelaksanaan pekerjaan,

termasuk yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, kemampuan

literasi, dan matematika dasar. Unit kompetensi harus mengakomodir

keanekaragaman sektor industri, perusahaan, dan tempat kerja. Dengan kata lain,

unit kompetensi disusun berdasarkan kesamaan standar kerja yang ditemukan di

berbagai tempat kerja sejenis. Unit kompetensi tidak boleh merujuk pada

penggunaan suatu spesifikasi peralatan atau merek tertentu.

3.9 Perbedaan KKNI dan SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau yang disingkat dengan

SKKNI merupakan acuanyang menjadi standar dalam hubungannya dengan

kemampuan kerja yang meliputi aspek keterampilan,pengetahuan dan sikap kerja

21
yang sesuai dengan pelaksanaan tugasnya serta sesuai denganpersyaratan dari

pekerjaan yang sudah ditetapkan dimana semua standar atau ketentuan dalam

SKKNIsesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dengan kata lain, SKKNImerupakan standar kompetensi tenaga kerja

yang berlaku secara nasional di Indonesia dan merupakanstandar kompetensi

bersifat lintas perusahaan.

Sementara KKNI merupakan acuan di dalam pengemasan SKKNI ke tingkat

atau jenjang kualifikasi.Kerangka Kualifkasi Nasional Indonesia atau yang

disingkat dengan KKNI sendiri merupakan

kerangka jengjang kualifikasi dari kompetensi yang mampu menyandingkan,

melakukan penyetaraan sertamengintegrasikan bidang pendidikan, bidang

pelatihan kerja dan pengalaman kerja, sebagai pengakuan kompetensi kerja yang

sesuai dengan struktur pekerjaan dalam berbagai sektor.

22
BAB III

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1.KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yangdapat

menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerjadalam rangka

pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai denganstruktur pekerjaan di

berbagai sektor.KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan

jembatan antara sektor pendidikandan pelatihan untuk membentuk SDM nasional

berkualifikasi (qualified person) dan bersertifikasi (certified person) melalui

skema pendidikanformal, non formal, in formal, pelatihan kerja atau pengalaman

kerja.

2.SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yangrelevan

dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkansesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.KKNI dan SKKNI merupakan sebuah sinergi untuk membentuk danmenjamin

SDM yang berkualitas di Indonesia.

23
4.2 SARAN

1.Perlu pemahaman yang benar dan tepat mengenai KKNI dan SKKNI bagi setiap

pemangku kepentingan (stakeholder ) untuk membentukSDM Indonesia yang

berkualitas

2.Penerapan Sinergi KKNI dan SKKNI harus menjadi perhatian.

24
DAFTAR PUSTAKA

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas

Rekapitulasi SKKNI - Pencarian Dokumen (kemnaker.go.id)

25

Anda mungkin juga menyukai