WORKING MEMORY
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MAULIDYA KHAIRIYAH
121301026
FAKULTAS PSIKOLOGI
2017
ABSTRAK
1
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Departemen Psikoloogi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara
ii
ABSTRACT
This study aims to know about the effect of use of mind mapping to
working memory. This study was followed by 48 Junior High School students
which obtained through accidental sampling. The participants were divided into
two groups, experimental group and control group by using random assignment.
The experimental group received training mind mapping for 3 days and use it for 7
days, while the control group was not given any treatment. Measuring instrument
used in this study is the Stroop Test given before and after treatment. The results of
the analysis of data obtained from the test of independent sample t-test shows that
there are differences in working memory scores were significant between
experimental group and control group, that is to say there are significant effect of
use of mind mapping to working memory. Mind mapping gives medium effect on
working memory.
1
Student of Faculty of Psychology, University of North Sumatera
2
Lecturer of Department of General and Experimentl Psychology, University of North Sumatera
iii
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta bantuan untuk
Sumatera Utara. Bapak Eka Danta Jaya Ginting, MA, psikolog selaku Wakil
Dekan I, bapak Ferry Novliadi, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan ibu Rika
Eliana, M.Psi, psikolog selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara.
2. Kak Dina Nazriani, M.A sebagai dosen pembimbing yang telah dengan sabar
untuk menyelesaikan penelitian ini, terima kasih banyak atas perhatian dan
3. Dosen pembimbing akademik, Ibu Elvi Andriani Yusuf M.Psi, psikolog, yang
4. Para dosen di Departemen Psikologi Umun dan Eksperimen (Umeks) Ibu Etty
R., M.Si, Ibu Ika S.D., S.Psi, psikolog, Kak Rahmi P.R, M.Psi, dan Kak Amalia
Meutia, S.Psi., M.Psi. yang senantiasa memberikan masukan dan berbagai ilmu
iv
Umeks;
5. Ibu Sri Supriyantini, S.Psi., M.Si. sebagai dosen penguji II yang telah
6. Kepala sekolah SMP Islam Terpadu, Buya Drs. Parlindungan Pane yang telah
tersebut;
7. Kepala sekolah SMA Islam Terpadu, Buya H.Abd. Wahab Sya’roni yang telah
penelitian;
8. Umi Nana Zunainah Siahaan, S.Pd beserta guru-guru SMP Islam Terpadu dan
SMA Islam Terpadu yang telah ikut serta memudahkan peneliti ketika
melakukan eksperimen.
9. Papa, mama, abang dan kakak ipar tercinta yang telah memberi dorongan moral
dan material kepada peneliti, terima kasih untuk tetap gagah walau lelah, terima
kasih juga untuk selalu sabar menunggu kelulusan peneliti, terima kasih untuk
10. Dika Lestari, teman seperjuangan yang selalu bersama peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini yang bahkan sidang kami dilakukan pada hari yang
11. Rapidah Marpaung, S.Psi., Aan, Evri, Gesty, Indah, Ira, Ridwan, Iqbal, Putri
dan para eksperimenter lainnya yang telah dengan senang hati membantu
13. Lucy G.H., S.Psi, Yosephine A.Y.S, S.Psi dan teman-teman seperjuangan lain
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti dengan lapang hati menerima setiap
kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki dan memperluas
pikiran dan wawasan penelitin agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, peneliti berserah diri seraya berdo’a semoga Allah SWT senantiasa
Peneliti,
Maulidya Khairiyah
NIM: 121301026
vi
ABSTRAK ...........................................................................................................ii
B. Working Memory.......................................................................................12
C. Lupa ..........................................................................................................17
D. Mind Mapping ...........................................................................................18
E. Pengaruh Penggunaan Mind Mapping Terhadap Working Memory .........21
F. Hipotesis....................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................24
A. Jenis Penelitian..........................................................................................24
vii
B. Pembahasan ...............................................................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................54
A. Kesimpulan ...............................................................................................54
B. Saran..........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................56
viii
Tabel 1. Proporsi Jumlah Subjek Penelitian pada Pretest dan Posttest antara
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.....................................42
Tabel 2. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ..................43
Tabel 3. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol .........................43
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas ...............................................................................44
ix
LAMPIRAN ........................................................................................................ 57
Lampiran 1. Modul Eksperimen ......................................................................... 58
Lampiran 2. Slides Pelatihan Mind Mapping ...................................................... 85
Lampiran 3. Alat Ukur: Stroop Test.................................................................... 93
BAB I
PENDAHULUAN
sepanjang waktu (Plotnik, 2005). Memori merupakan salah satu bagian penting
dalam hidup kita. Herrmann (2001) mengemukakan bahwa jika kita memiliki
memori yang lemah, maka akan berpengaruh buruk pada hidup kita. Misalnya,
seseorang yang lupa mencabut kunci sepeda bermotornya di parkiran, orang jahat
yang melihat hal ini akan memanfaatkannya untuk mencuri sepeda motor tersebut
dengan mudahnya.
Hal di atas sejalan dengan hasil survei peneliti terhadap pendapat 58 orang
remaja mengenai pentingnya memori dalam proses belajar. Hasil survei tersebut
remaja mengatakan bahwa memori penting dalam proses belajar untuk mengingat
oleh guru, 18.97% remaja mengatakan bahwa memori penting dalam proses
belajar sebagai jaminan kesuksesan mereka di masa depan, dan 3.45% remaja
mengatakan bahwa memori penting dalam proses belajar namun tidak disertai
dengan alasan yang jelas. Dengan kata lain, memori berperan penting ketika
gunakan dalam menyimpan informasi, yaitu sensory memory, short term memory
dan long term memory. sensory memory menyimpan informasi hanya dalam
beberapa detik saja, short term memory yang menyimpan informasi dalam jangka
waktu sekitar 30 detik, sedangkan long term memory dapat menyimpan informasi
2008).
lalu akan diproses pada short term memory melalui proses kontrol yang berupa
proses pengulangan dan pengkodean informasi, dan jika proses kontrol dilakukan
dengan baik, maka informasi akan masuk ke dalam long term memory yang
kita untuk belajar dengan baik (Wade, 2008). Hal ini dikarenakan long term
yang selalu berperan aktif, yaitu working memory. Working memory merupakan
suatu bentuk memori yang sangat diperlukan pada setiap hal yang dipelajari,
berinteraksi dengan long term memory, dan menyimpan dan memproses informasi
usia 4 sampai 16 tahun, dengan peningkatan yang lebih bertahap setelah usia 8
tahun (Gathercole, 1999; Dehn, 2011). Usia tersebut merupakan usia normal di
tingkat pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Nasional dan Menteri Agama Nomor 2/VII/PB/2014 Nomor 7 Tahun 2014 usia
untuk masuk Sekolah Dasar adalah 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun dan 5 tahun
atas rekomendasi dari psikolog, usia untuk masuk Sekolah Menengah Pertama
adalah maksimal 18 tahun dan telah lulus dari Sekolah Dasar atau sederajat.
Usia awal memasuki masa remaja adalah usia 11 atau 12 yang normalnya
merupakan usia pada tingkat pendidikan SMP. Masa remaja merupakan masa
peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang disebut sebagai storm
and stress (badai dan stres) yang membawa perubahan besar dalam ranah
sistem hormon di dalam tubuh yang dapat menyebabkan mood swings pada
merupakan salah satu tugas dari working memory (Dehn, 2011). Sejalan dengan
itu, Luethi, dkk (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh stress terhadap
yang paling dekat dengan fenomena sehari-hari remaja, yaitu kepala sekolah SMP
yang juga tempat para guru mengadu mengenai siswanya. Peneliti melakukan
perbincangan terhadap tiga kepala sekolah dari sekolah yang berbeda, kesimpulan
yang dapat peneliti ambil dari perbincangan tersebut adalah sama, yaitu sebagian
besar memori remaja dalam mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan
guru kurang. Sama halnya dengan hasil perbincangan ringan yang peneliti
lakukan terhadap salah seorang guru Bimbingan Konseling SMP yang telah
mengabdi selama 17 tahun di salah satu SMP yang ada di Medan, beliau berkata
bahwa daya ingat (memori) remaja menurun dari masa ke masa. Beliau juga
berkata memori remaja tidak hanya lemah dalam mengingat materi pelajaran,
kegagalan suatu informasi masuk ke long term memory disebabkan karena tidak
Selain dari para kepala sekolah dan guru BK di atas, peneliti juga
melakukan survei terhadap 58 orang remaja mengenai hambatan apa saja yang
mereka alami dalam proses belajar dan hasilnya adalah 24.61% menyatakan sulit
Gathercole (2007) salah satu indikator individu yang memiliki working memory
yang rendah adalah memiliki rentang atensi/perhatian yang singkat dan juga
mudah terganggu/teralihkan. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi working
memory bertanggung jawab dalam mengontrol atensi (Dehn, 2011). Dengan kata
lain, peran working memory sangat penting dalam proses belajar di kehidupan
Namun, dari hasil survei mengenai working memory yang peneliti lakukan
terhadap 115 orang remaja, menunjukkan bahwa kinerja working memory mereka
rata-rata masih dalam kategori sedang. Siswa dengan kategori kinerja working
memory baik sebanyak 21%, dengan kategori kinerja working memory sedang
67% dan dengan kategori kinerja working memory kurang baik sebanyak 12%.
working memory remaja agar menjadi lebih baik lagi. Working memory yang
berfungsi dengan baik dapat memasukkan informasi ke dalam long term memory.
Sehingga, remaja dapat mengingat informasi dalam jangka waktu yang lebih lama
atau permanen. Hal ini dikarenakan fungsi working memory yang bekerja aktif
untuk mengkoding informasi agar dapat disimpan ke dalam long term memory.
Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan working memory
menyatakan bahwa agar informasi yang kita peroleh lebih mudah untuk diingat,
sertakan gambar yang berhubungan dengan informasi tersebut. Hal ini dapat
oleh Tony Buzan. Teknik mencatat Mind mapping yang merupakan teknik
mencatat yang diumpamakan Buzan seperti peta kota (Buzan, 2013). Artinya, jika
dengan satu pusat kotanya. Sama halnya dengan jika kita melihat sebuah mind
map, kita dapat melihat suatu materi secara keseluruhan. Selain itu, bentuk mind
Artinya, mind mapping dapat meninggkatkan daya ingat melalui gabungan antara
merupakan beberapa peran terbesar yang dilakukan oleh working memory dalam
proses memori.
Sekitar tahun 1960-an mind mapping ditemukan oleh Tony Buzan dan
sudah sangat populer, namun hasil survei yang peneliti lakukan pada 115 orang
remaja, menunjukkan bahwa hanya 2.608% yang mengetahui tentang teknik mind
mapping ini. Artinya ada 97.392% dari 115 remaja yang mengikuti survei ini yang
para remaja. Mind map yang dibuat berisikan kegiatan sehari-hari yang dilakukan
dalam memperoleh sampel penelitian dan kontrol dalam penelitian ini, peneliti
melakukan penelitian ini di sekolah, yaitu SMP Swasta Islam Terpadu Yayasan
PMDU Kisaran.
B. Rumusan Masalah
yang akan peneliti angkat adalah “Apakah ada pengaruh penggunaan mind
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan mind
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sehari-harinya.
E. Sistematika Penulisan
Bab I : PENDAHULUAN
working memory, teori lupa dan mind mapping. Dalam bab ini juga
penelitian.
dari analisis data yang telah peneliti lakukan dan saran metodologis
untuk penelitian berikutnya serta saran praktis bagi para guru dan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan
psikososial. Salah satu perubahan yang terpenting pada masa remaja adalah
pengetahuan yang disimpan dalam long term memory. Hal ini sejalan dengan yang
2005; Dehn, 2011). Working memory merupakan suatu bentuk memori yang
suatu mental workspace untuk aktifitas manipulasi atau pengkodean pada long
Dengan kata lain, working memory merupakan suatu memori yang aktif
informasi yang baru diperoleh dengan informasi yang telah tersimpan di long term
12
kelompok kategori yang berhubungan, melakukan prosedur dan strategi lain yang
a. Phonological Loop
bentuk phonological code yang termasuk suara, vocal, tempo, dan lainnya yang
dengan kode-kode yang telah tersimpan di dalam long term memory dan juga
b. Episodic Buffer
berhubungan langsung dengan long term memory (episodic dan semantic memory)
(Matlin, 2005).
c. Visuospatial Skethcpad
spasial dan visual. Informasi visual bersifat statis, seperti bentuk atau warna suatu
13
d. Central Executive
pada informasi yang relevan dan menghambat efek mengganggu dari informasi
aktifitas kognitif yang lebih dari satu secara simultan; c) menyeleksi rencana dan
a. Usia
pada masa kanak-kanak hingga masa remaja dan akan menurun di masa dewasa.
Kapasitas dan fungsi working memory meningkat tiga kali lipat di antara usia 4
b. Gangguan (distraction)
14
Budi dan Tono yang duduk di depan Dika, sibuk bercerita tentang sebuah
permainan baru yang ada di ponsel pintar mereka, informasi yang diterima Dika
dari guru akan berkurang atau bahkan gagal diterima Dika karena terhalang oleh
c. Stress
memory, hal ini dikarenakan ketika stress fokus perhatian akan terpusat pada
individu dengan working memory yang rendah, antara lain: a) Cenderung pasif
yang diberikan atau sulit untuk mengikuti instruksi yang diberikan; c) Sering
kesulitan dalam menyelesaikan tugas sulit dan pada akhirnya tugas-tugas tersebut
terganggu.
15
didasarkan pada prinsip bahwa cara encoding yang kita lakukan pada suatu
(Mastropieri & Scruggs, 1998; Dehn, 2011). Jadi, jika informasi baru terkait
dengan sesuatu yang tersimpan di dalam long term memory, seperti gambar benda
coding yang unik. Semakin unik suatu coding yang dilakukan pada suatu
intervensi untuk meningkatkan kinerja working memory. Hal ini disebabkan oleh
working memory.
16
1. Decay Theory
Decay theory menyatakan bahwa lupa terjadi karena informasi yang telah
tersimpan tidak pernah diakses kembali. Dengan kata lain, informasi yang telah
2. Interference
Dika dalam sebuah acara seminar nasional. Lalu beberapa saat kemuadia ada
seorang wanita yang mengajak Anda berkenalan yang bernama Dila. Lalu Anda
tersebut. Di akhir acara, Dika menegur Anda dan berpamitan untuk pergi terlebih
dahulu. Namun, Anda salah menyebut nama Dika menjadi Dila. Dalam hal ini,
3. Failure to Encode
17
kembali informasi tersebut dalam memori. Dengan kata lain, suatu informasi
dapat dilupakan karena ketika melakukan proses memori, informasi tersebut tidak
D. Mind Mapping
Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan sederhana
yang lebih bisa diandalkan untuk mengingat informasi daripada catatan tradisional
(Buzan, 2013).
seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk
memiliki pusat kota, jalan-jalan utama, jalan-jalan sekunder, dan terdapat gambar-
gambar atau ikon-ikon atau simbol-simbol atau warna dan nama untuk menandai
daerah tertentu. Begitu juga dengan mind mapping yang memiliki tema utama
18
setiap cabangnya.
efektif, dan sederhana yang dapat mencakup secara keseluruhan dari topik
(materi). Dengan mind mapping, setiap informasi baru yang kita terima secara
a. Tema Utama
Tema utama merupakan pusat dari mind map. Tema utama adalah pokok
pembahasan atau ide pokok dari mind mapping. Misal kita ingin meringkas
tentang kingdom makhluk hidup, maka tema utamanya adalah “kingdom makhluk
hidup” atau juga bisa kita singkat dengan kata “kingdom” saja.
Sub tema merupakan cabang dari tema utama. Misalnya pada tema
kingdom di atas, sub tema atau cabang utamanya adalah kingdom monera,
c. Cabang
Cabang ini yang masih ada hubungannya dengan cabang utama. Misal
chordata, dan sebagainya. Dari cabang yang ada ini, kita bisa membuat cabang
baru yang masih berhubungan dengan cabang yang ada, begitu seterusnya.
19
Setiap cabang berisi satu kata kunci (keyword) yang ditulis di atas cabang.
Penggunaan satu keyword ini bertujuan agar setiap kata tersebut lebih bebas,
e. Gambar
gambar bermakna seribu kata, jika dalam mind mapping yang kita buat terdapat
10 gambar sama artinya dengan kita mencatat 10.000 kata (Buzan, 2013). Selain
itu, gambar akan membuat mind mapping kita lebih menarik untuk dibaca.
f. Warna
Warna sama menariknya dengan gambar di atas, yang akan membuat mind
h) mengingat dengan lebih baik, i) belajar lebih cepat dan efisien, j) memudahkan
kertas saja.
20
Remaja
informasi. Pada masa remaja juga terjadi peningkatan kapasitas working memory
sekitar 3 kali lipat dan juga peningkatan performa working memory lebih baik dari
memory dan long term memory. Working memory juga bertanggung jawab dalam
(relevan) dengan informasi yang tidak penting (tidak relevan) (Dehn, 2011).
atensinya akan baik pula. Namun pada kenyataannya, remaja masih sering
21
tugas-tugasnya, seperti tidak mengkode secara baik informasi yang masuk, akan
merupakan salah satu bentuk lupa, yang dikemukakan oleh teori failure to encode
(Solso, 2008). Lupa juga merupakan keluhan yang sering dialami remaja.
Maka dari itu, dibutuhkan suatu cara agar working memory remaja dapat
berfungsi dengan baik, yaitu cara yang dapat membantu working memory dalam
term memory. Buzan (2002) mengemukakan bahwa salah satu bentuk mnemonic
Mind mapping adalah teknik mencatat yang memiliki tema utama sebagai
menggunakan keyword saja pada setiap cabang dimana dalam pembuatannya akan
dilakukan pemberian warna, simbol dan gambar. Dalam membuat mind mapping
22
berasosiasi dengan cabang, begitu seterusnya. Selain itu bentuk mind map yang
terpusat pada satu tema dan juga melibatkan simbol dan warna akan memudahkan
working memory untuk memusatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan salah satu
manfaat mind mapping yang dikemukakan oleh Buzan (2013) bahwa mind
encoding dan memusatkan perhatian (Kane & Engle, 2000; Dehn, 2011).
F. Hipotesis
working memory.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menekankan pada analisis data yang bersifat angka yang diolah melalui metode
group design, yaitu penelitian yang terdiri dari dua kelompok yang masing-
masing anggota kelompoknya dipilih secara random dan dilakukan dua kali
pengukuran sebelum (pretest) dan setelah (posttest) pada kedua kelompok setelah
dalam penelitian ini, yaitu penyebaran sampel ke dalam kelompok secara random
(Myers, 2012). Hal ini dilakukan agar kedua kelompok, kelompok kontrol dan
B. Identifikasi Variabel
informasi-informasi yang berkaitan dan yang tidak berkaitan dengan tugas yang
diberikan yang akan diukur dengan Strooptest Test yang terdiri dari kartu W
(Word), kartu C (Color), dan kartu CW (Color Word). Skoring pada stroop test
dilakukan dengan pengurangan antara waktu pada kartu CW (Color Word) dengan
interference score, maka semakin baik pula working memory subjek. Pemberian
tes akan dilakukan sebelum pelatihan dan penggunaan mind mapping (pra-test)
dan setelah penggunaan mind mapping (post-test). Jika, interference score pada
pra-test sama dengan interference score pada post-test, maka perlakuan yang
jika interference score pada post test lebih kecil dari interference score pada pra
test ataupun interference score pada post test lebih besar dari interference score
pada pra test, ini artinya perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap working
memory remaja. Sehingga, akan terlihat perbedaan working memory antara remaja
mapping.
25
sebagai pusat catatan yang akan berhubungan dengan cabang-cabang yang hanya
menggunakan keyword saja pada setiap cabang dimana dalam pembuatannya akan
mapping dalam penelitian ini dilakukan pada kelompok ekperimen dengan cara
pemberian pelatihan selama tiga hari dan penerapan mind mapping selama tujuh
hari. Pelatihan hari pertama subjek diberikan pengetahuan dasar tentang mind
mind mapping, dan cara membuat mind mapping. Setelah diberikan pengetahuan
berdasarkan materi yang telah diberikan. Pelatihan di hari kedua, review mind
map yang telah dibuat subjek di hari pertama, pemberian video cara membuat
mind map, dan diakhiri dengan latihan membuat mind mapping tentang diri
sendiri. Pelatihan di hari ketiga, review mind map tentang diri sendiri subjek dan
membuat mind map tentang kegiatan sehari-hari subjek selama tujuh hari.
Pembuatan mind map akan dilakukan di ruang kelas VII SMPIT PMDU Kisaran
kelompok kontrol tidak melakukan kegiatan pelatihan dan pembuatan mind map
tersebut.
26
1. Subjek Penelitian
lingkungan yang seperti apa dan bagaimana penelitian itu dapat diterapkan
(Latipun, 2011). Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti
dengan karakteristik yang sama. Populasi adalah kelompok subjek yang hendak
variasinya rendah atau homogen. Hal ini guna memberikan kemudahan dalam
(seperti kecamatan, kota, perusahaan, sekolah), aspek subjek itu sendiri (seperti
jenis kelamin, usia, suku, tingkat pendidikan, inteligensi), dan aspek sosial
adalah dengan membatasi aspek tempat dan aspek subjek. Aspek tempat yang
peneliti batasi adalah dengan menggunakan remaja yang bersekolah di SMP Islam
27
(Sugiyono, 2012). Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi, di
mana sampel harus memiliki karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Islam Terpadu
2. Pengambilan Sampel
dengan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti yang sesuai dengan kriteria subjek peneliti dan bersedia untuk
3. Jumlah Sampel
kuat, maka jumlah subjek yang digunakan adalah 10-20 subjek per kelompok.
Jika pengaruhnya sedang, maka menggunakan 20-30 subjek per kelompok. Dan
jika pengaruhnya lemah, maka menggunakan >30 subjek per kelompok. Namun
28
lakukan untuk berjaga-jaga jika terjadi mortalitas pada subjek. Selain itu, peneliti
Dari segi sumbernya, data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
menggunakan alat ukur. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh
tidak secara langsung dari subjek penelitian, yaitu yang diperoleh melalui pihak
dua juga, yaitu data yang bersifat faktual dan non-faktual. Data yang bersifat
faktual adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian dan dianggap sebagai
informasi yang benar oleh peneliti karena memang subjeklah yang lebih
untuk dapat mengetahui keadaan sebenarnya (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan data primer dan data non-faktual yang akan didapat melalui
29
dalam penelitian (Sevilla dkk dalam Latipun, 2011). Hal ini dilakukan agar hanya
adalah usia subjek dan kondisi ruangan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
kontrol dengan cara memilih subjek yang berusia remaja, yaitu 11-16 tahun.
sampel memiliki karakteristik yang sama (Myers, 2012). Jadi secara teoritis
F. Desain Penelitian
30
R O! à X à O!
R O! à à O!
Keterangan:
R : melakukan randomisasi
O! : pretest
O! : posttest
X : treatment (penggunaan mind mapping)
G. Prosedur Penelitian
a. Mencari Fenomena
yang terkait dengan kajian yang akan peneliti teliti. Peneliti mengumpulkan
survei terhadap kelompok subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan
b. Identifikasi Masalah
permasalahan yang peneliti angkat, sehingga peneliti tidak keluar dari tujuan
penelitian. Identifikasi masalah dilakukan dengan dua cara yaitu dengan membuat
untuk memperoleh teori-teori yang berkaitan dengan working memory dan mind
31
Peneliti menyusun desain penelitian yang paling sesuai dengan tujuan dari
penelitian yang akan peneliti lakukan. Hal ini dilakukan guna tercapainya tujuan
tersebut.
melakukan studi strata satu yang akan ditujukan ke SMP Islam Terpadu Asahan
modul pelatihan mind mapping, perangcangan modul ini peneliti lakukan untuk
melaksanakan eksperimen. Panitia terdiri dari satu orang trainer untuk pelatihan
mind mapping dan delapan orang eksperimenter yang telah bersedia membantu
modul tersebut terahadap lima orang subjek yang sesuai dengan subjek penelitian
32
digunakan untuk eksperimen. Hal ini dilakukan guna mengetahui kekurangan dari
September 2016 terhadap calon partisipan penelitian, yaitu siswa kelas VII-A dan
VII-B. Sebelumnya peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan
informed consent pada hari dan tanggal tersebut. Peneliti memberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan eksperimen dilakukan kepada seluruh calon partisipan
j. Melakukan Randomisasi
Microsoft Excel 2007. Nama-nama tersebut peneliti urutkan sesuai abjad dan
telah diberikan nomor urut. Peneliti menulis nomor-nomor tersebut pada kertas-
kertas kecil yang telah digunting sama besar, lalu kertas-kertas tersebut dilipat
kecil sampai tidak terlihat angka yang telah ditulis, cara melipat masing-masing
33
Wadah akan dikocok terlebih dahulu sebelum pengambilan tiap kertas, kertas
yang telah diambil akan ditaruh di kelompok kontrol ataupun eksperimen secara
bergantian.
sampai dengan hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2016. Dalam pengambilan data,
kontrol pada hari Senin tanggal 26 September 2016. Setelah diberikan pretest,
pelatihan ini merupakan seorang yang sering menggunakan mind mapping untuk
mind mapping dengan baik. Setelah subjek dianggap siap untuk menggunakan
teknik mencatat tersebut, yaitu dapat membuat mind mapping dengan baik dan
benar sesuai dengan teori yang telah disampaikan oleh trainer pada pelatihan
yang telah dilakukan, peneliti meminta subjek untuk menggunakan mind mapping
selama tujuh hari yang pelaksanaannya diawasi oleh para eksperimenter di setiap
harinya, yaitu dari hari Jumat tanggal 30 September 2016 sampai dengan hari
34
diberikan posttest yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2016.
Data yang telah diperoleh diinput ke dalam Microsoft Excel 2007. Hal ini
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar Survei
Survei awal dilakukan kepada para siswa guna mengetahui pengetahuan mereka
waktu, dan tempat penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal tersebut harus
disepakati oleh calon subjek penelitian jika bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.
35
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini yang disertai dengan tanda tangan calon
subjek tersebut.
Stroop test card terdiri dari tiga kartu, yaitu Word card, Color card, dan
Color Word card. Stroop test card ini berukuran kertas HVS tipe A4 dan ketiga
I. Alat Ukur
working memory, yaitu Stroop Test. Stroop test merupakan tes yang digunakan
untuk mengukur salah satu aspek dari working memory, yaitu central executive.
working memory terutama ditentukan oleh central executive (Dehn, 2011). Stroop
atau informasi yang irrelevant (Dehn, 2011). Stroop Test dapat mengukur
36
berkaitan dengan tugas yang diberikan, karena pada saat pemberiannya subjek
harus mendengarkan dengan seksama instruksi yang diberikan oleh tester, yaitu
baca warnanya, bukan tulisannya. Artinya, subjek harus fokus untuk melihat
warna dan menyebutkan warna yang terdapat pada kartu Stroop Test dengan cepat
dan mengabaikan tulisan warnanya. Stroop Test dapat digunakan pada individu
Jensen (1966) menyatakan bahwa Stroop Test terdiri dari tiga kartu, yaitu:
Kartu pertama ini, terdiri dari 100 kata bertuliskan 5 macam warna: merah,
hijau, ungu, coklat dan biru yang dicetak dengan tinta hitam di atas kertas putih
Kartu kedua terdiri dari 100 kata bertuliskan 5 macam warna juga, yaitu
merah, hijau, ungu, coklat, dan biru yang dicetak dengan tinta warna sesuai
dengan katanya (kongruen) di atas kertas putih dan disusun secara acak. Jadi, kata
“merah” dicetak dengan tinta “merah”, kata “hijau” dicetak dengan tinta “hijau”,
kata “ungu” dicetak dengan tinta “ungu”, kata “coklat” dicetak dengan tinta
Kartu yang terakhir terdiri atas 100 kata bertuliskan 5 macam warna, yaitu
merah, hijau, ungu, coklat, dan biru yang dicetak dengan tinta warna yang tidak
37
“hijau”, kata “hijau” dicetak dengan tinta “ungu”, dan sebagainya. Kata-kata
sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2015).
angka 1.00 nilai koefisien suatu alat ukur, maka semakin reliabel alat ukur
tersebut. Golden (1978) melakukan uji reliabilitas terhadap Stroop Test pada 450
orang sampel dan hasilnya menunjukkan bahwa Stroop Test merupakan alat ukur
yang reliable dengan koefisien reliabilitas Word Card sebesar .89, Color Card
yang ingin diukur (Field, 2009). Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki
validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan
validitas yang memuaskan berkisar di angka .50 dan koefisian yang tidak
Hasil uji validitas Stroop Test yang peneliti lakukan adalah Kartu W
38
individual. Artinya, ketiga kartu dari Stroop Test merupakan alat ukur yang valid.
Killian (1984) menyatakan bahwa Stroop Test merupakan alat yang sangat
reliabel dan termasuk ke dalam kategori tes objektif yang valid, tes ini relevan jika
1. Teknik Uji
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
desain between subject two independent group, yaitu penelitian yang melibatkan
dua kelompok yang saling tidak berhubungan atau independen (Myers, 2012).
Sehingga, metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah
dengan menggunakan teknik analisis komparasi uji t sampel independen jika uji
asumsi terpenuhi (parametrik), dan dengan Mann-Whitney U, jika uji asumsi tidak
terpenuhi (non-parametrik).
Uji normalitas dilakukan guna mengetahui apakah data sampel sudah terdistribusi
secara normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan
mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen,
39
for Social Science) versi 17 untuk dianalisis. Penggunaan SPSS ini dimaksud
2008). Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah working memory kelompok
kontrol, kelompok remaja yang tidak mendapatkan pelatihan Mind Mapping dan
tidak menggunakannya.
adalah 5%, atau dengan tingkat kepercayaannya adalah .05. Ho ditolak jika p < α
menerima adanya pegaruh dari penggunaan mind mapping yang diberikan dalam
menggunakannya selama tujuh hari lebih baik dari kelompok kontrol, kelompok
40
41
BAB IV
Bab ini akan diuraikan mengenai analisa data yang berisikan gambaran
subjek penelitian dan hasil penelitian dan pembahasan yang membahas mengenai
analisa dari data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
A. Analisa Data
Jumlah seluruh subjek dalam penelitian ini adalah 48 orang remaja yang
dan VII B yang berusia antara 12 sampai 13 tahun. Partisipan disebar ke dalam
berjumlah 24 orang. Pada hari pertama eksperimen, yaitu saat pemberian pretest
Tabel 1. Proporsi Jumlah Subjek Penelitian Pada Pretest dan Posttest antara
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Kelompok
(Pretest) (Pretest) (Posttest) (Posttest)
Kontrol 31 50.82% 24 50%
kelompok kontrol terdapat 7 orang subjek mortal dan pada kelompok eksperimen
memory kelompok eksperimen pada saat pretest adalah 112.83 detik dengan skor
tercepat adalah 51 detik dan skor terlama adalah 296 detik. Sedangkan pada saat
posttest rata-rata skor working memory kelompok eksperimen adalah 71.67 detik
dengan skor tercepat adalah 44 detik dan skor terlama adalah 168 detik.
memory kelompok kontrol pada saat pretest adalah 100.83 detik dengan skor
tercepat adalah 56 detik dan skor terlama adalah 146 detik. Sedangkan pada saat
43
dengan skor tercepat adalah 50 detik dan skor terlama adalah 173 detik.
2. Hasil Penelitian
asumsi dilakukan guna mengetahui teknik analisis apa yang akan digunakan untuk
menganalisis data yang telah diperoleh, non parametrik atau parametrik. Teknik
uji parametrik dilakukan jika kedua asumsi (normalitas dan homogenitas) telah
terpenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka pengujian akan dilakukan secara non
parametrik.
1) Uji Normalitas
signifikansi atau nilai p > α (.05). Pengujian normalitas dalam penelitian ini
SPSS versi 17. Hasil pengujian normalitas data kedua kelompok (eksperimen dan
44
kelompok eksperimen adalah .075 > .05 yang artinya sebaran data tersebut
terdistribusi secara normal dan nilai signifikansi pada kelompok kontrol adalah
.894 > .05 artinya sebaran data kelompok kontrol juga terdistribusi secara normal.
Dengan demikian satu asumsi telah terpenuhi untuk dapat menggunakan uji
parametrik.
kelompok sampel (eksperimen dan kontrol) berasal dari populasi yang memiliki
varians yang sama (Field, 2009). Dengan kata lain, uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang terkumpul dalam penelitian ini bersifat
Test dan dibantu dengan aplikasi SPSS versi 17. Suatu data dikatakan homogen
ketika nilai signifikansi atau nilai p > .05. Berikut ini merupakan hasil uji
homogenitas data gain score stroop test yang telah peneliti proleh dalam
penelitian ini.
gain score stroop test adalah .071 > .05, artinya data tersebut bersifat homogen,
kedua kelompok sampel (eksperimen dan kontrol) berasal dari populasi yang
45
secara normal dan kedua kelompok subjek penelitian (eksperimen dan kontrol)
berasal dari populasi yang memiliki varians yang bersifat homogen. Dengan
selama tujuh hari sama dengan working memory kelompok kontrol, kelompok
kepercayaan 95%.
selama tujuh hari tidak sama dengan (baik lebih cepat ataupun lebih lambat)
46
saat pretest dan posttest masing-masing kelompok. Di bawah ini merupakan tabel
statistik kelompok dan hasil uji perbandingan gain score kedua kelompok.
peningkatan skor working memory, namun jika dilihat lebih jauh lagi kelompok
ini diterima.
H0 ditolak jika nilai signifikansi p < .05, dari tabel 7. di atas dapat dilihat
bahwa nilai signifikansi p = .003 < .05, artinya H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan
tidak sama dengan (baik lebih cepat ataupun lebih lambat) working memory
47
c. Effect Size
terhadap working memory. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung effect
size.
𝑡!
𝑟=
𝑡 ! + 𝑑𝑓
Keterangan:
r: besarnya pengaruh
t: nilai t hitung yang didapat dari uji t sampel independen (lihat tabel 7.)
−3.148!
𝑟=
−3.148! + 46
48
9.909904
𝑟=
55.909904
𝑟 = . 177247738
𝑟 = .421
Nilai r yang didapat dari hasil perhitungan di atas adalah sebesar .421.
Cohen mengkategorisasikan nilai r ke dalam tiga kategori, yaitu kecil, sedang, dan
besar. Berikut ini merupakan tabel kategorisasi nilai r menurut Cohen (Field,
2009).
mind mapping yang dilakukan pada saat penelitian eksperimen terhadap working
terhadap populasi.
B. Pembahasan
49
pengajar, dan sebagainya (Dehn, 2011). Untuk itu, diperlukan perhatian khusus
dipilih sebagai treatment, karena mind mapping merupakan salah satu bentuk
(Dehn, 2008).
dan posttest, 3 hari pelatihan penggunaan mind mapping, dan 7 hari penggunaan
menggunakan mind mapping ditinjau dari gain score kedua kelompok tersebut
dengan nilai p = .0015 < .05. Pengaruh penggunaan mind mapping yang terhadap
50
Selain hasil uji hipotesa di atas, bukti lain yang dapat mendukung untuk
gain score dari kedua kelompok penelitian, yakni eksperimen dan kontrol pada
stroop test. Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi
rata-rata sebesar 41.17 dan kelompok kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 18.00.
mapping.
sebuat peta kota yang memiliki pusat kota, jalan-jalan utama, jalan-jalan
warna dan nama untuk menandai daerah tertentu. Sama halnya dengan mind
mapping yang memiliki tema utama yang menjadi pusat dari mind mapping,
atau simbol atau gambar dan keyword di setiap cabangnya. Dengan kata lain,
prinsip kerja mind map adalah mengasosiasikan informasi satu dengan informasi
51
bentuk dari encoding suatu informasi untuk dapat disimpan ke dalam memori.
Prinsip kerja mind map yang demikian dapat memudahkan working memory
saat encoding, penyimpanan, and manipulasi. Sejalan dengan itu, penelitian yang
dilakukan oleh Jonides (2005) tentang Processes of Working Memory in Mind and
dan bergambar akan memudahkan kita dalam memusatkan perhatian. Hal ini
sesuai dengan salah satu manfaat mind mapping yang dikemukakan oleh Buzan
(2013).
informasi. Ketika suatu informasi dapat di-encode dengan baik, maka akan
52
perhatian.
53
BAB V
A. Kesimpulan
hari tidak sama dengan kelompok kontrol, kelompok yang tidak mendapatkan
pelatihan Mind Mapping dan menggunakannya selama tujuh hari. Hal ini
B. Saran
a. Penambahan jumlah sampel agar dapat lebih terlihat pengaruh yang dihasilkan
lebih baik lagi jika penambahan jumlah orang untuk membantu terlaksananya
c. Pada saat melakukan try out modul eksperimen, sebaiknya dilakukan dengan
baik hal-hal yang mungkin akan terjadi, seperti waktu yang tidak sesuai
dengan yang tertera pada modul misalnya seperti dalam penelitian yang
peniliti lakukan.
2. Saran Praktis
sehari-harinya.
55
Buzan, T. (2002). Use Your Perfect Memory: Teknik Optimalisasi Daya Ingat.
Yogyakarta: Ikon Teralitera.
Buzan, T. (2003). Use Both Sides of Your Brain: Teknik Pemetaan Kecerdasan
dan Kreativitas Pikiran, Temuan Terkini tentang Otak Manusia.
Yogyakarta: Ikon Teralitera.
Buzan, T. (2013). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. (2!" ed.). London: Sage.
Field, A. & Hole, G. (2008). How to Design and Report Experiments. London:
Sage.
Fougnie, D. (2008). The Relationship between Attention and Working Memory.
In: New Research on Short-Term Memory, Chapter 1 Nova. Science
Publishers, Inc.
Garrett, B. (2003). Brain and Behavior. USA: Wadsworth Thomson Learning,
Inc.
Gathercole, S.E. & Alloway, T.P. (2007). Understanding Working Memory: A
Classroom Guide. UK: Harcourt Assessment.
Herrmann, D.J. (2001). Daya Ingat Super: Program Kilat Penyempurnaan Daya
Ingat. Jakarta: Delapratasa Publishing.
56
Papalia, D, E., Olds, S, W., & Feldman, R, D. (2007). Human Development (10th
ed.). NY: McGraw Hill.
Reed, S.K. (2011). Cognition Theory and Applications. (7!! ed.). Jakarta:
Salemba Humanika.
Santrock, J.W. (2011). Psikologi Pendidikan. (2 ed.). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Santrock, J.W. (2009). Life-Span Development. (12!! ed). New York: McGraw-
Hill.
Solso, R.L., Maclin, O. H., & Maclin, M.K. (2007). Psikologi Kognitif. (8 ed.).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Swadarma, D. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wade, C. & Tavris, C. (2007). Psikologi. (9 ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
57