RPP 3.9
RPP 3.9
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dengan
pendekatan saintifik, peserta didik dapat Mengidentifikasikan faktor pendorong dan
penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dengan rasa proaktif dalam menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan serta mampu mengembangkan dan menyajikan hasil analisis tentang tentang
faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
C. KOMPETENSI INTI
No. Kompetensi Inti (K I)
K.I . 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K.I. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K.I. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
D. Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi
1.9.1 Membangun nilai-nilai toleran atas
nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan
Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Republik Indonesia.
Esa atas nilai-nilai persatuan dan
1.9
kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia Membangun nilai-nilai kejujuran atas
1.9.2 nilai-nilai persatuan dan kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2.9.1 Membangun nilai-nilai toleran dalam
menerapkan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara
Bersikap proaktif dalam Kesatuan Republik Indonesia.
menerapkan nilai-nilai persatuan
2.9
dan kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia Membangun nilai-nilai kejujuran dalam
2.9.2 menerapkan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3.9.1 Menguraikan Makna persatuan dan
kesatuan bangsa
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab & Penugasan
G. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Laptop
b. LCD Projector
c. Video dan Gambar
H. SUMBER BELAJAR
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
c. UUD NRI Tahun 1945
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap
belajar serta mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai Makna persatuan dan kesatuan
bangsa (Kegiatan Literasi & berfikir kritis
(Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan akan
disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “Makna persatuan dan
kesatuan bangsa”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil orang,
menjadi kelompok (Collaboration)
Pertemuan 2
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap
belajar serta mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai Kehidupan bernegara dalam
Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Kegiatan Literasi
& berfikir kritis (Critical thinking)
Memotivasi siswa terhadap materi yang telah dan
akan disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “Kehidupan bernegara
dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil
orang, menjadi kelompok (Collaboration)
Pertemuan 3
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam ke pada siswa 15 Menit
Guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a
(Pendidikan Karakter)
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap
belajar serta mencek kehadiran siswa
Apersepsi mengenai Faktor pendorong persatuan
dan kesatuan Bangsa Indonesia (Kegiatan
Literasi & berfikir kritis (Critical
thinking)Memotivasi siswa terhadap materi yang
telah dan akan disampaikan
Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan topik “Faktor pendorong
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dan
Faktor penghambat persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia”
Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil
orang, menjadi kelompok (Collaboration)
J. Penilaian
1. Teknikpenilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis dan Lisan
c. Penilaian Ketrampilan: Unjuk kerja; Presentasi; Laporan penugasan
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi ; Jurnal guru
b. Tes Tertulis : Uraian ; Laporan ; Paparan
c. Unjuk Kerja : Laporan ; Paparan
3. Instrumen penilaian Sikap, pengetahuan dan ketrampilan (terlampir)
4. Remedial
(Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus:
- Tugas membuat rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
- Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari materi dengan Indikator
yang belum dicapai
Pemanfaatan tutor sebaya:
- Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum
dicapai)
Pemberian pembelajaran ulangdengan metode dan media yang berbeda
Bimbingan secara Individu
Bimbingan secara kelompok
5. Pengayaan
Belajar kelompok
- Membaca di perpustakaan terkait dengan KD di luar jam pelajaran sekolah
dan menyelesaikan masalah yang diminta guru
Belajar mandiri
- Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM
pada indikatornya
Pembelajaran berbasis tema
Memberi tugas dengan tema besar yang mengkaitkan beberapa mata pelajaran
LAMPIRAN
Penilaian KI 1
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi. Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrument yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pada
jenjang SMA/MA, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Secara periodik, misalnya 1 atau 2 minggu sekali guru melakukan penilaian sikap
spiritual peserta didik. Caranya, guru memberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai
sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut.
4 = selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai pernyataan.
3 = sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukannya.
2 = kadang-kadang, apabila peserta didik kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukannya.
1 = tidak pernah, apabila peserta didik tidak pernah melakukannya.
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
No Aspek Pengamatan
Rerata Skor
Keterangan
Nama Pengamatan
Jumlah
Nilai
No. Peserta
Didik 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst
Penilaian KI 2
C. Lembar Observasi
Kelas : ….
Semester : ….
TahunAjaran : ….
Periode Pengamatan : Tanggal … s.d. ….
Nama Sikap Keterangan
Pesert
Tanggung Jawab
Gotong Royong
Rerata Skor
a
Jumlah
Responsif
Toleransi
Pro aktif
Nilai
Didik
Disiplin
Kreatif
Santun
Jujur
1
2
3
4
5
dst
Penilaian KI 3
(Ambil soal di ulangan harian)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan uraian yang jelas dan tepat!
Kerjakan dengan jujur! Yakinlah pada kemampuanmu!
1. Untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan
dengan cara….
a. a. Mempelajari dan memahami kesenian tradisional
b. Mengadakan pertukaran pemuda antar daerah
c. Mengakui keanekaragaman budaya daerah
d. Mengembangkan kebudayaan daerah masing-masing
e. Mengadakan pertukaran pemuda
2. Cinta tanah air merupakan perwujudan pengamalan Pancasila sila ke….
a. Ketuhanan yang maha esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
e. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan perwakilan
3. Pernyataan:
1. adanya rakyat 3. adanya pemerintahan yang berdaulat
2. adanya wilayah 4. pengakuan dari negara lain
Dari pernyataan di atas yang merupakan unsur konstitutif (pokok) berdirinya negara
adalah pernyataan nomor….
a. 1,2, dan 3 c. 2 dan 4 e. 3 dan 4
b. 1 dan 3 d. 1,2,3,dan 4
4. Usaha bela negara untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia tidak memiliki banyak arti tanpa….
a. Dihormati negara lain yang berbatasan dengan indonesia
b. Didukung aparatur negara yang jujur dan terbuka
c. Didukung adanya partisipasi dari warga negara
d. Didukung dana yang cukup dari anggaran Negara
e. Didukung aparatur negara
5. Kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya bela negara diatur dalam UUD
1945 pasal….
a. 27 ayat 1 c. 29 e. 35
b. 28 d. 30 ayat 1,2,3, dan 4
KUNCI JAWABAN
1 B
2 E
3 A
4 C
5 C
Penilaian KI 4
Penilaian Kinerja
Nama : ............................................
Kelas : ............................................
No. Absen : ............................................
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik
dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan
mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi.” Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses
yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa
dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti
sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok
bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.
Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses akulturasi (percampuran kebudayaan).
Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan yang datang dari luar
diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian, sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan
musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa
Indonesia. Jadi, persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa
gotong-royong, musyawarah, dan lain-lain.
Namun, apabila hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia dikaji
lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami, lalu kita
amalkan.Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
terdiri atas berbagai suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal itu
mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Kita mencintai bangsa kita, tetapi bukan berarti kita mengagung-agungkan bangsa kita
sendiri. Nasionalisme tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita
tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain karena pandangan seperti itu
hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan wawasan nusantara itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu,
manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta
mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Persatuan merupakan
modal dasar pembangunan nasional.
Mungkinkah mobil tanpa ban dapat melaju di jalan raya? Dapatkah sebatang lidi dijadikan
alat untuk membersihkan lantai? Mobil tidak mungkin berjalan tanpa ada ban walaupun baru
dan bensinnya penuh. Kita juga mengetahui bahwa puluhan atau ratusan batang lidi yang
disatukan akan lebih berguna untuk menjadi alat kebersihan.
Itulah gambaran kehidupan. Dalam kehidupan, seorang manusia tidak akan memiliki banyak
arti jika ia sendiri. Ketika bersama setiap orang merupakan bagian dari masyarakat harus
bersatu padu mendukung tetap berjalannya tata nilai dan keharmonisan masyarakat.
Apabila semua aspek kehidupan manusia ingin terbentuk secara harmonis, sebaiknya didasari
oleh nilai persatuan dan kesatuan. Dalam kehidupan bernegara, pengamalan sikap persatuan
dan kesatuan diwujudkan dalam bentuk perilaku, antara lain:
Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia seperti dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
merupakan bentuk perilaku mengamalkan tetap tegaknya persatuan dan kesatuan. Salah satu
contoh perilaku mendukung persatuan dan kesatuan lainnya, yaitu kita memiliki rasa bangga
sebagai bangsa dan negara.
Bentuk dari rasa bangga terhadap bangsa dan negara diwujudkan dengan sikap mencintai dan
menggunakan produk dalam negeri. Apabila produk dalam negeri digunakan, dengan
sendirinya para pengusaha yang menciptakan berbagai produk dan pegawainya akan tetap
memiliki penghasilan dan dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Masyarakat
Indonesia yang sejahtera akan lebih kuat memiliki bangsa dan negara Indonesia jika
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak sejahtera.
Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, “… merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan, seluruh tindakan pemerintah, rakyat, dan bangsa
Indonesia harus mengarah kepada terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa
Indonesia.