STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
▪ Program Studi Perhotelan Program
Diploma Tiga
▪ Program Studi Pengelolaan Perhotelan
Program Sarjana Terapan
▪ Program Studi Pengelolaan Konvensi
dan Acara Program Sarjana Terapan
Halaman : Page 1 of 81
1. KEBIJAKAN MUTU
P a g e 1 | 81
LEMBAR PENGESAHAN
1. Perumusan
Ratna Puspita Dewi, S.I.P., MM.Par Ka. SPMI 1–Sep-2019
4. Penetapan
Bambang Katjaswara, S.Sos., MM.Par
Yayasan 1–Sep-2019
P a g e 2 | 81
LEMBAR PENGESAHAN MANUAL MUTU
PENANGGUNG JAWAB
PROSES Tanda Tanggal
Nama Jabatan Cap
Tangan
4. Penetapan
Bambang Katjaswara, S.Sos., MM.Par Yayasan 1–Sep-2019
P a g e 3 | 81
LEMBAR PENGESAHAN STANDAR MUTU
PENANGGUNG JAWAB
PROSES Tanda Tanggal
Nama Jabatan Cap
Tangan
4. Penetapan
Bambang Katjaswara, S.Sos.,
Yayasan 1–Sep-2019
MM.Par
P a g e 4 | 81
LEMBAR PENGESAHAN FORMULIR MUTU
PENANGGUNG JAWAB
PROSES Tanda Tanggal
Nama Jabatan Cap
Tangan
4. Penetapan
Bambang Katjaswara, S.Sos.,
Yayasan 1–Sep-2019
MM.Par
P a g e 5 | 81
BAGIAN PERTAMA
KEBIJAKAN MUTU
P a g e 6 | 81
Daftar Isi
Daftar Isi 7
Daftar Tabel 8
Daftar Gambar 8
PENDAHULUAN 9
1. VISI, MISI DAN TUJUAN POLITEKNIK PARIWISATA PRIMA INTERNASIONAL 9
1.1. Visi Politeknik Pariwisata Prima Internasional: 9
1.2. Budaya Organisasi ; 9
1.3. Tujuan 10
2. TUJUAN KEBIJAKAN PENJAMINAN MUTU POLITEKNIK PARIWISATA PRIMA INTERNASIONAL 11
2.1. Manajemen SPMI (PPEPP) 16
3. LUAS LINGKUP KEBIJAKAN PENJAMINAN MUTU POLITEKNIK PARIWISATA PRIMA INTERNASIONAL
28
3.1. Landasan Kebijakan Menjalankan Manajemen Mutu/ SPMI 28
3.1.1. Undang-Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 28
3.1.2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Satuan Pendidikan Nasional 28
3.1.3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 29
3.1.4. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 mengenai BAN-PT
sebagai pelaksana akreditasi oleh Pemerintah 29
3.1.5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan 29
3.1.6. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 44 tahun 2015 30
3.1.7. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 62 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) 30
3.1. Batas Ruang Lingkup Penjaminan Mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional dan Bisnis
Proses 31
4. ISTILAH DAN DEFINISI 44
5. GARIS BESAR KEBIJAKAN SPMI 46
5.1. Tujuan dan Strategi SPMI 46
5.1.1. Tujuan SPMI 46
5.1.2. Strategi SPMI 46
5.1.3. Prinsip/Asas Pelaksanaan SPMI 47
6. STANDAR PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG BERLAKU DI POLITEKNIK PARIWISATA
PRIMA INTERNASIONALError! Bookmark not defined.
6.1. Hubungan Kebijakan Manajemen Mutu dengan Dokumen Lain 48
P a g e 7 | 81
Daftar Tabel
Tabel 2.Penjelasan sasaran atau obyek Audit/ Evaluasi Mutu Internal Politeknik Pariwisata Prima
Internasional 18
Daftar Gambar
Gambar 1. Siklus Pelaksanaan Proses Penjaminan Mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional 17
P a g e 8 | 81
PENDAHULUAN
Kebijakan Penjaminan Mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional adalah dokumentasi tertulis berisi
garis besar penjelasan tentang bagaimana Politeknik Pariwisata Prima Internasional memahami,
merancang, dan melaksanakan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan tinggi
kepada masyarakat/ stake holder sehingga terwujud budaya mutu pada Politeknik Pariwisata Prima
Internasional, Kebijakan penjaminan mutu menjadi landasan untuk menyusun dokumen-dokumen yang
lebih operasional dibawahnya. Semua dokumen untuk kepentingan implementasi sistem penjaminan mutu
harus didasarkan pada dokumen kebijakan mutu.
Dalam Manual Kebijakan Mutu ini akan dijelaskan mengenai visi misi dan tujuan Politeknik Pariwisata
Prima Internasional untuk menjamin dan meningkatkan mutu dalam setiap kegiatannya, dengan
menjelaskan tentang budaya organisasi, budaya kerja dan titik sentuh/ touch point penjaminan mutu dalam
hal pelayanan untuk mencapai kepuasan stake holder, latar belakang dan alasan Politeknik Pariwisata Prima
Internasional menjalankan penjaminan mutu/ dasar hukum penyelenggaraan Satuan Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) di Politeknik Pariwisata Prima Internasional dan kebijakan mutu yang dijalankan di
Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
P a g e 9 | 81
1. Specific :
Tujuan yang ditetapkan harus jelas dan spesifik. Jelas akan membantu menguraikan apa
yang akan dilakukan, sedangkan spesifik akan membuat segala upaya menjadi fokus pada
target yang akan dicapai.
2. Measurable :
Apa yang ingin dicapai haruslah dapat diukur, misalnya seberapa kuat, seberapa sering,
seberapa banyak, atau seberapa dalam.
3. Achievable :
Tujuan yang ditetapkan haruslah dapat dicapai. Dengan begitu ada komitmen untuk
mencapainya dengan sungguh-sungguh.
4. Realistic :
Realistis atau masuk akal adalah hal lain yang harus dipenuhi oleh tujuan yang ingin
dicapai.
5. Timely :
Tujuan harus ditetapkan kapan waktu pencapainnya. Waktu pencapaian dapat bulanan,
triwulanan, semesteran atau tahunan.
1.3. Tujuan
Politeknik Pariwisata Prima Internasional merupakan lembaga pendidikan yang tidak hanya
mempunyai tujuan umum, yaitu :
1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar (PBM) yang profesional
2. Menyelenggarakan riset yang bermutu
3. Menyebarluaskan hasil riset kepada masyarakat
4. Mengambil peran dalam proses pengembangan ilmu yang berbasis ilmu-ilmu dasar
tingkat nasional dan internasional
5. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa-desa, instansi dan
berbagai kalangan masyarakat yang membutuhkan dan/atau politeknik Pariwisata Prima
Internasional bertujuan melakukan transfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan dalam
kepariwisataan pada kalangan tersebut.
P a g e 10 | 81
2. TUJUAN KEBIJAKAN PENJAMINAN MUTU POLITEKNIK PARIWISATA PRIMA
INTERNASIONAL
Dasar penyusunan Dokumen/Buku Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal sebagai panduan
dalam menetapkan, melaksanakan, mengendalikan dan mengembangkan mutu di semua proses bisnis
di Perguruan Tinggi. Dokumen/Buku Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal Politeknik Pariwisata
Prima Internasional dirancang dan dilaksanakan untuk menjamin penerapan Sistem Penjaminan Mutu
terhadap proses bisnis Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
Dokumen kebijakan SPMI ini bermanfaat untuk:
1. Menjelaskan kepada stakeholders tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal Politeknik Pariwisata
Prima Internasional secara ringkas, padat, dan utuh.
2. Menjadi dasar atau “payung” bagi seluruh Manual, Standar, dan Formulir Sistem Penjaminan
Mutu Internal di Politeknik Pariwisata Prima Internasional Membuktikan bahwa Sistem
Penjaminan Mutu Internal Politeknik Pariwisata Prima Internasional telah ditetapkan,
dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan dan apabila telah dapat dicapai akan ditingkatkan.
Politeknik Pariwisata Prima Internasional menggunakan kebijakan mutu untuk memandu dan
mengarahkan pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu berkesinambungan dalam proses
layanan. Dalam rangka melaksanakan tugas penyelenggaraan pendidikan tinggi, Pimpinan
menetapkan kebijakan mutu dan mempunyai komitmen :
Secara keseluruhan ke-empat touch point penjaminan mutu pendidikan Politeknik Pariwisata Prima
Internasional akan dilakukan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut :
P a g e 11 | 81
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Quality and Care
Produk
Tahap Touch point / Titik sentuh
(unit kerja)
Sebelum Marketing/ PMB Memberikan informasi yang transparan dan akurat tentang
Kuliah (Peneriman keuangan, program studi, UKM, tata tertib perkuliahan,
Mahasiswa Baru) keuangan, seragam dll
Bidang a. Memberikan pelatihan character Building kepada seluruh
Kemahasiswaan mahasiswa baru yang dikemas dengan konsep kedisiplinan
dan keramahtamahan dalam program PK2MB (Pengenalan
Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru), secara berkelanjutan.
b. Mengutamakan penyampaian informasi tentang tata tertib
kuliah (visi misi Politeknik Parwisata Prima Internasional,
budaya organisasi Prima Ardian Tana, Sistim Operasional
Prosedur (SOP) yang berkaitan dengan proses perkuliahan
dan hak para mahasiswa, tertib seragam, kuliah teori dan
Praktik, administrasi keuangan, admintrasi perpustakaan,
akademik, sarana dan prasarana kampus) dan kegiatan
ekstra kulikuler.
Web site – Memberikan informasi terpadu tentang produk Politeknik
Pusdatin Pariwisata Prima Internasional (program kuliah setiap angkatan,
kegiatan mahasiswa, pengumuman, aturan pelaksanaan
akademik/ perkuliahan, kegiatan lembaga, dosen dan unit-unit
kerja di Politeknik Pariwisata Prima Internasional)
Informasi Mengutamakan memberikan layanan penerimaan pertanyaan
baik melalui telpon, media online dari luar ke dalam dengan
mampu menjawab semua pertanyaan tentang produk Politeknik
Pariwisata Prima Internasional, di setiap unit kerja Politeknik
Pariwisata Prima Internasional.
Kerjasama dan c. Mengedepankan kerjasama yang bermanfaat bagi
Humas perkembangan keilmuan para mahasiswa dan pengalaman
dalam persiapan bekerja
d. Mengabadikan kegiatan nasional dan international yang di
lakukan para dosen Politeknik Pariwisata Prima internasional,
baik dalam pengajaran, call for paper, nara sumber maupun
sebagai pelatih dan pendamping kegiatan mahasiswa.
P a g e 12 | 81
e. Mengedepankan pembentukan image positif Politeknik
Pariwisata Prima Internasional dalam taraf nasional dan
internasional.
Bagian Administrasi Mengedepankan pelayanan paripurna dalam hal Kartu Rencana
Akademik (BAAK) Studi (KRS), kalender akademik tersaji secara online,
Penyelenggaraan surat dll.
Prodi f. Menyusun kurikulum dan menyajikan yang sesuai dengan
aturan yang ditetapkan pemerintah, kebutuhan industri/
stake holder
g. Menyusun buku pedoman bagi mahasiswa tentang proses
akademik (Buku Pedoman Akademik).
Saat Dosen h. Melakukan pengajaran dengan profesionalisme tinggi dan
Kuliah berdedikasi serta melalui penjelasan dalam konsep inisiatif
dan mengacu pada kebijakan mutu ”Quality and Care”.
i. Melakukan pengajaran dengan mengikuti SOP yang berlaku
j. Melakukan penelitian berkelanjutan bertaraf nasional dan
internasional, serta menanamkan motivasi menulis kepada
anak didik.
k. Melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
penyalurkan kelimuan dan keterampilan.
Karyawan :
1. Bagian Mengedepankan pelayanan dalam pengaturan pembagian jadwal
Administrasi kuliah berdasarkan penyebaran mata kuliah di setiap angkatan
Akademik dan KRS yang terdaftar, tertib administrasi KRS, data nilai ujian,
administrasi pendaftaran ujian dll
2. Perkuliahan Mengedepankan pelayanan dalam pengaturan jadwal kuliah
dalam informasi kepada dosen-dosen, layanan administrasi
daftar hadir, tertib pemantauan kualitas sarana prasarana kuliah
3. Perpustakaan Mengedepankan pelayanan penyediaan buku-buku yang
menunjang semua mata kuliah yang disajikan di semua angkatan
dan ketersediaan jurnal ilmiah, majalah dan media lain yang
dapat mengukung proses belajar mahasiswa, melalui prosedure
yang praktis, cepat dan aman
4. Umum Mengedepankan pelayanan pada penjaminan ketersediaan
sarana prasarana penunjang kuliah dengan baik dan tidak
menghambat jalannya proses belajar mengajar (Bangku, Air
Conditioner, penerangan, Papan tulis, OHP, Infocus, Lap top,
komputer, audio, PC/ komputer dll)
P a g e 13 | 81
5. Keuangan Mengedepankan pelayanan informasi terpadu tentang
pembayaran perkuliahan yang tranparan
6. Kemahasiswaan Mengedepankan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan
mahasiswa di dalam maupun di luar kampus baik formal maupun
informal (ekstra kurikulum) dan memfasilitasi kebutuhan
mahasiswa akan kesempatan mendapatkan pekerjaan
Manajemen :
1. Ketua Prodi Mengedepankan briefing kepada seluruh dosen terhadap visi
misi, budaya organisasi Prima Ardian Tana dan standar tindakan
yang harus dilakukan dalam mengajar di Politeknik Pariwisata
Prima Internasional, kontrol terhadap kinerja dosen dalam
menjalankan tugas tri dharma pendidikan, pemantauan terhadap
aplikasi RPS pada proses belajar, up date kurikulum sesuai
kebutuhan jaman dan industri, yang ditujukan pada kepuasan
stakeholder
2. Kepala Bagian Menjamin terlaksananya pelayanan berkualitas sesuai standar
Administrasi yang ditetapkan
Akademik,
Kemahasiswaan
Sesudah Bagan Adminitrasi Mengedepankan pelayanan administrasi Ijasah, transkrip dan
Kuliah Akademik, surat keterangan yang diperlukan mahasiswa
selesai Kemahasiswaan
l. Mengadakan fasilitas pengadaan bursa kerja bagi para
mahasiswa dan alumni
m. Mengedepankan pelayanan pada penghimpunan para alumni
Yang melahirkan lebih dari 24 inisiatif yang dituangkan dengan perincian sebagai berikut :
1). Aplikasi tindakan dalam memberikan Quality/ kualitas dalam pengajaran dan pendidikan :
P a g e 14 | 81
1. Dosen selalu up date terhadap materi mata kuliah yang diasuh dan/atau menjadi
tanggung jawabnya
2. Dosen mampu menyusun/ dan memberi masukan dalam penyusunan RPS yang tepat
sesuai kondisi kebutuhan jaman dan industri
3. Dosen mampu memberikan contoh-contoh yang aktual yang berhubungan dengan
materi pengajaran
4. Dosen mampu menjelaskan aktualisasi antara teori dan Praktik
5. Dosen mampu mengajar dengan memberikan informasi yang tidak monoton dan
membosankan
6. Dosen mampu mengajar dengan memberikan sikap, informasi yang membangun
semangat, kepercayaan diri, profesionalisme, kejujuran kepada mental mahasiswa
7. Dosen mampu menggunakan teknologi IT dalam mengajar
8. Dosen mampu membuat soal kuis dan/ untuk ujian yang dapat membentuk pola berpikir
mahasiswa kritis, antisipasi dan solusi
9. Dosen wajib membuat soal ujian sesuai dengan materi yang telah ditentukan dalam
RPS dan dijelaskan dalam kelas
10. Dosen wajib memberikan feed back (tugas dinilai dan dikembalikan) terhadap semua
tugas dan uts yang telah diberikan kepada mahasiswa
11. Dalam memberikan tugas presentasi dosen wajib mengulas dan menerangkan hasil
analisa mahasiswa yang dikaitkan dengan isi materi yang sedang diberikan
12. Dalam memberikan bimbingan di kelas maupun di luar kelas, Dosen wajib memberikan
manfaat jangka panjang bagi kehidupan mahasiswa
2). Aplikasi tindakan dalam memberikan Quality/ kualitas dalam Pelayanan administrasi :
b). Quality dalam pelayanan Adminsitrasi (Penunjang) :
1. Karyawan wajib memberikan pelayanan dan perhatian kepada kebutuhan mahasiswa
dan stakeholder
2. Karyawan wajib mengikuti Satuan operasional prosedur (SOP) di tiap departemen
dengan fleksible untuk jasa pelayanan kepada mahasiswa dan stakeholder
3. Karyawan wajib memberikan pelayanan dengan ramah, senyum serta mendidik kepada
mahasiswa dan stakeholder
4. Karyawan wajib memberikan informasi yang jelas tidak berbelit-belit dan
bertanggungjawab kepada mahasiswa dan stakeholder
5. Karyawan wajib menjaga kerahasiaan tugas kepada mahasiswa dan stakeholder serta
pihak-pihak yang tidak berhak dalam hal soal-soal ujian
6. Karyawan wajib memberikan informasi yang mendidik dan membangun dan mampu
menjawab pertanyaan kritis mahasiswa dan stakeholder dengan sikap bijaksana
P a g e 15 | 81
7. Karyawan wajib mengedepankan profesionalisme dan sikap menolong kepada
mahasiswa dan stakeholder
3). Aplikasi tindakan dalam memberikan Care/ perhatian dalam pengajaran dan pendidikan
c). Care dalam Pengajaran dan Pendidikan (Dosen) :
1. Dosen mampu mendidik dengan cara tegas namun welas asih dengan tujuan
memberikan semangat dan pembinaan
2. Dosen mampu menunjukkan sikap bersahabat, membantu, membimbing dalam
mengajar di dalam dan di luar kelas
3. Terhadap mahasiswa bermasalah dalam absen, attitude dan hubungan antar personal,
dosen hendaklah bersikap bijaksana dengan berusaha mengetahui alasan dan
memberikan bimbingan untuk tujuan membangun kepercayaan diri dan semangat serta
perbaikan sikap
4. Dosen mampu menerapkan sikap mendidik kombinasi antara tegas, disiplin, bijaksana,
helpfull, pengertian dan kasih sayang, layaknya orangtua terhadap anak
4). Aplikasi tindakan dalam memberikan Care/ perhatian dalam pelayanan administrasi :
d). Care dalam pelayanan administrasi (penunjang) :
1. Karyawan mampu memberikan pelayanan sesuai tugasnya dengan solusi yang
bermanfaat jangka panjang kepada mahasiswa dan stakeholder yang mempunyai
masalah adminsitrasi
(contoh keuangan : memberikan solusi yang dapat memberikan kesempatan
mahasiswa kuliah dengan antisipasi kedepan tidak merugikan lembaga)
(contoh akademik : memberikan solusi yang tidak merugikan mahasiswa apabila data
nilai hilang dengan bukti/ evidence membenarkan mahasiswa)
(contoh perkuliahan : dapat memberikan solusi yang tidak merugikan mahasiswa
apabila ada pengumuman yang tidak sampai kepada mahasiswa dalam hal pemisahan
kelas)
P a g e 16 | 81
Proses pelaksanaan standar dalam proses belajar mengajar di Politeknik Pariwisata Prima
Internasional dapat digambarkan dalam sirkulasi sebagai berikut :
Pengendalian
melalui Rapat ya
Tinjauan
Manajemen, Ada Gap Identifikasi Action
tindakan koreksi amtara Standar untuk memenuhi standar
dan Hasil
3) Evaluasi Standar
Standar yang telah disusun dan ditetapkan dalam proses pelaksanaan belajar mengajar di
Politeknik Pariwisata Prima Internasional, secara berkelanjutan dilakukan minimal 1 (satu)
kali dalam 1 tahun akademik (terjadwal), melalui proses Audit/Evaluasi Mutu Internal,
Akreditasi, Audit Eksternal dan Tinjauan Manajemen, maupun yang tidak terjadwal
(pengawasan kontinue)
P a g e 17 | 81
a. Audit/ evaluasi mutu Produk/ Berdasar atas karakteristik
pelayanan
b. Audit/ evaluasi mutu proses Berdasar atas indikator kinerja kunci
c. Audit/ evaluasi mutu system Berdasar pada elemen-elemen dari
Satuan
Sasaran atau objek dari evaluasi mutu internal terdiri dari satuan pendidikan (Prodi),
dan satuan pendukung manajemen pendidikan (Unit Pelaksana Teknis) yang ada di
Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Sasaran dan obyek Audit/ Evaluasi Mutu Internal
kemudian dapat dibedakan menjadi dua, meliputi : (1) pihak teraudit/ auditee ; dan (2)
obyek audit/ evaluasi. Audit/Evaluasi Mutu Internal dilakukan pada berbagai unit kerja tetapi
dengan fokus yang berbeda, yaitu :
a. Audit/ evaluasi institusi difokuskan pada manajemen.
b. Audit/ evaluasi program studi/ Prodi/ mata kuliah/program pembelajaran/unit kerja
pendukung, difokuskan pada kepatuhan.
Tabel 2. Penjelasan sasaran atau obyek Audit/ Evaluasi Mutu Internal Politeknik
Pariwisata Prima Internasional
a.1.1. Tahapan Pelaksanaan Audit/ Evaluasi Mutu Internal termuat dalam uraian berikut:
P a g e 18 | 81
I. SPMI bersama Ketua Auditor menentukan unsur Satuan mutu, lokasi,
aktivitas unit organisasi, dan waktu audit/ evaluasi.
II. SPMI bersama Ketua Auditor menentukan lingkup dan kedalaman Audit/
Evaluasi Mutu Internal.
III. Para Auditor/ assesor melaksanakan proses audit/ evaluasi dibawah kendali
Ketua Auditor
IV. Ketua Auditor mengarahkan pelaksanaan audit/ evaluasi dengan
menggunakan Standar dan atau dokumen Satuan mutu yang harus dipatuhi.
V. Teraudit/ Auditee menunjukkan bukti yang cukup dan tersedia pada saat
Audit/ evaluasi.
VI. Teraudit/ Auditee menyediakan sumberdaya yang memadai sesuai dengan
lingkup dan kedalaman audit/ evaluasi.
P a g e 19 | 81
II. Indentifikasi individu yang bertanggung jawab langsung terhadap tujuan dan
lingkup Audit/Evaluasi Mutu Internal,
III. Identifikasi dokumen acuan yang berlaku, antara lain standar mutu dan manual
mutu teraudit.
IV. Identifikasi anggota komite Audit/ Evaluasi Internal,
V. Tanggal dan tempat audit/evaluasi dilakukan,
VI. Identifikasi unit organisasi teraudit,
VII. Waktu dan lama Audit/Evaluasi untuk tiap aktivitas Audit/ Evaluasi Mutu Internal,
VIII. Jadwal pertemuan yang diadakan dengan pimpinan teraudit,
IX. Jadwal penyerahan laporan Audit/ Evaluasi Mutu Internal.
P a g e 20 | 81
- Borang untuk melaporkan pengamatan audit dan mendokumentasi bukti
pendukung.
Dokumen kerja tidak membatasi aktivitas atau tugas audit tambahan yang mungkin
diperlukan sebagai akibat informasi yang terkumpul selama audit/ evaluasi. Dokumen
kerja yang melibatkan informasi rahasia harus dijaga oleh Ketua Audit dan Kepala
SPMI, sebagai pengelola audit/ evaluasi mutu internal.
P a g e 21 | 81
b. Perbaikan terhadap produk jasa yang berhubungan dengan persyaratan
Pelanggan
c. Kebutuhan sumber daya.
a.1.10. Tindakan Koreksi
Unit kerja melalui SOP tentang Tindakan koreksi telah ditetapkan manual
prosedur (prosedur terdokumentasi) untuk melaksanakan tindakan korektif yang
teridentifikasi dari analisis penyebab ketidaksesuaian dan peluang peningkatan.
Tindakan korektif sebaiknya diambil untuk mengeliminasi ketidaksesuaian yang
terjadi selama kinerja Satuan manajemen mutu dan proses pemberian layanan
pelanggan. Tindakan korektif harus dilakukan, dievaluasi dan didokumentasikan
dengan baik.
Kalimat dalam mencerminkan tindakan koreksi dibuat dalam keadaan
mengandung ketegasan dari manajemen atas temuan yang terjadi dan/ atau
kesalahan prosedur/ tidak sesuai kebijakan mutu Politeknik Pariwiwsata Prima
Internasional Ketegasan tersebut dapat diarahkan kepada suatu perintah dan/ atau
suatu arahan untuk melakukan perbaikan tertentu.
P a g e 22 | 81
Audit Internal melihat dan memantau tingkat kepatuhan terhadap standar mutu yang
telah ditetapkan. Hasil-hasil yang diperoleh dari tahapan monitoring dan evaluasi,
evaluasi diri, dan audit/ evaluasi mutu internal serta ditambah dengan masukan dari
seluruh stakeholders, digunakan sebagai pertimbangan di dalam melakukan
peningkatan mutu.
4) Pengendalian Standar
Pengendalian standar dilakukan untuk menjaga pelaksanaan standar terkendali, dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain :
4.1. Pengendalian Dokumen
Perubahan terhadap dokumen dan data harus ditinjau dan disetujui oleh fungsi/
organisasi yang sama dengan yang melakukan tinjauan dan persetujuan awal, kecuali
bila secara khusus dilakukan penunjukan lain.
a. Terbitan dokumen terkait yang sesuai tersedia di semua tempat kegiatan yang
perlu bagi berfungsinya Satuan mutu secara efektif.
b. Dokumen yang tidak berlaku dan/atau kadaluarsa segera disingkirkan dari semua
tempat penerbitan atau pemakaian, atau dipastikan dengan cara lain terhadap
pemakaian yang tidak dimaksudkan.
c. Dokumen kadaluarsa apa pun yang disimpan untuk keperluan hukum dan/atau
pemeliharaan pengetahuan teridentifikasi secara memadai.
5) Peningkatan Standar
P a g e 23 | 81
Tujuan peningkatan mutu adalah untuk pencapaian standar mutu yang telah
ditetapkan bagi unit kerja yang belum memenuhi standar tersebut, sedangkan bagi unit kerja
yang telah memenuhi standar mutu, peningkatan mutu bertujuan untuk peningkatan standar
baru, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dalam rangka kepuasan stakeholder.
Proses penjaminan mutu bukan hanya aktivitas untuk memastikan bahwa yang
dijanjikan dapat terpenuhi melainkan juga meliputi usaha peningkatan mutu berkelanjutan
malalui perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi internal, evaluasi
diri, audit/ evaluasi, dan benchmarking.
Siklus penjaminan mutu dimulai dengan penetapan standar mutu yang ingin
dicapai dalam kurun waktu tertentu dan selanjutnya standar ini dilaksanakan dengan upaya
semaksimal mungkin agar dapat terpenuhi. Untuk melihat kemajuan pelaksanaan standar
tadi dan untuk memastikan bahwa arah pelaksanaan ini sesuai dengan rencana, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi. Evaluasi diri dilakukan terutama untuk melihat kekuatan
dan kelemahan satuan pendidikan kaitannya dengan upaya pemenuhan standar. Tahapan
selanjutnya adalah SPMI melihat dan memantau tingkat kepatuhan terhadap standar mutu
yang telah ditetapkan. Hasil-hasil yang diperoleh dari tahapan monitoring dan evaluasi,
evaluasi diri, dan audit/ evaluasi mutu internal serta ditambah dengan masukan dari seluruh
stakeholders, digunakan sebagai pertimbangan di dalam melakukan peningkatan mutu.
Ada dua macam peningkatan mutu yaitu peningkatan mutu untuk mencapai standar
mutu yang ditetapkan dan peningkatan mutu dalam konteks peningkatan standar mutu yang
telah dicapai melalui benchmarking quality improvement. Apabila hasil evaluasi diri dan
audit/ evaluasi menunjukkan bahwa standar mutu yang telah ditetapkan belum tercapai,
maka harus segera dilakukan tindakan perbaikan untuk mencapai standar tersebut.
Sebaliknya apabila hasil evaluasi diri dan audit/ evaluasi menyatakan bahwa standar mutu
yang ditetapkan telah tercapai, maka pada proses perencanaan berikutnya standar mutu
tersebut ditingkatkan melalui benchmarking. Benchmarking adalah upaya pembandingan
standar, baik antar bagian internal organisasi maupun dengan standar eksternal dengan
tujuan untuk peningkatan mutu secara berkelanjutan.
P a g e 24 | 81
memjamin efektifitas pengendalian proses yang merupakan bagian dari sistim
manajemen mutu.
Pengukuran dan evaluasi sebaiknya menerus dan dinyatakan dalam manual
prosedur atau instruksi kerja. Lembaga atau unit kerja harus menganalisa data dari
berbagai sumber untuk membandingkan sumber untuk membandingkan kinerja
Satuan manajemen mutu dan proses pendidikan untuk mengidentifikasi bidang
perbaikan.
6) Pengendalian Standar
Melalui evaluasi yang dilakukan dalam proses audit internal, dengan hasil yang ditetapkan
mengacu antara lain melalui Quality management system – Guidelines for the application of
ISO 9001:2015 in education IWA 2 : 2007 yang disesuakan dengan sistem penjaminan mutu,
yaitu :
P a g e 25 | 81
Skala nilai Indikator - Standar minimum
Nilai Tingkat 2 – Pendekatan Reactive - Ada dokumen pendukung
- Ada pelaksanaan / proses
Petunjuk – Pendekatan berdasarkan masalah.
- Ada pendekatan namun
Organisasi pendidikan menanggapi keluhan atau
berdasarkan keluhan/ temuan
mandat sesuai dengan yang dibutuhkan. Data
yang masuk
dikaji sesuai dengan yang diminta. Data
- Pendekatan dilakukan hanya
tambahan yang terbatas tentang hasil
untuk menyelesaikan kasus
pengkajian tersedia.
Penilaian di setiap unit kerja dari hasil audit internal, bila memenuhi standar maka nilai yang
didapat unit kerja adalah 5, maka tindakan yang dilakukan unit kerja harus mempertahankan
dan berusaha meningkatkan standar yang sudah ada. Apabila nilai yang didapat adalah 3
dan 4, maka tindakan yang harus dilakukan unit kerja harus melakukan tindakan koreksi dan
pencegahan. Apabila nilai yang didapat adalah 2, maka tindakan yang harus dilakukan unit
kerja harus melakukan tindakan koreksi dan tindakan pencegahan dan pemantauan dari
pimpinan, keadaan ini menandakan bahwa unit kerja yang bersangkutan belum memenuhi
standar. Apabila nilai yang didapat adalah 1, maka tindakan yang harus dilakukan unit kerja
harus melakukan tindakan koreksi dan tindakan pencegahan dan pemantauan dari pimpinan
secara kontinue dan berkala, keadaan ini menandakan bahwa unit kerja yang bersangkutan
P a g e 26 | 81
belum memenuhi standar dan/ atau kemungkinan menyimpang dari standar. Untuk hasil
penilaian tingkat 1 dan 2 hingga 3, kemungkinan besar dalam proses audit internal
berikutnya atau/ pada proses audit tidak terjadwal akan dilakukan monitoring dan evaluai
terhadap proses pelaksanaan standar.
7) Peningkatan Standar
Didalam siklus penjaminan mutu terdapat tahapan ketika satuan pendidikan harus
melakukan peningkatan mutu. Tahapan peningkatan mutu ini didahului dengan kegiatan
monitoring dan evaluasi, evaluasi diri, dan audit mutu internal. Dalam hal standar mutu yang
ditetapkan telah dicapai, peningkatan mutu dilakukan dengan penetapan standar baru
melalui proses benchmarking. Penetapan standar Baru melalui benchmarking, perlu
dilakukan dalam rangka peningkatan mutu kerja setelah dipenuhinya standar mutu lama.
Penetapan standar mutu baru ini salah satunya dapat dilakukan melalui proses
benchmarking. Benchmarking tidak hanya sekedar memindahkan Satuan mutu satuan
pendidikan kesatuan pendidikan yang lain, tetapi perlu dilakukan penyesuaian,
penyempurnaan, dan kiat untuk menimlementasikannya karena budaya dan potensi sumber
daya yang berbeda.
Ada dua macam peningkatan mutu yaitu peningkatan mutu untuk mencapai Standar
mutu yang ditetapkan dan peningkatan mutu dalam konteks peningkatan standar mutu yang
telah dicapai melalui benchmarking/ quality Improvment. Apabila hasil evaluasi diri dan audit
menunjukkan bahwa standar mutu yang telah ditetapkan belum tercapai, maka harus segera
dilakukan tindakan perbaikan untuk mencapai standar tersebut. Sebaliknya apabila hasil
evaluasi diri dan audit menyatakan bahwa standar mutu yang ditetapkan telah tercapai,
maka pada proses perencanaan berikutnya standar mutu tersebut ditingkatkan melalui
benchmarking. Benchmarking adalah upaya pembandingan standar, baik antar bagian
internal organisasi maupun dengan standar eksternal dengan tujuan untuk peningkatan
mutu secara berkelanjutan.
Tujuan peningkatan mutu adalah untuk pencapaian standar mutu yang telah
ditetapkan bagi unit kerja yang belum memenuhi standar tersebut, sedangkan bagi unit kerja
yang telah memenuhi standar mutu, peningkatan mutu bertujuan untuk peningkatan standar
baru, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dalam rangka kepuasan stakeholders.
Prosedur Peningkatan mutu, dalam suatu siklus dimulai dengan pembentukan tim
peningkatan mutu satuan pendidikan atau dapat juga menugaskan salah satu komponen
dalam struktur organisasi penjamin mutu yang ada. Tim bertugas menyusun rekomendasi
peningkatan mutu yang diajukan kepada pengelola unit kerja. Rekomendasi peningkatan
mutu disusun berdasarkan hasil laporan monitoring dan evaluasi, evalusi diri, dan audit/
evaluasi mutu baik internal maupun eksternal serta memperhatikan masukan dari seluruh
stakeholders. Rekomendasi ini berupa usulan tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh
P a g e 27 | 81
pengelola unit kerja untuk mencapai standar mutu yang telah ditetapkan atau usulan standar
mutu baru (hasil benchmarking) yang lebih tinggi daripada standar yang telah dicapai. Tim
peningkatan mutu ini juga melakukan proses benchmarking.
P a g e 28 | 81
Pasal 1 Ayat 17 :
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang Satuan pendidikan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 94 (b).
Satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini
paling lambat 7 tahun.
P a g e 29 | 81
3.1.6. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 44 tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Pasal 2
ayat (1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan;
b. Standar Nasional Penelitian; dan c. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
ayat (2) Standar Nasional Pendidikan, Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional
Pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
Pasal 4
ayat (1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
a. standar kompetensi lulusan; b. standar isi pembelajaran; c. standar proses
pembelajaran; d. standar penilaian pembelajaran; e. standar dosen dan tenaga
kependidikan; f. standar sarana dan prasarana pembelajaran; g. standar pengelolaan
pembelajaran; dan h. standar pembiayaan pembelajaran.
Pasal 43
Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas:
a. standar hasil penelitian; b. standar isi penelitian; c. standar proses penelitian; d.
standar penilaian penelitian; e. standar peneliti; f. standar sarana dan prasarana
penelitian; g. standar pengelolaan penelitian; dan h. standar pendanaan dan
pembiayaan penelitian
Pasal 54
Ruang lingkup Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas:
a. standar hasil pengabdian kepada masyarakat; b. standar isi pengabdian kepada
masyarakat; c. standar proses pengabdian kepada masyarakat; d. standar penilaian
pengabdian kepada masyarakat; e. standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
f. standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; g.standar pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat; dan h. standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian
kepada masyarakat.
P a g e 30 | 81
ayat (2) SPMI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi.
ayat (3) SPME sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
ayat (4) Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) digunakan oleh BAN-PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi
perguruan tinggi atau progam studi.
Pasal 4
ayat (1) Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan SPMI dan SPME
mengacu pada Standar Pendidikan Tinggi.
ayat (2) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan
oleh Perguruan Tinggi.
ayat (3) Standar Nasional Pendidikan Tinggi disusun dan dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan dan ditetapkan dalam peraturan Menteri.
Pasal 7
ayat (1) Data, informasi pelaksanaan, serta luaran SPMI dan SPME dilaporkan dan
disimpan oleh perguruan tinggi dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
3.1. Batas Ruang Lingkup Penjaminan Mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional
dan Bisnis Proses
Kebijakan mutu yang dijalankan oleh Politeknik Pariwisata Prima Internasional
dilaksanakan dalam ruang lingkup akademik dan non akademik sejauh berhubungan dengan
proses belajar mengajar dan digunakan hanya untuk keperluan internal, sementara tidak
diperkenankan digunakan oleh dan untuk pihak luar Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
Lingkup Kebijakan SPMI, yaitu Quality and Care mencakup keseluruh proses bisnis yang
berlaku di Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Proses bisnis ini melibatkan mahasiswa
sebagai pelanggan, pengguna lulusan, dan pihak Prodi sebagai penyelenggara PBM.
Mahasiswa yang lolos proses seleksi (persyaratan) selanjutnya akan melakukan daftar
ulang, sehingga dari proses itu akan didapatkan data mahasiswa yang nantinya akan dipakai
sebagai salah satu acuan dalam menyusun pelaksanaan program misalnya jumlah kelas,
penetapan dosen Pembimbing Akademik, penyediaan fasilitas PBM, dll.
Pimpinan/ manajemen Politeknik Pariwisata Prima Internasional bertanggung jawab
terhadap kualitas pelayanan dalam proses PBM dengan teknik pengendalian keseluruh unit terkait
melalui :
1. Visi misi, Manual Mutu, kebijakan, standar dan sasaran mutu yang lalu diturunkan dalam
bentuk uraian pekerjaan masing-masing unit kerja beserta personelnya dengan
P a g e 31 | 81
memperhatkan kompetensi.
2. Pelaksanaan program PBM ini akan dimonitoring dan diawasi secara berkala
dengan mekanisme melalui pengawasan internal audit yang terjadwal minimal 1 kali
dalam setahun dan yang tidak terjadwal oleh Kepala Unit masing-masing dalam ruang
lingkup antara lain review/ dan perbaikan kurikulum dengan memperhatikan
perkembangan ilmu dan kebutuhan bagi pengguna lulusan. Juga melalui proses
pengukuran, analisa dan perbaikan mutu pendidikan dan layanan dengan cara
menangani setiap aduan baik melalui audit internal yang ditindak lanjuti dengan
tinjauan manajemen dimana diharapkan adaya pencapaian ukuran standar maksimal
bagi kepuasan pelanggan. Laporan dan ketidaksesuaian terhadap standar diproses
dan dianalisa serta dikendalikan melalui komunikasi internal guna mendapatkan solusi
berupa tindakan pencegahan dan koneksi.
3. Proses mekanisme tanggung jawab manajemen Politeknik Pariwisata Prima
Internasional, mengikuti dan mengawasi proses kegiatan akademik mulai dari proses
penarikan calon mahasiswa/ recruitment, pendaftaran, pembinaan mahasiswa baru,
setelah menjadi mahasiswa Politeknik Pariwisata Prima Internasional, Wakil direktur
I berperan sebagai wali mahasiswa selama PBM. Wakil direktur I melalui Prodi
mengawal proses belajar mengajar sampai mahasiswa selesai dan lulus.
4. PBM selalu diikuti dengan proses perencanaan akademik, diantaranya perencanaan
kurikulum. Perbaikan dan sosialisasi kepada seluruh sivitas akademika dan karyawan
/ tenaga kependidikan baik akademik maupun non akademik.
5. Selain pengembangan kurikulum upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan adalah dengan dengan mengadakan latihan atau pengembangan staf.
Hasil akhir dari proses ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dari pengguna.
6. Didalam tujuan memberikan pelayanan pendidikan dan administrasi yang maksimal,
proses pendukung dan penunjang diharuskan terkendali untuk menjamin standar
kualitas.
7. Program penelitian merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan PBM,
dimana dosen wajib melakukan penelitian mandiri maupun bersama mahasiswa, baik
dalam bentuk ujicoba maupun skripsi analisis untuk syarat kelulusan maupun
pengembangan kelimuan. Pengabdian masyarakat mendukung PBM melalui
penguatan dan hasil penerapanya untuk memperkuat kurikulum Praktik dan
penelitian serta memperkuat materi pengajaran.
8. Pelaksanaan operasional kegiatan akademik dilaksanakan melalui proses yang
digambarkan melalui peta proses masing-masing unit kerja dengan melalui
perencanaan dan pendukung dari pengendalian dokumen dan arsip melalui masing-
masing unit kerja dan sekretariat serta dukungan supplier sebagai mitra bisnis
penyedia kebutuhan operasional PBM
P a g e 32 | 81
9. Bisnis proses ini dijalankan berdasarkan PPEPP yang bertujuan untuk perbaikan
berkelanjutan untuk selalu meningkatkan mutu
P a g e 33 | 81
program studi. Perencanaan program layanan Prodi secara rinci disampaikan dalam Program Kerja
yang mengacu pada Rencana Strategis Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
P a g e 34 | 81
Tim evaluator pada setiap tahap evaluasi harus mengidentifikasi hasil rancangan dan
pengembangan kurikulum sesuai dengan persyaratan atau standar yang diacu (misalnya, profil
lulusan, kompetensi suatu profesi, sertifikasi kompetensi lulusan).
P a g e 35 | 81
relevan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. evaluasi kegiatan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat harus meninjau rancangan dan pengembangan telah
mengarah pada pencapaian target Rencana Strategis.
1.9. Proses Realisasi Kegiatan Akademik
P a g e 36 | 81
Prodi harus meninjau persyaratan persyaratan yang terkait layanan Tri Dharma
Perguruan Tinggi untuk memastikan bahwa:
a. Persyaratan mutu penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi telah ditetapkan.
b. Persyaratan yang berbeda dari sebelumnya telah diselesaikan.
c. Prodi hingga program studi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
d. Apabila persyaratan pendidikan diubah, Prodi harus memastikan bahwa dokumen
yang relevan telah diamandemen dan semua pihak yang terkait telah mengetahui
perubahan persyaratan.
e. Rekaman tinjauan persyaratan pengajaran ini harus dipelihara.
P a g e 37 | 81
target kinerja. Pemantauan dan pengukuran harus dilakukan dalam rangka menjamin
kesesuaian antara program kerja unit kerja dengan Rencana Strategis dan target yang
dicapai. Masing-masing unit kerja wajib memiliki sasaran mutu.
Pemantauan serta pengukuran bidang pendidikan mencakup semua aspek mulai dari
input-proses-output, misalnya untuk unit kerja pelaksana akademik adalah profil kinerja
mahasiswa, ujian tertulis, latihan/tugas/kuis, presensi kehadiran dan ujian akhir.
Pemantauan kinerja dapat dilakukan oleh atasan melalui peta proses masing-masing unit
kerja sebagaimana terlampir pada buku manual mutu ini.
Prodi atau unit kerja menetapkan instrumen dan menjamin proses untuk
memastikan bahwa kuisioner penilaian kinerja atau soal ujian mahasiswa diberikan
dengan konsisten, aman tanpa kebocoran dan hasilnya valid. Apabila instrumen atau
perangkat lunak penilaian atau ujian ditemukan tidak valid. Prodi atau unit kerja
melakukan klarifikasi dan merekam tindakan perbaikan ketidakvalidan. Semua hasil
penilaian dan pengukuran kinerja direkam dan dipelihara, baik dalam bentuk cetak
ataupun soft copy sesuai ketentuan.
P a g e 38 | 81
fungsionalisasi SMM yang efektif, serta penyediaan sumber daya untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan. Manajemen harus :
a. Menetapkan masukan untuk mendeteksi kebutuhan sumber daya;
b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya untuk jangka pendek, menengah dan panjang;
c. Melakukan tindak lanjut verifikasi dan penilaian tugas; dan
d. Menyediakan sumber daya untuk berkomunikasi secara efektif dengan dosen, tenaga
kependidikan dan mahasiswa, untuk memelihara dan meningkatkan keefektifan SMM dan
untuk memastikan bahwa kebutuhan pelanggan terpenuhi.
2.1.1. Umum
Manajemen harus mengidentifikasi seluruh jenis sumber daya yang dibutuhkan untuk
ketentuan layanan dan memastikan ketersediaannya untuk kinerja Satuan manajemen
mutu yang efektif untuk tenaga pengajar dan tenaga penunjang pendidikan.
2.1.3. Pembelian
Proses dan prosedur pembelian maupun pengadaan barang atau jasa ditetapkan oleh
Tim Pengadaan Barang pada bagian umum Politeknik Pariwisata Prima Internasional
sesuai Manual Prosedur Pengadaan Barang/Jasa yang mencakup evaluasi kebutuhan dan
pengendalian layanan pendidikan yang harus disediakan sehingga proses tersebut betul-
betul memenuhi kebutuhan dan persyaratan lembaga dan/ atau unit kerja. Proses
pengadaan barang dan jasa yang dijalankan juga harus memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
P a g e 39 | 81
2.2. Sumber Daya Manusia
2.2.1. Kompetensi, kesadaran akan tanggungjawab dan pelatihan
Prodi harus menyediakan dosen dan tenaga kependidikan yang kompeten, memiliki
kesadaran dan terlatih sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. Prodi harus
mengevaluasi kebutuhan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan dengan
tuntutan/kebutuhan kurikulum, program unit kerja dan persyaratan yang ditetapkan.
Pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja tiap dosen, dosen tersertifikasi dan tenaga
kependidikan harus terekam dan dimonev secara rutin.
P a g e 40 | 81
2. Harapan dan hasil yang dirasakan/ dialami stakeholder (mahasiswa) terhadap kualitas
Praktik yang diselenggarakan kampus dan hubungannya dengan yang dikerjakan oleh
mahasiswa dalam waktu Praktik kerja di industri (sejauh mana dan seberapa besar
hubungan antara Praktik yang diberikan di kampus dapat diterapkan di dunia industri,
apakah rendah atau tinggi),
3. Harapan stakeholder (dunia industri dan pemerintah) terhadap kualitas lulusan
mahasiswa Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
4. Harapan Dosen dan karyawan terhadap kualitas manajemen
P a g e 42 | 81
Komponen Asesor Mutu Internal menjadi bagian penting dalam pelaksanaan program
Asesmen Mutu Internal. Para asesor internal yang berasal dari dalam Politeknik Pariwisata prima
Internasional sendiri akan direkrut, dilatih dan diseleksi dan diangkat melalui hasil tes dan surat
keputusan Direktur.
Tim mutu di tingkat program studi (bila nanti dibentuk) terdiri dari komponen Gugus
Kendali Mutu yang berasal dari Prodi dan unit kerja juga dibentuk sebagai suatu bagian yang
integral dalam SPMI Politeknik Pariwisata Prima Internasional yang akan bersama dengan SPMI
menjaga, memelihara serta meningkatkan mutu pendidikan di Politeknik Pariwisata Prima
Internasional.
Unit Kerja Politeknik Pariwisata Prima Internasional terkait dalam proses bisnis
3. Pihak Yang Wajib Menerapkan Kebijakan SPMI Politeknik Pariwisata Prima Internasional
3.1. Penanggung jawab SPMI
Untuk melaksanakan penjaminan mutu di Politeknik Pariwisata Prima Internasional, maka dibentuk
struktur fungsional organisasi penjaminan mutu akademik yang terintegrasi dengan non akademik.
Struktur tersebut mencakup tingkat Prodi/program studi maupun unit kerja pendukung akademik.
Pimpinan unit kerja menjamin mutu kinerja organisasi yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas
pokok dan fungsi serta koordinasi SPMI (Satuan Penjaminan Mutu Internal) secara rinci dapat di
lihat pada Gambar 3.
P a g e 43 | 81
DIREKTUR POLITEKNIK
PARIWISATA PRIMA
INTERNASIONAL
Kepala SPMI
Lead Auditor
SPMI (Satuan Penjamin Mutu Internal) dibentuk berdasarkan SK Direktur. Direktur Politeknik
Pariwisata Prima Internasional mengangkat seorang Kepala SPMI dengan membentuk
management representative dalam proses ISO 9001 : 2015 dan IWA2 : 2007 yang bertugas secara
koordinasi dengan Kepala SPMI. Dalam pelaksanaan audit /evaluasi mutu internal, Direktur
mengangkat seorang Ketua Auditor, yang dipilih diantara para anggota yang terdiri dari Pimpinan,
anggota MR dan perwakilan dosen melalui surat keputusan Direktur. Dalam pelaksanaan audit
/evaluasi mutu internal, para anggota tim melaksanakan proses berdasarkan panduan yang dibuat
oleh Ketua Auditor dan melaporkan hasil audit kepada Ketua Auditor. Ketua Auditor bertugas
melaporkan hasil proses kepada Direktur Politeknik Pariwisata Prima Internasional dengan
mengetahui Kepala SPMI dalam bentuk RTM (Rapat Tinjauan Manajemen) dan laporan tertulis.
P a g e 44 | 81
e. Jaminan mutu (quality assurance) adalah seluruh proses penetapan dan pemenuhan standar
mutu pengelolaan pendidikan secara konsisten dan perbaikan berkelanjutan, sehingga visi dan
misi Politeknik Pariwisata Prima Internasional dapat tercapai serta stakeholders memperoleh
kepuasan (pemenuhan janji kepada stakeholders). Kegiatan harus terencana yang dilaksanakan
dengan menggunakan Satuan Manajemen Mutu (SMM) untuk meyakinkan bahwa suatu produk
(hasil) akan memenuhi persyaratan mutu.
f. SPM adalah Sistim Penjaminan Mutu
g. Manual Mutu (MM) adalah dokumen yang menjadi panduan untuk menentukan Satuan
manajemen mutu dari organisasi Politeknik Pariwisata Prima Internasional
h. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) adalah rapat yang merupakan salah satu persyaratan dalam
proses Satuan manajemen mutu yang menjadi salah satu cara dalam penerapan konsep PPEPP,
yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun sebelum dilakukan eksternal audit, yang berisikan
antara lain laporan pelaksanaan penerapan Satuan manajemen mutu di Politeknik Pariwisata Prima
Internasional.
i. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-
syarat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
j. Pelanggan secara umum adalah orang perorangan atau badan yang ikut menerima atau membeli
layanan pendidikan. Pelanggan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu mahasiswa ( learners)
atau peserta pelatihan sebagai pelanggan utama; orang tua mahasiswa atau lembaga yang
mengirim peserta pelatihan; dan pengguna lulusan.
k. Unit kerja penyelenggara pendidikan adalah Prodi atau lembaga selain Prodi yang
menyelenggarakan layanan pendidikan atau pelatihan.
l. Lembaga pendukung adalah lembaga selain Prodi yang mendukung terselenggaranya layanan
pendidikan atau pelatihan.
m. Dokumen adalah informasi dan media pendukungnya
n. Borang adalah lembar isian data yang memberikan informasi
o. Rekaman adalah dokumen atau catatan yang menyatakan hasil yang dicapai atau menunjukkan
bukti kegiatan yang dilakukan
p. Produk yang dihasilkan organisasi pendidikan ialah layanan pendidikan tinggi (Tri Dharma
Perguruan Tinggi) dimana dalam prosesnya terjadi peningkatan nilai (creating value).
q. PPEPP adalah sistem yang digunakan dalam menjalankan penjaminan mutu yaitu dengan cara
Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan Standar Dikti di Politeknik
Pariwisata Prima Internasional
r. Stakeholder adalah Pemerintah, Industri terkait pendidikan, industri terkait dalam bursa kerja,
Orang tua.
P a g e 45 | 81
5. GARIS BESAR KEBIJAKAN SPMI
5.1. Tujuan dan Strategi SPMI
5.1.1. Tujuan SPMI
1. SPMI bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi, melalui penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dalam rangka
mewujudkan visi serta memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan.
2. Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui SPMI, pada gilirannya akan diakreditasi
melalui sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) oleh BAN-PT dan/atau lembaga
mandiri lainnya (nasional, regional dan internasional) yang diakui Pemerintah.
P a g e 46 | 81
d.4. Speak with data
Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan di Politeknik
Pariwisata Prima Internasional didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan
pada asumsi atau rekayasa.
d.5. Upstream management
Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan di Politeknik
Pariwisata prima Internasional dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan
otoritatif.
P a g e 47 | 81
sarana dan prasarana pembelajaran; 1.7. Standar pengelolaan pembelajaran; 1.8. Standar
pembiayaan pembelajaran.
Kebijakan yang ditetapkan untuk mutu pengajaran Politeknik Pariwisata Prima Internasional,
mengacu pada statuta yang berlaku dan disahkan oleh Yayasan Prima Ardian Tana. Diturunkan
dalam bentuk visi misi Kebijakan mutu, budaya organisasi yang diberlakukan dalam proses
belajar mengajar dan kebijakan mutu yang diberlakukan dalam kegiatan operasional Politeknik
Pariwisata Prima Internasional (Quality and Care).
2) Renstra
Kebijakan renstra juga mempengaruhi dalam penetapan kebijakan mutu dalam SPMI,
bagaimana standar dapat ditetapkan untuk dapat mengakomodasi kebutuhan jangka pendek
dan jangka panjang Politeknik Pariwisata Prima Internasional
P a g e 48 | 81
3) Prosedur
Prosedur kerja dalam bentuk SOP/ standar operasional prosedur, pedoman pelaksanaan kerja,
surat keputusan Direktur diberlakukan dengan mengacu pada statuta dan renstra yang berlaku.
==============================================================
P a g e 49 | 81
BAGIAN KEDUA
MANUAL MUTU
P a g e 50 | 81
Daftar Isi
P a g e 51 | 81
TUJUAN DAN MAKSUD MANUAL SPMI
Manual SPMI ini merupakan panduan implementasi manajemen Politeknik Pariwisata Prima
Internasional dan merupakan persyaratan Satuan Manajemen Mutu yang harus dipenuhi oleh unit-
unit kerja di lingkungan Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Manual SPMI ini disusun dengan
mengacu pada persyaratan standar dan klausul Satuan Manajemen Mutu dengan pedoman
implementasinya dalam layanan pendidikan, peraturan-peraturan pemerintah RI, BAN-PT dan
standar mutu pendidikan nasional Republik Indonesia.
Semua persyaratan di Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 mengenai BAN-PT,
Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi , Peraturan Menteri Pendidikan
nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi , ISO 9001 dan IWA 2 diterapkan
dalam Satuan Manajemen Mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Penerapan Satuan Mutu
dari beberapa peraturan yang berlaku tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan
Politeknik Periwisata secara konsisten dalam menghasilkan produk jasa pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya dan persyaratan hukum yang berlaku dan memberikan kepuasan kepada
para pelanggan, karyawan, dan pimpinan, melalui penerapan mutu yang efektif dan peningkatan
proses yang berkelanjutan pada semua unit di Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
P a g e 53 | 81
grooming, tingkah laku para mahasiswa, dengan pengaturan di buku pedoman akademik, buku
kedisiplinan kemahasiswaan, buku manual kepegawaian, dan SOP yang berlaku.
P a g e 54 | 81
eksternal (seperti termuat dalam EPSBED) adalah untuk mengungkap mutu berupa efektifitas,
akuntabilitas, pruduktivitas, efisiensi, pengelolaan Satuan, dan suasana akademik.
Audit mutu internal Politeknik Pariwisata Prima Internasional adalah evaluasi/ audit
penjaminan dan konsultasi yang independent dan objektif terhadap, misalnya, kegiatan
operasional akademik atau proses akademik yang telah dilaksanakan. Proses evaluasi/ audit
internal mengikuti metode yang ditetapkan penjaminan mutu.
Unit kerja harus meningkatkan keefektifan Satuan Manajemen Mutu dan proses pendidikan
secara berkesinambungan dengan mendorong personel untuk mengidentifikasi dan menerapkan
usaha peningkatan sesuai dengan ruang lingkup bisnisnya. Metode yang sesuai digunakan untuk
mengidentifikasi peningkatan potensial yang didasarkan atas analisis mutu dan metode statistik.
Proses perbaikan harus juga mencakup tindakan yang diambil dalam penyelesaian laporan
ketidaksesuaian, umpan balik, kritik dan saran (mahasiswa dan pihak terkait). Walaupun kritik
dan saran dapat disampaikan melalui lisan, namun ada baiknya unit kerja yang mendapatkan
masukan tersebut mencatatkan dalam sebuah log book agar dapat terekam dan terdokumentasi
sampai kepada tindakan koreksinya. Unit kerja melalui SOP tentang Tindakan Koreksi telah
ditetapkan manual prosedur (prosedur terdokumentasi) untuk melaksanakan tindakan korektif
yang teridentifikasi dari analisis penyebab ketidaksesuaian dan peluang peningkatan.
Tindakan korektif sebaiknya diambil untuk mengeliminasi ketidaksesuaian yang terjadi
selama kinerja Satuan manajemen mutu dan proses pemberian layanan pelanggan. Tindakan
korektif harus dilakukan, dievaluasi dan didokumentasikan dengan baik.
Kalimat dalam mencerminkan tindakan koreksi dibuat dalam keadaan mengandung
ketegasan dari manajemen atas temuan yang terjadi dan/ atau kesalahan prosedur/ tidak sesuai
kebijakan mutu Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Ketegasan tersebut dapat diarahkan
kepada suatu perintah dan/ atau suatu arahan untuk melakukan perbaikan tertentu.
Unit kerja melalui SOP tentang Tindakan Pencegahan telah ditetapkan manual prosedur
(prosedur terdokumentasi) untuk melaksanakan tindakan frekuentif yang dihasilkan dari analisis
ketidaksesuaian potensial dan peluang perbaikan dalam Satuan manajemen mutu dan layanan
pada pelanggan (mahasiswa dan pihak terkait).
Hasil dari perbaikan atas tindakan frekuentif dikomunikasikan keseluruhan organisasi
dalam suatu rapat terbatas maupun rapat pleno, dan dari hasil monitoring dan evaluasi ini akan
didapat data pencapaian kinerja dan standar masing-masing unit kerja, sehingga akan dapat
melakukan kebijakan, keputusan, ketetapan dalam peningkatan standar yang berlaku, menjadi
lebih tinggi bobot pencapaian targetnya atau/ dan bertambah jumlah standar yang ditetapkan.
P a g e 55 | 81
2. RINCIAN TENTANG PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB MENGERJAKAN
SESUATU SESUAI MANUAL SPMI
Unit kerja yang ada di Politeknik Pariwisata Prima Internasional dan mempunyai SOP serta tercatat
dalam daftar induk rekaman sebanyak 20 unit kerja, terdri dari :
Dimana masing-masing uraian pekerjaan yang harus dilakukan telah tertuang dalam uraian
pekerjaannya masing-masing/ Job Description yang dikelola oleh unit kerja Personalia Politeknik
Pariwisata Prima Internasional. 18 unit kerja ini secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi
pencapaian target sasaran mutu, pelaksanaan SOP, pelaksanaan dan pencapaian standar SNPT yang
telah diberlakukan.
P a g e 56 | 81
4. SARANA YANG DIGUNAKAN
Prodi melalui unit kerja Perkuliahan bersama bagian umum mengidentifikasi sarana prasarana,
lingkungan dan peralatan yang diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Prodi harus menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk
kegiatan pelaksanaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, perlindungan, instalasi, penggunaan
dan pemeliharaan, berkordinasi dengan bagian umum. Prodi harus menentukan program
perencanaan, penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana, dan analisis resiko terkait dengan
keamanan, keselamatan dan kebersihan di informasikan dan kordinasi dengan bagian umum. Sarana
prasarana mencakup antara lain gedung, ruang kerja, ruang kelas, laboratorium, bengkel,
perpustakaan, taman, perangkat online dan jasa terkait, seperti misalnya fasilitas kesehatan,
keamanan fisik, transportasi, perpustakaan, dan kafetaria, dan lain-lain. Peralatan harus dipelihara
secara rutin sehingga selalu siap jika akan digunakan. Peralatan ukur harus dikalibrasi secara rutin
agar akurasi dan validitas hasil pengukuran terjamin, berkordinasi dengan bagian umum.
P a g e 58 | 81
Pengendalian 1. Review Kurikulum.
2. Revisi Kurikulum.
3. Dinyatakan dengan jelas dalam sebuah dokumen/buku Pedoman.
Peningkatan 1. Kemampuan skill, knowledge, attitude.
2. Kemampuan Kompetensi
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 59 | 81
Evaluasi 1. Pedoman Evaluasi
2. Tracer Study, melingkupi dalam hal pencarian kerja, situasi kerja dan
pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah
3. Uji Kompetensi
Pengendalian 1. Review Kurikulum.
2. Revisi Kurikulum.
3. Dinyatakan dengan jelas dalam sebuah dokumen/buku
4. Pedoman.
Peningkatan 1. Kemampuan Skill.
2. Kemampuan Kompetensi
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 60 | 81
Pengendalian 1. Dinyatakan dengan jelas dalam sebuah dokumen/buku Pedoman
Tracer Study.
2. Laporan Tahunan Rata-rata kinerja lulusan oleh stakeholder
Peningkatan 1. Gaji lulusan
2. Jabatan lulusan
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 61 | 81
No. Parameter mutu Indikator
3 Score TOEIC Program Sarjana Terapan = TOEIC >= 500
Penetapan 1. Evaluasi Diri
2. Rapat nilai TOEIC
3. Laporan kinerja
Pelaksanaan 1. Melalui standar penilaian TOEIC
2. Melalui test TOEIC dilaksanakan semester satu, dua, dan enam
3. Batas waktu menyerahkan nilai TOEIC
Evaluasi 1. Evaluasi hasil test TOEIC.
Pengendalian 1. Remedial bagi mahasiswa yang belum memenuhi standar minimum
TOEIC
Peningkatan 1. Sosialisasi penetapan nilai TOEIC minimum kepada mahasiswa
2. Kemampuan TOEIC bagi mahasiswa yang belum memenuhi nilai
minimum TOEIC
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 63 | 81
Peningkatan 1. Kemampuan Skill
2. Kemampuan Kompetensi
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 64 | 81
5.3.1. Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara Program Sarjana Terapan
Penanggung jawab : Kepala Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara Program
Sarjana Terapan
5.3.1.1. Standar Kompetensi Lulusan
P a g e 65 | 81
Evaluasi 1. Evaluasi hasil test TOEIC.
Pengendalian 1. Remedial bagi mahasiswa yang belum memenuhi standar minimum
TOEIC
Peningkatan 1. Sosialisasi penetapan nilai TOEIC minimum kepada mahasiswa
2. Kemampuan TOEIC bagi mahasiswa yang belum memenuhi nilai
minimum TOEIC
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 66 | 81
No. Parameter mutu Indikator
Kemampuan Penghayatan mahasiswa terhadap 5 nilai (Yayasan Prima Ardian Tana),
Lulusan - Sikap norma, dan aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses
pendidikan, pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau
masyarakat secara luas
Penetapan 1. Kompetensi lulusan berdasarkan Visi Misi Politeknik Pariwisata Prima
Internasional
2. UU No 8/2012 tentang KKNI
3. Masukan stakeholder
4. Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi
5. Putusan pengurus Yayasan Prima Ardian Tana
Pelaksanaan 1. Sosialisasi kompetensi lulusan dan Kurikulum dalam bentuk buku
pedoman.
2. RPS.
3. Proses pembelajaran berbasis Kompetensi
4. Pedoman Akademik.
Evaluasi 1. Pedoman Evaluasi
2. Tracer Study, melingkupi dalam hal pencarian kerja, situasi kerja dan
pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah
3. Uji Kompetensi
Pengendalian 1. Review Kurikulum
2. Revisi Kurikulum
3. Dinyatakan dengan jelas dalam sebuah dokumen/buku pedoman
Peningkatan 1. Kemampuan attitude
2. Kemampuan Kompetensi
3. Melalui Evaluasi Mutu Internal
P a g e 68 | 81
BAGIAN KETIGA
P a g e 69 | 81
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 69
1. PENDAHULUAN 70
1.1. Manajemen pelaksanaan 70
2. PERNYATAAN ISI STANDAR SESUAI SNPT 70
3. STANDAR MUTU 70
3.1.1. Program Studi Perhotelan Program Diploma Tiga 70
3.1.2. Program Studi Pengelolaan Perhotelan Program Sarjana Terapan 71
3.1.3. Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara Program Sarjana Terapan 72
4. STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR DIKTI (APA/BAGAIMANA MENCAPAI STANDAR) 72
5. INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR DIKTI (APA YANG DIUKUR/DICAPAI, BAGAIMANA
MENGUKUR/MENCAPAI, DAN TARGET PENCAPAIAN) 74
6. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PEMENUHAN STANDAR; 74
P a g e 70 | 81
1. PENDAHULUAN
1.1. Manajemen pelaksanaan
Manajemen pelaksanaan SPMI di Politeknik Pariwisata Prima Internasional menganut sistem
manajemen mutu dari siklus Penetapan- Pelaksanaan – Evaluasi – Pengendalian –Peningkatan
(PPEPP) yang akan menghasilkan kaizen atau continuous quality improvement mutu Pendidikan
Tinggi. Adapun prinsip pelaksanaan siklus ini adalah :
a. Quality First, Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus
memprioritaskan mutu
b. Stakeholders-in, Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus ditujukan
pada kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal)
c. The next process is our stakeholders, Setiap pihak yang menjalankan tugasnya dalam
proses pendidikan pada perguruan tinggi harus menganggap pihak lain yang menggunakan
hasil pelaksanan tugasnya tersebut sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan
d. Speak with data, Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan pada
perguruan tinggi harus didasarkan pada analisis data; bukan berdasarkan asumsi atau
rekayasa
e. Upstream management, Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses
pendidikan pada perguruan tinggi harus dilakukan secara partisipatif dan kolegial; bukan
otoritatif
P a g e 71 | 81
3 Score TOEIC Diploma tiga = TOEIC >= 400
4 Kemampuan Lulusan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan di bidang pariwsiata
yang bersifat rutin, maupun yang belum akrab dengan sifat-sifat
maupun konstekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan
maupun tanggung jawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan
pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang
dimilikinya.
Kemampuan Lulusan - Penghayatan mahasiswa terhadap 4 nilai (Prima Ardian Tana),
Sikap norma, dan aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses
pendidikan, pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau
masyarakat secara luas
Kemampuan Lulusan - kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode,
Keterampilan bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
dan pengalaman kerja
Kemampuan Lulusan - Penguasaan teori oleh seseorang pada suatu bidang keilmuan dan
Pengetahuan keahlian tertentu atau pemahaman tentang konsep, fakta, informasi,
dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu
5 Evaluasi Lulusan Rata-rata kinerja lulusan oleh stakeholder (skala 1-5)
P a g e 73 | 81
3. Sosialisasi program sehingga seluruh stakeholder memahami dokumen kebijakan yang dibuat
sehingga dapat diimplementasikan dengan baik pada setiap aras
2. Melakukan siklus SPMI dengan mengimplementasikan metode PPEPP.
Proses penjaminan mutu bukan hanya aktivitas untuk memastikan bahwa yang dijanjikan dapat
terpenuhi melainkan juga meliputi usaha peningkatan mutu berkelanjutan malalui perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi internal, evaluasi diri, audit, dan benchmarking.
Siklus penjaminan mutu dimulai dengan penetapan standar mutu yang ingin dicapai dalam kurun
waktu tertentu dan selanjutnya standar ini dilaksanakan dengan upaya semaksimal mungkin agar
dapat terpenuhi. Untuk melihat kemajuan pelaksanaan standar tadi dan untuk memastikan bahwa
arah pelaksanaan ini sesuai dengan rencana, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Evaluasi diri
dilakukan terutama untuk melihat kekuatan dan kelemahan satuan pendidikan kaitannya dengan
upaya pemenuhan standar. Tahapan selanjutnya adalah Evaluasi Mutu Internal (EMI) melihat dan
memantau tingkat kepatuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan. Hasil-hasil yang diperoleh
dari tahapan monitoring dan evaluasi, evaluasi diri, dan audit mutu internal serta ditambah dengan
masukan dari seluruh stakeholders, digunakan sebagai pertimbangan di dalam melakukan
peningkatan mutu.
Ada dua macam peningkatan mutu yaitu peningkatan mutu untuk mencapai standar mutu yang
ditetapkan dan peningkatan mutu dalam konteks peningkatan standar mutu yang telah dicapai melalui
benchmarking/ quality Improvment. Apabila hasil evaluasi diri dan audit menunjukkan bahwa standar
mutu yang telah ditetapkan belum tercapai, maka harus segera dilakukan tindakan perbaikan untuk
mencapai standar tersebut. Sebaliknya apabila hasil evaluasi diri dan audit menyatakan bahwa standar
mutu yang ditetapkan telah tercapai, maka pada proses perencanaan berikutnya standar mutu
tersebut ditingkatkan melalui benchmarking. Benchmarking adalah upaya pembandingan standar, baik
antar bagian internal organisasi maupun dengan standar eksternal dengan tujuan untuk peningkatan
mutu secara berkelanjutan.
Tujuan peningkatan mutu adalah untuk pencapaian standar mutu yang telah ditetapkan bagi unit
kerja yang belum memenuhi standar tersebut, sedangkan bagi unit kerja yang telah memenuhi standar
mutu, peningkatan mutu bertujuan untuk peningkatan standar baru, dan yang tidak kalah pentingnya
adalah dalam rangka kepuasan stakeholders.
Indikator Pencapaian standar yang telah ditetapkan di Politeknik Pariwisata Prima Internasional, mengacu
kepada peraturan dan ketetapan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, pada buku 5
dan 6 Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dan Borang Akreditasi Program Diploma, Sarjana dan
Pasca Sarjana.
P a g e 74 | 81
6. PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PEMENUHAN STANDAR;
Pada prinsipnya, keseluruhan unit kerja ikut terlibat dalam pemenuhan standar baik dalam hal sebagai unit
kerja yang utama dalam pemenuhan standar SNPT maupun unit kerja sebagai penunjang pemenuhan
standar SNPT di Politeknik Pariwisata Prima Internasional (baik dalam hal support data, dokumen dll),
bahkan sivitas academica (mahasiswa dan dosen) dalam pemenuhan proses dari pelaksanaan standar di
Politeknik Pariwisata Prima Internasional, bahkan stakeholder Politeknik Pariwisata Prima Internasional
(Pemerintah, Industri dan Orang tua mahasiswa).
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P a g e 75 | 81
BAGIAN KEEMPAT
FORMULIR
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
P a g e 76 | 81
Daftar Isi
Daftar Isi 77
I. PENDAHULUAN 78
II. DAFTAR FORMULIR POLITEKNIK PARIWISATA PRIMA INTERNASIONAL 78
III. PENGENDALIAN DOKUMEN 79
P a g e 77 | 81
I. PENDAHULUAN
Formulir merupakan bagian dari dokumen, yang mempunyai beberapa fungsi diantaranya
sebagai alat komunikasi, alat bukti dan sebagai knowledge sharing. Sebagai alat komunikasi formulir
yang diberlakukan di Politeknik Pariwisata Prima Internasional, termuat informasi-informasi penting
untuk melaksanakan suatu pekerjaan, contohnya formulir yang berisi dokumen-dokumen rekaman
induk internal, formulir yang berisi hasil rapat tinjauan manajemen, formulir yang berisikan hasil
keputusan rapat, formulir berisikan berita acara dan lain-lain. Sebagai alat bukti, formulir merupakan
bukti dari hasil proses sebuah aturan dan pekerjaan. Sebagai knowledge sharing, formulir bisa
berisikan informasi berupa catatan terekam yang dapat dijadikan sumber data untuk monitoring dan
evaluasi serta menjadi rujukan dalam melakukan perbaikan, misalkan formulir soal, keluhan
pelanggan dan lain-lain.
Formulir yang diberlakukan di Politeknik Pariwisata Prima Internasional adalah lembaran
kartu/kertas dengan ukuran tertentu yang didalamnya terdapat data/informasi yang bersifat
tetap dan juga bagian lain yang diisi dengan bagian yang tidak tetap. Data/ informasi yang bersifat
tetap adalah data yang telah tertulis dalam formulir tersebut dan tidak berubah namun dapat
berkurang atau bertambah, sedangkan formulir dengan data/ informasi yang tidak tetap merupakan
formulir yang kosong, dimana data/ informasi akan di tulis sesuai kejadian tertentu.
Tujuan di tetapkan adanya formulir dalam proses bisnis/ proses belajar mengajar di Politeknik
Pariwisata Prima Internasional antara lain adalah menghemat waktu, menghemat tenaga dalam hal
penulisan serta biaya dalam hal penggunaan kertas memudahkan dalam hal menyimpan dan mencatat
adanya keseragaman sehingga mengurangi terjadinya penyimpanan dan semaksimal mungkin
mengurangi kegiatan fotocopy. Sedangkan fungsinya, formulir berfungi mempermudah pencarian
suatu keterangan tertentu yang menghimpun data yang sama, menyampaikan informasi yang sama
kepada bagian yang berbeda, sebagai bukti fisik dan sebagai dasar petunjuk untuk bekerja.
Di Politeknik Pariwisata Prima Internasional terdapat 327 formulir yang di keluarkan oleh 13
unit kerja yang ada di Politeknik Pariwisata Prima Internasional.
P a g e 78 | 81
III. PENGENDALIAN DOKUMEN
Pembuatan dokumen antara lain berupa formulir di Politeknik Pariwisata Prima Internasional melalui
prosedur pengendalian dokumen, dengan tujuan memberi petunjuk dan penjelasan mengenai cara
yang harus dilakukan dalam mengelola dan mengendalikan dokumen termasuk pemberian nomor
sebagai identifikasi atas seluruh dokumen yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu. Prosedur
ini ditetapkan melalui SOP, diterapkan atas seluruh dokumen yang berhubungan dengan Sistem
Manajemen Mutu di Politeknik Pariwisata Prima Internasional yang dikendalikan oleh Satuan
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Politeknik Pariwisata Prima Internasional Jakarta, dengan target
mutu semua pembuatan dokumen dan pendistribusiannya terkendali. Seluruh formulir yang
dibutuhkan untuk melakukan verifikasi mutu terhadap kegiatan‐kegiatan yang saling berhubungan
harus dikendalikan dan diperlakukan sebagai bukti bahwa Sistem Manajemen Mutu telah dilakukan
secara efektif dan efisien, penomoran formulir dilakukan melalui Penjaminan Mutu sebagai kendali dan
unit kerja diharuskan mengikuti urutan penomoran yang telah ditentukan.
Formulir merupakan Dokumen Internal yang dikendalikan dengan tidak menggunakan tanggal
berlaku, tetapi dikendalikan dengan menggunakan judul. Checksheet yang dipakai untuk melakukan
pemeriksaan tahapan proses dikategorikan sebagai Formulir. Formulir yang digunakan dicatat dalam
Daftar Induk Formulir dan ditandatangani oleh Penjaminan Mutu Internal. Lembaga Penjaminan
Manajemen Mutu menyimpan formulir master untuk menunjukkan bahwa formulir tersebut yang
berlaku dan digunakan di unit kerja terkait. Hanya formulir dari prosedur Lembaga Manajemen Mutu
yang dilampirkan di dalam prosedurnya. Sedangkan formulir‐formulir yang berkaitan dengan proses
operasi disimpan di unit kerja masing‐masing. Setiap personel dapat mengajukan dokumen baru atau
mengusulkan perubahan atas dokumen mutu yang sudah ada (dengan menggunakan formulir
Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan) yang kemudian diserahkan kepada personel yang
berwenang untuk meninjau dan atau mengesahkannya. Formulir yang sudah disetujui harus
mencantumkan Unit Kerja atau fungsinya untuk kemudahan jika sewaktu‐waktu dibutuhkan.
Penjaminan Mutu harus menjamin bahwa dokumen mutu yang berlaku senantiasa tersedia di Unit
Kerja atau fungsi yang kegiatannya sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen mutu.
Apabila ada usulan perubahan formulir dari unit kerja dan/ atau dari hasil audit tinjauan manajemen,
keluhan pelanggan, usulan perubahan tersebut ditungkan dalam formulir Permintaan Tindakan
Koreksi. Setiap perubahan terhadap dokumen mutu harus dicatat dalam Catatan Perubahan yang
menjelaskan perubahan‐perubahan yang dilakukan terhadap dokumen revisi sebelumnya (misalnya,
untuk dokumen dengan revisi 01 maka riwayat perubahan tersebut menjelaskan perubahan yang
terjadi antara revisi 00 dengan revisi 01, demikian juga untuk revisi 02 dengan revisi 01 dan
seterusnya).
P a g e 79 | 81
Sesuai dengan ketentuan pada SOP tentang pengendalian dokumen, dokumen berupa formulir tidak
melalui pengendalian dengan ‘cap’ master/terkendali/ tidak terkendali/kadaluarsa. Hanya Dokumen‐
dokumen seperti Manual Mutu, Standard Operating Procedure (SOP), Instruksi Kerja dan Dokumen
Eksternal harus dikendalikan melalui ‘cap’, yaitu :
- Cap MASTER dengan tulisan bewarna MERAH di belakang setiap halaman. Untuk dokumen
dalam bentuk soft copy disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
- Cap dengan tulisan DIKENDALIKAN bewarna BIRU untuk dokumen mutu yang dikendalikan
seperti Manual Mutu, Standard Operating Procedure (SOP), Instruksi Kerja;
- Cap dengan tulisan TIDAK DIKENDALIKAN bewarna HIJAU untuk dokumen mutu yang
tidak dikendalikan, Politeknik Pariwisata Prima Internasional menetapkan bahwa hanya Salinan
Manual Mutu dalam jumlah dan untuk keperluan terte ntu saja yang boleh tidak dikendalikan;
- Cap KADALUWARSA dengan tulisan bewarna MERAH untuk dokumen mutu master yang
sudah tidak berlaku lagi (kadaluwarsa).
P a g e 80 | 81