Anda di halaman 1dari 21

p-ISSN :2657-1269

e-ISSN : 2656-9523

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam...

ANALISIS STRATEGI DAN KUNCI KEBERHASILAN LEMBAGA PENDIDIKAN


ISLAM

Robi‘ul Afif Nurul ‗Aini


Jurusan Tarbiyah Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Tahdzib Jombang
Email: robi‘ul.afif90@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to understand the Strategy Analysis and the Key to the Success of
Islamic Education Institutions. This study discusses various types of strategy analysis that can
be done in Islamic Education Institutions so that they become competitive, quality and
successful Educational Institutions. The method used to achieve the objectives of writing is
literature study and discussion with friends. Data was obtained from the results of the search
and literature review of the strategies and keys to the success of Islamic Education
Institutions. Based on the results of the study, it can be concluded: (1) Definition of Strategy
Analysis, namely careful action planning in achieving and evaluating the desired goals and
common goals. (2) Strategy Analysis that can be done in Islamic Education Institutions,
namely by way of External Environmental Analysis (ALE) and by analysis of Internal
Environment (ALI). (3)One of the Strategic Analysis Models in Islamic Education Institutions
is a SWOT analysis model, TOWS analysis or Ballance Scored Card.(4) For the success of
Islamic education institutions it should be pursued by several layered strategies, from internal
business, as well as external ones.

Keywords: Strategy Analysis, Key to Success


Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami Analisis Strategi dan Kunci Keberhasilan
Lembaga Pendidikan Islam. Penelitian ini membahas macam-macam analisis strategi yang
bisa dilakukan di Lembaga Pendidikan Islam sehingga menjadi Lembaga Pendidikan yang
kompetitif, bermutu dan berhasil.Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan
adalah studi pustaka dan diskusi dengan teman.Data diperoleh dari hasil penelusuran dan
kajian literatur tentang strategi dan kunci keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Pengertian Analisis Strategi yaitu
tindakan perencanaan yang cermat dalam mencapai dan mengevaluasi sasaran-sasaran dan
tujuan–tujuan bersama yang diinginkan. (2) Analisis Strategi yang bisa dilakukan di Lembaga
Pendidikan Islam yaitu dengan cara Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) dan dengan
analisis Lingkungan Internal (ALI). (3) Salah satu Model Analisis Strategi di Lembaga
Pendidikan Islam adalah model analisa SWOT, analisa TOWS ataupun Ballance Scored Card.
(4) Untuk keberhasilan lembaga pendidikan islam sebaiknya ditempuh beberapa strategi
berlapis, dari yang bersifat usaha internal, maupun eksternal.

Kata Kunci : Analisis Strategi, Kunci Keberhasilan

PENDAHULUAN

Jurnal Auladuna| 1
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan negara. Karena
pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan penelitian. Proses pendidikan menunjukkan adanya aktivitas dalam bentuk tindakan
aktif melalui suatu interaksi yang dinamis dan dilakukan secara sadar dalam usaha
mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, tindakan pendidikan selalu bersifat
aktif dan terencana, maka pendidikan merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang
dilakukan secara sadar agar terjadi perubahan sikap dan tata laku yang diharapkan yaitu
terjadinya pemanusiaan manusia yang cerdas, terampil, mandiri, berdisplin dan berakhlak
mulia.
Jika ditelaah lebih jauh, peningkatan kualitas manusia secara menyeluruh
sebenarnya telah diajarkan oleh Allah SWT, sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Alaq
ayat 1-5 yang berbunyi:
(3) ç ˚‫ ْْركا َر ْذ ا ْ ْم ْر أ‬íْ ‫( ْاقر ْر أ‬2) „ ‫> ْر‬hْ َْ ‫ ر‬0 ‫ ْر ْ ْا سِْس ْا ْر ِْ س‬hz ْ (1) ْ ‫ ر‬hz ْ ْ ‫ اْس ْم ر َس ْكارار ْذ اخ َر سق‬íْ ‫ْ اقر ْر أ‬
َ ‫س‬¤ْh ‫َ> ر َْ اسرْْخ‬hْ ‫اخ َر سق‬
(5) َْ hْ ‫ ْخ َْ ْير ْع‬0ْْ ِْ ْ‫َ> َْ ْا سِْس ْا‬hْ (4)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, Yangmengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”.1
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa pendidikan mencakup segala aspek jagat
raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, namun dengan menempatkan Allah
sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan
diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah
pembentukan kepribadian yang sempurna. Oleh karena itu, pendidikan sejatinya tidak
hanya menekankan pada pengajaran yang berorientasi pada intelektualitas penalaran
semata, melainkan lebih menekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada
pembentukan keribadian yang utuh dan bulat.
Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak
dengan berbagai pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa
pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan
pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat
dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas
pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan
merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan
bagianintegral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. 2
Dalampelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan dan untuk
merealisasikan tujuan yang telah disepakati oleh suatu lembaga pendidikan tentunya tidak
bisa terlepas dengan problematika maupun persoalan-persoalan.Setiap pimpinan lembaga
atau perusahaan tidak menginginkan perusahaannya jatuh bangkrut, begitupun dengan
lembaga pendidikan tidak ada yang menginginkan jatuh terprosok hanya karena
persoalan salah manajemen atau pengelolaan. Dalam perspektif Islam dijelaskan bahwa

1
Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahan, (Kudus, PT. Menara Kudus, 2006 ), hlm.597

2 | Jurnal Auladuna
Robi‟ul2 Afif Nurul
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 31

Jurnal Auladuna| 3
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan


setiap urusan, organisasi, lembaga harus dikelola oleh orang yang benar-benar ahli
dibidangnya. Sebagimana Sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya:
(‫س ه ْفْسرْت سظ سأ اخ َاْ ْ>ْة‬h ‫ ْهس‬íْ ‫أ إسْخى ْغي سأ‬0 ˚ ْْ ‫إس ْذا ˚ر ام ْد ا‬
) ‫اخبْخ ك‬
Artinya: Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah
masa kehancuranya. (HR. Al-Bukhari dari Abi Hurairah).3
Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, Mujamil Qomar menegaskan bahwa
misi pendidikan Islam lebih kompleks dari pada pendidikan umum. Paling tidak, ada dua
beban misi yang harus dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Islam yaitu misi akademik
dan misi keagamaan.4Dua misi inilah yang harus diwujudkan oleh setiap lembaga
pendidikan Islam jika ingin menjadi lembaga yang unggul. Perlu adanya pengelolaan atau
penerapan manajerial Lembaga Pendidikan islam yang seefektif mungkin. Apabila tidak
dilakukan, lembaga pendidikan Islam tidak akan maju dan bersaing secara kompetitif
dengan lembaga pendidikan lain, bahkan bisa hancur, terbelakang dan tidak diminati oleh
masyarakat atau umat Islam.
Sebuah lembaga pendidikan Islam tentunya harus mengetahui problematika
lembaganya, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa
melahirkan solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikannya pada
kedudukan yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.
Sehubungan dengan hal tersebut E. Mulyasa menyatakan bahwa perkembangan
yang terjadi dewasa ini cenderung menimbulkan permasalahan dan tantangan baru yang
berdampak luas terhadap tugas-tugas pengelolaan pendidikan.5 Perbaikan mutu secara
terus menerus berorientasi pada input, proses, output, dll. Inti sumber perbaikan
bukanlah pada fisiknya, melainkan pada peningkatan profesionalitas manusia pengelola
atau pelaksana lembaga pendidikan. Untuk mengukur tingkat keberhasilan, kekuatan dan
kelemahan dalam manajemen strategi maka analisis SWOT merupakan salah satu
alternatif yang digunakan dalam dalam menganalisis manajemen pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan Islam.
A. Pengertian Analisis Strategi
Analisis secara bahasa dapat diartikan penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.6Secara istilah
analisis dapat diartikan sebagai suatu tindakan dalam mengevaluasi tujuan–tujuan yang
diinginkan dalam mencapai suatu tujuan bersama yang diharapkan. Sedangkan strategi
diartikan rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.7
Pencapain tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai ekselerator dan
dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efesien. Demikan halnya
dalam lembaga pendidikan yang merupakan sekumpulan manusia yang mempunyai
tujuan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, sejalan dengan hal
tersebut diyakini sebagai salah satu alat untuk mencapai tesebut adalah menggunakan

3
Imam Al-‗Asqolaani, Fathul Baari syarah Shahih Al- Bukhari, (Kairo: Dar al-Hadis, 2004), Juz
11 hal. 377
4
Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 74
5
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2003),
hal. 217
6
Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta:Pusat Bahasa, 2008), hal. 59
7
Depertemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia,... Ibid, hal. 1515

126 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

konsep manajemen strategik, sehingga apa yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional
tercapai dengan baik sesuai dengan harapan, maka perlu pengelolaan yang cukup
profesional dan komitmen yang tinggi.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan agar perusahaan dapat
tetap tumbuh dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha
mempertahankan dan meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara menciptakan
strategi yang mantap untuk dapat menggunakan peluang atau kesempatan yang terdapat
pada perusahaan sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat
dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.
Dalam perkembangan, konsep strategi terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan konsep mengenai strategi beberapa tahun
terakhir, untuk lebih jelas perkembangnya adalah sebagai berikut : Menurut Hamel dan
―strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan
terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang terjadi, bukan dari apa yang terjadi‖. Sedangkan menurut Porter
mengungkapkan bahwa ―strategi adalah alat yang sangat penting untuk
mencapai keuntungan bersaing‖. Sedangkan berdasarkan asal-usul kata istilah strategi
berasal dari bahasa Yunani yaitu startegia (Stratos = Militer; dan ig = memimpin), yang
artinya seni atau ilmu untuk mejadi seorang jendral. Dalam konteks bisnis, strategi
mengambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan
pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi.

B. Analisis Strategi di Lembaga Pendidikan


a. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan Internal (ALI) berupa pencermatan dan identifikas terhadap
kondisi internal organisasi, menyangkut organisasi, biaya operasional, efektifitas
organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia.
Pencermatan dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan
kekuatan(strength) atau kelemahan (weakness) organisasi dalan rangka mewujudkan
tujuan dan sasaran.8
Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah lembaga untuk menjamin
keberlangsungan proses pendidikan yang sedang belangsung oleh karena itu
dibutuhkan manajemen pengelolaan yang baik. Lingkungan internal ini meliputi:
1. Analisis Siswa atau Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui pembelajaran yang tersedia pada jalu. Jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. 9Oemar Hamalik di kutip dari Ari Hidayat dan Imam Machali mendefinisikan
peserta didik sebagai suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia berkualitas.
Adapun tahapan tahapan pengelolan peserta didik menuurut Ari Hidayat dan
Imam Machali sebagai berikut:
1) Analisis kebutuhan peserta didik.
8
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2010), hal. 138
9
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam
Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta; Kaukaba., hlm., 150

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan


2) Rekrutmen peserta didik.
3) Seleksi peserta didik.
4) Orientasi.
5) Penempatan peserta didik.
6) Pembinaan dan pengembangan peserta didik.
7) Pencatatan dan pelaporan.
8) Kelulusan dan Alumni.
Oleh karena itu manajemen kesiswaan pendidikan bila dilihat dari segi tahapan
dalam masa studi di sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu,
penerimaan siswa baru, preoses pembelajaran dan persiapan studi lanjut atau bekerja.
Dengan istilah lain, tiga tahapan tersebut dapat disebut dengan tahapan penjaringan,
pemprosesan dan pendistribusian. Semua tahapan tersebut membutuhkan pengelolaan
secara maksimal agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
2. Analisis Tenaga Kependidikan
USPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi potensi besar dalam
memajukan atau meningkatkan mutu pendidikan, atau sebaliknya bisa juga
menghancurkannya. Ketika guru benar-benar berlaku profesional dan dapat
mengelola pendidikan dengan baik, tentunya mereka semakin bersemangat dalam
menjalankan tugasnya bahkan rela melakukan inovasi pembelajaran untuk kesuksesan
pembelajaran peserta didik.10
3. Analisis Sarana Fisik Sekolah
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti
gedung, ruangan, meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan
prasarana semua kompenen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut seperti jalan menju sekolah, halaman
sekolah, tata tertib sekolah dan lain-lain.Sarana dan prasarana pendidikan dalam
lembaga pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut;
1) Lengkap siap dipakai setiap saat, kuat, dan Awet.
2) Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
3) Kreatif, inovatif, responsif dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinaasi peserta didik.
4) Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang
matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bagunan.

10
Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam, (Bandung: Erlangga, 2007), hal. 129

128 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

5) Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-


religius seperti mushalla atau masjid

4. Analisis Kurikulum, Materi Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar


Selama ini kurikulum di anggap sebagai penentu keberhasilan
pendidikan.11Karena itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua
rektor, maupun praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal kurikulum
bukanlah penentu utama. Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya, problem
yang paling besar dihadapi bangsa ini sesungguhnya bukan problem kurikulum,
meskipun bukan berarti kurikulum tidak menimbulkan problem, namun masalah
kesadaran merupakan masalah yang besar. Yaitu lemahnya kesadaran untuk
berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, kesadaran
untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran untuk berbuat yang terbaik.
5. Analisis Administrasi dan Keuangan Lembaga Pendidikan
Selama ini ada kesan bahwa keuangan adalah segalanya dalam memajukan suatu
lembaga pendidikan. Tanpa dukungan finansial yang cukup, manajer lembaga
pendidikan seakan tidak bisa berbuat banyak dalam upaya memajukan lembaga
pendidikan yang dipimpinnya. Sebab mereka berpikir semua upaya memajukan
senantiasa harus dimodali dengan uang.
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan timbulnya perhatian yang besar pada
keuangan yaitu, Pertama, keuangan temasuk kunci penentu kelangsungan dan
kemajuan lembaga pendidikan. Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa
program-program pembaruan atau pengembangan pendidikan bisa gagal dan
berantakan manakala tidak didukung oleh dana yang memadai. Kedua, lazimnya uang
dalam jumlah besar sulit sekali didapatkan khususnya lembaga pendidikan swasta
yang baru berdiri.
Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi tiga sumber :
a) Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, bersifat umum
dan khusus serta diperuntukkan bagi pendidikan.
b) Orangtua atau peserta didik.
c) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.12
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) berupa pencermatan dan identifikasi
terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan
ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi dan keamanan. Pencermatan ini
akan menghasilkan indikasi mengenai peluang (ooportunities) dan
13
tantangan (threas) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.
1. Analisis lingkungan sosial masyarakat

11
Mujamil Qomar, Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam, ibid, hal. 149
12
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan Implementasi, (Bandung;
Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 49
13
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi... hal. 139

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Lembaga pendidikan perlu menangani masyarakat atau hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat. Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki
peranan yang sangat penting terhadap keberadaan, keberlangsungan bahkan kemajuan
lembaga pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu nasib
lembaga pendidikan adalah masyarakat. Bila ada lembaga pendidikan maju, hampir
bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan adalah keterlibatan masyarakat yang
maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila ada lembaga pendidikan yang memprihatinkan,
salah satu penyebabnya bisa jadi masyarakat enggan mendukung. Sikap masyarakat
ini bisa jadi akibat dari hal lain dalam kaitannya dengan lembaga pendidikan, baik
yang bersifat internal maupun eksternal.
Masyarakat memiliki posisi ganda dalam lembaga pendidikan, yaitu sebagai objek
dan sebagai subjek yang keduanya memiliki makna fungsional bagi pengadaan
lembaga pendidikan. Ketika lembaga pendidikan sedang melakukan promosi
penerimaan siswa/santri dan mahasiswa baru maka masyarakat menjadi objek mutlak
dibutuhkan. Sementara itu respon terhadap promosi itu menempatkan mereka sebagai
subjek yang memiliki kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya.
Selain itu hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain sebagai
berikut:
a) Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.
b) Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
c) Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.14D
2. Analisis Peranan Pemerintah dan Yayasan
Dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada
pengembangan lembaga pendidikan, pengelola harus mampu memiliki jiwa untuk
berbesar dan menanggung apa yang terjadi di kemudian hari terhadap kebijakan
tersebut.15
Umumnya ketidaksesuaian kebijakan dengan apa yang ada di atas kertas
dengan apa yang ada di lapangan dikarenakan tidak adanya kebijakan pendukung.
Misalnya seperti penerapan kebijakan dalam menjalankan standar nasional
pendidikan dalam bidang proses pembelajaran seperti yang tertuang dalam
permendiknas No. 22, 23 dan 24 tahun 2006, yang mengamanatkan agar sekolah
atau madrasah melaksanakan proses pembelajaran yang terencana dibuktikan
dengan adanya para guru yang membuat silabus dan RPP. Kebijakan ini
sebenarnya adalah langkah maju yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
pembelajaran yang efektif. Namun awalnya kebijakan ini juga berjalan tersendat-
sendat dikarenakan ketika menerima kebijakan tersebut para pengelola madrasah
merasa kesulitan karena kebijakan tersebut tidak diikuti dengan kebijakan
pendukung seperti pengadaan pelatihan pembuatan silabus dan RPP yang merata
diseluruh Indonesia, bantuan dana serta teknologi informasi dan komunikasi yang
berkaitan dengan hal tersebut.16

14
E. Mulyasa, Manajemen.......hal.. 50
15
Moh. Padil dan Angga Teguh Prasetyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang: UIN
Maliki Press, 2011), hal. 4
16
Moh. Padil dan Angga Teguh Prasetyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner...hal. 5

130 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

C. Model Analisis Lingkungan Strategi


a. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada
logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities)
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats).17
Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal strengths dan
weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi
organisasi pendidikan. Analisa ini membandingkan antara faktor eksternal peluang dan
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis ini
dapat diambil suatu keputusan strategi organisasi.
Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam melakukan
analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan (internal) dan
ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara umum pada
semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan
peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman
yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis
SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi
yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk
pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima,
tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana
tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
Tahapan dalam analisa SWOT berupa:
a. Pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal
b. Analisis yaitu pembuatan matriks internal dan eksternal dan matriks SWOT
c. Pengambilan keputusan.
Pengambilan data dapat dilakukan melalui wawancara ataupun analisis kuantitatif
dan cara-cara lain. Tahap berikutnya adalah membuat matriks SWOT hingga terbentuk
empat alternatif kemungkinan strategi seperti terlihat dalam gambar berikut:

17
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1998), hal. 19

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

Gambar 1. Matriks SWOT


STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
OPPORTUNITIES (O) Strategi SO Startegi WO
Menciptakan strategi Menciptakan strategi
yang menggunakan yang meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. memanfaatkan peluang.
THREATS (T) Strategi ST Strategi WT
Menciptakan strategi Menciptakan strategi
yang menggunakan yang meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman

Setelah membuat matriks SWOT dan menentukan empat alternatif


strategi, manajemen kemudian harus mengambil keputusan dengan merujuk
pada strategi yang diperoleh dalam matriks SWOT.
b. Analisis TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength)
Seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia dan pertumbuhan
teknologi dari konvensional ke digital metode analisa SWOT Matrix mulai
ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal) belum tentu dapat memenuhi peluang
pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan. Saat ini
berkembang analisa TOWS yang mengedepankan faktor eksternal
dibandingkan faktor internal. Mereka terlebih dulu mempelajari dan
menginvestigasi peluang faktor-faktor eksternal, karena dianggap bersifat
lebih dinamis dan bersaing Sesudah mendapatkan informasi eksternal,
barulah dilakukan beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal
untuk menciptakan peluang menguntungkan.
Berdasarkan analisa TOWS Matrix tersebut kemudian dilakukan 4
langkah berikutnya, yaitu;
a. Memaksimalkan potensi atau kekuatan
b. Memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan.
c. Memaksimalkan peluang yang tersedia
d. Mengantisipasi segala bentuk tantangan dan menyediakan beberapa solusi.
Harold Koontz dan Heinz Weihrich menggambarkan matriks TOWS
sebagai berikut:18
Berdasarkan analisa TOWS Matrix itu juga dihasilkan 4 strategi
pencapaian target, yaitu:
a. SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk
mengambil kesempatan yang ada di luar.
b. ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk
menghindari ancaman yang ada di luar.

18
Heinz. W. dan Haroold Koontz, Essentials of Management seventh edition (Tata
McGraw-Hill, 2008), hal. 117

132 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

c. WO (Turn Around): Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk


mengurangi kelemahan internal.
d. WT (Defensive strategy): Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
mungkin ada.
Gambar 2. Matriks TOWS
Internal strengths (S) Internal weaknesses (S)
SO strategy : Maxi-Maxi WO strategy : Mini-Maxi
strategi yang berpotensi misalnya strategi,
External paling sukses, developmental untuk
Opportunities (O) memanfaatkan kekuatan mengatasi kelemahan
organisasi untuk untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang peluang
ST strategy: Maxi-Mini WT strategy: Mini-Mini
misalnya, penggunaan misalnya, penghematan,
kekuatan untuk likuidasi atau usaha
External threats
mengatasi ancaman atau patungan untuk
(T)
untuk menghindari meminimalkan baik
ancaman kelemahan dan ancaman

Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan


dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan
bisnis. Di saat bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan
potensi internal. Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita
juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal,
bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.
c. Analisis SWOT Lembaga Pendidikan Islam
SWOT adalah singkatan dari strength, weakneses, Opportunities and
Threats (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Analisis SWOT sudah
menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan,
namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi
institusi. SWOT dapat dibagi kedalam dua elemen – analisa internal yang
berkonsentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisa lingkungan.19
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal
tentang seberapa efektif performa institusi pada konteks eksternal atau
lingkungan setempat sebuah institusi beroperasi. Analisis SWOT bertujuan
untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut,
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah
untuk memaksimalkan kekuatan, meminalkan kelemahan, mereduksi
ancaman dan membangun peluang.

19
Edward Sallis, Total Quality Management in Edukation (Manajemen MutuPendidikan),
(Yogyakarta; IRCiSoD, 2012), hal. 221

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

Strengths-kekuatan merupakan kondisi internal positif yang


memberikan keuntungan. Kekuatan dalam lembaga sekolah/madrasah dapat
berupa kemampuan-kemampuan khusus/spesifik, SDM yang memadai, image
organisasi, kepemimpinan yang cakap dan lain-lain.20
Weaknes-kelemahan merupakan kondisi internal negativ yang dapat
merendahkan penilaian terhadap sekolah/madrasah. Kelemahan dapat berupa
rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang
tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain.21
Opportunity-peluang adalah kondisi sekarang atau masa depan yang
menguntungkan sekolah/madrasah. Opportunity merupakan kondisi eksternal
yang dapat memberikan peluang-peluang untuk kemajuan lembaga seperti
adanya perubahan hukum, menurunnya pesaing, meningkatnya jumlah siswa
baru.
Threats-tantangan adalah kondisi eksternal sekolah/madrasah, sekarang
dan yang akan datang yang tidak menguntungkan. Tantangan ini dapat berupa
munculnya pesaing-pesaing baru, penurunan jumlah siswa dan lain-lain.
Analisis SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenghts) dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats).22
Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam
melakukan analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi
kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen
untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah
kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang
diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT
lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-
strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Langkah kelima, tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu,
dan disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program
penanganan.
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan lembaga pendidikan dapat
melakukan langkah-langkah strategis. .Setelah melakukan analisis SWOT,
berikutnya adalah melakukan langkah-langkah strategis sebagaimana dapat
dibagankan sebagai berikut:

20
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip Dan
Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, (Yogyakarta; Kaukaba, 2012), hal. 166
21
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pemgelolaan Pendidikan
22
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama., 2008), hal. 19.

134 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

1. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta
dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain ;
sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu
pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan
sangat tinggi, yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup
memadai. Hal lai dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah
kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan
itu sangat mungkin diharapkan dari proses lembaga pendidikan Islam.
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali
terhadap kekuatan dasar lembaga tersebut sebgai langkah awal atau tonggak
menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan
terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk menuju
kemajuan dan keberhasilan bagi lembaga pendidikan.
2. Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi
yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh
lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan
prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan
masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan
masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh
para pengelola lembaga pendidikan, antara lain ; (1) lemahnya SDM dalam
lembaga pendidikan. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana
wajib saja. (3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi
sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

3. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Formulasi lingkungan tersebut misalnya: (1) kecenderungan penting yang
terjadi dikalangan peserta didik. (2) identifikasi suatu layanan pendidikan

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

yang belum mendapat perhatian. (3) perubahan dalam keadaan persaingan.


(4) hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan
sebagainya. Peluang pengembangan lembaga pendidikan
antara lain :
a) Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
b) Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan kedepan
4. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi
sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah: minat
peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
d. Contoh dari Analisis SWOT dalam Lembaga Pendidikan
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan
ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang
didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan
keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.
Tentunya dalam menganalisis SWOT, tidak hanya terjadi didalam lembaga
karang taruna saja, ataupun dalam lembaga usaha lainnya. Tentunya
dilembaga pendidikan pun ada. Nah disini terdapat berbagai contoh analisis
SWOT dalam lembaga pendidikan, diantaranya:
1. Kekuatan:
- Knowledge atau kepakaran yang dimiliki
- Lulusan yang dihasilkan atau pelayanan yang unik
- Lokasi tempat lembaga pendidikan berada
- Kualitas lulusan atau proses
2. Kelemahan:
- Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan lembaga pendidikan.
- Lulusan yang tidak dapat dibedakan dengan lulusan lembaga
pendidikan / lembaga pendidikan lain.
- Lokasi lembaga pendidikan yang terpencil
- Kualitas lulusan yang jelek
- Reputasi yang buruk
3. Peluang:
- Lembaga yangterus berkembang dan pendidikan yang merupakan
kebutuhan bagi masyarakat.
- Adanya pendidikan berbasis internasional

136 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

- Peluang LPIyaitu karena lembaga pendidikan yang tidak sanggup


memenuhi permintaan masyarakat.
4. Ancaman :
- Adanya lembaga pendidikan Islam baru di area yang sama
- Persaingan harga dengan lembaga pendidikan lain.
- Lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang inovativ
- Lembaga pendidikan lain memegang pangsa pasar terbesar

D. Faktor Kunci Keberhasilan


Faktor kunci keberhasilan/KSF (Key Succes Factors) merupakan faktor-
faktor internal perusahaan/organisasi, meliputi sumber daya dan kompetensi
yang paling kritis atau paling penting yang mungkin digunakan oleh suatu
organisasi dalam suatu industri/lembaga sebagai alat utama untuk menangkap
peluang dan mengatasi ancaman agar dapat bertahan dan memenangkan
persaingan serta meningkatkan posisi kompetitif perusahaan/organisasi.
1. Identifikasi KFS dapat dilakukan dengan melihat faktor-faktor internal
kunci yang berpotensi menjadi KSF meliputi produk dan pemasaran,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, SDM di organisasi,
keuangan, manajemen mutu, serta sistem informasi yang digunakan.
2. Mempelajari informasi tentang sejarah pertumbuhan perusahaan/organisasi
dengan menganalisis faktor apa saja yang penting yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan perusahaan/organisasi. Namun kondisi masa lalu
tersebut hanya sebagai pelajaran dalam menyusun strategi untuk
menghadapi masa depan.
3. Mengidentifikasi KSF dengan menggunakan balanced scorecard sebagai
alat bantu yang memiliki empat perspektif, yaitu proses bisnis internal,
pembelajaran dan pertumbuhan, keuangan, serta pelanggan.
4. Menganalisis rantai nilai dengan cara memandang sistematis serangkaian
kegiatan yang dilakukan perusahaan/organisasi untuk memuaskan
pelanggan yang dilayaninya.23
Untuk melaksanakan manajemen masyarakat lembaga pendidikan Islam
secara optimal, sebaiknya ditempuh beberapa strategi berlapis, dari yang
bersifat usaha internal, maupun eksternal. Strategi tersebut meliputi urutan
sebagai berikut:
1. Membangun citra (image building) yang baik pada lembaga pendidikan
Islam dengan kejujuran, amanat, dan transparansi pengelolaan. Terutama,
kemampuan membuktikan wujud nyata hasil pendanaan yang diterima dari
negara maupun masyarakat.
2. Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam
dengan menunjukan prestasi akademik dan prestasi nonakademik kepada
masyarakat luas. Prestasi akademik berupa nilai rapor, ijazah, NEM. Nilai
cerdas cermat, nilai olimpiade, dan nilai lomba karya ilmiah. Sementara itu,
prestasi nonakademik bisa berupa prestasi kejuaraan olah raga, seni, usaha
kesehatan sekolah, pramuka dan lain sebagainya.
23
M. Husni Mubarok, Manajemen Strategi, (Kudus: STAIN Kudus, 2009), hal. 32-33

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

3. Menyosialisasikan dan mempublikasikan kelebihan-kelebihan lembaga


pendidikan Islam kepada masyarakat luas terutama yang sesuai dengan
selera masyarakat.
4. Mengundang masyarakat luas untuk berkunjung ke dalam lembaga
pendidikan Islam, baik saat menerima rapor, perayaan hari-hari besar
nasional dan keagamaan, wisuda, maupun acara pertemuan khusus orang-
orang tertentu untuk membina kegiatan di sekolah.
5. Mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat. Pihak lembaga hendaknya juga
melibatkan diri dalam acara-acara yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Selain itu terdapat Artikel yang ditulis dengan menggunakan referensi
buku bertajuk ―Making Schools Work‖ karya William G. Ouchi, seorang
professor dari Sanford and Betty Sigoloff dalam bidang Corporate
Renewal di Anderson Graduate School of Management Universitas California
Los Angeles, Amerika Serikat. Antara lain:
Kunci 1: every principal is entrepreneur (setiap kepala sekolah adalah
wirausahawan). Entrepreneur atau wirausaha merupakan lawan dari birokrat,
yang setiap hari hanya asik duduk di singgasana kekuasaannya untuk menanti
perintah dari atasan dan menunggu laporan dari bawahannya. Birokrat
melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk dari atas, meski petunjuk itu
sendiri merugikan para pelanggan. Wirausaha melakukan pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan. Apa saja yang dilakukan oleh sang kepala
sekolah yang wirausahawan? Dalam bukunya, Ouchi menghadirkan contoh
seorang kepala sekolah bernama Dr. Cornelius, yang baru dua tahun menjadi
kepala sekolah di Wesley School di negera bagian Houston. Disebutkan bahwa
beliau termasuk dalam kategori seorang educational entrepreneur atau seorang
wirausahawan pendidikan. Kepala sekolah ini mendengarkan setiap keluhan
para pelanngannya. Kepala sekolah memimpin bukan memaksa dan menaruh
harapan yang tinggi kepada guru, peserta didik, dan keluarganya. Beliau
melakukan yang terbaik buat siswa, bukan hanya untuk mengikuti petunjuk
yang diberikan kepadanya. Beliau melaksanakan tugasnya dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) menganalisis pelanggan, (2) merancang
rencana yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, (3) menyusun jadwal
kegiatan sesuai dengan rencana tersebut, dan (4) memilih bahan pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam bukunya, Ouchi juga menjelaskan
tentang sosok seorang kepala sekolah wirausahawan yang telah berhasil
meningkatkan kualitas sekolah yang dikenal sebagai ―the worst school
in America‖ menjadi yang the best school. Nama sekolah itu adalah Goudy
Elementary School. Kepala sekolah yang berhasil itu adalah Patrick Durkin
(hal. 4). Karakteristik sosok kepala sekolah yang berhasil ini antara lain adalah:
(1) tidak hanya mengikuti peraturan dari atasannya secara membabi buta, ia
menjaga pusat perhatiannya kepada tujuan utama sekolahnya, yakni
keberhasilan siswa; menurutnya, lebih mudah dan lebih baik untuk meminta
maaf kepada atasannya setelah mengambil keputusan untuk sekolahnya,
dibandingkan dengan cara meminta izian dahulu kepada atasan sebelum
mengambil keputusan; (2) menaruh perhatian kepada keberhasilan siswa; (3)

138 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

menaruh perhatian kepada peserta didik yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu; (4) mencintai sekolahnya; beliau mengetahui kondisi semua
sudut yang ada di sekolahnya; beliau menyapa kepada semua gurunya dengan
hangat; mengetahui sebagian besar nama-nama anak didiknya; sehingga
membuat sekolahnya sebagai komunitas pembelajar (a community of learners),
yang juga termasuk guru, peserta didik, dan keluarganya.
Kunci 2: every school control its own budget (setiap sekolah mengontrol
anggarannya). Soal uang biasanya akan menjadi faktor pemicu terjadinya
saling curiga antara satu dengan yang lain, termasuk antara sekolah dengan
pihak-pihak yang terkait. Masalah uang merupakan masalah yang sensitif yang
dapat memicu terjadinya ketidakpercayaan antara orangtua dan masyarakat
kepada sekolah. Pertanyaan tentang apakah fungsi manajemen keuangan juga
termasuk yang di-MBS-kan? Tidak ada jawaban lain kecuali ya. Artinya,
semua fungsi manajemen memang harus di-MBS-kan, yakni mulai dari
perencanaannya, pelaksanaan, pengarahan, penganggaran, sampai dengan
pelaporannya. Salah satu aspek yang krusial dalam manajemen adalah
akuntabilitasnya. Ketika membuat proposal untuk memperoleh anggaran semua
dapat dilaksanakan dengan baik. Juka ketiga anggaran itu telah diperolah, dan
bahkan sampai dengan penggunaannya. Namun, ketika anggaran itu telah
dilaksanakan, maka pertanggungjawabannya malah menjadi macet total aliyas
tidak akuntabel. Proses penggunaan anggaran memang lebih mudah daripada
mempertanggung-jawabkannya. Padahal, penggunaan anggaran secara terbuka
akan menjadi kunci pembuka yang melahirkan kepercayaan kepada sekolah.
Kalau sudah lahir kepercayaan, maka akan lahirlah kewibawaan yang diperoleh
oleh sekolah tersebut.
Kunci 3: everyone is accountable for student performance and for
budgets (setiap orang akuntabel terhadap kinerja peserta didik dan
anggarannya). Dalam pelaksanaan anggaran telah dinyatakan bahwa
akuntabilitas menjadi salah satu aspek yang maha penting untuk dapat
melahirkan kepercayaan kepada sekolah. Tetapi apakah soal akuntabilitas
hanya berlaku dalam penggunaan anggaran pendidikan? Tidak!
Pertanggunggugatan berlaku dalam semua pelaksanaan program dan keuangan,
bahkan terhadap semua sentuhan yang diberikan kepada peserta didik oleh
kepala sekolah dan gurunya di sekolah. Akuntabilitas meliputi tiga bentuk,
meliputi: (1) performance accountability atau akuntabilitas kinerja,
(2) compliance (anticorruption) accountability atau akuntabilitas antikorupsi,
and (3) political accountability atau akuntabilitas dari aspek politik (hal.102).
Akuntabilitas kinerja meliputi beberapa hal: (1) hasil belajar siswa, (2) kinerja
kepala sekolah, (3) kinerja staf tata usaha sekolah, (4) kinerja kepala sekolah,
dan (5) kinerja para gurunya. Dengan demikian, tidak seorang pun yang akan
bisa bersembunyi dari tuntutan akuntabilitas ini. Akuntabilitas komplin
merupakan satu bentuk akuntabilitas yang dewasa ini cukup mendapatkan
sorotan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk ini jangan sekali-kali
sekolah terkena skandal yang memalukan gara-gara adanya

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

pertanggunggugatan keuangan yang tidak jelas. Mengapa? Berpasang-pasang


mata akan selalu mengamati dengan jeli jika terjadi penyalahgunaan uang.
Kunci 4: everyone delegates authority to those below atau setiap orang
mendelegasi-kan kewenangannya kepada bawahannya. Seorang pemimpin
dalam bidang pendidikan harus dapat memimpin dan dipimpin. Bahkan,
seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat membangun proses
regenerasi yang dapat menghasilkan pemimpin yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan kualitas pemimpin periode sebelumnya.
Kunci 5: there is a burning focus on student achievement atau difokuskan
kepada hasil belajar siswa. Tidak ada sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
rencana dan usaha. Demikian juga dengan hasil belajar siswa. Tidak ada
rencana dan usaha yang berhasil dengan baik tanpa ada fokus dalam rencana
dan pelaksanaannya. Fokus terhadap hasil belajar peserta didik yang dimaksud
adalah nilai rerata yang diperoleh peserta didik dalam ujian nasional.
Keberhasilan akademis memang menjadi fokus kegiatan satuan pendidikan dan
semua pemangku kepentingan di sekolah itu. Namun demikian, fokus
keberhasilan dalam aspek nonakademis hendaknya juga menjadi perhatian bagi
semua pihak. Dalam buku itu Ouchi juga menggambarkan dua dunia yang yang
masing-masing harus mendapatkan perhatian.
Kunci 6: every schools is a community of learners atau setiak sekolah
merupakan komunitas pembelajar. Masyarakat sesungguhnya merupakan
pemilik sejati lembaga pendidikan atau satuan pendidikan. Dengan demikian,
keberadaan lembaga pendidikan sekolah menjadi bagian tak terpisahkan dari
keberadaan masyarakatnya. Dalam hal ini orangtua siswa menjadi bagian dari
masyarakat. Itulah sebabnya kemudian lembaga pendidikan sekolah ini harus
memerankan diri sebagai satu institusi masyarakat belajar (learning
community). Untuk menjadi institusi seperti itu, maka sekolah perlu
melakukan tiga langkah sebagai berikut:
Pertama, mengadakan identifikasi kebutuhan dan keinginan warga
masyarakat dan keluarga peserta didik. Dalam buku ini, ditegaskan satu konsep
hubungan sinergis antara sekolah dengan masyarakat sebagai berikut.
Kedua, mengorganisasikan unit-unit organisasi di lingkungan sekolah dan
mampu bekerjasama dengan masyarakat. Di sekolah ini, semua siswa merasa
sebagai rumahnya sendiri, meski mereka berasal dari unit-unit yang berbeda-
beda, misalnya untuk Sekolah Menengah Kejuruan, mereka ada yang berasal
dari jurusan teknologi informasi, jurusan mesin, otomotif, dan jurusan lainnya.
Di Sekolah Menengah Atas, mereka berasal dari jurusan IPA, IPS, atau juga
Bahasa. Demikian juga keberadaan unit-unit penunjang, seperti perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya. Semua unit melaksanakan tugasnya masing-
masing untuk mendukung pencapaian visi dan misi sekolah.
Ketiga, membangun satu komunitas guru yang melaksanakan fungsinya
bukan saja sebagai guru tetapi juga pendidik. The most important thing of all
how the teachers teach Mereka mengajar dengan menggunakan paradigma baru
pembelajaran. Problem-based learning (PBL), Student Active Learning (SAL),

140 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

Joyful Active Learning (JAL), atau juga Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan (PAKEM). Penedekatan pembelajaran tersebut harus
diakrabi oleh para pendidik di sekolahnya, dan berusaha untuk
mengembangkannya.
Kunci 7: families have real choices among a variety of unique schools atau
keluarga mempunyai pilihan nyata terhadap sekolah-sekolah yang memiliki
keunikan yang beraneka ragam. Semua kabupatan/kota kini telah diarahkan
agar mulai mengembangkan model-model sekolah, mulai dari yang berstandar
internasional sampai dengan yang berstandar lokal. Sebagai contoh, Sekolah
berstandar internasional (SBI) — yang karena satu dan lain hal dipaksa hadir,
mampu menampung anak-anak berbakat, baik anak-anak yang berasal dari
keluarga mampu maupun yang tidak mampu. Sekolah ini mementingkan
kualitas akademis. Sudah tentu, perlu mengembangkan model sekolah yang
unik yang mementikan kualitas nonakademis. Ada sekolah standar nasional
(SSN) dan sekolah swasta yang kualitasnya memenuhi standar nasional. Ada
sekolah yang sepenuhnya didanai dari anggaran pemerintah untuk menampung
anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di sekolah ini siswa
seharusnya memang tidak akan dipungut biaya apa pun, karena sekolah ini
dibangun sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam rangka
pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
Apabila semua strategi ini ditempuh dengan tertib, maka ada
keseimbangan antar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan
Islam dengan pendekatan-pendekatan yang ditempuh oleh manajer lembaga
pendidikan Islam. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan
Islam terjadi karena kejujuran pihak lembaga, sifat yang amanah, dan
transparansi.

E. ANALISIS
Dalam pelaksanaan roda organisasi baik itu organisasi publik maupun
lainnya maka dibutuhkan pengelolaan yang profesional. Agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan, maka perlu analisa dan memperhitungkan
kemungkinan yang akan dihadapi dalam organisasi Manajemen strategik yaitu
proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan
dengan hal vital dan berkesinambungan bagi suatu organisasi. Konsep
manajemen strategik digunakan di dunia pendidikan untuk lebih
mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah model analisa SWOT. Model
analisa SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis dalam rangka merumuskan strategi organisasi.
Selain itu menurut penulis, lembaga pendidikan itu ibarat sebuah kedai
makanan. Suatu misal jualan Mie Ayam. Sama-sama jualan mie ayam tetapi
mengapa mie ayam A lebih laris dari pada mie ayam B? Padahal mie ayam A
harganya jauh lebih mahal. Ternyata kalau dianalisa manajemen strategik yang
diterapkan adalah lebih mementingkan kepuasan pelanggan mulai dari
parkirnya luas, gedungnya bagus, makanannya enak dan fresh, pelayanannya

Jurnal Auladuna|
p-ISSN :2657-
1269

Analisis Strategi Dan Kunci Keberhasilan Lembaga Pendidikan

ramah, ada salah satu karakter rasa yang diunggulkan, tersedia saran dan kritik
sehingga selalu menjaga kualitas.
Begitu juga lembaga pendidikan, jika ingin lembaga pendidikan Islam itu
berhasil baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya maka manajemen
strategik yang diterapkan kuncinya adalah jagalah mutunya dan bekerja secara
profesional. Yaitu dengan melibatkan semua unsur di lembaga pendidikan,
bekerja secara profesional mulai dari pendidik, siswa, kamad, TU, satpam,
tukang kebun, komite, yayasan, tetangga dan pemerintah yang ada.

KESIMPULAN
1. Pengertian Analisis Strategi yaitu tindakan perencanaan yang cermat dalam
mencapai dan mengevaluasi sasaran-sasaran dan tujuan–tujuan bersama yang
diinginkan .
2. Analisis Strategi yang bisa dilakukan di Lembaga Pendidikan Islam yaitu
dengan cara Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) yaitu berupa pencermatan
dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat
terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi dan
keamanan dan dengan analisis Lingkungan Internal (ALI) yaitu berupa
pencermatan dan identifikas terhadap kondisi internal organisasi, menyangkut
organisasi, biaya operasional, efektifitas organisasi, sumber daya manusia,
sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia.
3. Salah satu Model Analisis Strategi di Lembaga Pendidikan Islam adalah model
analisa SWOT, analisa TOWS ataupun Ballance Scored Card. Model analisa
SWOT didasarkan pada logika dengan memaksimalkan kekuatan (strength)
dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Sedangkan Model Analisa
TOWS adalah pengembangan dari model SWOT analisa dengan
mengedepankan faktor eksternal dibandingkan faktor internal.
4. Untuk keberhasilan lembaga pendidikan islam sebaiknya ditempuh beberapa
strategi berlapis, dari yang bersifat usaha internal, maupun eksternal.

Daftar Pustaka

Al-‗Asqolaani, Imam, 2004. Fathul Baari syarah Shahih Al- Bukhari, Kairo:
Dar al-Hadis.

Departemen Agama, 2006. Al-Qur‟an dan Terjemahan, Kudus, PT. Menara


Kudus.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Indonesia, Jakarta:Pusat
Bahasa.

Engkoswara dan Aan Komariah, 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung;


Alfabeta.

142 | Jurnal
Robi‟ul Afif Nurul

Hidayat, Ara dan Imam Machali, 2012. Pemgelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip
Dan Aplikasi Dalam Mengelolah Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta;
Kaukaba.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep strategi dan


Implementasi, Bandung; Remaja Rosda Karya.

2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. Remaja


Rosdakarya.
2005. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mubarok, M. Husni, 2009.Manajemen Strategi, Kudus: STAIN Kudus,

Rangkuti, Freddy, 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta,
PT Gramedia Pustaka Utama.

Sallis, Edward, 2012. Total Quality Management in Edukation (Manajemen


MutuPendidikan), Yogyakarta; IRCiSoD.

W. Heinz. dan Haroold Koontz, 2008. Essentials of Management seventh edition


Tata McGraw-Hill.

Qomar, Mujamil 2013. Strategi Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga.

, 2007. Manajemn Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan


Lembaga Pendidikan Islam, Bandung: Erlangga.

Padil, Moh. dan Angga Teguh Prasetyo, 2011.Strategi Pengelolaan SD/MI


Visioner, Malang: UIN Maliki Press.

Jurnal Auladuna|

Anda mungkin juga menyukai