Anda di halaman 1dari 36

PEMBINAAN POSBINDU PTM

No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pembinaan Posbindu PTM adalah kegiatan untuk meningkatkan kinerja
Posbindu PTM sebagai wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut faktor resiko tinggi PTM
secara mandiri dan berkesinambungan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Pembinaan Posbindu PTM
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1.
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
3. Petugas melakukan penyuluhan kelompok serta memberikan
lembar wawancara / KMS untuk diisi peserta.
4. Petugas melakukan pelayanan dengan system 5 meja secara
berurutan :
a. registrasi, pemberian nomor urut, serta pencatatan hasil
pengisian KMS faktor resiko PTM ke buku pencatatan;
b. wawancara;
c. pengukuran TB, BB, IMT, lingkar perut, analisa lemak tubuh;
d. pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol total,
trigliserida, IVA, dll;
e. indentifikasi faktor resiko PTM, konseling / edukasi, serta tindak
lanjut lainnya.
5. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
6. Petugas membuat laporan hasil kegiatan.

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Promosi Kesehatan
Laboratorium
Perkesmas
Gizi

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
REFRESHING PTM BAGI PETUGAS
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Refreshing PTM bagi Petugas adalah penyegaran kembali
pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular bagi Paramedis.
Petugas adalah pelaksana program PTM.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan
Refreshing PTM bagi Petugas
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas merencanakan kegiatan dengan sasaran
langkah 2. Petugas menentukan waktu dan tempat pertemuan dengan
persetujuan Kepala Puskesmas
3. Petugas menentukan peserta pertemuan
4. Petugas menginformasikan kegiatan kepada sasaran pada waktu
apel
5. Petugas mempersiapkan tempat kegiatan
6. Petugas menyiapkan instrumen pertemuan dan materi yang akan
disampaikan
7. Petugas memakai APD level 1.
8. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
9. Petugas mempersilahkan peserta mengisi daftar hadir
10. Kepala Puskesmas memberikan sambutan
11. Penyampaian materi oleh narasumber
12. Petugas memimpin diskusi dan tanya jawab
13. Petugas mencatat hasil kegiatan
14. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
1. Petugas melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Promosi Kesehatan
Perkesmas

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PENATALAKSANAAN HIPERETENSI
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Hipertensi dalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri,
secara tetap diatas normal ( ≥ 140/90 mmHg ).
Penatalaksanaan Hipertensi adalah prosedur untuk menegakkan
diagnosis dan pengobatan pasien Hipertensi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Penatalaksanaan Hipertensi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2.
langkah 2. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor antrian.
3. Petugas mengecek identitas pasien sesuai dengan kartu rekam
medis pasien.
4. Petugas menjaga privasi pasien.
5. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
6. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi dan riwayat
penyakit keluarga).
7. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/ yang
sesuai.
9. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
10. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosa
berdasarkan hasil anamnese, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang ( jika diperlukan ).
11. Petugas menentukan klasifikasi hipertensi menurut Joint National
Committee/JNC VII.
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-Hipertensi 120 – 139mmHg 80- 89 mmHg
Hipertensi stage 1 140- 159 mmHg 90- 99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

12. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang


ditegakkan:
a.Pre- Hipertensi
∙ Modifikasi gaya hidup ( diet kaya buah dan sayuran, pembatasan
intake natrium/garam, gula dan lemak, mempertahankan berat badan
dan lingkar pinggang ideal, gaya hidup aktif/olah raga teratur, stop
merokok,stop/membatasi konsumsi alkohol ( bagi yang minum
alkohol),manajemen stress.

b. Hipertensi stage I
∙ Diuretik tiazid
∙ Dapat dipertimbangkan : ACE inhibitor, Beta Blocker (BB), Calcium
Channel Blocker (CCB).

c. Hipertensi stage 2
∙ Modifikasi gaya hidup
∙ Kombinasi 2 obat: diuretik dengan ACE inhibitor atau BB atau CCB

DIURETIK

HCT Dosis dewasa 12,5 – 50 mg/hari


Spironolakton Dosis dewasa 50-100 mg/hari sebagai dosis
tunggal atau dosis terbagi
Furosemid Dosis dewasa 20-80 mg/hari pagi hari

ACE inhibitor
Captopril Dosis 12,5 – 25 mg tiap 8-12 jam

CALCIUM CHANNEL BLOCKER (CCB)


Amlodipin ∙ Dosis 5 mg tiap 24 jam maksimal 10 mg/hari
∙ Geriatri dan penderita gangguan hati dimulai 2,5 mg/hari
∙ Dapat sebagai profilaksis angina
Diltiazem ∙ Dosis awal 60-120 mg tiap 12 jam
∙ Dosis maksimal 360 mg/hari
∙ Kontraindikasi: gagal jantung kongestif, blok jantung dan hipotensi
Nifedipin ∙ Hanya untuk preeklamsia dan tokolitik tidak
direkomendasikan untuk kasus hipertensi, tapi boleh untuk profilaksis
angina dan fenomena raynaud.
∙ Dosis 5-30 mg tiap 8 jam

PENYEKAT BETA/BETA BLOCKER (BB)


Propanolol Dosis dewasa :
Awal : 40 mg tiap 8 -12 jam
Pemeliharaan: 120-240 mg/hari

8.Bila ada indikasi hipertensi dengan penyakit penyerta /indikasi


khusus petugas memberikan terapi sesuai indikasi khusus tersebut,
ditambah obat anti hipertensi lain sesuai kebutuhan.
13. Petugas menentukan traget tekanan darah yaitu:
∙ < 140/90 mmHg
∙ atau < 130/80 mmHg pada pasien DM,penyakit ginjal kronik,memiliki
≥ 3 faktor resiko, ada penyakit tertentu
14. Bila target tekanan darah belum tercapai setelah observasi selama
2 minggu petugas mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti
hipertensi yang lain.
15. Bila dengan mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti
hipertensi yang lain traget tekanan darah belum tercapai petugas
mempertimbangkan dengan pasien untuk melakukan rujukan ke
dokter spesialis.
16. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya
tentang modifikasi gaya hidup.
17. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke sub unit lain.
18. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
sub unit farmasi.
19. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
20. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan,diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam
rekam medis pasien.
21. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk
dientry.
22. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis kedata simpus.

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Layanan

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PENATALAKSANAAN DIABETES
MELLITUS
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula
darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin
atau gangguan kerja insulin atau keduanya
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Anamnesis:
langkah 1.1. Keluhan khas : poliuria,polidipsi,polifagi, penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
1.2. Keluhan tidak khas DM: lemah, kesemutan, gatal, penglihatan
kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulva.
2. Faktor resiko DM tipe 2:
2.1. Usia > 45 tahun
2.2. Berat badan > 110% BB ideal/ IMT > 23 kg/m2
2.3. Hipertensi (TD≥140/90 mmHg)
2.4. Riwayat DM dalam garis keturunan
2.5. Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat/ BB lahir bayi
> 4 kg
2.6. Riwayat DM gestational
2.7. Riwayat toleransi glukosa terganggu/ glukosa darah puasa
terganggu.
2.8. Penderita penyakit jantung koroner, TBC, hipertiroidisme.
2.9. Cholesterol HDL ≤ 35 mg/dl
3. Pemeriksaan fisik:
3.1. TB, BB, tekanan darah
3.2. Keadaan kaki ( termasuk rabaan nadi kaki) , kulit dan kuku
4. Kriteria diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa:
4.1. GDS (plasma vena) > 200 mg/dl atau
4.2. GDN (plasma vena) > 126 mg/dl atau
5. Pemeriksaan penunjang :
5.1. Hb, AL, KED, GDN, GD2JPP, urin rutin, cholesterol
6. Penatalaksanaan:
6.1. Edukasi : tentang penyakit DM, perlunya pengendalian dan
pemantauan DM, penyulit DM, intervensi farmakologis.
6.2. Perencanaan diet: mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal, diet dengan komposisi seimbang (bila perlu rujuk
ke poli gizi)
6.3. Latihan jasmani: olahraga teratur dan disesuaikan kondisi
6.4. Intervensi farmakologis
6.5. Jika diet sesuai aturan dan olah raga dengan baik selama 1-6
bulan tapi diabetesnya belum terkontrol, maka penderita
ditambahkan obat antidiabetik:
1) Glibenklamid dosis awal 2.5 mg sampai maks. 15 mg/hr
atau
2) Bila dengan OAD glibenklamid tidak terkendali, lakukan
evaluasi diet dan olah raga, bila tetap tak ada perbaikan
rujuk ke rumah sakit.
3) Metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 – 3 kali
pemberian, maksimal 2 g/hari.
Obat ini harus dimulai dengan dosis terkecil. Setelah
minggu pengobatan,dosis dapat ditingkatkan.
6.6. Kunjungan ulang dilakukan tiap bulan diperiksa GDN dan
GD2JPP, urin rutin dan tiap tahun periksa kolesterol, dan
urinalisa (bila diperlukan)
7. Indikasi ke rumah sakit:
7.1. Bila kadar gula darah sangat tinggi (>350 mg/dl) dengan
gejala mencolok.
7.2. Timbul komplikasi berat (koma diabetic, koma hipoglikemia,
gangren, gagal ginjal).

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Form Laporan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PENYULUHAN PTM
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Penyuluhan PTM adalah serangkaian kegiatan dalam memberikan
pendidikan dan penyuluhan secara individu / keluarga dengan materi
tentang Penyakit Tidak Menular (PTM).
Pendidikan atau penyuluhan PTM adalah kegiatan untuk
menyampaikan informasi atau pengetahuan secara luas kepada
sasaran program PTM guna mananamkan sikap dan perilaku sesuai
dengan informasi yang diberikan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Penyuluhan PTM.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Persiapan Alat dan Bahan
langkah a. Alat Tulis
b. Daftar Hadir
2. Petugas Yang Melaksanakan memakai APD level 1 dan melakukan
prosedur kebersihan tangan
3. Langkah-Langkah
a. Petugas membuat Satuan Acara Penyuluhan
b. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana
c. Petugas memberikan salam dan memperkenalkan diri
d. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan
e. Petugas menyampaikan materi penyuluhan
f. Petugas memberikan kesempatan kepada sasaran untuk
menanyakan materi yang kurang dipahami
g. Petugas mengadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan
h. Petugas mencatat hasil kegiatan penyuluhan
i. Petugas membereskan sarana dan prasarana
j. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh unit layanan
9. Dokumen terkait Form Laporan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
HOME CARE PENDERITA PTM
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Home Care Penderita PTM atau Kunjungan Rumah Penderita PTM
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit tidak menular.
Sasaran adalah penderita Penyakit Tidak Menular yang telah
mendapatkan pemeriksaan dari dokter dan sudah mendapatkan terap.i
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan Home
Care Penderita PTM
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Kesehatan
Lanjut Usia Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas menentukan sasaran
langkah 2. Petugas menentukan waktu kunjungan rumah
3. Petugas mempersiapkan instrumen kunjungan rumah
4. Petugas memakai APD level 2
5. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
6. Petugas mendatangi tempat tinggal sasaran
7. Petugas melakukan pemeriksaan meliputi anamnesa dan
pemeriksaan fisik meliputi pengukuran vital sign dan pemeriksaan
fisik lainnya
8. Petugas menentukan tindakan dan rencana tindak lanjut
keperawatan.
9. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
10. Petugas membuat laporan kegiatan kunjungan rumah.
11. Petugas melaporkan hasil kunjungan rumah kepada dokter
penanggung jawab BP Umum dan Kepala Puskesmas.

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Perkesmas
2. Promosi Kesehatan

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
SKRINING PTM
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Skrining PTM adalah deteksi dini pada pasien yang bertujuan untuk
mengetahui secara dini penyakit yang berpotensi menimbulkan
kematian.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
kegiatan skrining PTM.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Kesehatan
Lanjut Usia Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2.
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
3. Petugas melakukan persiapan.
4. Petugas memanggil pasien.
5. Petugas melakukan pengukuran BB, TB, dan Lingkar perut.
6. Petugas melakukan pengukuran Tekanan Darah pada pasien.
7. Petugas melakukan cek GDS pada pasien.
8. Petugas mengisi form hasil skrining PTM.
9. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
10. Petugas merekap data hasil skrining.
11. Petugas membuat laporan hasil skrining kesehatan.
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Promosi Kesehatan
2. Perkesmas

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian MengukurTekanan Darah adalah Mengukur tekanan aorta Saat
ventrikel kiri berkontraksi (systole) dan mengukur Tekanan ventrikel kiri
berkontraksi (systole) dan mengukur Tekanan minimal yang
ditimbulkan terhadap dinding arteri (diastole) minimal yang ditimbulkan
terhadap dinding arteri (diastole)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pengukuran tekanan darah
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde No. 440 / 006 / I / 2021 tentang
Pelayanan Klinis Berorientasi Pasien.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
4. Petugas menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
5. Petugas menjelaskan tujuan tindakan pada pasien
6. Petugas mengatur posisi pasien
7. Petugas menempatkan diri di sebelah kanan pasien bila mungkin
8. Petugas membebaskan lengan pasien dari baju
9. Petugas memasang manset 2 jari diatas mediana cubiti selang
sejajar dengan arteri brachiallis
10. Petugas meraba denyut arteri brachiallis
11. Petugas meletakkan diafragma stetoskop di atas arteri brachiallis
12. Petugas menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa
13. Petugas memompa sehingga tak terdengar denyut arteri
14. Petugas membuka sekrup balonperlahan – lahan sambilmelihat
turunnya air raksa / jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama
(sistole) hingga bunyi terakhir (diastole) sampai tekanan nol
15. Petugas melakukan validasi dengan mengulang mulai poin l – m ,
bila hasil pengukuran kedunya berbeda ulangi sekali lagi
16. Petugas mengunci air raksa dan lepaskan manset
17. Petugas merapikan pasien
18. Petugas merapikan alat
19. Petugas menyampaikan hasil pengukuran
20. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
21. Petugas mencatat hasil pengukuran pada status pasien

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Rekam Medis
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
MENGHITUNG DENYUT NADI
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Menghitung Denyut Nadi adalah protap yang berlaku untuk semua
pasien yang memerlukan pengukuran nadi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
PENGHITUNGAN DENYUT NADI
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde No. 440 / 006 / I / 2021 tentang
Pelayanan Klinis Berorientasi Pasien.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas mempersilakan pasien berbaring atau duduk dengan
tenang di tempat tidur
4. Petugas memegang tangan pasien dengan menggunakan jari
telunjuk, jari tengah dan jari manis tepat di atas arteri radialis /arteri
brachialis disini akan teraba denyut nadi, dan tangan yang lain
memegang arloji
5. Petugas menghitung nadi selama 1/4 menit kemudian hasilnya
dikalikan empat. Pada anak/bayi dihitung satu menit penuh
6. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
7. Petugas mencatat hasil pengukuran

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Rekam Medis
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
MENGHITUNG FREKUENSI
PERNAFASAN
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Menghitung Frekuensi Pernafasan adalah menghitung jumlah
pernafasan ( inspirasi yang di ikuti ekspirasi ) dalam satu menit tingkat
pernafasan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penghitungan frekuensi pernafasan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde No. 440 / 006 / I / 2021 tentang
Pelayanan Klinis Berorientasi Pasien.
4. Referensi AIP DIII Keperawatan Jawa Tengah. (2006). Standar Operasional
Prosedur Keperawatan. Surakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan DIII
Keperawatan Jawa Tengah
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Pasien dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring.
4. Mengamati gerakan dada / perut pasien, hitung selama satu menit
penuh.
5. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
6. Petugas mencatat hasil pengukuran

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Rekam Medis
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
MENGUKUR SUHU BADAN DENGAN
THERMOGUN
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Mengukur Suhu Badan Dengan Thermogun adalah suatu cara yang
berlaku untuk semua pasien yang memerlukan pengukuran suhu
badan (derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan mengeluarkan panas
melalui keringat, pernafasan, sisa-sisa pembuangan (ekskresi) dan
penyinaran (radiasi), hantaran (konduksi) dan konveksi).dengan
memakai alat Thermogun.
Suhu Normal : 36,5-37,2 oC
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pengukuran suhu badan dengan thermogun
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Kesehatan
Lanjut Usia Puskesmas Abcd.
4. Referensi Panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemi COVID-
19, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Tahun
2020.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Pasien dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring.
4. Petugas mengarahkan Thermogun ke dahi pasien dengan jarak 3-
5cm
5. Petugas menekan tombol Thermogun selama 5 detik
6. Petugas melihat hasil pengukuran di Thermogun
7. Petugas mencatat hasil pengukuran
8. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Rekam Medis
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
GERIATRI
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pengkajian Resiko Jatuh Geriatri adalah cara mengidentifikasi pasien
geriatri berisiko jatuh untuk menilai kemungkinan pasien jatuh.
Pasien Geriatri adalah pasien berumur ≥ 60 tahun
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pengkajian resiko jatuh geriatri
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/UKM/…/2021 tentang Kesehatan
Lanjut Usia Puskesmas Abcd.
4. Referensi Panduan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemi COVID-
19, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Tahun
2020.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas melakukan penilaian risiko jatuh pasien baru geriatri dalam
formulir Pengkajian Risiko Jatuh
4. Petugas menerapkan pencegahan jatuh pada pasien sesuai
dengan tingkat risiko ( risiko rendah dan risiko tinggi ), termasuk
menjelaskan pada pasien dan keluarga.
5. Petugas mengkomunikasikan tingkat risiko pasien kepada dokter.
6. Petugas memasangkan gelang risiko jatuh warna kuning
pada pergelangan tangan pasien dengan risiko jatuh tinggi
7. Petugas melaporkan insiden pasien jatuh ke Tim Keselamatan
Pasien Unit Kerja menggunakan formulir Insiden Keselamatan
Pasien
8. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Semua Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait Form Resiko Jatuh
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN GULA DARAH (GDS)
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan gula darah (GDS) adalah pemeriksaan laboratorium
untuk mengetahui kadar gula di dalam darah dalam kondisi
sewaktu,
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Pemeriksaan Gula Darah (GDS)
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor I/UKP/001/2022 tentang Kebijakan
Laboratorium Puskesmas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Prosedur/langkah- A. Persiapan Alat dan Bahan:
langkah 1. Alat Tulis
2. APD
3. Glukometer
4. Stik Gula Darah
5. Lancet
6. Neirbeiken
7. Kapas alkohol
8. Form persetujuan tindakan

B. Petugas yang melaksanakan:


1. petugas laboratorium

C. Langkah –langkah
1. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
2. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan
3. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Keluar/ pasien menanda tangani inform konsen
5. Petugas mengenakan APD level 2
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin
7. Pasang stik gula darah pada alat cek gula darah
8. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan
kapas
alcohol
9. Petugas menusukkan lanset di jari tangan pasien
10. Petugas meletakkan stik gula darah di jari tangan pasien
11. Menutup bekas tusukan dengan kapas alcohol
12. Alat glukometer akan berbunyi
13. Petugas membaca hasil dan menulis di form laboratorium
14. Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
15. Petugas membuang limbah padat pada tempat
sampah
infeksius
16. Petugas memberikan hasil laboratorium dalam amplop
tertutup
kepada pasien
17. Petugas merapikan alat dan bahan
18. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Laboratorium
Perkesmas
Gizi
P2PTM

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Kolesterol adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
mengetahui kadar kolesterol dalam darah.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Pemeriksaan Kolesterol
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor I/UKP/001/2022 tentang Kebijakan
Laboratorium Puskesmas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas memasang chip dan strip kolesterol pada alat
4. Autocheck .
5. Petugas menunggu alat siap untuk melakukan pemeriksaan (ada
tanda tetesan darah berkedip pada alat)
6. Petugas kesehatan menempelkan strip pada tetesan darah,
biarkan darah terhisap dengan sendirinya.
7. Setelah alat menunjukkan hitungan dari angka 20-0, baru akan
menunjukkan angka kadar kolesterol
8. Petugas mencatat hasil di buku register dan blangko laboratorium
9. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Laboratorium
Perkesmas
Gizi
P2PTM

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN Hb
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Hb Metode Sahli adalah tindakan klinis yang dilakukan
pada pasien untuk mengetahui kadar Hb dalam darah.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan Hb
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor I/UKP/001/2022 tentang Kebijakan
Laboratorium Puskesmas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas menyiapkan alat dan reagen yang dibutuhkan,
4. Kemudian melakukan pengambilan darah kapiler/vena
5. Petugas memasukkan kira-kira 5 tetes HCl 0,1 N (sampai angka 2)
kedalam tabung pengencer hemometer.
6. Darah kapiler/vena dihisap sebanyak 20 µL dengan pipet sahli,
kemudian membersihkan ujung luar pipet dengan tissue secara
pelan dan hati-hati, jangan sampai darah dalam pipet berkurang.
7. Kemudian segera alirkan darah kedasar tabung Hb yang telah
berisi larutan HCl 0,1 N, jangan sampai terjadi gelembung udara.
8. Petugas mencampurkan isi tabung, kemudian isap asam HCl yang
jernih kedalam pipet 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang
masih tertinggal dalam pipet, pencampuran dilakukan supaya
darah dan asam bersenyawa homogeny sehingga warna campuran
menjadi coklat tua.
9. Petugas menambahkan setetes demi setetes akuades, kemudian
diaduk menggunakan batang pengaduk sampai warna sama
seperti standart warna. Setiap kali penambahan akuades harus
dikocok sampai homogeny.
10. Kadar Hb dibaca dalam satuan gram/dl 6. Interpretasi hasil :
Hasilnya dibaca dengan melihat skala yang ada pada tabung sahli.
Nilai Normal :
Pria : 14- 16,5 g/dl
Wanita : 12- 14 g/dl
Wanita hamil : 11,0-16,5 g/dL
Bayi baru lahir : 17-22 g/dl
Umur 1 minggu : 15-20 g/dl
Umur 1 bulan : 11-15 g/dl
Anak anak : 11-13 g/dl
11. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Laboratorium
Perkesmas
Gizi
P2PTM

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN ASAM URAT
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Asam Urat dengan stik adalah suatu proses pengecekan
Asam Urat dengan menggunakan alat stik. Asam Urat adalah istilah
yang mengacu kepada tingkat purin di dalam darah.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan asam urat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor I/UKP/001/2022 tentang Kebijakan
Laboratorium Puskesmas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Prosedur/langkah- 9. Petugas memakai APD level 2
langkah 10. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
11. Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Alat Nesco, stik Asam
urat Nesco, lancet, autoclik, kapas alkohol, tissu/ kapas kering )
12. Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan
13. pada layar muncul kode untuk memasukan darah.
14. Petugas melakukan pengambilan darah kapiler
15. Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
16. Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang
terpasang pada alat Nesco hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 20
detik
17. Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Nesco
18. Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada lembar
hasil pemeriksaan.
19. Petugas menyerahkan hasil pada pasien atau keluarga pasien.
20. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Laboratorium
Perkesmas
Gizi
P2PTM
9. Dokumen terkait Form Laporan
10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN IVA
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan
cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA).
Dengan metode inspeksi visual yang lebih mudah, lebih sederhana,
lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan
lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih
banyak.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
Pemeriksaan IVA.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/.../…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2015.
Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan RI, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat
penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan
kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
4. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan
dengkul ditekuk dan kaki melebar).
5. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan
bantuan pencahayaan yang cukup.
6. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan
dimasukkan ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk
melihat leher rahim. 5. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim,
dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.
7. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5%
diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit,
reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat.
8. Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan,
kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi
menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein,
sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah
warna menjadi putih.
9. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah
transformasi bearti hasilnya negative.
10. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait KIA

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN PAYUDARA
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Deteksi dini kanker payudara untuk mengidentifikasi kelainan payudara
yang dapat mengarah ke keganasan (kanker) sehingga dapat segera
mendapat pengobatan dengan harapan pengobatan dapat lebih tuntas
dan angka kesembuhan lebih tinggi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan payudara.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/.../…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2015.
Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan RI, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 2
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas menyapa klien dengan ramah
4. Petugas memposisikan pasien dengan baik
5. Petugas menutup ruangan/menjaga privasi klien.
6. Petugas melakukan informed consent
7. Petugas meminta pasien untuk membuka baju dibagian dada dan
bantu pasien untuk melonggarkan atau melepas BH nya
8. Petugas meraba ada benjolan atau tidak dengan cara palpasi
ringan dengan menggunakan 3 jari ditekankan pada payudara.
9. Petugas melakukan palpasi dari bagian atas payudara menuju ke
bawah ke atas puting susu
10. Petugas melakukan palpasi dari bagian bawah payudara menuju
ke atas ke arah puting susu
11. Petugas melakukan palpasi dari samping kiri dan kanan ke arah
puting susu Memutar searah jarum jam
12. Petugas memeriksa puting susu
a. Apakah tertarik ke dalam ?
b. Apakah ada kolostrum ?
c. Atau ada cairan lain ?
13. Petugas menginformasikan hasil pemeriksaan pada pasien
14. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
15. Petugas memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
16. Petugas mendokumentasikan hasil tindakan
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan
diperhatikan
8. Unit terkait KIA

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN TINGGI BADAN
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Tinggi Badan adalah suatu cara untuk mengukur tinggi
badan dengan menggunakan pengukur tinggi badan ( microtoise ).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan tinggi badan
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/.../…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas mempersiapan alat:
langkah – Alat pengukur tinggi badan.
– Buku catatan.
– Pena.
2. Petugas memakai APD level 1.
3. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan.
4. Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien.
5. Petugas meminta pasien untuk melepaskan sepatu/sandal serta
menutup kepala/topi.
6. Petugas memastikan alat geser berada di posisi atas.
7. Pasien diminta untuk berdiri tegak ,persis dibawah alat geser.
8. Posisi kepala dan bahu bagian belakang,lengan ,pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise dipasang.
9. Pandangan lurus ke depan dan tangan dalam posisi tergantung
bebas.
10. Gerakan alat geser ke bawah sampai menyentuh bagian atas
kepala pasien.
11. Petugas memastikan alat geser tepat ditengah kepala pasien
(dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap
menempel pada dinding).
12. Petugas membaca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah
angka yang lebih besar (ke bawah).Pembacaan dilakukan tepat di
depan angka (skala) pada garis merah,sejajar dengan mata
petugas.
13. Apabila petugas lebih rendah dari pasien yang diukur,petugas
harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
14. Petugas melakukan pencatatan dengan ketelitian sampai satu
angka dibelakang koma (0,1 cm).Contoh:157,3 cm,160,0 cm,163,9
cm.
15. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Promosi Kesehatan
Perkesmas
Gizi

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN BERAT BADAN
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Berat Badan adalah suatu tindakan pada pasien untuk
mengukur berat badan dengan menggunakan alat pengukur timbangan
badan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan berat badan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/.../…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1.
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas memanggil pasien
4. Petugas mencocokan identitas pasien dengan Rekam Medis
5. Petugas menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
6. Petugas mempersiapkan alat yang akan digunakan
7. Petugas memastikan jarum penunjuk timbangan menunjuk pada
angka nol
8. Petugas memerintahkan pasien melepas jaket, alas kaki dan tas
9. Petugas meminta pasien untuk berdiri di atas timbangan
10. Petugas membaca jarum penunjuk skala
11. Petugas mempersilahkan pasien turun dari timbangan
12. Petugas menginformasikan hasil penimbangan BB
13. Petugas mencatat hasil pengukuran BB
14. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Promosi Kesehatan
Perkesmas
Gizi

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PEMERIKSAAN LINGKAR PERUT
No. :
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Kapuskes
Abcd NIP. 1234
1. Pengertian Pemeriksaan Lingkar Perut adalah suatu kegiatan pengukuran yang
dilakukan di sekitar perut setinggi pusar untuk menggambarkan
ketebalan lemak didasar perut Untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abnormal/sentral, yang sangat berpegaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
pemeriksaan lingkar perut.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Abcd Nomor I/.../…/2021 tentang Penyakit
Tidak Menular Puskesmas Abcd.
4. Referensi Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan, Tahun 2019.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas memakai APD level 1.
langkah 2. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
3. Petugas menjelaskan pada pasien tujuan pengukuran lingkar perut
dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran
4. Untuk pengukuran ini pasien diminta, dengan cara yang santun,
untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian
bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir pasien untuk
menetapkan titik pengukuran
5. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
6. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul
7. Tetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung
lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah
tersebut dengan alat tulis
8. Petugas meminta pasien untuk berdiri tegak dan bernafas dengan
normal (ekspirasi normal)
9. Petugas melakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari
titik tengah diawal pengukuran
10. Apabila pasien mempunyai perut yang gendut ke bawah,
pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir
pada titik tengah tersebut lagi.
11. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang
mendekati angka 0,1 cm
12. Petugas mencatat hasil pengukuran lingkar perut
13. Petugas melakukan prosedur kebersihan tangan
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Kepatuhan terhadap protokol kesehatan


diperhatikan
8. Unit terkait Promosi Kesehatan
Perkesmas
Gizi

9. Dokumen terkait Form Laporan


10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait

Anda mungkin juga menyukai