Anda di halaman 1dari 2

Putri Kuning adalah anak dari seorang raja yang arif dan bijaksana.

Ia memiliki kakak perempuan yang


bernama Puteri Jambon, Puteri jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri
Merah Merona. Ibu mereka telah meinggal saat mlahirkan Putri Kuning. Karena kesibukan sang raja
anak-anaknya diserahkan kepada inang pengasuh.

Dalam asuhan sang inang pengasuh, hanya Puteri Kuning yang terdidik dengan baik. Ia periang dan
memiliki budi pekerti yang baik, sementara kakak-kakaknya tumbuh menjadi anak manja dan nakal.

Pada suatu hari, Sang Raja mengumpulkan anak-anaknya karena ia akan pergi ke kerajaan lain untuk
menjalin silahturahmi. Ia menanyakan kepada anak-anaknya oleh-oleh apa yang diinginkan oleh mereka.
Puteri Jambon menginginkan perhiasan yang mahal, demikian juga dengan kakak-kakak Puteri Kuning
yang lain. Sementara itu, Puteri Kuning hanya menginginkan keselamatan bagi sang Raja.

Sepeninggal Sang Raja, kelakukan kakak-kakak Puteri Kuning makin menjadi-jadi. Mereka membentak
dan menyuruh para inang sekehendak hati, sehingga tidak sempat membersihkan taman istana
kesayangan Sang Raja. Puteri Kuning yang melihat taman istana yang tidak terurus, mulai menyapu dan
membersihkan taman, sampai kakak-kakaknya mengejeknya sebagai pelayan dan bahkan mengotori dan
mengacak-acak taman tersebut. Setelah puas mengacak-acak, mereka pergi ke danau.

Sekembalinya Sang Raja, beliau kecewa karena hanya ada Puteri Kuning yang menyambutnya di teras
istana sambil merangkai bunga seangkan kakak-kakaknya asyik bermain di danau. Sang raja kemudian
memberikan kalung batu hijau kepada Puteri Kuning. Beliau meminta maaf karena tidak dapat
memberikan kalung batu kuning yang merupakan warna kesukaan dari Putri Kuning. Puteri Kuning
menerimanya dengan senang hati dan mengatakan bahwa warna itu serasi dengan warna bajunya.

Sang Raja memberikan cinderamata kepada kakak-kakak Puteri Kuning. Namun Puteri Hijau iri ketika
melihat kalung hijau yang dipakai oleh Puteri Kuning dan kemudian memfitnah Puteri Kuning di depan
kakak-kakak Puteri Kuning yang lain bahwa Putri Kuning telah mengambil Kalung yang seharusnya
milik Puteri Hijau dari saku sang ayah.

Kakak-kakak Puteri Kuning yang lain tidak terima dan mereka memukul Puteri Kuning hingga
meninggal. Kemudian mereka menguburkan jasad Puteri Kuning beserta kalung batu hijau tersebut di
taman istana. Sore harinya, Sang Raja menanyakan keberadaan Putri Kuning karena kangen untuk
berbincang-bincang dengannya. Beliau menyanyakan kepada kakak-kakak Puteri Kuning. Namun mereka
tutup mulut dan tidak mau berterus terang. Sang Raja mengerahkan pangawal untuk mencari keberdaan
Puteri Kuning, namun hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu, Puteri Kuning tidak ditemukan
karena kakak-kakaknya menguburkan jasad Puteri Kuning dengan sangat rapi.
Sang Raja merasa sedih dan menyesal karena gagal mendidik kakak-kakak Pueri Kuning. Kemudian ia
mengirimkan mereka untuk belajar budi pekerti agar mereka dapat saling menjaga satu sama lain.

Beberapa minggu kemudian, setelah para puteri raja belajar budi pekerti di negeri seberang, tumbuhlah
sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Tanaman tersebut memiliki Batang bagaikan jubah Puteri
Kuning, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, sementara bunganya putih kekuningan dan
berbau sangat wangi. Tanaman itu mengingatkan Sang Raja akan Puteri Kuning sehingga menamakan
bunganya dengan nama bunga kemuning. Tanaman ini memiliki banyak manfaat. Bunga kemuning dapat
digunakan untuk mengharumkan rambut, batangnya dapat dipakai untuk membuat kotak-kotak indah, dan
kulit kayunya dapat ditumbuk untuk dijadikan bedak penghalus wajah.

Anda mungkin juga menyukai