Anda di halaman 1dari 9

Nama: Tasya Erli Febrianti

NIM: 195090501111048
Kelas: KOMSTAT D

Membangkitkan data dari 5 perlakuan


Syntax:

Output:

Penjelasan:
 Perintah y1=rnorm(10, 10, sqrt(4)) digunakan untuk membangkitkan data sebanyak 10
yang memiliki rata-rata 10 dan ragamnya 4. Ketik y1 untuk menampilkan data hasil
bangkitan pada R Console.
 Perintah y2=rnorm(5, 11, sqrt(4)) digunakan untuk membangkitkan data sebanyak 5
yang memiliki rata-rata 11 dan ragamnya 4. Ketik y2 untuk menampilkan data hasil
bangkitan pada R Console.
 Perintah y3=rnorm(10, 12, sqrt(6)) digunakan untuk membangkitkan data sebanyak 10
yang memiliki rata-rata 12 dan ragamnya 6. Ketik y3 untuk menampilkan data hasil
bangkitan pada R Console.
 Perintah y4=rnorm(5, 13, sqrt(8)) digunakan untuk membangkitkan data sebanyak 5
yang memiliki rata-rata 13 dan ragamnya 8. Ketik y4 untuk menampilkan data hasil
bangkitan pada R Console.
 Perintah y5=rnorm(10, 10, sqrt(5)) digunakan untuk membangkitkan data sebanyak 10
yang memiliki rata-rata 10 dan ragamnya 5. Ketik y5 untuk menampilkan data hasil
bangkitan pada R Console.

Menyimpan data hasil bangkitan pada satu vektor (respon) berisikan 40 amatan
Syntax

Output:

Penjelasan:
Gabungan dari data y1, y2, y3, y4, dan y5 disimpan pada satu vektor dengan perintah x<-
c(y1,y2,y3,y4,y5). Kemudian ketik x untuk menampilkan data yang terdiri dari 40 amatan dari
keseluruhan perlakuan.
Membuat data frame yang berisi dua vektor yaitu vektor faktor dan vektor numeric
Syntax:

Output:
Penjelasan:

 Perintah data1<-data.frame(Perlakuan=c("y1",…,”y5”)) digunakan untuk membentuk


vektor faktor yang terdiri dari perlakuan y1 sampai y5. Dimana jumlah pembangkitan
data sama dengan sebelumnya dengan total 40 data.
 Perintah data2<-data.frame(Hasil=c(x)) digunakan untuk membentuk vektor numeric
yang terdiri dari data respon hasil bangkitan keseluruhan perlakuan sehingga memiliki
total data sebanyak 40.

 Perintah dataframe<-cbind(data1,data2) digunakan untuk membentuk data frame yang


terdiri dari vektor factor yaitu data1 dan vector numeric yaitu data2.
 Perintah str(dataframe) digunakan untuk melihat detail lebih lanjut mengenai data yang
sudah didefinisikan.

Analisis Ragam
Pembentukan Boxplot
Syntax:

Penjelasan:

 Perintah boxplot(…) digunakan untuk membentuk boxplot untuk mendeskripsikan data


hasil perlakuan.
 Perintah Hasil~Perlakuan digunakan untuk menyatakan bahwa boxplot Hasil dibuat
untuk setiap level yang ada di variabel Perlakuan.
 Perintah data=dataframe digunakan untuk menyatakan nama obyek dataframe yang
sudah didefinisikan sebelumnya, yang berisi Hasil dan Perlakuan.
 Perintah main="Boxplot" digunakan untuk memberikan judul pada plot yang akan
dibentuk yaitu Boxplot.
 Perintah xlab="Perlakuan" digunakan untuk memberikan keterangan pada sumbu x yaitu
Perlakuan.
 Perintah ylab="Hasil" digunakan untuk memberikan keterangan pada sumbu y yaitu
Hasil.
Output:

ANOVA dan diagnostik sisaaan


Syntax:

Penjelasan:
Perintah anova<-aov(Hasil~Perlakuan,data=dataframe) digunakan untuk melakukan analisis
ragam dan diperoleh tabel analisis ragam serta statistik uji F.
Output
Penjelasan:
 Perintah plot(anova,1) digunakan untuk membentuk plot Residual vs Fitted dengan
obyek kelas anova untuk memeriksa ketepatan model.
 Dikarenakan garis merah yang menghubungkan pusat dari 5 kelompok sisaan masih
berbentuk datar atau horizontal, maka dapat dinyatakan bahwa model sudah tepat.

Penjelasan:
 Perintah plot(anova,2) digunakan untuk membentuk Q-Q plot dengan obyek kelas anova
untuk memeriksa normalitas.
 Dikarenakan titik-titik berada tidak jauh dari garis dengan sudut 45 derajat antara sumbu
X dan sumbu Y di kuadran I, maka secara grafis dapat dinyatakan bahwa tidak ada
indikasi pelanggaran normalitas.
Penjelasan:
 Perintah plot(anova,3) digunakan untuk membentuk plot Scale-Location dengan obyek
kelas anova untuk memeriksa kesamaan ragam.

Uji Lanjut
Syntax

Penjelasan:

 Perintah sisa<-residuals(anova) digunakan untuk menyimpan sisaan yang disimpan pada


vektor sisa.
 Perintah library(tseries) digunakan untuk mengaktifkan package tseries.
 Perintah jarque.bera.test(sisa) digunakan untuk menguji normalitas galat.
 Perintah shapiro.test(sisa) digunakan untuk menguji normalitas galat.
Uji Normalitas Galat Jarque Bera
Output:
H0: Galat menyebar normal

H1: Galat tidak menyebar normal

Interpretasi:

Dikarenakan nilai p cukup besar, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa galat
menyebar normal.

Uji Normalitas Galat Shapiro Wilk


Output:

H0: Galat menyebar normal

H1: Galat tidak menyebar normal

Interpretasi:

Dikarenakan nilai p cukup besar, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa galat
menyebar normal.

Uji Homogenitas Ragam Levene


Output:

H0: σ 21=σ 22=...=σ 25

H1: σ 2i ≠ σ 2j

Interpretasi:

Dikarenakan nilai p cukup besar, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi
kesamaan ragam antar lokasi masih terpenuhi.
Uji BNT
H0: μi−μ i '=0

H1: μi−μ i ' ≠ 0

Interpretasi:

Hasil pada perlakuan y1 dan y5 sama secara rata-rata dan hasil pada perlakuan y2 dan y4 sama
secara rata-rata.

Uji BNJ
H0: μi−μ i '=0

H1: μi−μ i ' ≠ 0

Interpretasi:

Batas bawah dan batas atas SK selisih hasil perlakuan semuanya berbeda tanda maka memuat
nol. Sehingga dapat disimpukan hasil di tiap perlakuan dianggap tidak berbeda.

Anda mungkin juga menyukai