RPP 3.5
RPP 3.5
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dengan pendekatan
saintifik, peserta didik dapat mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan rasa syukur
dan disiplin terhadap nilai-nilai sistem hukum dan peradilan di Indonesia sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan serta mampu mengembangkan dan menyajikan hasil analisis
tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945dengan baik.
B. KOMPETENSI INTI
No. Kompetensi Inti (K I)
K.I . 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K.I. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K.I. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Sistem hukum dan peradilan di Indonesia
a. Sistem hukum di Indonesia
b. Definisi hukum dan unsur-unsur hukum di indonesia
c. Ciri-ciri hukum dan sifat hukum di indonesia
d. Mencermati sistem peradilan di Indonesia
e. Menampilkan sikap yang sesuai dengan hukum
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab & Penugasan
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Laptop
b. LCD Projector
c. Video dan Gambar
G. SUMBER BELAJAR
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Halaman: 137 -172
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Halaman: 186 – 233
c. UUD NRI Tahun 1945
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap belajar serta
mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai Sistem hukum di Indonesia dengan
menampilkan video tentang Sistem hukum di Indonesia
(Kegiatan Literasi & berfikir kritis (Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan akan
disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “Sistem hukum di Indonesia”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil orang, menjadi
kelompok (Collaboration)
Kegiatan inti Stimulation (simulasi / pemberi rangsangan) 60 menit
Peserta didik mengamati Sistem hukum di Indonesia (dapat
melalui gambar-gambar dan video)
Problem Statemen (mengidentifikasi masalah)
Peserta didikyang telah dibagi dalam kelompok melakukan
diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai
Sistem hukum di Indonesia kemudian dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah) Komunikasi (Communication skill)
Data Collection (pengumpulan Data)
Peserta didik diberi kesempatan mengumpulkan data
berkaitan dengan melalui berbagai informasi yang relevan
termasuk sumber dari guru (KegiatanLiterasi)
Siswadapatmenarikkesimpulan
danmenyampaikan/
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap belajar serta
mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai definisi hukum dan unsur-unsur hukum di
indonesia dengan membaca buku tentang definisi hukum dan
unsur-unsur hukum di indonesia (Kegiatan Literasi &
berfikir kritis (Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan akan
disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “definisi hukum dan unsur-unsur
hukum di indonesia”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil orang, menjadi
kelompok (Collaboration)
Pertemuan 3
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap belajar serta
mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai Ciri-ciri hukum dan sifat hukum di
indonesia dengan membaca tentang Ciri-ciri hukum dan sifat
hukum di indonesia (Kegiatan Literasi & berfikir kritis
(Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan akan
disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “Ciri-ciri hukum dan sifat hukum di
indonesia”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil orang, menjadi
kelompok (Collaboration)
Kegiatan inti Stimulation (simulasi / pemberi rangsangan) 60 menit
Peserta didik mengamati Sistem hukum di Indonesia (dapat
melalui gambar-gambar dan video)
Problem Statemen (mengidentifikasi masalah)
Peserta didikyang telah dibagi dalam kelompok melakukan
diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai
Sistem hukum di Indonesia kemudian dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah) Komunikasi (Communication skill)
Data Collection (pengumpulan Data)
Peserta didik diberi kesempatan mengumpulkan data
berkaitan dengan melalui berbagai informasi yang relevan
termasuk sumber dari guru (KegiatanLiterasi)
Pertemuan 4
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Siswadapatmenarikkesimpulan
danmenyampaikan/
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap belajar serta
mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai sistem peradilan di Indonesia dengan
menampilkan video tentang sistem peradilan di Indonesia
(Kegiatan Literasi & berfikir kritis (Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan akan
disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “sistem peradilan di Indonesia dan
Sikap yang sesuai dengan hukum di Indonesia”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil orang, menjadi
kelompok (Collaboration)
I. Penilaian pembelajaran
1. Teknikpenilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis dan Lisan
c. Penilaian Ketrampilan: Unjuk kerja; Presentasi; Laporan penugasan
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi ; Jurnal guru
b. Tes Tertulis : Uraian ; Laporan ; Paparan
c. Unjuk Kerja : Laporan ; Paparan
3. Instrumen penilaian Sikap, pengetahuan dan ketrampilan (terlampir)
4. Remedial
(Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus:
- Tugas membuat rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
- Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari materi dengan Indikator yang
belum dicapai
Pemanfaatan tutor sebaya:
- Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai)
Pemberian pembelajaran ulangdengan metode dan media yang berbeda
Bimbingan secara Individu
Bimbingan secara kelompok
5. Pengayaan
Belajar kelompok
- Membaca di perpustakaan terkait dengan KD di luar jam pelajaran sekolah dan
menyelesaikan masalah yang diminta guru
Belajar mandiri
- Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM pada
indikatornya
Pembelajaran berbasis tema
- Memberi tugas dengan tema besar yang mengkaitkan beberapa mata pelajaran
LAMPIRAN
Penilaian KI 1
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
(LEMBAR OBSERVASI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi merupakan
teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrument yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pada jenjang SMA/MA, kompetensi sikap
spiritual mengacu pada KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian sikap spiritual
peserta didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Aspek Pengamatan
Lembar Observasi
Aspek
Rerata Skor
Keterangan
Nama Pengamatan
Jumlah
Nilai
No. Peserta
Didik 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst
Penilaian KI 2
Tanggung Jawab
Gotong Royong
Rerata Skor
a
Jumlah
Responsif
Toleransi
Pro aktif
Nilai
Didik
Disiplin
Kreatif
Santun
Jujur
1
2
3
4
5
dst
Penilaian Pengetahuan
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
1. Berikut ini yang bukan badan peradilan di bawah naungan Mahkamah Agung yaitu …
a. Pengadilan Agama
b. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
c. Pengadilan Militer
d. Pengadilan Negeri
e. Mahkamah Konstitusi (MK)
2. Kompetensi lembaga peradilan yang berhubungan dengan tugas dan wewenangnya untuk
mangadili suatu perkara disebut kompetensi …
a. absolut
b. relatif
c. komulatif
d. distributuf
e. reaktif
5. Peradilan bagi rakyat yang pada umumnya mengenai perkara perdata maupun perkara
pidana disebut peadilan …
a. agama
b. militer
c. tata usaha negara
d. khusus
e. umum
Berdasarkan UU No 2 Tahun 1986 tentang peradilan umum, yang dinyatakan masuk dalam
lingkungan peradilan umum adalah …
a. pengadilan negeri
b. penradilan agama
c. peradilan militer
d. peradilan tata usaha negara
e. mahkamah agung
7. Kekuasaan kehakiman benar-benar terbebas dari campur tangan kekuasaan yang lain. Hal
tersebut merupakan maksud dari pasal …
a. pasal 24 ayat 2
b. UU Nomor 4 tahun 2004
c. pasal 22 ayat 2
d. pasal 28 ayat 1
e. pasal 33
8. Kesadaran hukum bisa dikembangkan oleh setiap siswa di sekolah yaitu dengan cara
membiasakan diri melakukan perilaku-perilaku sebagai berikut, kecuali …
a. mendengarkan nasihat orang tua
b. selalu mentaati peraturan yang berlaku di sekolah
c. disiplin dalam belajar
d. ikut upacara bendera seminggu sekali
e. menyebrang jalan pada tempatnya
10. Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan jabatan dan wewenang dengan
tujuan untuk mengeruk keuntungan peribadi, merugikan kepentingan negara dan umum.
Pengertian tersebut merupakan pengertian korupsi dari …
a. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
b. Kartini Kartono
c. Senturia
d. Kuper dan Kuper
e. Presiden
KUNCI JAWABAN
1 B 6 D
2 E 7 E
3 A 8 A
4 C 9 B
5 C 10 D
Penilaian KI 4
Penilaian Kinerja
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
a) Menurut Achmad Ali, Hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan
apa yang salah yang dibuat atau diakui eksistensinya oleh pemerintah, yang dituangkan
baik dalam aturan tertulis ( peraturan) maupun yang tidak tertulis, yang mengikat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan, dan dengan ancaman sanksi
bagi pelanggar aturan itu.
b) Menurut Immanuel Kant, Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini
kehendak menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.
c) Menurut Leon Duguit, Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat yang
harus ditaati oleh masyarakat sebagai jaminan kepentingan bersama dan jika dilanggar
akan menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
2
Pasal 1 Ayat (3) menjelaskan “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Karena itu untuk
mewujudkan sebagai negara hukum maka segala penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara didasarkan pada hukum. Sayangnya Indonesia belum secara keseluruhan memiliki
hukum nasional yang dibuat oleh bangsa sendiri. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekosongan
hukum, maka hukum di Indonesia masih menggunakan hukum-hukum warisan kolonial yang
disesuaikan dengan keadaan hukum di Indonesia atau sesuai dengan UUD 1945.
2.5. Pengertian Peradilan Nasional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peradilan adalah segala sesuatu mengenai perkara
pengadilan. Nasional adalah bersifat kebangsaan, berkenaan atas berasal dari bangsa sendiri,
meliputi suatu bangsa.
Jadi, peradilan nasional adalah segala sesuatu mengenai perkara pengadilan yang bersifat
kebangsaan atau segala sesuatu mengenai perkara pengailan yang meliputi suatu bangsa,
dalam hal ini adalah bangsa Indonesia.
Dengan demikian, yang dimaksud disini adalah sistem hukum Indonesia dan peradilan negara
Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu sistem hukum dan peradilan
nasional yang berdasar nilai-nilai dari sila-sila Pancasila.
Peradilan nasional berdasarkan pada Pasal 24 dan Pasal 25 UUD 1945. untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dibentuk kekuasaan
kehakiman yang merdeka. Dalam hal ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan peradilan lain.