Anda di halaman 1dari 25

No.

Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS Dr. Yulida Nehri Lubis
PANYABUNGAN Nip.19800519 200502 2 002
JAE
1. Pengertian Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh petugas
laboratorium untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Penggunaan alat pelindung diri adalah
cara untuk menggunakan alat pelindung diri sesuai standar sehingga petugas –
petugas alat terlindung dari bahaya dan keselamatan kerja
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas untuk menggunakan alat
pelindung diri agar tidak tertular penyakit
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Panyabungan Jae No. ..................... tentang Penerapan
manajemen mutu
4. Referensi
SK Kepala Puskesmas No. 800/2018/07/III/Kapus/2018 tentang Jenis – jenis
pelayanan

5. Prosedur/ 1. Bahan
Langkah – a. Masker
langkah
b. Hanscond
c. Aseptan
2. Langkah – langkah
a. Petugas Kesehatan menyiapkan alat pelindung diri APD yang akan dipakai
b. Petugas kesehatan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan
APD
c. Petugas kesehatan memakai alat yang terstandar
d. Petugas kesehatan memakai masker sesuai standar
e. Petugas kesehatan memakai sarung tangan saat pemeriksaan
f. Petugas kesehatan melepaskan semua sesuai dengan prosedur, APD yang
pertama adalah melepaskan sarung tangan kedua masker dan terakhir petugas
kesehatan melakukan cuci tangan dengan benar
6. Diagram Alir

Petugas kesehatan menyiapkan


alat pelindung diri, APD yang
akan dipakai
Petugas Kesehatan mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum menggunakan APD

7. Unit Terkait  Ruangan Pemeriksaan Umum


 Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Lansia
 Ruangan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
 Ruangan Pemeriksaan Ibu dan KB
 Ruangan Imunisasi
 Ruangan Pemeriksaan TB Paru
 Ruangan Kesehatan Anak
8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan

Panyabungan, 2018
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae

Dr. Yulida Nehri Lubis


NIP. 19800519 200502 2 002
DAFTAR TILIK
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

No Langkah Kegiatan Ya Tidak


1 Petugas kesehatan menyiapkan alat Pelindung Diri, APD
yang akan dipakai pasien
2 Petugas kesehatan mencuci tangan terlebih dahulu
sebelum menggunakan APD
3 Petugas Kesehatan memakai alat yang terstandar
4 Petugas kesehatan memakai masker sesuai standar
5 Petugas kesehatan memakai sarung tangan saat
pemeriksaan
6 Petugas kesehatan melepaskan semua sesuai dengan
prosedur, APD yang pertama adalah melepaskan sarung
tangan kedua masker dan terakhir petugas kesehatan
melakukan cuci tangan dengan benar

Panyabungan,
Pelaksana/Auditor

( )
SOP TENSIMETER DIGITAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Alat tensi digital adalah untuk menilai tekanan darah pasien yang merupakan
indikator untuk menilai system kardiovaskuler, aliran darah akibat pemompaan
jantung dengan gelombang tinggi dinamakan systole dan gelombang titik terendah
dinamakan diastole
2. Tujuan
Untuk mengetahui tekanan darah pasien

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Panyabungan Jae No. 440/025/04/I/KAPUS/2018 tentang


pelayanan klinis di UPT Puskesmas Panyabungan Jae
4. Referensi
Permenkes no 5 tahun 2014

5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan


Langkah – 1. Tensimeter digital
langkah
2. APD
3. Buku kunjungan pasien
4. RM
B. Langkah – langkah
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
2. Petugas mencuci tangan dan memakai APD
3. Petugas menjelaskan prosedur pada pasien
4. Atur posisi pasien duduk, kaki tidak menggantung, posisi tangan berada di
meja periksa, bisa juga pasien berbaring di bed
5. Lengan baju pasien dinaikkan ke atas, lalu manset di pasang di lengan kanan
atau kiri pasien searah jantung dan 3 cm diatas fossa cubiti (siku lengan bagian
dalam)
6. Tekan tombol start untuk memulai dan tunggu hasilnya di layar tensi digital,
setelah selesai tekan tombol stop untuk mengakhiri pemeriksaan tensi
7. Petugas melepas APD dan mencuci tangan kembali
8. Petugas mencatat hasil di RM dan buku kunjungan pasien
5. Diagram Alir

Petugas menyapa pasien dengan


ramah

Petugas mencucui tangan dan memakai APD

Petugas menjelaskan prosedur kepada pasien

Atur posisi pasien duduk, kaki tidak


menggantung, posisi tangan berada di meja
periksa, bisa juga pasien berbaring di bed
1. kaki tidak menggantung, posisi tangan
Lengan baju pasien dinaikkan ke atas, lalu manset
di pasang di lengan kanan atau kiri pasien searah
jantung dan 3 cm diatas fossa cubiticubiti

Tekan tombol start untuk memulai dan tunggu


hasilnya di layar tensi digital, setelah selesai tekan
tombol stop untuk mengakhiri pemeriksaan tensi

Petugas melepas APD dan mencuci tangan kembali

Petugas mencatat hasil di RM dan buku


kunjungan pasien

6. Unit Terkait  Ruangan Pemeriksaan Umum


 Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Lansia
 Ruangan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
 Ruangan Pemeriksaan Ibu dan KB
 RuanganTindakan /UGD
 Ruangan Pemeriksaan Keswa
 Ruangan Pemeriksaan TB Paru
 Ruangan Bersalin
 Ruangan Pasca Persalinan
7. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan
SOP PENGUKURAN TINGGI BADAN
DAN PANJANG BADAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman :
KAB. MADINA
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Mengukur tinggi badan adalah mengikur tinggi seseorang mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki pada balita usia lebih dari 2 tahun
Mengukur panjang badan adalah mengukur panjang badan anak yang berumur kurang
dari 2 tahun dari ujung kepala sampai ujung kaki
2. Tujuan Sebagai acuan dalam mengukur tinggi badan dan berat badan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. / / / /KAPUS/2018 tentang jenis – jenis
Pelayanan
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 1995/MENKES/SK/XII/2010
Tentang Standart Antropomentri Penilaian Status Gizi
5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan
Langkah – 1. Mikrotoa
langkah
2. Alat pengukur panjang badan
3. ATK
B. Langkah – langkah
1. Mikrotoa digantung pada dinding setinggi tepat 2 meter yang lurus datar,
angka 0 pada lantai yang datar
2. Alat pengukur panjang badan bayi diletakkan pada meja atau tempat yang
datar posisi terlentang
3. Lepaskan sandal atau sepatu Bayi ditidurkan di atas alat pengukur, kepala
diletakkan menempel bagian atas dan kaki pada bagian bawah.
4. Pasien berdiri tegak lurus seperti sikap siap sempurna, tumit, kaki dan kepala
menempel pada dinding menghadap pandangan ke depan dinding menghadap
pandangan ke depan
5. Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser tepat menyentuh telapak
kaki
6. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku – siku harus
lurus menempel pada dinding, baca angka pada alat pengukur tersebut
7. Baca angka yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa
8. Catat hasil pengukuran pada lembar catatan
6. Diagram Alir
Mikrotoa digantung pada dinding
setinggi tepat 2 meter yang lurus datar,
angka 0 pada lantai yang datar

Alat pengukur panjang badan bayi diletakkan pada


meja atau tempat yang datar posisi terlentang

Lepaskan sandal atau sepatu


Bayi ditidurkan di atas alat pengukur, kepala
diletakkan menempel bagian atas dan kaki pada
bagian bawah.
isi terlentang

Pasien berdiri tegak lurus seperti sikap siap


sempurna, tumit, kaki dan kepala menempel pada
dinding menghadap pandangan ke depan (Tinggi
Badan)

Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser


tepat menyentuh telapak kaki (Panjang badan)

Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala


bagian atas, siku – siku harus lurus menempel pada
dinding, baca angka pada alat pengukur tersebut

Baca angka yang nampak pada lubang dalam


gulungan mikrotoa

Catat hasil pengukuran pada lembar


catatan

7. Unit Terkait a. Ruangan Gizi


b. Poli yang mengirim pasien
8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan

DAFTAR TILIK
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Mikrotoa digantung pada dinding setinggi tepat 2 meter
yang lurus datar, angka 0 pada lantai yang datar
2 Alat pengukur panjang badan bayi diletakkan pada meja
atau tempat yang datar posisi terlentang
3 Lepaskan sandal atau sepatu
Bayi ditidurkan di atas alat pengukur, kepala diletakkan
menempel bagian atas dan kaki pada bagian bawah
(panjang Badan)
4 Pasien berdiri tegak lurus seperti sikap siap sempurna,
tumit, kaki dan kepala menempel pada dinding menghadap
pandangan ke depan (tinggi Badan)
5 Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser tepat menyentuh
telapak kaki
6 Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku –
siku harus lurus menempel pada dinding, baca angka pada alat
pengukur tersebut
7 Baca angka yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa
8 Catat hasil pengukuran pada lembar catatan

Panyabungan,
Pelaksana/Auditor

( )
MENGUKUR SUHU TUBUH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

PEMERINTAH Halaman :
KAB. MADINA
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian  Suhu tubuh adalah skalayan terukur menggunakan alat thermometer dari panas
yang dihasilkan oleh tubuh dari proses metabolisme dan pembakaran energy oleh
sel – sel dalam tubuh sehingga panas dapat terukur
 Mengukur suhu tubuh adalah suatu tindakan untuk mengetahui perbedaan antara
jumlah panas yang di produksi oleh prose tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkaran luar
2. Tujuan Mendapatkan data obyektif suhu tubuh pasien yang diukur pada daerah Axila
3. Kebijakan Berdasarkan SK Kepala UPT Puskesmas No :
Tentang mengukur tinggi badan
4. Referensi Fundamental keperawatan edisi 4 potter and perry

5. Prosedur/ a) Petugas mencuci tangan


Langkah – b) Petugas mengatur posisi pasien terlentang atau duduk
langkah
c) Petugas menyiapkan termometer
d) Petugas memastikan posisi air raksa berada pada angka nol
e) Petugas meletakkan termometer dari tengan aksila, turunkan lengan menjepit
termometer dan taruh lengan menyilang di dada pasien
f) Petugas membiarkan termometer selama 5 – 10 menit atau sesuai ketentuan
g) Petugas membaca termometer sejajar dengan mata
h) Petugas memberitahu pasien berapa suhunya
i) Petugas membersihkan termometer dengan alcohol swab
j) Petugas mengembalikan posisi air raksa ke angka nol dengan cara mengipas –
ngipaskan thermometer dari atas ke bawah
k) Petugas menyimpan kembali thermometer pada tempatnya
l) Petugas mencuci tangan atau menggunakan aseptan
m)Petugas mencatat pada rekam medik
6. Diagram Alir
Petugas mencuci tangan

Petugas mengatur posisi pasien terlentang atau


duduk
Petugas menyiapkan termometer

Petugas memastikan posisi air raksa berada pada


angka nol

Petugas meletakkan termometer dari tengan aksila,


turunkan lengan menjepit termometer dan taruh
lengan menyilang di dada pasien

Petugas membiarkan termometer selama 5 – 10


menit atau sesuai ketentuan

Petugas membaca termometer sejajar dengan mata

Petugas memberitahu pasien berapa suhunya

Petugas membersihkan termometer dengan alcohol


swab

Petugas mengembalikan posisi air raksa ke angka


nol dengan cara mengipas – ngipaskan
thermometer dari atas ke bawah

7. Unit Terkait  Ruangan pemeriksaan umum


 Ruangan Tindakan
 Ruangan lansia
 Ruangan kesehatan anak
 Ruangan pemeriksaan ibu dan KB
 Ruangan pasca persalinan
8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan
DAFTAR TILIK
MENGUKUR SUHU TUBUH

No Langkah Kegiatan Ya Tidak


1 Apakah Petugas mencuci tangan ?
2 Apakah Petugas mengatur posisi pasien terlentang atau duduk ?
3 Apakah Petugas menyiapkan termometer ?
4 Apakah Petugas memastikan posisi air raksa berada pada angka
nol ?
5 Apakah Petugas meletakkan termometer dari tengan aksila,
turunkan lengan menjepit termometer dan taruh lengan menyilang
di dada pasien ?
6 Apakah Petugas membiarkan termometer selama 5 – 10 menit atau
sesuai ketentuan ?
7 Apakah Petugas membaca termometer sejajar dengan mata ?
8 Apakah Petugas memberitahu pasien berapa suhunya ?
9 Apakah Petugas membersihkan termometer dengan alcohol swab ?
10 Apakah Petugas mengembalikan posisi air raksa ke angka nol
dengan cara mengipas – ngipaskan thermometer dari atas ke
bawah ?
11 Apakah Petugas menyimpan kembali thermometer pada
tempatnya ?
12 Apakah Petugas mencuci tangan dan mengeringkan tangan dengan
tissue ?
13 Apakah Petugas mencatat pada rekam medik ?

Panyabungan,
Pelaksana/Auditor

( )

SOP MENIMBANG BERAT BADAN


No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERINTAH
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Menimbang berat badan adalah prosedur mengkaji berat badan pasien dengan
menggunakan alat timbangan badan untuk mengetahui perkembangan dan dosis
therapy yang akan diberikan
2. Tujuan Untuk mengetahui berta badan pasien dan perkembangannya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Panyabungan Jae No.440/025/04/I/KAPUS/2018 tentang
Pelayanan klinis di UPT Puskesmas Panyabungan Jae
4. Referensi
Permenkes no 5 tahun 2014

5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan


Langkah – 1. Timbangan desawa
langkah
2. RM
B. Langkah – langkah
1. Petugas menyapa pasien dengan ramah
2. Petugas menjelaskan kepada pasien prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas memberi tahu pasien untuk melepas alas kaki
4. Petugas menyuruh pasien untuk naik ke timbangan dengan posisi berdiri tegak
dan tidak melihat ke bawah
5. Petugas melihat angka yang tertera ditimbangan
6. Petugas menyuruh pasien turun dari timbangan
7. Petugas mencatat hasil di rekam medik pasien
6. Diagram Alir

Petugas menyapa pasien dengan ramah


Petugas menjelaskan kepada pasien prosedur
tindakan yang akan dilakukan

Petugas memberi tahu pasien untuk melepas alas


kaki terlentang

Petugas menyuruh pasien untuk naik ke timbangan


dengan posisi berdiri tegak dan tidak melihat ke
bawah

7. Unit Terkait Ruangan Pemeriksaan Umum


Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Lansia
Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruangan Kesehatan Ibu dan KB
Ruangan Tindakan/UGD
Ruangan Pemeriksaan Keswa
Ruangan Pemeriksaan TB Paru
Ruangan Bersalin
8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan
DERMATITIS KONTAK ALERGIK
(DKA)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman :
KAB. MADINA
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Dermatitis Kontak Elergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena
reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh prosessensatitisasi
beruipa allergen yang berlangsung 2-3 minggu
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa Dermatitis kontak alergik
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Panyabungan Jae No. 440/025/04/I/KAPUS/2018 tentang
pelayanan klinis di UPT Puskesmas Panyabungan Jae
4. Referensi Permenkes no 5 tahun 2014

5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan


Langkah – 1. Stetoskop
langkah
2. Tensimeter Digital
3. Timbangan
4. Pengukur Tinggi Badan
5. Aseptan
6. Buku kunjungan Pasien
B. Langkah – langkah
1. Dokter/petugas mencuci tangan atau pakai aseptan
2. Petugas memakai APD
3. Dokter/petugas menyapa pasien dengan ramah
4. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan pasien dengan keluhan : gatal
disertai bercak kemerahan, riwayat kontak dengan bahan – bahan yang
berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat topical, obat sistemik,
kosmetik, bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat keluarga
5. Petugas memeriksa timbangan, tinggi badan dan tensi pasien
6. Dokter memberikan therapy sebagai berikut : pemberian topikal (2 x sehari)
kortikosteroid golongan betametason, oral sistemik (antihistamin) 2 x1 tablet
selama maksimal 2 minggu, larotadine 1x10 mg/hari maksimal 2 minggu
7. Petugas melepas APD dan mencuci tangan kembali
8. Petugas mencatat ke buku kunjungan pasien
6. Diagram Alir
Dokter/petugas mencuci tangan atau
pakai aseptan

Petugas memakai APD

Dokter dan petugas menyapa pasien dengan ramah

Dokter menanyakan anamnese keluhan pasien

Petugas memeriksa tensi pasien

Dokter memberikan therapy

Petugas melepas APD dan mencuci tangan kembali

Petugas mencatat ke buku kunjungan


pasien

7. Unit Terkait Ruangan pemeriksaan umum


Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Lansia
Ruangan kesehatan anak
8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan
BRONKITIS AKUT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

PEMERINTAH Halaman :
KAB. MADINA
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru – paru), radang dapat
berupa hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang – ulang minimal
selama 3 bulan, bertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut – turut pada
pasien
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menangani pasien bronkitis akut
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Panyabungan Jae No. 440/025/04/I/KAPUS/2018 tentang
pelayanan klinis di UPT Puskesmas Panyabungan Jae
4. Referensi
Permenkes no 514 tahun 2015
5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan
Langkah – 1. Stetoskop
langkah 2. Masker sederhana
3. Tabung oksigen
4. Tensi digital
5. Masker inhalasi
6. Buku kunjungan pasien
B. Langkah – langkah
1. Pasien datang ke ruangan
2. Petugas memanggil pasien
3. Dokter dan petugas memakai APD
4. Pasien diperiksa dokter dan menanyakan anamsese pasien dengan keluhan
- Batuk (berdahak atau tidak berdahak) selama 2-3 minggu
- Dahak dapat berwarna jernih, putih, kekuning – kuningan atau kehijauan
- Demam (biasanya ringan)
- Rasa berat dan tidak nyaman di dada
- Sesak nafas
- Bunyi nafas mengi atau ngik setelah batuk
- Bila iritasi dapat terjadi batuk darah
5. Petugas memeriksa tensi pasien
6. Dilakukan pemerisaan fisik oleh dokter dengan cara :
- Inpeksi : pasien tampak kurus dengan barrel shape chest
- Palpasi : fremitus taktil dada normal
- Perkusi : sonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah
- Auskultasi : sudut nafas vesikuler atau brokovesikuler dengan ekspirasi
panjang, ronki basah kasar yang tidak tetap, wheezing
7. Penata laksanaan :
- Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala pada fase akut
maupun kronis
- Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi lebih
awal
- Oksigenasi pasien harus memadai
- Istirahat cukup
- Pemberian obat antitusif kodein 10 mg 3x1
- Pemberian ekspektoran seperti GG, bromheksin, ambroksol, dll
- Antipiretik : paracetamol kalau demam
- Bronkodilator seperti salbutamol
- Anti biotik kalay infeksi seperti erytomycin 3x1
8. Dokter memberikan resep pada pasien
9. Dokter/petugas melepas APD
10. Petugas mencatat ke buku kunjungan pasien
6. Diagram Alir

Pasien datang ke ruangan

Pasien dipanggil berdasarkan antrian

Dokter dan petugas APD

Petugas memeriksa tensi pasien

Pasien diperiksa dokter dan menanyakan anamnese


keluhan pasien

Dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter

Penata laksanaan

Dokter memberikan resep kepada pasien

Dokter /petugas melepas APD

Petugas mencatat ke buku kunjungan


pasien

7. Unit Terkait a. Ruangan pemeriksaan umum


b. Ruangan kesehatan anak
c. Ruangan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Perubahan
SOP PENIMBANGAN BAYI
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

Kepala UPT Puskesmas


Panyabungan Jae
UPTD PUSKESMAS
PANYABUNGAN Dr. Yulida Nehri Lubis
JAE NIP.19800519 200502 2 002
1. Pengertian Pengukuran Berat badan adalah serangkaian kegiatan penimbangan berat badan
dengan menggunakan alat timbang badan untuk mengetahui berat badan bayi dan
balita
2. Tujuan 1. Untuk mengetahui berat badan dan perkembangannya
2. Membantu menetukan dosis pada pengobatan
3. Menentukan status gizi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor. 800/002/07/I/KAPUS/2018 tentang Jenis – jenis
Pelayanan
4. Referensi Permenkes no 514 tahun 2015

5. Prosedur/ 1. Alat dan Bahan


Langkah – Timbangan scale baby
langkah
2. Langkah – langkah
a) Petugas meletakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
b) Petugas memastikan timbangan menunjukkan angka nol.
c) Petugas menimbang bayi dengan pakaian minim/telanjang
d) Petugas melaporkan hasil timbangan berat badan bayi kepada dokter
e) Petugas membaca dan mencatat berat badan anak sesuai dengan angka yang
terdapat pada timbang
6. Diagram Alir
Petugas meletakkan timbangan
ditempat yang rata dan datar

Petugas memastikan timbangan menunjukkan


angka nol.

Petugas menimbang bayi dengan pakaian


minim/telanjang

Petugas melaporkan hasil timbangan berat badan


bayi kepada dokter
Petugas membaca dan mencatat berat
badan anak sesuai dengan angka yang
terdapat pada timbang

7. Unit Terkait a. Ruangan pemeriksaan umum


b. Ruangan Gizi
c. Ruangan Bersalin

8. Rekam Historis
Perubahan No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal
DIberlakukan

DAFTAR TILIK SOP PENIMBANGAN BAYI


No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Petugas meletakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
f) Petugas membaca dan mencatat berat badan anak sesuai
dengan angka yang terdapat pada timbangan
2 Petugas memastikan timbangan menunjukkan angka nol.
3 Petugas menimbang bayi dengan pakaian minim/telanjang
4 Petugas melaporkan hasil timbangan berat badan bayi kepada
dokter
5 Petugas membaca dan mencatat berat badan anak sesuai
dengan angka yang terdapat pada timbang
6 Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih dan
hangat kemudian pakaikan kain kering yang hangat, berikan
bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberikan
ASI karena akan membantu pelepasan placenta
7 Jaga agar bayi tetap hangat (berikan tutup kepala untuk
mencegah bayi kehilangan panas tubuh)
8 Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi
9 Melakukan pemeriksaan fisik bayi

Panyabungan,
Pelaksana/Auditor

( )
PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH Halaman :
KAB. MADINA
Kepala UPT Puskesmas
Panyabungan Jae
UPTD
PUSKESMAS Dr. Yulida Nehri Lubis
PANYABUNGAN NIP.19800519 200502 2 002
JAE
1. Pengertian Persepan Psikotropika dan Narkotika adalah kegiatan penulisan resep obat yang
mengandung dan Psikotropika dan Narkotika untuk pasien UPT Puskesmas
Penyabungan jae
2. Tujuan Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan dan peyalahgunaan obat
Psikotropika dan narkotika
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor. 442/174a/26/III/2018 tentang Peresepan Narkotika dan
Psikotropika
4. Referensi 1. Undang – undang No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
2. Undang – undang No 35 Tahun 2009 tentang narkotika
3. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian
5. Prosedur/ A. Alat dan Bahan
Langkah – 1. Alat Tulis Kantor
langkah
2. Resep
3. Rekam Medik
B. Langkah – langkah
1. Petugas kesehatan memeriksa pasien dengan melakukan anamnesa
2. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai keadaan pasien
dengan pemeriksan fisik maupun psikis/keadaan kejiwaan pasien
3. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan penunjang terhadap pasien
4. Petugas kesehatan menentukan diagnosa penyakit dan atau gangguan kejiwaan
pasien
5. Petugas kesehatan menentukan terapi bagi pasien
6. Petugas kesehatan menuliskan diagnosa dan terapinya kedalam Rekam Medik
pasien
7. Petugas kesehatan menulis resep psikotropika/narkotika dengan membubuhkan
paraf/tandatangan penuh untuk setiap penulisan R/
8. Petugas kesehatan menyerahkan resep kepada pasien membawa dan
menyerahkan resep kepada petugas ruang farmasi Puskesmas panyabungan jae
6. Diagram Alir
Petugas kesehatan memeriksa pasien
dengan melakukan anamnesa

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan


lanjutan sesuai keadaan pasien dengan pemeriksan
fisik maupun psikis/keadaan kejiwaan pasien

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan


penunjang terhadap pasien

Petugas kesehatan menentukan diagnosa penyakit


dan atau gangguan kejiwaan pasien

Petugas kesehatan menentukan terapi bagi pasien

Petugas kesehatan menuliskan diagnosa dan


terapinya kedalam Rekam Medik pasien

Petugas kesehatan menulis resep


psikotropika/narkotika dengan membubuhkan
paraf/tandatangan penuh untuk setiap penulisan R/

7. Unit Terkait Ruangan pemeriksaan umum


Ruangan kesehatan anak
Ruangan kesehatan gigi dan mulut
Ruangan tindakan
Ruangan pemeriksaan kesehatan lansia
Ruangan kesehatan Ibu dan KB
Ruangan kesehatan jiwa
Ruangan pemeriksaan TB Paru
8. Rekam
Historis No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal
Perubahan DIberlakukan

DAFTAR TILIK SOP PERSESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA


No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1 Petugas kesehatan memeriksa pasien dengan
melakukan anamnesa
2 Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan lanjutan
sesuai keadaan pasien dengan pemeriksan fisik
maupun psikis/keadaan kejiwaan pasien
3 Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan penunjang
terhadap pasien
4 Petugas kesehatan menentukan diagnosa penyakit dan
atau gangguan kejiwaan pasien
5 Petugas kesehatan menentukan terapi bagi pasien
6 Petugas kesehatan menuliskan diagnosa dan terapinya
kedalam Rekam Medik pasien
7 Petugas kesehatan menulis resep psikotropika/narkotika
dengan membubuhkan paraf/tandatangan penuh untuk
setiap penulisan R/
8 Petugas kesehatan menyerahkan resep kepada pasien
membawa dan menyerahkan resep kepada petugas
ruang farmasi Puskesmas panyabungan Jae

Panyabungan,
Auditor

( )

Anda mungkin juga menyukai