E - Pendekatan Metodologi - Aknop BKT - SMG - 2017
E - Pendekatan Metodologi - Aknop BKT - SMG - 2017
E
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana cara melaksanakan pekerjaan sehingga diperoleh
suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam koridor waktu
dan pagu anggaran, dilaksanakan dengan cara yang dapat dipertanggung-jawabkan, dan
setiap langkah pekerjaan mempunyai keterkaitan dengan langkah pekerjaan lainnya.
Uraian yang ada mencakup tentang: (a) pendekatan dan metodologi (b) program kerja;
dan (c) organisasi dan personil
Pada butir 12 KAK memberikan ruang lingkup kegiatan (ringkasan) sebagai berikut:
1. Uraian Kegiatan A (Pendahuluan)
Kegiatan pendahuluan ini meliputi inventarisasi, antara lain :
a. Pengumpulan Data Sekunder
Pola/Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Jratunseluna
Penyedia dapat mencari informasi yang bebas untuk menunjang
kegiatan ini.
2. Uraian Kegiatan B (Pekerjaan Pengukuran)
a. Survey Pendahuluan
b. Pemasangan patok HM dan KM
c. Perhitungan Data Ukur
d. Penggambaran
3. Uraian Kegiatan C : Inventarisasi Dan Penilaian kondisi fisik dan kinerja
aset prasarana sungai
a. Survey kondisi eksisting aset prasarana sungai
b. Analisa hidrologi untuk perhitungan kapasitas sungai sesuai dengan
fungsi dan tampungannya.
c. Inventarisasi dan Penilaian Kondisi Fisik disesuaikan dengan form dan tata
cara penilaian yang ada di SE No. 05/SE/D/2016.
4. Uraian Kegiatan D (Perhitungan AKNOP dan Desain Usulan Penanganan
Lokasi Kritis)
AKNOP terdiri dari unsur sebagai berikut :
a. Operasi rutin
b. Operasi berkala
c. Pemeliharaan rutin
d. Pemeliharaan korektif (penyedia jasa juga memberikan konsep desain
usulan penanganan pada lokasi kritis)
e. Pemeliharaan preventif (penyedia jasa juga memberikan konsep desain
usulan penanganan lokasi kritis)
5. Kegiatan E (Penentuan skala prioritas penanganan)
Perhitungan AKNOP dan Desain Penanganan Usulan Penanganan Lokasi Kritis
6. Uraian Kegiatan F (Pelaporan)
Jenis laporan yang harus diserahkan adalah :
a. Rencana Mutu Kontrak
b. Laporan Bulanan (5 x 7 Bulan)
c. Laporan Pendahuluan
d. Laporan Antara
e. Laporan Akhir
f. Laporan Ringkas
g. Laporan Pengukuran
h. Laporan Deskripsi HM dan KM
i. Laporan Hidrologi
j. Laporan Inventarisasi dan Penilaian kondisi fisik dan kinerja aset prasarana
sungai
k. Laporan Skala Prioritas Penanganan
l. Laporan Manual OP
m. Laporan AKNOP
n. Buku Ukur
o. Album Gambar Pengukuran
p. Album Gambar Peta
q. CD dan Hard Disk Eksternal
E.1.2. Metodologi
E.1.2.1. Persiapan
1. Persiapan administrasi dan mobilisasi tim;
2. Perolehan data sekunder (peta-peta referensi, rtrw provinsi/ kabupaten/kota, informasi
sosial-ekonomi, data klimatologi, peraturan daerah, citra satelit dll);
3. Melakukan inventarisasi studi-studi sebelumnya berkaitan dengan Penyusunan
Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai; hasil perencanaan, as build drawing
dll;
4. Penyusunan RMK dan Review Metodologi dan Rencana Kerja atau Rasionalisasi
Pekerjaan (berdasarkan waktu dan RAB Pekerjaan);
Ke-empat peta tersebut mengandung berbagai informasi penting yang sangat diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, dan berasal dari sumber yang terpercaya untuk
dijadikan sebagai referensi.
b. Jenis Data
o Data permanen
o Data kondisional
o Data fluktuatif
Uraian dari rincian kelompok dan jenis data dapat dilihat dari gambar berikut :
Namun, dalam pelaporan nantinya, data akan disajikan dalam bentuk tabulasi sesuai
dengan kelompok dan jenisnya, sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat
pengelolaan lebih lanjut.
Identifikasi
Identifikasi atau pengenalan biasanya dilakukan dari nama yang diberikan pada suatu
obyek tertentu, seperti orang, tempat, nama sungai, nama prasarana, dsb. Namun
seringkali dijumpai satu nama untuk beberapa obyek yang berbeda, seperti pada Sungai
Towari. Identifikasi dilakukan dengan cara memberikan kode atau kodefikasi mengikuti
ketentuan yang telah ditetapkan pada Permen 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai, seperti terlihat pada gambar berikut :
o Dua digit pertama merupakan nomor urut Pulau atau Kepulauan Lokasi Wilayah
Sungai, dalam hal ini :
01: Pulau Sumatera
02: Pulau Jawa
03: Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
04: Pulau Kalimantan
05: Pulau Sulawesi
06: Kepulauan Maluku
07: Pulau Papua
Ke empat kondisi fisik tersebut diatas merupakan kondisi prasarana secara kualitatif.
Untuk keperluan pengelolaan data lebih lanjut, kondisi kualitatif tersebut dapat di
konversikan menjadi kondisi fisik yang bersifat kwantitatif, sehingga secara numerical,
dapat diketahui prioritas pemeliharaan bangunan berdasarkan tingkat kerusakannya.
Ini adalah hasil akhir (OUTCOME) dari kegiatan inventarisasi, identifikasi dan
penelusuran, disamping hasil lain berupa keluaran (OUTPUT) data kondisi bangunan.
Tim walkthrough dilengkapi alat kerja:
1. Peta dan print-out citra satelit untuk memudahkan identifikasi lapangan
2. GPS handheld, untuk navigasi dan marking waypoint
3. Kamera digital resolusi min 10 megapixel
4. Formulir dan lembar kerja Identifikasi
5. Surat Penugasan
b. kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan 10% sampai dengan dibawah 20% dari
kondisi awal pembangunan.
c. kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 20% sampai dengan dibawah 40% dari
kondisi awal pembangunan.
d. kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan lebih dari atau sama dengan 40% dari
kondisi awal pembangunan.
Kondisi sungai diklasifikasikan menjadi beberapa kondisi :
a. sungai yang masih alami dan relatif belum ada aktivitas pembangunan tidak perlu
adanya perawatan.
b. sungai yang daerah sekitarnya sudah ada aktivitas pembangunan , pemeliharaan
dan/atau perbaikannya diprioritaskan pada ruas yang terdapat prasarana yang
mempunyai nilai manfaat tinggi, misalnya jalan raya dan rumah sakit.
c. sungai yang melewati perkotaan, pelaksanaan pemeliharaan dan/atau perbaikan dapat
diklasifikasikan secara khusus dengan mempertimbangkan prasarana yang ada dan
tingkat kepentingannya.
Gambar 6. Theodolit Total Station seri DTM 322 dan Waterpass Leica Joger 24
Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini kerangka dasar
horisontal/posisi horisontal (X,Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran poligon
ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang akan
diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.
a. Pengukuran Jarak
Pada pelaksanaan pekerjaan, pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan
pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita
ukur, sangat bergantung kepada:
Cara pengukuran itu sendiri
Keadaan permukaan tanah
Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan dengan cara
seperti yang digambarkan pada Gambar 5 dibawah ini.
Sudut jurusan sisi-sisi poligon yaitu besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan ditentukan
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
Gambar 7 dan gambar 8, memberikan ilustrasi mengenai cara mengukuru sudut .
(pers. 1)
Dimana:
= sudut mendatar
AX = bacaan skala horisontal ke target kiri
AB = bacaan skala horisontal ke target kanan
Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong biasa dan luar biasa.
Spesifikasi teknis pengukuran poligon adalah sebagai berikut:
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double
stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka
pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.
Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi seperti
diilustrasikan pada Gambar 8.
(pers. 2)
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 14
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
e. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi menggunakan kombinasi pengukuran detik secara radial dari
titik-titik poligon dan section-section memotong dengan jarak antar section 10-20
meter serta section memanjang.
Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai rekord ( kumpulan nilai yang
berdiri sendiri dalam bentuk rekaman sederhana) yang disebut tuple. Semua tuple
dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel selalu
disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat
dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.
Fungsi SIG
SIG dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek dan fenomena yang
posisi geografisnya merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis.
Fungsi SIG adalah untuk meningkatkan kemampuan menganalisis informasi spasial
secara terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Ada tiga tujuan utama
yang diharapkan dari SIG, yaitu:
a. Penyimpanan, manajemen dan integrasi dari data spasial dalam jumlah besar.
b. Mampu dalam menganalisis hal-hal yang berhubungan secara spesifik dengan
komponen data geografis.
c. Mampu mengorganisasikan dan mengatur data dalam jumlah besar, sehingga
informasi tersebut dapat digunakan oleh semua pengguna.
c. Integrasi data
SIG dapat mengkombinasikan variabel pemetaan untuk membuat dan menganalisa
variabel baru. Data-data yang ada setelah melalui proses pengambilan data
diintegrasikan ke dalam sistem tersebut.
d. Membuat struktur data
Struktur data SIG dikelompokkan dalam tiga format data yaitu vektor, raster dan
tabular/textual. SIG memungkinkan terjadinya konversi data dari satu struktur ke
struktur lainnya. Data dalam bentuk image diterjemahkan oleh komputer dalam
bentuk peta dijital yang dapat dibaca dan dimanipulasi secara cepat oleh sistem.
e. Memodelkan data
Memodelkan data merupakan hal yang penting untuk mendapatkan data turunan dan
menggambarkan data untuk tujuan yang berbeda-beda. SIG dapat menghasilkan
peta dengan garis-garis yang mengindikasikan berbagai informasi geografis yang
berbeda sesuai dengan yang diharapkan.
Penilaian kinerja prasarana terdiri dari dua jenis penilaian yaitu penilaian kondisi dan
penilaian fungsi prasarana tersebut. Adapun penilaian yang dilakukan pada prasarana
dilihat berdasarkan karakteristik yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Bangunan Pembagi
Bangunan pembagi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi baik
Bangunan pembagi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
terdapat karakteristik sebagai berikut:
Bangunan pembagi dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak ringan apabila
bangunan pembagi memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bangunan pembagi dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak sedang apabila
bangunan pembagi tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bangunan pembagi yang dikategorikan dalam kondisi dan fungsi rusak berat
dengan karakteristik sebagai berikut:
e. Tidak ada
1. Jalan inspeksi
Jalan inspeksi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi baik
Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik, apabila:
Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan,
apabila:
- Terdapat banyak rumput yang sudah panjang akan tetapi tidak dipotong
Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang,
apabila terjadi pelapukan pada jembatan kayu yang dapat menyebabkan terjadinya
patahan atau jembatan berlobang.
Jalan inspeksi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat,
apabila terjadi pelapukan pada jembatan kayu sehingga menyebabkan jembatan
tersebut sudah tidak dapat berfungsi dan digunakan sebagai sarana
penyeberangan.
e. Tidak ada
Kategori tidak ada dalam penilaian jalan inspeksi adalah tidak dimanfaatkannya lagi
keberadaan dari jalan tersebut dan menggunakan jalan baru dalam proses kegiatan
OP selanjutnya.
2. Kantor OP
a. Kondisi baik
Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik, apabila:
- Kantor OP dalam kondisi fisik yang bagus dan baik tanpa ada kerusakan dan
keretakan bangunan
Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan, apabila:
Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang, apabila
keadaan fisik kantor OP sudah memerlukan perbaikan seperti memperbaiki atap
yang bocor, pengecatan bangunan kantor, dan melakukan semen ulang pada
bagian kantor yang retak.
Kantor OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat, apabila
keadaan fisik dari kantor sudah tidak layak huni misalnya kebocoran atap rumah,
keretakan tembok bangunan, dan sarana lainnya membutuhkan pembangunan
atau renovasi ulang.
e. Tidak ada
Kategori tidak ada dalam penilaian kantor OP adalah tidak tersedianya atau tidak
ada kantor OP yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP.
3. Rumah Operator
Rumah operator dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi baik
Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik,
apabila:
- Kondisi rumah yang disediakan sesuai dengan fungsi sebagai tempat tinggal
dan layak huni
- Tersedia sarana dan prasarana kebutuhan primer seperti kamar, kamar mandi,
listrik, dan air untuk kebutuhan sehari-hari
Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak ringan,
apabila:
Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak sedang,
apabila keadaan fisik rumah operator memerlukan perbaikan seperti memperbaiki
atap yang bocor, pengecatan bangunan, dan melakukan semen ulang pada bagian
yang retak.
Rumah operator yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi rusak berat,
apabila keadaan fisik dari rumah operator sudah tidak layak huni misalnya
kebocoran atap rumah, keretakan tembok bangunan, dan sarana lainnya
membutuhkan pembangunan atau renovasi ulang.
e. Tidak ada
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 20
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
Kategori tidak ada dalam penilaian rumah operator adalah tidak tersedianya atau
tidak ada rumah operator yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP.
1. Alat Transportasi
Alat transportasi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi baik
Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
alat transportasi tersedia dan kondisi kendaraan yang digunakan sebagai alat
transportasi dalam keadaan yang baik dan siap digunakan kapan saja sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan OP
Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
ringan apabila terjadi kerusakan cat pada kendaraan akibat tidak dirawat
sebagaimana mestinya
Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
sedang apabila fungsi dari alat transportasi tersebut memerlukan penggantian oli,
kabel speedometer, dan pemberian pelumasan
Alat transportasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat
apabila fungsi dari alat transportasi tersebut memerlukan penggantian spare part.
e. Tidak ada
Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat transportasi yaitu tidak tersedianya
atau tidak ada alat transportasi yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP
2. Alat Komunikasi
Alat komunikasi dinilai atau dievaluasi berdasarkan karakteristik di bawah ini, yaitu:
a. Kondisi baik
Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika
alat komunikasi tersebut berfungsi dengan baik dalam menjalankan komunikasi
antara operator pelaksana kegiatan OP dengan instansi terkait
Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
ringan apabila fungsi dari alat komunikasi yang disediakan kurang berfungsi secara
maksimal
Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak
sedang apabila fungsi dari alat komunikasi yang disediakan tersebut tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya akibat kondisi baterai yang sudah mulai tidak
optimal dan dibutuhkan servis agar dapat berfungsi secara normal kembali
Alat komunikasi yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat
apabila fungsi dari alat komunikasi tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan harus diganti dengan menggunakan alat komunikasi yang baru
e. Tidak ada
Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat komunikasi yaitu tidak tersedianya
atau tidak ada alat komunikasi yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP
3. Alat OP
a. Kondisi baik
Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang baik jika terdapat
karakteristik sebagai berikut:
Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak ringan jika
terdapat karakteristik sebagai berikut:
Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak sedang
memiliki karakteristik yaitu peralatan tersebut sudah memperlihatkan kondisi fisik
yang karatan dan dalam menjalankan fungsinya sebagai peralatan bantuan
kegiatan pelaksanaan OP tidak bekerja secara optimal
Alat OP yang termasuk dalam kategori kondisi dan fungsi yang rusak berat memiliki
karakteristik yaitu peralatan tersebut sudah memperlihatkan kondisi fisik yang
karatan dan dalam menjalankan fungsinya sebagai peralatan bantuan kegiatan
pelaksanaan OP tidak bekerja secara optimal dan dibutuhkan penggantian alat OP
yang baru
e. Tidak ada
Kategori tidak ada dalam penilaian sarana alat OP yaitu tidak tersedianya atau
tidak ada alat OP yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan OP
Berdasarkan Permen PUPR No. 12 Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
disebutkan bahwa untuk menilai suatu kinerja operasi dan pemeliharaan, maka hal-hal
yang harus diperhatikan ialah menyangkut kinerja prasarana fisik, kinerja dari
produktivitas, kinerja sarana penunjang, kinerja organisasi personalia, kelengkapan
dokumentasi. Bobot penilaian yang diberikan pada hasil penilaian kinerja mengacu pada
bobot penilaian yang terdapat pada irigasi permukaan. Bobot penilaian indeks kinerja
disajikan pada tabel E-1 berikut.
Berdasarkan bobot penilaian yang telah ditetapkan di atas, maka disusun indikator untuk
setiap komponennya. Adapun indikator kinerja merupakan suatu variabel kuantitatif dan
kualitatif yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan mengenai tingkat perubahan
kinerja prasarana serta komponen indeks penilaian kinerja lainnya. Yang dimaksud dengan
indikator disini adalah indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan bangunan
merealisasikan fungsi dan tujuan sesuai dengan tingkat layanan yang telah direncanakan.
Selanjutnya, Nilai Indeks Kinerja adalah jumlah dari nilai masing-masing komponen.
Berdasarkan Permen PUPR No. 12 Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, indeks kinerja dinyatakan sebagai berikut:
70 – 79 : Kinerja baik
a. Pemeliharaan rutin
b. Pemeliharaan berkala
c. Perbaikan darurat
Kriteria dari deskripsi kegiatan mengenai ketiga kategori pemeliharaan tersebut diuraikan
di dalam tabel berikut.
menyempurnakan penggantian
ketidakefektifan kinerja
bangunan
3. Melakukan penggantian untuk
menanggulangi kerusakan
bangunan yang bersifat
mendadak
Darurat Kegiatan memperbaiki atau 1. Rehabilitasi
membangun kembali bangunan 2. Pembangunan kembali
yang nilai kinerjanya kurang dari (asset renewal)
50% atau sudah hancur (tanpa 3. Restorasi bangunan
melampaui fungsi atau desain
kinerja semula)
Dari ketiga kategori tersebut, AKNOP hanya memasukkan kategori pemeliharaan rutin
saja. Sedangkan untuk pemeliharaan berkala dan darurat harus diajukan secara khusus
disertai dengan nota desain, spesifikasi teknik, dan rencana anggaran biaya tertentu
sesuai dengan kerusakan.
Lingkup kegiatan Operasi yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 2 (dua)
kegiatan yaitu:
1. Pembuatan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, Rencana Tata Tanam Tahunan.
E.4.1.1. Pembuatan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, Rencana Tata Tanam
Tahunan
Pekerjaan pembuatan rencana pembagian dan pemberian air, rencana tata tanam tahunan
yang diperkirakan akan menimbulkan biaya sebagai berikut:
Potensi biaya yang dibutuhkan dari kegiatan pengumpulan data ini adalah biaya
operasi pengamat yang bergantung pada jumlah pos pengamatan yang ada.
Bentuk kegiatan ini berupa rapat bersama antara anggota Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air (TKPSDA). Rapat dilaksanakan paling banyak 5 kali untuk peng-
kajian dan 1 kali rapat besar untuk penetapan Rencana Tata Air. Paket rapat
dilaksanakan pada awal musim hujan atau awal bulan Oktober.
Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan operasi yang diperkirakan menimbulkan biaya
sebagai berikut:
Inspeksi rutin merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh juru di wilayah
kerjanya, untuk mengetahui bagian dan prasarana yang memerlukan perbaikan, sekaligus
menaksir kebutuhan tindakan pemeliharaan yang tepat (rutin atau berkala).
Monitoring dan evaluasi rutin tertulis sebagai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam
Pedoman OP. Monitoring dan evaluasi rutin dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada
minggu I (pertama) awal bulan.
Baris Operasi Kolom Sarana dan Prasarana menyebutkan bahwa lingkup kegiatan Operasi
untuk Prasarana yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 2 (dua) kegiatan yaitu:
Berdasarkan Pedoman Tata Cara Operasi untuk jenis prasarana utama yang dioperasikan
dibedakan sebagai berikut:
Komponen biaya yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengoperasian prasarana utama
yaitu upah operator, jumlah prasarana, jam operasi, barang habis pakai, bahan bakar dan
oli.
Berdasarkan Pedoman Tata Cara Operasi untuk jenis prasarana pelengkap yang
dioperasikan meliputi:
1. Alat transportasi
2. Alat Komunikasi
3. Peralatan OP
Lingkup kegiatan Pemeliharaan yang diperkirakan menimbulkan biaya terdiri dari 4 (empat)
kegiatan yaitu:
1. Inventarisasi Kondisi.
1. Pemetaan.
Melakukan pencatatan kode disetiap titik terbangun guna melakukan pendataan data,
pencatatan kode dan titik dilakukan untuk lokasi yang masih berfungsi dan tidak
berfungsi
Pencatatan kondisi sarana dan prasarana dalam bentuk melakukan analisa terhadap
kondisi dan fungsi dari prasaran adan sarana tersebut.
Hasil monitoring direkap kemudian di laporkan untuk dievaluasi dan dilaksanakan kegiatan
pemeliharaan yang tepat sesuai kondisi prasarana. Laporan tersebut kemudian akan
menghasilkan usulan kepada dinas terkait jika diperlukan pemeliharaan berkala atau
perbaikan darurat yang memerlukan pengajuan khusus untuk perolehan biaya.
Kegiatan pemantauan rutin merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh juru
di wilayah kerjanya, untuk mengetahui bagian prasarana yang memerlukan perbaikan,
sekaligus menaksir kebutuhan tindakan pemeliharaan yang tepat (rutin atau berkala).
Monitoring dan evaluasi rutin tertulis sebagai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam
Pedoman OP. Monitoring dan evaluasi rutin dilakukan minimal 1 (satu) bulan sekali pada
minggu I (pertama) awal bulan.
Pemeliharaan Rutin alat O&P yaitu membersihkan peralatan dan perkakas dari
debu atau karat setiap harinya.
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai E - 30
PT. BARUNADRI ENGINEERING CONSULTANT
Mulai
Persiapan
Persiapan administrasi dan Mobilisasi personil dan Studi terdahulu dan modul /
teknis peralatan pedoman teknis
ya ya ya
Penyusunan RMK
Periksa
ya
Periksa
ya
Penyusunan Laporan
Pendahuluan AKNOP
Laporan Pendahuluan
tidak AKNOP s i ap
Periksa
ya
Survey lapangan
Ha s il i nventarisasi
tidak deta il infrastruktur
JIAT s i ap
Periksa
ya
Periksa
ya
Periksa Periksa
ya ya
Periksa
ya
Periksa
ya
Selesai
Perencanaan yang matang sebelum melaksanakan suatu proyek baru satu bagian dari
keberhasilan suatu proyek. Hal lain yang juga merupakan hal yang menunjang
keberhasilan proyek adalah adanya monitoring dan control. Berdasarkan Project
Management PMBOK®, siklus proyek harus mengikuti siklus seperti pada gambar 10.
Proyek merupakan sebuah usaha sementara yang dilakukan untuk menciptakan suatu
produk, jasa ataupun hasil yang unik. Sifat sementara dari proyek berarti suatu proyek
memiliki awal waktu dan akhir waktu yang pasti.
Setiap proyek menciptakan produk, jasa ataupun hasil yang unik. Hasil dari proyek bisa
berbentuk nyata maupun tidak. Walaupun ada elemen yang sama terus dihadirkan dalam
suatu proyek yang sedang dikerjakan, perulangan elemen yang sama tersebut tak akan
mengubah pengertian dasar dari proyek tersebut, yaitu karakteristik unik dari pekerjaan
proyek.
Tahapan siklus manajemen proyek seperti gambar tersebut akan dilaksanakan konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP
Sungai. Sehingga pekerjaan akan selesai tepat waktu, tepat mutu, tepat guna dan tepat
lingkup.
Secara pentahapan, pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP
Sungai akan dilaksanakan seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Program Kerja Konsultan
Jangka
Tahapan Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pengerjaan
1 Pendahuluan 1. Persiapan 2–4 Minggu
a. Administrasi dan Teknis
b. Mobilisasi Personil dan Peralatan
c. Studi Terdahulu dan Modul/
Pedoman Teknis.
2. Penyusunan RMK
2 Pengukuran 1. Survey Awal/Pendahuluan dan 3.5 Bulan
Pengumpulan Data
a. Inventarisasi Awal
b. Pengumpulan dan Analisis Data
Sekunder.
2. Pemasangan patok HM dan KM
3. Pengukuran Teknis Sungai
a. Perhitungan Data Ukur
b. Penggambaran
3 Inventarisasi dan a. Survey kondisi eksisting asset 3,5 Bulan
Penilaian Kondisi prasarana sunga
Fisik dan Kinerja b. Analisa Hidrologi
Aset Prasarana c. Inventarisasi dan penilaian kondisi fisik
4 Perhitungan 1. Analisa Data Hasil Survey 2 bulan
Aknop dan Desain 2. Pembutaan Peta Jaringan Sungai 2 bulan
Usulan 3. Analisa hasil inventarisasi dan 2 bulan
Penanganan penilaian kondisi fisik
Lokasi Kritis. 4. Ploting Gambar 2 bulan
5. Penyusunan Manual OP 2 bulan
6. Penyusunan RAB AKNOP 2 bulan
5 Penentuan Skala 1. Penentuan Skala Prioritas 1 bulan
Prioritas
6 Pelaporan 1. Dokumen RMK 1 bulan
2. Laporan Bulanan 1 bulan
3. Laporan Pendahuluan 1 bulan
4. Laporan Antara 1 bulan
5. Laporan Akhir Sementara 1 bulan
6. Laporan Akhir 1 bulan
7. Laporan Ringkas 1 bulan
8. Laporan Pengukuran 1 bulan
9. Laporan Deskripsi HM dan KM 1 bulan
10. Laporan Hidrologi 1 bulan
11. Laporan Inventarisasi dan Penilaian 1 bulan
kondisi fisik dan kinerja asset 1 bulan
prasarana sungai.
12. Laporan Skala Prioritas Penanganan 1 bulan
13. Laporan Manual OP 1 bulan
14. Laporan AKNOP 1 bulan
Pekerjaan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai ini memerlukan
Tenaga Ahli yang terdiri dari, Ahli SDA, Ahli Persungaian, Ahli OP, Ahli Hidrologi, Ahli
Geodesi, Ahli Struktur Bangunan Air dan Ahli Cost Estimate yang langsung berada di
bawah Team Leader (Ahli SDA). Team Leader akan melaporkan dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pengguna jasa.
Dalam melakukan kegiatan, personil tenaga ahli ini dibantu oleh tenaga penunjang yang
terdiri atas:
Administrasi / Keuangan
Operator Komputer,
Chief Surveyor,
Surveyor/Juru Ukur,
CAD Operator / Juru Gambar,
Tenaga Lokal,
Tenaga Office Boy,
a. Mengkoordinir dan ikut dalam seluruh tahapan kegiatan pekerjaan Tim Konsultan
serta memeriksa hasil pekerjaan.
b. Mengadakan koordinasi dengan Pengguna Jasa dan instansi lain yang terkait
dalam menunjang kelancaran pekerjaan.
c. Menyusun jadwal waktu kerja actual para tenaga ahli dalam pelaksanaan
pekerjaan.
d. Bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan dan laporan yang disajikan
kepada Pengguna Jasa.
e. Mengadakan koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Instansi Lain yang terkait
dalam menunjang kelancaran pekerjaan.
Lulusan Sarjana Teknik Sipil Strata-1 (S1) dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun
mempunyai pengalaman dalam bidang cost estimate, yang meliputi pengumpulan data
harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa hargasatuan pekerjaan, membuat
perhitungan kuantitas pekerjaan,membuat perkiraan biaya pekerjaan, serta mempunyai
sertifikasi keahlian.
Beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Cost Estimate ini adalah sebagai berikut:
a. Koordinator Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ) dan Rancangan Anggaran
Biaya (Cost Estimate)
b. Membuat harga satuan dan upah, membuat analisa harga satuan pekerjaan,
perhitungan kuaantitas pekerjaan, perkiraan biaya pekerjaan.
c. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan Tenaga Ahli lainnya.
d. Bertanggung jawab kepada Team Leader.
Hubungan antara tim pelaksana konsultan dengan pihak pengguna jasa, secara struktur
disajikan pada gambar 11.
T
Ahli Persungaian e
Ahli Persungaian
n
Ahli Operasi dan a
Ahli Operasi dan g
Pemeliharaan
Pemeliharaan
a
Ahli Hidrologi P
Ahli Hidrologi e
n
Ahli Geodesi
Ahli Geodesi d
uk
Ahli Struktur u
Ahli Struktur n
Bangunan Air
Bangunan Air
g
Ahli Cost Estimate
Ahli Cost Estimate