Anda di halaman 1dari 12

UJIAN TENGAH SEMESTER

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

OLEH :
NAMA : KARTIKA
STAMBUK : A1H120086
KELAS : A
DOSEN PENGAMPUH : Prof. Dr. LAODE AFA, SP., M.Si.

PROGRAM STUDI PG-PAUD


JURUSAN PG-PAUD
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
SOAL:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tanaman pangan dan sebutkan jenisnya
berdasarkan kegunaanya disertai contoh tanamannya masing-masing!
2. Sebutkan dan jelaskan tempat budidaya tanaman pangan berdasarkan tipologi
lahan?
3. Dari waktu-kewaktu, teknologi budidaya tanaman terus berkembang termasuk
teknologi budidaya tanaman pangan. Jelaskan menurut pendapat saudara
mengapa hal tersebut terjadi?
4. Jelaskan 7 tindakan budidaya tanaman kacang-kacangan yang harus dilakukan
untuk mencapai produksi maksimum baik secara kuantitas maupun kualitas!
5. Jelaskan perbedaan mendasar dalam teknik budidaya kedelai, kacang tanah
dan kacang panjang!
6. Jelaskan peranan pengolahan tanah dan pengaturan jarak tanam dalam
budidaya tanaman legur!
7. Jelaskan pertimbangan apa saja yang diperlukan untuk menentukan populasi
tanaman dalam luasan tertentu!
8. Tanaman kacang-kacangan merupakan pilihan utama ketika menerapkan
teknik budidaya tumpangsari dalam budidaya tanaman pangan. Jelaskan
mengapa demikian?

JAWABANYA

1. Tanaman pangan adalah tanaman yang dikembangkan dan dibudidayakan


untuk dijadikan sebagai sumber makanan bagi manusia. Tanaman pangan ini
memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Berikut adalah beberapa jenis tanaman pangan berdasarkan
kegunaannya beserta contoh tanamannya:
a. Tanaman pangan sumber karbohidrat:
- Padi: Biji padi digunakan untuk membuat beras, yang merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk di dunia.
-Jagung: Biji jagung dapat digiling menjadi tepung jagung untuk membuat
roti, tortilla atau makanan lainnya.
-Gandum: Gandum digunakan untuk membuat tepung terigu yang digunakan
dalam pembuatan roti, pasta dan berbagai produk olahan gandum lainnya.
b. Tanaman pangan sumber protein nabati:
- Kedelai: Kedelai merupakan sumber protein nabati yang penting. Biji
kedelai digunakan untuk membuat susu kedelai, tahu, tempe, dan berbagai
produk kedelai lainnya.
- Kacang tanah: Kacang tanah juga merupakan sumber protein nabati yang
kaya. Kacang tanah dapat diolah menjadi mentega kacang, digunakan
dalam hidangan seperti gado-gado, atau dimakan langsung.
- Kacang hijau: Kacang hijau sering digunakan dalam hidangan penutup,
seperti bubur kacang hijau atau es krim kacang hijau.
c. Tanaman pangan sumber serat:
- Sayuran hijau: Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan selada
merupakan sumber serat yang baik. Mereka dapat dimasak sebagai sayur,
digunakan dalam salad, atau ditambahkan ke dalam smoothie.
- Brokoli: Brokoli juga kaya akan serat dan dapat dimasak, ditumis, atau
digunakan sebagai bahan dalam sup dan salad.

d. Tanaman pangan sumber vitamin dan mineral:


- Jeruk: Jeruk mengandung vitamin C yang tinggi. Buah jeruk dapat dimakan
langsung, dijadikan jus atau digunakan dalam hidangan penutup.
- Wortel: Wortel mengandung vitamin A dan serat. Wortel dapat dimakan
mentah, direbus, atau digunakan dalam hidangan seperti sup atau tumis.

e. Tanaman pangan sumber lemak nabati:


- Alpukat: Alpukat mengandung lemak sehat dan merupakan sumber yang
baik untuk asam lemak tak jenuh tunggal. Alpukat dapat dimakan langsung,
digunakan dalam salad, atau dijadikan bahan dalam hidangan seperti
guacamole.
- Kenari: Kenari mengandung lemak sehat dan sering digunakan dalam
hidangan penutup, seperti kue atau kacang panggang.
2. Ada beberapa jenis lahan yang biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
pangan, berikut ini adalah beberapa di antaranya:

a. Lahan Sawah: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya padi. Sawah
adalah lahan yang dikelilingi oleh tanggul kecil dan diisi dengan air. Air
ini membantu dalam pertumbuhan padi dan juga membantu dalam
mengendalikan hama dan penyakit.
b. Lahan Kering: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
seperti jagung, kedelai, dan ubi jalar. Lahan kering biasanya tidak
memerlukan banyak air dan lebih cocok untuk tanaman yang tahan
terhadap kekeringan.
c. Lahan Basah: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
seperti sayuran dan buah-buahan. Lahan basah memerlukan banyak air dan
biasanya ditemukan di daerah dengan curah hujan tinggi.
d. Lahan Tegalan: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian. Lahan tegalan biasanya
memiliki tanah yang subur dan cocok untuk berbagai jenis tanaman.
e. Lahan Gambut: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
seperti kelapa sawit dan karet. Lahan gambut memiliki tingkat keasaman
yang tinggi dan memerlukan penanganan khusus untuk memastikan
tanaman dapat tumbuh dengan baik.
f. Lahan Pasir: Lahan ini biasanya digunakan untuk budidaya tanaman
seperti semangka dan melon. Lahan pasir memiliki drainase yang baik dan
cocok untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari.
3. Menurut pendapat saya, perkembangan teknologi budidaya tanaman pangan
terjadi karena beberapa alasan:
a. Peningkatan Produksi dan Efisiensi: Dengan adanya perkembangan
teknologi, petani dapat menggunakan metode dan alat yang lebih canggih
untuk meningkatkan produksi tanaman pangan. Contohnya, penggunaan
pupuk dan pestisida yang lebih efektif, penggunaan irigasi yang lebih
efisien, dan penggunaan varietas tanaman yang lebih unggul. Teknologi
ini membantu petani untuk menghasilkan lebih banyak tanaman pangan
dengan biaya dan waktu yang lebih efisien.
b. Penanggulangan Masalah Lingkungan: Teknologi budidaya tanaman
pangan juga berkembang untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti
pengurangan penggunaan pestisida berbahaya dan penggunaan air yang
lebih efisien. Misalnya, teknik pertanian organik dan penggunaan sistem
irigasi tetes dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
c. Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan: Dalam upaya memenuhi
permintaan akan pangan yang berkualitas dan aman, teknologi budidaya
tanaman pangan terus berkembang untuk meningkatkan kualitas hasil
panen. Contohnya, penggunaan teknologi pengendalian hama dan penyakit
yang lebih efektif, penggunaan teknologi pemrosesan dan penyimpanan
yang lebih baik, dan pengembangan varietas tanaman yang memiliki
kandungan gizi yang lebih tinggi.
d. Perubahan Iklim dan Ketersediaan Lahan: Perubahan iklim dan
ketersediaan lahan yang semakin terbatas menjadi tantangan dalam
budidaya tanaman pangan. Oleh karena itu, perkembangan teknologi
bertujuan untuk mencari solusi yang dapat mengatasi masalah ini.
Contohnya, penggunaan teknologi hidroponik dan aquaponik yang
memungkinkan tanaman tumbuh tanpa memerlukan lahan yang luas, serta
pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim.

4. Berikut adalah 7 tindakan budidaya tanaman kacang-kacangan yang dapat


dilakukan untuk mencapai produksi maksimum baik secara kuantitas maupun
kualitas yaitu:
a. Pemilihan Varietas yang Unggul: Pilih varietas kacang-kacangan yang
unggul dan sesuai dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pasar.
Varietas yang unggul memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan produksi
yang baik dan memiliki ketahanan terhadap hama, penyakit, dan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan.
b. Persiapan Lahan yang Baik: Lakukan persiapan lahan dengan baik sebelum
menanam kacang-kacangan. Pastikan lahan sudah dibersihkan dari gulma
dan dilakukan perbaikan struktur tanah jika diperlukan. Hal ini akan
membantu tanaman kacang-kacangan untuk tumbuh dengan baik dan
mengoptimalkan penyerapan nutrisi.
c. Pengaturan Pola Tanam: Perhatikan pola tanam yang tepat untuk tanaman
kacang-kacangan. Misalnya, jarak tanam yang sesuai dan pola tanam yang
memungkinkan sinar matahari merata ke seluruh tanaman. Pola tanam yang
baik juga membantu dalam pengendalian hama dan penyakit serta
memaksimalkan penggunaan sumber daya seperti air dan nutrisi.
d. Penggunaan Pupuk yang Tepat: Berikan pupuk yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman kacang-kacangan. Pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium
(NPK) merupakan nutrisi utama yang diperlukan oleh tanaman kacang-
kacangan. Pastikan penggunaan pupuk dilakukan secara proporsional dan
sesuai dengan petunjuk dosis yang dianjurkan.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit: Lakukan pengendalian hama dan
penyakit secara teratur untuk menjaga kesehatan tanaman kacang-
kacangan. Gunakan metode pengendalian yang ramah lingkungan, seperti
penggunaan insektisida nabati atau metode pengendalian hayati. Juga
lakukan pemantauan secara rutin untuk mendeteksi adanya serangan hama
atau penyakit sejak dini.
f. Pengaturan Irigasi yang Tepat: Pastikan tanaman kacang-kacangan
mendapatkan pasokan air yang cukup, tetapi tidak berlebihan. Irigasi yang
tepat dapat membantu tanaman tumbuh dengan baik dan menghindari
masalah akibat kelebihan atau kekurangan air, seperti pembusukan akar
atau kekeringan.
g. Panen dan Penanganan Pasca Panen yang Baik: Lakukan panen pada waktu
yang tepat sesuai dengan tahap kematangan tanaman kacang-kacangan.
Pastikan panen dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan
pada biji. Setelah panen, lakukan penanganan pasca panen yang baik,
seperti pengeringan, penyimpanan yang tepat, dan perlakuan untuk
mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penyakit.

5. Berikut adalah perbedaan mendasar dalam teknik budidaya kedelai, kacang


tanah dan kacang panjang:

a. Kedelai:
- Kedelai merupakan tanaman legum yang tumbuh dengan baik di daerah
dengan musim panas yang panjang dan hangat.
- Kedelai biasanya ditanam di lahan kering atau sawah yang memiliki
pasokan air yang cukup.
- Kedelai memiliki sistem akar yang dalam dan kuat, sehingga mampu
menyerap nutrisi dengan baik dari dalam tanah.
- Kedelai biasanya ditanam dengan menggunakan metode penanaman
langsung atau metode tanam langsung, di mana biji kedelai ditanam
langsung ke dalam tanah tanpa perlu melalui proses penyemaian terlebih
dahulu.
-Kedelai membutuhkan sinar matahari yang cukup, sehingga ditanam di
tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung.

b. Kacang Tanah:
- Kacang tanah merupakan tanaman legum yang tumbuh dengan baik di
daerah yang memiliki musim panas yang panjang dan hangat.
- Kacang tanah biasanya ditanam di lahan kering dengan pasokan air yang
cukup.
- Kacang tanah memiliki sistem akar dangkal dan membutuhkan tanah yang
gembur dan mudah drainasenya.
- Kacang tanah umumnya ditanam dengan menggunakan metode penanaman
langsung, di mana biji kacang tanah ditanam langsung ke dalam tanah
tanpa perlu melalui proses penyemaian terlebih dahulu.
- Kacang tanah juga membutuhkan sinar matahari yang cukup, sehingga
ditanam di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung.
c. Kacang Panjang:
- Kacang panjang merupakan tanaman sayuran yang tumbuh dengan baik di
daerah dengan iklim tropis atau subtropis.
- Kacang panjang biasanya ditanam di lahan yang lembab dan memiliki
pasokan air yang cukup.
- Kacang panjang memiliki sistem akar dangkal dan membutuhkan tanah
yang gembur dan subur.
- Kacang panjang umumnya ditanam dengan menggunakan metode
penanaman langsung, di mana biji kacang panjang ditanam langsung ke
dalam tanah tanpa perlu melalui proses penyemaian terlebih dahulu.
- Kacang panjang membutuhkan sinar matahari yang cukup, tetapi juga
dapat tumbuh dengan baik di tempat yang sedikit teduh.
Perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi persyaratan tumbuh,
metode penanaman, dan pengelolaan yang harus dilakukan pada budidaya
kedelai, kacang tanah dan kacang panjang. Dengan memahami perbedaan
ini, petani dapat mengoptimalkan budidaya tanaman tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan setempat.

6. Pengolahan tanah dan pengaturan jarak tanam memiliki peranan penting dalam
budidaya tanaman legum, seperti kedelai, kacang tanah, dan kacang panjang.
Berikut adalah penjelasan mengenai peranan keduanya:
a. Pengolahan Tanah:
Pengolahan tanah meliputi serangkaian tindakan untuk mempersiapkan
lahan sebelum penanaman tanaman legum. Tujuan pengolahan tanah adalah
untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman.Pengolahan tanah membantu dalam meratakan
permukaan tanah, memecah gumpalan tanah, dan menghilangkan gulma
serta sisa-sisa tanaman sebelumnya. Hal ini membantu tanaman legum untuk
mendapatkan akses yang lebih baik terhadap air, udara, dan nutrisi dalam
tanah. Pengolahan tanah juga membantu meningkatkan struktur tanah,
drainase dan retensi air. Tanah yang baik dalam struktur dan drainase akan
memungkinkan akar tanaman legum untuk tumbuh dengan baik dan
mengakses nutrisi serta air yang dibutuhkan.

b. Pengaturan Jarak Tanam:


Pengaturan jarak tanam adalah tindakan menentukan jarak antara
tanaman legum yang ditanam satu dengan yang lainnya. Jarak tanam yang
tepat penting untuk memberikan ruang yang cukup bagi setiap tanaman
untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Jarak tanam yang tepat juga
mempengaruhi ketersediaan sinar matahari, sirkulasi udara, dan aksesnya
terhadap air dan nutrisi. Jarak yang terlalu rapat dapat menyebabkan
persaingan antar tanaman untuk sumber daya tersebut, sedangkan jarak yang
terlalu lebar dapat membuang-buang ruang yang dapat dimanfaatkan untuk
penanaman tanaman lain atau mempengaruhi efisiensi pemanfaatan lahan.
Pengaturan jarak tanam yang tepat juga berperan dalam
pengendalian hama dan penyakit. Jarak yang cukup antar tanaman dapat
membantu mengurangi penyebaran penyakit dan memudahkan akses untuk
pengendalian hama. Dengan pengolahan tanah yang baik, tanah menjadi
lebih subur dan kondusif bagi pertumbuhan tanaman legum. Sedangkan
pengaturan jarak tanam yang tepat membantu dalam memaksimalkan
penggunaan ruang dan sumber daya, serta mempengaruhi kesehatan dan
produktivitas tanaman legum. Keduanya merupakan faktor penting dalam
mencapai hasil panen yang optimal dalam budidaya tanaman legum.

7. Untuk menentukan populasi tanaman dalam luasan tertentu, terdapat beberapa


pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain yaitu:
a. Kebutuhan Ruang Tanam: Pertimbangkan kebutuhan ruang yang
dibutuhkan oleh setiap tanaman. Setiap tanaman memiliki kebutuhan
ruang yang berbeda-beda, seperti jarak tanam antar tanaman dan ruang
untuk pertumbuhan optimal tanaman. Pastikan tanaman memiliki ruang
yang cukup untuk mengembangkan sistem akar dan daun dengan baik.
b. Ketersediaan Sumber Daya: Pertimbangkan ketersediaan sumber daya
yang ada, seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari. Jumlah tanaman yang
dapat ditanam dalam luasan tertentu harus disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya tersebut. Pastikan setiap tanaman mendapatkan
pasokan yang cukup untuk tumbuh dengan baik.
c. Kebutuhan Penyinaran: Pertimbangkan kebutuhan tanaman akan cahaya
matahari. Tanaman yang membutuhkan cahaya matahari yang intens
biasanya perlu ditanam dengan jarak yang lebih luas agar tidak saling
menutupi dan menghalangi akses cahaya matahari.
d. Kebutuhan Udara dan Ventilasi: Pastikan tanaman memiliki ruang yang
cukup untuk sirkulasi udara yang baik. Jarak antar tanaman yang cukup
akan membantu menghindari penumpukan kelembaban dan penyakit yang
disebabkan oleh kondisi lembab.
e. Tujuan dan Hasil yang Diinginkan: Pertimbangkan tujuan dan hasil yang
ingin dicapai dari budidaya tanaman tersebut. Jika tujuan utama adalah
mendapatkan hasil panen yang besar, maka populasi tanaman per luasan
akan lebih padat. Namun, jika tujuan utama adalah mendapatkan tanaman
dengan pertumbuhan yang optimal dan kualitas yang baik, maka populasi
tanaman per luasan akan lebih jarang.
f. Praktik Budidaya yang Digunakan: Pertimbangkan praktik budidaya yang
akan digunakan, seperti penggunaan sistem tanam langsung atau sistem
penanaman dengan penyemaian terlebih dahulu. Praktik budidaya yang
digunakan akan mempengaruhi jumlah tanaman yang dapat ditanam dalam
luasan tertentu.
g. Faktor Lingkungan: Pertimbangkan faktor lingkungan seperti iklim, curah
hujan, dan suhu. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
keberhasilan tanaman. Sesuaikan populasi tanaman dengan kondisi
lingkungan yang ada.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, petani dapat menentukan
populasi tanaman yang optimal dalam luasan tertentu. Setiap tanaman
memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan penyesuaian
yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
8. Tanaman kacang-kacangan memang sering menjadi pilihan utama ketika
menerapkan teknik budi tumpangsari dalam budidaya tanaman pangan. Ada
beberapa alasan mengapa kacang-kacangan cocok untuk teknik budi
tumpangsari antara lain yaitu:

a. Fiksasi Nitrogen: Tanaman kacang-kacangan memiliki kemampuan unik


untuk berinteraksi dengan bakteri rhizobia yang hidup di akar mereka.
Melalui proses mutualisme, bakteri ini membantu mengubah nitrogen di
udara menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman. Proses ini
dikenal sebagai fiksasi nitrogen. Dengan adanya fiksasi nitrogen, tanaman
kacang-kacangan dapat menyediakan sumber nitrogen yang cukup untuk
tanaman lain yang ditanam bersama mereka dalam teknik budi
tumpangsari. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk
nitrogen sintetis dan mengurangi biaya produksi.
b. Peningkatan Kesuburan Tanah: Selain memberikan sumber nitrogen,
tanaman kacang-kacangan juga memiliki sistem akar yang kuat dan dalam.
Akar yang kuat ini membantu dalam memecah lapisan tanah yang keras,
meningkatkan drainase, dan meningkatkan sirkulasi udara dalam tanah.
Selain itu, akar kacang-kacangan juga menghasilkan senyawa organik yang
dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi
bagi tanaman lain dalam sistem budi tumpangsari. Dengan demikian,
tanaman kacang-kacangan membantu meningkatkan kesuburan tanah
secara keseluruhan.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit: Tanaman kacang-kacangan juga
memiliki kemampuan untuk mengendalikan hama dan penyakit dalam
sistem budi tumpangsari. Beberapa jenis kacang-kacangan, seperti kacang
tanah, menghasilkan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan hama
dan penyakit tertentu. Selain itu, tanaman kacang-kacangan juga dapat
bertindak sebagai penarik hama, menarik hama dari tanaman lain dan
mengurangi serangan pada tanaman utama dalam sistem budi tumpangsari.
d. Keberlanjutan Sistem Pertanian: Teknik budi tumpangsari dengan tanaman
kacang-kacangan dapat membantu meningkatkan keberlanjutan sistem
pertanian. Dengan mengurangi penggunaan pupuk nitrogen sintetis dan
pestisida kimia, serta meningkatkan kesuburan tanah dan pengendalian
hama alami, sistem budi tumpangsari dengan kacang-kacangan dapat
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menjaga
keberlanjutan sumber daya alam.
Dengan keuntungan-keuntungan tersebut, tanaman kacang-kacangan
menjadi pilihan utama dalam menerapkan teknik budi tumpangsari dalam
budidaya tanaman pangan. Mereka tidak hanya memberikan manfaat bagi
tanaman utama dalam sistem budi tumpangsari, tetapi juga memberikan
manfaat bagi kesuburan tanah dan keberlanjutan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai