Yuyun UJIAN AKHIR SEMESTER
Yuyun UJIAN AKHIR SEMESTER
OLEH :
NAMA : YUYUN
STAMBUK : A1H120031
KELAS : A
DOSEN PENGAMPUH : DAMSIR D, S.Pd., M.Pd.
Rangkuman Bab I
Kesimpulan :
a.
Rangkuman Bab II
a. Pengertian pendidikan
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan
Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu
adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka menjelaskan, bahwa kata Pendidikan berasal
dari kata dasar didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran
1. Peserta Didik Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu
pendidikan. Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik
dan psikis, seorang individu yang berkembang serta individu yang
membutuhkan bimbingan dan perlakuan manusiawi. Peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk mandiri. Peserta didik juga tidak memandang
usia.
2. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik bisa berasal
dari lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Kesimpulan dari bab di atas adalah Pendidikan sebagai usaha sadar dan
sistematis-sistemik memiliki landasan yang sangat penting untuk mendukung
tujuan perkembangan manusia dan masyarakat. Landasan ini melibatkan aspek
filosofis, sosiologis, kultural, dan psikologis, serta didukung oleh asas-asas pokok
pendidikan. Adapun landasan landasan terdiri dari landasan filosofis, landasan
fisiologis, landasan kulturan dan landasan psikologi. Penerapan asas-asas
pendidikan, seperti asas Tut Wuri Handayani, mengacu pada memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk memilih jalur dan jenis pendidikan yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Rangkuman Bab IV
Kesimpulan :
Rangkuman Bab V
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup
di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari
sejumlah kecil orang karena berhubungan sedarah. Dalam undang –
undang di tegaskan bahwa pendidikan keluarga itu merupakan salah
satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman
seumur hidup.
Menurut ki hajar dewantara, suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual
maupun pendidikan sosial.
2. Sekolah
Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor
pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun
kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga
pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil
dibandingkan dengan kontribusi sekolah dan masyarakat.
Kesimpulan:
Rangkuman Bab VI
Aliran-aliran Pendidikan
1. Aliran Empirisme
3. Aliran Naturalisme
Natur atau natura artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir.
Aliran ini meiliki persamaan dengan aliran nativisme. Aliran Naturalisme
dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau. Ia mengatakan, “Segala sesuatu
adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek
manakala ia sudah berada di tangan manusia”. Seorang anak dapat tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang baik, maka anak tersebut harus
diserahkan ke alam. Kekuatan alam akan mengajarkan kebaikan-kebaikan
yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut.
4. Aliran Konvergensi
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang
terus berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran disebut aliran atau gerakan baru
dalam pendidikan. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh
dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Kajian tentang berbagai aliran/gerakan
pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada
tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting, agar para pendidik dapat memahami
dan pada gilirannya kelak dapat memberi konstribusi terhadap dinamika
pendidikan itu. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan
dan wawasan historis tersebut, setiap tenaga kependidikan di harapkan memiliki
bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi, serta
pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan/tindakan sehari-hari.
Rangkuman Bab VII
Permasalahan Pendidikan
3. Standardisasi Pendidikan
Di Indonesia Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita
ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan
diambil. Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh
masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di
dalam dunia modern dalam ere globalisasi.
4. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar
rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak
memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Kesimpulan:
Kesimpulan:
D. Pembangunan Nasional
1. Batasan
Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktur produksi
(pendapatan nasional) struktur penduduk dan mata pencaharian (lapangan
kerja) dan struktur lalu lintas barang, jasa dan modal dalam hubungan
internasional.
2. Tujuan (masyarakat masa depan)
Pembangunan nasional Indonesia pada akhirnya harus bertujuan mencapai
negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
3. Strategi pelaksanaan
Strategi dasar pembangunan nasional Indonesia selama kurang lebih 30
tahun, baik jangka panjang maupun jangka pendek, bertumpu pada
pembangunan ekonomi yang terkait dengan pembangunan bidang-bidang
lainnya.
4. Karakteristik
Pembangunan nasional merupakan :
1. Bentuk pengamalan Pancasila
2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya
3. Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap
dan berlanjut
E. Peranan pembangunan Nasional
1. Payung pembangunan pendidikan nasional yang berfungsi menjadi salah satu
pembatas lingkungan pembangunan pendidikan nasional, dan parameter atau
tolak ukur kontribusi keberhasilan fungsi pembangunan pendidikan nasional
terhadap pembangunan nasional.
2. Sumber yang memberikan masukan pada pembangunan pendidikan nasional
berupa hasil-hasil pembangunan seperti informasi, energi (tenaga), bahan-
bahan
Kesimpulan:
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa
pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik. Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran
lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial karena pembangunan
pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
2. Jurnal 1-5
Jurnal 1
Kesimpiulan : Kreativitas dan karakter bangsa merupakan hal penting yang harus
dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam mewujudkan
visi ini guna membentuk generasi bangsa yang mampu berkiprah
pada dunia internasional dengan tetap menjadi pribadi yang
nasionalis. Terkait hal ini, Kurikulum Merdeka dengan berbagai
karakteristiknya merupakan salah satu opsi yang dapat diterapkan.
Pembelajaran inklusif yang mengakomodir karakteristik setiap
siswa diharapkan mampu mengasah kreativitas mereka saat
melihat berbagai fenomena kehidupan. Meski demikian, untuk
menghadapi tantangan yang ada, diperlukan dukungan dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan
dunia usaha, untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang
kreatif, berdaya saing, dan memiliki karakter yang kuat.
Berdasarkan temuan yang ada, kajian ini merekomendasikan
kepada para peneliti berikutnya untuk dapat mengkaji tentang
implementasi Kurikulum Merdeka terhadap peningkatan
kreativitas dan karakter bangsa melalui penelitian studi kasus.
Dengan demikian, kurikulum ini dapat dipotret dari berbagai sudut
pandang sehingga dapat dijadikan evaluasi dalam perkembangan
selanjutnya.
Jurnal 2
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
1. Lingkungan yang lebih alami dan tenang, yang bisa memberikan suasana
belajar yang lebih nyaman bagi anak-anak.
2. Biasanya, ada hubungan yang lebih erat antara guru, anak-anak, dan orang
tua mereka karena komunitas yang lebih kecil dan lebih terjalin.
3. Anak-anak bisa belajar tentang budaya dan tradisi lokal mereka secara
langsung.
Contoh:
1. Pengalaman Belajar yang Lebih Dekat dengan Alam: Misalnya, anak-anak
di PAUD desa mungkin memiliki kesempatan untuk belajar di luar
ruangan lebih sering, seperti berkebun atau belajar tentang hewan dan
tumbuhan lokal. Ini bisa memberikan mereka pengalaman belajar yang
lebih praktis dan interaktif.
2. Komunitas yang Erat: Misalnya, karena ukuran desa yang lebih kecil,
orang tua mungkin lebih sering berinteraksi dengan guru dan staf PAUD.
Ini bisa menciptakan hubungan yang lebih kuat dan komunikasi yang lebih
baik tentang perkembangan anak.
Contoh:
1. Terbatasnya Fasilitas: Misalnya, PAUD di desa mungkin tidak memiliki
akses ke perpustakaan yang besar atau laboratorium komputer, yang bisa
membatasi sumber belajar bagi anak-anak.
2. Kurangnya Akses ke Teknologi: Misalnya, jika PAUD di desa tidak
memiliki akses internet yang baik, ini bisa membatasi kemampuan mereka
untuk menggunakan alat belajar digital atau mengikuti pelatihan dan
seminar online untuk guru.