Anda di halaman 1dari 5

Logo edsus

Logo edsus
Pilih Edisi
Seluk Beluk Menjalankan Usaha Bengkel Sepeda
SEPEDA | 13 September 2020
Seluk Beluk Menjalankan Usaha Bengkel Sepeda
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tren bersepeda di Tanah Air kian bergairah dalam beberapa
tahun terakhir. Selain karena mulai meningkatnya kesadaran hidup sehat, kemacetan jalan
kota-kota besar membuat banyak pihak mulai beralih menggunakan sepeda.

Sepeda biasa dijadikan sebagai sarana berolahraga santai. Dibandingkan dengan sarana
transportasi lainnya, bersepeda bisa menguras keringat, yang sama halnya dengan membakar
lemak dan kalori dalam tubuh.

Menariknya, pandemi korona yang melanda Indonesia justru membuat aktivitas bersepeda
malah kian naik daun. Banyaknya aktivitas work from home (WFH) membuat peluang
masyarakat bersepeda kian bertambah.

Selain murah dan terjangkau, sepeda merupakan salah satu alat transportasi alternatif di
tengah pandemi seperti saat ini. Sebab, sepeda memungkinkan seseorang berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya tanpa harus melakukan kontak fisik dengan orang lain. Berbeda
ketika kita menggunakan transportasi umum seperti angkot, bus, kereta, kapal laut, pesawat,
dan sebagainya.

Maka tidak aneh ketika penjualan sepeda pun meningkat semasa pandemi. Kondisi ini bisa
dimanfaatkan untuk meraup untung. Salah satunya adalah peluang usaha bengkel sepeda.

Sepeda tentunya butuh perawatan agar tetap prima saat dipakai dan tetap bisa nyaman.
Karenanya, sepeda perlu diservis secara rutin. Ketika ada bagian yang rusak, tentu harus
diperbaiki. Masalahnya tak semua orang bisa mengganti sendiri suku cadang yang rusak itu
di rumah. Ujung-ujungnya para pegguna akan lari ke bengkel untuk memperbaiki sepedanya
saat ada kerusakan.

Tak heran, bila banyak bengkel sepeda kini kebanjiran konsumen. Tentu membuka bengkel
sepeda di tengah naik daunnya aktivitas bersepeda adalah sebuah pilihan tepat.
Namun, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan sebelum terjun ke bidang satu ini.

Pengetahuan tentang sepeda


Menguasai ilmu pengetahuan atau seluk beluk mengenai sepeda merupakan modal utama
yang harus dimiliki bila Anda ingin terjun ke bisnis ini. Kenali dulu tentang jenis-jenis
sepeda, nama-nama suku cadangnya, dan bagaimana perawatannya.

Pengetahuan tersebut mutlak dimiliki di tengah maraknya jenis sepeda yang beredar di pasar.
Begitu juga dengan komponen atau sparepart sepeda, varian dan jenisnya juga sangat
beragam.

Selanjutnya Anda harus mempelajari bagaimana cara pesaing mendapatkan pelanggan. Bisa
menerapkan pola Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM) atau menemukan cara sendiri.

Yongki Zubair, pemilik bengkel Rockstar di Bandung, mengingatkan pebisnis bengkel sepeda
harus terus memantau perkembangan terbaru dan tren pengguna sepeda secara terus menerus.
Jangan sampai ketinggalan tren, ujarnya.

Semua itu, menurutnya, bisa dipelajari dari banyak sumber, seperti internet atau sering-sering
berkunjung ke toko sepeda. Penting juga untuk bergaul dengan komunitas pesepeda sehingga
tahu tren sepeda atau komponen sepeda yang sedang banyak dibutuhkan di pasaran.

Lokasi bengkel sepeda


Selain sparepart dan perlengkapan bengkel, Iwan Sutrisna, pemilik toko Gemilang Bicycle di
Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengingatkan, pentingnya pemilihan lokasi bengkel.
Layaknya usaha umumnya, kalau bisa mendapatkan lokasi strategis yang berada di pinggir
jalan raya tentu lebih baik. Kalau pun tidak mendapat lokasi pinggir jalan, cari yang dekat
perumahan atau pusat keramaian lainnya.

Iwan yang membuka bengkel pertama kali di tahun 2015 mengaku, awalnya memiliki lokasi
yang tidak begitu strategis. Namun, setelah berjalan dua tahun, ia mendapatkan tempat yang
lokasinya berdekatan dengan dua perumahan besar di kawasan Pondok Aren. “Ya pengunjung
bertambah hampir dua kali lipat,” ujarnya.
Pertimbangan lainnya, carilah tempat yang banyak pengguna sepeda, cari juga lokasi atau
tempat daerah yang sedang berkembang.

Selain itu, jangan lupa untuk melakukan survey berapa pesaing yang memiliki jenis usaha
bengkel yang sama. Amati dan berikan nilai plus agar bengkel yang Anda kelola memiliki
nilai tambah di mata pelanggan..

Sparepart dan peralatan bengkel sepeda


Setelah menemukan lokasi yang tepat, langkah berikutnya adalah menyiapkan peralatan
bengkel dan sparepart sepeda. Usahakan, semua jenis spareart yang banyak dibutuhkan
tersedia di bengkel, seperti pedal, ban, rem, velg dan lain-lain. Bahkan, kalau perlu sediakan
juga frame sepeda.

Untuk pengedaan semua perlengkapan dan aksesori itu memang tidak murah. Yongki
mengaku, ketika memulai usaha ini tahun 2016 silam menggelontorkan dana senilai Rp 50
juta sebagai modal awal.

Sebagian besar modal tersebut digunakan untuk membeli sparepart sepeda dengan bermacam
merk dan varian. “Sekitar 50% untuk pengadaan sparepart,” ujarnya.

Sisanya ia gunakan untuk membeli perlengkapan bengkel rutin, seperti obeng, tang dan
berbagai alat penunjang lainnya. Yongki bercerita, untuk sparepart sepeda, bisa didapatkan
baik secara online maupun offline.

Untuk online, biasanya lewat website atau marketplace yang kini sudah menjamur. Namun,
harus dipastikan kualitas barangnya. Salah satunya dengan melihat banyak atau tidaknya
review positif dari para pembeli.

Jika ingin membeli offline, di Bandung sendiri ada beberapa sentra penjual sparepart berbagai
jenis sepeda, seperti di kawasan Kosambi dan Soekarno Hatta. Di situ Anda bisa memperoleh
sparepart terbaik.

Sementara Iwan Sutrisna, pemilik toko Gemilang Bicycle di Pondok Aren, Tangerang
Selatan, mengeluarkan modal sekitar Rp 85 juta saat memulai usaha. Itu sudah termasuk
biaya sewa tempat.
Sama dengan Yongki, mayoritas modal ia gunakan untuk membeli sparepart. “Sekitar Rp 40
juta untuk suku cadang dan alat-alat,” imbuhnya.

Montir sepeda
Dalam menjalankan usaha ini, Anda harus mempekerjakan montir yang terampil
memperbaiki sepeda. Bila modal yang dimiliki cukup kuat, Anda bisa langsung merekrut
montir sejak awal membuka bengkel.

Langkah ini tepat bagi mereka yang kurang menguasai reparasi sepeda, tapi ingin membuka
bengkel sepeda. “Jadi kalau ingin instan karena tak banyak tahu segala sesuatu tentang
sepeda, sebaiknya langsung menggandeng montir,” kata Yongki.

Strategi itu juga yang dilakukan Iwan saat awal membuka usaha ini. Ia mengaku, bukan
sebagai penikmat sepeda dan hanya ingin mencoba peruntungan dalam berbisnis. Maka saat
memulai usaha bengkel, ia memilih untuk menggaji montir untuk melayani konsumen.

Tipsnya, Anda bisa mencari montir berkualitas di komunitas-komunitas sepeda yang banyak
bertebaran baik di media sosial (medsos) maupun lewat kenalan langsung.

Bagi Iwan, memiliki montir yang handal merupakan sebuah keharusan dalam sebuah bisnis
jasa bengkel. Pelayanan yang memuaskan jelas menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar
lagi. Bila pelayanan yang diberikan memuaskan, pasti konsumen akan datang lagi.

Sedangkan bagi Felix, pemilik Kharisma Blueprint di Cakung, Jakarta Timur, jika baru
memulai usaha, sebaiknya jangan mempekerjakan tenaga montir guna menghemat biaya
operasional.

Sebagai orang yang memang hobi mengutak-atik sepeda, ia terjun langsung sebagai tenaga
montir di bengkelnya. “Sebenarnya kalau dipelajari dengan tekun tidak sulit kok,” ujar pria
yang memulai bisnis bengkel sejak 2015 itu.

Bila pendapatan bengkel sudah lumayan stabil, tidak ada salahnya mempekerjakan montir
supaya pelayanan ke konsumen lebih cepat.
Promosi bengkel sepeda
Sejak maraknya dunia internet, maka strategi yang sangat efektif adalah menggunakan media
sosial (medsos) untuk masuk ke komunitas-komunitas sepeda. “Jangan langsung menawarkan
jasa, sebaiknya jalin perkenalan dulu,” ungkap Felix.

Menurut dia, strategi itu efektif dalam menjaring pelanggan. Strategi lain yang bisa dilakukan
adalah menciptakan suasana bengkel yang nyaman. Seperti dilakukan Felix yang memadukan
bengkel dengan kafe kopi kekinian yang juga lagi marak.

Hal ini efektif untuk menjaring konsumen khususnya kelompok komunitas. Terkadang,
mereka hanya menjadikan bengkel Felix seba

Anda mungkin juga menyukai