Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYAH DI ANDALUSIA

SPANYOL

Ahmad Rafif Ramadhan


Fatika Febrianti
IAIN Kudus, Kudus, Indonesia

Abstrak
Di masa khilafah Bani Umayyah keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur
maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman
khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun
406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun,
sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Perancis jatuh ke dalam kekuasaan
Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal
dengan Andalusia. Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa
dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk
hubungan politik, scial, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. akan tetapi, sebuah
peradaban pasti mengalami pasang surut begitu juga dengan peradaban Islam di Spanyol, Ada
berbagai hal yang membuat peradaban Islam di Spanyol mengalami keruntuhan. Namun
keruntuhan Islam di Spanyol memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan
Eropa.
Kata Kunci : Sejarah, Peradaban Islam, Spanyol Andalusia

Pendahuluan
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran,
Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya,
tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang
ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya
Kemajuan di Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari
Islam Spanyol, Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, Ketika Islam mencapai masa
sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak
belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa.
Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan. Untuk
mengetahui lebih lanjut, penulis berusaha untuk memahami proses penguasaan Islam atas
Spanyol, kemajuan peradaban Islam di Spanyol, perkembangan pemerintah islam andalusia,
serta kontribusi peradaban islam terhadap ilmu pengetahuan di eropa, dan faktor-faktor yang
mendukung terwujudnya poin tersebut.

Hasil dan Pembahasan


A. Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
Pada khazanah sejarah peradaban Islam, Dinasti Amawiyah dibagi kedalam dua
zona dan periode kekuasan, Timur (berpusat di Damaskus) dan Barat (berpusat di
Spanyol atau Andalusia). Andalusia merupakan wilayah yang terdiri dari dua negara,
yakni Spanyol dan Portugal. Sejak kemenangan pasukan Islam dibawah kekuasaan
Dinasti Amawiyah (atau Amawiyah Timur) dan berhasil merebut berbagai kekuatan
politik lainnya di Afrika Utara, dengan sendirinya Spanyol telah ikut menyempurnakan
keberhasilan mereka. Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr mengirim pasukan untuk
melakukan penaklukan kewilayah ini yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad.1
Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari
kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-amiran (panglima tertinggi
bergelar Amir) Amir pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia
pada tahun 755 M, pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode
selanjutnya muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil
dibawah pemerintahan raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan
oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al
Muwahidun,periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada
dibawah Dinasti Bani Ahmar. Periode Ketika Andalusia mencapai puncak kejayaannya
ialah pada masa keamiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman bin
Muawiyah.
Dari Spanyol islam-lah Eropa banyak menimba ilmu. Kehadiran Islam di Spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan. Kemajuan islam sebelah timur menginjak
zaman emasnya, bagian barat di Spanyol pun memasuki masa yang sama gemilangnya.
Dalam berbagai hal islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu
dalam bidang sains, fiqh, filsafat, kesenian, dan sastra. Hal ini diraih selama 7 abad yaitu
dari abad ke 8 sampai abad ke 15 Masehi. Namun, sebuah peradaban pastinya akan selalu
mengalami pasang surut. Begitu pula islam di Andalusia ini, ada berbagai hal yang
membuat islam di daerah ini mengalami kemunduran dan keruntuhan. Namun keruntuhan
islam di Spanyol ini memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan
Eropa. Peradaban islam di Spanyol akan menjadi kajian penting dalam pembahasan ini
mengenai sejarah masuknya islam di Andalusia (Spanyol), faktor-faktor munculnya

1
Nur Dinah Fauziah dan Muhammad Mujtaba Mitra Zuana, “PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)” 1, no.
1 (2016).
peradaban islam di Andalusia, perkembangan perekonomian, pendidikan serta sampai
pada penyebab kemunduran dan keruntuhan Andalusia ini sendiri.
Spanyol diduduki umat islam pada zaman khalifah Al Walid (705-715 M) Salah
seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan
Spanyol umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu
provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi
pada masa khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Al Malik mengangkat Hasan
Ibnu Nu'man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Di masa zaman Al Walid,
Musa Ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan
Maroko.
Kondisi Spanyol sebelum kedatangan islam sangat mengkhawatirkan, terutama
ketika masa pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan
keras. Kondisi ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat
merindukan datangnya kekuatan raja adil sebagai kekuatan yang dapat mengeluarkan
mereka dari tekanan masa itu. Kerinduan mereka akhirnya menemukan ujungnya saat
islam datang ke daerah Spanyol tersebut. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga
pahlawan yang dapat dikatakan paling berjasa dalam penaklukan tersebut karena mereka
berhasil memeroleh kemenangan-kemenangan dan penaklukan terhadap wilayah
Spanyol. Mereka adalah Thariq Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nuzhair.2
Kemenangan yang pertama dicapai oleh Thariq Ibn Ziyad ia membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas dengan jumlah pasukan yang besar pula. Satu persatu
kota yang dilewatinya berhasil pula ditaklukkannya, selain itu Musa juga berhasil
menaklukkan Idenia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan Kerajaan Ghotic,
Theodeomir di Orihuela. Setelah itu barulah ia bergabung dengan Thariq di Todelo.
Kemudian mereka berhasil menguasai seluruh kota terpenting yang ada di Spanyol.
Kemenangan ini tentu saja tidak terlepas daripada faktor internal dan juga faktor
eksternal. Faktor internal yang dimaksud disini ialah suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam yang terlibat dalam
penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpinnya adalah tokoh-tokoh
yang kuat, tentaranya kompak bersatu dan penuh percaya diri. Sedangkan faktor eksternal
yang adalah yaitu pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang islam. Kondisi
sosial politik dan ekonominya berada dalam keadaan yang menyedihkan. Wilayah
Spanyol terbagi menjadi beberapa negeri kecil. Rakyat pun dibagi-bagi kepada sistem
kelas sehingga tercipta kesenjangan dan rakyat pun hidup dalam kemelaratan.
Wilayah Andalusia yang sekarang disebut Spanyol di ujung selatan Benua Eropa,
masuk ke dalam kekuasaan dinasti Bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan
Musa bin Nushair mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Ghotic
pada tahun 92 H/711 M. Kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan
kota-kota lain di Andalusia tanpa banyak kesulitan.3

2
Rusniati Rusniati, “MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL (Studi Naskah Sejarah Islam),” Al-Din: Jurnal Dakwah dan Sosial
Keagamaan 4, no. 1 (31 Desember 2019): 108–19, https://doi.org/10.35673/ajdsk.v5i2.591.
3
Listiawati Susanti, “MENGUPAS KEJAYAAN ISLAM SPANYOL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP EROPA” 27, no. 2
(t.t.).
Daulah Umayyah didirikan pada tahun 661 M didirikan oleh Mu'awiyah bin Abi
Sofya. Ia menjadi khalifah di bawah kepemimpinan Hassan bin Ali bin Abu Thalib. Saat
itu dikenal sebagai tahun 'Amul Jama'ah atau Persatuan karena pada tahun itu Hasan
berdamai dan kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Mu'awiyah setelah
sebelumnya beberapa umat Islam telah mengambil sumpah jabatan Hasan. setelah
kematian ayahnya. Namun Hasan yang menyadari kelemahan dan kekurangannya sebagai
seorang pemimpin menyerahkan kekuasaannya kepada Mu'awiyah.
Pemerintahan dinasti Umayyah berasal dari nama Umaiyah ibn Abu Syam ibn Abdi
Manaf,21 pemerintahan ini berkuasa selama selama kurang lebih 91 tahun (41-132 atau
661-750 M) dengan 14 orang khalifah mereka adalah :
1. Muawiyah (41-60 H / 661-679 M)
2. Yazid I / (60-64 H / 680-683 M)
3. Muawiyah II (64H / 683 M)
4. Marwan (64-65 H / 683-684 M)22
5. Abdul Malik (65-86 H / 684-705 M)
6. Al Walid (86-98 H / 705-714 M)23
7. Sulaiman (96-99 H / 615-717 M)
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 H / 717-719 M)
9. Yazid II (101-105 H / 719-723 M)
10. Hisyam (105-125 H /723-742 M)
11. Al Walid II (125-126 H / 742-743 M)
12. Yazid III (126 H / 743 M)
13. Ibrahim (126-127 H / 743-744 M)
14. Marwan II (127-132 H / 744-749 M)
Dari sekian banyak khalifah yang berkuasa pada masa dinasti Umayyah hanya
beberapa khalifah saja yang dapat dikatakan khalifah besar yaitu Muawiyah ibn Abi
Soyan, Abd al Malik ibn Marwan, Al Walid ibn Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan
Hasyim ibn abd al Malik.
Pada awalnya pemerintahan Dinasti Umayyah bersifat demokrasi lalu berubah
menjadi feodal dan kerajaan. Pusat pemerintahannya bertempat di kota Damaskus, hal itu
hal ini dimaksudkan agar lebih mudah memerintah karena Muawiyah sudah begitu lama
memegang kekuasaan di wilayah tersebut serta ekspansi territorial sudah begitu luas.

B. Perkembangan Pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia.


Sejak Pertama kali Islam berkembang di Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam
memainkan peran yang sangat besar.4 Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh
setengah abad, sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode
yaitu:
1. Periode Pertama (711 – 755 M)

4
Emi Hariyanti dan Kholid Mawardi, “Perkembangan Ekonomi Dan Administrasi Pemerintahan Masa Dinasti
Umayyah,” Journal on Education 6, no. 1 (3 Juni 2023): 1762–73, https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.3147.
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang
dating dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa.
Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan
gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan, di mana masing-masing pihak
saling klaim bahwa mereka-lah yang menguasai Spanyol. Adapun gangguan yang
datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di
daerah pegunungan. Periode para wali ini berakhir setelah datangnya ‘Abd Al-
Rahman Al-Dahil ke Spanyol pada tahun 755 M.

2. Periode Kedua (755 – 912 M )


Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir
(panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki
Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol).
‘Abd Al - Rahman Al-Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos
dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani
Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan,
baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al- Rahman Al-Dahil
mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.

3. Periode Ketiga (912 – 1013 M )


Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al- Rahman III yang
bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan
dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman
mendirikan Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

4. Periode Keempat (1013 – 1086 M)


Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi
lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukut
Tawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

5. Periode Kelima (1086 – 1248 M)


Periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan Dinasti Murabitun (1086-
1143 M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Dalam perkembangan
selanjutnya, pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-
penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat
dikuasai oleh kaum Kristen.
6. Periode Keenam (1248 – 1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-
1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman ‘Abdurrahman An-
Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.
Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.5

C. Kemajuan Peradaban Islam di Andalusia


Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan,
pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan
ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat
Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-
komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang
masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah
(penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman
dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen
Muzareb yang berbudaya Arab dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam.
Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah,
sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.6
a. Fiqih
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M, selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd Al-
Rahman (832-886 M).22 Atas inisiatif Al-Hakam (961 -976 M), karya-karya
ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova
dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad
sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr
Muhammad ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di
Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez
tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti Al- Farabi dan Ibn Sina di

5
Ahmad Masrul Anwar, “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani Ummayah” 1, no. 1
(2015).
6
Nuraini A Manan, “Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M),” Jurnal Adabiya 21, no.
1 (17 Juli 2020): 54, https://doi.org/10.22373/adabiya.v21i1.6454.
Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum
opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy,
sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun
1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari Cordova. la
lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah
kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati- hatian
dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan
agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid. Ibnu Rusyd
memiliki sikap realisme, rasionalisme, positivisme ilmiah Aristotelian. Sikap
skeptis terhadap mistisisme adalah basis di mana ia menyerang filsafat Al
Ghazali.

b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.23
Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya.
la juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Ja‟far dan saudara perempuan Al-
Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Fisika. Kitab Mizanul Hikmah (The Scale of Wisdom), ditulis oleh Abdul
Rahman al-Khazini pada tahun 1121, adalah satu karya fundamental dalam ilmu
fisika di Abad Pertengahan, mewujudkan “tabel berat jenis benda cair dan padat
dan berbagai teori dan kenyataan yang berhubungan dengan fisika. Trigonometri
Pengantar kepada risalah astronomi dari Jabir ibnu Aflah, dari Seville, ditulis oleh
Islah al-Majisti pada pertengahan abad dua belas, berisi tentang teori-teori
trigonometrikal.
Hasan al-Marrakusyi telah melengkapi pada tahun 1229 di Maroko, suatu risalah
astronomi dengan informasi trigonometri. Karyanya tersebut berisi “tabel sinus
untuk setiap setengah derajat, juga tabel untuk mengenal benar-benar sinus, arc
sinus dan arc cotangen”.
Observatorium Maragha, berdiri pada tahun 1259 di Azerbaijan, Persia, menjadi
pusat studi astronomi dan alat-alat (baru) atau untuk memperbaiki alat-alat
astronomi, kreatif dan terkenal untuk suatu periode yang singkat. Pusat yang
menarik bagi ahli astronomi dan pembuat alat-alat astronomi dari Persia dan
mungkin Cina.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan
banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang
negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier
(1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn Al- Khatib (1317-1374
M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol,
yang kemudian pindah ke Afrika.
Geografi. Zamakhsyari (wafat 1144) seorang Persia, menulis Kitabul Amkina
waljibal wal Miyah (The Book of Places, Mountains and Waters). Yaqut menulis
Mu’jamul Buldan (The Persian Book of Places), tahun 1228, berupa suatu daftar
ekstensif data-data geografis menurut abjad termasuk fakta-fakta atas manusia
dan geografi alam, arkeologi, astronomi, fisika dan geografi sejarah. Aja’ib al-
Buldan (The Wonders of Lands), karya al-Qazwini, tahun 1262, ditulis dalam
tujuh bagian yang berkaitan dengan iklim. Muhammad ibnu Ali az-Zuhri dari
Spanyol, menulis satu risalah teori geografi setelah tahun 1140. Al-Idrisi dari
Sisilia, menulis untuk raja Normandia, Roger II, yang kemudian diketahui sebagai
sebuah deskripsi geografi yang paling teliti di dunia. Ia juga menggubah
ensiklopedia geografi antara tahun 1154 dan 1166 untuk William I. Al-Mazini di
Granada telah menulis geografi Islam Timur dan daerah Volga; keduanya
didasarkan atas perjalanannya.

c. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan
dengan tokohnya Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki zaryab. Setiap kali
diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan
kebolehannya. la juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu
diturunkan kepada anak-anaknya, baik pria maupun wanita, dan juga kepada
budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
Studi-studi musikal Islam, seperti telah diprakarsai oleh para teoritikus al-Kindi,
Avicenna dan Farabi, telah diterjemahkan ke bahasa Hebrew dan Latin sampai
periode pencerahan Eropa. Banyak penulis-penulis dan musikolog Barat setelah
tahun 1200, Gundi Salvus, Robert Kilwardi, Ramon Lull, Adam de Fulda, dan
George Reish dan lain-lain, menunjuk kepada terjemahan Latin dari tulisan-
tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling sering disebut adalah De
Scientiis dan De OrtuScientiarum.
Musik Muslim juga disebarluaskan ke seluruh benua Eropa oleh para “penyanyi-
pengembara” dari periode pertengahan ini memperkenalkan banyak instrumen
dan elemen-elemen musik Islami. Instrumen-instrumen yang lebih terkenal adalah
lute (al-lud), pandore (tanbur) dan gitar (gitara). Kontribusi Muslim yang penting
terhadap warisan musik Barat adalah musik mensural dan nilai-nilai mensural
dalam noot dan mode ritmik. Tarian Morris di Inggris berasal dari Moorish
mentas (Morise). Spanyol banyak menerapkan model-model musikal untuk sajak
dan rima syair dari kebudayaan Muslim.
d. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menomor duakan b ahasa asli mereka. Mereka juga
banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara
maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang
Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur,
dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.

2. Kemegahan Pembangunan Fisik


Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak.
Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian
demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang
tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan
jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga
mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau
dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi
(penyimpanan air). Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda
air (water wheel) asal Persia yang dinamakan na‟urah (Spanyol: Noria). Di samping
itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk,
kebun-kebun, dan taman-taman.
Industri, di samping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung
ekonomi Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar. Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang
paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota,
istana, mesjid, pemukiman, dan taman- taman. Di antara pembangunan yang megah
adalah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja‟fariyah di Saragosa, tembok Toledo,
istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.
a. Cardova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-
taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam. Pohon-pohon dan :
bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang
megah yang semakin mempercantik peman-dangan, setiap istana dan taman diberi
nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik.
Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut Ibn
Al-Dala‟i, terdapat 491 mesjid di sana. Di samping itu, ciri khusus kota-kota
Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar
900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah.
Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air
dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.

b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana
berkumpul sisa- sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil
alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-
arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al- Hamra yang indah
dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana
itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan
pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana Al-Zahra,
istana Al-Gazar, inenara Girilda, dan lain-lain.

3. Faktor – Faktor Pendukung Kemajuan


Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang
kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam,
seperti Abd Al Rahman Al-Dakhil, Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-Kahman
Al-Nashir. Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan-kegiatan
ilmiah yang terpenting di antara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini
adalah Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (852-886) dan Al- Hakam II Al-Muntashir
(961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen
dan Yahudi, sehingga, mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam
di Spanyol. Untuk orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan
hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-
masing.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai
komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama,
komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya
masing-masing.
Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di
Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan.
Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari
ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-
gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa
kesatuan politik, terdapat api yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.
Perpecahan politik pada masa Muluk Al-Thawa‟if dan sesudahnya tidak
menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan, merupakan puncak kemajuan
ilmu pengetahuan, Kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja) di
Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova. Kalau
sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di
Spanyol, Muluk Al-Thawa‟if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang di
antaranya justru lebih maju.

D. Kontribusi Peradaban Islam Terhadap Kemajuan Ilmu Penegtahuan di Eropa


Jika diteliti secara seksama, peranan, jasa dan sumbangan Islam pada bangsa Eropa
dapat dibagi menjadi dua segi.7
Pertama, umat Islam menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani yang
terancam akan kehilangan dan kemusnahannya sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh Aristoteles, Galenus, Ptolemious dan lainnya tidak
hilang. Tugas penyelamatan, pengembangan dan penyelidikan yang dilakukan sarjana-
sarjana Islam terhadap kebudayaan klasik Yunani itu tidak lebih kecil dari tugas mencipta
yang asli. Sebab kalau ilmu pengetahuan yang asli itu hilang maka seperti yang dikatakan
Hitti sarjana Barat asal Libanon itu, dunia akan tinggal miskin seolah-olah ilmu
pengetahuan itu tidak pernah ada.
Kedua, umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik
Yunani dengan penambahan unsur-unsur baru, ia kemudian menjadi sumbangan besar
bagi Eropa sehingga benua ini memasuki babak baru dengan munculnya renessaince.
Penyelamatan inilah yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan kegiatan ilmiah
dalam peradaban Islam.
Tidak dapat dipungkiri memang banyak sekali sumbangan dan jasa umat Islam bagi
kebangkitan dan kebangunan kebudayaan Barat, baik dilapangan Kedokteran, filsafat,
ilmu pasti, kimia astronomi, seni sastra dan sebagainya. Jasa dan sumbangan Islam inilah
yang menjadi dasar bagi munculnya masa renesaince, di Eropa pada abad 16, sehingga
Eropa terbangun dari kegelapan dan kelelapan tidurnya. 8 Karena begitu banyaknya
sumbangan Islam kepada kebudayaan Eropa, maka banyaklah istilah-istilah yang berasal
dari kebudayaan Islam yang sekaligus sebagai bukti nyata peninggalan dan jasa umat
Islam kepada dunia Barat. Seperti nama-nama binatang dalam bahasa Eropa berpangkal
dari bahasa Arab seperti acrab (aqrab - lipan), al-tair (al-ta’ir -rajawali), dheneb
(dhanab-ekor).
Ketika peradaban Islam mulai mundur, diikuti dengan cara pandang umatnya yang
sempit, dunia Barat (Eropa) mulai bangun dan beramai-ramai menerjemahkan karya-
karya ilmuwan Islam ke dalam bahasa Latin dan mengkajinya. Suatu hal yang ironis,
padahal penyebab kebangkitan dunia Barat itu berkat mengkaji kebudayaan muslim.
Dunia Barat yang menyadari keterbelakangan kebudayaanya datang belajar ke Timur.
Buku-buku yang ditulis dalam bahasa Arab (bahasa Al-quran) disalin kedalam bahasa
Latin (bahasa standar Injil) melalui masa penterjemahan.
Bersamaan dengan itu, di Eropa berkembang pemikiran-pemikiran filosof Islam
terutama Ibnu Rusyd, yang menyatakan bahwa agama sama sekali tidak bertentangan
dengan filsafat, ajaran agama dan inti filsafat sejalan. Berkembanglah kemudian di Eropa,
Averroisme dalam sejarah pemikirannya, meskipun Barat salah dalam memahami Ibn
Rusyd. Pemikiran Ibn Rusyd membawa balancing antara agama dan filsafat. Di Eropa,
7
Abu Bakar, “KONTRIBUSI ISLAM TERHDAP PERKEMBANGAN RENAISSANCE DI EROPA” 12, no. 2 (2022).
8
Susanti, “MENGUPAS KEJAYAAN ISLAM SPANYOL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP EROPA.”
Averroisme membawa kepada double truth (kebenaran ganda). Kebenaran yang dibawa
oleh agama adalah benar, demikian juga kebenaran ilmiah dan filsafat).
Tonggak awal kebangkitan Eropa yang dinamakan dengan Renaissance, sedikit
banyak lahir atas pengaruh Averroisme (Ar-Rusydiyyah) dan atas pengaruh
penerjemahan karya-karya ilmiah ilmuwan Islam ke dalam bahasa Latin Pemindahan
ilmu pengetahuan yang berkembang dalam Islam ke Eropa pada abad 12 M dan
seterusnya paling tidak melalui beberapa jalur.
Pertama, jalur Andalus dengan Universitas-Universitas handal yang dikunjungi oleh
kaum terpelajar Eropa. Sejarah telah mencatat bahwa pada abad 9 misalnya, khlaifah
Abdurrahman III (912-961 M) telah mendirikan dan menempatkan Universitas Cordoba.
Di dalam universitas Cordoba tersebut banyak mahasiswa dan sarjana Islam maupun
Eropa-Kristen untuk menggali dan menimba ilmu-ilmu Islam. Pada waktu itu universitas
Cordoba telah menyelenggrakan deferensiasi ilmu pengetahuan kedalam fakultas-
fakultas; hukum, kedokteran, ilmu ukur dan astronomi. Pada waktu itu belum ada
universitas di dunia Eropa-Kristen. Eropa baru mengenal dan mendirikan universitas
pada tahun 1000 (universiats Salerno). Menyusul setelah itu dibangun universiats
Bologna (1150), dan universitas Oxford (1168), yang pada waktu itu banyak mencontoh
kurikulum dan pola universiats Islam.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari Andalusia dengan cara yang sangat kejam,
tetapi telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah;
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renessaince) pada abad ke-14 M yang
bermuladi Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, gerakan rasionalisme abad ke- 17
M, dan pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.
Kedua, Sisilia, yang pernah dikuasai umat Islam dari tahun 831 hingga 1091. Di
pulau ini ilmu pengetahuan serta penemuan ilmiah para ilmuwan Islam meningkat
dengan pesat. Bahkan setelah jatuhnya Sisilia ditangan kaum Norman yang dipimpin oleh
Roger, pengaruh peradaban Islam masih sangat terasa disana. Mereka dikelilingi oleh
para filosof dan ilmuwan muslim. Kepada mereka diperkenankan menjalankan ibadah
agamanya dengan leluasa. Lebih dari seabad sesudah masa ini, masih tetap merupakan
satu kerajaan Kristen yang unik dimana beberapa jabatan tinggi dipegang oleh orang
Islam.
Dari Sisilia, ilmu pengetahuan Islam meluas kedataran Italia, apalagi semenjak
didirikannya universitas Napels pada tahun 1224 M. Diantara siswa universiats Napels
ini adalah Thomas Aquinas, pemimpin Keristen Katolik. Di sini Federick II menghimpun
naskah-naskah Arab. Buku-buku Aristoteles dan Averoes diterjemahkan dan
dipergunakan sebagai buku pelajaran. Terjemahan tersebut juga di kirim ke universitas-
universitas Paris dan Bologna.9
Pengaruh pemikiran rasional ilmu pengetahuan dalam perkembangan Barat diakui
oleh ilmuwan Barat sendiri seperti Gustav Le Bon, Henry Trece, Anthony Nutting, C.
Rsiler, Alferd Guillame, Rom Landau, dan yang lainnya. Di samping pengakuan penulis-
penulis Barat yang objektif terhadap pengaruh peradaban Islam terhadap lahirnya
Renaissance dan peradaban Barat modern, beberapa penulis Barat juga mengakui
9
Muh Huzain, “Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat,” t.t.
pengaruh pemakaian akal dalam Islam terhadap kebebasan berpikir di Eropa dari
belenggu agama. Nama-nama yang cukup terkenal dalam karya penterjemahan ini antara
lain:
1. Gerard dari Cremona (Italia, w. 1187), ketua dewan penterjemah di Toledo. Ia
menerjemahkan 87 buku tentang filsafat, kedokteran, matematika dan ilmu Falak.
Diantara terjemhannua itu adalah al-Qanun fi Tibb (Canon) tulisan Ibn Sina yang
telah menjadi buku pegangan pokok mahasiswa kedokteran Barat selama berabad-
abad.
2. Adelard dari Bath menterjemahkan buku-buku Musa al-Khawarizmi dalam bidang
matematika dan astronomi.
3. Robert dari Chester (abad 12) yang belajar di Andalusia selama 12 tahun,
menerjemahkan al-Jabar wal muqabalah. Robert de Chester ini bersama-sama
Hermanus Dalmata pada tahun 1141 menerjemahkan Al-quran ke dalam Bahasa
Latin.
4. Michael Scott (w. 1235) yang juga belajar di Toledo, menterjemhkan komentar-
komentar Ibn Rusyd terhadap Aristoteles.
Dengan diterjemahkannya buku-buku itu termasuk Al-quran, yang telah
menyebabkan lahirnya era renaisansi di dunia Barat. Isi era resaisansi ini adalah
terjadinya revolusi-revolusi. Revolusi pertama di bidang ketatanegaraan. Lahirlah negara-
negara yang membebaskan diri dari kristendom. Kedua, negara revolusi ilmu
pengetahuan seperti yang telah disebutkan dimuka. Ketiga revolusi agama dengan
lahirnya gerakan-gerakan pemurni dan gerakan-gerakan protes terhadap kehidupan
geraja, khususnya kekuasaan Paus. Gerakan pemurnian ialah sekte Jezuit sedang gerakan
protes dapat dikemukakan nama-nama Ximanse de Cisneros (Spanyol, wafat 1517);
Girolamo Savanarola (Italy, wafat 1496); Martin Luther (Jerman, wafat 1546); Ulrich
Zwingli (Swiss, wafat 1531); John Calvin (Prancis, wafat 1564) dan di Inggris lahir
gereja Anglica yang pemimpin pertamanya adalah ratu Elizabeth I.
Berangkat dari revolusi ilmu pengetahuan pula maka abad 11/17 lahir revolusi yang
dimulai di Inggris yang berakibat lahirnya revolusi social abad 12/18. Sebagaimana
pernah terjadi di dunia Muslim dengan kelahiran Mu’tazilah yang mngedepankan ratio,
pada abad 2 H/8 M di dunia Barat lahir Gerakan Aufklarung/Englightenment pada abad
11H/17M. Mu’tazilah menolak adanya sifat-sifat Tuhan. Aufklarungpun menolak trinitas
sebagai sifat Tuhan. Isac Newton (wafat 1721) dalam bukunya Two Notable Coruptions
of Scripture dan Observation of the Prophesiss of Daniel and the Apocalypse of St. John,
menolak doktrn trinitas karena tidak sesuai dengan akal.

SIMPULAN
Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari
kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-amiran (panglima tertinggi
bergelar Amir) Amir pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia
pada tahun 755 M, pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode
selanjutnya muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil
dibawah pemerintahan raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan
oleh kekuatan dari muslim Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al
Muwahidun,periode terakhir Islam di Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada
dibawah Dinasti Bani Ahmar. Periode Ketika Andalusia mencapai puncak kejayaannya
ialah pada masa keamiran Umayyah dimulai dari kepemimpinan Abdurrahman bin
Muawiyah.
Daulah Umayyah didirikan pada tahun 661 M didirikan oleh Mu'awiyah bin Abi
Sofya. Ia menjadi khalifah di bawah kepemimpinan Hassan bin Ali bin Abu Thalib. Saat
itu dikenal sebagai tahun 'Amul Jama'ah atau Persatuan karena pada tahun itu Hasan
berdamai dan kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Mu'awiyah setelah
sebelumnya beberapa umat Islam telah mengambil sumpah jabatan Hasan. setelah
kematian ayahnya. Namun Hasan yang menyadari kelemahan dan kekurangannya sebagai
seorang pemimpin menyerahkan kekuasaannya kepada Mu'awiyah.
Ketika peradaban Islam mulai mundur, diikuti dengan cara pandang umatnya yang
sempit, dunia Barat (Eropa) mulai bangun dan beramai-ramai menerjemahkan karya-
karya ilmuwan Islam ke dalam bahasa Latin dan mengkajinya. Suatu hal yang ironis,
padahal penyebab kebangkitan dunia Barat itu berkat mengkaji kebudayaan muslim.
Dunia Barat yang menyadari keterbelakangan kebudayaanya datang belajar ke Timur.
Buku-buku yang ditulis dalam bahasa Arab (bahasa Al-quran) disalin kedalam bahasa
Latin (bahasa standar Injil) melalui masa penterjemahan.
Bersamaan dengan itu, di Eropa berkembang pemikiran-pemikiran filosof Islam
terutama Ibnu Rusyd, yang menyatakan bahwa agama sama sekali tidak bertentangan
dengan filsafat, ajaran agama dan inti filsafat sejalan. Berkembanglah kemudian di Eropa,
Averroisme dalam sejarah pemikirannya, meskipun Barat salah dalam memahami Ibn
Rusyd. Pemikiran Ibn Rusyd membawa balancing antara agama dan filsafat. Di Eropa,
Averroisme membawa kepada double truth (kebenaran ganda). Kebenaran yang dibawa
oleh agama adalah benar, demikian juga kebenaran ilmiah dan filsafat).
Tonggak awal kebangkitan Eropa yang dinamakan dengan Renaissance, sedikit
banyak lahir atas pengaruh Averroisme (Ar-Rusydiyyah) dan atas pengaruh
penerjemahan karya-karya ilmiah ilmuwan Islam ke dalam bahasa Latin Pemindahan
ilmu pengetahuan yang berkembang dalam Islam ke Eropa pada abad 12 M dan
seterusnya paling tidak melalui beberapa jalur.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Ahmad Masrul. “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani
Ummayah” 1, no. 1 (2015).
Bakar, Abu. “Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Renaissance Di Eropa” 12, no. 2 (2022).
Fauziah, Nur Dinah, dan Muhammad Mujtaba Mitra Zuana. “Peradaban Islam Di Andalusia
(Spanyol)” 1, no. 1 (2016).
Hariyanti, Emi, dan Kholid Mawardi. “Perkembangan Ekonomi Dan Administrasi Pemerintahan
Masa Dinasti Umayyah.” Journal on Education 6, no. 1 (3 Juni 2023): 1762–73.
https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.3147.
Huzain, Muh. “Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat,” t.t.
Manan, Nuraini A. “Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M).”
Jurnal Adabiya 21, no. 1 (17 Juli 2020): 54. https://doi.org/10.22373/adabiya.v21i1.6454.
Rusniati, Rusniati. “Masuknya Islam Di Spanyol (Studi Naskah Sejarah Islam).” Al-Din: Jurnal
Dakwah dan Sosial Keagamaan 4, no. 1 (31 Desember 2019): 108–19.
https://doi.org/10.35673/ajdsk.v5i2.591.
Susanti, Listiawati. “Mengupas Kejayaan Islam Spanyol dan Kontribusinya Terhadap Eropa” 27,
no. 2 (t.t.).

Anda mungkin juga menyukai