Anda di halaman 1dari 186

KATA SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN


DAN ALAT KESEHATAN

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program


Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional.
Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak
asasi manusia, sehingga pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial merupakan obat terpilih
yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya
diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar
obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat,
yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
DOEN yang disusun untuk seluruh strata pelayanan kesehatan, merupakan
perangkat manajerial utama untuk meningkatkan penggunaan obat secara
rasional. Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan
kesehatan, DOEN 2015 merupakan referensi utama untuk penyusunan
Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional. Konsep Obat Esensial diterapkan pada Formularium
Nasional sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan, sehingga tercapai
pelayanan kefarmasian yang cost-effective.
Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2(dua) tahun yang
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi
DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan DOEN yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/
Menkes/141/2015 tanggal 7 April 2015.
Diharapkan dengan DOEN tahun 2015, upaya Pemerintah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin ketersediaan obat

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 i


yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan
baik.
Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan DOEN 2015, kontributor
serta semua pihak terkait yang telah memberikan kontribusi, saran dan
masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
DOEN 2015 ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Besar harapan kami bahwa DOEN 2015 ini dapat diterapkan dan bermanfaat
bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN

ttd,

Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD


NIP. 19580503 198303 2 001

ii Daftar Obat Esensial Nasional 2015


DAFTAR ISI

Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat


Kesehatan................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................... iii

Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional ....................................................................... 1

Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI


Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional ....................................................................... 5

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor: HK.02.02/Menkes/141/2015 Tentang Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional .............................. 83

Penyusunan dan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional


(DOEN) ....................................................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN
I. Daftar Obat dalam DOEN yang mengalami perubahan ...... 119
II. Daftar Pemberi Usulan DOEN ............................................ 139
III. Daftar Peserta Rapat Penyusunan DOEN .......................... 141
IV, Pernyataan Kesediaan Menjadi Ketua/ Wakil Ketua/
Anggota Tim Ahli Komite Nasional Penyusunan DOEN ...... 153
V. Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan .................... 155
VI. Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN ....................................... 157
VII. Daftar Singkatan .................................................................. 159
VIII. Indeks Kelas Terapi ............................................................. 161
IX. Indeks Nama Obat ............................................................... 171

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 iii


iv Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015

TENTANG

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan dan untuk menjamin
ketersediaan obat yang lebih merata dan
terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar
Obat Esensial Nasional;
b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2013
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013
harus disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit,
serta program kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Daftar Obat Esensial Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3671);

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 1


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nornor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998
tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3781);

2 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009


tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5044);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/
Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/
Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
741);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG


DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.

KESATU : Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya


disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang
paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
pelayanaan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.
KEDUA : DOEN sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
KETIGA : DOEN harus diterapkan secara konsisten dan
terus menerus dalam pemberian pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 3


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEEMPAT : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku,


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/
Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial
Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Agustus 2015

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd,

NILA FARID MOELOEK

4 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015
TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

A. Rumah Sakit

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID,


ANTIPIRAI

1.1 ANALGESIK NARKOTIK

fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL

kodein tab 10 mg
tab 20 mg
morfin tab 10 mg

tab SR (lepas lambat)10 mg


cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 5


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL


1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg
susp 100 mg/5 mL
ketoprofen sup 100 mg
natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg
parasetamol tab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
drops 60 mg/0,6 mL
1.3 ANTIPIRAI
alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg
kolkisin tab 500 mcg
2. ANESTETIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
bupivakain cairan inj p.v. 0,5%

6 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa


8%
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 5% + glukosa 5%
cairan inj 2%
jeli 2%
spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
halotan ih
isofluran ih
ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL
nitrogen oksida ih, gas dalam tabung
oksigen ih, gas dalam tabung
propofol cairan inj i.v., bolus 1%
tiopental serb inj i.v. 0,5 g
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 7


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL


midazolam cairan inj i.v. 1 mg/mL
cairan inj i.v. 5 mg/mL
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
loratadin tab 10 mg
setirizin sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
atropin cairan inj 0,25 mg/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
nalokson cairan inj 0,4 mg/mL
natrium bikarbonat tab 500 mg
cairan inj i.v. 8,4%
natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25%

8 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

protamin sulfat cairan inj i.m. 10 mg/mL


4.2 UMUM
karbon aktif tab
magnesium sulfat serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL
lar rektal 10 mg/2,5 mL
fenitoin kaps 30 mg
kaps 100 mg
cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg
tab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20%
cairan inj i.v. 40%

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 9


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

valproat tab lepas lambat 250 mg


tab lepas lambat 500 mg
tab salut enterik 250 mg
sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI
6.1 ANTELMINTIK
6.1.1 Antelmintik Intestinal
albendazol tab 400 mg
mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg
sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat tab 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria
dietilkarbamazin tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg

10 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta Laktam
amoksisilin tab 250 mg
tab 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL
cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin tab 250 mg
V)
tab 500 mg
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial
sefadroksil kaps 250 mg
kaps 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
sefazolin serb inj 1 g/vial

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 11


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

sefiksim tab sal selaput 100 mg


tab sal selaput 200 mg
seftriakson serb inj 1 g/vial
6.2.2 Antibakteri Lain
6.2.2.1 Tetrasiklin
doksisiklin kaps 100 mg
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol
kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
kotrimoksazol kombinasi tiap susp 240 mg
5 mL:
a. sulfametoksazol 200 mg
b. trimetoprim 40 mg
kotrimoksazol (dewasa) tab 480 mg
kombinasi:
a. sulfametoksazol 400 mg
b. trimetoprim 80 mg

12 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kotrimoksazol forte (dewasa) tab 960 mg


kombinasi:
a. sulfametoksazol 800 mg
b. trimetoprim 160 mg

6.2.2.4 Makrolid
eritromisin kaps 250 mg
tab 500 mg
sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida
gentamisin cairan inj 10 mg/mL
cairan inj 40 mg/mL
6.2.2.6 Kuinolon
siprofloksasin tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg
susp 125 mg/5 mL
lar inf 5 mg/mL
vankomisin serb. inj 500 mg/vial

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 13


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS

6.3.1 Antilepra

dapson tab 100 mg

klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg

kaps dalam minyak 100 mg

rifampisin kaps 300 mg

6.3.2 Antituberkulosis

isoniazid tab 100 mg

tab 300 mg

streptomisin serb inj 1000 mg/vial

kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput


Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 75 mg
c. pirazinamid 400 mg
d. etambutol 275 mg

14 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput


Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 150 mg

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 50 mg
c. pirazinamid 150 mg

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 50 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 15


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput


(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 450 mg
b. isoniazid 300 mg
c. pirazinamid 500 mg
d. etambutol 250 mg dan
500 mg
kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 350 mg
b. isoniazid 300 mg
c. etambutol 400 mg

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 100 mg
c. pirazinamid 200 mg

16 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 100 mg
6.4 ANTIFUNGI
amfoterisin B cairan inj i.v. 5 mg/mL
flukonazol kaps 50 mg
kaps 150 mg
cairan inf 2 mg/mL
griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg
tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg
nistatin tab sal gula 500.000 IU
susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 17


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

6.5.2 Antimalaria
6.5.2.1 Untuk Pencegahan
doksisiklin kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether cairan inj 80 mg/mL
artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi: tab sal selaput
a. dihidro artemisinin 40 mg
b. piperakuin 320 mg
kuinin tab 200 mg
tab 250 mg
cairan inj i.v. 25%
primakuin tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS
6.6.1 Antiherpes
asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg

18 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

6.6.2 Antiretroviral
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
kombinasi: tab
a. zidovudin 300 mg
b. lamivudin 150 mg
lamivudin (3TC) tab 150 mg
stavudin tab 30 mg
zidovudin kaps 100 mg
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI)
efavirens tab 200 mg
tab 600 mg
nevirapin kapl 200 mg
kombinasi FDC (anak): tab dispersible
a. zidovudin 60 mg
b. lamivudin 30 mg
c. nevirapin 50 mg

6.6.2.3 Protease Inhibitor


kombinasi: tab sal selaput
a. lopinavir 200 mg
b. ritonavir (LPV/r) 50 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 19


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

7. ANTIMIGREN
kombinasi: tab
a. ergotamin 1 mg
b. kafein 50 mg
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk
TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON
anastrozol tab sal selaput 1 mg
deksametason tab 0,5 mg
tab 1 mg
tab 2 mg
cairan inj 5 mg/mL
metilprednisolon tab 4 mg
tab 16 mg
tamoksifen tab 20 mg
8.2. IMUNOSUPRESAN
azatioprin tab 50 mg
hidroksiklorokuin tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL

20 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

metotreksat tab 2,5 mg


siklosporin kaps lunak 25 mg
kaps lunak 50 mg
cairan inj 50 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
8.3 SITOTOKSIK
asparaginase serb inj 10.000 IU/vial
bleomisin serb inj 15 mg/amp
busulfan tab 2 mg
dakarbazin serb inj 200 mg/vial
daktinomisin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
daunorubisin serb inj 20 mg/vial
doksorubisin serb inj i.v. 10 mg/vial
serb inj i.v. 50 mg/vial
dosetaksel cairan inj 40 mg/mL
etoposid kaps lunak 100 mg
cairan inj 20 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 21


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

fluorourasil cairan inj 25 mg/mL


cairan inj 50 mg/mL
hidroksi urea kaps 500 mg
ifosfamid serb inj 500 mg/vial
serb inj 1000 mg/vial
klorambusil tab sal selaput 5 mg
melfalan tab 2 mg

merkaptopurin tab 50 mg
metotreksat tab 2,5 mg
cairan inj 2,5 mg/mL
cairan inj 10 mg/mL
cairan inj 25 mg/mL
paklitaksel cairan inj 6 mg/mL
siklofosfamid tab sal gula 50 mg
serb inj i.v. 200 mg/vial
serb inj i.v. 500 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial

22 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

sisplatin serb inj 10 mg/vial


serb inj 50 mg/vial
sitarabin cairan inj 50 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
vinblastin cairan inj 1 mg/mL
vinkristin cairan inj 1 mg/mL
8.4 LAIN-LAIN
kalsium folinat cairan inj 3 mg/mL
(leukovorin, Ca)
cairan inj 5 mg/mL

tab 15 mg

mesna cairan inj 100 mg/mL

9. ANTIPARKINSON
antiparkinson, kombinasi: tab
a. benserazid 25 mg
b. levodopa 100 mg
triheksifenidil tab 2 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 23


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH


10.1 ANTIANEMIA
asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg
ferro sulfat tab sal selaput 300 mg
sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI
fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg
cairan inj i.m. 2 mg/mL
cairan inj i.m. 10 mg/mL
heparin, Na cairan inj i.v./s.k. 5000 IU/mL
protamin sulfat cairan inj 10 mg/mL
warfarin tab 1 mg
tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI
deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial

24 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA


11.1 PRODUK DARAH
faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10
mL
serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
serb inj 1000 IU/vial + pelarut 10
mL
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
fraksi protein plasma lar infus 5%
hydroxyl ethyl starch lar infus 6%
pengganti plasma lar infus
golongan gelatin
12. DIAGNOSTIK
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
barium sulfat serb
susp 2,2%
susp 55%
susp 65%

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 25


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

gadodiamid cairan inj 287 mg/10 mL


ioheksol cairan inj 140 – 350 I mg/mL
iopamidol cairan inj 200 – 370 I mg/mL
12.2 TES FUNGSI
12.2.1 Ginjal
natrium aminohipurat cairan inj i.v. 200 mg/mL
12.2.2 Mata
fluoresein tts mata 2,5 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT
tuberkulin protein purified serb inj 2 TU /0,1 mL
derivative
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
13.1 ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan 3%
klorheksidin lar 15%
povidon iodin lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN
etanol 70% cairan 70%

26 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kalsium hipoklorit serb


paraformaldehid larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN
AKAR GIGI
eugenol cairan
formokresol cairan
gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm

45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol cairan
(CHKM)
klorheksidin lar 0,2%

natrium hipoklorit cairan konsentrat 5%

pasta pengisi saluran akar pasta


14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin susp 100.000 IU/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 27


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES


fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT
bahan tumpatan sementara lar, serb
glass ionomer ART serb
(Atraumatic Restorative
Treatment) lar
cocoa butter 5 g
komposit resin set

14.5 PREPARAT LAINNYA


anestetik lokal gigi kombinasi: cairan inj 2 mL
a. lidokain HCl 2%
b. epinefrin 1 : 80.000
articulating paper kertas warna penanda oklusi
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl)
spray oral 10% (HCl)

28 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

pasta devitalisasi (non arsen) pasta


surgical ginggival pack pasta
15. DIURETIK
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid tab 25 mg
manitol lar infus 20%
spironolakton tab 25 mg
tab 100 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.1 HORMON ANTIDIURETIK
desmopresin tab 0,1 mg
tab 0,2 mg
vasopresin cairan inj i.m./s.k. 20 IU/mL
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes, Oral
glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 29


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

glipizid tab 5 mg
tab 10 mg
metformin tab 500 mg
tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral
insulin intermediate (human cairan inj 100 IU/mL
insulin)
insulin regular (human insulin) cairan inj 100 IU/mL
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI
FERTILITAS
16.3.1 Androgen
testosteron cairan inj 250 mg/mL
16.3.2 Estrogen
estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg
etinilestradiol tab 0,05 mg
16.3.3 Progestogen
depo medroksi progesteron
cairan inj 150 mg/mL
asetat
noretisteron tab 5 mg

30 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

16.3.4 Kontrasepsi
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral
kombinasi: tab sal gula
a. levonorgestrel 150 mcg
b. etinilestradiol 30 mcg
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral
medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan
levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun)
16.3.5 Lain-lain
klomifen sitrat tab 50 mg
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID
levotiroksin tab 50 mcg
tab 100 mcg
lugol lar
propiltiourasil tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 31


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

hidrokortison serb inj 100 mg/vial


metilprednisolon tab 4 mg
tab 8 mg
serb inj 125 mg/2 mL
prednison tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
gliseril trinitrat tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg
cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA
amiodaron tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL

32 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

lidokain cairan inj i.v.100 mg/mL


propranolol tab 10 mg
verapamil tab 80 mg
cairan inj 2,5 mg/mL
17.3 ANTIHIPERTENSI
amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
serb inj 10 mg/vial
serb inj 50 mg/vial
hidroklorotiazid tab 25 mg
kaptopril tab12,5 mg
tab 25 mg
tab 50 mg
klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 33


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

lisinopril tab 5 mg
tab 10 mg
tab 20 mg
metildopa tab 250 mg
nifedipin tab 10 mg

nikardipin cairan inj 10 mg/mL

valsartan tab sal selaput 80 mg

17.4 ANTIAGREGASI PLATELET


asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK
streptokinase serb inj 1,5 juta IU/vial
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL

34 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kaptopril tab 12,5 mg


tab 25 mg
isosorbid dinitrat cairan inj 1 mg/ mL
karvedilol tab 6,25 mg
tab 25 mg
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
dobutamin cairan inj 25 mg/mL
dopamin cairan inj 40 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v. 0,1%
norepinefrin cairan inj 1 mg/mL
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
fenofibrat kaps 100 mg
gemfibrozil kapl 300 mg
kapl 600 mg
simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg
tab sal selaput 40 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 35


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT


18.1 ANTIAKNE
asam retinoat krim 0,1%
krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI
kloramfenikol salep 2%
perak sulfadiazin krim 1%
18.3 ANTIFUNGI
antifungi kombinasi : salep
a. asam benzoat 6%
b. asam salisilat 3%
ketokonazol krim 2%
scalp sol 2%
mikonazol serb 2%
krim 2%
nistatin tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason salep 0,1%
krim 0,1%

36 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

hidrokortison krim 2,5%


kalamin lotio
mometason furoat krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
permetrin krim 5%
salep 2-4 salep

18.6 KAUSTIK
perak nitrat lar 20%
podofilin tingtur 25%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat salep 5%
coal tar lar 5%
urea krim 10%
18.8 LAIN-LAIN
bedak salisil serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
dialisa peritoneal lar intraperitonial
hemodialisa lar

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 37


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN


20.1 ORAL
garam oralit serb
kalium klorida tab lepas lambat 600 mg
natrium bikarbonat tab 500 mg
20.2 PARENTERAL
larutan mengandung asam
amino
larutan mengandung elektrolit
larutan mengandung
karbohidrat
larutan mengandung
karbohidrat + elektrolit
larutan mengandung lipid
20.3 LAIN – LAIN
air untuk injeksi cairan inj
21. OBAT untuk MATA
manitol lar inf 20%

38 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

21.1. ANESTETIK LOKAL


tetrakain tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA
amfoterisin B salep mata 3%
gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3%
kloramfenikol tts mata 0,5%
tts mata 1%
salep mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL
21.3 ANTIINFLAMASI
betametason tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK
atropin tts mata 0,5%
tts mata 1%
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA
asetazolamid tab 250 mg
pilokarpin tts mata 2%

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 39


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

timolol tts mata 0,25%


tts mata 0,5%
22. OKSITOSIK
metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam tab 0,5 mg
tab 1 mg
tab 2 mg
23.2 ANTIDEPRESI
amitriptilin tab sal selaput 25 mg
fluoksetin kaps 10 mg
tab 20 mg

40 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI


klomipramin tab 25 mg
23.4 ANTIPSIKOSIS
flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL
(dekanoat)
haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl)
cairan inj 50 mg/mL (dekanoat)
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
tab sal selaput 100 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg
tab 100 mg
risperidon tab 1 mg
tab 2 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 41


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity


Disorder)
metilfenidat tab SR (lepas lambat) 10 mg

23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR


litium karbonat tab 200 mg
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN
metadon sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER
atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/ mL
neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL

42 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

piridostigmin tab 60 mg
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
antasida tab kunyah

omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial
ranitidin tab 150 mg
25.2 ANTIEMETIK
dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
cairan inj i.m. 25 mg/mL
metoklopramid tab 5 mg
tab 10 mg
cairan inj 5 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 43


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

ondansetron tab 4 mg
tab 8 mg
cairan inj 2 mg/mL

25.3 ANTIHEMOROID
antihemoroid, kombinasi: sup
a. bismut subgalat
b. heksaklorofen
c. lidokain
d. seng oksida
25.4 ANTISPASMODIK
atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL
hiosin butilbromid tab 10 mg
25.5 OBAT untuk DIARE
atapulgit tab
garam oralit serb

zinc tab dispersible 20 mg

44 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

25.6 KATARTIK
bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg
sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL

laktulosa sir 3.335 g/5 mL


25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI
sulfasalazin kapl sal enterik 500 mg

26. OBAT untuk SALURAN NAPAS

26.1 ANTIASMA

aminofilin tab 150 mg

tab 200 mg
cairan inj 24 mg/mL
budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj i.v. 5 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 45


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%


ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis
metilprednisolon tab 4 mg
cairan inj 125 mg/2 mL
salbutamol tab 2 mg
tab 4 mg
MDI/aerosol 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 1 mg/mL
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN
n-asetil sistein kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg
serb inhalasi 300 mcg
ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025%

46 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

kombinasi: cairan inhalasi


a. ipratropium bromida
0,5 mg
b. salbutamol 2,5 mg

27. OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN


27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus cairan inj i.m. 250 IU/mL
immunoglobulin
serum anti bisa ular: cairan inj i.m/i.v
A.B.U.I
(khusus ular dari luar Papua)
A.B.U.II (khusus ular dari
Papua)
serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan:
cairan inj i.m. 1500 IU/mL
cairan inj i.m. 5000 IU/mL
Untuk pengobatan:
cairan inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL
cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 47


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

27.2 VAKSIN
vaksin BCG serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut
vaksin campak serb inj s.k
vaksin jerap difteri tetanus cairan inj i.m. 40/15 lf / mL
(DT)
vaksin jerap difteri tetanus cairan inj i.m. 4/15 lf / mL
(Td)
vaksin jerap tetanus (tetanus cairan inj i.m.
adsorbed toxoid)
vaksin kombinasi DPT- cairan inj i.m.
hepatitis B
vaksin polio drops
vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN
hidrogen peroksida cairan 3%
karbogliserin tts telinga 10%
lidokain spray oral 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050%

48 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)

29.VITAMIN dan MINERAL


asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi: tab sal gula
a. ferro sulfat 200 mg
b. asam folat 0,25 mg
kombinasi: tab sal selaput
a. ferro sulfat/ferro fumarat/
ferro glukonat 60 mg
b. asam folat 0,4 mg
piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg

tab 25 mg

cairan inj 100 mg/mL


retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU
kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 49


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

B. Puskesmas

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI


NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK
kodein tab 10 mg
tab 20 mg
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL
(HCl)
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK
ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg
susp 100 mg/5 mL
natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg
parasetamol tab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
drops 60 mg/0,6 mL

50 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

1.3 ANTIPIRAI
alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg
kolkisin tab 500 mcg
2. ANESTETIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2%
jeli 2%
spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL
oksigen ih, gas dalam tabung
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
atropin cairan inj i.v./i.m./s.k.
0,25 mg/mL
diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 51


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS


deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
loratadin tab 10 mg
setirizin sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
atropin cairan inj 0,25 mg/mL
natrium bikarbonat tab 500 mg
natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25%
4.2 UMUM
karbon aktif tab
magnesium sulfat serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL
lar rektal 10 mg/2,5 mL

52 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

fenitoin kaps 30 mg
kaps 100 mg
cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg
tab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20%
cairan inj i.v. 40%
valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab salut enterik 250 mg
sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI
6.1 ANTELMINTIK
6.1.1 Antelmintik Intestinal
albendazol tab 400 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 53


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

mebendazol tab 100 mg


tab 500 mg
sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat tab 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria
dietilkarbamazin tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta Laktam
amoksisilin tab 250 mg
tab 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
serb inj i.v. 1000 mg/vial

54 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL


cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin tab 250 mg
(penisilin V)
tab 500 mg
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial
6.2.2 Antibakteri Lain
6.2.2.1 Tetrasiklin
doksisiklin kaps 100 mg
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol
kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
kotrimoksazol kombinasi tiap susp 240 mg
5 mL:
a. sulfametoksazol 200 mg
b. trimetoprim 40 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 55


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

kotrimoksazol (dewasa) tab 480 mg


kombinasi:
a. sulfametoksazol 400 mg
b. trimetoprim 80 mg
kotrimoksazol forte (dewasa) tab 960 mg
kombinasi:
a. sulfametoksazol 800 mg
b. trimetoprim 160 mg
6.2.2.4 Makrolid
eritromisin kaps 250 mg
tab 500 mg
sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida
-
6.2.2.6 Kuinolon
siprofloksasin tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg
susp 125 mg/5 mL
lar inf 5 mg/mL

56 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS


6.3.1 Antilepra
dapson tab 100 mg
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg
kaps dalam minyak 100 mg

rifampisin kaps 300 mg


6.3.2 Antituberkulosis
isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg
streptomisin serb inj 1000 mg/vial
kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 75 mg
c. pirazinamid 400 mg
d. etambutol 275 mg
kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 150 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 57


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
b. rifampisin 75 mg
c. isoniazid 50 mg
d. pirazinamid 150 mg
kombinasi untuk anak: kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis
tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 50 mg
kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 450 mg
b. isoniazid 300 mg
c. pirazinamid 500 mg
d. etambutol 250 mg dan
500 mg
kombinasi untuk dewasa: kapl sal selaput
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 350 mg
b. isoniazid 300 mg
c. etambutol 400 mg

58 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

kombinasi untuk anak: kapl sal selaput


(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniaszd 100 mg
c. pirazinamid 200 mg
kombinasi untuk anak: kapl sal selaput
(Paduan dalam bentuk
Kombipak)
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 100 mg
6.4 ANTIFUNGI
griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg
tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg
nistatin tab sal gula 500.000 IU
susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis
metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 59


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

6.5.2 Antimalaria
6.5.2.1 Untuk Pencegahan
doksisiklin kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether cairan inj 80 mg/mL
artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi: tab sal selaput
a. dihidro artemisinin 40 mg
b. piperakuin 320 mg
kuinin tab 200 mg
tab 250 mg
cairan inj i.v. 25%
primakuin tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS
6.6.1 Antiherpes
asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg

60 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

6.6.2. Antiretroviral
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
-
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
(NNRTI)
-
6.6.2.3 Protease Inhibitor
-

7. ANTIMIGREN
kombinasi: tab
a. ergotamin 1 mg
b. kafein 50 mg

8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk


TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON
-
8.2 IMUNOSUPRESAN
-

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 61


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

8.3 SITOTOKSIK
-
8.4 LAIN-LAIN
-

9. ANTIPARKINSON
-
10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH
10.1 ANTIANEMIA
asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg
ferro sulfat tab sal selaput 300 mg
sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI
fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg
cairan inj i.m. 2 mg/mL
cairan inj i.m. 10 mg/mL

62 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI


-
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1 PRODUK DARAH
-
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
-
12. DIAGNOSTIK
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
-
12.2 TES FUNGSI
12.2.1 Ginjal
-
12.2.2 Mata
fluoresein tts mata 2,5 mg/mL
cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT
tuberkulin protein purified serb inj 2 TU /0,1 mL
derivative

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 63


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN


13.1 ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan 3%
klorheksidin lar 15%
povidon iodin lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN
etanol 70% cairan 70%
kalsium hipoklorit serb
paraformaldehid larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN
SALURAN AKAR GIGI
eugenol cairan
formokresol cairan
gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm
45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol cairan
(CHKM)

64 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

klorheksidin lar 0,2%


natrium hipoklorit cairan konsentrat 5%
pasta pengisi saluran akar pasta
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin susp 100.000 IU/mL
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT
bahan tumpatan sementara lar, serb
glass ionomer ART serb
(Atraumatic Restorative
Treatment) lar
cocoa butter 5 g
komposit resin set
14.5 PREPARAT LAINNYA

anestetik lokal gigi kombinasi: cairan inj 2 mL


a. lidokain HCl 2%
b. epinefrin 1 : 80.000

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 65


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

articulating paper kertas warna penanda oklusi


etil klorida spray 100 mL
lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl)
spray oral 10% (HCl)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta
surgical ginggival pack pasta
15. DIURETIK
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid tab 25 mg
spironolakton tab 25 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.1 HORMON ANTIDIURETIK
-
16.2 ANTIDIABETES
16.2.1 Antidiabetes, Oral
glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg

66 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

glipizid tab 5 mg
tab 10 mg
metformin tab 500 mg
tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral
-
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI
FERTILITAS
16.3.1 Androgen
-
16.3.2 Estrogen
-
16.3.3 Progestogen
-
16.3.4 Kontrasepsi
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral
kombinasi: tab sal gula
a. levonorgestrel 150 mcg
b. etinilestradiol 30 mcg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 67


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral


medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan
levonorgestrel implan 2 rods 75 mg (3-4
tahun)
16.3.5 Lain-lain
-
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID
lugol lar
propiltiourasil tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL
hidrokortison serb inj 100 mg/vial
prednison tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg

68 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

diltiazem tab 30 mg (HCl)


gliseril trinitrat tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg
cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA
digoksin tab 0,25 mg
propranolol tab 10 mg
17.3 ANTIHIPERTENSI
amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg (HCl)
hidroklorotiazid tab 25 mg
kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg
tab 50 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 69


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

nifedipin tab 10 mg

17.4 ANTIAGREGASI PLATELET


asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK
-
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG
digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg
isosorbid dinitrat cairan inj 1mg/ mL
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
-
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
fenofibrat kaps 100 mg

70 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

simvastatin tab sal selaput 10 mg


tab sal selaput 20 mg
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT
18.1 ANTIAKNE
asam retinoat krim 0,1%
krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI
perak sulfadiazin krim 1%
18.3 ANTIFUNGI
antifungi salep

ketokonazol krim 2%
scalp sol 2%
mikonazol krim 2%
serb 2%
nistatin tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason salep 0,1%
krim 0,1%

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 71


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

hidrokortison krim 2,5%


kalamin lotio
mometason furoat krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
permetrin krim 5%
salep 2-4 salep
18.6 KAUSTIK
perak nitrat lar 20%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat salep 5%
coal tar lar 5%
urea krim 10%
18.8 LAIN-LAIN
bedak salisil serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
-

72 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN


20.1 ORAL
garam oralit serb

natrium bikarbonat tab 500 mg


20.2 PARENTERAL
larutan mengandung elektrolit
larutan mengandung
karbohidrat
20.3 LAIN – LAIN
air untuk injeksi cairan inj
21. OBAT untuk MATA
-
21.1. ANESTETIK LOKAL
tetrakain tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA
kloramfenikol tts mata 0,5%
tts mata 1%
salep mata 1%

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 73


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

21.3 ANTIINFLAMASI
betametason tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK
-
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA
-
22. OKSITOSIK
metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL
23.2 ANTIDEPRESI
amitriptilin tab sal selaput 25 mg
fluoksetin tab 20 mg

74 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI


-
23.4 ANTIPSIKOSIS
flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL
(dekanoat)
haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
cairan inj i.m.5 mg/mL (HCl)
cairan inj 50 mg/mL
(dekanoat)
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
tab sal selaput 100 mg
cairan inj i.m.5 mg/mL
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)
-

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 75


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR


valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg
tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN
-
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER
-
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
-
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS
antasida tab kunyah

omeprazol kaps 20 mg
ranitidin tab 150 mg

76 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

25.2 ANTIEMETIK
dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg
metoklopramid tab 10 mg

25.3 ANTIHEMOROID
antihemoroid, kombinasi: sup
a. bismut subgalat
b. heksaklorofen
c. lidokain
d. seng oksida
25.4 ANTISPASMODIK
atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/
mL
hiosin butilbromid tab 10 mg
25.5 OBAT untuk DIARE
atapulgit tab
garam oralit serb

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 77


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

zinc tab dispersible 20 mg


25.6 KATARTIK
bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg
sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL
laktulosa sir 3.335 g/5 mL
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI
-

26. OBAT untuk SALURAN NAPAS

26.1 ANTIASMA

aminofilin tab 150 mg

tab 200 mg
cairan inj 24 mg/mL
deksametason tab 0,5 mg
cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%

78 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

salbutamol tab 2 mg
tab 4 mg
MDI/aerosol 100 mcg/dosis
26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN
n-asetil sistein kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025%
kombinasi: cairan inhalasi
a. ipratropium bromida 0,5 mg
b. salbutamol 2,5 mg
27. OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus cairan inj i.m. 250 IU/mL
immunoglobulin

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 79


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

serum anti bisa ular: cairan inj i.m./i.v.


A.B.U. I
(khusus ular dari luar Papua)
A.B.U.II
(khusus ular dari Papua)
serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies cairan inj 200 - 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan:
cairan inj i.m. 1500 IU/mL
cairan inj i.m. 5000 IU/mL
Untuk pengobatan:
inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL
inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
27.2 VAKSIN
vaksin BCG serb inj i.k. 0,75 mg/mL +
pelarut
vaksin campak serb inj s.k.
vaksin jerap difteri tetanus cairan inj i.m. 40/15 lf/mL
(DT)
vaksin jerap difteri tetanus cairan inj i.m. 4/15 lf/mL
(Td)

80 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

vaksin jerap tetanus cairan inj i.m.


(tetanus adsorbed toxoid)
vaksin kombinasi cairan inj i.m.
DPT-hepatitis B
vaksin polio drops
vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN
hidrogen peroksida cairan 3%
karbogliserin tts telinga 10%
lidokain spray oral 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050%
29.VITAMIN dan MINERAL
asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat cairan inj 10%
kalsium karbonat tab 500 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 81


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELAS TERAPI
(Bentuk Sediaan dan
NAMA GENERIK
Kekuatan)

kalsium laktat (kalk) tab 500 mg


kombinasi: tab sal gula
a. ferro sulfat 200 mg
b. asam folat 0,25 mg
kombinasi: tab sal selaput
a. ferro sulfat/ferro fumarat/
ferro glukonat 60 mg
b. asam folat 0,4 mg
piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg

tab 25 mg

cairan inj 100 mg/mL

retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU


kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg

82 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : HK.02.02/MENKES/141/2015

TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah


ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial
Nasional 2013 perlu disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan
kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta
perbaikan status kesehatan masyarakat;

b. bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial


perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat
Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan
Daftar Obat Esensial Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 83


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244), sebagimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737).
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/
III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/
VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);

84 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/


IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE


NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL

KESATU : Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar


Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini;

KEDUA : Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional,


yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim
Pelaksana, yang masing-masing bertugas:

1. Tim Ahli bertugas


a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial
Nasional 2013; dan
b. menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar
Obat Esensial Nasional 2013 dan dimasukkan ke
dalam Daftar Obat Esensial Nasional.
2. Tim Pelaksana bertugas:
a. mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan;
b. mengkompilasi usulan/masukan;
c. mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat
Esensial Nasional;
d. memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan
sidang pleno; dan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 85


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

e. melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran


Daftar Obat Esensial Nasional.

KETIGA : Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan


menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa
tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang tugas dan fungsinya di
bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

KEEMPAT : Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas


Komite dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian Tahun 2015.

KELIMA : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan


Menteri Kesehatan Nomor 184/MENKES/SK/V/2013 tentang
Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KETUJUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 April 2015

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

ttd

NILA FARID MOELOEK

86 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/MENKES/141/2015
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN


DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

Penasehat : 1. Menteri Kesehatan


2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengarah :
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
3. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
4. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza Badan Pengawas
Obat dan Makanan

I. TIM AHLI

Ketua : Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi)


Wakil Ketua : Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik)

Anggota :
1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi Medik)

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 87


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2. Dede Gunawan (Neurologi)


3. Erna Kristin (Farmakologi)
4. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi)
5. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi)
6. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi)
7. Hanafi Trisnohadi (Kardiologi)
8. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik)
9. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi)
10. Retno Widowati (Kulit dan Kelamin)
11. Robert Reverger (Psikiatri)
12. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik)
13. Sawitri Darmiati (Radiologi)
14. Sri Rezeki S.Hadinegoro (Kesehatan Anak)
15. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut)
16. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak)
17. Wulyo Rajabto (Hemato-Onkologi)
18. Virna Dwi Oktariana (Mata)
19. Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak)
20. Parlindungan Siregar (Ginjal-Hipertensi)
21. Faisal Yunus (Pulmonologi)
22. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi)
23. Arini Setiawati (Farmakologi)
24. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik)
25. Sri Suryawati (Farmakologi)
26. Nafrialdi (Farmakologi)
27. Sugito Wonodirekso (Dokter Keluarga)
28. Rizki Rahayuningsih (Dokter Keluarga)

88 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

29. Dwiana Andayani (BPOM)


30. Triyekti Hidayati (BPOM)
31. Santi Rosamarlia (Puskesmas)
32. Darus Sahmedi (Puskesmas)
33. Tisna Misnawati (Puskesmas)
34. Irma Ardiana (BKKBN)
35. Cicik Agustina (BKKBN)

II. TIM PELAKSANA

Ketua : Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian


Wakil Ketua : Kepala Subdirektorat Standarisasi Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian
Sekretaris : 1. Kepala Seksi Standarisasi Pelayanan Kefarmasian
2. Kepala Seksi Standarisasi Penggunaan Obat
Rasional
Anggota :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
3. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
4. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
5. Direktur Bina Kesehatan Ibu
6. Direktur Bina Kesehatan Anak
7. Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung
8. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
9. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
10. Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 89


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

11. Kepala Subdirektorat Farmasi Klinik, Direktorat Bina Pelayanan


Kefarmasian
12. Kepala Subdirektorat Farmasi Komunitas, Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian
13. Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian
14. Kepala Subdirektorat Penyediaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Sekretariat :
1. Endah Septni Restiati
2. Rengganis Pranandari
3. Vitri Sariati

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

ttd,

NILA FARID MOELOEK

90 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENYUSUNAN dan PENERAPAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN)

A. Umum
Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan
diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan
Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN
direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi
setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2015 ini
merupakan revisi dari DOEN 2013.
Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health
Organization (WHO) telah melaksanakan program Good
Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia
dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima)
fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi
DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang
memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine
List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali
pentingnya transparansi proses seleksi baik dari tim ahli yang
melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus
semakin mengandalkan Evidence Based Medicine (EBM),
dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para
anggota tim ahli.
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan
DOEN 2015:
1. Pemilihan tim ahli dan konsultan telah melalui proses
seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap
kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus
menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan
(conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar
forum dengan pihak manapun (confidential).

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 91


2. Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program
di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat
secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam
penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang
digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria
obat esensial dicantumkan dalam DOEN.
3. Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan
data bukti ilmiah terkini (evidence based medicine) sangat
diutamakan.
4. Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat
dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya,
termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi.
5. Adanya transparansi dalam keseluruhan proses
penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria
pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan
dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan
mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan,
ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan.
6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan
sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat.
Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential
Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN.
7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam
penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam
proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi
salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam
DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan
pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan
POM.

B. Obat Esensial Nasional


DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia

92 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.
1. Pemilihan Obat Esensial
a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial
Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut:
1) Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui
oleh BPOM.
2) Memiliki khasiat dan keamanan terbaik
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan sahih.
3) Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio)
yang paling menguntungkan pasien.
4) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio)
yang tertinggi
5) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas.
6) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
7) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan
fasilitas kesehatan.
8) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan
penerimaan oleh pasien.
9) Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang
memiliki efek terapi yang serupa, pilihan
dijatuhkan pada:
- Obat yang sifatnya paling banyak
diketahui berdasarkan bukti ilmiah;
- Obat dengan sifat farmakokinetik dan
farmakodinamik yang diketahui paling
menguntungkan;
- Obat yang stabilitasnya lebih baik;
- Mudah diperoleh;

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 93


10) Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi
persyaratan:
- Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika
diberikan dalam bentuk kombinasi tetap;
- Menunjukkan khasiat dan keamanan
yang lebih tinggi daripada masing-
masing komponen;
- Perbandingan dosis merupakan
perbandingan yang tepat untuk sebagian
besar pasien yang memerlukan
kombinasi tersebut;
- Memiliki kemampuan meningkatkan
rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);
- Untuk antibiotik, harus dapat mencegah
atau mengurangi terjadinya resistensi
dan efek merugikan lainnya;
11) Obat tradisional dan suplemen makanan tidak
dimasukkan sebagai usulan obat esensial.

b. Kriteria Penambahan dan Pengurangan


1) Dalam hal penambahan obat baru, harus
dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan
indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan
pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk
mempertahankannya.
2) Obat program diusulkan oleh Pengelola Program
dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat
esensial.
3) Dalam pelaksanaan revisi seluruh obat yang ada
dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite
Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini
memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat
yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah
ada pengganti yang lebih baik.

94 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun
tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan
dalam DOEN. Selanjutnya diupayakan Pemerintah
untuk menjamin ketersediaannya.
5) Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti
ilmiah terkini (evidence based medicine), telah jelas
efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan
harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam
nama generik menjadi prioritas pemilihan.

c. Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi


Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari
US Agency for Health Care Policy and Research,
sebagai berikut :
TINGKAT PEMBUKTIAN (STATEMENTS OF EVIDENCE)

Ia Fakta diperoleh dari analisis meta


(meta analysis) atau telaah sistematik
(systematic review) terhadap uji klinik
acak dengan kontrol.
Ib Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu uji klinik acak dengan kontrol.
II Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu studi dengan kontrol, tanpa acak,
yang dirancang dengan baik.
IIb Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya
satu studi quasi-eksperimental jenis lain
yang dirancang dengan baik.
III Fakta diperoleh dari studi observasional
yang dirancang dengan baik seperti studi
kohort, kasus kontrol, potong lintang.
IV Fakta yang diperoleh dari laporan kasus
dan opini Komite Ahli dan/atau pengalaman
klinik dari pakar yang disegani.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 95


C. Penerapan Konsep Obat Esensial
Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan
dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan
diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam
Formularium Rumah Sakit.
Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar
Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium
Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan
komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan
ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat.
1. Daftar Obat Esensial Nasional
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar
yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan
diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan
standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan.
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan
ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan
pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya
guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah
satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara
konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan
kesehatan.
Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum
dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang
diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan
distribusinya dikaitkan dengan penggunaan.
2. Formularium Nasional
Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat
terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

96 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan
Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini,
aman, berkhasiat, dan harga terjangkau.
Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus
dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan
adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih
yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau.
3. Formularium Rumah Sakit
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang
disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di
rumah sakit.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah
sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan
dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara
ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut.
Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu
pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan
Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil
pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi
agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
4. Formularium Spesialistik
Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang
berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan
oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan
pasien dengan indikasi penyakit tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan
ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap
Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat
rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai
banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang
spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi,
sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 97


Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik
asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masing-
masing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta
peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut
merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat
diterapkan dengan baik.
D. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat
untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang
rasional oleh tenaga kesehatan.
KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka
peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan
dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut:
1. Instansi pemerintah/swasta
2. Organisasi profesi yang terkait
3. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan
4. Jalur lain yang memungkinkan
E. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang
proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian
dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan
pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan
sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan
DOEN secara berkala.
F. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang
keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme
pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan
DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan
potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan
dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan.
Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara
berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.

98 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


G. Jaga Mutu
Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap
pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan
penggunaannya,merupakan elemen penting dalam penerapan
konsep obat esensial.
H. Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik
esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan
ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia
kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan
potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru
muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging).
Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak
rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien.
Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan
upaya:
1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba
sehingga diperoleh pola resisten bakteri terhadap
antibiotik.
2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan
antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan
antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit,
puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan,
pendidikan dan lembaga penelitian lain.
3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas
kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan
penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan
keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan
pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan
antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya.
4. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi
kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik
petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas
tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 99


bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik
yang tidak rasional.

I. Terminologi
1. Isi dan Format DOEN
a. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa
bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri
dari beberapa jenis kekuatan.
b. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan
kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam
setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun
berdasarkan abjad nama obat.
2. Tata Nama
a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam
Farmakope Indonesia maka digunakan International
Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang
diterbitkan WHO.
b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak
mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama
lazim, misalnya: garam oralit.
c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN
(generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama
generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing
komponen zat aktifnya disertai kekuatan masing-
masing komponen.
d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama
sinonim, dituliskan di antara tanda kurung.
e. Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan
huruf miring.
f. Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa
Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti
yang lazim.

100 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


3. Pengertian
a. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses
pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang
akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi
intravena dan sebagainya.
b. Kekuatan sediaan
Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam
sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg,
kuinin tablet 200 mg.

J. Proses Revisi DOEN


Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi
DOEN 2015 yang sangat diperlukan untuk terwujudnya
proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi
kepanitiaan, penetapan kriteria proses rekrutmen anggota tim
ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota tim
ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan dan cara
penyebarluasan DOEN.
1. Kepanitiaan
a. Organisasi
1) Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
(Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari :
a) Tim Ahli
b) Tim Pelaksana, dan
c) Sekretariat
2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN
bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada
revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan
DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan
mencantumkan tugas-tugasnya.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 101


3) Nama anggota tim ahli yang terpilih disusun
dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang
keahliannya.
4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan
ahli yang harus tercantum dalam Komnas
Penyusunan DOEN.
5) Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN
dapat diundang ahli di bidang spesialisasi
tertentu untuk menjadi narasumber yang
memberikan pandangannya dalam proses revisi
tetapi tidak termasuk dalam tim ahli dan tidak
ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6) Tugas tim ahli melakukan evaluasi obat dalam
DOEN 2013 dan menilai usulan obat yang akan
dikeluarkan dari DOEN 2013 dan dimasukkan
ke dalam DOEN.
7) Tugas Tim Pelaksana:
a) mempersiapkan prosedur dan pedoman
pelaksanaan;
b) mengkompilasi usulan/masukan;
c) mempersiapkan usulan rancangan DOEN;
d) memfasilitasi rapat pembahasan teknis
dan sidang pleno; dan
e) melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan
penyebaran DOEN.
8) Sekretariat adalah Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian
Kesehatan.
b. Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli
1) Persyaratan anggota Tim Ahli:
a) Memiliki integritas dan standar profesional
tinggi.

102 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


b) Anggota tim ahli adalah klinikus dari
berbagai bidang spesialisasi, farmakologi
(klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/
puskesmas dan dokter keluarga.
c) Demi memperoleh tim ahli yang
profesional dan tidak berpihak, maka yang
bersangkutan tidak mewakili asosiasi
profesi, departemen/bagian di rumah
sakit, atau jabatan lain yang potensial
menimbulkan konflik kepentingan.
d) Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e) Bersedia menandatangani pernyataan
bebas konflik kepentingan. Namun,
orang yang memiliki konflik kepentingan
masih dapat dipertimbangkan oleh tim
menjadi anggota tim ahli, bila dinilai oleh
panitia dapat menjaga integritasnya. Jika
memiliki konflik kepentingan terhadap obat
tertentu yang sedang dibahas, maka yang
bersangkutan diminta untuk meninggalkan
ruangan rapat, dan kembali setelah obat
tersebut selesai dibahas. Namun hal
ini belum pernah terjadi selama proses
pembahasan.
2) Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli
a) Sekretariat menyampaikan permintaan
kesediaan tertulis dari yang bersangkutan,
paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat
perdana.
b) Yang bersangkutan menyatakan kesediaan
tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat
surat permintaan tersebut di atas, disertai
pernyataan bebas konflik kepentingan.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 103


2. Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN
a. Pengusulan
Penyampaian surat usulan permintaan tertulis
kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit
pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit
provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta
terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas
rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/
Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat
terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan
organisasi profesi.
Proses revisi DOEN 2015 dimulai pada tahun 2014
dengan mengirimkan surat kepada institusi pelayanan
kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C, puskesmas)
pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, unit pengelola
program pengobatan di lingkungan Kementerian
Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan
pengiriman, dari sejumlah 799 instansi yang diberikan
surat, 74 instansi memberikan jawaban. Meskipun
dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa
pengusul harus memberikan data pendukung (bukti
ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 usulan yang
memberikan data pendukung. Tim ahli disepakati
tidak dapat memberikan usulan nama obat baru
kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat.
Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang
beredar diperoleh dari Badan POM.
b. Kompilasi Usulan
Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk
dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi.
Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah tanggal batas usulan masuk.
c. Materi revisi
Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan
Daftar Obat Esensial WHO edisi tahun 2013, DOEN
2013 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi
diserahkan kepada tim ahli 1 (satu) minggu sebelum
rapat pembahasan teknis.

104 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


d. Kriteria Pembahasan
Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang
disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang
lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi
pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan
dalam daftar.
e. Cara pembahasan materi revisi
1) Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan
yang masuk dan keseluruhan obat yang telah
tercantum dalam DOEN sebelumnya (2013).
Hasil pembahasan adalah menerima atau
menolak usulan atau mengeluarkan obat yang
telah tercantum dalam DOEN sebelumnya
berdasarkan permintaan atau pendapat dari
anggota tim ahli. Obat dikeluarkan dapat
berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan
keamanan atau efikasinya.
2) Jenis rapat pembahasan
a) Rapat Perdana berisi tentang:
(1) Penjelasan tentang pengertian obat
esensial (batasan, kriteria, jumlah
obat esensial yang ideal dalam
DOEN dan lain-lain).
(2) Implementasi DOEN.
(3) Tata cara revisi DOEN.
(4) Tata cara dan kesepakatan dalam
rapat pembahasan teknis dan rapat
pleno.
(5) Kriteria pemilihan obat esensial.
(6) Peserta rapat: tim ahli, pengelola
program, pelaksana.
b) Rapat-rapat pembahasan teknis
(1) Merupakan rapat-rapat pem-
bahasan materi revisi.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 105


(2) Rapat pembahasan teknis harus
dihadiri oleh ahli yang terkait
dengan kelas terapi yang akan
dibahas.
(3) Membahas usulan penambahan/
pengurangan obat esensial dari
fasilitas pelayanan kesehatan
(kompilasi usulan dari berbagai
institusi pelayanan kesehatan
dan DOEN 2013 disediakan oleh
pelaksana).
(4) Mencermati secara khusus obat
yang diusulkan di luar daftar obat
esensial WHO terakhir yang harus
dipertimbangkan secara seksama.
(5) Usulan memasukkan suplemen
makanan dan herbal ke dalam
DOEN tidak akan dipertimbangkan.
(6) Apabila tim ahli tidak dapat
mengambil keputusan pada suatu
masalah, maka dapat mengundang
narasumber di luar tim ahli.
(7) Peserta rapat:
- Tim Ahli
- Tim Pelaksana
- Narasumber terkait.
(8) Hasil rapat pembahasan teknis
adalah draft yang akan disampaikan
dalam rapat pleno.

c) Rapat Pleno
(1) Berfungsi untuk menyepakati,
mengesahkan dan
mensosialisasikan draft DOEN
2015.

106 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


(2) Pimpinan sidang adalah ketua tim
Komnas DOEN.
(3) Pengesahan draft DOEN menjadi
DOEN revisi baru, dilakukan
oleh Dirjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan atau yang mewakili.
(4) Hasil pengesahan rapat pleno
tidak dapat diubah selain revisi
redaksional.
(5) Peserta rapat pleno selain mereka
yang berfungsi sebagai pengambil
keputusan di institusi masing-
masing juga diharapkan berperan
aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6) Peserta rapat pleno adalah
- Peserta rapat perdana
- Peserta rapat pembahasan
teknis
- RS Provinsi terpilih dan rumah
sakit lain yang memberi
usulan revisi
- Dinas Kesehatan Provinsi
terpilih
- Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota terpilih yang memberikan
usulan
- Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM)
- Organisasi profesi (IDI,
IDAI, PAPDI, IAI, PDGI,
POGI, IKABI, PERHATI-KL,
PERHOMPEDIN, PERDOSKI,
PERDAMI)
- Industri farmasi BUMN.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 107


K. Penjelasan Perubahan Obat
Perubahan obat dalam DOEN 2015 baik nama generik atau
formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai
berikut:
6. Antiinfeksi
6.1 Antelmintik
6.1.1 Antelmintik Intestinal
Prazikuantel tablet 300 mg dan tablet 600
mg dikeluarkan dari kelas terapi ini karena
prazikuantel diindikasikan untuk sistosomiasis.
Untuk antelmintik intestinal sudah tersedia
pilihan obat yang lain.
6.2 Antibakteri
6.2.1 Beta Laktam
Prokain benzil penisilin serbuk injeksi i.m.
1 juta IU/vial dikeluarkan dari DOEN 2013
karena tidak terdaftar di Badan POM.
Penambahan amoksisilin tablet 250 mg dan
sirup kering 250 mg/5 mL serta sefadroksil
kapsul 250 mg dan sirup kering 250 mg/5
mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk
mencukupi kebutuhan antibiotik pada anak
dengan berat badan yang melampaui berat
badan normal pada usianya.
Sefiksim tablet salut selaput 200 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
6.2.2.1 Tetrasiklin
Oksitetrasiklin cairan injeksi i.m.
250 mg/3 mL (HCl) dan cairan

108 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


injeksi i.m. 50 mg/mL (HCl)
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
penggunaannya semakin terbatas.
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
Kotrimoksazol forte (dewasa)
kombinasi: sulfametoksazol 800 mg
dan trimetoprim 160 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk
melengkapi sediaan yang sudah
ada.
6.2.2.4 Makrolid
Eritromisin tablet 500 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk
melengkapi sediaan yang sudah
ada.
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
Metronidazol suppositoria 500 mg
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
tidak terdaftar di Badan POM.
6.3 Antiinfeksi Khusus
6.3.1 Antilepra
Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak
50 mg diterima masuk dalam DOEN 2015
karena dibutuhkan untuk mengatasi kasus-
kasus lepra di pelayanan kesehatan dasar.
6.3.2 Antituberkulosis
Kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam
bentuk kombipak) rifampisin 350 mg, isoniasid
300 mg dan etambutol 400 mg dengan bentuk
sediaan kaplet salut selaput diterima masuk

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 109


dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan
yang sudah ada.
6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih
Metenamin mandelat (heksamin mandelat)
tablet salut enterik 500 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan
POM, sehingga sub sub kelas terapi 6.3.3
dihilangkan dari kelas terapi ini.

6.4 Antifungi
Griseofulvin, micronized tablet 500 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan
yang sudah ada.
6.5 Antiprotozoa
6.5.2 Antimalaria
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
Kuinin tablet 222 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena setara
dengan kuinin tablet 200 mg yang
telah tersedia.
Kombinasi dihidroartemisinin 40
mg dan piperakuin 320 mg dalam
bentuk sediaan tablet salut selaput
diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk menggantikan kombinasi
(kombipak): artesunat tablet 50 mg
dan amodiakuin tablet 200 mg yang
dikeluarkan dari DOEN 2013. Obat
ini harus disimpan ditempat yang
tidak terkena sinar matahari untuk
mencegah penurunan potensi obat

110 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


yang akan berpengaruh pada
manfaat klinisnya.
6.6 Antivirus
6.6.2. Antiretroviral
6.6.2.2 Non Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Penambahan efavirens tablet 200
mg diterima masuk dalam DOEN
2015, untuk pengobatan HIV/AIDS.
Kombinasi FDC: zidovudin 60 mg,
lamivudin 30 mg dan nevirapin
50 mg tablet dispersible diterima
dalam DOEN 2015, untuk penderita
HIV/AIDS pada anak.
7. Antimigren
7.1 Profilaksis
Propranolol tablet 10 mg dikeluarkan dari DOEN 2013
karena tidak mendapatkan persetujuan untuk indikasi
profilaksis migren oleh Badan POM.
8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi
Paliatif
8.1 Hormon dan Antihormon
Deksametason tablet 4 mg, medroksi progesteron
asetat tablet 250 mg dan cairan injeksi 200 mg/mL,
serta testosteron kapsul lunak 40 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Deksametason tablet 1 mg dan tablet 2 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 sebagai pengganti tablet 4
mg yang dikeluarkan.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 111


8.2 Imunosupresan
Hidroksiklorokuin tablet 200 mg dan cairan injeksi
50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk penatalaksanaan SLE (Systemic Lupus
Erythematosus).
Siklosporin kapsul lunak 50 mg dan cairan injeksi
100 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk
menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
8.3 Sitostatik
Dosetaksel cairan injeksi 20 mg/0,5 mL dan cairan
injeksi 80 mg/2mL dikeluarkan dari DOEN 2013
karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan
injeksi 40 mg/mL.
Fluourasil cairan injeksi 500 mg/10 mL dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang
sama dengan cairan injeksi 50 mg/mL.
Sitarabin serbuk injeksi 500 mg/vial dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Sitarabin cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan
sediaan yang sudah ada.
8.4 Lain-Lain
Kalsium folinat cairan injeksi 5 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan
sediaan yang sudah ada.
10. Obat yang Mempengaruhi Darah
10.2 Obat yang Mempengaruhi Koagulasi
Fitomenadion (vitamin K1) cairan injeksi i.m 10
mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 karena
dibutuhkan bagi ibu hamil yang menderita anemia.
Warfarin tablet 1 mg diterima masuk dalam DOEN
2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.

112 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


11. Produk Darah dan Pengganti Palsma
11.1 Produk Darah
Faktor VIII (konsentrat) serbuk injeksi 500 IU/vial
+ pelarut 5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015
untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah
ada
12. Diagnostik
12.1 Bahan Kontras Radiologi
Amidotrizoat 370 mg I/mL dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
15. Diuretik
Amilorid tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena
tidak terdaftar di Badan POM.
Hidroklorotiazid tablet 12,5 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
16. Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
16.2 Antidiabetes
16.2.1 Antidiabetes, Oral
Glipizid tablet 10 mg diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
Metformin tablet 850 mg diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
16.3 Hormon Kelamin dan Obat yang Mempengaruhi
Fertilitas
16.3.2 Estrogen
Etinilestradiol tablet 0,5 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 113


16.3.3 Progesteron
Hidroksi progesteron dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak terdaftar di
Badan POM
16.3.4.3 Kontrasepsi, AKDR (IUD)
Copper T dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena tidak
termasuk dalam kategori
obat.
17. Obat Kardiovaskuler
17.1 Antiangina
Isosorbid dinitrat tablet sublingual 10 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi
sediaan yang sudah ada.
17.3 Antihipertensi
Diltiazem serbuk injeksi 10 mg/vial dan serbuk
injeksi 50 mg/vial diterima masuk dalam DOEN
2015 untuk menambah bentuk sediaan yang
sudah ada.
17.6 Obat untuk Gagal Jantung
Karvedilol tablet 25 mg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan
yang sudah ada.
17.8 Antihiperlipidemia
Simvastatin tablet salut selaput 40 mg diterima
masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah
kekuatan sediaan yang sudah ada.
18. Obat Topikal untuk Kulit
18.2 Antibakteri
Antibakteri kombinasi basitrasin 500 UI/g dan
polimiksin B 10.000 UI/g dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.

114 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


18.3 Antifungi
Ketokonazol scalp sol 2% diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk mengobati pityriasis yang luas.
20. Larutan Elektrolit, Nutrisi dan Lain-Lain
20.2 Parenteral
Penetapan larutan parenteral dalam 5 (lima)
kategori yaitu larutan mengandung asam
amino, larutan mengandung elektrolit, larutan
mengandung karbohidrat, larutan mengandung
karbohidrat+elektrolit, dan larutan mengandung
lipid dengan tujuan untuk menghindari kerancuan
dalam pemilihan larutan parenteral yang sangat
bervariasi kandungannya.
21. Obat untuk Mata
21.2 Antimikroba
Siprofloksasin tetes mata 3 mg/mL diterima masuk
dalam DOEN 2015 untuk infeksi bakteri pada
mata.
21.4 Midriatik
Homatropin tetes mata 2% dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
23. Psikofarmaka
23.2 Antidepresi dan Antimania
Perubahan sub kelas terapi ini menjadi Antidepresi
mengingat Antimania sudah tercakup dalam sub
kelas terapi Gangguan Bipolar.
23.4 Antipsikosis
Haloperidol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari
DOEN 2013 karena dosis terlalu kecil sebagai
antipsikosis.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 115


Trifluoperazin tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena fungsinya sebagai antipsikosis sudah
digantikan oleh haloperidol.
23.5 Obat untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)
Metilfenidat tablet SR 20 mg dikeluarkan dari DOEN
2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
24. Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase
24.1 Penghambat dan Pemacu Transmisi
Neuromuskuler
Suksinilkolin cairan injeksi i.v/i.m. 50 mg/mL
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.
25. Obat untuk Saluran Cerna
25.2 Antiemetik
Deksametason cairan injeksi 5 mg/mL dikeluarkan
dari kelas terapi ini karena merupakan
kortikosteroid general yang tidak digunakan
sebagai antiemetik, dan sudah tersedia antiemetik
yang lain.
Metoklopramid tablet 5 mg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang
sudah ada.
25.4 Antispasmodik
Atropin cairan injeksi i.m./i.v./s.k. 1 mg/mL
dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar
di Badan POM.
25.6 Katartik
Bisakodil tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN
2015 sebagai katartik.

116 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


Gliserin tetes 10 mg/mL dikeluarkan dari DOEN
2013 karena sudah ada sediaan lain yang lebih
baik manfaat klinisnya.
26. Obat untuk Saluran Napas
26.1 Antiasma
Salbutamol larutan inhalasi 0,5% dikeluarkan dari
DOEN 2013, karena tidak terdaftar di Badan POM.
Ipratropium bromida dengan bentuk sediaan
MDI 0,02 mg diterima masuk dalam DOEN 2015
karena diperlukan untuk pengobatan serangan
asma akut.
Metilprednisolon cairan injeksi 125 mg/2 mL
diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai
obat emergency pada pasien asma yang
tidak memungkinkan untuk diberikan peroral,
dan sediaan ini juga dibutuhkan pada kasus
eksaserbasi.
26.4 Obat untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Indakaterol maleat serbuk inhalasi 150 mcg dan
serbuk inhalasi 300 mcg diterima masuk dalam
DOEN 2015 untuk penatalaksanaan PPOK.
29. Vitamin dan Mineral
Nikotinamid tablet 5 mg dan tab 20 mg dikeluarkan
dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan
POM.
Vitamin B komplek dikeluarkan dari DOEN 2013
karena telah tersedia vitamin B1, B6, dan B12.
L. Penyerbarluasan DOEN
Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem
pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 117


disebarluaskan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
yang terkait dengan ketersediaan obat maupun penggunaannya
di fasilitas kesehatan. DOEN perlu disosialisaikan kepada
pihak produsen untuk menjamin ketersediaannya di pasaran,
disamping sosialisasi kepada pengambil kebijakan untuk
penyediaannya dan kepada pengguna (fasilitas kesehatan),
serta kepada penulis resep (dokter) untuk meningkatkan
peresepan obat secara rasional.
Penyebarluasan dilakukan dengan distribusi dalam bentuk
edaran Surat Keputusan Menteri Kesehatan maupun buku dan
dipublikasikan melalui media elektronik.

118 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


DAFTAR OBAT DALAM DOEN YANG MENGALAMI PERUBAHAN

PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
1 air untuk injeksi cairan inj Perubahan penulisan
bentuk sediaan
2 amfoterisin B cairan inj i.v. 5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
3 amidotrizoat 370 mg/mL -
4 amilorid tab 5 mg -
5 aminofilin cairan inj 24 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
tab 200 mg
6 amiodaron cairan inj 50 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
7 amitriptilin tab sal selaput 25 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
8 amoksisilin tab 250 mg Penambahan
sir kering 250 mg/5 mL kekuatan sediaan
tab 500 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
9 anastrozol tab sal selaput 1 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
10 anestetik lokal gigi cairan inj 2 mL Perubahan penulisan
kombinasi: bentuk sediaan
a. lidokain HCl 2%
b. epinefrin1:80.000
11 antasida tab kunyah Perubahan penulisan
tanpa komposisi

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 119


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
12 antibakteri, kombinasi: salep -
basitrasin 500 UI/g
polimiksin B
10.000 UI/g
13 antihemoroid, sup Perubahan penulisan
kombinasi: tanpa kadar zat aktif
a. bismut subgalat
b. heksaklorofen
c. lidokain
d. seng oksida
14 artemether cairan inj 80 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
15 artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
16 atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
17 atropin cairan inj i.v./i.m./s.k.0,25 Perubahan penulisan
mg/mL bentuk sediaan
cairan inj 1mg/mL Pengurangan
kekuatan sediaan
18 asam retinoat krim 0,05% Penambahan
kekuatan sediaan
19 asiklovir tab 200 mg Perubahan penulisan
tab 400 mg bentuk sediaan
20 benzatin benzil cairan inj i.m. 1,2 juta Perubahan penulisan
penisilin (penisilin V) IU/mL bentuk sediaan
cairan inj i.m. 2,4 juta
IU/mL
21 bisakodil tab 5 mg Penambahan bentuk
sediaan

120 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
22 budesonid cairan inhalasi 100 mcg/ Perubahan penulisan
dosis bentuk sediaan
cairan inhalasi 200 mcg/
dosis
23 bupivakain cairan inj p.v. 0,5% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
24 bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + Perubahan penulisan
glukosa 8% bentuk sediaan
25 copper T set/buah -
26 dakarbazin serb inj 200 mg/vial Perubahan kekuatan
sediaan
27 daktinomisin cairan inj i.v. 0,5 mg/vial Perubahan penulisan
bentuk sediaan
28 dapson tab 100 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
29 deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial Perubahan penulisan
bentuk sediaan
30 deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
tab 1 mg Penambahan
tab 2 mg kekuatan sediaan
tab 4 mg Pengurangan
kekuatan sediaan
31 depo medroksi cairan inj 150 mg/mL Perubahan penulisan
progesteron asetat bentuk sediaan
32 diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
33 difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
34 digoksin cairan inj 0,25 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 121


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
35 diltiazem serb inj 10 mg/vial Penambahan
serb inj 50 mg/vial kekuatan sediaan
36 dobutamin cairan inj 25 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
37 domperidon sir 5 mg/5 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
38 dopamin cairan inj 40 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
39 dosetaksel cairan inj 40 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
40 efavirens tab 200 mg Penambahan
kekuatan sediaan
41 epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. Perubahan penulisan
0,1% bentuk sediaan
42 eritromisin tab 500 mg Penambahan
kekuatan sediaan
43 estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
44 etil klorida spray 100 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
45 etinilestradiol tab 0,5 mg Pengurangan
kekuatan sediaan
46 etoposid kaps lunak 100 mg Perubahan penulisan
cairan inj 20 mg/mL bentuk sediaan
47 faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + Perubahan penulisan
pelarut 10 mL bentuk sediaan
serb inj 500 IU/ vial + Penambahan
pelarut 5 mL kekuatan sediaan
48 faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + Perubahan penulisan
pelarut 5 mL bentuk sediaan
serb inj 1000 IU/vial +
pelarut 10 mL

122 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
49 fenitoin kaps 30 mg Perubahan penulisan
kekuatan sediaan
cairan inj 50 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
50 fenofibrat kaps 100 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan

51 fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 Perubahan penulisan


mg/mL bentuk sediaan
52 ferro sulfat tab sal selaput 300 mg Perubahan penulisan
sir 150 mg/5 mL bentuk sediaan
53 fitomenadion (vitamin cairan inj i.m 2 mg/mL Perubahan penulisan
K1) bentuk sediaan
cairan inj i.m 10 mg/mL Penambahan
kekuatan sediaan
54 flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL Perubahan penulisan
(dekanoat) bentuk sediaan
55 flukonazol cairan inf 2 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
56 fluoksetin kaps 10 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
57 fluoresin cairan inj 100 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
58 fluorourasil cairan inj 25 mg/mL Perubahan penulisan
cairan inj 50 mg/mL bentuk sediaan
59 furosemid cairan inj i.v./i.m. 10 mg/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
60 gadodiamid cairan inj 287 mg/10 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
61 garam oralit serb Perubahan penulisan
tanpa komposisi

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 123


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
62 gemfibrozil kapl 300 mg Perubahan penulisan
kapl 600 mg bentuk sediaan
63 gentamisin cairan inj 10 mg/mL Perubahan penulisan
cairan inj 40 mg/mL bentuk sediaan
64 glipizid tab 10 mg Penambahan
kekuatan sediaan
65 gliseril trinitrat tab 0,5 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
66 gliserin tts 10 mg/mL Pengurangan
kekuatan sediaan
cairan obat luar 100 mg/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
67 griseofulvin, tab 250 mg Perubahan penulisan
micronized bentuk sediaan
tab 500 mg Penambahan
kekuatan sediaan
68 haloperidol tab 0,5 mg Pengurangan
kekuatan sediaan
cairan inj i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan
(HCl) bentuk sediaan
cairan inj 50 mg/mL
(dekanoat)
69 heparin, Na cairan inj i.v./s.k. 5000 Perubahan penulisan
IU/mL bentuk sediaan
70 hidroklorotiazid tab 12,5 mg Pengurangan
kekuatan sediaan
71 hidroksi progesteron inj 125 mg/mL -
72 hidroksiklorokuin tab 200 mg +
cairan inj 50 mg/mL

124 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
73 hiosin butilbromid inj 20 mg/mL Pengurangan
kekuatan sediaan
74 homatropin tts mata 2% -
75 human tetanus cairan inj i.m. 250 IU/mL Perubahan penulisan
imunoglobulin bentuk sediaan
76 ibuprofen susp 100 mg/5 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
77 indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg +
serb inhalasi 300 mcg
78 insulin intermediate cairan inj 100 IU/mL Perubahan penulisan
(human insulin) bentuk sediaan
79 insulin regular cairan inj 100 IU/mL Perubahan penulisan
(human insulin) bentuk sediaan
80 ioheksol cairan inj 140 – 350 I Perubahan penulisan
mg/mL bentuk sediaan
81 iopamidol cairan inj 200 – 370 I Perubahan penulisan
mg/mL bentuk sediaan
82 ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis Penambahan
kekuatan sediaan
aerosol 20 mcg/semprot Perubahan penulisan
cairan inhalasi 0,025% bentuk sediaan
83 isosorbid dinitrat tab sublingual 10 mg Penambahan
kekuatan sediaan
cairan inj i.v.1 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
84 kalium klorida tab lepas lambat 600 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 125


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
85 kalsium folinat cairan inj 3 mg/mL Perubahan penulisan
(leukovorin, Ca) bentuk sediaan
cairan inj 5 mg/mL Penambahan
kekuatan sediaan
86 kalsium glukonat cairan inj 10% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
87 kaptopril tab 12,5 mg Perubahan penulisan
tab 25 mg bentuk sediaan
88 karvedilol tab 25 mg Penambahan
kekuatan sediaan
89 ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
cairan inj i.v. 100 mg/mL
90 ketokonazol scalp sol 2% Penambahan bentuk
sediaan
91 klofazimin, kaps dalam minyak 50 mg Penambahan
micronized kekuatan sediaan
92 klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
93 klorambusil tab sal selaput 5 mg Perubahan kekuatan
sediaan
94 klorpromazin cairan inj i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan
cairan inj i.m. 25 mg/mL bentuk sediaan
95 kombinasi: tab sal selaput +
a. dihidro artemisinin
40 mg
b. piperakuin 320 mg
96 kombinasi: tab sal gula Perubahan penulisan
a. ferro sulfat bentuk sediaan
200 mg
b. asam folat 0,25 mg

126 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
97 kombinasi: tab sal selaput +
a. ferro sulfat/ferro
fumarat/ferro
glukonat 60 mg
b. asam folat 0,4 mg
98 kombinasi: cairan inhalasi Perubahan penulisan
a. ipratropium bentuk sediaan
bromida 0,5 mg
b. salbutamol 2,5 mg
99 kombinasi: tab sal gula Perubahan penulisan
a. levonorgestrel bentuk sediaan
150 mcg
b. etinilestradiol
30 mcg
100 kombinasi: tab sal selaput Perubahan penulisan
a. lopinavir 200 mg bentuk sediaan
b. ritonavir (LPV/r)
50 mg
101 kotrimoksazol susp 240 mg Perubahan penulisan
kombinasi tiap 5 mL: bentuk sediaan
a. sulfametoksazol
200 mg
b. trimetoprim 40 mg
102 kotrimoksazol tab 480 mg Perubahan penulisan
(dewasa) kombinasi: bentuk sediaan
a. sulfametoksazol
400 mg
b. trimetoprim 80 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 127


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
103 kotrimoksazol forte tab 960 mg Penambahan
(dewasa) kekuatan sediaan
kombinasi:
a. sulfametoksazol
800 mg
b. trimetoprim 160 mg
104 kombinasi untuk kapl sal selaput Perubahan penulisan
dewasa: bentuk kekuatan
Paduan dalam bentuk sediaan
dosis tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 75 mg
c. pirazinamid 400 mg
d. etambutol 275 mg
105 kombinasi untuk kapl sal selaput Perubahan penulisan
dewasa: bentuk kekuatan
Paduan dalam bentuk sediaan
dosis tetap (KDT/FDC)
a. rifampisin150 mg
b. isoniazid 150 mg
106 kombinasi untuk anak : kapl sal selaput Perubahan penulisan
Paduan dalam bentuk bentuk kekuatan
dosis tetap (KDT/FDC) sediaan
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 50 mg
c. pirazinamid 150 mg
107 kombinasi untuk anak : kapl sal selaput Perubahan penulisan
Paduan dalam bentuk bentuk kekuatan
dosis tetap (KDT/FDC) sediaan
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 50 mg

128 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
108 kombinasi untuk kapl sal selaput Perubahan penulisan
dewasa: bentuk kekuatan
(Paduan dalam bentuk sediaan
Kombipak)
a. rifampisin 450 mg
b. isoniazid 300 mg
c. pirazinamid 500 mg
d. etambutol 250 mg
dan 500 mg
109 kombinasi untuk kapl sal selaput Penambahan
dewasa: kekuatan bentuk
(Paduan dalam bentuk sediaan
Kombipak)
a. rifampisin 350 mg
b. isoniazid 300 mg
c. etambutol 400 mg
110 kombinasi untuk anak : kapl sal selaput Perubahan penulisan
(Paduan dalam bentuk bentuk kekuatan
Kombipak) sediaan
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 100 mg
c. pirazinamid 200 mg
111 kombinasi untuk anak : kapl sal selaput Perubahan penulisan
(Paduan dalam bentuk bentuk kekuatan
Kombipak) sediaan
a. rifampisin 75 mg
b. isoniazid 100 mg
112 kombinasi FDC (anak) tab dispersible +
a. zidovudin 60 mg
b. lamivudin 30 mg
c. nevirapin 50 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 129


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
113 kombinasi (kombipak): tab -
artesunat tab 50 mg
amodiakuin tab 200 mg
114 kuinin cairan inj i.v. 25% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
115 laktulosa sir 3.335 g/5 mL Perubahan penulisan
kekuatan sediaan
116 larutan mengandung Perubahan penulisan
asam amino bentuk sediaan
117 larutan mengandung Perubahan penulisan
elektrolit bentuk sediaan
118 larutan mengandung Perubahan penulisan
karbohidrat bentuk sediaan
119 larutan mengandung Perubahan penulisan
karbohidrat + elektrolit bentuk sediaan
120 larutan mengandung Perubahan penulisan
lipid bentuk sediaan
121 lidokain cairan inj 5% + glukosa Perubahan penulisan
5% bentuk sediaan
cairan inj 2%
cairan inj i.v. 100 mg/mL
jeli 2%
salep 5% (HCl)
spray oral 10% (HCl)
122 magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% Perubahan penulisan
cairan inj i.v. 40% bentuk sediaan
123 mebendazol sir 100 mg/5 mL Perubahan penulisan
kekuatan sediaan

130 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
124 medroksi progesteron tab 250 mg Pengurangan bentuk
asetat cairan inj 200 mg/mL kekuatan sediaan

cairan inj 150 mg/mL Perubahan penulisan


bentuk sediaan
125 mesna cairan inj 100 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
126 metenamin mandelat tab sal enterik 500 mg -
(heksamin mandelat)
127 metformin tab 850 mg Penambahan
kekuatan sediaan
128 metilergometrin cairan inj 0,2 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
129 metilfenidat tab SR (lepas lambat) Pengurangan
20 mg kekuatan sediaan
130 metilprednisolon tab 8 mg Penambahan
cairan inj 125 mg/2 mL kekuatan sediaan
serb inj 125 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
131 metoklopramid tab 5 mg Penambahan
kekuatan sediaan
cairan inj 5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
132 metotreksat cairan inj 2,5 mg/mL Penambahan
cairan inj 25 mg/mL kekuatan sediaan
cairan inj 10 mg/mL Perubahan penulisan
kekuatan sediaan
serb inj iv./i.m/i.t 5 mg/vial Pengurangan bentuk
sediaan
133 metronidazol sup 500 mg Pengurangan bentuk
sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 131


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
134 midazolam cairan inj i.v. 1 mg/mL Perubahan penulisan
cairan inj i.v. 5 mg/mL bentuk sediaan
135 morfin cairan inj i.m/s.k/i.v 10 Perubahan penulisan
mg/mL bentuk sediaan
tab SR (lepas lambat)
10 mg
136 nalokson cairan inj 0,4 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
137 natrium aminohipurat cairan inj i.v. 200 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
138 natrium bikarbonat cairan inj i.v 8,4% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
139 natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg Perubahan penulisan
tab sal enterik 50 mg bentuk sediaan
140 natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
141 neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
142 nevirapin kapl 200 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
143 nifedipin tab 10 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
144 nikardipin cairan inj 10 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
145 nikotinamid tab 5 mg _
tab 20 mg
146 nistatin susp 100.000 IU/mL Perubahan penulisan
bentuk satuan sediaan
tab sal gula 500.000 IU Perubahan penulisan
bentuk sediaan

132 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
147 norepinefrin cairan inj 1 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
148 oksitetrasiklin inj i.m 50 mg/mL (HCl) -
inj i.m 250 mg/3 mL (HCl)
149 oksitosin cairan inj 10 IU/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
150 omeprazol serb inj 40 mg/vial Perubahan penulisan
bentuk sediaan
151 ondansetron cairan inj 2 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
152 paklitaksel cairan inj 6 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
153 parasetamol drops 60 mg/ 0,6 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
154 pengganti plasma lar infus Perubahan penulisan
zat aktif tanpa BM
155 petidin cairan inj i.m./i.v.50 mg/ Perubahan penulisan
mL (HCl) bentuk sediaan
156 pirantel pamoat tab 250 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
157 prazikuantel tab 300 mg Pengurangan
kekuatan sediaan
158 prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 1 juta IU/vial Pengurangan
kekuatan sediaan
159 propiltiourasil tab 100 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
160 propofol cairan inj i.v., bolus 1% Perubahan penulisan
bentuk sediaan
161 protamin sulfat cairan inj i.m. 10 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 133


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
162 rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
163 salbutamol MDI/aerosol 100 mcg/ Perubahan penulisan
dosis bentuk sediaan
cairan inhalasi 1 mg/mL
lar ih 0,5% Pengurangan
kekuatan sediaan
164 salep 2-4 salep Perubahan penulisan
bentuk sediaan
165 sefadroksil kaps 250 mg Penambahan
sir kering 250 mg/5 mL kekuatan sediaan
sir kering 125 mg/5 mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
166 sefiksim tab sal selaput 100 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
tab sal selaput 200 mg Penambahan
kekuatan sediaan
167 serum anti bisa ular: cairan inj i.m/i.v Perubahan penulisan
A.B.U.I bentuk sediaan
(khusus ular dari luar
Papua)
A.B.U.II
(khusus ular dari
Papua)
168 serum antidifteri cairan inj i.m. 20.000 IU/ Perubahan penulisan
(A.D.S) mL bentuk sediaan
169 serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan

134 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
170 serum antitetanus Untuk pencegahan: Perubahan penulisan
(A.T.S) cairan inj i.m. 1500 IU/mL bentuk sediaan
cairan inj i.m. 5000 IU/mL dan penambahan
kekuatan sediaan
Untuk pengobatan: Perubahan penulisan
cairan inj i.m./i.v. 10.000 bentuk sediaan
IU/mL
cairan inj i.m./i.v. 20.000
IU/mL
171 siklofosfamid tab sal gula 50 mg Perubahan penulisan
serb inj i.v 200 mg/vial bentuk sediaan
serb inj i.v 500 mg/vial
serb inj i.v 1000 mg/vial
172 siklosporin cairan inj 50 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
cairan inj 100 mg/mL Penambahan
kaps lunak 50 mg kekuatan sediaan
173 simvastatin tab sal selaput 10 mg Perubahan penulisan
tab sal selaput 20 mg bentuk sediaan
tab sal selaput 40 mg Penambahan bentuk
sediaan
174 siprofloksasin tts mata 3 mg/mL Penambahan bentuk
sediaan
tab sal selaput 500 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
175 sitarabin cairan inj 50 mg/mL Penambahan
kekuatan sediaan
cairan inj 100 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
serb inj 500 mg/vial Pengurangan
kekuatan sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 135


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
176 sisplatin serb inj 10 mg/vial Perubahan penulisan
bentuk sediaan
serb inj 50 mg/vial
177 streptokinase serb inj 1,5 juta IU/vial Perubahan penulisan
bentuk sediaan
178 sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
179 suksinilkolin inj i.v/i.m. 50 mg/mL -
180 terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
181 testosteron kaps lunak 40 mg Pengurangan bentuk
kekuatan sediaan
cairan inj 250 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
182 tiopental serb inj i.v.0,5 g Perubahan penulisan
bentuk sediaan
183 trifluoperazin tab 5 mg -
184 tuberkulin protein serb inj 2 TU /0,1 mL Perubahan penulisan
purified derivative bentuk sediaan
185 vaksin BCG serb inj i.k. 0,75 mg/mL + Perubahan penulisan
pelarut bentuk sediaan
186 vaksin campak serb inj s.k Perubahan penulisan
bentuk sediaan
187 vaksin jerap difteri cairan inj i.m. 40/15 lf / mL Perubahan penulisan
tetanus (DT) bentuk sediaan
188 vaksin jerap difteri cairan inj i.m. 4/15 lf / mL Perubahan penulisan
tetanus (Td) bentuk sediaan
189 vaksin jerap tetanus cairan inj i.m Perubahan penulisan
(tetanus adsorbed bentuk sediaan
toxoid)

136 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN (-),
NO NAMA GENERIK (Bentuk Sediaan
PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI
190 vaksin kombinasi DPT- cairan inj i.m Perubahan penulisan
hepatitis B bentuk sediaan
191 vaksin polio drops Perubahan penulisan
bentuk sediaan
192 vaksin rabies, untuk serb inj s.k./i.k. 2,5 IU Perubahan penulisan
manusia bentuk sediaan
193 valproat tab lepas lambat 250 mg Perubahan penulisan
tab lepas lambat 500 mg bentuk sediaan
tab sal enterik 250 mg
194 valsartan tab sal selaput 80 mg Perubahan penulisan
bentuk sediaan
195 vasopresin cairan inj i.m./s.k. 20 IU/ Perubahan penulisan
mL bentuk sediaan
196 verapamil cairan inj 2,5 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk kekuatan
sediaan
197 vinblastin cairan inj 1 mg/mL Perubahan penulisan
kekuatan sediaan
198 vinkristin serb inj i.v. 1 mg/mL Perubahan penulisan
bentuk sediaan
199 vitamin B kompleks tab -
200 warfarin tab 1 mg Penambahan
kekuatan sediaan
201 zidovudin kaps 100 mg Perubahan penulisan
kekuatan sediaan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 137


138 Daftar Obat Esensial Nasional 2015
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN 2015

1. Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML), Ditjen P2PL


2. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat
3. RSUP Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur
4. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali
5. RS Ulin, Kalimantan Selatan
6. RS Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor
7. RSUD Balangan, Kalimantan Selatan
8. RSUD Datu Sanggul, Kalimantan Selatan
9. RSUD Depok, Jawa Barat
10. RSUD Dompu, Nusa Tenggara Barat
11. RSUD DR. Kanujoso, Djatiwibowo, Kalimantan Timur
12. RSUD dr. MM. Dunda, Gorontalo
13. RSUD Dr. Rasidin, Padang, Sumatera Barat
14. RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur
15. RSUD dr. Soeselo, Tegal, Jawa Tengah
16. RSUD dr. TC Hollery Maumere
17. RSUD H. Abdul Manap, Kota Jambi, Jambi
18. RSUD H. Boejasin, Kalimantan Selatan
19. RSUD H. Damnhuri, Kalimantan Selatan
20. RSUD I.A. Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur
21. RSUD Jend. A. Yani, Metro, Lampung
22. RSUD Kab Kudus, Jawa Tengah
23. RSUD Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan
24. RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat
25. RSUD Kota Bengkulu, Bengkulu
26. RSUD Merauke, Papua
27. RSUD Palembang Bari, Sumatera Selatan
28. RSUD Praya, Nusa Tenggara Barat
29. RSUD Pumbalah Batung Amuntai, Kalimantan Selatan
30. RSUD Ratu Zalecha, Kalimantan Selatan

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 139


31. RSUD Sulawesi Tengah
32. RSUD Sunan Kalijaga, Jawa Tengah
33. RSUD Sungai Liat, Bangka Belitung
34. RSUD Tulehu, Maluku Tengah, Ambon
35. RS Stroke Nasional, Bukit Tinggi, Sumatera Barat
36. RS Bakti Wira Tamtama, Semarang, Jawa Tengah
37. RS Ernaldi Bahar, Sumatera Selatan
38. RS Jiwa Muhamad Ildrem Provinsi Sumatera Utara
39. RS Jiwa Menur, Surabaya, Jawa Timur
40. RS Jiwa Provinsi Bali
41. RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, Lampung Selatan
42. Puskesmas Cikalong Wetan, Bandung
43. Puskesmas Jentis I Natul, DI Yogyakarta
44. Puskesmas Ruter, Bandung, Jawa Barat
45. Puskesmas Sulawesi Tengah
46. Puskesmas Tegalrejo, DI Yogyakarta
47. Puskesmas Tinoor, Tomohon Utara, Sulawesi Utara
48. Puskesmas Wara Kota, Palopo, Sulawesi Tengah
49. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
50. Dinas Kesehatan Kota Jawa Barat
51. Dinas Kesehatan Kota Jawa Timur
52. Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Tengah
53. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
54. Perhimpunan Gastroenterologi Indoneisa (PGI)

140 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


DAFTAR PESERTA RAPAT
PENYUSUNAN DOEN

1. Dra. Maura Linda Sitanggang, Direktur Jenderal Bina


PhD Kefarmasian dan Alat Kesehatan

2. Drs. Bayu Teja Muliawan, Direktur Bina Pelayanan


M.Pharm., MM., Apt Kefarmasian

3. Dra. R. Dettie Yulianti, Apt., Direktur Bina Produksi dan


M.Si Distribusi Kefarmasian

4. drg. Arianti Anaya Indradjid, Direktur Bina Produksi dan


MKM Distribusi Alat Kesehatan

5. Dra. Engko Sosialine Direktur Bina Obat Publik dan


Magdalena, Apt, M. Biomed Perbekalan Kesehatan

6. Dra. Evrina, Apt Dit. Bina Obat Publik dan


Perbekalan Kesehatan

7. Sandy Wifaqah, S.Farm., Apt Sesditjen Bina Kefarmasian dan


Alat Kesehatan

8. Dra. Nurma Hidayati, M.Epid Badan Pengawas Obat dan


Makanan (BPOM)

9. dr. Irma Ardiana, MAPS Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN)

10. Tedo Arya Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial Kesehatan (BPJS
Kesesehatan)

11. Iqbal Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial Kesehatan (BPJS
Kesesehatan)

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 141


12. Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, Ketua Tim Ahli
M.MedSc., Ph.D

13. Prof. dr. Rianto Setiabudy, Wakil Ketua Tim Ahli


Sp.FK

14. Prof. dr. Abdul Muthalib, Anggota Tim Ahli


Sp.PD., KHOM

15. Prof. dr. Taralan Tambunan, Anggota Tim Ahli


Sp.A(K)

16. Prof. dr. Armen Muchtar, Anggota Tim Ahli


Sp.FK(K)

17. Prof. dr. Hanafi B Trisnohadi, Anggota Tim Ahli


Sp.PD, KKV, FINASIM

18. Prof. DR. dr. Retno Widowati Anggota Tim Ahli


Soebaryo, Sp.KK(K)

19. Prof. Sri Rezeki S. Anggota Tim Ahli


Hadinegoro, Sp.A (K)

20. Prof. DR. dr. Inge Sutanto, Anggota Tim Ahli


M.Phil

21. Prof. DR. dr. Sarwono Anggota Tim Ahli


Waspadji, Sp.PD (KEMD)

22. Prof. dr. Arini Setiawati, Ph.D Anggota Tim Ahli

23. Prof. DR. Sri Suryawati Anggota Tim Ahli

24. Prof. dr. Cissy B Anggota Tim Ahli


Kartasasmita, Sp.AK., MSc

25. Prof. dr. Parlindungan Siregar, Anggota Tim Ahli


Sp.PD, KGH(K)

142 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


26. Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Anggota Tim Ahli
Sp.P

27. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD- Anggota Tim Ahli


KGEH

28. dr. Robert Reverger, Sp.KJ Anggota Tim Ahli

29. dr. Dede Gunawan Sp.S Anggota Tim Ahli

30. DR. Erna Kristin, Apt Anggota Tim Ahli

31. dr. Erwin Astha Triyono, Anggota Tim Ahli


Sp.PD., KPTI

32. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG(K) Anggota Tim Ahli

33. dr. Gunawan Darmansjah, Anggota Tim Ahli


Sp.An

34 dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad Anggota Tim Ahli

35. drg. Silvia Desiree, Sp.KGA Anggota Tim Ahli

36. dr. Wulyo Rajabto, Sp.PD Anggota Tim Ahli

37. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M (K) Anggota Tim Ahli

38. Dra. Dwiana Andayani, Apt Anggota Tim Ahli

39. Dra. Triyekti Hidayati, Apt Anggota Tim Ahli

40. dr. H. Darus Sahmedi, M.Si Anggota Tim Ahli

41. dr. Santi Rosamarlia Anggota Tim Ahli

42. dr. Tisna Misnawati Anggota Tim Ahli

43. Cicik Agustina, S.Farm., Apt Anggota Tim Ahli

44. dr. Rizki Rahayuningsih Anggota Tim Ahli

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 143


45. dr. Sugito Wonodirekso Anggota Tim Ahli

46. Drs. Rahbudi Helmi, Apt., Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi
MKM Alat Kesehatan.

47. Lestin, S.Si., Apt Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi


Alat Kesehatan.

48. Eva Silvia, S.Si., Apt Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi
Alat Kesehatan.

49. Albert Christanto, S.Farm., Apt Dit Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan

50. Dwi P Yettyningsih Sesditjen Bina Kefarmasian dan


Alat Kesehatan.

51. Anita Nur Fitrana Sesditjen Bina Kefarmasian dan


Alat Kesehatan.

52. Vera Asmadhani, S.Farm Biro Hukum dan Organisasi,


Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan.

53. Utami Gita Biro Hukum dan Organisasi,


Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan.

54. Endang Budi Hastuti Dit. Pengendalian Penyakit


Menular Langsung, Ditjen
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

55. dr. Meilina Farikha Dit. Pengendalian Penyakit


Menular Langsung, Ditjen
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

144 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


56. Eli Winardi, SKM, MKM Subdit Pengendalian Diare dan
Infeksi Saluran Pencernaan, Dit.
Pengendalian Penyakit Menular
Langsung, Ditjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

57. Totok Haryanto Subdit Pengendalian Tuberkolosis,


Dit. Pengendalian Penyakit
Menular Langsung, Ditjen
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

58. Yayuk Agusin Hapsari, SKM Dit. Pengendalian Penyakit


Bersumber Binatang, Ditjen
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

59. dr. Eksi Wijayanti, M.Epid Subdit Filariasis dan Kecacingan,


Dit. Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang, Ditjen
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.

60. dr. Woro Wijati Subdit Pengendalian Malaria, Dit.


Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang, Ditjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

61. dr. Chita Septiawati, MKM Subdit Pengendalian Penyakit


Jantung dan Pembuluh Darah,
Dit. Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Ditjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 145


62. Aries Hamzah Subdit Pengendalian Penyakit
Kronis dan Degeneratif, Dit.
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Ditjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

63. Meily Subdit Bina Pelayanan Gigi dan


Mulut, Dit. Bina Upaya Kesehatan
Dasar, Ditjen Bina Upaya
Kesehatan.

64. drg. Renta Yulfa Zaini Subdit Bina Pelayanan Gigi dan
Mulut, Dit. Bina Upaya Kesehatan
Dasar, Ditjen Bina Upaya
Kesehatan.

65. dr. Edduwar Idul Riyadi Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen
Mangiri, Sp.KJ Bina Upaya Kesehatan.

66. dr. Gerald Mario Semen, Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen
Sp.KJ Bina Upaya Kesehatan.

67. dr. Herbert Sidabutar, Sp.K Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen
Bina Upaya Kesehatan.

68. Rini Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen


Bina Upaya Kesehatan.

69. dr. Berta Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar,


Ditjen Bina Upaya Kesehatan.

70. dr. Achmad Agus Fahriza Dit. Bina Upaya Kesehatan


Rujukan, Ditjen Bina Upaya
Kesehatan.

71. dr. Jehezkiel Panjaitan Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

146 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


72. Milwiyandra Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

73. Sri Hasti Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

74. dr. Nancy Dian Anggraeni, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen
M.Epid Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

75. dr. Laila M Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen


Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

76. Elmy Rindang Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.

77. Yunimar Usman, SKM., MPH Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.

78. H. Muhammad Adil Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak.

79. dr. Rezavitawanti PPKD

80. DR. Sumaryono, Sp.PD.KR RSUPN Cipto Mangunkusumo,


Jakarta

81. dr. Windy Keumala B, Sp.KK RSUPN Cipto Mangunkusumo,


Jakarta

82. Dra. Yulia Trisna, Apt., RSUPN Cipto Mangunkusumo,


M.Pharm Jakarta

83. Dra. Siska Amelia, Apt RS Jantung dan Pembuluh Darah


Harapan Kita, Jakarta

84. Dra. Guswita, Apt RS Kankes Dharmais, Jakarta

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 147


85. Vidya Rachmawati RSUP Hasan Sadikin, Bandung,
Jawa Barat

86. Alkhamudi, S.Si., Apt., MARS RSUP Kariadi, Semarang, Jawa


Tengah

87. Dra. Citra Wahyuningsih, Apt RSUP Sanglah Denpasar, Bali

88. A. Milayanti Kaimuddin, S.Si., RSUP Wahidin Sudirohusodo,


Apt Makassar

89. Wiwin Apriyanti, S.Farm., Apt RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM,
Lampung Selatan

90. Yunida Simanjuntak, S.Farm., RSUD Ernaldi Bahar Sumatera


Apt Selatan

91. Dra. Siti Farida, Sp.FRS RSUD Dr. Soetomo, Jawa Timur

92. Dra. Arofa Idha, M.Farm-Klin., RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang
Apt

93. H. Jum Aidil, S.Si., Apt., M.SI Dinas Kesehatan Bengkulu

94. Wahyu Santoso, SKM Dinas Kesehatan Prov. Banten

95. Yusni Marliani, S.Si., Apt Dinas Kesehatan Prov. Banten

96. Dra. Raiyan, Apt Dinas Kesehatan Kota Tangerang


Selatan

97. Wulan Yuliastuti, S.Farm., Apt Dinas Kesehatan Kota Tangerang


Selatan

98. Kamaludin Dinas Kesehatan Kota Tangerang


Selatan

99. Dra. Linarni Jamil, Apt Dinas Kesehatan Prov. Sumatera


Barat

148 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


100. dr. H. Bachtiar Baso, M.Kes Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi
Selatan

101. Dra. Ulfa Tri Hardiningtyas, Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan


Apt Timur

102. Drs. M. Arif Zaidi, Apt Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur

103. Warningsih, S.Si., Apt Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat

104. Drs. H. Akhmad Yani, MSi., Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan


Apt Selatan

105. Dra. Henny Aprita R, MSi., Apt Dinas Kesehatan Prov. Daerah
Istimewa Yogyakarta

106. Ayu Candra Dewi Badan Pengawas Obat dan


Makanan (BPOM)

107. Pardi Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN)

108. Windi Sari A Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN)

109. dr. H. Djamal Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

110. dr. Albert Maramis, Sp.KJ(K) Perhimpunan Dokter Spesialis


Kesehatan Jiwa Indonesia
(PDSKJI)

111. Prof. Dr. Sasanto, Sp.KJ(K) Perhimpunan Dokter Spesialis


Kesehatan Jiwa Indonesia
(PDSKJI)

112. dr. Nurmiati Amir, Sp.KJ Perhimpunan Dokter Spesialis


Kesehatan Jiwa Indonesia
(PDSKJI)

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 149


113. dr. Benny Zulkarnain, Sp.Rad Perhimpunan Dokter Spesialis
Radiologi Indonesia (PDSRI)

114. dr. Rudy Hidayat Indonesian Rheumatism


Association (IRA)

115. DR. drg. Hendrik Setia Budi, Persatuan Dokter Gigi Indonesia
M.Kes (PDGI)

116. dr. Diah Handayani, Sp.P(K) Perhimpunan Dokter Paru


Indonesia (PDPI)

117. dr. Yulvina, Sp.THT-KL Perhimpunan Dokter Spesialis


Telingga Hidung dan Tenggorokan
– Bedah kepala dan Leher
Indonesia (PERHATI-KL)

118. dr. Isman Firdaus, Sp.PD Perhimpunan Dokter Spesialis


Kardiovaskuler Indonesia (PERKI)

119. dr. Prasetyo, Sp.PD Perhimpunan Dokter Spesialis


Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

120. dr. Djumhana, Sp.PD Perhimpunan Hematologi Onkologi


Medik Penyakit dalam Indonesia
(PERHOMPEDIN)

121. Eko Sriwidyawati, S.Si,M.Farm PT. Kimia Farma

122. M. Tahir PT. Kimia Farma

123. Tjut Vina PT. Bio Farma

124. Syamsul Hadi PT. Indofarma. tbk

125. Zakaria PT. Phapros

126. Fitri Wiriadinata PT. Phapros

127. dr. Indriastuti PT. Phapros

150 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


128. Suyatno PT. Indofarma

129. Hilda Yani PT. Indofarma

130. Lana Marliany PT. Indofarma

131. dr. Zorni Fadia Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

132. Dra. Ema Viaza, Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

133. Sari Mutiarani, S.Si., Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

134. Endah Septni Restiati, Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


S.Farm., Apt

135. Vitri Sariati, AMF Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

136. Mantiza Perdana H.K, Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


S.Farm., Apt

137. Medina Yuslihani, S.Farm., Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


Apt

138. Rosa Laila Sari Murti, Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


M.Farm., Apt

139. Dwi Nur Pratiwi, S.Si., Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

140. Nur’aeni, S.Far., Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

141 Dirgahayu Sari Agustina, Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


S.Farm, Apt.

142. Shinta Rizki Mandarini, AMF Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

143. Erie Gusnellyanti, S.Si., Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

144. Desko Irianto, SH Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

145. Andrie Fithriansyah, S.Farm., Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian


Apt

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 151


146. Yeni, S.Farm Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

147. Ria Astuti, S.Farm., Apt Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

148. Aprilya Prihayati, AMF Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

149. Siti Martati Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

150. Muhamad Aslih Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

151. Badrun Samsi Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

152. Rita Indiyani Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

153. Udin Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian

152 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI KETUA/WAKIL KETUA/ ANGGOTA TIM AHLI
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DOEN

Saya yang Bertandatangan di bawah ini,

Nama :
Alamat :

Dengan ini menyatakan :


1. Bersedia menjadi Ketua/Wakil Ketua/Anggota Tim*) dalam
komnas Penyusunan DOEN 2015.
2. Bersedia menghadiri rapat-rapat pembahasan teknis dan
pertemuan pleno Penyusunan DOEN 2015.
3. Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Bebas Konflik
Kepentingan.


Jakarta, …………………

( )

*) Coret yang tidak perlu

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 153


154 Daftar Obat Esensial Nasional 2015
SURAT PERNYATAAN
BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama :
Alamat :

Dengan ini menyatakan sebagai berikut

1. Kesediaan saya duduk dalam Komite Nasional Daftar Obat Esensial Nasional
(selanjutnya disebut Komnas Penyusunan DOEN) adalah bersifat sukarela,
didasarkan pada kapitasi keilmuan yang saya miliki, dan tidak terpengaruh oleh
suatu kepentingan apapun, baik yang berupa kedudukan, finansial, maupun
faktor lain yang dapat mempengaruhi netralitas saya dalam mengemukakan
pendapat di forum-forum resmi rapat Komnas Penyusunan DOEN.
2. Saya tidak memiliki hubungan keluarga atau kerabat apapun, apalagi memiliki,
menjalankan, mengendalikan, mempunyai kepentingan atau bekerja pada
perusahaan atau fasilitas lain yang akan mempengaruhi pendapat dan
pertimbangan saya dalam pengambilan keputusan pada forum rapat Komnas
Penyusunan DOEN.
3. Saya tidak mengharapkan, meminta atau menerima imbalan atau uang atau
apapun yang bernilai dari seseorang, organisasi, atau perusahaan, baik
secara langsung atau tidak langsung dalam jumlah sedemikian mempengaruhi
obyektivitas saya dalam memberikan pertimbangan atau pengambilan
keputusan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN.
4. Saya tidak akan bertindak sebagai wakil resmi suatu badan dalam membeli
pertimbangan pada rakyat Komnas Penyusunan pertimbangan pada rapat
Komnas Penyusunan DOEN yang dapat menghilangkan obyektivitas saya
selaku individu yang ditunjuk dan bertanggungjawab secara ilmiah dan etik
pada rapat pengambilan keputusan terkait dengan Komnas Penyusunan
DOEN.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 155


5. Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Komnas saya mempunyai
konflik atau resiko kepentingan terhadap obat yang sedang/atau akan dibahas,
maka saya wajib memberitahukan kepada Ketua Tim Ahli atau Direktur Bina
Pelayanan Kefarmasian mengenai hal ini dan selanjutnya saya tidak akan ikut
serta dalam pelaksanaan pengambilan keputusan.
6. Setiap proses dan hasil rapat Komnas Penyusunan DOEN bersifat rahasia.
Oleh sebab itu saya tidak akan menyampaikan informasi apapun yang
dihasilkan dari pertemuan resmi kegiatan dari pertemuan resmi kegiatan
pertemuan/rapat Komnas Penyusunan DOEN dengan cara apapun dan alasan
apapun tanpa persetujuan dari Ketua Tim Ahli dan Anggota Komnas yang lain.
7. Jika dapat dibuktikan secara etik saya tidak mampu memenuhi keenam
butir pernyataan di atas, maka saya bersedia sewaktu-waktu menyatakan
mengundurkan diri.

Yang membuat surat pernyataan

Nama Lengkap Tanggal

156 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN

Usulan dari
Nama Instansi :
Alamat lengkap :
No Telp/Fax :

KELAS NAMA BENTUK PERUBAHAN


ALASAN
NO TERAPI OBAT SEDIAAN DAN KEMASAN
(+) (-) ***)
*) **) KEKUATAN

Keterangan:
*) Kelas terapi sesuai dengan DOEN 2013
**) Nama obat dicantumkan dalam nama generik
***) Berdasarkan literatur/acuan/pustaka terpercaya
***) Dilampirkan literatur/acuan/pustaka terkait


……………………....2014
Cap/tanda tangan

Nama Terang
NIP.

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 157


158 Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Daftar Singkatan

btl : botol
FDC : Fixed Dose Combination
g : gram
HCl : Hidroklorida
ih : inhalasi
inj : injeksi
inj i.k. : injeksi intrakutan
inj i.m. : injeksi intramuskular
inj i.v. : injeksi intravena
inj p.v. : injeksi paravertebral
inj s.k. : injeksi subkutan
I.U : International Units
kapl : kaplet
kaps : kapsul
kaps dalam minyak : kapsul dalam minyak
kaps lunak : kapsul lunak
KDT : Kombinasi Dosis Tetap
lar : larutan
lar rektal : larutan rektal
lar inf : larutan infus
lf : limes flocculation
MDI : Meter Dose Inhaler
mcg : mikrogram
mg : miligram
mL : mili liter
serb : serbuk
serb inj : serbuk injeksi

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 159


serb inj i.v. : serbuk injeksi intravena
sir : sirup
sir kering : sirup kering
sol : solution
sup : supositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tab sal : tablet salut
SR : Sustained Release
tab vaginal : tablet vaginal
tts : tetes
tts mata : tetes mata
tts telinga : tetes telinga
T.U : Tuberculin Unit

160 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


INDEKS KELAS TERAPI

NO KELAS TERAPI HALAMAN

ANALGESIK, ANTIPIRETIK,
1. ANTIINFLAMASI NONSTEROID, 5, 50
ANTIPIRAI

1.1 ANALGESIK NARKOTIK 5, 50

1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK 6, 50


1.3 ANTIPIRAI 6, 51
2. ANESTETIK 6, 51
2.1 ANESTETIK LOKAL 6, 51
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN 7, 51
OBAT untuk PROSEDUR PRE
2.3 7, 51
OPERATIF
ANTIALERGI dan OBAT untuk
3 8, 52
ANAFILAKSIS
ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk
4 8, 52
KERACUNAN
4.1 KHUSUS 8, 52
4.2 UMUM 9, 52
5 ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI 9, 52
6 ANTIINFEKSI 10, 53
6.1 ANTELMINTIK 10, 53

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 161


NO KELAS TERAPI HALAMAN

6.1.1 Antelmintik Intestinal 10, 53


6.1.2 Antifilaria 10, 54
6.1.3 Antisistosoma 10, 54
6.2 ANTIBAKTERI 11, 54
6.2.1 Beta Laktam 11, 54
6.2.2 Antibakteri Lain 12, 55
6.2.2.1 Tetrasiklin 12, 55
6.2.2.2 Kloramfenikol 12, 55
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim 12, 55
6.2.2.4 Makrolid 13, 56
6.2.2.5 Aminoglikosida 13, 56
6.2.2.6 Kiunolon 13, 56
6.2.2.7 Penggunaan Khusus 13, 56
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 14, 57
6.3.1 Antilepra 14, 57
6.3.2 Antituberkulosis 14, 57
6.4 ANTIFUNGI 17, 59
6.5 ANTIPROTOZOA 17, 59
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis 17, 59
6.5.2 Antimalaria 18, 60
6.5.2.1 Untuk Pencegahan 18, 60

162 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


NO KELAS TERAPI HALAMAN

6.5.2.2 Untuk Pengobatan 18, 60


6.6 ANTIVIRUS 18, 60
6.6.1 Antiherpes 18, 60
6.6.2 Antiretroviral 19, 61
Nucleoside Reverse Transcriptase
6.6.2.1 19, 61
Inhibitor (NRTI)
Non Nucleoside Reverse
6.6.2.2 19, 61
Transcriptase Inhibitor (NNRTI)

6.6.2.3 Protease Inhibitor 19, 61

7 ANTIMIGREN 20, 61

ANTINEOPLASTIK,
8 IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk 20, 61
TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON 20, 61
8.2 IMUNOSUPRESAN 20, 61
8.3 SITOTOKSIK 21, 62
8.4 LAIN-LAIN 23, 62

9 ANTIPARKINSON 23, 62

10 OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH 24, 62


10.1 ANTIANEMIA 24, 62
OBAT yang MEMPENGARUHI
10.2 24, 62
KOAGULASI

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 163


NO KELAS TERAPI HALAMAN

10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI 24, 63


PRODUK DARAH dan PENGGANTI
11 25, 63
PLASMA
11.1 PRODUK DARAH 25, 63
PENGGANTI PLASMA dan PLASMA
11.2 25, 63
EKSPANDER
12 DIAGNOSTIK 25, 63
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI 25, 63
12.2 TES FUNGSI 26, 63
12.2.1 Ginjal 26, 63
12.2.2 Mata 26, 63
12.3 TES KULIT 26, 63
13 ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 26, 64
13.1 ANTISEPTIK 26, 64
13.2 DISINFEKTAN 26, 64
OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan
14 27, 64
MULUT
ANTISEPTIK dan BAHAN
14.1 untuk PERAWATAN SALURAN AKAR 27, 64
GIGI
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL 27, 65
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES 28, 65
14.4 BAHAN TUMPAT 28, 65

164 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


NO KELAS TERAPI HALAMAN

14.5 PREPARAT LAINNYA 28, 65

15 DIURETIK 29, 66
HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN
16 29, 66
dan KONTRASEPSI
16.1 HORMON ANTIDIURETIK 29, 66
16.2 ANTIDIABETES 29, 66
16.2.1 Antidiabetes, Oral 29, 66
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral 30, 67

HORMON KELAMIN dan OBAT yang


16.3 30, 67
MEMPENGARUHI FERTILITAS

16.3.1 Androgen 30, 67


16.3.2 Estrogen 30, 67
16.3.3 Progestogen 30, 67

16.3.4 Kontraseptik 31, 67

16.3.4.1 Kontraseptik, Oral 31, 67

16.3.4.2 Kontraseptik, Parenteral 31, 68


16.3.4.3 Kontraseptik, Implan 31, 68
16.3.5 Lain-lain 31, 68
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID 31, 68
16.5 KORTIKOSTEROID 31, 68
17 OBAT KARDIOVASKULER 32, 68

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 165


NO KELAS TERAPI HALAMAN

17.1 ANTIANGINA 32, 68

17.2 ANTIARITMIA 32, 69

17.3 ANTIHIPERTENSI 33, 69


17.4 ANTIAGREGASI PLATELET 34, 70
17.5 TROMBOLITIK 34, 70
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG 34, 70
OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK
17.7 35, 70
dan SEPSIS
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA 35, 70
18 OBAT TOPIKAL untuk KULIT 36, 71
18.1 ANTIAKNE 36, 71
18.2 ANTIBAKTERI 36, 71

18.3 ANTIFUNGI 36, 71

18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK 36, 71


ANTISKABIES dan
18.5 37, 72
ANTIPEDIKULOSIS
18.6 KAUSTIK 37, 72
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK 37, 72
18.8 LAIN-LAIN 37, 72
19 LARUTAN DIALISIS PERITONEAL 37, 72

166 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


NO KELAS TERAPI HALAMAN

LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan


20 38, 73
LAIN-LAIN

20.1 ORAL 38, 73

20.2 PARENTERAL 38, 73


20.3 LAIN – LAIN 38, 73
21 OBAT untuk MATA 38, 73
21.1 ANESTETIK LOKAL 39, 73
21.2 ANTIMIKROBA 39, 73
21.3 ANTIINFLAMASI 39, 74
21.4 MIDRIATIK 39, 74
21.5 MIOTIK dan ANTIGLAUKOMA 39, 74
22 OKSITOSIK 40, 74
23 PSIKOFARMAKA 40, 74
23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA 40, 74
23.2 ANTIDEPRESI 40, 74
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI 41, 75
23.4 ANTIPSIKOSIS 41, 75
OBAT untuk ADHD (attention deficit
23.5 42, 75
hyperactivity disorder)
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR 42, 76
OBAT untuk PROGRAM
23.7 42, 76
KETERGANTUNGAN

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 167


NO KELAS TERAPI HALAMAN

RELAKSAN OTOT PERIFER dan


24 42, 76
PENGHAMBAT KOLINESTERASE
PENGHAMBAT dan PEMACU
24.1 42, 76
TRANSMISI NEUROMUSKULER
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS 42, 76

25 OBAT untuk SALURAN CERNA 43, 76

25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS 43, 76

25.2 ANTIEMETIK 43, 77

25.3 ANTIHEMOROID 44, 77

25.4 ANTISPASMODIK 44, 77


25.5 OBAT untuk DIARE 44, 77
25.6 KATARTIK 45, 78
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI 45, 78

26 OBAT untuk SALURAN NAPAS 45, 78

26.1 ANTIASMA 45, 78

26.2 ANTITUSIF 46, 79


26.3 EKSPEKTORAN 46, 79
OBAT untuk PENYAKIT PARU
26.4 46, 79
OBSTRUKSI KRONIS
OBAT yang MEMPENGARUHI
27 47, 79
SISTEM IMUN

168 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


NO KELAS TERAPI HALAMAN

27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN 47, 79


27.2 VAKSIN 48, 80
OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan
28 48, 81
TENGGOROKAN
29 VITAMIN dan MINERAL 49, 81

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 169


170 Daftar Obat Esensial Nasional 2015
INDEKS NAMA OBAT

A asam asetilsalisilat, 34, 70


asam askorbat, 49, 81
A.B.U.I, 47, 80 asam folat, 24, 49, 62, 82
A.B.U.II, 47, 80 asam retinoat, 36, 71
A.D.S, 47, 80 asam salisilat, 36, 37, 72
A.T.S, 47, 80 asetazolamid, 39
adrenalin, 8, 28, 35, 46, 52, asetosal, 34, 70
65, 78
asiklovir, 18, 60
air untuk injeksi, 38, 73
asparaginase, 21
albendazol, 10, 53
atapulgit, 44, 77
alopurinol, 6, 51
atenolol, 32, 33, 68, 69
amfoterisin B, 17, 39
atrakurium, 42
aminofilin, 45, 78
atropin, 7, 8, 39, 44, 51, 52,
amiodaron, 32 77
amitriptilin, 40, 74 azatioprin, 20
amlodipin, 33, 69
amoksisilin, 11, 54 B
ampisilin, 11, 54
anastrozol, 20 bahan tumpatan sementara,
28, 65
antasida, 43, 76
barium sulfat, 25
artemether, 18, 60
bedak salisil, 37, 72
artesunat, 18, 60
benzatin benzil penisilin, 11,
articulating paper, 28, 66
55

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 171


benzerazid, 23 dialisa peritoneal, 37
betametason, 36, 39, 71, 74 diazepam, 8, 9, 40, 51, 52,
74
bisakodil, 45, 78
dietilkarbamazin, 10, 54
bleomisin, 21
difenhidramin, 8, 52
budesonid, 45
digoksin, 32, 34, 69, 70
bupivakain, 6
diltiazem, 32, 33, 69
bupivakain heavy, 7
dimenhidrinat, 43, 77
busulfan, 21
dobutamin, 35
doksisiklin, 12, 18, 55, 60
C
doksorubisin, 21
domperidon, 43, 77
CHKM, 27, 64
dopamin, 35
coal tar, 37, 72
dosetaksel, 21

D
E

dakarbazin, 21
efavirens, 19
daktinomisin, 21
epinefrin, 8, 28, 35, 46, 52,
dapson, 14, 57
65, 78
daunorubisin, 21
ergokalsiferol, 49, 81
deferoksamin mesilat, 24
ergotamin, 20, 61
deksametason, 8, 20, 31, 45,
eritromosin, 13, 56
52, 68, 78
estrogen terkonjugasi, 30
depo medroksi progesteron
asetat, 30 etanol 70%, 26, 64
desmopresin, 29 etil klorida, 7, 28, 51, 66

172 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


etinilestradiol, 30, 31, 67 furosemid, 29, 34, 66, 70
etoposid, 21
eugenol, 27, 64 G

F gadodiamid, 26
garam oralit, 38, 44, 73, 77
faktor VIII, 25 gemfibrozil, 35
faktor IX kompleks, 25 gentamisin, 13, 39
fenitoin, 9, 53 glass ionomer ART, 28, 65
fenobarbital, 9, 53 glibenklamid, 29, 66
fenofibrat, 35, 70 glipizid, 30, 67
fenoksimetil penisilin, 11, 55 gliseril trinitrat, 32, 69
fentanil, 5 gliserin, 45, 78
ferro femorat, 49, 82 griseofulvin, micronized, 17,
59
ferro glukonat, 49, 82
gutta percha dan paper
ferro sulfat, 24, 49, 62, 82
points, 27, 64
fitomenadion, 24, 62
flufenazin, 41, 75
H
flukonazol, 17
fluoksetin, 40, 74
haloperidol, 41, 75
fluor, 28, 65
halotan, 7
fluoresein, 26, 63
hemodialisa, 37
fluorourasil, 22
heparin, Na, 24
formokresol, 27, 64
hidrogen peroksida, 26, 48,
fraksi protein plasma, 25 64, 81

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 173


hidroklorotiazid, 29, 33, 66, isosorbid dinitrat, 32, 35, 69,
69 70
hidrokortison, 32, 37, 68, 72
hidroksi urea, 22 J
hidroksiklorokuin, 20
hiosin butilbromid, 44, 77 -
human tetanus
immunoglobulin, 47, 79
K
hydroxyl ethyl starch, 25

kafein, 20, 61
I
kalamin, 37, 72
kalium klorida, 38
ibuprofen, 6, 50
kalk, 49, 82
ifosfamid, 22
kalsium folinat, 23
indakaterol maleat, 46
kalsium glukonat, 8, 49, 81
insulin intermediate, 30
kalsium hidroksida, 27, 64
insulin regular, 30
kalsium hipoklorit, 27, 64
ioheksol, 26
kalsium karbonat, 49, 81
iopamidol, 26
kalsium laktat, 49, 82
ipratropium bromida, 46, 47,
kaptopril, 33,35, 69, 70
79
karbamazepin, 9, 53
isofluran, 7
karbogliserin, 48, 81
isoniazid, 14, 15, 16, 17, 57,
58, 59 karbon aktif, 9, 52
karvedilol, 35
ketamin, 7, 51

174 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


ketokonazol, 17, 36, 59, 71 kombinasi (anak): Paduan
dalam bentuk kombipak,
ketoprofen, 6
rifampisin, isoniazid,
klofazimin, 14, 57 pirazinamid, 15, 16, 17, 58,
59
klorheksidin, 26, 27, 64, 65
kombinasi (anak): Paduan
klorpromazin, 41, 43, 75, 77
dalam bentuk kombipak,
klomifen sitrat, 31 rifampisin, isoniazid, 15, 16,
17, 58, 59
klomipramin, 41
kombinasi (dewasa): Paduan
klonidin, 33
dalam bentuk dosis tetap
klorambusil, 22 (KDT/FDC), rifampisin,
isoniazid, pirazinamid,
kloramfenikol, 12, 36, 39,
etambutol, 14, 15, 57, 58
55, 73
kombinasi (dewasa): Paduan
klorfeniramin, 8, 52
dalam bentuk dosis tetap
klorfenol kamfer mentol, 27, (KDT/FDC), rifampisin,
64 isoniazid, 14, 15, 57, 58
klorpromazin, 41, 43, 75, 77 kombinasi (dewasa): Paduan
dalam bentuk kombipak,
klozapin, 41
rifampisin, isoniazid,
kodein, 5, 46, 50, 79 pirazinamid, etambutol, 14,
15, 57, 58
kolkisin, 6, 51
kombinasi (dewasa): Paduan
kombinasi (anak): Paduan
dalam bentuk kombipak,
dalam bentuk dosis tetap
rifampisin, isoniazid,
(KDT/FDC), rifampisin,
etambutol, 14, 15, 57, 58
isoniazid, pirazinamid, 15, 16,
17, 58, 59 kombinasi: dihidro artemisin,
piperakuin, 18, 60
kombinasi (anak): Paduan
dalam bentuk dosis tetap kombinasi: zidovudin,
(KDT/FDC), rifampisin, lamivudin, 19
isoniazid, 15, 16, 17, 58, 59

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 175


kombinasi FDC (anak): kombinasi kotrimoksazol
zidovudin, lamivudin, (dewasa) sulfametoksazol
nevirapin, 19 dan trimetoprim, 12, 56
kombinasi: ergotamin, kafein, kombinasi kotrimoksazol forte
20, 61 (dewasa) sulfametoksazol
dan trimetoprim, 13, 56
kombinasi: ferro sulfat, asam
folat, 49, 82 komposit resin, 28, 65
kombinasi: ferro sulfat, ferro kuinin, 18, 60
fumarat, ferro glukonat, asam
folat, 49, 82
L
kombinasi: ipratropium
bromida, salbutamol, 47, 79
kombinasi: levonorgestrel, laktulosa, 45, 78
etinilestradiol, 31, 67
lamivudin, 19
kombinasi: lopinavir, ritonavir
larutan mengandung asam
(LPV/r), 19
amino, 38
kombinasi anestetik lokal
larutan mengandung
gigi: lidokain HCl, epinefrin,
elektrolit, 38, 73
28, 65
larutan mengandung
kombinasi antifungi: asam
karbohidrat, 38, 73
benzoat,asam salisilat, 36, 71
larutan mengandung
kombinasi antihemoroid:
karbohidrat + elektrolit, 38
bismut subgalat,
heksaklorofen, lidokain, seng larutan mengandung lipid, 38
oksida, 44, 77
leukovorin, Ca, 23
kombinasi antiparkinson:
levodopa, 23
benserazid, levodopa, 23
levonorgestrel, 31, 67
kombinasi kotrimoksazol:
sulfametoksazol dan levotiroksin, 31
trimetoprim, 12, 55
lidokain, 7, 28, 33, 44, 48, 51,
65, 66, 81

176 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


lisinopril, 34 metronidazol, 13, 17, 56, 59
litium karbonat, 42 midazolam, 8
lapinavir, 19 mikonazol, 36, 71
loratadin, 8, 52 mometason furoat, 37, 72
lorazepam, 40 morfin, 5
lugol, 31, 68
N
M
n-asetil sistein, 46, 79
magnesium sulfat, 9, 52, 53 nalokson, 8
manitol, 29, 38 natrium aminohipurat, 26
mebendazol, 10, 54 natrium bikarbonat, 8, 38,
52, 73
medroksi progesteron asetat,
30, 31, 68 natrium diklofenak, 6, 50
melfalan, 22 natrium hipoklorit, 27, 65
merkaptopurin, 22 natrium tiosulfat, 8, 52
mesna, 23 neostigmin, 42
metadon, 42 nevirapin, 19
metformin, 30, 67 nifedipin, 34, 70
metildopa, 34 nikardipin, 34
metilergometrin, 40, 74 nistatin, 17, 27, 36, 59, 65, 71
metilfenidat, 42 nitrogen oksida, 7
metilprednisolon, 20, 32, 46, norepinefrin, 35
68, 78
noretisteron, 30
metoklopramid, 43, 77
metotreksat, 21, 22

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 177


O piridostigmin, 43
podofilin, 37
oksigen, 7, 51 povidon iodin, 26, 64
oksimetazolin, 48, 81 pirantel pamoat, 10, 54
oksitosin, 40, 74 prazikuantel, 10, 54
omeprazol, 43, 76 prednison, 32, 68
ondansetron, 44 primakuin, 18, 60
prokain benzilpenisilin, 11, 55
P propiltiourasil, 31, 68
propofol, 7
paklitaksel, 22 propranolol, 33, 69
paraformaldehid, 27, 64 protamin sulfat, 9, 24
parasetamol, 6, 50
pasta devitalisasi (non Q
arsen), 29, 66
pasta pengisi saluran akar,
-
27, 65
R
pengganti plasma golongan
gelatin, 25
penisilin V, 11, 55 ranitidin, 43, 76
perak nitrat, 37, 72 retinol, 49, 82
perak sulfadiazin, 36, 71 rifampisin, 14, 15, 16, 17, 57,
58, 59
permetrin, 37, 72
risperidon, 41
petidin, 5, 50
retanovir, 19
pilokarpin, 39
rokuronium, 42
piridoksin, 49, 82

178 Daftar Obat Esensial Nasional 2015


S sulfametoksazol, 12, 13, 55,
56
sulfasalazin, 45
salbutamol, 46, 79
surgical ginggival pack, 29,
salep 2-4, 37, 72
66
sefadroksil, 11
sefazolin, 11
T
sefiksim, 12
seftriakson, 12
tamoksifen, 20
serum anti bisa ular, 47, 80
terbutalin, 46
serum antidifteri, 47, 80
testosteron, 30
serum antirabies, 47, 80
tetanus adsorbed toxoid, 48,
serum antitetanus, 47, 80 81
setirizin, 8, 52 tetrakain, 39, 73
sianokobalamin, 24, 62 tetrasiklin, 12, 55
siklofosfamid, 22 tiamin, 49, 82
siklosporin, 21 timolol, 40
simvastatin, 35, 71 tiopental, 7
siprofloksasin, 13, 39, 56 triheksifenidil, 23
sisplatin, 23 trimetoprim, 12, 55, 56
sitarabin, 23 tuberkulin protein purified
derivative, 26, 63
spironolakton, 29, 66
stavudin, 19
U
streptokinase, 34
streptomisin, 14, 57
urea, 37, 72
sufentanil, 6

Daftar Obat Esensial Nasional 2015 179


V vitamin K1, 24, 62

vaksin BCG, 48, 80 W


vaksin campak, 48, 80
vaksin jerap difteri tetanus, warfarin, 24
48, 80
vaksin jerap tetanus (tetanus
X
adsorbed toxoid), 48, 81
vaksin kombinasi DPT-
hepatitis B, 48, 81 -
vaksin polio, 48, 81 Y
vaksin rabies, untuk manusia,
48, 81
-
valproat, 10, 42, 53, 76
Z
valsartan, 34
vankomisin, 13
zidovudin, 19
vasopresin, 29
zinc, 44, 78
verapamil, 33
vinblastin, 23
vinkristin, 23
vitamin A, 49, 82
vitamin B1, 49, 82
vitamin B12, 24, 62
vitamin C, 49, 81
vitamin D2, 49, 81

180 Daftar Obat Esensial Nasional 2015

Anda mungkin juga menyukai