Anda di halaman 1dari 7

Menggerakkan perekonomian desa menjadi semakin terbuka dengan keleluasaan

mengembangkan usaha desa berbasis potensi yang dimiliki masyarakat maupun


potensi desa itu sendiri. Bahkan desa dimungkinkan mengembangkan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) yang secara definitif diartikan sebagai sebuah perusahaan yang
dikelola oleh masyarakat desa dan kepengurusanya terpisah dari pemerintah desa.

Berdirinya BUMDes bertujuan untuk menggali dan mengoptimalkan potensi wirausaha


desa. Badan Usaha Milik Desa berdiri dengan dilandasi oleh UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa dapat
mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa” turut
menjadi pondasi penting dalam pendirian BUMDes.

Dalam UU Desa, BUMDes didefinisikan sebagai badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lain untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Berikut klasifikasi
jenis usaha BUMDes menurut Permen nomor 4 Tahun 2015 tentang Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa pasal 19
sampai dengan pasal 24:

Pasal 19

1. BUM Desa dapat menjalankan bisnis sosial (social business) sederhana yang
memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dengan
memperoleh keuntungan finansial.
2. Unit usaha dalam BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
memanfaatkan sumber daya lokal dan teknologi tepat guna, meliputi:
a. air minum Desa;
b. usaha listrik Desa;
c. lumbung pangan; dan
d. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya.
3. Ketentuan mengenai pemanfaatan sumber daya lokal sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Desa dan teknologi tepat guna.
Pasal 20

1. BUM Desa dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) barang untuk


melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh
Pendapatan Asli Desa (PAD).
2. Unit usaha dalam BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjalankan kegiatan usaha penyewaan meliputi:
a. alat transportasi;
b. perkakas pesta;
c. gedung pertemuan;
d. rumah toko;
e. tanah milik BUMDes; dan
f. barang sewaan lainnya.

Pasal 21

1. BUMDes dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang memberikan


jasa pelayanan kepada warga.
2. Unit usaha dalam BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjalankan kegiatan usaha perantara yang meliputi:
a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat;
dan
c. jasa pelayanan lainnya.

Pasal 22

1. BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang


(trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas.
2. Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjalankan kegiatan perdagangan (trading) meliputi:
a. pabrik es;
b. pabrik asap cair;
c. hasil pertanian;
d. sarana produksi pertanian;
e. sumur bekas tambang; dan
f. kegiatan bisnis produktif lainnya.

Pasal 23

1. BUMDes dapat menjalankan bisnis keuangan (financial business) yang


memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku
usaha ekonomi desa.
2. Unit usaha dalam BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh
masyarakat desa.

Pasal 24

1. BUMDes dapat menjalankan usaha bersama (holding) sebagai induk dari


unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat desa baik dalam skala lokal
desa maupun kawasan perdesaan.
2. Unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berdiri sendiri
yang diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUMDes agar tumbuh menjadi
usaha bersama.
3. Unit usaha dalam BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
1. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk mengorganisasi
nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif;
2. Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari
kelompok masyarakat;dan
3. kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha
lokal lainnya.
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
Badan Usaha Milik Desa (atau diakronimkan menjadi Bumdes) merupakan usaha desa yang
dikelola oleh Pemerintah Desa, dan berbadan hukum. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. Pembentukan Badan Usaha Milik
Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari
Pemerintah Desa dan masyarakat desa setempat.
Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari Pemerintah Desa, tabungan masyarakat,
bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, pinjaman, atau
penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. Badan
Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman, yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
BPD.
Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa,
yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD,
yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Jenis usaha yang bisa dijalankan BUMDes yakni:

1. Bisnis Sosial/ Serving

Melakukan pelayanaan pda warga sehingga warga mendapatkan manfaat sosial yang besar. Pada
model usaha seperti ini BUMDes tidak menargetkan keuntungan profit. Jenis bisnis ini seperti
pengelolaan air minum, pengolahan sampah dan sebagainya.

2. Keuangan/Banking

BUMDes bisa membangun lembaga keuangan untuk membantu warga mendapakan akses modal
dengan cara yang mudah dengan bunga semurah mungkin. Bukan rahasia lagi, sebagian besar
bank komersil di negeri ini tidak berpihak pada rakyat kecil pedesaan.
Selain mendorong produktivitas usaha milik warga dari sisi permodalan, jenis usaha ini juga bisa
menyelamatkan nasib warga dari cengkeraman rentenir yang selama ini berkeliaran di desa-desa.

3. Bisnis Penyewaan/Renting

Menjalankan usaha penyewaan untuk memudahkan warga mendapatkan berbagai kebuuhan


peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan misalnya penyewaan gedung, alat pesta, penyewaan
traktor dan sebagainya.
4. Lembaga Perantara/Brokering

BUMDes menjadi perantara antara komoditas yang dihasilkan warga pada pasar yang lebih luas
sehingga BUMDes memperpendek jalur distribusi komoditas menuju pasar. Cara ini akan
memberikan dampak ekonomi yang besar pada warga sebagai produsen karena tidak lagi dikuasai
tengkulak.

5. Perdagangan/Trading

BUMDes menjalankan usaha penjualan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat yang selama
ini tidak bisa dilakukan warga secara perorangan. Misalnya, BUMDes mendirikan Pom Bensin bagi
kapal-kapal di desa nelayan. BUMDes mendirikan pabrik es ada nelayan sehingga nelayan bisa
mendapatkan es dengan lebih murah untuk menjaga kesegaran ikan tangakapan mereka ketika
melaut.

6. Usaha Bersama/Holding

BUMDes membangun sistem usaha terpadu yang melibatkan banyak usaha di desa. Misalnya,
BUMDes mengelola wisata desa dan membuka akses seluasnya pada penduduk untuk bisa
mengambil berbagai peran yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha wisata itu.

7. Kontraktor/Contracting

Menjalankan pola kerja kemitraan pada berbagai kegiatan desa seperti pelaksana proyek desa,
pemasok berbagai bahan pada proyek desa, penyedia jasa cleaning servise dan lain-lain. Apalagi
sejak 2018 pemerintah desa dilarang mengundang kontraktor dari luar desa untuk mengerjakan
berbagai proyek yang dimiliki desa.

Hal penting dalam pembuatan keputusan mengenai unit usaha adalah, BUMDes tidak boleh
mematikan potensi usaha yang sudah dijalankan warga desanya. Usaha BUMDes juga harus
memiliki kemampuan memberdayakan kesejahteraan banyak orang. Ini yang disebut sebagai asas
subsidiaritas. Misalnya, di kampung yang sebagian besar warganya menghasilkan tepung tapioka,
BUMDes tidak boleh memiliki membangun pabrik pengolahan tapioka sendiri. Melainkan mengambil
peran lain dalam rantai produksi warganya.

Prioritas ketiga adalah membangun embung alias penampung air untuk pertanian. Program
membangun embung diluncurkan Kementerian Desa untuk mendukung produktivitas pertanian
desa.

Soalnya, mayoritas desa di negeri ini masih mengandalkan pertanian sebagai sektor yang produktif
menopang kehidupan warganya. Selain menghasilkan komoditas yang diperlukan warga untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, hasil pertanian juga bisa menjadi komoditas unggul untuk dijual.

Keempat, membangun fasilitas olahraga. Ya, olah raga mulai mendapat porsi yang penting
sekarang. Olahraga diyakini bukan hanya akan membantuk tubuh yang sehat bagi warga desa
tetapi juga berfungsi sebagai cara warga desa mendapatkan fungsi refreshing disela kegiatan
sehari-hari yang melelahkan.
Tak hanya itu, olah raga juga sagat efektif membangun mental yang sehat yaitu jiwa sportif alias
bersaing dengan sehat dan membuat hubungan antarpersonal di desa menjadi erat.

Relasi sosial yang baik di desa-desa bukan hanya dimaksudkan untuk untuk mendukung
produktivitas kerja saja melainkan juga secara langsung maupun tidak langsung bisa mencegah
berbagai penyakit sosial termasuk bisa mencegah berkembangnya paham terorisme yang sesat dan
berbahaya itu.

Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah desa membentuk dan
mengelola BUMDes. Pertama sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut. Apa saja sumber daya
yang secara alami tersedia di desa itu dan apalah selama ini sudah diolah sedemikian rupa.
Pengelolaan sumber alam yang baik akan menghasilkan manfaat sosial baik profit maupun benefit.

Kedua faktor modal pendanaan untuk pembiayaan berbagai operasional hingga tercapai
produktivitas yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pasar. Penyertaan modal adalah salahsatu
kekuatan BUMDes mengembang.
Tetapi sebelum rupiah dikucurkan, Kepala Desa harus yakin bahwa BUMDes telah menyusun
business plan yang baik. Business Plan sangat penting dalam membangun sebuah usaha karena
akan menjadi pedoman bagaimana bisnis itu akan dijalankan.
Business Plan juga kan menjadi memberikan gambaran yang jelas mengenai apa bisnis yang akan
dijalankan, bagaimana menjalankan termasuk kebutuhan permodalan dan pasar yang dituju untuk
menjual produk.

Tetapi, faktor yang paling utama keberhasilan BUMDes sesungguhnya bukan sumber daya alam tau
modal uang penyertaan melainkan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagaimanapun semua potensi
yang ada bakal terbukti bisa menjadi komoditas yang produktif atau tidak semuanya tergantung
pada bagaimana SDM mengelolanya.

Anda mungkin juga menyukai