Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA BERGOTONG ROYONG

OLEH :
NAMA : YUYUN
STAMBUK : A1H120031
KELAS : A
DOSEN PENGAMPUH : LISNAWATI RUSMIN, S.Pd., M.Sc.

PROGRAM STUDI PG-PAUD


JURUSAN PG-PAUD
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
Pancasila tentang Bergotong Royong dapat diselesaikan dengan baik.
Sehubungan dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima
kasih kepada bapak dosen pembimbing mata kuliah pancasila yang telah
membimbing sehingga makalah yang saya kerjakan mampu saya menyelesaikan
makalah ini dengan baik
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
kepada para pembacanya. Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya
mengarapkan adanya kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah saya.

Kendari, 1 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
D. Manfaat.......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Dan Konsep Gotong Royong....................................................6
1. Devinisi Gotong Royong.........................................................................6
2. Konsep dan Nilai Gotong Royong Dalam Pancasila...............................7
2.1 Konsep Gotong Royong....................................................................7
2.2 Nilai-nilai Dalam Gotong Royong....................................................7
B. Implementasi Gotong Royong Dalam Kehidupan Sehari-Hari.....................8
C. Peran Pemerintah Dalam Mendorong Gotong Royong.................................9
D. Tantangan dan Hambatan Dalam Menerapkan Gotong Royong................10
E. Dampak Positif Gotong Royong Dalam Masyarakat..................................11
BAB III KESIMPULAN......................................................................................13
A. Simpulan ...................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gotong royong merupakan nilai penting yang tercermin dalam ideologi


Pancasila. Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa yang artinya bekerja
bersama atau tolong-menolong. Prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan tercermin dari sikap masyarakat Indonesia
dalam melakukan gotong royong. Nilai gotong royong dalam Pancasila juga
mengandung makna bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar,
saling membantu, dan saling peduli terhadap sesama. Gotong royong merupakan
adat istiadat tolong-menolong yang menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Gotong royong menjadi nilai penting dalam Pancasila karena memiliki
peran yang sangat signifikan dalam membangun dan menjaga kebersamaan serta
keharmonisan masyarakat Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa gotong
royong dianggap penting dalam Pancasila yaitu karena gotong royong mampu
membangun solidaritas sosial. Gotong royong memperkuat ikatan sosial
antarindividu dan kelompok dalam masyarakat. Melalui gotong royong,
masyarakat saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Hal ini menciptakan rasa persatuan, solidaritas, dan kebersamaan yang kuat di
antara anggota masyarakat.
Mewujudkan keadilan sosial gotong royong dalam Pancasila juga berperan
dalam mewujudkan keadilan sosial. Gotong royong memastikan bahwa semua
anggota masyarakat mendapatkan manfaat yang sama dari hasil kerja bersama.
Tidak ada diskriminasi atau perlakuan tidak adil terhadap siapapun. Membangun
kehidupan berdemokrasi gotong royong mencerminkan prinsip kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dalam
konteks ini, gotong royong mengajarkan pentingnya partisipasi aktif dan
kesetaraan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan
bersama.

4
B. Rumusan Masalah

Rumusan pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana cara mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi
dalam menerapkan nilai gotong royong.
2. Bagaimana cara mencari solusi dan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam praktik gotong royong.
3. Bagaimana cara mengenali dampak positif yang dihasilkan dari implementasi
nilai gotong royong dalam masyarakat.

C. Tujuan

Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam
menerapkan nilai gotong royong.
2. Untuk mencari solusi dan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam praktik gotong royong.
3. Untuk menggali dampak positif yang dihasilkan dari implementasi nilai
gotong royong dalam masyarakat.

D. Manfaat

Tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Dapat mendorong terciptanya keadilan sosial dan kesetaraan dalam berbagai
aspek kehidupan.
2. Dapat membentuk karakter individu yang peduli, bertanggung jawab, dan siap
membantu sesama.
3. Dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Konsep Gotong Royong

1. Devinisi Gotong Royong

Gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan berkembang


dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebagai warisan budaya yang
telah eksis secara temurun. Manusia adalah turun temurun makhluk sosial,
saling membutuhkan satu dengan yang lainnya agar mampu bertahan hidup dan
berkembang layaknya manusia. Ketergantungan satu akan yang lainnya
mendorong amnusia untuk melakukan interaksi, interaksi individu dengan
individu, individu dengan masyarakat dan antar berbagai kelompok masyarakat
dalam keadaan saling menumbuh kembangkan cara hidup yang saling bekerja
sama sehingga mampu membentuk suatu masyarakat (Effendi, 2013).
Gotong royong memiliki beberapa karakteristik, seperti melibatkan
semangat kekeluargaan dan relasi empatik, menggerakkan solidaritas
masyarakat dan menciptakan kohesi sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia.
menjadi ruang bagi setiap warga masyarakat untuk terlibat aktif dalam
mengembangkan dialog yang menumbuhkan iklim saling menghormati,
menolong dan berbela rasa (Subagyo, 2012).
Gotong royong mulai muncul dan bermula dari adanya persaudaraan
dalam keluarga, masuk kedalam kelompok-kelompok kecil dan selanjutnya
meluas kemasyarakat indonesia. Gotong royong bukan sesuatu yang muncul
secara tiba-tiba, tetapi merupakan hasil dari peradaban dari perjalanan hidup
bersama suatu kelompok dalam waktu yang lama. Proses ini berlangsung
ribuan tahun sejak adanya suatu kehidupan. berkembang tahap demi tahap
sampai sampai dengan sekarang ini (Ahmad, 2017).
7

2. Konsep dan Nilai Gotong Royong Dalam Pancasila

Konsep Gotong royong juga mencerminkan nilai persatuan dalam


Pancasila. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan bersama, masyarakat dapat
memperkuat ikatan sosial dan membangun persatuan di antara anggota
masyarakat. Nilai gotong royong juga sejalan dengan prinsip kerakyatan dalam
Pancasila. Dalam gotong royong, semua anggota masyarakat memiliki
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama
(Widisuseno, 2014).

Konsep dan nilai gotong royong dalam Pancasila mengandung beberapa


aspek penting yaitu:

1. Konsep Gotong Royong dapat diartikan sebagai kerjasama dan


kebersamaan dalam bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang lebih
besar. Konsep ini mencerminkan sikap saling membantu, tolong-menolong,
dan saling peduli antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.
2. Nilai-nilai dalam Gotong royong dalam Pancasila mencerminkan nilai-nilai
dasar yang menjadi landasan filosofis bangsa Indonesia. Beberapa nilai
yang terkandung n gotong rovona antara lain.
Beberapa nilai yang terkandung dalam gotong royong antara lain:
1. Ketuhanan, yaitu mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
sumber segala kehidupan dan memberikan rasa tanggung jawab sosial
kepada sesama.
2. Kemanusiaan yaitu menghargai martabat dan hak asasi manusia, serta
berupaya menciptakan kehidupan yang adil dan beradab.
3. Persatuan yaitu membangun persatuan dan kesatuan dalam keberagamar
junjung tinggi semangat kebinakaan dan menolak segala bentuk
deskriminasi.
4. Musyawarah: Mengedepankan prinsip demokrasi dalam pengambilan
keputusan, dengan melibatkan partisipasi aktif dan kesetaraan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan Sosial: Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dengan memperhatikan kebutuhan dan hak-hak sosial
ekonomi.

7
B. Implementasi Gotong Royong Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Implementasi nilai gotong royong dalam Pancasila dapat


diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan tempat kerja. Praktik gotong
royong melibatkan kerjasama, saling membantu dan saling peduli terhadap
sesama. Manfaat gotong royong yang signifikan dalam masyarakat, antara lain
memperkuat ikatan sosial, mendorong terciptanya keadilan sosial, membangun
kehidupan berdemokrasi yang inklusif, serta membentuk karakter individu yang
peduli, bertanggung jawab dan siap membantu sesama (Rahman, 2016).
Berikut adalah beberapa contoh implementasi gotong royong dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Lingkungan keluarga gotong royong dalam tugas rumah tangga anggota
keluarga dapat saling membantu dalam melakukan tugas-tugas rumah
tangga, seperti membersihkan rumah, mencuci piring, atau memasak. Hal
ini membagi beban kerja dan menciptakan rasa kebersamaan dalam
keluarga.
2. Lingkungan masyarakat, Gotong royong dalam kegiatan kebersihan
lingkungan, masyarakat dapat bekerja sama dalam membersihkan
lingkungan sekitar, seperti membersihkan saluran air, mengumpulkan
sampah atau merawat taman umum.
3. Lingkungan sekolah, gotong royong dalam kegiatan kebersihan sekolah:
Siswa dan guru dapat bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah, seperti membersihkan kelas, halaman sekolah, atau mengelola
tempat sampah.
4. Lingkungan tempat kerja gotong royong dalam proyek atau tugas tim:
Anggota tim dapat bekerja sama dengan saling mendukung dan membagi
tugas untuk mencapai tujuan bersama.

8
C. Peran Pemerintah Dalam Mendorong Gotong Royong

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong praktik gotong


royong di masyarakat. Dapat memberikan dukungan untuk kegiatan gotong
royong, seperti memberikan bantuan material atau memfasilitasi kegiatan gotong
royong. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam menciptakan iklim sosial yang
memungkinkan masyarakat untuk memecahkan masalah bersama dan
meningkatkan kekompakan sosial (Rosidin, 2016).

Berikut adalah beberapa peran pemerintah dalam mendorong gotong


royong:

1. Kebijakan Publik yang Mendukung Gotong Royong


Membuat kebijakan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
praktik gotong royong, baik melalui program-program sosial, insentif, atau
penghargaan bagi masyarakat yang aktif terlibat dalam kegiatan gotong
royong.

2. Program Sosial untuk Meningkatkan Praktik Gotong


Royong Menyelenggarakan program-program sosial yang mendorong
kolaborasi dan kerjasama antarindividu dan kelompok dalam masyarakat,
seperti program pembersihan lingkungan, bakti sosial, atau program
kesejahteraan sosial.
3. Peran Pendidikan dalam Membentuk Kesadaran Gotong Royong
Memasukkan nilai-nilai gotong royong dalam kurikulum pendidikan, baik
di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi, sehingga
generasi muda dapat tumbuh dengan pemahaman dan kesadaran yang kuat
terhadap praktik gotong royong.
4. Mendorong Kolaborasi antara Pemerintah dan Masyarakat:
Membentuk forum-forum dialog dan konsultasi antara pemerintah dan
masyarakat untuk merumuskan kebijakan dan program-program yang
berhubungan dengan praktik gotong royong.

9
D. Tantangan dan Hambatan Dalam Menerapkan Gotong Royong

Tantangan yang biasa dihadapi dalam gotong royong yaitu kurangnya


kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gotong royong.
Beberapa orang mungkin tidak mengerti manfaatnya atau tidak tertarik untuk
berpartisipasi. Keterbatasan waktu dan sumber daya juga dapat menjadi tantangan
dalam menerapkan gotong royong (Siswoyo, 2013).
Berikut adalah beberapa contoh tantangan dan hambatan dalam
menerapkan gotong royong:

1. Individualisme, masyarakat yang cenderung individualis dapat menjadi


tantangan dalam menerapkan gotong royong. Individualisme
mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama,
sehingga mengurangi motivasi untuk bekerja sama dan saling membantu.
2. Kurangnya Kesadaran, tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran
akan pentingnya praktik gotong royong dalam membangun kebersamaan
dan keadilan sosial. Beberapa individu mungkin tidak memahami nilai-
nilai gotong royong atau tidak menyadari manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Perubahan Sosial, perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, seperti
urbanisasi, modernisasi dan globalisasi, juga dapat menjadi hambatan
dalam menerapkan gotong royong. Perubahan ini sering kali mengubah
pola interaksi sosial dan mengurangi rasa saling ketergantungan antar
individu.
4. Perbedaan Nilai dan Budaya, antangan lainnya adalah adanya perbedaan
nilai dan budaya di dalam masyarakat. Nilai-nilai individualisme,
persaingan, atau egoisme dalam budaya yang berbeda dapat menghambat
praktik gotong royong yang mengedepankan kerjasama dan kebersamaan.
5. Kurangnya Koordinasi dan Organisasi, dalam skala yang lebih besar,
tantangan dalam menerapkan gotong royong adalah kurangnya koordinasi
dan individu untuk mengorganisir kegiatan gotong royong yang efektif
dan berkelanjutan.

10
6. Ketidaktahuan atau Kurangnya Akses Informasi, kurangnya pengetahuan
atau akses terhadap informasi mengenai praktik gotong royong juga dapat
menjadi hambatan. Individu yang tidak memiliki pemahaman yang cukup
tentang gotong royong mungkin tidak tahu bagaimana atau kapan harus
melibatkan diri dalam praktik gotong royong.

E. Dampak Positif Gotong Royong Dalam Masyarakat

Gotong royong memiliki dampak positif yang signifikan dalam


masyarakat. Gotong royong memperkuat ikatan sosial antara anggota masyarakat.
Melalui kolaborasi dan kerjasama dalam kegiatan bersama, masyarakat dapat
merasakan rasa kebersamaan yang kuat dan saling peduli terhadap sesama
(Sulianti & Ani, 2018).

Berikut adalah beberapa dampak positif gotong royong dalam masyarakat:

1. Terwujudnya Kebersamaan dan Persatuan, praktik gotong royong


memperkuat ikatan sosial antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.
Melalui kerjasama dan saling membantu, tercipta rasa kebersamaan dan
persatuan yang kuat, yang menjadi pondasi dalam membangun hubungan
yang harmonis dan solidaritas sosial.
2. Meningkatnya Keadilan Sosial, gotong royong mendorong terciptanya
keadilan sosial dalam masyarakat. Praktik ini memperhatikan kebutuhan
dan hak-hak sosial ekonomi semua anggota masyarakat, sehingga
mengurangi kesenjangan sosial dan memastikan akses yang lebih adil
terhadap sumber daya dan kesempatan.
3. Pembangunan Masyarakat yang Berkelanjutan, gotong royong membantu
mempercepat pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Melalui
kerjasama dalam proyek-proyek pembangunan, seperti pembangunan
infrastruktur, pengembangan ekonomi lokal, atau peningkatan kualitas
lingkungan, masyarakat dapat mencapai tujuan bersama dengan lebih
efektif dan efisien.

11
4. Peningkatan Kualitas Hidup, praktik gotong royong meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Dengan saling membantu, bekerja sama, dan berbagi
sumber daya, masyarakat dapat mengatasi masalah dan tantangan yang
dihadapi secara bersama-sama.
5. Membentuk Karakter Individu yang Peduli dan Bertanggung Jawab:
Gotong royong membantu membentuk karakter individu yang peduli,
bertanggung jawab, dan memiliki rasa empati terhadap sesama.
6. Meningkatkan Rasa Keterlibatan dan Partisipasi Masyarakat, gotong
royong mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Dengan berpartisipasi
dalam gotong royong, masyarakat merasa memiliki tanggung jawab
terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, serta merasa
memiliki peran yang penting dalam menciptakan perubahan positif.

12
BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan

Simpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Cara untuk megidentifikasi hambatan tantangan yang dihadapi dalam gptpng


royong adalah dengan melakukan observasi dan analisis tentang lingkungan
sekitar kemudian melakukan komunikasi dan dialog kepada masyarakat
sehingga meminimalisir adanya hambatan dalam kegiatan.
2. Cara mencari solusi dan strategi dan kesadaran partisipasi adalah dengan
melakukan komunikasi yang efektif untuk menyampaikan informasi tentang
pentingnya gotong royong kepada masyarakat.
3. Cara mengenali dampak positif yang dihasilkan dari implementasi gotong
royong adalah dengan melakukan observasi dan pengamatan perubahan yang
terjadi dalam lingkungan sekitar setelah praktik gotong royong di terapkan.

B. Saran

Diharapkan kepada mahasiswa agar sebaiknya dalam mempelajari lebih


dalam tentang pentingnya gotong royong dan dapat melakukan pengamatan
langsung sehingga lebih memperluas wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Bergotong Royong Di Desa


Batu Timbau Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kutai, Jurnal Sosiologi.
5(4), 246-250.
Effendi. (2013). Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial
Saat Ini, Jurnal Pemikiran Sosiologi, 2(1), 5-25
Rahman, A. (2016). Perubahan Budaya Bergotong Royong Masyarakat Di Desa
Santan Tengah Kecamatan Marangkayu. Jurnal Sosiologi, 4(1), 86-99.
Rosidin. (2016). Role of Local Wisdom in Preserving the Religious Harmony of
Samin Community in Blimbing Blora". International Journal of Latest
Research in Science and Technology. 5(2), 25-30.
Siswoyo, D. (2013). "Philosophy of education in Indonesia: Theory and thoughts
of institutionalized state (PANCASILA)". Journal Asian Social Science,
9(12), 136-140.
Widisuseno. (2014). Azas Filosofis Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara,
Jurnal Humanika, 2(2), 62-66.

Anda mungkin juga menyukai