Anda di halaman 1dari 2

PARISADHA HINDU DHARMA INDONESIA

PROVINSI BALI
JL. Tukad Batanghari VII No.21, Denpasar

Nomor : 02/PHDI-Prov.Bali/I/2024 Denpasar, …. Januari 2024


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Dukungan SE Dirjen Bimas
Hindu tentang Sampradaya
Kepada
Yth. Bapak Menteri Agama RI di
Tempat

Ong Swastiastu.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
1. Dasar.
a. Surat Keputusan Ketua Harian PHDI Pusat Nomor: 02/SK/PHDI-Pusat/IV/2023
Tentang Pengesahan susunan dan Personalia Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia
Provinsi Bali Masa Bhakti 2022-2027.
b. Surat Edaran Dirjen Bimas Hindu, Kementerian Agama RI nomor: 4 Tahun 2023
tentang Larangan sebagai Pengurus, Anggota Simpatisan dan Misionaris
Sampradaya bagi ASN di lingkungan Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI.
2. Sesuai konsideran dasar diatas, Kami Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi
Bali, dengan ini menyatakan mendukung Surat Edaran Dirjen Bimas Hindu tentang Larangan
sebagai Pengurus, Anggota Simpatisan dan Misionaris Sampradaya bagi ASN di
lingkungan Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, karena SE ini sejalan
dengan:
a. Surat Keputusan Jaksa Agung RI No. 107/J.A/5/1984 tentang Larangan Peredaran Buku
cetakandan Ajaran Hare Krisna di Indonesia.
b. Hasil Kajian Puslitbang Kemenag Tahun 2017 berjudul “Dimensi Tradisional dan Spiritual
dalam Agama Hindu” (ISBN: 978-602-8739-97-7).
c. Berbagai insiden yang terjadi di beberapa daerah akibat dari kegiatan kaum Sampradaya
yang mengganggu Adat, Budaya, Tradisi, Hindu Bali/Nusantara.
d. Gejolak Penolakan oleh Umat, Desa Adat, Ormas Hindu Bali dengan penutupan beberapa
Asram Sampradaya antara lain: di Desa Adat Kesiman-Denpasar, Desa Adat Alasangker-
Buleleng, Desa Adat Banyuning-Buleleng, Desa Adat Pelapuan-Buleleng, Desa Adat Se-
Kecamatan Busungbiu Deklarasi Tolak Sampradaya, FKHB Pasang Spanduk Penutupan
Pasraman ISKCON di Indonesia.
e. Keputusan Bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat
Provinsi Bali Nomor: 106/PHDI-Bali /XII/2020 dan Nomor: 07/SK/MDA-Prov
Bali/XII/2020 tanggal 16 Desember 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Pengembangan
Ajaran Sampradaya Non-Dresta Bali
f. Kelompok Sampradaya Asing ini melakukan Misionaris mengajak masyarakat yang sudah
Beragama menjadi pengikut mereka, hal ini rentan mengganggu Kerukunan Antar Umat
Beragama.
g. Sampradaya Hare Krisna dan Sai Baba adalah Ancaman Non Militer karena mereka
Berafiliasi dengan paham Radikalisme Hindu di India.

1
PARISADHA HINDU DHARMA INDONESIA
PROVINSI BALI
JL. Tukad Batanghari VII No.21, Denpasar

h. Sampradaya Asing Hare Krisna, Sai Baba dan Sampradaya Asing lainnya menjelek-jelekan,
upacara-upakara Hindu Dharma Indonesia yang membuat Umat Hindu Bali/Nusantara
tersinggung dan marah.
i. Sampradaya Asing ini telah menerbitkan Grand Desain Tahun 2012 untuk menggantikan
Adat Budaya Bali dan Nusantara, yang berdampak merusak tatanan dan keharmonisan di
dalam Masyarakat yang Majemuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Dengan kondisi diatas, Kami mohon Bapak Menteri Agama RI dapat menyiapkan
waktu untuk menerima Audiensi Kami Pengurus PHDI Provinsi Bali/Seluruh
Indonesia, dan/atau mengeluarkan pernyataan bahwa Sampradaya Hare Krisna, Sai
Baba dan Sampradaya Asing lainnya adalah aliran Sesat karena menjadikan
Manusia/Pendirinya sebagai Tuhan, bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI
1945.
4. Demikian Kami sampaikan, Semoga Allah SWT/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Meridhoi. Aamiin YRA…! Terima Kasih.
Walaikumsalam Warahmatullahi
Wabarakatuh…! Ong Santih Santih Santih
Ong….!

Ketua Pengurus Harian Sekretaris

Brigjen TNI (Purn) Ketut Budiastawa, S. Sos., M.Si. Drs. I Wayan Bagiarta Negara, Apt., MM

Tembusan:
1. Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI.
2. Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Bali.
3. Ketua PHDI Pusat dan PHDI Kabupaten/Kota Se-Provinsi Bali.
4. Arsip.

Anda mungkin juga menyukai