Anda di halaman 1dari 32

Materi Pengelolaan Bengkel

Sepeda Motor

Materi Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor


Modul

Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor

I. Peluang Usaha Bengkel Sepeda Motor

Bisnis bengkel sepeda motor menjanjikan peluang usaha yang sangat


menjanjikan.
Apalagi jika diamati dari waktu ke waktu. Perkembangan penjualan sepeda
motor

sangat pesat. Di mana setiap orang kemungkinan besar memiliki sepeda


motor.

Sehingga peluang ini harus ditangkap bagi calon pengusaha bengkel motor.
Jenis
usaha ini pun bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan investasi jangka
panjang.

Kepadatan aktivitas di jalan, menuntut kenyamanan berkendara. Sehingga


sepeda
motor harus selalu dalam keadaan baik. Agar kendaraan selalu dalam
keadaan baik
maka diperlukan perawatan dan service berkala.

Jika kondisinya memburuk, maka dibutuhkan perbaikan-perbaikan bagian


yang
rusak. Sehingga jasa bengkel sepeda motor sangat dibutuhkan. Kondisi
seperti

inilah yang harus dimanfaatkan sebagai peluang usaha.

Usaha bengkel motor memang menjanjikan, mengingat pengguna sepeda


motor
semakin banyak jumlahnya. Hal ini terbukti dari meningkatnya produksi
sepeda
motor pertahun.

Kebutuhan servis bagi sepeda motor menjadi kebutuhan rutin yang harus
dilakukan
oleh penggunanya. Tak ayal, keberadaan bengkel sepeda motorpun terus
menyebar
hingga ke daerah pelosok.

Peluang usaha bengkel motor memang tidak boleh disia-siakan begitu saja.
Terlebih
bagi orang yang memiliki jiwa bisnis besar dan kebetulan gemar dengan
dunia
otomotif.

Dalam menjalankan bisnis usaha harus memikirkan jangka panjang dari


usaha
tersebut. Hal ini dimaksutkan untuk mengetahui apakah usaha yang akan
dijalankan memiliki prospek yang bagus.

Ada 2 faktor yang perlu anda perhatikan sebelum memulai usaha bengkel
yaitu:

a. Faktor internal

Yaitu bentuk pelayanan yang akan diberikan pada usaha bengkel yang akan
dibangun tersebut.

Misalnya kualitas pekerjaan ketika mereparasi motor. Waktu tunggu ketika


proses pengerjaan. Biaya yang dikenakan di usaha bengkel.

Ketiga point itu harus diperhatikan agar bengkel yang akan didirikan bisa
bersaing dengan kompetitor usaha bengkel yang lain.

Anda juga bisa memberikan pelayanan ekstra yang menarik bagi konsumen,
agar mereka lebih percaya dengan usaha bengkel anda. Misalnya
memberikan
garansi dan menyediakan sparepart yang komplit.

b. Faktor eksternal

Yaitu faktor pendukung dari luar. Misalnya berapa kira-kira populasi jumlah
pengguna sepeda motor pada suatu lokasi. Serta dimana usaha bengkel
tersebut
akan dijalankan.

Anda harus menguasai populasi motor di lingkungan tersebut. Semakin


banyak
pengguna sepeda motor maka akan semakin banyak juga peluang yang bisa
kita

peroleh dari usaha bengkel motor yang kita jalankan.

II. Memenuhi Keinginan Pelanggan Melalui Tren Pasar

Tren pasar dapat mempengaruhi pola perilaku dan gaya hidup masayarakat
sesuai
jamannya. Demikian hal nya dengan tren kendaraan bermotor.

Tren model dan modifikasi kendaraan bermotor terus berkembang dari waktu
ke

waktu. Dimulai dari motor dan mobil sport, hingga motor dan mobil balap
jadul,
dari motor gede hingga vespa, dan lain-lain.

Sadarkah kita bahwa tren modifikasi motor dan mobil yang terus berubah-
ubah
menandakan bahwa industri perbengkelan sangat atraktif. Jika kita jeli, kita
akan
menyadari adanya sebuah kepastian ditengah ketidakpastian tren modifikasi
motor
yaitu ‘kebutuhan masyarakat atas jasa bengkel’.

Tidak peduli se-ekstrim apa pun perubahan tren kendaraan bermotor, jasa
bengkel
akan tetap menjadi sebuah kebutuhan pasti bagi setiap pemilik kendaraan
pribadi.
Pada intinya, selama mayoritas masyarakat masih membutuhkan dan
menginginkan kendaraan pribadi, selama itu pula kebutuhan atas jasa
bengkel tidak
mengenal istilah basi.

Perkembangan industri otomotif nasional belum diimbangi dengan


pertumbuhan
jumlah bengkel pendukung layanan purna jual, akibatnya sering terjadi
antrean
cukup panjang kendaraan yang membutuhkan perawatan atau perbaikan.
Kondisi
tersebut terjadi karena bengkel yang ada hanya bisa melayani sekitar 60%
dari
kebutuhan layanan purna jual kendaraan, sehingga masih terbuka luas untuk
bisnis

perbengkelan di dalam negeri. Apalagi, industri otomotif juga membutuhkan


keberadaan bengkel umum atau bengkel resmi (authorized) menjadi bagian
dari
jaringan layanan purna jual untuk memberi kemudahan bagi pelanggan yang
kendaraanya bermasalah.

Melihat angka pertumbuhan sepeda motor di indonesia yang semakin


meningkat,
bisnis bengkel motor merupakan bisnis yang paling menguntungkan, dan
bisnis

turunan dari bisnis ini juga sangat menjajnjikan mulai dari penjulan suku
cadang
motor, aksesoris motor, pencucian motor, sampai dengan jual beli motor.

Usaha bengkel motor masih berpeluang menjanjikan apabila bengkel


tersebut
memiliki tiga hal berikut. Pertama, ketersediaan man power yang harus bisa
di-
upgrade skill-nya sesuai dengan teknologi terbaru kendaraan. Kedua, tools,
yakni
peralatan bengkel yang juga harus disesuaikan dengan zaman. Ketiga,
bengkel juga
disarankan untuk bisa lebih informatif dengan melakukan transparansi alur
kerja,
data konsumen, dan lainnya.

Dengan modal terbatas, terdapat pilihan untuk mendirikan bengkel motor


jasa
servis ringan serta menjalani pelayanan pembelian sperpart dan aksesoris
motor. Ini
dapat dilakukan jika kita mampu melihat peluang untuk menjalin kerjasama
dengan
distributor spare part motor maupun distributor aksesoris motor.

Membuka bengkel motor umum dengan modal terbatas, kita bisa


melakukannya di
rumah dengan memanfaatkan area kosong yang tidak terlalu luas karena
jenis
usaha ini merupakan usaha yang cukup simple dan tidak memerlukan tempat
yang
cukup besar.

Menurut pancajayasetia.co.id(1), jenis-jenis usaha bengkel motor dapat


dibagi
menjadi 4, yaitu :

1) Usaha Bengkel Sepeda Motor Resmi

Bagi yang ingin menjalankan usaha bengkel motor resmi tentunya kita harus
menghubungi kantor service center merek yang diinginkan , misalnya ingin
membuka bengkel resmi honda maka anda harus pergi ke dealer Honda yang
dalam prosesnya biasanya akan diminta syarat-syarat tertentu tergantung
perusahaan pemberi license.

(1) http://pancajayasetia.co.id/2017/08/23/tips1-mengenal-jenis2-usaha-
bengkel-motor/

2) Usaha Bengkel Sepeda Motor Umum

Bagi yang ingin membuka usaha bengkel motor, mungkin jenis yang satu ini
cocok untuk dijalankan karena memang bengkel jenis ini umumnya
melakukan
service motor standard (cek busi, pembersihan karburator, pembersihan
filter
udara, dll), kemudian penggantian sparepart motor yang sudah rusak ,
menambal ban bocor, dan perbaikan motor yang memiliki masalah kecil alias
tidak terlalu berat.

3) Usaha Bengkel Sepeda Motor Tune Up

Bagi yang menyukai kecepatan atau memiliki hobi balap motor, mungkin bisa
membuka bengkel yang khusus, yaitu bengkel khusus yang memodifikasi
motor
standard menjadi tidak standard. Seperti, motor yang standardnya 150cc
dirubah
menjadi 200cc, dsb yang biasanya hal ini tergantung dari permintaan
pelanggan
yang menginginkan perubahan pada kecepatan/akselerasi motornya. Bengkel
jenis ini biasanya tidak terlalu membutuhkan tempat yang strategis karena
biasanya pelanggan atau konsumen yang berkunjung ke bengkel motor tune-
up
didapat dari promosi mulut ke mulut.

4) Usaha Jual Beli Aksesoris Motor dan Modifikasi Motor

Jenis usaha bengkel motor sudah merambah kebagian tampilan motor. Di


mana
banyak pengguna motor yang merubah tampilan menjadi lebih keren, agar
tampilan motor yang dimiliki tersebut berbeda pada motor umumnya.

Biasanya bengkel motor ini lebih fokus pada penjualan aksesoris motor ,
contohnya yaitu underbone, undertail, ban motor, velg motor, cakram, body
kit,
sayap motor, spakbor , handle gas dan handle kopling, cover engine, cover
shock dan
lain sebagainya yang pada intinya adalah bengkel yang fokus pada
perubahaan
tampilan motor menjadi lebih keren.

III. Struktur Organisasi Bengkel

a. Pengertian Struktur Organisasi Bengkel Otomotif

Struktur dalam Kamus bahasa Indonesia memiliki beberapa makna sebagai


berikut.
1. Cara sesuatu disusun / dibangun.
2. Susunan atau bangunan.
3. Disusun dengan pola tertentu.
4. Pengaturan unsur atau bagian suatu benda.
5. Ketentuan unsur-unsur dari suatu benda.

Struktur organisasi bengkel otomotif yaitu pengaturan/penempatan personal


yang dibuat pada bengkel otomotif guna melakukan tanggung jawabnya
sesuai
dengan pekerjaan masing-masing.

Bengkel otomotif yang sering kita jumpai terdiri atas bengkel mobil dan
bengkel motor.Bengkel selain melayani perawatan berkala, perbaikan, dan
penjualan suku cadang biasanya juga menyediakan penjualan kendaraan.

b. Jenis Struktur Organisasi Bengkel

(1) Struktur Organisasi Fungsional


Struktur fungsional sering digunakan berdasarkan sesuai dengan
kemampuan masing-
masing.

(2) Struktur Organisasi Divisional


Struktur organisasi divisional dikelompokkan berdasarkan kesamaan baik
layanan, pasar,
produk, maupun fisik geografis. Struktur ini biayanya lebih tinggi, sehingga
sering digunakan
perusahaan menengah ke atas. Struktur ini memetakan tiap bawahan yang
mempunyai
tanggung jawab dan wilayah sendiri-sendiri.

(3) Struktur Organisasi Lini


Struktur ini menghubungkan secara langsung dengan atasan, cocok untuk
lini kecil

contohnya di RT, rumah makan, perbengkelan, dan sebagainya.


Keuntungannya adalah
dapat langsung bertanggung jawab pada atasan. Adapun kelemahannya
adalah
bergantung pada seorang saja. Berikut bagan struktur lini.

(4) Struktur Organisasi Lini dan Staf


Struktur kombinasi yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan ilmu.
Spesifikasinya
memudahkan kontrol, namun kelemahannya kurang dapat terpusat.

(5) Struktur OrganisasiKomite/Proyek


Struktur oranisasi komite memiliki anggota mempunyai wewenang.

Semua mempunyai peran karena terjadi musyawarah. Kelemahannya jika


terjadi masalah, maka sering menghindari atau saling lempar tanggung
jawab.

(6) Struktur OrganisasiMatriks


Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi antara struktur

fungsional dan struktur divisional. Dunia perbengkelan baik bengkel mobil


maupun motor mempunyai kemiripan struktur. Tiap bengkel atau perusahaan
memiliki struktur organisasi yang berbeda. Minimal yang paling sederhana
terdiri atas kepala bengkel dan mekanik. Struktur organisasi bengkel sangat
penting dalam operasional sistem kerja bengkel. Tiap bagian bertanggung
jawab sesuai pekerjaannya.
Berikut bagan struktur organisasi yang biasa diterapkan pada bengkel
sepeda motor

Berikut tugas dan tanggung jawab Struktur Organisasi Bengkel:


1. Kepala Bengkel(Direktur)

Direktur sebagai pimpinan perusahaannya bertugas memimpin


berlangsungnya perusahaan atau bengkel yang dipimpinnya. Pimpinan yang
baik hendaknya selalu mengecek anak buah yang dipimpin. Cara antara lain
dengan berdoa bersama atau upacar sebelum melakukan kerja, memberi
contoh
kedisiplinan, berbuat ramah kepada siapa saja termasuk konsumen, serta
tidak
seganuntukmelakukan perawatan di bengkel.

2. Kepala Mekanik (Service Advisor)


Kepala mekanik bertugas mengatur dan mengoordinasi mekanik dalam

melakukan pekerjaan, Selain itu, juga mengontrol berbagai keluhan


pelanggan
tentang service yang dilakukan oleh mekanik.

3. Front Desk/FrontCounter
Bertugas menerima keluar masuk pelanggan yang datang untuk

melakukan berbagai jenis layanan di bengkel. Petugas front desk diharapkan


ramah dan pandai berkomunikasi dengan baik. sehingga pelanggan
dengan berbagai macam latar belakang akan merasa senang. Selain itu juga
mendapatkan apa yang diinginkan baik dari service, membeli suku cadang
atau
pun hanya sekedar konsultasi.

4. Mekanik
Mekanik mempunyai tugas untuk melakukan servis pada sepeda motor

yang datang dan masuk pada antrean. Servis maupun perawatan yang
dilakukan
dari ringan, sedang, maupun berat semua harus dilakukan dengan
bertanggung jawab.
5. Spare Part

Spare part Menjaga bagian jual beli atau pengambilan suku cadang
yang dibutuhkan oleh mekanik. Keluar masuk barang suku cadang selalu
dicocokan dengan administrasi yangada.
6. Pencuci Motor

Petugas ini bertugas untuk mencuci motor yang selesai diservis oleh
mekanik atau motor yang memang datang hanya untuk cuci motor.
Beberapa bengkel telahmemberikan fasilitas cuci motor sebagai bonus
service.
7. Office Boy

Office boy bertugas untuk tetap menjaga dan merawat kebersihan bengkel
pada umumnya. Tugas tersebut di antaranya menyapu, mengepel, maupun
memberi pewangi pada ruang-ruang tertentu. Office boy harus selalu siap
dengan
kebersihan bengkel.

IV. Karakteristik Konsumen Bengkel Sepeda Motor

Anda harus menetapkan siapa target konsumen bengkel yang akan didirikan.
Jika
usaha bengkel motor ini akan dibuka di lingkungan rumah, maka target pasar
terbesar adalah pengendara motor yang berada di daerah rumah itu sendiri.

Mengingat kepemilikan sepeda motor menjadi hal yang wajar bagi seluruh
lapisan
masyarakat, baik itu dari segi tingkatan ekonominya, tingkat pendidikan,
gender,
ataupun kondisi sosial, maka setiap pemilik sepeda motor pasti
membutuhkan
bengkel sebagai tempat perawatan dan perbaikan motor dan mobil yang
mereka
miliki.
Jenis motornya pun pasti akan beraneka ragam. Keragaman tersebut
menuntut
adanya proses perawatan yang berbeda-beda.

Akan tetapi, berapapun harga motor serta dari mana pun motor itu berasal,
setidaknya setiap motor tetap membutuhkan perawatan standar yang sama
secara
terus menerus. Seperti contohnya ganti aki dan ganti oli, atau servis yang
bersifat
darurat seperti isi angin dan tambal ban.

Nah, perawatan standar tersebut adalah teknik mumpuni yang harus dimiliki
setiap
bengkel demi menunjang kebutuhan standar konsumen di masa ini.

Bengkel bagi kendaraan bagaikan makan bagi makhluk hidup. Setiap


makhluk
hidup tidak mungkin tidak butuh makanan selama ia masih ingin hidup.
Setiap
pemilik kendaraan pun tidak mungkin tidak pergi ke bengkel selama ia masih
menginginkan kendaraanya berfungsi dengan baik. Semakin sering motor
digunakan, semakin besar pula perawatan yang dibutuhkan.

Sejak seseorang membeli motor untuk pertama kali, sejak saat itulah ia
terdaftar
sebagai konsumen yang akan membutuhkan jasa bengkel secara terus
menerus.

Sebagaimana telah dijelaskan di awal, katadata.co.id(2) menyatakan bahwa


jumlah
kepemilikan kendaraan pribadi di Indonesia didominasi oleh roda dua dan
tren
setiap tahunnya semakin meningkat. Otomatis, setiap tahun terdapat jutaan
konsumen baru yang masih membutuhkan jasa bengkel.

V. Lokasi dan Penataan Bengkel

A. Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi harus memperhatikan potensi pasar yang tersedia di sekitar

lokasi tersebut. Dengan tetap mempertimbangkan anggaran yang tersedia.

Pilihlah lokasi yang dekat dengan pasar, sekolah atau universitas,


perumahan,
perkantoran dan yang jelas lokasi calon bengkel jangan terlalu masuk
kedalam
atau jauh dari jalan besar, paling tidak ada jalur angkutan umum yang rutin
lewat sekitar lokasi

Pilih lokasi yang belum ada bengkel sejenis berdiri disitu, kecuali jika anda
cukup
PD untuk ‚bertarung‛ dengan mereka. Sehingga merasa tidak masalah jika
ingin
mendirikan di lokasi manapun.

Investor juga harus memperhitungkan apakah pendirian bengkel di lokasi


yang
diincar untuk dijadikan bengkel diijinkan oleh aparat kelurahan/kecamatan.

Peraturannya harus ada ijin keramaian (HO) yang ditandatangani oleh


tetangga
sekitar sebagai tanda tidak keberatan dilingkungannya ada bengkel yang
berdiri.

HO ini jangan diremehkan karena banyak kasus investor sudah kontrak atau
bahkan beli tanah untuk mendirikan bengkel ternyata tidak diijinkan oleh
tetangga sekitar.

Tips mudahnya, lihat aja didaerah sekitar lokasi, apakah ada usaha atau
bengkel
apa saja yang sudah berdiri disitu. Kalau iya berarti gak ada masalah
mengenai
ijin HO.

(2) https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/11/sejak-1956-sepeda-
motor-
mendominasi-jumlah-kendaraan-indonesia

Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan sebagai bahan


pertimbangan strategi memilih lokasi usaha :

1) Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi

Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup


tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin
besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan
usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di
daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.

2) Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi

Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu


mempengaruhi usaha yang akan dibangun. Sebab, tingkat pendapatan
masyarakat juga akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Jika kita ingin
menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya
pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi (misal di kota-kota besar).

Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga relatif lebih murah,
tidak akan menjadi masalah jika memilih lokasi usaha yang daya beli
masyarakatnya kurang urusan kualitas. Karena konsumen di daerah tersebut
lebih mementingkan harga murah dibandingkan memperhatikan kualitas
produk yang dijual.

3) Memperhatikan tingkat keramaian lalu lalang kendaraan yang lewat

Perhatikan kondisi lalu lalang kendaraan, karena hal ini juga memperngaruhi
jenis usaha yang cocok di daerah tersebut. Untuk daerah yang banyak dilalui
kendaraan bermotor, usaha bengkel motor sangatlah dibutuhkan.

4) Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut

Semakin banyak usaha yang ada disekitar lokasi maka konsumen yang
datang
ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat
berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula,
sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat
berbagai macam usaha. Missal saja lokasi pasar, dll.

5) Sesuaikan dana dengan lokasi yang akan dipilih

Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir
jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha
yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang dimiliki dengan lokasi
usaha yang akan dipilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal
tapi ternyata tidak ramai pengunjung.

6) Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah

Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha yang
akan kita buka, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika sudah yakin
karena
posisinya yang sangat strategis, anda harus siap bersaing dengan
menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha anda dengan
usaha lain yang sejenis.

7) Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha

Usahakan pilih lokasiyang mudah diakses oleh para calon konsumen.

8) Tingkat keamanan yang mendukung

Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen.


Dengan lingkungan yang aman, anda bisa mengurangi resiko pencurian
maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi yang
kurang aman.

9) Perhatikan kebersihan lokasi usaha

Konsumen tidak akan mengunjungi toko ataupun outlet yang berada di


lingkungan kotor atau kumuh. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar
usaha anda agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lkasi usaha anda.

B. Tata Letak Bengkel

Perencanaa tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian,


pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan, tujuan dari
penyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem produksi yang
efisien dan efektif, melalui :

· Pemanfaatan peralatan yang optimal maupun


· Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum
· Aliran bahan dan produksi jadi yang lancar
· Kebutuhan persediaan yang rendah
· Pemakaian ruang yang efisien
· Ruang gerak yang cukup untuk operasional

pemeliharaan

· Biaya produksi dan infestasi modal yang rendah


· Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan
· Keselamatan kerja yang tinggi
· Suasana kerja yang baik

Dalam membangun atau memilih bangunan maka harus diperhatikan bentuk


bangunan yang akan anda jadikan bengkel.

Berikut ini contoh layout yang umumnya dijadikan layout dasar bengkel-
bengkel
resmi dimana idealnya setiap bengkel mempunyai tempat-tempat berikut :

a) Ruang Tunggu Konsumen


b) Meja Penerima Tamu
c) Tempat Service
d) Gudang Spare Part
e) WC / Locker Mekanik
f) Ruang Konsultasi Konsumen
g) dll
Ada beberapa alasan kenapa layout seperti di atas :

a) Ruang Tunggu

Ruang tunggu konsumen sebaiknya bisa dilihat dari luar bengkel, hal ini
dapat
digunakan untuk menarik calon konsumen yang mungkin merasa nyaman jika
ada salah seorang temannya sedang servis motor di tempat tersebut.

Ruang tunggu juga harus mempunyai akses untuk konsumen dapat melihat
langsung sepeda mereka diservis, karena hal ini akan memberikan
kenyamanan
dan ketenangan pada konsumen. Jika bengkel mempunyai system
pembuangan
yang baik maka sepeda motor dapat diservis dengan arah membelakangi
konsumen, tapi jika tidak maka sepeda motor yang diservis sebaiknya
menghadap konsumen.

b) Tempat Servis Tune up

Memiliki banyak pit servis memang menguntungkan karena berhubungan


dengan kapasitas unit yang diservis. Tapi fasilitas dan kenyamanan tidak
dipungkiri merupakan faktor yang dapat menentukan konsumen mau datang
atau tidak. Jadi, maksimalkan ruang untuk tempat servis dan fasilitas
lainnya.

Tempat servis harus bisa dilihat oleh konsumen dari ruang tunggu dan juga
orang yang lewat di depan bengkel, karena bengkel adalah usaha yang
bergerak
dibidang jasa maka ini dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan
segala
fasilitas yang ada .

Usahakan arah parkir sepeda motor yang diservis menghadap sebelah kiri
dari
mekanik, karena orang yang tidak kidal lebih nyaman memarkir kendaraan
kearah kirinya

c) Tempat Servis Bongkar Mesin Ringan – Berat

Selain ada tempat servis untuk tune-up, ada tempat servis khusus untuk
bongkar
mesin baik ringan atau berat. Jangan dicampur karena pekerjaan ini relatif
lebih
lama daripada tune-up. Jadi lebih baik jika menjadwalkan konsumen yang
ingin
bongkar mesin bila jumlahnya tidak bisa dikerjakan dalam sehari daripada
mengorbankan tempat servis tune-up. Karena keuntungan bongkar mesin
yang
bisa memakan waktu berjam-jam lebih sedikit dibanding keuntungan tune-up.

d) Gudang Spare Part

Gudang spare part harus berada ditempat yang mudah dijangkau oleh
petugas
penerima servis. Konsumen dan mekanik bisa dengan mudah membeli atau
mengambil spare part kepada petugas penerima servis. Maka letaknya
sebaiknya
dibelakang petugas penerima servis, tetapi di-display sehingga mudah dilihat
oleh konsumen. Kalau perlu sebagian besar gudang dari kaca, sehingga isi
atau
kelengkapan dari gudang dapat dilihat oleh konsumen.

e) Toilet – Musholla

Sediakan toilet yang representative, banyak kasus dimana ada orang yang
fanatik
memilih suatu tempat hanya karena toiletnya bersih – walau pelayanannya
biasa
saja, sehingga hal ini perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan sediakan
Mushola,sehingga memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

f) Ruang Konsultasi

Ketika menghadapi konsumen yang tidak puas akan pelayanan mekanik


bengkel, sangat tidak elok bila membiarkannya marah di depan semua orang.

Maka untuk menghindari itu, sediakan ruang konsultasi yang nyaman (jika
bisa
ada AC atau minimal kipas angin untuk mendinginkan konsumen). Ruang
konsultasi juga bisa berfungsi sebagai kantor anda atau penanggung jawab
bengkel untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasinya.

g) Loker / Ruang Istirahat Mekanik

Bila masih ada ruang, maka sediakan ruang loker untuk ganti mekanik atau
istirahat. Para mekanik juga karyawan biasa yang membutuhkan privasi
untuk
ganti atau istirahat.Tempat tersebut bisa dijadikan ajang curhat antar
mekanik
baik mengenai pelayanan konsumen atau sharing masalah-masalah teknik.

VI. Pemasaran Bengkel

Dengan semakin banyaknya motor di jalanan, semakin tinggi pula kebutuhan


akan
bengkel motor dan ini bisa menjadi ide untuk membuka sebuah usaha. Hanya
saja
memasuki bisnis ini memang tidak bisa dikatakan mudah. Pasar yang
demikian
besar mendorong banyak orang tertarik untuk terjun pada bisnis ini.
Persaingan
bisa menjadi sangat ketat, bahkan tidak perlu heran kalau dalam satu ruas
jalan saja
kita bisa menemukan 3 bengkel motor yang jarak satu sama lainnya bisa saja
tak
lebih dari 300 meter. Dengan situasi macam ini, perlu sedikit mensiasati
dengan
menerapkan beberapa langkah cara promosi atau pemasaran yang bisa
membantu
usaha bengkel motor ini bertahan dalam persaingan. Beberapa langkah
pemasaran
yang bisa dicoba antara lain :

a). Memberi kartu member

Beberapa bengkel menggunakan sistem kartu member yang akan diberikan


kepada
pelanggan bengkel yang setidaknya sudah melakukan kunjungan beberapa
kali
pada bengkel tersebut.

Pemegang kartu member biasanya akan mendapat keistimewaan khusus


seperti
diskon, penawaran khusus atau fasilitas khusus. Biasanya mereka yang
sudah
mendapatkan kartu member akan merasa sayang untuk tidak
memanfaatkannya
dan memilih untuk setia.

b). Bekerja sama dengan komunitas


Usahakan untuk bisa menjalin kerjasama dengan komunitas atau club motor
tertentu
di kota setempat. Jika perlu siapkan diri dengan selalu memiliki seluruh
sparepart
dan aksesoris motor sesuai dengan jenis motor club tersebut.

Berikan penawaran istimewa supaya usaha bengkel bisa menjadi bengkel


resmi club,
seperti harga khusus, stok paling lengkap dan layanan khusus.

c). Kerjasama dengan café atau salon

Kita dapat menyewakan space di bengkel untuk pengelola salon atau café.
Bila
konsumen bengkel bisa menunggu sambil merawat rambutnya atau sambil
menikmati secangkir capucinno hangat rasanya ini bisa jadi ide menarik.

Atau malah jalin sistem kerjasama untuk tiap pengunjung bengkel bisa
mendapat
potongan harga khusus di café atau salon tersebut. Jika café atau salon
terlihat
terlalu mahal untuk kelas bengkel Anda, kerjasama bisa dilakukan dengan
penjual
burjo, warkop, atau lainnya.

d). Layanan antar jemput motor

Beberapa bengkel yang menambahkan layanan antar jemput motor bisa


mencuri
beberapa konsumen yang berjarak sedikit lebih jauh dari lokasi usahanya.

Pasalnya banyak pemilik motor terlalu sibuk atau mungkin terlalu malas
untuk
berangkat ke bengkel. Layanan ini bisa membantu calon konsumen dan
sekaligus
menarik konsumen dengan konsep jemput bola.

e). Sediakan sarana lengkap

Pemasaran tidak harus dengan menjalin kerjasama atau sibuk berpromosi,


pemasaran juga mencakup layanan yang bisa dioptimalkan untuk konsumen.
Selalu
lengkapi layanan perbengkelan supaya bengkel bisa menjadi semacam one
stop
shopping untuk konsumen.

Sediakan pula sarana tunggu memadai dengan ruangan yang nyaman disertai
hiburan seperti TV, musik atau malah majalah dan buku bacaan.

VII. Peralatan dan Fasilitas Bengkel

Secara umum, bengkel merupakan tempat untuk perawatan/pemeliharaan,


perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin
dan
perakitan alsin.

Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang


kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan setiap pihak yang
bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan
dan
kesehatan kerja.

Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan


melayani
jasa baik perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya.

Berikut adalah beberapa alat standar bengkel yang ada di bengkel resmi,
yang dapat
digunakan sebagai referensi untuk membuka bengkel umum :

I. Strategic Tools
a) Mechanic truster

Mechanic truster berfungsi sebagai peralatan standar untuk melakukan


perawatan/perbaikan sepeda motor.

Ketentuan :
Diletakkan secara rapi di tiap pit kerja dekat dinding, disediakan sesuai
jumlah
pit kerja, fungsi dan kelengkapan diperiksa secara berkala (min. 1 bulan 1x).
Perawatan :
Box dan peralatan dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x)
menggunakan
kain majun atau kuas kecil, box dicat ulang warna merah jika kondisi cat
sudah
memudar.

b) Bike lift
Fungsi : untuk meletakkan sepeda motor yang akan
Peralatan standar
dirawat/diperbaiki.

Ketentuan:
Diletakkan secara rapi di setiap pit kerja, diperiksa fungsi dan kondisinya
secara berkala
(min. 1 bulan 1x).

Perawatan :
Dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x) menggunakan kain majun, dan
dicat
ulang warna merah jika cat sudah memudar.

c) Parts Washing Cleaner (PWC)

PWC

Fungsi :
Tempat untuk mencuci dan membersihkan komponen sepeda motor saat
dilakukan pekerjaan servis.

Ketentuan :
Diletakkan di area khusus, umumnya di area heavy repair. Perawatan :

Dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x) dengan menggunakan

majun/sikat/kuas, dan dicat warna merah jika warna sudah pudar.

II. Common Tools


a) Thickness Tape

Fungsi :
Mengukur celah antara part sepeda motor, misal klep mesin. Alat ini
biasanya
diletakkan di masing-masing pit kerja.

b) Impact Wrench

Fungsi :
Membuka dan menutup baut dengan lebih cepat saat perawatan/perbaikan
sepeda motor, dan sebagai image bongkel modern. Biasanya diletakkan di
masing-masing pit kerja.
c) Air Gun

Fungsi :
Membersihkan kotoran pada komponen sepeda motor saat
perawatan/perbaikan, dan sebagai image bengkel modern.
Ketentuan :
Diletakkan di masing-masing pit kerja.

d) Battery Charger

Fungsi :
Mengisi ulang tegangan battery sepeda motor yang kurang.
Ketentuan :
Diletakkan di area khusus, umuumnya di area heavy repair, dan dikalibrasi
minimal 1 tahun 1x.

III. Special Tools

Fungsi :
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan khusus.

IV. Additional Tools


a) Air Hose Reel

Fungsi :
Selang udara yang dapat tergulung untuk menyalurkan udara bertekanan
bagi air duster/air gun dan impact wrench.
Ketentuan :
Diletakkan di masing-masing pit kerja sebanyak 2 buah.

b) Kompresor

Fungsi :
Menghasilkan udara bertekanan untuk operasional bengkel.
Ketentuan :
Diletakkan di area khusus yang memiliki peredam.
Perawatan :
Dibersihkan dan diservis secara berkala, setiap sore usai bengkel tutup agar
angin di piping system dibuang melalui kran pembuangan.

c) RPM Meter

Fungsi :
Menunjukkan hasil pengukuran RPM sepeda motor yang sudah selesai
diservis sesuai dengan kondisi setting pabrikan.
Ketentuan :
Diletakkan di area final inspection.

d) Nampan Kerja

Fungsi :
Meletakkan komponen/benda kerja saat servis agar tidak tercecer atau
hilang.

Ketentuan :
Diletakkan di tiap pit kerja. Umumnya ada 5 buah nampan, untuk part, mur-
baut, tools, bensin servis, oli bekas.

Perawatan :
Dibersihkan dengan majun setiap usai kerja.

V. Persediaan Suku Cadang di Gudang Bengkel

A. Manfaat Persediaan

Suatu perusahaan biasanya mempunyai persediaan. Baik itu berupa


persediaan
bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan barang jadi
untuk perusahaan- perusahaan industri (processing), maupun persediaan
barang-
barang dagangan yang berupa finished product ataupun barang- barang yang
belum lengkap untuk perusahaan dagang.

Perusahaan selalu membutuhkan persediaan disebabkan karena :

1) Bahan-bahan (barang-barang) yang diperlukan perusahaan tidak dapat

datang secara satu persatu sebesar barang dagangan diperlukan serta pada
saat barang dagangan diperlukan. Bahan-bahan (barang-barang) akan datang
dalam jumlah yang besar, sehingga dengan demikian akan terjadi persediaan
barang atau bahan dan tentu saja perusahaan harus menanggung biaya-biaya
dan resiko dengan adanya persediaan barang atau bahan.

2) Untuk perusahaan-perusahaan industri, apabila terjadi bahan baku belum

ada (datang), sedangkan tidak ada persediaan bahan baku, maka tentu saja
kegiatan produksi akan terhenti dengan sendirinya. Demikian juga untuk
perusahaan dagang, bila persediaan barang yang dijual tidak ada, padahal
ada langganan yang akan membelinya maka tentu saja langganan akan
kecewa.

Kalau tidak ada persediaan barang atau bahan terjadi lebih dari satu kali
saja
maka langganan akan semakin kecewa dan mulai mencari perusahaan lain
yang lebih memuaskan.

3) Sebaliknya, apabila terdapat persediaan yang terlalu banyak maka


keadaanya

juga tidak menguntungkan. Persediaan yang terlalu banyak akan


menghabiskan biaya yang besar, memiliki resiko kerusakan dalam
penyimpanan, resiko keamanan, dan lain-lain.

Masalahnya sekarang adalah berapa banyak persediaan harus ada serta


kapan
persediaan bahan atau barang dibeli. Sebab sebagaimana diketahui apabila
persediaan bahan atau barang habis, maka akan menyebabkan berbagai
kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya apabila persediaan terlalu banyak juga
akan menimbulkan tambahan biaya yang semestinya dapat dihemat.

Dengan demikian untuk mencapai efisiensi persediaan barang, paling sedikit


pengusaha harus dapat menentukan suatu jumlah yang tepat untuk dibeli
serta
kapan pembelian barang dilakukan.

Dari pembelian bahan baku diharapkan proses produksi perusahaan tidak


terganggu (disebabkan karena gangguan bahan baku) serta biaya-biaya
persediaan barang dagangan dapat ditekan seminimal mungkin.

Sehubungan dengan pengadaan persediaan barang dagangan, maka perlu


dikembangkan adanya suatu sistem pengawasan persediaan yang optimal.
Sistem pengawasan persediaan yang optimal yaitu meliputi:

a. Kapan mengadakan pemesanan barang kembali


b. Berapa barang yang akan dipesan kembali

Untuk melaksanakan pengawasan persediaan yang optimal tentu saja harus


diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan.
Dengan
mengabaikan salah satu faktor saja berarti perusahaan akan mendapatkan
resiko
yang lebih besar.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang

Faktor-faktor yang akan mempengaruhi persediaan barang pada perusahaan,


ada beberapa macam, dimana satu dengan yang lain saling berhubungan,
yakni
sebagai berikut:

1. Perkiraan kebutuhan barang (forecast demand)

Sebelum kegiatan pembelian atau pemesanan barang dilakukan, maka


pengusaha harus dapat membuat perkiraan barang yang akan dijual pada
suatu periode. Perkiraan kebutuhan barang yang akan dijual merupakan

perkiraan tentang berapa kebutuhan perusahaan akan barang untuk


proses pemasaran ataupun proses produksi.

2. Harga barang dagangan

Harga barang ikut juga menentukan besar kecilnya persediaan barang.


Harga barang dagangan merupakan penentu berapa dana yang harus
disediakan untuk pengadaan persediaan barang dagangan.

3. Biaya – Biaya Persediaan

Biaya-biaya persediaan hendaknya diperhatikan dalam penentuan


besarnya persediaan. Dalam memuat analisis tentang biaya-biaya
persediaan dikenal adanya dua tipe biaya, yaitu biaya-biaya yang
semakin besar dengan bertambah besarnya rata-rata persediaan, dan
biaya-biaya yang semakin kecil dengan berkurangnya besar rata-rata
persediaan.

4. Kebijaksanaan pembelanjaan (financial policy) Kebijaksanaan

pembelanjaan berhubungan dengan seberapa jauh persediaan barang


dagangan akan mendapatkan dana.

5. Kebutuhan senyatanya (actual demand)

Kebutuhan akan barang yang senyatanya harus diperhatikan. Berapa


besar kebutuhan barang dagangan serta bagaimana hubungannya dengan
perkiraan kebutuhan yang telah dibuat untuk periode yang berkutnya
harus diperhatikan dan dianalisis. Dengan demikian maka dapat dibuat
perkiraan kebutuhan penjualan barang lebih mendekati pada kenyataan.

6. Waktu tunggu (lead time)

Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk menunggu


datangnya barang sesudah saat pemesanan. Waktu tunggu perlu
diperhatikan karena erat hubungannya dengan penentuan saat
pemesanan kembali (reorder). Dengan diketahuinya waktu tunggu yang
tepat maka kelangsungan proses bisnis tetap terjamin sedangkan biaya-
biaya persediaan dapat ditekan sampai seminimal mungkin.

Maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari pelanggan, tidak


akan mengecewakan pelanggan karena kebutuhan pelanggan tetap ada
dalam perusahaan, sehingga pelanggan tidak akan pindah tempat dalam
membeli kebutuhannya.

C. Teori Persediaan

Persediaan (inventory) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu


bisnis(3). Alasannya adalah persediaan cenderung menyembunyikan
persoalan.
Dengan memecahkan masalah persediaan membuat permasalahan menjadi
sederhana, namun demikian permasalahan yang sering muncul adalah
tentang
persediaan yang sangat sulit dikelola. Akibatnya kebijakan operasi yang
bijaksana sangat diperlukan dalam mengelola persediaan, sehingga tingkat
persediaan dapat ditekan sekecil mungkin.

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian


persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam
persediaan, maka akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan.
Dengan demikian apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan
barang (stock out cost).

Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan.


Permintaan
meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-
komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis
persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk
(product
output).
(3) Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan (8th Edition). Jakarta :
Rajawali.

Sistem persediaan diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan


pengendalian
yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa besar pesanan
yang
harus dilakukan. Sistem persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin
tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada
waktu yang tepat.

D. Analisis Persediaan

Walaupun kadangkala kita sering berpikir mengenai persediaan hanya dalam


hal jumlah persediaan yang terdapat dalam rak toko, namun bentuk
persediaan
dapat bermacam-macam, seperti produk setengah jadi pada tingkat proses
manufaktur yang berbeda-beda, bahan baku, sumber daya, tenaga kerja atau
kas.

Tujuan dari persediaan tidak selalu untuk memenuhi permintaan pelanggan,


sebagai contoh perusahaan-perusahaan sering menyimpan persediaan bahan
baku dalam jumlah besar sebagai cadangan jika terjadi pemogokan. Adapun
bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi
perusahaan bisnis.

E. Fungsi Persediaan
1. Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi


permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier (pemasok).
Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan
sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan
waktu pengiriman. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi
permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan
yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang
tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size perlu mempertimbangkan penghematan- penghematan


atau potongan pembelian atau pemesanan, biaya pengangkutan per unit
menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena
perusahaan melakukan pembelian atau pemesanan dalam kuantitas yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena
besarnya persediaan.

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat


diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data
masa lalu, yaitu permintaan musiman. Pada fungsi antisipasi perusahaan
dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) dan
perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu.
Sehingga perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut
persediaan pengaman (safety stock).

F. Penentuan Sistem Persediaan

Apabila barang-barang yang telah dibeli atau diproduksi sendiri semuanya


terjual dalam suatu periode maka dalam menentukan keuntungan atau profit
atas penjualan akan dapat ditentukan dengan mudah, yaitu total harga pokok
penjualan pembelian atau biaya produksi yang juga merupakan harga pokok

penjualan dibebankan pada hasil penjualan (revenue from sales). Tetapi


biasanya
sebagian barang yang dibeli, tidak atau belum terjual pada akhir suatu
periode.
Sehingga memerlukan penilaian atas barang dagangan. Permasalahan yang
terjadi dalam menentukan nilai dari persediaan yang dilaporkan pada neraca
sebagai laporan keuangan adalah faktor-faktor yang termasuk dalam suatu
persediaan dan berapa besarnya nilai persediaan barang dagangan.

1. Sistem Periode Berkala (Periodic System)


Merupakan sebuah sistem yang setiap akhir periode dilakukan
perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan barang
dagangan akhir.

2. Perpectual System
Biasa disebut juga book inventories yaitu persediaan yang diatur dalam
catatan administrasi. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari
pembelian dapat dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Bila
metode Perpectual System dipakai secara fisik hanya dilakukan paling
tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter
checking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan
dalam kartu administrasi persediaannya.
VI. Pembukuan Bengkel

Berikut contoh pembukuan sederhana untuk jenis usaha bengkel motor


selama 1
bulan (mengambil contoh periode bulan Mei 2018) :

(4) Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Berdasarkan transaksi di atas, yang harus dibuat adalah :

1) Persamaan Akuntansi
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Modal
4) Laporan Neraca
5) Laporan Jurnal
6) Laporan Buku Besar (posting)

Posting = memindahkan ayat-ayat jurnal ke dalam Buku Besar

a) Akun (perkiraan) Kas


b) Akun (perkiraan) Sewa Bengkel
c) Akun (perkiraan) Perlengkapan
d) Akun (perkiraan) Peralatan
e) Akun (perkiraan) Utang
f) Akun (perkiraan) Modal
g) Akun (perkiraan) Pendapatan
h) Akun (perkiraan) Beban

Penjelasan :

1) Persamaan Akuntansi

Bengkel Motor ‚ABC‛


Laporan Persamaan Akuntansi Periode 31

Mei 2018
Dalam Ribuan Rp

16.75 16.75
00
(H) (U+M
2) Laporan Laba Rugi Bengkel Motor ‚ABC‛
Laporan Laba Rugi
Dalam Ribuan Rp Periode 31 Mei 2018

3) Laporan Perubahan Modal

Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan


Perubahan Modal Periode 31
Mei 2018

Dalam Ribuan Rp

4) Laporan Neraca Bengkel Motor ‚ABC‛


Laporan Neraca Periode
Dalam Ribuan Rp
31 Mei 2018

5) Laporan Jurnal Bengkel Motor ‚ABC‛


Laporan Jurnal Periode 31
Dalam Ribuan Rp
Mei 2018

6) Laporan Buku Besar (Posting)

Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan


Buku Besar Periode 31 Mei 2018

Dalam Ribuan Rp

Akun : Kas

Akun : Sewa

Akun : Perlengkapan

Akun : Peralatan

Akun : Utang D K Saldo


Tgl Keterangan - 500 500
7-
15 Kredit perlengkapan 5.000 5.000
Kredit bank

Akun : Modal
Akun : Pendapatan

Akun : Beban

MEKANISME DEBET DAN KREDIT

VII. 5R BENGKEL

5R = Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin(8)

A. Pengertian 5R

‚5R‛ adalah salah satu element penting dalam mewujudkan ruang


(lingkungan) kerja
yang nyaman. Jika lingkungan kerja kotor dan peralatan kerja berserakan
dan
tidak tersusun dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan
keselamatan kerja.

Selain itu, konsumen yang datang tentunya juga akan meragukan kualitas
hasil
kerja dari bengkel.

5R (Indonesia) = 5S (Jepang)
Ringkas = Seiri Rapi
= Seiton Resik =
Seiso Rawat =
Seiketsu Rajin =
Shitsuke

B. Penjelasan 5 R

1) Ringkas / Memilih (Seiri)


Ringkas adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan hal- hal yang
diperlukan dari hal-hal yang tidak diperlukan dan membuang hal-hal yang
tidak diperlukan tersebut.

Diperluka
n

Diperluka Tidak
n diperluka
n
2) Rapi (Seiton)
Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lokasi dan cara untuk
menyimpan hal - hal yang diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan
petunjuk yang akurat untuk memudahkan identifikasi.

3) Resik / Membersihkan (Seisou)


Membersihkan disini maksudnya adalah aktivitas membersihkan ruang
kerja, peralatan kerja dan fasilitas kerja dari debu dan kotoran. Pada waktu
yang bersamaan, melakukan pemeriksaan terhadap fungsi dari peralatan dan
fasilitas kerja.

4) Rawat (Seiketsu)
Merawat adalah suatu kegiatan untuk terus melakukan tindakan ringkas,
rapi,
resik dari semua orang (personil) di bengkel.

5) Rajin (Shitsuke)
Kegiatan / tindakan yang rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, keteraturan, dan selalu mematuhi peraturan - peraturan serta
metode – metode kerja yang berlaku.

C. Penerapan 5R

1) Proses Pemilahan (Seiri)


Adalah suatu proses penentuan suatu peralatan atau suku cadang di bengkel
apakah termasuk ke dalam kategori bermanfaat atau tidak. Buanglah barang-
barang yang tidak diperlukan tanpa berpikir bahwa barang tersebut suatu
saat

nanti akan berguna. Simpan barang-barang yang diperlukan dalam wadah


penyimpanan yang cocok seperti laci dsb.

Mengklasifikasi Buang Simpan

Diperl Tidak
u diperlu
kan kan

Diperl
u
kan

2) Proses Merapikan (Seiton)


Adalah suatu proses penyusunan dan penyimpanan barang- barang secara
terorganisasi dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kemudahan
kerja. Pastikan untuk mengembalikan barang-barang yang sudah dipakai ke
tempat semula. Hal ini dapat mempermudah mekanik untuk menemukan
dan menggunakan barang-barang tersebut.

Anda dapat Anda dapat Anda dapat


mengambilnya menggunakannya mengembalikannya segera.
segera. segera.

3) Proses Membersihkan (Seisou)


Bersihkan peralatan, perlengkapan, ruang kerja, dan item lainnya dalam
sehingga tidak ada debu atau minyak pada mereka. Secara khusus dan
secara
berkala membersihkan lantai dengan bahan/agen pembersih untuk mencegah
kejadian tergelincir saat sedang dipergunakan. Selain itu, membersihkan

peralatan, perlengkapan dan fasilitas kerja memungkinkan


teknisi untuk mengidentifikasi permasalahan sejak awal.

Pembersihan

D. Dampak Positif Penerapan 5R

1) Efisiensi kerja meningkat


2) Meningkatkan keselamatan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan

Daftar Pustaka

http://pancajayasetia.co.id/2017/08/23/tips1-mengenal-jenis2-usaha-bengkel-
motor/

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/11/sejak-1956-sepeda-
motor-mendominasi-jumlah-kendaraan-indonesia

Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan (8th Edition). Jakarta :


Rajawali.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

PT Astra Honda Motor; 2019; Modul Pengelolaan Bengkel; Jakarta


Muhammad Syarif, SPd, MT, 2019; Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor Kelas
XII; PT Kuantum Buku Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai