Anda di halaman 1dari 4

Jakarta, ….

2024

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Jakarta …
Pengadilan Negeri Jakarta …
Jalan ….
Jakarta …

Perihal : Gugatan Perceraian

Dengan hormat,

Yang bertandatangan dibawah ini: (note; isi dengan KTP mbak sari).
- Nama Lengkap : …
- Tempat dan tanggal lahir : …
- Umur : …
- Agama : Katolik
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Dosen
- Alamat : ….
Selanjutnya disebut Penggugat.

Dengan ini mengajukan Gugatan Perceraian terhadap: (note; isi dengan KTP suami mbak
sari)
- Nama Lengkap : …
- Tempat dan tanggal lahir : …
- Umur : …
- Agama : Katolik
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Pekerjaan : ….
- Alamat yang diketahui : ….. sama dengan Penggugat …. , saat ini sudah tidak
diketahui keberadaannya.
Selanjutnya disebut sebagai Tergugat.

Adapun dalil-dalil gugatan Penggugat adalah sebagai berikut:


1. Bahwa, Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah yang
melangsungkan perkawinan di hadapan pemuka Agama Katolik yang bernama ………
pada tanggal …….., bertempat di Gereja …………..

2. Bahwa, perkawinan melalui pemuka Agama Katolik tersebut telah didaftarkan di Kantor
Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Jakarta …., sesuai dengan Kutipan Akta
Perkawinan Nomor ….. tertanggal ……. , oleh karena itu antara Penggugat dan
Tergugat telah menjadi pasangan suami istri yang sah;

3. Bahwa, setelah perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di Jalan ….


(alamat mbak sari)….;

4. Bahwa, dari perkawinan, Penggugat dan Tergugat tidak dikarunai anak;

5. Bahwa semula dalam membina dan menjalankan bahtera rumah tangga hubungan
perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat berlangsung harmonis rukun seperti
layaknya suami istri saling cinta mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi;

6. Bahwa, dalam menempuh bahtera rumah tangga Penggugat dan Tergugat sering
mengalami pertengkaran yang terus menerus dan sudah tidak ada kecocokan dan
keharmonisan dalam membina rumah tangga karena:
6.1. Tergugat tidak bertanggungjawab memberikan nafkah kepada Penggugat
sampai sekarang;
6.2. Tergugat meminta balik mahar perkawinan ke Penggugat;
6.3. Tergugat meninggalkan Penggugat sejak …… tahun …… sampai sekarang (….
Tahun), dan tidak ada kabarnya;

7. Bahwa, tujuan perkawinan menurut Penjelasan Umum Undang-Undang No.1 Tahun


1974 tentang Perkawinan yang telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang No.16
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan (“UU Perkawinan”), bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia
dan kekal. Untuk itu suami istri harus saling membantu dan melengkapi, agar masing-
masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk mencapai kesejahteraan sprituil
dan materiil dalam bahtera rumah tangga;

8. Bahwa, sebuah ikatan perkawinan harus didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang
diantara suami istri sebagaimana dalam ketentuan Pasal 33 UU Perkawinan yang
menyebutkan “Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain”, jika rasa saling tersebut
sudah tidak ada di salah satu pihak atau bahkan tidak ada pada diri suami atau istri,
maka tujuan perkawinan tidak akan tercapai dan perkawinan tidak ada gunanya lagi
untuk diteruskan;

9. Bahwa, dalam hal perceraian, tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan atau
salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah
perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak,
sebagaimana diatur dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No: 534 K/Pdt/1996;

10. Bahwa, karena perkawinan antara Penggugat dan Tergugat mengalami perselisihan dan
pertengkaran, telah menghilangnya Tergugat selama ….. tahun tanpa ada kabar, dan
sudah tidak ada harapan untuk rukun kembali maka dalam keadaan demikian ini
dibenarkan adanya perceraian sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) UU
Perkawinan dan Pasal 19 huruf (b) dan huruf (f) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan, serta Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia.

11. Bahwa, Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Yang
Mulia untuk berkenan kiranya menerima, memeriksa Perkara ini, dan selanjutnya mengadili
serta memutuskan sebagai berikut:
1. Menerima dan Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat (…nama mbak sari)… dengan
Tergugat ...(nama suami mbak sari)… yang dilangsungkan dihadapan Pemuka
Agama Katolik yang bernama …….., di Gereja ……… , pada tanggal …….,
berdasarkan Kutipan Akta Perkawinan Nomor …… tertanggal ……., yang
dikeluarkan oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya,
putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;
3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta ….. untuk
menyampaikan Salinan Resmi Putusan setelah berkekuatan hukum tetap kepada
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jakarta ….., untuk
mendaftarkan/mencatatkan putusan perceraian tersebut dalam buku register atau
daftar/catatan perkawinan tentang perceraian yang diperuntukkan untuk itu;
4. Membebankan biaya Perkara sesuai hukum;
Atau:
apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Hormat Saya,
Penggugat

Sari …….

Anda mungkin juga menyukai