LP Sepsis Neonatorum
LP Sepsis Neonatorum
Disusun Oleh :
JOY SANTI TIIP
83102823
A. Definisi
Sepsis adalah respon inflamasi sistemik yang disebabkan oleh berbagai
macam organisme yang infeksius; bakteri gram negatif, bakteri gram positif,
fungi, parasit, dan virus. Tidak semua individu yang mengalami infeksi
menjadi sepsis, dan terdapat suatu rangkaian dari beratnya infeksi dari proses
yang terlokalisisir menjadi bakteriemia sampai ke sepsis dan menjadi septik
syok (Norwitz,2019).
Sepsis merupakan respon sistemik pejamu terhadap infeksi dimana
patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
aktivasi proses inflamasi. Berbagai definisi sepsis telah diajukan, namun
definisi yang saat ini digunakan di klinik adalah definisi yang ditetapkan
dalam consensus American College of Chest Physician dan Society of Critical
Care Medicine pada tahun 1992 yang mendefinisikan sepsis, sindroma respon
inflamasi sistemik (systemic inflammatory response syndrome / SIRS), sepsis
berat, dan syok/renjatan septik (Chen ,2019).
Sepsis neonatorum adalah suatu gejala klinis dengan mikroorganisme
positif yang didapat dari spesimen steril seperti darah, cairan serebrospinal,
dan urin yang di ambil dengan cara steril pada satu bulan pertama kehidupan
(Thaver 2019).
B. Klasifikasi
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat
diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini
(early-onset neonatal sepsis) dan sepsis neonatorum awitan lambat (late-onset
neonatal sepsis) (Anderson-Berry, 2018).
Sepsis neonatorum awitan dini (SNAD) merupakan infeksi perinatal
yang terjadi segera dalam periode pascanatal (kurang dari 72 jam) dan
biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. Infeksi terjadi
secara vertikal karena penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama
persalinan atau kelahiran bayi. Incidence rate sepsis neonatorum awitan dini
adalah 3.5 kasus per 1.000 kelahiran hidup dan 15-50% pasien tersebut
meninggal (Depkes RI, 2018).
Sepsis neonatorum awitan lambat (SNAL) terjadi disebabkan kuman
yang berasal dari lingkungan di sekitar bayi setelah 72 jam kelahiran. Proses
infeksi semacam ini disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal dan
termasuk didalamnya infeksi karena kuman nasokomial (Aminullah, 2018).
C. Etiologi
Sepsis merupakan respon terhadap setiap kelas mikroorganisme. Dari
hasil kultur darah ditemukan bakteri dan jamur 20-40% kasus dari sepsis.
Bakteri gram negatif dan gram positif merupakan 70% dari penyebab infeksi
sepsis berat dan sisanya jamur atau gabungan beberapa mikroorganisme. Pada
pasien yang kultur darahnya negatif, penyebab infeksi tersebut biasanya
diperiksa dengan menggunakan kultur lainnya atau pemeriksaan mikroskopis
(Munford, 2018). Penelitian terbaru mengkonfirmasi bahwa infeksi dengan
sumber lokasi saluran pernapasan dan urogenital adalah penyebab paling
umum dari sepsis (Shapiro, 2019)
Pada Negara berkembang, E. coli, Klebsiella sp. dan S. aureus
merupakan patogen penyebab sepsis neonatorum awitan dini tersering, dimana
S. aureus, Streptococcus pneumonia dan Streptococcus pyogenes menjadi
patogen penyebab sepsis neonatorum awitan lambat tersering (Khan, 2019).
D. Manifestasi Klini
Menurut Arief, 2008 tanda dan gejala dari sepsis neonatorum, antara lain:
merintih, sianosis
bradikardi
E. Patofisiologi
Sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik.
Pelepasan endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi
miokardium, perubahan ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya
fungsi mitokondria, dan kekacauan metabolik yang progresif. Imunoglobulin
pertama yang dibentuk fetus sebagai respon infeksi bakteri intrauterin adalah
Ig M dan Ig A. Ig M dibentuk pada usia kehamilan 10 minggu yang kadarnya
rendah saat lahir dan meningkat saat terpapar infeksi selama kehamilan.
Peningkatan kadar Ig M merupakan indikasi adanya infeksi neonatus.
Ada 3 mekanisme terjadinya infeksi neonatus yaitu saat bayi dalam
kandungan / pranatal, saat persalinan/ intranatal, atau setelah lahir/ pascanatal.
1. Antenatal
Terjadi karena adanya faktor resiko, pada saat antenatal kuman dari ibu
setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk ke dalam tubuh melalui
sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang
menebus plasenta, antara lain: virus rubella, herpes, influeza, dan masih
banyak yang lain.
2. Intra natal
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman ada pada vagina dan serviks
naik mencapai korion dan amnion.akibatnya terjadilah amnionitis dan
korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi.
Cara lain saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi oleh bayi
sehingga menyebabkan infeksi pada lokasi yang terjadi pada janin melalui
kulit bayi saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman.
3. Pasca natal
Infeksi yang terjadi sesudah persalinan, umumnya terjadi akibat infeksi
nasokomial dari lingkungan di luar rahim,( misal : melallui alat-alat,
penghisap lendir, selang endotrakea, infus, dan lain-lain). Dan infeksi
dapat juga terjadi melalui luka umbillikus.
Antenatal Intranatal Pascanatal
Peny. Infeksi Prwtn antenatal yg Persalinan Ketuban Prematur,BBLR,c Prwtn BBL Prosedur
slm kehamilan tdk memadai yg tdk pecah dini acat bawaan yg tdk baik invasif
higiene
MK : Resiko Masuk ke
infeksi tubuh bayi
Sepsis Neonatorum
Infeksi sistemik
mll peredaran
darah
Dispnea,takipnea,a
pnea
MK:nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2. Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara
menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur
koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam
Telinga : Kebersihan ,
h. Dada
Inspeksi : Simetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas
Perkusi : Jantung : Dullness
Paru : Sonor
Auskultasi : terdengar suara wheezing
i. Abdomen
Inspeksi : Flat / datar, terdapat tanda – tanda infeksi pada tali pusat
(jika infeksi melalui tali pusat), keadaan tali pusat dan jumlah
pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena)
Palpasi : Teraba keras, kaku seperti papan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Terdengar bising usus
j. Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan
k. Genetalia
Tidak kelainan bentuk dan oedema, Apakah terdapat hipospandia,
epispadia, testis BAK pertama kali.
l. Ekstremitas
Suhu pada daerah akral panas, Apakah ada cacat bawaan, kelainan
bentuk, Fleksi pada tangan, ekstensi pada tungkai, hipertoni sehingga
bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu.
J. Diagnosa Keperawatan
K. Rencana keperawatan, implementasi, evaluasi
1. Rencana Keperawatan.
a) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b) Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
c) Resiko syok berhubungan dengan sepsis
4. identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastrik
Terapeutik
4. Guntur H. 2018. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Ilmu Penyakit Dalam FKUI
6. Rudolph AM. 2020. Julien IEH, Colin DR. Buku Ajar Pediatri Rudolph
Volume 1 Edisi 2. Jakarta: EGC
8. http://debussy.hon.ch/cgi-bin/find?1+submit+sepsis_neonatorum/NET.
TERAPI
1. Therapi Oksigen
1. Therapi cairan