Anda di halaman 1dari 123

PENGARUH MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP WORKING

MEMORY REMAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

DIKA LESTARI

121301022

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap Working Memory Remaja

Dika Lestari1 dan Dina Nazriani, M.A2

ABSTRAK
Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk melihat pengaruh
mendengarkan murottal Al-Qur’an terhadap working memory remaja. Penelitian
ini menggunakan rancangan pretest-posttest control group design. Subjek dalam
penelitian berjumlah 34 siswa/siswi SMP PGRI-3 MEDAN yang berusia 11-15
tahun (laki-laki =16, perempuan =18). Subjek terbagi ke dalam dua kelompok
(eksperimen dan kontrol) melalui metode random assignment: kelompok
eksperimen berjumlah 16 orang dan kelompok kontrol berjumlah 18 orang.
Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan diperdengarkannya murottal Al-
Qur’an melalui headphone selama 15 menit setiap hari, selama 12 hari berturut-
turut, sementara kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan apapun.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Stroop Test Effect. Data penelitian dianalisis
dengan Uji Mann-Whitney, dengan hasil .019 (p.sig<.05), yang berarti terdapat
perbedaan peningkatan skor working memory yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kontrol, di mana working memory subjek yang diperdengarkan
murottal Al-Qur’an lebih tinggi (Mdn=41) dibandingkan remaja yang tidak
mendapatkan perlakuan apapun (Mdn=20). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari mendengarkan murottal Al-Qur’an
terhadap working memory partisipan penelitian, di mana kelompok yang
mendapatkan perlakuan menunjukkan performa working memory yang meningkat

Kata Kunci: Murottal Al-Qur’an, Working Memory, Remaja

1
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara

iv
Universitas Sumatera Utara
The Effect of Murottal Al-Qur’an on Adolescene’s Working Memory

Dika Lestari1 dan Dina Nazriani, M.A2

ABSTRACT
This experimental study investigated the effect of listening murottal Al-
Qur’an on adolescene’s working memory. This study used pretest-posttest control
group design. The number of subjects in this study were 34 students, 11-15 years
old (male =16, female =18). Subjects were devided into two groups (experimental
and control) by random assignment method: an experimental group of 16 people
and a control group of 18 people. Experimental group was given treatment with
murottal Al-Qur’an listened by headphone for 15 minutes everyday, for 12 days
successively, meanwhile control group was not given any treatment. This study
used measuring instrument Stroop Test Effect. The research data was analysed by
Mann-Whitney Test, with result .019 (p.sign<.05), which means there is a
significant difference of gain score working memory between experimental and
control group, where working memory of subjects that was listened murottal Al-
Qur’an are higher (Mdn=41) than subjects that wasn’t given any treatment
(Mdn=20). In conclusion, there is a significant effect of listening murottal Al-
Qur’an on subjects’ working memory, which treatment group indicate high
working memory performance.

Keywords: Murottal Al-Qur’an, Working Memory, Adolescene

1
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara

v
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan, waktu, dan kesempatan kepada Peneliti, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Murottal Al-Qur’an terhadap
Working Memory Remaja”.
Terima kasih yang tak terhingga juga Peneliti ucapkan kepada:
1. Kak Dina Nazriani, M.A selaku dosen pembimbing, ibu kedua yang sangat
bersahabat dan selalu sabar dalam membimbing peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini;
2. Kedua Orang Tua, Abang serta Adik Peneliti yang tiada henti-hentinya selalu
mendo’akan, menyemangati, dan memberikan bantuan baik secara moril
maupun materil selama penyelesaian skripsi ini;
3. Ibu Etti Rahmawati, M.Si, selaku dosen penguji 3 dan Kak Amalia Meutia,
M.Psi, Psikolog selaku dosen penguji 2, serta Ibu Ika Sari Dewi, M.Pd,
Psikolog, dan dosen-dosen Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen
lainnya yang turut memberikan dukungan dan semangat kepada Peneliti;
4. Asisten Peneliti yaitu Para Dita Widha Sari, S.Pd dan Tim Tester Muthia
Audina, S.Psi, Rapida Marpaung, S.Psi, dan Nurilan Nova Harahap yang
banyak memberikan kontribusi selama pelaksanaan penelitian eksperimental
ini;
5. Teman seperjuangan dan sedosen pembimbing, Maulidya Khairiyah yang
sama-sama merasakan jatuh bangun, saling menguatkan, dan saling
melengkapi selama penyelesaian skripsi ini. Begitu juga dengan teman
seperjuangan lainnya di Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen, Kak
Rizky Siti Kartika, Eka Sartika, S.Psi dan Nuovi Adeline;
6. Sahabat kuliah yang tetap memberikan dukungan moril kepada peneliti
sampai sejauh ini, Riska Andani Simargolang, Arifah Raka Tasya Siregar,
Livi Yohana, S.Psi, Zahrani, S.Psi, Ade Rahmayani Siregar, S.Psi, Lina
Sentosa, S.Psi dan Nafia Sari;

vi
Universitas Sumatera Utara
7. Sahabat hijrah yang terus memberikan semangat, saling mendo’akan, dan
selalu menanyakan kapan sidang sebagai penyemangat untuk peneliti, Wirdah
Aulia Siregar, S.Pd, Putri Amaliah, S.PdI, dan Rimaryanti Retno Utari, A.md;
8. Seluruh partisipan penelitian, siswa kelas 8 SMP PGRI-3 Medan dan semua
pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
banyak memberikan kontribusi dan turut bekerjasama menyukseskan
penelitian eksperimental peneliti;
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
banyak kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, Peneliti menerima setiap kritikan
dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki dan memperluas pikiran
dan wawasan Peneliti agar lebih baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 31 Januari 2017

Dika Lestari,
121301022

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI . ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
C. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
D. Sistematika Penulisan ...................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11


A. Remaja ............................................................................................ 11
1. Perubahan Struktural .................................................................... 11
2. Perubahan Fungsional ................................................................. 12
B. Memory (Ingatan) ............................................................................ 12
1. Definisi Memory (Ingatan)........................................................... 12
2. Jenis-Jenis Ingatan (Memori) ...................................................... 13
C. Working Memory ............................................................................. 13
1. Definisi Working Memory ........................................................... 13
2. Aspek-Aspek Working Memory ................................................... 14
3. Kapasitas Working Memory ........................................................ 18
4. Karakteristik Anak-Anak dengan Working Memory yang Rendah
...................................................................................................... 20
D. Murottal Al-Qur’an .......................................................................... 21

viii
Universitas Sumatera Utara
1. Definisi Murottal Al-Qur’an ....................................................... 21
2. Mekanisme Murottal Al-Qur’an .................................................. 22
E. Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap
Kemampuan Working Memory Remaja ........................................... 26
F. Hipotesa Penelitian .......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 33


A. Jenis Penelitian ................................................................................. 33
B. Identifikasi Variabel ......................................................................... 33
C. Definisi Operasional ........................................................................ 34
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 35
E. Teknik Kontrol ................................................................................. 37
F. Desain Penelitian ............................................................................. 38
G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 39
H. Instrumen Eksperimen ..................................................................... 42
I. Alat Ukur ......................................................................................... 42
1. Alat ukur Working Memory ......................................................... 42
2. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur ............................................ 43
J. Metode Analisis Data ....................................................................... 44
1. Uji Normalitas ............................................................................. 45
2. Uji Homogenitas Varians ............................................................ 45
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 46


A. Analisis Data .................................................................................... 46
1. Gambaran Sampel Penelitian ...................................................... 46
2. Hasil Uji Asumsi Penelitian ........................................................ 47
a. Uji Normalitas ........................................................................ 47
b. Uji Homogenitas Varians ....................................................... 48
3. Hasil Uji Hipotesa Penelitian ...................................................... 49
4. Effect Size .................................................................................... 51
5. Hasil Data Tambahan .................................................................. 52

ix
Universitas Sumatera Utara
a. Uji Modul Eksperimen ........................................................... 52
b. Pretest ..................................................................................... 54
c. Pemberian Treatment .............................................................. 54
d. Posttest ................................................................................... 57
B. Pembahasan ...................................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 62


A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 63
1. Saran Praktis ........................................................................... 63
2. Saran Metodologis .................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................................... 71

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen ...................................................... 39
Tabel 2 Pembagian dan Proporsi Sampel pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................. 46
Tabel 3 Gambaran Partisipan Penelitian pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan
Usia ............................................................................................... 48
Tabel 4 Gambaran Rata-Rata Usia Partisipan pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................... 48
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 49
Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas Varians .................................................... 50
Tabel 7 Gambaran Statistik Umum ........................................................... 51
Tabel 8 Hasil Uji U-Mann Whitney ........................................................... 51
Tabel 9 Pengklasifikasian Nilai r Menurut Cohen .................................... 53

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Modul Penelitian Eksperimen ......................................... 69

LAMPIRAN 2 Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas ............................ 84

LAMPIRAN 3 Hasil Pengukuruan Working Memory


Partisipan .......................................................................... 86

LAMPIRAN 4 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 89

LAMPIRAN 5 Hasil Uji Homogenitas Varians ........................................ 91

LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesa ........................................................... 93

LAMPIRAN 7 Informed Consent ........................................................... 96

LAMPIRAN 8 Survei Awal .................................................................... 98

LAMPIRAN 9 Surat Balasan .................................................................. 101

LAMPIRAN 10 Dokumentasi ................................................................... 103

LAMPIRAN 11 Logbook Penelitian ......................................................... 106

xii
Universitas Sumatera Utara
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu, dan kapasitas

belajar ini yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Berlandaskan pada

kemampuan belajar dan kapasitas individu tersebut lah yang selanjutnya menjadi

dasar untuk kemajuan masyarakat di masa depan. (Gredler, 2011). Terlebih pada

saat sekarang ini yang telah memasuki Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),

tuntutan persaingan dan kompetisi yang lebih luas juga menjadikan belajar sebagai

kebutuhan yang sangat krusial. Setiap orang akan berlomba-lomba untuk terus

berkembang, sementara individu yang tidak memiliki kapasitas belajar akan jauh

tertinggal, tidak bisa berubah, dan tidak mampu beradaptasi dengan informasi serta

perubahan globalisasi (www.campaign-for-learning.org.uk).

Belajar di sini berkaitan dengan pemerolehan berbagai informasi,

kemampuan dan keterampilan, serta strategi untuk menjalankan peran di dunia,

serta sikap dan nilai yang melatarbelakangi tindakan individu. Teori proses belajar

berdasarkan perspektif kognitif mengungkapkan bahwa komponen esensial dari

belajar adalah pengorganisasian informasi yang akan dipelajari, pengetahuan

sebelumnya yang telah dikuasai, dan proses yang melibatkan pemahaman,

pengertian, serta penyimpanan dan pengambilan kembali informasi tersebut

(Gredler, 2011). Berkenaan dengan pentingnya belajar bagi individu, sudah

sewajarnya dibutuhkan sistem pengajaran guna mempersiapkan individu dalam

Universitas Sumatera Utara


2

mengembangkan potensi dirinya. Salah satunya yaitu sistem pendidikan formal

yang dimaksudkan untuk menangani area pengetahuan yang luas dan khusus yang

dipilih individu untuk dipelajari secara lebih mendalam, seperti TK/RA, SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan Perguruan Tinggi.

Selama proses belajar di sekolah, para siswa juga dituntut untuk bisa

mempelajari materi-materi baru dan mengkombinasikan atau mengaitkan

materi/informasi/pembelajaran tersebut dengan informasi/pembelajaran yang lama

serta menyelesaikan tugas-tugas baru setiap harinya, dan bagi mereka yang

memiliki kemampuan mengingat dan pemrosesan informasi yang rendah, tentunya

hal ini akan berdampak pada perkembangan proses belajar mereka juga

(www.psychologytoday.com). Fenomena ini secara jelas menunjukkan bahwa

kemampuan mengingat dan pemrosesan informasi memang sangat penting bagi

para siswa-siswi dalam proses belajar di Sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil data

survei (lampiran 8) terhadap 49 siswa-siswi Kelas 8 SMP Swasta PGRI-3 Kota

Medan, terkait seberapa penting kemampuan mengingat dalam proses belajar,

keseluruhan siswa berpendapat bahwa kemampuan mengingat itu sangat penting

untuk proses belajar. Beberapa alasan yang dikemukakan para siswa tersebut di

antaranya ialah; untuk mengingat & memahami pelajaran yang sudah dipelajari

(45%), memudahkan dalam menyelesaikan latihan dan soal-soal yang diberikan

guru (25%), dapat berhasil dan berprestasi di Sekolah (16%), dan untuk

menambahkan ilmu pengetahuan (12%). Sementara sisanya 2% hanya mengatakan

bahwa kemampuan mengingat memang penting untuk proses belajar namun tidak

menyertakan alasan pentingnya kemampuan mengingat itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara


3

Di samping itu, dari hasil survei (lampiran 8) terhadap 49 siswa-siswi kelas

8 diketahui pula bahwa merekajuga memiliki hambatan selama proses belajar, dan

beberapa hambatan atau masalah yang paling sering para siswa tersebut alami saat

proses belajar adalah ketidakmampuan untuk berkonsentrasi selama belajar (43%),

diganggu oleh teman sekelas selama belajar (37%), ketidakkondusifnya ruang

kelas/keributan di ruang kelas (10%), rasa bosan, mengantuk, dan tidak

mendengarkan guru (10%). Melalui hasil survei tersebut, bisa kita ketahui bersama

bahwa permasalahan dan hambatan yang umum terjadi pada siswa SMP adalah

permasalahan dalam pemusatan perhatian/konsentrasi belajar yang disebabkan oleh

gangguan-gangguan eksternal selama proses belajar, seperti ketidakkondusifnya

ruang kelas/keributan dan gangguan dari teman-teman di kelas. Gangguan atau

distraktor tersebut yang nantinya juga akan mempengaruhi siswa dalam aktivitas

belajar, seperti mengingat dan memproses materi pelajaran yang disampaikan guru

di Sekolah. Di satu sisi para siswa diharuskan untuk mendengarkan guru

menjelaskan, memproses materi yang diberikan untuk lebih dipahami oleh siswa,

namun di sisi lain gangguan dari lingkungan juga tidak terabaikan yang turut

mempengaruhi pemusatan perhatian mereka pada pelajaran dan selanjutnya proses

mengingat pada pelajaran juga menjadi tidak maksimal.

Kemampuan dalam memusatkan perhatian dan fokus pada informasi/tugas

yang diberikan serta mengabaikan informasi tidak relevan dengan tugas yang dapat

menghambat dan mengacaukan perhatian merupakan salah satu fungsi dari central

executive working memory, yang dikenal dengan istilah selective attention. Pada

penelitian neuroimaging, diketahui bahwa working memory memainkan peranan

Universitas Sumatera Utara


4

yang sangat penting dalam mengendalikan perhatian/attention (Conway dalam

Dehn, 2008). Pada umumnya juga, central executive ini akan terlibat ketika

seseorang harus menyimpan dan memproses informasi secara bersamaan (Tronsky

dalam Dehn, 2008). Hal ini sejalan dengan definisi working memory menurut

Baddeley yaitu sebagai suatu sistem memori aktif yang bertanggung jawab pada

penahanan sementara, pemrosesan dan memanipulasi informasi secara bersamaan

selama menyelesaikan serangkaian tugas kognitif yang kompleks, seperti: bahasa,

pemahaman, proses belajar, dan penalaran. Oleh sebab itu Baddeley menjelaskan

bahwa central executive ini adalah working memory itu sendiri. Working memory

sangat diperlukan kapanpun selama proses belajar karena selama proses belajar

tersebut akan membutuhkan pemanipulasian informasi, pengambilan informasi

yang tersimpan dalam Long-Term Memory, dan penyimpanan sementara, serta

pemrosesan informasi. Selain itu, kinerja siswa di kelas serta perkembangan

kemampuan akademiknya, seperti membaca, memahami, matematika,

pengembangan kosa kata dan penalaran sangat bergantung pada fungsi working

memory yang memadai (Dehn, 2008).

Siswa yang memiliki masalah working memory selain ditandai dengan

adanya masalah perhatian/konsentrasi, siswa tersebut juga memiliki masalah dalam

mengikuti suatu instruksi/arahan bila dibandingkan dengan teman seusianya

(Dewar dalam parentingscience.com, 2012). Penelitian pada pelajar dengan

kapasitas working memory rendah oleh Michael Kane dari Universitas Carolina

Utara, mendapati bahwa pelajar-pelajar dengan kapasitas working memory rendah

tersebut akan sering mengabaikan tugas sekolah dan melamun, khususnya ketika

Universitas Sumatera Utara


5

mereka dihadapkan pada tugas yang sulit, namun lain halnya dengan pelajar yang

memiliki working memory relatif tinggi, yang akan tetap fokus pada tugas walaupun

itu sulit (www.psychologytoday.com).

Oleh sebab itu, working memory ini merupakan kemampuan kognitif yang

sangat krusial dalam aktivitas belajar siswa di Sekolah. Siswa dengan kapasitas

working memory yang rendah akan berusaha lebih keras dalam menyelesaikan

tugas-tugas dan terlambat bila dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Pada

akhirnya hal ini akan menghambat proses belajar mereka juga (Stern, Avner).

Berdasarkan data survei awal (lampiran 8) yang pertanyaannya dikutip dari buku

Dehn 2008, maka diketahui bahwa gambaran working memory pada siswa-siswi

kelas 8 tersebut sekitar 68% dari total 47 siswa yang disurvei termasuk pada tingkat

dengan working memory yang rata-rata (32 siswa), 26% dengan working memory

tinggi (12 siswa), dan 6% dengan working memory rendah (3 siswa). Oleh

karenanya, sebagai upaya dalam memaksimalkan potensi siswa/i tersebut dan

upaya penanggulangan atas hambatan yang mereka alami pada saat proses belajar,

maka dibutuhkanlah beberapa strategi dan alternatif. Saat ini sudah banyak kita

dapati program/strategi ataupun terapi yang mampu meningkatkan performa dan

kemampuan pemrosesan infromasi individu dan cara kerja otak mereka, mulai yang

diperuntukkan terhadap bayi dalam kandungan sampai terhadap lansia, serta

mereka yang memiliki masalah/gangguan pada proses kognitif. Beberapa contoh di

antaranya yang sudah banyak kita temui, seperti: terapi gelombang otak, terapi

musik, dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


6

Dr. Georgi Lozanov setelah melakukan penelitiannya menemukan bahwa

relaksasi yang diiringi dengan musik akan membuat pikiran selalu siap dan mampu

berkonsentrasi. Musik menurut penelitian Dr. Lazanov ini adalah musik yang

menggunakan ketukan khas dan pola-pola yang secara otomatis menyinkronkan

tubuh dan pikiran, seperti musik klasik dan musik barok, musik barok mempunyai

tempo 60 ketukan per menit, yang sama dengan detak jantung rata-rata dalam

keadaan normal (DePorter, 2000). Begitu pula dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an

yang memiliki nuansa musikal. Musik tersebut memiliki peranan penting guna

menciptakan suasana tenang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fungsi

kognitif (Satiadarma, 2004).

Penting halnya, bagi siswa di masa perkembangannya saat ini bila diberikan

stimulus-stimulus yang mampu meningkatkan produktivitas perkembangan

mereka, terkhusus pada pembahasan kali ini adalah perkembangan kognitif—

working memory mereka. Pada penelitian yang dilakukan oleh Shekha, Hasan dan

Othman (2013) dalam hal membedakan pengaruh dari mendengarkan ayat Al-

Qur’an dan musik pada gelombang otak melalui EEG, diperoleh hasil yang

menyatakan bahwa aktivasi gelombang alpha saat mendengarkan bacaan/murotal

quran lebih besar dibandingkan saat mendengarkan musik yang lembut, maupun

yang keras (Shekha, Hassan, dan Othman, 2013). Hal ini menunjukkan kepada kita

bahwa sebenarnya selain musik, suara yang dihasilkan dari pembacaan Al-Qur’an

juga memiliki pengaruh yang positif terhadap otak.

Mendengarkan murottal Al-Qur’an berdasarkan tajwid dan

makhraj/pengucapannya akan menghasilkan suatu ritme, harmoni/melodi dengan

Universitas Sumatera Utara


7

pola berirama, yang akan menjadi stimulus oleh para pendengarnya, yaitu berupa

stimulus ritme auditori. Selain itu, ketika seseorang mendengarkan lantunan

murotal Al-Quran dengan ritme atau harmoni/melodi tersebut, juga akan

menghasilkan gelombang otak alpha, dan peningkatan aktivasi pada area otak yang

bertugas untuk berfikir, emosi, dan aktivitas terkait religiusitas atau Ketuhanan

(Julianto & Etsem, 2011). Pada saat seseorang berada pada frekuensi gelombang

alpha, maka otak akan memproduksi serotoni. Oleh sebab itu mereka akan mampu

menyerap informasi secara cepat, merasakan ketenangan, nyaman, dan rileks

(Farisi dalam kompasiana.com, 2014). Kondisi relaksasi yang diperoleh saat

gelombang alpha aktif akan mampu meningkatkan kemampuan superlearning

individu dalam mempelajari informasi baru, kecepatan dalam belajar dan dalam hal

mengingat/memorizing (www.gelombangotak.com).

Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian mengenai murottal

Al-Qur’an serta beberapa hal yang berkaitan, inilah yang menjadi dasar mengapa

peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai murottal Al-Qur’an

dan kemampuan pemrosesan informasi, khususnya pada bagian working memory.

Peneliti akan melakukan penelitian di SMP PGRI 3 Medan. Penelitian eksperimen

ini bertujuan untuk melihat pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap working memory

siswa kelas 8 yang mayoritasnya merupakan remaja awal dengan usia rata-rata 13-

14 tahun. Alasan peneliti memilih remaja kelas 8, berlandaskan pada sebuah studi

yang menemukan bahwa working memory remaja lebih baik daripada working

memory anak-anak (Dehn, 2008). Oleh sebab itu, kemungkinan besar tahun-tahun

remaja merupakan periode perkembangan yang penting untuk peningkatan working

Universitas Sumatera Utara


8

memory (Santrock, 2009). Selanjutnya, dengan pemberian stimulus audio berupa

murottal Al-Qur’an diharapkan mampu meningkatkan performa working memory

remaja tersebut.

Oleh sebab itu, berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Murotal

Al-Qur’an terhadap Working Memory Remaja”.

B. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah working memory pada remaja yang

mendengarkan murottal Al-Qur’an lebih baik dibandingkan remaja yang tidak

mendengarkan murottal Al-Qur’an.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi

dan pemikiran untuk mengembangkan ilmu psikologi islam, psikologi kognitif, dan

psikologi pendidikan, khususnya mengenai pengaruh mendengarkan murotal Al-

Qur’an terhadap working memory remaja.

2. Manfaat Praktis

Kepada partisipan penelitian “siswa kelas 8”, diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan suatu informasi baru kepada mereka mengenai stimulus positif

berupa mendengarkan murottal Al-Qur’an dan membiasakan diri mendapatkan

Universitas Sumatera Utara


9

stimulus positif tersebut untuk meningkatkan konsentrasi dan performa working

memory mereka.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam

pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah teori-teori

yang berhubungan dengan working memory, murottal Al-Qur’an, dan

remaja.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, identifikasi variabel

penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian,

kontrol/metode pengambilan sampel, desain penelitian, prosedur

penelitian, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas, serta

metode analisis data.

Universitas Sumatera Utara


10

BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab ini memuat hasil peneltian peneliti dan uraian pembahasannya

mengenai pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap kemampuan working

memory remaja.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan peneliti yang meliputi hasil analisa dan

interpretasi data penelitian serta saran peneliti berupa saran

metodologis untuk penelitian selanjutnya dan saran praktis untuk

siapapun, terkhusus bagi pelajar, orang tua dan pihak instansi Sekolah.

Universitas Sumatera Utara


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

Masa remaja merupakan suatu periode transisi dalam rentang kehidupan

manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan dewasa. Awal masa remaja

biasanya berlangsung mulai dari 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun

(Hurlock, 1980). Pada masa remaja kapasitas dan kecepatan pemrosesan terus

mengalami peningkatan, mereka secara bertahap mengembangkan potensinya

untuk mengelola dan menyebarkan sumber daya kognitifnya (Kuhn & Franklin

dalam Santrock 2007). Menurut pandangan Case (Santrock, 2007), remaja memiliki

sumber daya kognitif yang lebih besar karena adanya otomatisasi (kemampuan

memproses informasi dengan hanya menggunakan sedikit atau tanpa usaha sama

sekali), meningkatnya kapasitas pemrosesan informasi, serta meningkatnya

familiaritas terhadap pengetahuan yang dimiliki.

Para peneliti pemrosesan informasi telah mengidentifikasi dua kategori

perubahan besar pada kognitif remaja, di antaranya yaitu: perubahan struktural dan

perubahan fungsional (Eccles dalam Papalia 2007).

1. Perubahan Struktural

Perubahan struktural pada masa remaja meliputi (1) perubahan pada

kapasitas pemrosesan informasi, dan (2) meningkatnya jumlah pengetahuan yang

tersimpan di dalam memori jangka panjang (Long-Term Memory). Kapasitas dari

Universitas Sumatera Utara


12

working memory/ Short-Term Memory semakin meluas dengan sangat cepat pada

masa pertengahan kanak-kanak, dan lanjut selama masa remaja. Perluasan working

memory ini lah yang memungkinkan remaja mampu mengatasi masalah yang

kompleks atau keputusan yang melibatkan beragam informasi.

2. Perubahan Fungsional

Aspek fungsional dari kognitif merupakan proses pemerolehan,

penanganan, dan penyimpanan informasi. Di antaranya yaitu seperti belajar,

mengingat, penalaran dan pengambilan keputusan. Penalaran matematis, spasial,

dan ilmu pengetahuan adalah segelintir dari proses fungsional yang berkembang

selama masa remaja.

B. Memory (Ingatan)

1. Definisi Memory (Ingatan)

Memori/ingatan merupakan proses menyimpan atau mempertahankan

informasi yang diterima sepanjang waktu (Matlin, 2005). Tulving & Tulving (2000)

mendefinisikan memori/ingatan sebagai cara-cara yang melaluinya kita

mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu (Sternberg,

2008). Sejalan dengan ungkapan para psikolog (King, 2012) yang juga

mendefinisikan memori ini sebagai penyimpanan informasi atau pengalaman

seiring dengan berjalannya waktu, yang melalui tiga proses penting: encoding,

storing, dan retrieving. Encoding/pengodean berkenaan dengan pengodean

informasi (data indra) menjadi suatu bentuk representasi mental sehingga bisa

ditempatkan ke dalam memori kita, Storing/penyimpanan sendiri merupakan proses

menempatkan informasi yang sudah dikode sebelumnya ke dalam penyimpanan

Universitas Sumatera Utara


13

memori yang relatif permanen untuk diambil lagi (recall), dan yang terakhir

retrieving/pemanggilan merupakan proses mendapatkan atau mengambil kembali

informasi (recall) yang telah ditempatkan ke STM dan LTM sebelumnya (Plotnik,

2005).

2. Jenis-Jenis Ingatan

Berdasarkan teori Atkinson-Shiffrin yang mengungkapkan bahwa ada tiga

jenis memori yang berbeda dalam membentuk proses penyimpanan ingatan (King,

2012), yaitu Sensory Memory/ingatan sensoris (menyimpan informasi dari

lingkungan dalam bentuk mentahnya dan akan hilang/terlupakan dengan cepat,

kecuali jika kita memperhatikan informasi tersebut dan menggunakan strategi

tertentu untuk menyalurkannya ke ingatan jangka pendek), Short-Term

Memory/memori jangka pendek (informasi yang tersimpan hanya bisa bertahan

selama 2-30 detik saja, dan rata-rata hanya 7 item informasi, setelah itu ingatan

tersebut akan hilang kecuali melakukan pengulangan/rehearsal yang akan

diteruskan dan ditransfer ke memori jangka panjang), dan Long-Term

Memory/memori jangka panjang (penyimpanan informasi yang hampir tidak

terbatas jumlah informasinya dan cenderung permanen/menetap).

C. Working Memory

1. Definisi Working Memory

Working memory menurut Baddeley merupakan suatu sistem memori aktif

yang bertanggung jawab pada penahanan sementara, pemrosesan dan memanipulasi

informasi secara bersamaan selama menyelesaikan serangkaian tugas kognitif yang

kompleks, seperti: bahasa, pemahaman, proses belajar, dan penalaran (Dehn, 2008).

Universitas Sumatera Utara


14

Berdasarkan pandangan alternatif mengenai memori, working memory/memori-

yang-sedang-bekerja didefinisikan sebagai bagian dari memori jangka panjang

terkait dengan semua pengetahuan tentang fakta-fakta dan prosedur-prosedur yang

baru saja diaktifkan dalam memori, termasuk memori jangka pendek yang singkat

dan cepat (Sternberg, 2008).

Working memory sangat penting, hal ini karena ia yang menyokong

kemampuan di banyak area-area lain, seperti penalaran, pengetahuan/pembelajaran,

dan pemahaman. Salah satu kutipan Baddeley mengungkapkan bahwa working

memory merupakan suatu sistem penyimpanan sementara yang di bawah kendali

atensi/perhatian yang menyokong kapasitas kita untuk pemikiran yang kompleks

(Henry, 2011). Oleh sebab itu, performa working memory bergantung pada

kemampuan menjaga kefokusan atau konsentrasi pada konten yang berhubungan

dengan tujuan yang ingin dicapai dari suatu tugas (Dehn, 2008). Swanson (2006)

juga mendefinisikan working memory sebagai sumber pemrosesan dengan

kapasitas terbatas yang meliputi pemeliharaan informasi dan secara bersamaan juga

memproses informasi lain, baik yang sama maupun berbeda (Henry, 2011).

2. Aspek-Aspek Working Memory

Alan Baddeley & Hitch pada tahun 1974 mengembangkan suatu model

integratif tentang memori, yang dikenal dengan istilah working memory. Working

memory yang diungkapkan oleh Baddeley ini terdiri dari empat aspek—The

Phonological Loop, The Visuospatial Sketchpad, The Central Executive, The

Episodic Buffer. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


15

a. The Phonological Loop/Simpul Fonologis

The phonological loop ini disebut juga sebagai articulatory loop yang

bertugas menyimpan informasi berupa suara dalam jumlah yang terbatas dan untuk

waktu yang singkat. Baddeley membagi loop tersebut ke dalam 2 subkomponen:

(1) Phonological input store yang sementara (material speech disimpan untuk

waktu yang singkat) dan pasif (hanya menyimpan informasi) serta waktu terbatas

(karena informasi cepat memudar); (2) Proses pengulangan/articulatory rehearsal

mechanism, digunakan untuk membaca informasi dalam penyimpanan

phonological store, guna mencegah pembusukan infromasi secara cepat, proses

pembacaan tersebut yang disebut dengan ‘articulatory rehearsal’ dan merupakan

strategi utama yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas Phonological Short

Term Memory (Henry, 2011). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tugas-tugas

fonologis mengaktifkan bagian lobus frontal dan lobus temporal di belahan otak

kiri (Matlin, 2005). The Phonological Loop memiliki fungsi tertentu dan terbatas

pada jenis informasi yang disimpan. The Phonological Loop akan menahan

informasi selama hanya 2 detik atau kurang (Baddeley, 1986 dalam Dehn, 2008).

The Phonological Loop berperan penting dalam pemrosesan bahasa,

kemampuan baca dan tulis, serta proses belajar. Rentang memori fonologis ini dapat

diukur dengan tugas-tugas seperti rentang/deretan angka atau huruf dan seringnya

ini berkenaan dengan verbal short-term memory atau verbal working memory span

(Dehn, 2008). The Phonological Loop tidak memiliki kapasitas untuk mengontrol

atensi/perhatian atau membuat keputusan (Henry, 2011).

Universitas Sumatera Utara


16

b. The Visuospatial Sketchpad/Kerangka-Sketsa Visuospasial

The visuospatial sketchpad dikenal juga dengan istilah visuo spatial

working memory, yang bertugas menyimpan informasi spasial dan visual. The

sketchpad juga menyimpan informasi visual yang telah dikodekan dari stimulus

verbal (Baddeley dalam Matlin, 2005). Ia juga berperan penting dalam

menghasilkan dan memanipulasi gambaran mental/mental images (Baddeley dalam

Dehn, 2008). Sama seperti phonological loop, visuospatial sketchpad ini juga

memiliki kapasitas yang terbatas dan terdiri dari penyimpanan sementara yang pasif

(passive temporary store) dan proses pengulangan yang aktif (active rehearsal

process). Tugas-tugas visual dan spasial mengaktifkan beberapa bagian di korteks.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyimpanan visuospatial lebih bergantung

pada komponen central executive dibandingkan penyimpanan phonological

(Gathercole & Pickering dalam Dehn, 2008).

Penyimpanan visuospatial sketchpad dibagi ke dalam dua subkomponen

penyimpanan visual dan spasial. Subkomponen visual (visual chace) adalah sistem

pasif yang bertanggung jawab pada penyimpanan informasi visual statis (misalnya:

informasi mengenai bentuk dan warna suatu objek), dan subkomponen spasial

(inner scribe) adalah sistem pengulangan spasial aktif yang bertanggung jawab

pada penyimpanan informasi spasial dinamis (misalnya: arah, gerakan, dan lokasi).

c. The Central Executive/ Eksekutif Sentral

The central executive dianggap sebagai pusat/inti dari working memory

(Baddeley dalam Dehn, 2008). Fungsi utama dari proses working memory ini

berpusat di prefrontal cortex (Engle, Kane, & Tuholski dalam Dehn, 2008).

Universitas Sumatera Utara


17

Menurut Kane dan Engle (2002) dorsolateral prefrontal cortex bertanggung jawab

untuk mengabaikan gangguan dari tugas pengolahan sekunder ketika mecoba

mempertahankan informasi yang menjadi fokus perhatian. Kemampuan proses

executive working memory berkaitan dengan perbedaan kapasitas working memory

individual. The central executive bertanggung jawab dalam mengontrol dan

mengintegrasikan informasi dari ketiga komponen lainnya (the phonological loop,

the visuospatial sketchpad, dan the episodic buffer) serta mengatur seluruh proses

kognitif yang melibatkan working memory, seperti yang terlampir pada gambar 1

di bawah ini;

Gambar 1. Aspek-aspek Working Memory

Central Executive

Phonological Visuospatial Episodic


Loop Sketchpad Buffer

Baddeley pada tahun 2006 telah menjelaskan beberapa fungsi utama dari

central executive di antaranya yaitu (Dehn, 2008) : (1) Selective Attention, The

central executive memainkan peranan penting dalam mengatur perhatian dan

konsentrasi. Selective attention di sini merupakan kemampuan untuk memfokuskan

perhatian pada informasi yang relevan dan mencegah informasi tidak relevan yang

menghambat dan mengacaukan perhatian; (2) Switching, merupakan kemampuan

untuk melakukan dan mengatur aktivitas kognitif yang lebih dari satu secara

Universitas Sumatera Utara


18

bersamaan (managing dual-task situations), yang melibatkan pada pemrosesan

informasi saat mencoba menahan/menyimpan informasi yang sama atau berbeda;

(3) Merencanakan strategi, the central executive juga bertugas untuk memilih dan

melaksanakan rencana dan strategi yang fleksibel; (4) Kemampuan untuk

mengalokasikan sumber daya ke bagian sistem working memory lainnya; dan (5)

Kemampuan untuk memperoleh, menahan, dan memanipulasi informasi aktif

secara sementara yang berasal dari long-term memory (Dehn, 2008).

d. The Episodic Buffer/Penyangga Episodik

The episodic buffer merupakan tempat penyimpanan sementara untuk

mengumpulkan dan mengkombinasikan informasi dari phonological loop,

visuospatial sketchpad, dan long-term memory. Makna “episodic” di sini

menunjukkan ingatan akan kejadian dan peristiwa yang terjadi pada kita. Episodic

buffer secara aktif memanipulasi informasi sehingga kita mampu

menginterpretasikan pengalaman awal, memecahkan permasalahan yang baru, dan

merencanakan aktivitas di masa mendatang (Matlin, 2005). Selain itu, episodic

buffer juga penting untuk proses belajar karena ia menggunakan kode multimodal

untuk mengintegrasikan komponen working memory dan long-term memory

menjadi representasi satu kesatuan. Komponen episodic ini juga

mengkombinasikan kode visual dan verbal dan menghubungkannya ke representasi

multidimensional dalam long-term memory.

3. Kapasitas Working Memory

Pada dasarnya, kapasitas working memory ini merupakan jumlah ide atau

unit informasi dari penyimpanan long-term yang bisa ditahan dan dimanipulasikan

Universitas Sumatera Utara


19

secara bersamaan. Perbedaan kapasitas working memory ditentukan oleh seberapa

baik individu mampu mengaktifkan dan mendapatkan kembali informasi jangka

panjang/long-term (Dehn, 2008). Umumnya, kapasitas working memory ini

berkaitan dengan kematangan dari prefrontal cortex (Kane & Engle dalam Dehn,

2008). Selain itu, working memory ini juga bergantung pada keseimbangan

neurochemical di otak. Dopamin merupakan neurotransmitter penting yang

bertugas mengatur aktivitas sel yang berkaitan dengan working memory (Goldman-

Rakic dalam Dehn, 2008). Kekurangan dopamin dalam prefrontal cortex bisa

mengganggu performa working memory (Dehn, 2008).

Masing-masing individu memiliki kapasitas working memory yang

bervariasi dan relatif tetap, mengkin lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan

yang lain. Kapasitas working memory juga semakin bertambah seiring pertambahan

usia, dimulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Perbedaan dalam hal kapasitas

working memory antara anak-anak dengan usia yang sama bisa saja sangat besar.

Misalnya dalam suatu kelas yang terdiri dari 30 siswa berusia 12 sampai 13 tahun,

kita akan menemukan sedikitnya 3 dari mereka yang memiliki kapasitas working

memory rata-rata seperti usia 8 tahun. Sementara 3 lainnya memiliki kapasitas

seperti usia 17 tahun, yang hampir mendekati level dewasa (Gathercole & Alloway,

2007).

Individu yang memiliki kapasitas working memory rendah di masa kanak-

kanak akan tertinggal dengan teman sebayanya. Walaupun kapasitas working

memory ini bertambah seiring usia, tetapi mereka tetap tidak bisa malampaui teman

mereka yang memiliki kapasitas working memory lebih tinggi sedari masa kanak-

Universitas Sumatera Utara


20

kanak tersebut. Rendahnya kapasitas working memory ini tidak dipengaruhi oleh

faktor yang berkenaan dengan latar belakang anak, seperti pendidikan atau

pengalaman selama pre-school, atau dengan kualitas sosial dan stimulasi intelektual

di rumah. Tampaknya, gen berperan penting pada area frontal otak yang

mendukung working memory (Gathercole & Alloway, 2007). Working Memory

akan meningkat secara substansial mulai masa kanak-kanan sampai dengan dewasa,

dari sebuah studi juga ditemukan bahwa working memory remaja lebih baik

daripada working memory anak-anak (Dehn, 2008). Anak yang berusia 9 tahun

dianggap memiliki kesulitan dalam mengabaikan informasi yang tidak relevan

dengan tugas, berbeda dengan anak berusia 14 tahun yang memiliki perkembangan

inhibitory mechanism lebih baik (Swanson & Howell dalam Dehn, 2008). Oleh

sebab itu, kemungkinan besar tahun-tahun remaja merupakan periode

perkembangan yang penting untuk peningkatan working memory (Santrock, 2009).

4. Karakteristik Anak-Anak dengan Working Memory yang Rendah

Gatherman & Alloway dalam bukunya “Understanding Working Memory:

A Classroom Guide” (2007), memaparkan secara khusus bahwa anak-anak dengan

working memory yang rendah memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Melupakan inti/konten dari pesan dan instruksi yang diberikan, sehingga mereka

mengalami kesulitan dalam mengikuti instrusksi/arahan, baik itu melupakan

sebagian atau keseluruhan instruksi dan pesan, dan/atau tidak menyelesaikan

tugas sampai tuntas;

b. Menurut guru mereka, mereka memiliki rentang perhatian/fokus/konsentrasi

yang singkat dan juga mudah terganggu/teralihkan;

Universitas Sumatera Utara


21

c. Progres/prestasi akademik yang rendah selama masa Sekolah; khususnya di

bidang studi membaca dan matematika.

d. Cenderung pendiam dan pasif dalam aktivitas/kerja kelompok, jarang menjawab

pertanyaan secara sukarela di kelas, dan terkadang tidak menjawab pertanyaan

langsung;

e. Sering kehilangan arah dalam menyelesaikan tugas-tugas rumit, dan pada

akhirnya tugas-tugas tersebut mereka tinggalkan;

D. Murottal Al-Qur’an

1. Definisi Murottal Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup dan sumber utama ajaran bagi setiap

muslim, guna memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan sempurna, yakni

dengan memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten dan sungguh-sungguh. Al-Qur’an

diturunkan dalam bahasa Arab dan memiliki gaya bahasa khas yang tidak dapat

ditiru oleh para sastrawan sekalipun, karena susunannya yang indah dan berlainan

dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Susunan kalimat dan gaya bahasa Al-

Qur’an mampu menciptakan suatu pola dan keharmonisan irama yang timbul dari

rangkaian kata dan kalimatnya. Al-Qur’an disebut juga sebagai mukjizat terbesar

dan kekal sepanjang masa bagi umat muslim, hal ini dikarenakan Al-Qur’an sendiri

merupakan perkataan atau pesan-pesan Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw. sebagai pedoman hidup dan tetap sesuai dengan perkembangan

zaman, ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan (Husin, 2005).

Universitas Sumatera Utara


22

Umumnya pembacaan ayat suci Al-Qur’an dilakukan secara musikal yang

menjadi suatu bentuk lantunan syair spiritual. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an

dengan nuansa musikal ini menjadi bukti lain akan pentingnya nuansa musikal bagi

seseorang dalam memahami dan memaknai pesan-pesan yang terkandung dalam

kitab suci Al-Qur’an. Efek nuansa musikal berperan penting dalam menciptakan

suasana tenang selama proses pertumbuhan dan proses perkembangan fungsi

kognitif seseorang. Daya ingat, perkembangan bahasa, daya imajinasi, kreativitas,

dan fungsi nalar akan mengalami proses perkembangan yang lebih baik bila disertai

dengan aktivitas musikal (Satidarma, 2004).

Murottal Al-Qur’an merupakan rekaman pembacaan Al-Qur’an yang

dilagukan oleh seorang pembaca Al-Qur’an (qori’) (Heru dalam Siswantinah,

2011).

2. Mekanisme Murottal Al-Qur’an

Al-Qur’an terdiri atas susunan kata-kata indah dan teratur yang memiliki

daya hentakan kuat bagi pendengarnya. Hentakan suara di antara ujung-ujung ayat

atau kalimat ada yang kuat maupun lembut. Secara medis, ketika mendengarkan

bacaan/suara Al-Qur’an di saat posisi tenang, sel-sel otak, urat saraf dan pembuluh

darah akan dapat merespon magnetik yang terdapat dalam ritme Al-Qur’an dan

mengubahnya menjadi energi positif. Aliran darah di dalam otak akan meningkat,

khususnya daerah yang berkaitan dengan fungsi penglihatan, pengontrolan otot jari,

pendengaran, dan sebagainya (Nur, 2012). Salah satu rahasia yang menyebabkan

otak mampu bekerja, berpikir, dan mengingat adalah dikarenakan adanya program

yang sangat rumit dan halus yang senantiasa bekerja di dalam sel-sel otak. Program

Universitas Sumatera Utara


23

tersebut ada di dalam setiap sel dan menjalankan tugasnya dengan keakurasian yang

hampir sempurna. Oleh sebab itu, jika terdapat kerusakan atau sedikit saja

penyimpangan yang terjadi dalam program tersebut, maka pengaruhnya akan

dirasakan oleh sebagian atau bahkan seluruh tubuh kita, dan akibatnya akan

menyebabkan ketidakseimbangan (Elzaky, 2010).

Dr. Mohammad Daudah mengungkapkan bahwa suara memberikan

pengaruh yang kuat dalam merestorasi keseimbangan tubuh, dan sel-sel tubuh

dipengaruhi oleh bermacam-macam gelombang seperti gelombang sinar,

gelombang radio, gelombang suara, dan lain-lain. Seperti yang diketahui bahwa

suara itu terbentuk dari gelombang dan getaran yang bergerak di udara dengan

kecepatan 340 m/detik (Nur, 2012). Suara terdiri dari getaran-getaran/vibrasi-

vibrasi mekanik yang sampai ke telinga lalu ke sel-sel otak untuk direspon sesuai

getaran-getaran tersebut dan mengubah getaran/vibrasinya sendiri, yang berarti

bahwa kerja mekanik dari sel-sel ini dapat meningkat dan menjadi lebih kuat. Itulah

sebabnya suara dianggap sebagai energi obat yang efektif dalam proses

penyembuhan penyakit. Energi tersebut bisa kita dapati dalam ritme pembacaan

ayat-ayat Al-Qur’an yang direspon secara positif oleh sel-sel otak, urat saraf, dan

pembuluh untuk mengubahnya menjadi energi positif bagi tubuh. Berdasarkan

penelitian Ir. Abdel Daem al-Kaheel, mendengarkan Al-Qur’an memiliki pengaruh

sebagai berikut : (1) meningkatkan kekebalan tubuh; (2) meningkatkan kreativitas/

kapasitas untuk berinovasi; (3) meningkatkan kemampuan untuk fokus; (4)

perubahan signifikan dalam perilaku; (5) kondisi jiwa yang lebih stabil; (6)

meningkatkan kemampuan dan kecepatan berbicara; dan sebagainya (Nur, 2012).

Universitas Sumatera Utara


24

Mendengarkan pembacaan Al-Qur’an mampu mengembalikkan

keseimbangan sel yang rusak. Ritme Al-Qur’an bekerja seperti aliran listrik yang

dapat menghidupkan sel-sel otak yang telah mati dan menormalkan keseimbangan

kerja otak. Frekuensi gelombang yang dihasilkan tersebut memiliki kemampuan

untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuannya, menguatkan

kemampuan konsentrasi, dan menyeimbangkannya. Suara yang dihasilkan dari

murottal Al-Qur’an memiliki ritme/irama yang dikenal dengan istilah “rhyme

prose”, yang memiliki keunikan karena tidak dapat ditemukan dalam sastra arab.

Sekitar 80% ritme dalam Al-Qur’an hanya terdiri dari 3 suara (n, m ,a) yang

meliputi huruf-huruf seperti, Alif, Mim, Ya dan Nun. Jadi, sekitar 50.08% ayat

berirama “Nun” dan 30% lagi berirama “Mim”, “Alif”, atau “Ya”. Hasil analisis ini

menunjukkan bahwa “rhymed prose” di dalam Al-Qur’an terbentuk oleh 3 suara,

dan membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah karya dengan karakteristik sastra yang

luar biasa. Suara/melodi yang dihasilkan dari pembacaan Al-Qur’an di samping

berasal dari ritme ayat-ayatnya, namun juga memiliki fitur/karakteristik khusus

seperti: aksen, jenis hurus, tingkatan vokal, kata sifat, kata preposisi yang juga turut

memengaruhi variasi ritme kata-katanya (Nur, 2012; Yahya dalam Nakhavali,

2013; Nakhavali, 2013; Kalani, 2016).

Musik mengandung komposisi not balok yang kompleks dan harmonis,

yang secara psikologis merupakan jembatan otak kiri dan kanan, di mana output-

nya berupa peningkatan daya tangkap/konsentrasi. Begitu juga dengan Al-Qur’an

bila diperdengarkan dengan tepat dan benar, dalam artian sesuai dengan tajwid dan

makhraj (pengucapan), Al-Qur’an mampu merangsang saraf-saraf otak, karena

Universitas Sumatera Utara


25

terdapat hubungan yang kuat antara susunan huruf-huruf Al-Qur’an dengan

susunan saraf dalam tubuh manusia. Sehingga huruf-huruf yang dibaca atau

diperdengarkan akan langsung direspon oleh saraf tubuh. Selain itu, sel-sel otak kita

tetap hidup dan aktif hingga di saat tertekan, karena Al-Qur’an juga memiliki efek

penenang. Terbukti juga bahwa sel-sel otak akan berhenti mengalami pemangkasan

(pruning) setelah mendengarkan murottal Al-Qur’an minimal tiga jam sehari yang

akan meningkatkan kemampuan konsentrasi bagi pendengarnya, meningkatkan

daya ingat, dan kemampuan berhitung (Nur, 2012).

Asosiasi Kedokteran Islam di wilayah Florida Amerika Serikat melakukan

penelitian yang melibatkan 210 responden dan dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu

umat Islam yang berbicara dan memahami bahasa Arab, umat Islam yang tidak

memahami bahasa Arab, dan kalangan nonmuslin. Para peneliti menemukan bahwa

lantunan ayat-ayat Al-Quran memberikan efek yang menenangkan kepada 97%

responden, efek ketenangan yang didapat tersebut menurut para peneliti disebabkan

oleh dua faktor, yaitu karena pengaruh lafal/suara Al-Quran tanpa memedulikan

apakah pendengar memahami makna lafal-lafal tersebut, dan faktor makna ayat-

ayat Al-Quran meskipun proses pemahamannya dilakukan melalui penerjemahan,

tidak secara langsung dipahami oleh responden (Elzaky, 2010). Berdasarkan

penelitian tersebut, dari hasil pengamatan akan perubahan gelombang otak ketika

para pendengar mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran, diketahui bahwa

gelombang otak mereka beralih dari pergerakan yang cepat (12-13 db per detik)

menjadi lebih lambat (8-18 db per detik), yang mendeskripsikan kondisi responden

yang sangat tenang.

Universitas Sumatera Utara


26

Gelombang suara dari murottal Al-Quran berjalan di udara sampai akhirnya

diterima telinga, kemudian mengalami perubahan menjadi sinyal-sinyal listrik yang

terus bergerak melalui jaringan saraf pendengaran sesuai dengan arahan sistem

pendengaran di dalam otak. Sel-sel pendengaran saling bersahutan dan saling

menjawab, sehingga gelombang tersebut bergerak ke berbagai bagian otak,

terutama bagian otak depan (lobus frontal). Selanjutnya bagian-bagian ini saling

berinteraksi dan mengirimkan sinyal yang diterjemahkan menjadi bahasa yang

dipahami manusia (Elzaky, 2010).

E. Pengaruh Murottal Al-Qur’an Terhadap Kemampuan Working Memory

Remaja

Pada masa remaja, fungsi kognitif sedang berada pada fase perkembangan

dan perubahan yang progresif (Papalia, 2007). Hal ini karena kapasitas dan

kecepatan pemrosesan remaja terus mengalami peningkatan, dan secara bertahap

mengembangkan potensinya untuk mengelola dan menyebarkan sumber daya

kognitifnya (Kuhn & Franklin dalam Santrock 2007). Selama proses belajar di

Sekolah, para siswa/remaja diharapkan mampu mengikuti dan memahami pelajaran

yang diberikan. Berdasarkan perspektif kognitif, komponen esensial dari belajar ini

adalah pengorganisasian informasi yang akan dipelajari, pengetahuan sebelumnya

yang telah dikuasai, dan proses yang melibatkan pemahaman, pengertian, serta

penyimpanan dan pengambilan kembali informasi (Gredler, 2011).

Namun yang menjadi permasalahannya, para siswa sebenarnya juga tidak

terlepas dari hambatan dan tantangan yang terjadi selama proses belajar. Salah

Universitas Sumatera Utara


27

satunya ialah ketidakmampuan memusatkan perhatian selama belajar dan

mengingat bahan ajar yang sudah diberikan. Selective attention atau kemampuan

untuk memfokuskan perhatian pada informasi yang relevan dan mencegah

informasi tidak relevan (yang menghambat dan mengacaukan perhatian),

merupakan salah satu fungsi dari the central executive yang disebut dengan

inhibitory mechanism. The central executive ini dianggap sebagai pusat/inti dari

working memory (Baddeley dalam Dehn, 2008). Oleh sebab itu, kemampuan proses

central executive working memory ini berkaitan dengan perbedaan kapasitas

working memory antar individu, yang dengan kata lain perhatian/atensi merupakan

pemegang kendali dari penyimpanan sementara working memory yang mendukung

kapasitas siswa dalam berpikir kompleks (Dehn, 2008; Henry, 2011). Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Gatherman & Alloway terkait karakteristik siswa

yang memiliki kapasitas working memory rendah, di antaranya ialah memiliki

rentang perhatian/fokus/konsentrasi yang singkat dan juga mudah

terganggu/teralihkan; dan progres/prestasi akademik yang rendah selama masa

Sekolah (Gatherman & Alloway, 2007).

Oleh karena itu, working memory sangat erat kaitannya dengan proses

belajar dan dibutuhkan kapanpun selama proses belajar itu berlangsung, karena

selama proses belajar siswa akan membutuhkan pemanipulasian informasi,

pengambilan informasi yang tersimpan dalam Long-Term Memory, dan

penyimpanan sementara, serta pemrosesan informasi (Dehn, 2008). Siswa yang

memiliki kapasitas working memory rendah di masa kanak-kanak akan tertinggal

dengan teman sebayanya. Walaupun kapasitas working memory ini bertambah

Universitas Sumatera Utara


28

seiring usia, akan tetapi mereka tetap tidak bisa melampaui orang lain dengan

kapasitas working memory yang lebih tinggi sedari masa kanak-kanak tersebut.

Sehingga, hal ini akan turut menghambat psroses belajar para siswa itu sendiri

(Gathercole & Alloway, 2007; Stern, Avner).

Salah satu strategi dalam meningkatkan performa working memory adalah

dengan stimulus suara, seperti musik. Musik memiliki efek terapeutik terhadap

pikiran serta tubuh manusia. Efek suara mampu memengaruhi keseluruhan fungsi

fisiologis tubuh pada basis aktivasi korteks sensori dengan aktivasi sekunder yang

lebih menyebar di dalam neokorteks dan berlanjut di dalam sistem limbik,

hipothalamus, dan sistem saraf otonom. Salah satu terapi musik yaitu perangsang

auditori (auditory stimulation), yang merupakan pemberian perangsangan berupa

suara pada pendengaran (Oken, 2004). Demikian pula dengan pembacaan/murottal

Al-Qur’an yang output-nya berupa suara. Mohammad Daudah mengungkapkan

bahwa suara memberikan pengaruh yang kuat dalam merestorasi keseimbangan

tubuh, sel-sel tubuh juga dipengaruhi oleh bermacam-macam gelombang seperti

gelombang sinar, gelombang radio, gelombang suara, dan lain-lain. Frekuensi

aliran listrik dari suara bacaan Al-Qur’an (murottal) secara tartil/ perlahan ini,

mampu membuat otak mengubah frekuensi gelombang otak. Ketika Al-Qur’an

dibacakan, impuls atau rangsangan suara akan diterima oleh daun telinga

pendengarnya (Nur, 2012).

Adapun cara kerja (fisiologi) pendengaran merupakan proses di mana

telinga menerima gelombang suara, membedakan frekuensi, dan mengirim

informasi ke susunan saraf pusat. Setiap bunyi yang dihasilkan dari sumber bunyi

Universitas Sumatera Utara


29

atau getaran udara akan diterima oleh telinga, di mana getaran tersebut akan diubah

menjadi impuls mekanik (di telinga tengah), yang selanjutnya diubah menjadi

impuls elektrik (di telinga dalam), yang akan diteruskan melalui saraf pendengaran

menuju ke korteks pendengaran di otak. Getaran suara dari bacaan Al-Qur’an

tersebut akan ditangkap oleh daun telinga yang kemudian dialihkan ke lubang

telinga dan mengenai membrana timpani (membran yang ada di dalam telinga),

sehingga membuatnya bergetar. Getaran ini selanjutnya diteruskan ke tulang-tulang

pendengaran yang saling bertautan satu sama lain. Rangsangan fisik sebelumnya

diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion natrium menjadi aliran listrik

yang diteruskan melalui saraf N.VII (vestibulo cokhlearis) menuju ke otak, lebih

tepatnya di area pendengaran yang bertanggung jawab dalam menganalisa suara

yang kompleks, ingatan jangka panjang, pendengaran yang serius, perbandingan

nada, dan sebagainya. Selanjutnya, sinyal bacaan Al-Qur’an akan diteruskan ke

bagian posterotemporalis lobus temporalis otak yang dikenal dengan area

wernicke. Sinyal dari area asosiasi somatik, visual, dan auditorik bertemu satu sama

lain di area wernicke. Area ini bertugas menginterpretasikan (menafsirkan atau

memberi kesan) bahasa dan erat kaitannya dengan area pendengaran primer dan

sekunder. Kemudian, sinyal-sinyal dari murottal Al-Qur’an di area wernicke

dikirim ke area asosiasi prefrontal. Selain diantarkan ke korteks auditorik primer

sinyal dari talamus, juga diantarkan ke amigdala, di samping menerima sinyal dari

talamus, amgidala juga menerima sinyal dari semua bagian korteks limbik

(emosi/perilaku), seperti juga neokorteks lobus temporal, parietal, dan oksipital—

terutama dari area asosiasi auditorik dan asosiasi visual. Amigdala akan

Universitas Sumatera Utara


30

menjalankan sinyal-sinyal kembali ke area korteks (lapisan terluar) yang sama,

hipokampus, septum, talamus, dan hipotalamus (pusat penampungan segala

informasi dari berbagai arah yang selanjutnya akan dikirimkan ke berbagai sel

sebagai suatu pesan yang akan menghasilkan suatu gerak atau aktivitas). Di

samping itu, talamus juga menjalankan sinyal elektrik ke neokortkes (area otak

yang berfungsi untuk berpikir atau mengolah informasi yang masuk ke otak). Di

‘neokorteks’ sinyal tersebut disusun menjadi ‘sesuatu’ yang dipahami dan dipilah

sehingga otak mengenali masing-masing objek, dan selanjutnya amigdala akan

menjalankan sinyal tersebut ke hipokampus. Ahli neurologi berpendapat bahwa

hipokampus lebih berkaitan dalam hal penekanan dan pemaknaan pola persepsi

dibandingkan reaksi emosional, serta sangat penting dalam membantu otak

menyimpan ingatan baru. Thalamus merupakan salah satu daerah otak yang terlibat

sangat penting dalam osilasi gelombang otak alpa, begitu juga dengan area

subkortikal seperti hipokampus (Pedak, 2009; Roux, 2013).

Berdasarkan analisa alat Electroencephalograph (EEG), sebelum

diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an terlihat reaksi gelombang otak seseorang

berada pada frekuensi beta dan mengalami perubahan gelombang otak menjadi

frekuensi alpha saat diperdengarkan murottal Al-Qur’an, yang membuat partisipan

berada pada kondisi relaksasi dan memberikan efek ketenangan. Para peneliti

menemukan bahwa saat seseorang berada pada frekuensi gelombang otak yang

lebih rendah (seperti alpha dan theta), maka otak akan memproduksi

neurotransmitter serotonin di otak, yang berperan penting dalam meningkatkan

kemampuan mengingat, kreativitas dan kemampuan belajar. Serotonin berperan

Universitas Sumatera Utara


31

penting dalam berbagai fungsi otak, seperti suasan hati, emosi, atensi, pembelajaran

dan memori, hal ini karena jalur neuron serotonergik menginversi berbagai daerah

pada sistem saraf pusat, seperti serebelum, neokorteks, talamus, sistem limbik,

medula oblongata, serta medula spinalis. Serotonin terlibat dalam regulasi

presynaptic terhadap pelepasan neurotransmitter lain, seperti reseptor 5-HT3

menghambat pelepasan acetylcholine di korteks namun meningkatkan pelepasan

dopamin di striatal dan sistem mesolimbik. Dopamin merupakan neurotransmitter

penting yang bertugas mengatur aktivitas sel yang berkaitan dengan working

memory, kekurangan dopamin dalam prefrontal cortex bisa mengganggu performa

working memory (Abdullah, 2011; Fannin; Edgar, 2007).

Aktivitas keagamaan dan spiritualitas, salah satunya seperti mendengarkan

murottal Al-Qur’an juga mampu mengurangi pelepasan hormon norepinephrine

dan kortisol, dan memiliki efek psikologis seperti rendahnya tingkat kecemasan,

serta memiliki efek fisiologis seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung,

asupan oksigen ke otak meningkat, dan nantinya akan berdampak juga pada

pemrosesan informasi. Efek fisiologis dan psikologis ini yang memberikan efek

relaksasi dan ketenangan bagi pendengarnya, sehingga mampu mengoptimalkan

performa executive working memory. Ashcraft dan Krick (2001) menekankan akan

pentingnya executive working memory yang merupakan salah satu aspek working

memory, yang fungsinya dipengaruhi oleh kecemasan. Hal ini sudah jelas, rasa

cemas turut memengaruhi perhatian dan working memory, dan hal ini dapat diatasi

dengan kondisi relaksasi. Ketika seseorang diperdengarkan murottal Al-Qur’an,

mereka berada pada frekuensi gelombang otak alpha, dan karena frekuensi alpha

Universitas Sumatera Utara


32

ini (9-13 Hz) berhubungan dengan kondisi tubuh dan pikiran yang rileks atau

relaksasi, seseorang yang berada pada kondisi ini akan mengalami penurunan

tekanan darah, detak jantung, dan seluruh tubuhnya akan merasakan ketenangan,

kemudian hal ini akan meningkatkan kadar oksigen di dalam otak, serta

memaksimalkan aliran darah ke korteks. Oleh sebab itu, kondisi relaksasi ini

mampu meningkatkan kemampuan superlearning seseorang. Seseorang akan lebih

mudah dalam mempelajari informasi baru, keterampilan baru, bahasa, mengingat

dan menyimpan informasi tanpa harus mengeluarkan banyak usaha. Di samping itu,

relaksasi juga mampu meningkatkan kapasitas working memory dan meningkatkan

fungsinya dengan membantu seseorang untuk menghindari sumber kecemasan dan

stimuli lingkungan yang mengganggu serta fokus pada tugas yang sedang

dikerjakan, juga memperluas lingkup atensi/perhatian, serta meningkatkan

konsentrasi. Sejalan yang dikemukakan Hudetz bahwa performa working memory

dan keakurasian dalam memroses informasi seseorang akan meningkat secara

signifikan dengan kondisi relaksasi (Mueller, 2001; Hudetz, 2004; John; Wood,

2006; Flor, 2013).

F. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : Working memory remaja yang mendengarkan

murottal Al-Qur’an lebih baik daripada working memory remaja yang tidak

mendengarkan murottal Al-Qur’an.

Universitas Sumatera Utara


33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif

dengan metode ekperimen yang bertujuan untuk mengetahui apakah working

memory pada remaja yang mendengarkan murottal Al-Qur’an lebih baik

dibandingkan remaja yang tidak mendengarkan murottal Al-Qur’an. Azwar (2013)

mengungkapkan bahwa penelitian eksperimental dilakukan guna melihat hubungan

sebab-akibat di antara variabel-variabel dengan cara memberikan kelompok

eksperimental satu atau beberapa macam kondisi perlakuan serta membandingkan

akibat hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai

perlakuan. Dalam hal ini, tujuan peneliti adalah untuk melihat hubungan sebab

akibat antara variabel murottal Al-Qur’an dan working memory remaja.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Dalam penelitian terdapat 2 jenis variabel yang teridentifikasi dapat menguji

hipotesa peneliti. Jenis-jenis variabel tersebut di antaranya adalah variabel bebas

dan variabel terikat/tergantung.

1. Variabel Bebas : Murottal Al-Qur’an

2. Variabel Tergantung : Working Memory

Universitas Sumatera Utara


34

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Murottal Al-Qur’an

Murottal Al-Qur’an dalam penelitian ini adalah rekaman audio dengan

format mp3 yang akan diperdengarkan menggunakan headphone kepada partisipan

kelompok eksperimen selama 15 menit dalam satu pertemuan, dan begitu

seterusnya yang akan dilakukan setiap hari selama dua belas (12) pertemuan.

Murottal Al-Qur’an yang diperdengarkan kepada partisipan adalah Q.S. Al-Fatihah

yang dibacakan oleh Syeikh Mishary Rashid Al-Afasi dan Q.S. Ar-Rahmaan oleh

Muzammil Hasballah. Q.S. Al-Fatihah, dan Q.S. Ar-Rahman peneliti pilih sebagai

instrumen murottal, hal ini berlandaskan pada penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan murottal Al-Qur’an dan mampu memberikan efek relaksasi atau ketenangan

bagi pendengarnya (Ali, 2015; Wahida, 2015).

2. Working Memory

Working memory dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan

memusatkan perhatian pada informasi berkaitan dengan tugas yang telah diberikan,

serta mengabaikan informasi yang tidak berhubungan dengan tugas yang bisa

menganggu perhatian partisipan dalam menyelesaikan tugas, dalam hal ini

partisipan harus fokus menyebutkan warna yang terlihat saja dan mengabaikan kata

yang tertulis dengan cepat, seperti pada tugas Stroop Test Effect

Working memory dalam penelitian ini diukur dengan Stroop Test Effect.

Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan partisipan dalam menyelesaikan tes, maka

semakin baik pula kinerja/performa dari working memory partisipan.

Universitas Sumatera Utara


35

D. Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang hendak diteliti dan

memiliki beberapa karakteristik yang sama/serupa (Latipun, 2011). Sementara

Azwar (2013) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang akan dikenai

generalisasi hasil penelitian.

Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini yaitu :

a. Remaja Awal atau Siswa Kelas 8 SMP

Perkembangan rentang working memory akan meningkat dua sampai tiga

kali lipat di usia 4-16 tahun, dengan kemajuan lebih bertahap setelah usia 8 tahun

(Gathercole dalam Dehn, 2008). Pada usia 14 tahun individu mengalami

perkembangan inhibitory mechanisms yang lebih baik (Swanson & Hoewll dalam

Dehn, 2008). Inhibitory mechanism adalah fungsi dari the central executive, dan

the central executive dianggap sebagai pusat/inti dari working memory (Baddeley

dalam Dehn, 2008). Oleh sebab itu, peneliti memilih partisipan penelitian yang

berusia dengan rentang usia 12-15 tahun, dan rentang usia tersebut mayoritas

berada di kelas 8 SMP.

b. Siswa-Siswi SMP UMUM di salah satu kota Medan

Penelitian ini berkaitan dengan murottal Al-Qur’an dan identik dengan

nilai-nilai agama Islam, oleh karenanya peneliti sengaja memilih populasi yang

lebih bervariasi dalam aspek nilai-nilai keagamaannya, dan Sekolah Umum

memenuhi kriteria tersebut. Selain itu, sesuai dengan karakteristik pertama, karena

fokus penelitian ini adalah remaja maka peneliti akan lebih memfokuskan pada

Universitas Sumatera Utara


36

Sekolah Umum di Tingkat SMP. Oleh sebab itu, peneliti memilih SMP Swasta

PGRI-3 MEDAN sebagai tempat penelitian.

2. Sampel Penelitian

Setelah penentuan populasi yang sesuai dengan karakteristik penelitian,

selanjutnya pemilihan/pengambilan anggota sampel berdasarkan karakteristik

partisipan penelitian yang peneliti kehendaki (Latipun, 2011). Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling,

khususnya dengan teknik insidental (accidental sampling). Teknik insidental

merupakan teknik pengambilan sampel yang dipilih peneliti secara kebetulan

berdasarkan ketersediaan subjek penelitian saat pengambilan data, walaupun teknik

ini dianggap lemah karena peneliti tidak memiliki kontrol penuh terhadap

kerepresentatifan sampelnya (Myers, 2012). Berhubung pada saat pengambilan

data awal, yang tersedia adalah kelas 8-1 maka peneliti memilih siswa-siswi kelas

8-1 sebagai sampel penelitian eksperimen ini.

Selanjutnya dalam penentuan jumlah/anggota sampel pada penelitan

eksperimen, tidak sama seperti pada penelitian survei, bukan ditentukan oleh

besarnya populasi, melainkan lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pengaruhnya

(power of effect) suatu perlakuan terhadap variabel terikat hasil eksperimen

sebelumnya (Latipun, 2011). Myers (2012) mengungkapkan bahwa jika pengaruh

dari variabel independen penelitian kita itu kuat, kita bisa menggunakan 10-20

subjek/partisipan per kelompoknya, jika pengaruh ukurannya sedang harus

menggunakan 20-30 subjek per kelompok. Dan jika pengaruhnya lemah, kita harus

menggunakan subjek yang lebih besar (>30 subjek). Disarankan untuk memiliki

Universitas Sumatera Utara


37

paling sedikit 20 subjek/partisipan dalam masing-masing kelompok eksperimen.

Jumlah partisipan yang lebih kecil akan sangat sulit mendeteksi pengaruh dari

variabel bebas (murottal Al-Qur’an), kecuali jika pengaruhnya besar (Myers, 2012).

Oleh sebab itu, sebagai antisipasi dalam penelitian ini, maka peneliti akan

menggunakan 20 subjek/partisipan per kelompoknya. Sampel yang sebelumnya

dipilih secara insidental, selanjutnya dalam penentuan sebagai kelompok

eksperimen atau kontrol akan dipilih siswa yang beragama islam secara acak

sebanyak 20 partisipan per kelompoknya.

E. TEKNIK KONTROL

Sebagai upaya pengendalian variabel luar/ekstra yang tidak dikehendaki

pengaruhnya terhadap penelitian ini, maka salah satu upayanya peneliti akan

menggunakan teknik randomisasi dalam menentukan kelompok penelitian. Maksud

randomisasi ini ialah membagi kelompok penelitian secara random (random

assignment), yang dibagi ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimental.

Secara teoritis variabilitas nilai variabel luar/ekstra tersebut akan terbagi secara

seimbang (Latipun, 2011). Tujuan randomisasi ini juga untuk mengurangi bias dari

kesalahan sistematis (systematic eror) yang secara sengaja dilakukan peneliti dalam

menentukan subjek-subjek penelitiannya. Kesalahan sistematis ini contohnya

seperti pengelompokkan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu

dari peneliti. Oleh sebab itu, dilakukanlah randomisasi untuk mengendalikan

variabel ekstra dan mengurangi bias dari kesalahan sistematis (Latipun, 2011).

Universitas Sumatera Utara


38

Selanjutnya peneliti menggunakan teknik konstansi, yakni dengan membuat

kedua kelompok penelitian mendapatkan kondisi pre-test dan post-test sesama

mungkin, dalam hal ini adalah alat tes yang dipergunakan, waktu pengerjaan alat

tes, dan administrator alat tes pada kedua kelompok (kontrol dan eksperimen) juga

sama.

F. DESAIN PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah pretest-

posttest control group design. Desain ini peneliti gunakan guna melihat pengaruh

dari variabel independen/bebas (mendengarkan murottal Al-Qur’an) terhadap

variabel dependen/terikat (working memory). Subjek dalam penelitian akan dibagi

ke dalam dua (2) kelompok (kelompok eksperimental dan kelompok kontrol),

dengan metode random assignment di mana setiap subjek memiliki kesempatan

yang sama untuk ditempatkan di setiap kondisi. Masing–masing kelompok

penelitian berjumlah 16 partisipan di Kelompok Eksperimen dan 18 partisipan di

Kelompok Kontrol, dan desain penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai

berikut :

1. Kedua kelompok diberikan pretest;

2. Kelompok eksperimen diperdengarkan murottal Al-Qur’an selama 15 menit,

yang dilakukan setiap hari berturut-turut selama 2 minggu atau 12 pertemuan;

3. Kelompok kontrol tidak melakukan aktivitas apapun;

4. Setelah itu kedua kelompok diberikan posttest.

Universitas Sumatera Utara


39

Berikut tabel desain eksperimen yang akan dilakukan :

R (KE) O1 X O2

R (KK) O1 O2

Keterangan :
R = Random Assignment
KE = Kelompok eksperimen
KK = Kelompok Kontrol
O1 = Pre-Test
O2 = Post-Test
X = Treatment Audio Murottal Al-Qur’an

Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen


Kelompok Perlakuan
Mendengarkan
Post-Test
Murottal Al-
(Pengukuran
Eksperimen (A) Pre-Test Qur’an (15
Pengaruh IV
(Pengukuran menit), selama
terhadap DV-
DV sebelum 12 hari
setelah
treatment) Tanpa
serangkaian
Kontrol (B) perlakuan
treatment)
apapun

G. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur pelaksanaaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Mengkaji Referensi/Literatur serta Pembuatan Proposal Penelitian

Peneliti mencari dan mengumpulkan referensi berupa teori, penelitian-

penelitian terdahulu/jurnal, dan survei dari sumber informasi terkait variabel

penelitian, yaitu working memory, dan murottal Al-Qur’an.

Universitas Sumatera Utara


40

b. Menyiapkan Modul Rancangan Penelitian Eksperimen

Modul penelitian eksperimen berisikan rancangan kegiatan penelitian

eksperimen yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari hari pertama (pre-test),

serangkaian perlakuan yang diberikan, dan sampai pada hari terakhir (post-test).

c. Menyiapkan Instrumen Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen ini menggunakan beberapa instrumen, di antaranya

ialah audio murottal AL-Qur’an surah-surah pilihan, serta headphone yang bisa

disambungkan ke mp3 player, sebagai media yang akan dipergunakan kelompok

eksperimen dalam mendengarkan murottal Al-Qur’an.

d. Mengurus Surat Izin Penelitian

Penelitian ini melibatkan instansi pendidikan yaitu SMP SWASTA PGRI-3

MEDAN. Oleh sebab itu, untuk melakukan eksperimen di instansi terkait, peneliti

harus mengurus surat izin penelitian. Dalam hal ini, surat izin penelitian

dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

e. Pemilihan Sampel Penelitian secara Insidental

Setelah mendapati izin penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan

pemilihan sampel penelitian secara insidental.

f. Pengkategorian partisipan ke dalam kelompok eksperimen atau kontrol

Setelah didapati sampel penelitian secara insidental dan diperoleh lah kelas

8-1, selanjutnya seluruh sampel yang beragama Islam dipilih secara acak (random

assignment) oleh peneliti untuk dimasukkan ke dalam kelompok eksperimen dan

kontrol.

g. Melakukan Informed Consent terhadap Seluruh Partisipan Penelitian.

Universitas Sumatera Utara


41

Peneliti menjelaskan tujuan dan modul dari penelitian eksperimen, yang

selanjutnya melakukan kesepakatan atas ketersediaan para partisipan dalam

penelitian eksperimen ini.

h. Melakukan Uji Coba terhadap Modul Penelitian Eksperimen

Modul penelitian yang sudah dibuat, harus diuji coba terlebih dahulu pada

sampel/partisipan yang memiliki kriteria mendekati karakteristik dari partisipan

penelitian. Peneliti melakukan uji coba modul penelitian terhadap remaja awal

dengan rentang usia 12-14 tahun dan beragama islam sebanyak 5 orang.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada tanggal 15

September 2016 – 4 Oktober 2016 di SMP SWASTA PGRI-3 MEDAN. Sampel

penelitian ini terdiri dari 34 partisipan yang beragama Islam (16 partisipan yang

akan diberikan perlakuan (treatment), sisanya 18 partisipan sebagai kelompok

kontrol yang tidak diberikan perlakuan apapun). Total pertemuan pada penelitian

eksperimen ini adalah tujuh belas (17) kali pertemuan, dengan pertemuan pertama

dan kedua akan dilakukan pre-test dan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya

dengan pemberian serangkaian perlakuan (treatment), yang dalam hal ini adalah

diperdengarkan murottal Al-Qur’an selama 15 menit setiap harinya selama 12 hari,

dan terakhir pada pertemuan kelima belas (15) dan keenam belas (16) akan

dilakukan post-test pada kedua kelompok.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, setelah semua data telah terkumpul dan

diperoleh selanjutnya peneliti akan mengolah data dengan Microsoft Excel dan

Universitas Sumatera Utara


42

melakukan uji statistik melalui program IBM SPSS Statistics Version 21 dan untuk

penjelasan lebih lengkapnya akan dibahas pada bagian metode analisis data.

H. INSTRUMEN EKSPERIMEN

Saat pemberian treatment, para partisipan akan menggunakan headphone

yang disambungkan ke mp3 player/handphone yang di dalamnya sudah peneliti

sediakan rekaman audio dari surah-surah pilihan sebagai treatment murottal Al-

Qur’an, yaitu Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Ar-Rahman dengan total durasi 15 menit.

Peneliti menggunakan 8 headphone dan 8 mp3 player untuk dipergunakan pada 20

partisipan dengan 2 headphone dan 2 mp3 player lainnya sebagai cadangan, oleh

sebab itu nantinya partisipan akan mendapatkan treatment secara bergantian (dibagi

ke dalam 3 gelombang). Selain itu, peneliti juga menggunakan stopwatch selama

pelaksanaan treatment, pre-test dan post-test.

I. ALAT UKUR

1. Alat Ukur Working Memory

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Stroop Test Effect yang khusus

mengukur aspek working memory, yaitu the central executive. Tes ini berhubungan

dengan cognitive flexibility, penyebaran atensi/perhatian, resistensi terhadap

gangguan dari stimuli luar, kreativitas, psikopatologi, dan kompleksitas kognitif.

Terlebih lagi, Stroop Test Effect ini termasuk tes klinis yang reliabel, efesien dan

efektif guna mengevaluasi psikopatologi dan disfungsi otak. Stroop Test bisa

Universitas Sumatera Utara


43

digunakan untuk anak yang berusia 6 tahun sampai pada lanjut usia 80 tahun

(Killian, 1984). Stroop Test Effect terdiri dari 3 kartu (Jensen, 1966), yaitu:

a. Kartu I Word (W), yang terdiri dari 100 kata bertuliskan 5 macam warna (merah,

hijau, ungu, coklat dan biru) dicetak dengan tinta hitam di selembar kertas putih

dan disusun secara acak.

b. Kartu II Colour (C), yang terdiri atas 100 kata bertuliskan 5 macam warna

(merah, hijau, ungu, coklat, dan biru) dicetak dengan tinta warna sesuai dengan

kata yang tertera (misalnya, kata “merah” dicetak dengan tinta “merah” juga) di

selembar kertas putih dan disusun secara acak.

c. Kartu III Colour-Word (CW), yang terdiri atas 100 kata bertuliskan 5 macam

warna (merah, hijau, ungu, coklat, dan biru) dicetak dengan tinta warna tidak

sesuai dengan kata yang tertera (misalnya, kata “merah” dicetak dengan tinta

“biru”, dsb.) di selembar kertas putih dan disusun secara acak.

Tester hanya terlibat saat memberikan instruksi awal tes dan

memberitahukan ketika partisipan melakukan kesalahan saat tes. Skor tes ini

merupakan hasil dari skor gabungan ketiga kartu, yaitu seberapa lama partisipan

mampu menyelesaikan setiap kartunya (dalam satuan detik) (Jensen, 1966).

2. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur

Reliabilitas merupakan konsistensi suatu alat ukur dari waktu ke waktu.

Suatu alat ukur/tes dianggap reliabel jika kita memperoleh hasil yang

sama/mendekati, walaupun alat ukur/tes tersebut digunakan berkali-kali (Marnat,

2003). Rentang reliabilitas bergerak dari 0 sampai dengan 1.00, semakin bergerak

ke 1.00 semakin menunjukkan bahwa alat ukur memang reliabel. Jensen (1965)

Universitas Sumatera Utara


44

mengungkapkan bahwa reliabilitas dari ketiga kartu Stroop Test ini (W, C, CW)

adalah 0.88 , 0.79 , 0.71 dengan (N=436). Begitu juga dengan skor reliabilitas yang

diperoleh Golden (1978) yaitu 0.89 , 0.84 , 0.73 (N=450) dengan administrasi

secara berkelompok, 0.86 , 0.82 , 0.73 (N=30) dengan administrasi secara

individual, dan 0.85 , 0.81 , 0.69 (N=60) dengan administrasi secara berkelompok

dan individual (Killian, 1984).

Validitas menunjukkan seberapa teliti dan tepat suatu alat ukur dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur, dalam artian sejauh mana alat ukur tersebut

mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Hadi, 2000).

Stroop Test Effect sangat reliabel dan termasuk tes objektif yang valid, yang artinya

bahwa tes tersebut relevan jika digunakan untuk permasalahan klinis dan

psikopatologi eksperimental (Killian, 1984).

Selain itu, peneliti juga melakukan uji reliabilitas dan validitas pada alat

ukur Stroop Test Effect. Hasil yang diperoleh untuk uji reliabilitas Stroop Test Effect

adalah 0,583 dan uji validitasnya adalah Kartu W (0,7), Kartu C (0,658), dan Kartu

CW (0,583).

J. METODE ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari penelitian eksperimen ini akan dianalisis dengan

The Mann-Whitney Test yang diolah melalui laptop dengan program IBM SPSS

Statistics 21.0. Analisis data yang akan dilakukan selanjutnya yaitu:

Universitas Sumatera Utara


45

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini ialah untuk mengetahui apakah pada masing-

masing variabel penelitian, data sampel sudah menyebar/terdistribusi secara normal

atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk,

berhubung total partisipan peneliti kurang dari 50 partisipan. Ketentuan dalam uji

normalitas ini, data berasal dari populasi yang normal apabila nila p>α (α =.05), dan

begitu sebaliknya jika nilai p< α (α=.05), maka data tidak terdistribusi secara

normal. Selanjutnya, data yang terdistribusi normal tersebut dianalisis dengan

statistika parametik, sementara data yang sebarannya tidak normal dapat dianalisa

dengan statistika nonparametik.

b. Uji Homogenitas Varians

Tujuan dari uji homogenitas ini ialah untuk mengetahui dan memeriksa

apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen (data berasal dari

kelompok yang variannya sama). Pada penelitian ini, uji homogenitas

menggunakan Levene’s Test, dikatakan homogen suatu sampel jika nilai p>α

(α=.05), sebaliknya jika nilai signifikansi p< α (α=.05) , maka data tidak homogen.

Jika data tidak homogen atau perbedaan antara varians-varians dalam kelompok

besar, maka metode analisis yang digunakan menjadi tidak signifikan (Kerlinger,

2002).

c. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan Uji Mann-Whitney dengan

taraf signifikansi/ tingkat kepercayaan 95% (α=.05). dengan ketentuan jika

p.sign.<α (.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Universitas Sumatera Utara


46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

1. Gambaran Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa/siswi Kelas 8 SMP

SWASTA PGRI 3 Medan tahun ajaran 2016/2017. Total keseluruhan partisipannya

berjumlah 34 siswa/siswi kelas 8, dengan pengelompokkannya yaitu, kelompok

eksperimen terdiri atas 16 orang dan kelompok kontrol 18 orang. Rincian

pembagian dan proporsi partisipan penelitian ini bisa dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Pembagian dan Proporsi Sampel pada Kelompok Eksperimen dan


Kelompok Kontrol

KE % KK % N %
Laki-laki 6 37% 10 56% 16 47%
Perempuan 10 63% 8 44% 18 53%
N 16 47% 18 53% 34 100%

Melalui tabel 2 dapat kita ketahui bahwa 53% dari partisipan merupakan

perempuan dan 47% sisanya adalah laki-laki. Selain itu, diketahui pula jumlah

partisipan kelompok kontrol juga lebih banyak (53%) dibandingkan kelompok

eksperimen (47%),

Selanjutnya jika ditinjau berdasarkan usia partisipan dari kedua kelompok,

gambaran dari sebaran partisipannya dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 di bawah

ini :

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 3. Gambaran Partisipan Penelitian pada Kelompok Eksperimen dan


Kelompok Kontrol Berdasarkan Usia

USIA
N %
11 % 12 % 13 % 14 % 15 %
KE 2 12% 2 13% 6 38% 5 31% 1 6% 16 100%
KK - 3 17% 8 44% 7 39% - 18 100%
N 2 5 14 12 1 34
% 6% 15% 41% 35% 3% 100%

Diketahui bahwa rentang usia sampel penelitian adalah 11-15 tahun (M=13,

SD=.95), di mana 41% dari keseluruhan sampel berusia 13 tahun, 35% berusia 14

tahun dan 15% berusia 12 tahun, sementara sisanya 6% dan 3% berusia 11 dan 15

tahun.

Tabel 4. Gambaran Rata-Rata Usia Partisipan pada Kelompok Eksperimen


dan Kelompok Kontrol

Kelompok Mean SD
Eksperimen 13 Tahun .123
Kontrol 13 Tahun .732
N 13 Tahun .925

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Uji Asumsi sangat penting dilakukan sebelum peneliti memilih uji statistik

mana yang selanjutnya sesuai atau tepat untuk digunakan (Field, 2009). Adapun uji

asumsi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji

homogenitas varians. Pengujian asumsi penelitian ini akan dibantu dengan program

IBM SPSS Statistics 21.0.

a. Uji Normalias

Uji Normalitas digunakan untuk menguji asumsi apakah data peneliti

berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas dapat

Universitas Sumatera Utara


48

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Shapiro-Wilk (Field, 2009).

Namun, dalam penelitian ini melalui program SPSS peneliti akan menggunakan Uji

Shapiro-Wilk karena sampel penelitian di masing-masing kelompok kurang dari 50

(Ghasemi, 2012). Data dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai

signifikansinya lebih besar dari .05,. Hasil uji normalitas pada kedua kelompok

dapat dilihat di tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Kelompok Signifikansi Status


Eksperimen .000 Tidak Terdistribusi Normal
Kontrol .050 Tidak Terdistribusi Normal

Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa kedua kelompok eksperimen

dan kontrol data tidak teristribusi secara normal, dengan tidak terpenuhinya syarat

suatu data dikatakan normal (p > .05). Di mana pada masing-masing pengukuran

kedua kelompok didapati nilai p-nya lebih kecil dari .05, (.0, dan .05). Hal ini

menunjukkan bahwa untuk tahap uji statistik berikutnya, peneliti lebih sesuai dan

tepat jika menggunakan uji statistik nonparamaterik, yang biasa dikenal dengan uji

bebas asumsi karena tidak terlalu memperketat asumsi dari distribusi data yang

akan dianalisis (Field, 2003).

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians bertujuan untuk memastikan apakah kedua

kelompok (eksperimen dan kontrol) memiliki variasi dan sebaran skor yang sama

atau dengan kata lain apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang

homogen (Field, 2003). Asumsi homogenitas varians ini dapat kita uji dengan

mudah menggunakan Levene’s Test melalui program SPSS, dengan ketentuan jika

Universitas Sumatera Utara


49

p > .05 maka data dikatakan homogen, dan begitu sebaliknya. Hasil uji asumsi

homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Varians

Levene statistics Df1 Df2 Sig. Status


.197 1 32 .66 Homogen

Berdasarkan tabel 6 di atas dengan nilai p > .05 (.66 > .05) , data penelitian

telah memenuhi asumsi homogenitas varians yang berarti bahwa seluruh kelompok

penelitian, baik eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang homogen atau

memiliki varians yang sama.

3. Hasil Uji Hipotesa Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah guna menguji hipotesa peneliti yaitu

mengetahui pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur’an terhadap working

memory remaja. Hasil penelitian ini selanjutnya akan didapatkan dari pengujian

hipotesa. Adapun rumusan hipotesa statistik peneliti, yaitu :

a. H0 : µ1 < µ2 , artinya working memory remaja yang mendengarkan murottal Al-

Qur’an tidak lebih baik daripada working memory remaja yang tidak

mendengarkan murottal A-Qur’an. Kriteria H0 ditolak jika p < .05

b. Ha : µ1 > µ2 , artinya working memory remaja yang mendengarkan murottal Al-

Qur’an lebih baik daripada working memory remaja yang tidak mendengarkan

murottal Al-Qur’an.

Hasil uji hipotesa penelitian dilakukan dengan uji statistik nonparametrik—

uji Mann-Whitney, di mana peneliti akan membandingkan gain score kelompok

Universitas Sumatera Utara


50

eksperimen dan gain score kelompok kontrol. Sebelumnya, peneliti akan

menyajikan gambaran statistik umum pada masing-masing kelompok terlebih

dahulu, yang dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini :

Tabel 7. Gambaran Statistik Umum

Kelompok N Median Mean Rank Std. Deviation


Eksperimen 16 41,0 21,25 43,998
Kontrol 18 20,0 14,17 44,165

Selanjutnya, H0 akan ditolak jika nilai signifikansi (1-tailed) lebih kecil dari

.05, atau p.sig < .05 dengan taraf kepercayaan 95%.

Tabel 8. Hasil Uji U-Mann Whitney

U-Mann whitney Asymp Sig. (2-tailed) Z Sig. (1-tailed)


84 0,038 -2,071 0,019

Berdasarkan hasil dari uji Mann-Whitney yang diperoleh melalui program

SPSS, seperti yang terlihat pada tabel 8 di atas. Diketahui bahwa nilai p.sig (1-

tailed) adalah .019 atau lebih kecil dari .05 dengan taraf kepercayaan 95%. Secara

garis besar, bisa disimpulkan bahwa hipotesa nihil penelitian ini ditolak dengan p=

.019 < .05,. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan working memory yang

signifikan antara kelompok eksperimen yang mendengarkan murottal Al-Qur’an

dengan kelompok kontrol yang tidak mendengarkan murottal Al-Qur’an. Selain itu,

dapat disimpulkan juga bahwa working memory kelompok eksperimen (remaja)

yang mendengarkan murottal Al-Qur’an lebih baik daripada kelompok kontrol yang

tidak mendapatkan perlakuan berupa mendengarkan murottal Al-Qur’an. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


51

dapat juga kita lihat dari perbedaan Median pada kelompok eksperimen yang lebih

tinggi (Mdn = 41) bila dibandingkan dengan median dari kelompok kontrol (Mdn =

20). Jadi, kesimpulan dari penelitian ini ialah H0 peneliti ditolak, dan Ha peneliti

diterima, yaitu working memory remaja yang mendengarkan murottal Al-Qur’an

lebih baik daripada working memory remaja yang tidak mendengarkan murottal Al-

Qur’an.

4. Effect Size

Dalam suatu laporan hasil penelitian, sangatlah penting bagi peneliti untuk

menyertakan laporan effect size sehingga orang-orang memiliki suatu pengukuran

standard dari seberapa besar pengaruh yang diamati, sehingga mereka mampu

membandingkannya dengan penelitian lain. Hanya karena hasil dari uji statistik kita

signifikan bukan berarti bahwa pengaruh yang diukur tersebut berarti atau penting

(Field, 2009). Oleh sebab itu, kita juga harus mengukur ukuran atau seberapa besar

pengaruh suatu perlakuan eksperimen/treatment, yang dalam hal ini adalah

pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur’an. Berikut perhitungan effect size dari

penelitian ini :

𝒁
𝒓=
√𝑵 Keterangan :
r = Besarnya Pengaruh
−2.071 −2.071 Z = Z Score
𝑟= = N = Total Sampel
√34 5,83

𝒓 = −. 𝟑𝟓

Universitas Sumatera Utara


52

Berdasarkan pendapat Cohen (Field, 2009) berikut pengklasifikasian dari

nilai r yang dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Pengklasifikasian Nilai r Menurut Cohen

Nilai r Pengaruh Penjelasan


.10 Small 1% dari total varians
.30 Medium 9% dari total varians
.50 Large 25% dari total varians

Nilai r yang diperoleh dari penelitian ini adalah -.35,. Hal ini menunjukkan

bahwa besarnya pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap working memory remaja

adalah sebesar (-.35)2 x 100% = 12.25%, dengan penjelasan yaitu pengaruh atau

efek yang dihasilkan berada pada kategori medium (sedang) terhadap sampel.

5. Hasil Data Tambahan (Observasi)

a. Uji Modul Eksperimen

Pada hari Kamis, 15 September 2016 peneliti melakukan uji coba modul

eksperimen bersama asisten peneliti. Uji coba modul dilakukan di SMP Swasta

PGRI-3 Medan pada jam pelajaran pertama kelas siang. Dikarenakan beberapa

kendala, jadwal uji coba modul yang seharusnya pada kelas pagi harus diundur.

Peneliti meminta izin untuk melakukan uji coba modul penelitian terhadap 5

siswa/siswi kelas 8 dengan pemilihan partisipan secara accidental. 5 siswa/siswi

tersebut terdiri atas 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Selama pre-test karena

antar siswa duduk berdekatan, terlihat bahwa beberapa di antara mereka tidak fokus

saat menyebutkan warna pada Stroop Test Effect, dan saat pemberian treatment pun

Universitas Sumatera Utara


53

juga seperti itu. Anak perempuan masih mampu untuk fokus mendengarkan

murottal dengan mata yang terpejam, walaupun ada sebagian kecil yang terlihat

kurang nyaman saat menutup mata dan begitu juga dengan siswa laki-laki yang

malu-malu untuk menutup matanya saat pemberian treatment, menurut pengamatan

peneliti hal ini terjadi dikarenakan seluruh partisipan uji coba modul duduk

melingkar dengan saling berhadapan, sehingga mereka tidak leluasa bila

memejamkan mata. Selama 15 menit pemberian treatment ada satu orang partisipan

yang mengeluarkan air mata saat mendengarkan murottal. Selesai treatment,

menurut partisipan mereka tidak mendengar suara lain selain murottal, namun

partisipan yang lain ada yang masih mendengarkan suara di luar. Berdasarkan hasil

uji coba modul ini peneliti mendapatkan beberapa feedback untuk penelitian

eksperimen yang akan dilakukan, di antaranya yaitu :

1. Usahakan setiap partisipan duduk berjauhan saat pretest dan posttest, bisa

dilakukan di setiap sudut ruangan dari hasil observasi lingkungan/ruangan

penelitian;

2. Karena ruangan yang dipergunakan untuk penelitian adalah Mesjid Sekolah,

sesuaikan jadwal penelitian dengan jadwal kegiatan Sekolah yang dilaksanakan

di Mesjid, seperti : rutinitas shalat dhuha, pengajian, dan lain-lain;

3. Karena ruangan yang tersedia untuk penelitian hanya Mesjid Sekolah dengan

kondisi yang setengah terbuka (seperti pendopo), maka minimalisir gangguan

eksternal, seperti aktivitas di lapangan dengan menutupi mesjid menggunakan

tirai;

Universitas Sumatera Utara


54

4. Para partisipan saat pemberian treatment tidak duduk berhadap-hadapan, hal ini

dilakukan agar mereka lebih nyaman dan leluasa jika memejamkan mata;

b. Pretest

Pretest dilaksanakan pada tanggal 16 September 2016 hari Jum’at.

Berhubung ada tausiyah jum’at maka pretest diundur sampai pukul 08.00. selama

pretest partisipan dipanggil secara bergantian sebanyak 6 anak, dengan 3 anak yang

ditest dan 3 anak lain menunggu di luar/tempat piket. Setelah 3 anak/partisipan

selesai ditest, mereka akan memanggil 3 temannya yang lain untuk ditest dan begitu

seterusnya. Ketika pelaksanaan pretest, satu partisipan akan ditest oleh satu tester

sekaligus mengawasi jalannya test. Namun sayangnya, waktu yang tersedia untuk

pretest seluruh partisipan pada hari ini tidak mencukupi. Kondisi Mesjid sebagai

tempat penelitian sudah tidak kondusif lagi sejak bel pulang berbunyi dan sebagian

siswa yang memiliki agenda pengajian mulai berkumpul di Mesjid. Oleh

karenanya, sebagai alternatif maka partisipan yang belum dilakukan pretest akan

dilanjutkan besok harinya di waktu yang sama. Pada hari Sabtu tanggal 17

September 2016, dimulai pretest lanjutan pada pukul 08.30. pada pretes lanjutan

ini peneliti juga merasa lebih ringan dibandingkan pretest yang pertema kali, karena

sudah mulai memahami situasi lapangan dan mengantisipasi kemungkinan yang

dapat menghambat jalannya penelitian.

c. Pemberian Treatment

Pemberian treatment diberikan selama 12 hari dan setiap harinya masing-

masing partisipan akan mendengarkan murottal Al-Qur’an selama 15 menit, dan

partisipan dibagi ke dalam 3 gelombang, dengan masing-masing gelombang terdiri

Universitas Sumatera Utara


55

dari 7-8 partisipan. Pada hari pertama treatment Senin 19 September 2016, peneliti

mengalami kewalahan dengan jadwal penelitian yang bentrok dengan jadwal

kegiatan mata pelajaran lain yang mengharuskan di Mesjid. Kembali peneliti

merubah jadwal penelitian yang semula telah disusun dan menyesuaikan jadwal-

jadwal para guru. Untuk persoalan instrumen penelitian aman terkendali dan karena

pertama sekali para partisipan mendapatkan treatment, maka peneliti dan asisten

peneliti harus menjelaskan instruksi treatment berulang kali sampai para partisipan

memahaminya. Saat treatment dimulai sebagian partisipan masih ada yang

membuka mata dan belum terbiasa untuk fokus mendengarkan murottal.

Pada hari-hari selanjutnya, instrument penelitian (mp3-player) mengalami

kerusakan baterai, sehingga ketika partisipan sedang mendengarkan murottal Al-

Qur’an tiba-tiba mp3-player mati dan tidak berfungsi lagi. Begitu seterusnya

sampai setengah instrument tersebut mengalami kerusakan. Hal ini tentu turut

menghambat jalannya eksperimen, sehingga memakan waktu yang lebih banyak

dari estimasi waktu penelitian. Setelah menggantikan instrument yang bermasalah

dengan instrument yang beru dengan merek yang sama juga, pemberian treatment

berjalan lancar. Namun, lagi-lagi masalah baterai kembali muncul. Sebagai

alternatif, peneliti menyediakan handphone sebagai pengganti mp3-player nya.

Akan tetapi yang sangat disayangkan adalah kualitas suara yang dihasilkan antara

mps3-player dan handphone jauh berbeda. Partisipan yang menggunakan

handphone sebagai media pemutar murottal nya masih dapat mendengarkan suara-

suara di luar ruangan. Peneliti tetap menggunakan handphone sebagai alternatif

Universitas Sumatera Utara


56

pengganti mp3-player yang bermasalah dikarenakan keterbatasan waktu penelitian

yang tersedia.

Melalui hasil pengamatan peneliti, awal mula pemberian treatment para

partisipan masih melakukan adaptasi dengan lingkungan eksperimen dan instruksi

treatment. Hal ini terlihat dari kondisi partisipan yang mulanya masih terlihat kaku

saat mendengarkan murottal, masih ada yang membuka mata, masih ada yang

menjahili temannya yang di samping, dan masih ada yang membuka mata sebelum

instruksi peneliti dan asisten peneliti. Selang beberapa hari pemberian treatment,

para partisipan sudah mulai memahami prosedur treatment. Peneliti dan asisten

peneliti tidak lagi menjelaskan instruksi secara rinci kepada partisipan dan

partisipan sudah lebih leluasa duduk senyaman mungkin dengan memejamkan mata

dan mengikuti alur eksperimen. Namun, setelah memasuki minggu kedua

eksperimen, beberapa partisipan sudah mulai menunjukkan kebosanan karena

treatment yang mereka dapatkan selalu sama. Saat treatment ada yang menjahili

teman di sampingnya walaupun dengan kondisi mata terpejam, membuka mata

sebagian untuk mengintip temannya yang lain. Melihat kondisi ini yang ditakutkan

dapat memengaruhi hasil penelitian juga, maka peneliti melakukan sedikit

perubahan pada instruksi treatment yang diberikan. Semula para partisipan duduk

samping-sampingan dan tidak berhadapan. Namun, kali ini paratisipan diberikan

kebebasan untuk duduk di mana saja selama masih di dalam ruang penelitian,

dengan syarat yang masih sama yaitu kondisikan tubuh serileks dan senyaman

mungkin, terserah mau dengan posisi yang seperti apa, bisa duduk, berbaring,

meluruskan kaki, dan sebagainya tergantung kenyamanan partisipannya.

Universitas Sumatera Utara


57

Bersamaan dengan instruksi tersebut, tugas pengawasan peneliti dan asisten peneliti

juga semakin lebih besar dengan pengontrolan pada seluruh partisipan yang

tersebar di berbagai sudut ruangan. Berdasarkan pengamatan selama beberapa hari,

instruksi ini mampu meminimalisir kebosanan mereka sampai akhir treatment.

d. Posttest

Posttest dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa 3-4 Oktober 2016. Tester

pada posttest ini lebih banyak dibandingkan saat pretest sehingga lebih

mengefesiensi waktu, namun berhubung ada sebagian partisipan yang tidak hadir

ke Sekolah sehingga mereka akan ditest pada hari Selasanya. Selama posttest, untuk

waktu pemberian instruksi lebih ringkas dibandingkan saat pretest. Karena para

partisipan juga memahami tugas dari alat tes, sehingga tester cukup memberikan

instruksi secara garis besarnya saja. Tes indivual ini dilaksanakan di setiap sudut

ruangan dengan beberapa jarak antara satu partisipan dan lainnya untuk

meminimalisir kebisingan yang terjadi saat partisipan mengucapkan warna pada

alat test Stroop Effect.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian eksperimen yang telah dilakukan selama 12 hari (± 15 menit

per treatment/hari), ditambah dengan 2 hari pre-test dan 2 hari post-test dengan

partisipan sebanyak 34 remaja kelas 8 SMP menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan working memory yang signifikan antara kedua kelompok eksperimen

yang mendapatkan treatment berupa mendengarkan murottal Al-Qur’an dengan

kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment, dengan hasil (p.sig = .19 <

Universitas Sumatera Utara


58

.05). Sementara untuk besarnya pengaruh treatment yang diberikan dapat dilihat

berdasarkan effect size (r2 = 12.25), sebesar 12.25% dan termasuk ke dalam tingkat

pengaruh yang medium. Hal ini berarti bahwa treatment yang diberikan peneliti

dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan performa working memory remaja

secara signifikan, khususnya pada aspek executive working memory. Hasil dari

penelitian ini sesuai dengan hipotesa peneliti, yaitu “working memory remaja yang

mendengarkan murottal Al-Qur’an lebih baik daripada working memory remaja

yang tidak mendengarkan murottal Al-Qur’an”.

Selain dari hasil uji hipotesa, pembuktian akan hasil penelitian ini juga bisa

dilihat pada perbedaan Median dari kedua kelompok eksperimen dan kontrol.

Median dianggap lebih penting dan lebih sesuai dalam merepresentasikan apa yang

sebenarnya diukur oleh statistik non parametrik karena median tidak terlalu

dipengaruhi oleh outliers. Melalui perbandingan nilai Median antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol pada Stroop Test Effect, diketahui bahwa

kelompok eksperimen memiliki Median yang lebih tinggi (Mdn = 41) dibandingkan

kelompok kontrol yang memiliki Median lebih rendah (Mdn = 20). Hal ini

menunjukkan bahwa performa working memory kelompok eksperimen lebih baik

dibandingkan kelompok kontrol.

Walaupun demikian, peneliti menyadari bahwa kausalitas dalam penelitian

ini tidak terlalu bersih, yang disebabkan masih adanya extraneous variable seperti

kebisingan (aktivitas di luar ruang eksperimen) dan kondisi psikologis (emosi)

partisipan saat penelitian yang tidak dapat terkontrol sepenuhnya oleh peneliti.

Selama pelaksanaan penelitian, di setiap pertemuannya eksperimenter selalu

Universitas Sumatera Utara


59

mengingatkan partisipan untuk duduk serelaks dan senyaman mungkin,

memejamkan mata mereka, dan tidak saling menjahili satu sama lain serta fokus

hanya mendengarkan murottal Al-Qur’an. Pada minggu pertama eksperimenter

selalu mengulang instruksi treatment tersebut secara perlahan-lahan dan detail

kepada partisipan sampai mereka semua benar-benar memahaminya. Ketika

memasuki pertemuan di minggu kedua beberapa partisipan mulai menunjukkan

kebosanan dan ketidakkondusifan ketika pemberian treatment. Oleh sebab itu,

eksperimenter melakukan perubahan instruksi dengan meminta partisipan untuk

duduk tidak terlalu berdekatan dan duduk di tempat yang mereka sukai dan nyaman

bagi mereka selama itu masih di dalam ruang penelitian, serta pengawasan

eksperimenter selama pemberian treatment juga semakin diperketat. Sehingga

extraneous varibles tidak begitu signifikan memengaruhi treatment yang diberikan

kepada partisipan dan partisipan tetap berada pada kondisi yang tenang dan relaks.

Subhan Nur (2012) dalam bukunya yang berjudul Energi Ilahi Tilawah Al-

Qur’an mengungkapkan bahwa Ritme Al-Qur’an bekerja seperti aliran listrik yang

dapat menghidupkan sel-sel otak yang telah mati dan menormalkan keseimbangan

kerja otak. Selanjutnya, frekuensi gelombang yang dihasilkan tersebut memiliki

kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuannya,

menguatkan kemampuan konsentrasi, dan menyeimbangkannya. Sejalan dengan

hasil penelitian Ir. Abdel Daem al-Kaheel bahwa mendengarkan murottal Al-

Qur’an memiliki beberapa pengaruh, salah satunya yaitu meningkatkan

kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi. Di samping itu, Al-Qur’an juga

memiliki efek penenang. Terbukti juga bahwa sel-sel otak akan berhenti mengalami

Universitas Sumatera Utara


60

pemangkasan (pruning) karena antar sel-sel otak saling terkoneksi setelah

mendengarkan murottal Al-Qur’an minimal tiga jam sehari yang akan

meningkatkan kemampuan konsentrasi bagi pendengarnya, meningkatkan daya

ingat, dan kemampuan berhitung (Nur, 2012). Pernyataan tersebut sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Kedokteran Islam di Wilayah Florida

Amerika Serikat yang melibatkan 210 partisipan dan dibagi ke dalam tiga kelompok

(umat Islam yang berbicara dan memahami bahasa Arab, umat Islam yang tidak

memahami bahasa Arab, dan kalangan nonmuslin). Hasil temuan tersebut

mengungkapkan bahwa lantunan ayat-ayat Al-Qur’an memberikan efek yang

menenangkan kepada 97% partisipan. Menurut peneliti tersebut efek menenangkan

yang didapatkan partisipan disebabkan oleh dua faktor, yaitu karena pengaruh

lafal/suara Al-Qur’an tanpa memedulikan apakah pendengar memahami makna

lafal-lafal tersebut, dan karena makna dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, meskipun

proses pemahamannya melalui penerjemahan, dan tidak secara langsung dipahami

partisipan (Nur, 2012).

Monireh Mahjoob dan koleganya pada tahun 2014 melakukan penelitian

mengenai pengaruh suara pembacaan Al-Qur’an terhadap kesehatan mental, dan

mendapati kesimpulan bahwa mendengarkan Al-Qur’an tersebut juga mampu

memberikan ketenangan yang lebih besar (Mahjoob, 2014). Penelitian lain bahkan

juga membandingkan pengaruh mendengarkan pembacaan ayat Al-Qur’an dan

musik, serta menunjukkan bahwa mendengarkan Al-Qur’an memiliki pengaruh

yang lebih positif daripada musik (Khadem, 2008 dalam Mahjoob, 2014). Selain

itu, penelitian yang dilakukan oleh Flor (2013) juga menunjukkan bahwa ketika

Universitas Sumatera Utara


61

seseorang berada pada kondisi yang tenang/relaks, maka ia akan lebih efektif dalam

menghilangkan rasa cemas serta mampu meningkatkan konsentrasinya, yang

kemudian akan berpengaruh pada peningkatan kapasitas working memory orang

tersebut.

Penjabaran beberapa hasil penelitian dan data di atas menegaskan bahwa

suara yang dihasilkan dari murottal Al-Qur’an memberikan efek yang

menenangkan, di mana ketenangan dan relaksasi yang tercipta juga turut memiliki

pengaruh yang positif terhadap memori. Hal ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Atefeh Hojjati, Akram Rahimi, dkk (2014) di Islamic Azad Univesit

Iran, dimana hanya dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an selama 15 menit

sehari, tanpa menggunakan keterampilan ataupun pelatihan lainnya, kita mampu

meningkatkan memori anak-anak (dengan partisipan penelitian berusia 12 tahun).

Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Very Julianto, Rizki

Dzulqaidah, dan Salsabila (2014) semakin menguatkan hasil penelitian

sebelumnya, bahwa partisipan yang diperdengarkan murottal Al-Qur’an mengalami

peningkatan kemampuan konsentrasi.

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian dan beberapa penelitian yang

mendukung, maka dapat disimpulkan bahwa mendengarkan murottal Al-Qur’an

sebagai upaya dalam membantu meningkatkan performa working memory terhadap

remaja cukup efektif. Murottal Al-Qur’an memberikan efek yang menenangkan dan

berdampak pada fungsi fisiologis dan psikologi seseorang yang selanjutnya turut

meningkatkan konsentrasi dan performa working memory dengan tingkat

keefektifan yaitu 12.25%.

Universitas Sumatera Utara


62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan

hasil penelitian eksperimen yang telah dilakukan oleh peneliti. Pertama, di bagian

awal akan dipaparkan beberapa kesimpulan dari penelitian ini. Kedua, dilanjutkan

dengan penjabaran beberapa saran praktis dan metodologis yang diharapkan bisa

bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan, analisis data, dan interpretasi yang telah

dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pemberian murottal Al-Qur’an terhadap peningkatan

performa working memory partisipan penelitian.

2. Hasil penelitian “Pengaruh Murottal Al-Qur’an terhadap Working Memory

Remaja” memiliki tingkat keefektifan yang medium/sedang.

Universitas Sumatera Utara


63

B. SARAN

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah peneliti paparkan di atas,

peneliti selanjutnya ingin mengajukan beberapa saran praktis dan metodologis.

Adapun saran praktis ini lebih ditujukan kepada semua orang, sementara saran

metodologis lebih ditujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1. Saran Praktis

Saran praktis ini ditujukan kepada semua orang, khususnya kepada para

orang tua, pendidik, dan juga pelajar. Pengaplikasian treatment berupa

mendengarkan murottal Al-Qur’an cukup efektif terhadap para pelajar guna

meningkatkan konsentrasi mereka dan performa working memory. Hal ini tentu

akan berdampak positif untuk proses belajar dan pemrosesan informasi sehari-hari.

2. Saran Metodologis

Penelitian ini juga tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang terjadi

selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Oleh sebab itu, peneliti

hendak menyampaikan beberapa saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan penelitian ini. Berikut beberapa saran metodologis yang

dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk peneliti selanjutnya :

a. Menambahkan jumlah partisipan penelitian, sehingga kekuatan statistik dapat

lebih baik lagi dan meningkat;

b. Melakukan eksperimen di dalam ruang laboratorium yang benar-benar minim

gangguan eksternal, seperti suara, dan interaksi dengan orang lain;

Universitas Sumatera Utara


64

c. Menggunakan instrument eksperimen (seperti : headphone, mp3-player) dengan

kualitas yang sangat bagus/tidak mudah rusak, dan memiliki type, dan kualitas

yang sama sehingga penelitian yang dilakukan lebih terstandar;

d. Peneliti berikutnya akan lebih baik, bila menggunakan alat ukur yang lebih

tinggi tingkatannya (tingkat reliabilitas dan validitas) dalam mengukur working

memory partisipan.

Universitas Sumatera Utara


65

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrochman, A., Wulandari, R. D., & Fatimah, N. (2007). The Comparison


of Classical Music, Relaxation Music and The Qur’anic Recital: an AEP
Study. The 2007 Regional Symposium on Biophysics and Medical
Physics. Bogor.
Abreu, P. M., Abreu, N., Nikaedo, C. C., Puglisi, M. L., & Tourinho, C. J.
(2014). Excecutive Functioning and Reading Achievement in School: A
Study of Brazilian Children Assessed by Their Teachers as "Poor
Readers". Frontiers in Psychology, 1-14.
Ali, N. A. (2015). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur'an Terhadap Penurunan
Kecemasan Pasien Pre Operasi Ca Mammae di Ruang Bedah Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Program Studi Ilmu Keperawatan.
Alloway, T. P., & Alloway, R. G. (2010). Investigating the predictive roles of
working memory and IQ in academic attainment. Journal of
Experimental Child Psychology 106(1): 20-29.
Apriyani, Y., Parjo., & Ramadhaniyati. (2015). Pengaruh Terapi Murottal
Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2
Pontianak.
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Carlson, N. R. (2004). Physiology of Behavior (8th ed). USA: Allyn & Bacon,
Inc.
Dehn, M. J. (2008). Working Memory and Academic Learning—Assessment and
Intervention. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
DePorter, B., & Hernacki, M. (2000). Quantum Learning—Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: DellMizan Media
Utama.
Dewar, G. (2012). How to Improve Attention Problems and Learning Difficulties
in Kids. Diakses Pada Tanggal 29 Februari, 2016, dari Parenting Science
: http://www.parentingscience.com/working-memory.html.
Djamarah, S. B. (2012). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Djiwandono, S. E. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Domino, G & Domino, M. L. (2006). Psychological Testing An Introduction (2th
ed..). New York: Cambridge University Press.

Universitas Sumatera Utara


66

Edgar, C. J. (2007). Serotonin and Attention. Doctoral Thesis, Northumbria


University.
Elzaky, J. M. (2010). Terapi Baca Al-Quran: Mengerti Rahasia Kesehatan
dalam membaca dan menyimak kitab suci. Jakarta: Zaman.
Espy, K. A., & Cwik, M. F. (2004). The Development of a Trail Making Test in
Young Children: The TRAILS-P. Clin Neuropsychol, 18(3), 411-422
Farisi, A. (2014). Mengenal Gelombang Otak dan Cara Kerja Pikiran-Bagian
1. Diakses Pada Tanggal 3 Maret, 2015 dari Kompasiana :
http://www.kompasiana.com/aranhakim/mengenal-gelombang-otak-
dan-cara-kerja-pikiran-bagian-1_54f6a04ea3331177438b45ae.
Field, A., & Hole, G. (2003). How to Design and Report Experiments. London :
SAGE Publication.
Field, A. (2009). Discovering Statistics Using SPSS (3rd ed.). London : SAGE
Publication.
Flor, R. K., Monir, K. C., Bita, A., & Shahnaz, N. (2013). Effect of Relaxation
Training on Working Memory Capacity and Academic Achievement in
Adolscents. Procedia-Social and Behavior Science , 82, 608-613.
Gathercole, S. E., & Alloway, T. P. (2007). Understanding Working Memory :
A Classroom Guide. London : Harcourt Assessment.
Ghasemi, A & Zahediasl, S. (2012). NormalityTest for Statistical Analysis: A
Guide for Non-Statisticians. Int j Endocrinol Metab, 10(2), 486-489.
Gredler, M. E. (2011). Learning and Instruction—Teori dan Aplikasi (6th ed.).
Jakarta: Kencana.
Hadi, S. (2000). Metodologi Research, jilid 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Henry, L. (2011). The Development of Working Memory in Children. London:
SAGE Publications.
Hojjati, A., Rahimi, A., Farehani, M. D. A., Sobhi, N., & Alian, B. (2014).
Effectiveness of Quran Tune on Memory in Children. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 114, 283-286.
Hudetz, J. A., & Hudetz, A. G., Reddy, D. M. (2004). Effect of Relaxation on
Working Memory and The Bispectral Index of The EEG. Psychological
Reports (95), 53-70
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (5th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Universitas Sumatera Utara


67

Husin, S. A. (2005). Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Ciputat:


Ciputat Press.
Jensen, A. R., & Rohwer, W. D. (1966). The Stroop Color-Word Test: A
Review. Acta Psychologica, 25, 36-93.
Julianto, V., & Etsem, M. B. (2011). The Effect of Reciting Holy Qur’an toward
Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave.
Jurnal Psikologi, 38, 17-29.
Kalani, N., dkk. (2016). Quran's Phonetic and Marvelous Semantic Effects.
Journal of Fundamental and Applied Sciences, 8(2S), 2133-2152.
Killian, G. A. (1984). Stroop Color and Word Test. Chicago, Illnois: Stoelting
Company.
Klingberg, T. (2012). Diakses Pada Tanggal 27 Februari, 2016 dari Psychology
Today: https://www.psychologytoday.com/blog/the-learning-
brain/201211/working-memory-and-school-performance
Latipun. (2011). Psikologi Eksperimen (2th ed.). Malang: UMM Press.
Laura , K. A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.
Marnat, G. G. (2003). Handbook of Psychological Assessment (4th ed.). USA:
John Wiley & Sons, Inc.
Matlin, M. W. (2005). Cognition (6th ed.). USA: John Wiley & Sons, Inc.
Mahjoob, M., Nejati, J., Hosseini, A., & Bakhshani, N. M. (2014). Springer
Science.
Mueller, P. S., Plevak, D. J., Rummans, T. A. (2001). Religious Involvement,
Spirituality, and Medicine: Implications for Clinical Practice. Mayo Clin
Proc (76). 1225-1235
Myers, A., & Hansen, C. (2012). Experimental Psychology (7th ed.),
International Edition. USA: Wadsworth Cangage Learning.
Nakhavali, F., & Seyedi, S. H. (2013). A Research on "Rhythm & Music" in the
Quran. Macrothink Institute, 21-27.
Nur, S. (2012). Energi Ilahi Tilawah Al-Qur'an. Jakarta: Republika Penerbit.
Oken, B. S. (2004). Complementary Therapies in Neurology: An Evidence-
Based Approach. USA: The Parthenon Publishing Group.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human Development (10th
ed.). NY: McGraw Hill.

Universitas Sumatera Utara


68

Pedak, M. (2009). Mukjizat Terapi Qur'an untuk Hidup Sukses. Jakarta: PT.
Wahyu Media.
Plotnik, R. (2005). Introduction to Psychology (7th ed.). USA: Wadsworth
Thomson Learning, inc.
Roux, F., & Uhlhaas, P. J. (2014) Working Memory and Neural Oscillations:
Alpha-Gamma Versus Theta-Gamma Codes for Distinct WM
Information. Cognitive Science (18), (15-25).
Salthouse, T. A. (2011). Ehat Cognitive Abilities are Involved in Trail-Making
Performance. ScienceDirect (39), 222-232.
Santrock, J. W. (2007). Remaja Jilid 1 (11th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan (3rd ed.). Jakarta: Salemba
Humanika.
Satiadarma, M., & Zahra, R. (2004). Cerdas dengan Musik. Jakarta: Puspa
Swara.
Shekha, M., Hassan, A., & Othman, S. (2013). Effects of Qur’an Listening on
Electroencephalogram Brain Waves. The Egyptian Society of
Experimental Biology, 9(1 ), 119-121.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Stern, Avner. (2011). Working Memory and Learning. Behavioral Health
Specialist, Inc.
Sternberg, R. J. (2008). psikologi kognitif edisi keempat. Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.
Wahida, S., Nooryanto, M., & Andarini, S. (2015). Terapi Murotal Al-Qur'an
Surat Ar-Rahman Meningkatkan Kadar β-Endorphin dan Menurunkan
Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif. Malang: Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Wood, J. (2006). Effect of Anxiety Reduction on Children's School Performance
and Social Adjustment. Developmental Psychology, 42, 345-349.
_________. Diakses Pada Tanggal 18 Oktober, 2015, dari Gelombang Otak:
http://www.gelombangotak.com/cara_meningkatkan_gelombang_alpha
.htm
_________. Diakses Pada Tanggal 10 Maret, 2016, dari Campaign for Learning:
http://www.campaign-for-
learning.org.uk/cfl/yourlearning/why_learn.asp

Universitas Sumatera Utara


69

Universitas Sumatera Utara


69

LAMPIRAN 1

MODUL PENELITIAN EKSPERIMEN

PENGARUH MUROTTAL AL-QUR’AN

TERHADAP WORKING MEMORY

REMAJA

Universitas Sumatera Utara


70

MODUL & JADWAL PENELITIAN

EKSPERIMEN

DISUSUN OLEH:

DIKA LESTARI

121301022

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

Universitas Sumatera Utara


71

MODUL EKSPERIMEN

A. PELAKSANAAN EKSPERIMEN

Lokasi : SMP PGRI-3 MEDAN

Waktu : 16 September 2016 – 04 Oktober 2016

Partisipan : 40 Siswa SMP PGRI-3 MEDAN

B. TUJUAN EKSPERIMEN

Adapun tujuan dari pelaksanaan eksperimen ini guna menguji hipotesa

peneliti, yaitu “kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berupa audio

murottal Al-Quran memiliki performa working memory yang lebih baik, yang

ditunjukkan melalui hasil skor tes yang telah diperoleh.”

C. METODE

1. Instrument : a. Headphone

b. Rekaman Audio Murottal dalam Format Mp3

(Q.S.Al-Fatihah dan Q.S. Ar-Rahman)

c. Mp3 Player

d. Alat Tulis (Pulpen & Kertas A4)

e. Stopwatch

f. Alat Tes (Stroop Test Effect)

Universitas Sumatera Utara


72

2. Prosedur :

2.1. Prosedur Pertemuan Pertama dan Terakhir (Pre-Test & Post-Test)

a. Seluruh partisipan duduk di tempat yang sudah disediakan

b. Pembukaan (Pengenalan, Penyampaian Inform Consent, dan Aturan dalam

Penelitian)

“Assalamu’alaikum wr.wb. Apa kabarnya semua? Nah perkenalkan

nama kakak...., untuk menyelesaikan skripsi/tugas akhir kuliah kakak, di sini

kakak membutuhkan partisipasi kalian untuk mensukseskannya. Kalian mau

bantuin gak? Jadi gini.. sekarang kakak mau tanya, udah pada tahu belum apa

itu murottal Al-Qur’an? Pada tahu yaa. Jadi gini, nanti selama 2 minggu kalian

akan diperdengarkan murottal Al-Qur’an melalui headphone. Jadi tugas kalian

cukup hanya mendengarkannya aja, dan itu akan kita laksanakan di sela-sela jam

pelajaran. Sampai sini sudah jelas adik-adik? Jadi kalian akan bersama kakak

setiap harinya untuk 2 minggu ke depan. Kakak butuh kerja sama dengan kalian,

bisa kan kita kerja sama? Sekarang akan kakak bagikan Surat Kesepakatan,

dengan kalian menandatangani ini berarti kalian setuju untuk ikut serta dalam

penelitian kakak. Tenang saja, nanti akan ada hadiah dan ucapan terima kasih

untuk kalian yang setiap hari ikut penelitian kakak loh. Silahkan adik-adik buat

nama lengkap dan tanda tangani surat yang udah kakak tadi bagikan yaa.

Selanjutnya, kakak juga mau menyampaikan kalau dalam penelitian ini

ada beberapa aturannya. Yang pertama, harap seluruh alat komunikasi atau

gadget disenyapkan/silent, lalu diletakkan di dalam tas dan tidak ada yang

mengantonginya. Yang kedua, di setiap pertemuan adik-adik akan kakak absen,

Universitas Sumatera Utara


73

dan bagi kalian yang hadir di setiap pertemuan akan mendapatkan reward/hadiah

di hari terakhir kita nanti. Dan yang terakhir harap diingat juga, tidak

diperbolehkan berbicara satu sama lain selama pelaksanaan penelitian. Sampai

di sini semuanya sudah paham? Ada yang mau bertanya? Silahkan angkat

tangannya.. Oke, sekali lagi kakak ulangi, ada berapa aturan kita? Coba

sebutkan.. (Anak-anak menjawab), Bagus.. semua sudah paham ya. Kita mulai

sekarang akan saling bekerja sama yaa, semua bisa kan?”

c. Penjelasan Prosedur Pre-Test & Post-Test

“Kakak ada games nih, dan khusus mengajak kalian saja yang ikut dalam

games ini. Tetapi games nya ini secara individual, maksudnya nanti satu orang

akan bersama satu kakak yaa. Nah, peraturannya begini, nanti kakak akan

memanggil beberapa nama, dan nama yang disebutkan harap mengikuti kakak,

dan begitu seterusnya bergantian. Setiap orang nanti akan dapat giliriannya, jadi

yang belum dipanggil tetap belajar di kelas seperti biasa. Sampai di sini sudah

jelas semuanya? Jelas kan ya?. Terus kakak juga mau mengingatkan, Selama

permainan ini berlangsung, kakak mau kalian tetap menjaga kekondusifan

lingkungan, jangan sampai ribut dan mengganggu temannya yang lain.” Oke

bisa yaaa..”

(Instruksi Stroop Test Effect)

Nama adik siapa? Usianya berapa? Pke kita langsung main games aja nih

yaa.. Jadi di sini ada dua games, dan games yang pertama ini terdiri dari 3 lembar

kertas. Masing-masingnya punya instruksi yang berbeda, jadi dengarkan dengan

Universitas Sumatera Utara


74

seksama, bisa?? (*menekankan bahwa pada setiap games mengharuskan

mereka membacanya dengan cepat dan tepat)

1. KARTU I (W) :

Tugas kamu adalah menyebutkan kata yang tertulis dari baris kiri ke

kanan, dan begitu seterusnya, dengan cepat dan harus tepat. *(..Ketika kamu

melakukan kesalahan, akan kakak bilang “SALAH” dan harus langsung kamu

perbaiki, sampai di sini sudah paham?) (*demonstrasikan contohnya)

2. KARTU II (C) :

Di kertas kedua ini, kamu harus menyebutkan warna kata yang terlihat

dari baris kiri ke kanan dengan cepat dan tepat juga. (Misalnya yang terlihat

warna MERAH, kamu harus menyebutkan kata MERAH, begitu seterusnya).

Paham? *(...)diulang (*demonstrasikan contohnya)

3. KARTU I (CW) :

Pada lembar kertas yang terakhir ini, tugas kamu adalah menyebutkan

warna kata yang terlihat, dan mengabaikan tulisan katanya sendiri. Jadi jika

warna yang kamu lihat itu “UNGU” sementara kata dari warna tersebut

“MERAH”, maka kamu harus menyebutkan “UNGU” dan mengabaikan kata

“MERAH”. Paham? *(...)diulang (*demonstrasikan contohnya)

d. Penutupan

“... baikalah semuanya. Kakak mau mengucapkan terima kasih banyak

atas partisipasi dan kerja sama kalian selama setengah bulan ini, kakak juga

memohon maaf, jika selama kakak-kakak berada di sini pernah melakukan

Universitas Sumatera Utara


75

kesalahan dan hal-hal yang tidak berkenan di hati kalian. Dan sesuai janji kakak

di awal juga, kalau masing-masing dari kalian akan mendapatkan reward setelah

penelitian ini selesai sebagai ucapan terima kasih dari kakak untuk kalian semua.

2.2. Prosedur Pertemuan Saat Pemberian Treatment

a. Pembukaan

“Assalamu’alaikum..wr.wb. Haloo semuanya apa kabar? Udah pada

sarapan kan? Okee kita ketemu lagi nih, sesuai kesepakatan kita sebelumnya.

Jadi langsung saja, nanti kakak akan memanggil beberapa nama, dan nama yang

dipanggil itu silahkan ikut bersama kakak dan yang belum dipanggil silahkan

tetap belajar di ruangan kelas. Sudah pahamkan?” ...(Kelompok Eksperimen

akan diberikan treatment audio murottal Al-Qur’an selama 15 menit di ruang

yang berbeda, sementara Kelompok Kontrol tetap berada di dalam ruang kelas

dengan melakukan aktivitas belajar seperti biasa (read: membaca buku

pelajaran).

b. Penjelasan Prosedur Pemberian Treatment

“Beberapa saat lagi adik-adik akan diperdengarkan audio murottal Al-

Qur’an melalui headphone yang sudah kakak sediakan. Silahkan adik-adik

duduk serileks dan senyaman mungkin, kosongkan pikiran kalian, hilangkan

seluruh beban pikiran dan penat yang kalian rasakan dan hanya terfokus pada

suara yang nanti akan kalian dengarkan. Setelah memasangkan headphone-nya,

silahkan pejamkan mata adik-adik semua. Kemudian dengarkan dan resapi suara

Universitas Sumatera Utara


76

murottal yang sedang kalian dengar. Nantinya akan ada dua (2) surah yang

kalian dengar, setelah kedua surah itu selesai dibacakan, kalian sudah bisa

membuka mata. Sudah jelas semua? Ada yang perlu diulang lagi?” ....

(Pemutaran Audio Murottal Al-Qur’an selama 15 menit) .....

*(Pemberian treatment dilakukan secara bergantian, yaitu sebanyak 3

gelombang dengan gelombang pertama untuk 7 partisipan dan setelahnya akan

bergantian 8 partisipan dan 8 partisipan lain di gelombang terakhir. Saat

pemberian treatment, partisipan akan duduk samping-sampingan dan tidak

saling berhadap-hadapan.

c. Penutupan

“... Oke Adik-adik.. kita sudah selesai hari ini, dan kakak ucapkan terima

kasih sudah pada hadir, dan ingat yaa besok kita akan jumpa lagi di jam .... . dan

kakak harap kalian semua pada hadir ke sekolah besok. Bisa kan semua?. Nah

karena kalian hari ini udah ikut serta, udah baik budi dan bisa bekerja sama

dengan kakak-kakak di sini, jadi kakak akan memberikan kalian snack sebagai

ucapan terima kasih dari kakak.”

Universitas Sumatera Utara


77

D. JADWAL EKSPERIMEN

1. Pertemuan Pertama

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengenalan,
Aturan &
10 menit Pembukaan
Prosedur
Penelitian
5 menit Instruksi Pre-Test
1. Alat Tes
(Stroop Test
Jum’at, 16
Effect).
September Pelaksanaan Pre-
100 menit Tes Individual 2. Alat Tulis
2016 Test
(Pulpen dan
Kertas A4)
(07.30–10.00)
3. Stopwatch
Ucapan Terima
Kasih,
Pemberitahuan
10 menit Penutupan
Jadwal Penelitian,
dan Pembagian
Snack

2. Pertemuan Kedua

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Sabtu, 17
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(08.00–09.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

Universitas Sumatera Utara


78

3. Pertemuan Ketiga

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Senin, 19
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(09.00–10.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

4. Pertemuan Keempat

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Selasa, 20
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(09.00–10.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

5. Pertemuan Kelima

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
Rabu, 21
treatment
September
1. Headphone
2016
2. Audio
15 menit x 3
50 menit Treatment Murottal Al-
(09.00–10.00) kelompok
Qur’an
3. Mp3 Player

Universitas Sumatera Utara


79

4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

6. Pertemuan Keenam

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Kamis, 22
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(10.30–11.30)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

7. Pertemuan Ketujuh

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Jum’at, 23
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(10.30–11.30)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

Universitas Sumatera Utara


80

8. Pertemuan Kedelapan

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Sabtu, 24
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(10.30–11.30)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

9. Pertemuan Kesembilan
Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan
Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Senin, 26
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(08.00–09.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

10. Pertemuan Kesepuluh

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
Selasa, 27
treatment
September
1. Headphone
2016
2. Audio
15 menit x 3
50 menit Treatment Murottal Al-
(08.00–09.00) kelompok
Qur’an
3. Mp3 Player

Universitas Sumatera Utara


81

4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

11. Pertemuan Kesebelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Rabu, 28
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(08.00–09.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

12. Pertemuan Keduabelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Kamis, 29
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(08.00–09.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

13. Pertemuan Ketigabelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan

Universitas Sumatera Utara


82

Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Jum’at, 30
2. Audio
September
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(08.00-09.00)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

14. Pertemuan Keempatbelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
1. Headphone
Sabtu, 01
2. Audio
Oktober
15 menit x 3 Murottal Al-
2016 50 menit Treatment
kelompok Qur’an
3. Mp3 Player
(07.30–08.30)
4. Alat Tulis
Ucapan Terima
5 menit Penutupan Kasih, dan
Pembagian Snack

15. Pertemuan Kelimabelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pengarahan
5 menit Pembukaan sebelum
treatment
Senin, 03
1. Alat Tes
Oktober
(Stroop Test
2016
Effect).
Pelaksanaan Post-
100 menit Tes Individual 2. Alat Tulis
(08.00–10.00) Test
(Pulpen dan
Kertas A4)
3. Stopwatch

Universitas Sumatera Utara


83

Ucapan Terima
Kasih, dan
10 menit Penutupan
Pembagian
Reward

16. Pertemuan Keenambelas

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan Peralatan


Pemanggilan
siswa/i yang
berhalangan hadir
5 menit Pembukaan
saat post test
(Senin, 3
Oktober)
Selasa, 04 1. Alat Tes
Oktober (Stroop Test
2016 Effect).
Pelaksanaan Post- Tes Individual
15 menit 2. Alat Tulis
Test Lanjutan (3 Siswa lagi)
(11.00–11.20) (Pulpen dan
Kertas A4)
3. Stopwatch
Ucapan Terima
Kasih, dan
5 menit Penutupan
Pembagian
Reward

Universitas Sumatera Utara


84

LAMPIRAN 2

HASIL UJI RELIABILITAS DAN UJI

VALIDITAS

Universitas Sumatera Utara


85

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.583 3

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
W 47.43 9.221 40
C 46.80 10.077 40
CW 139.20 36.024 40

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
W 186.00 1796.103 .700 .442
C 186.63 1769.010 .658 .437
CW 94.23 347.717 .583 .927

Universitas Sumatera Utara


86

LAMPIRAN 3

HASIL PENGUKURAN WORKING

MEMORY PARTISIPAN

Universitas Sumatera Utara


87

Hasil Stroop Test Effect


A. Kelompok Kontrol
PRET EST POST TEST
Nomor NAMA SISWA UMUR L/P SKOR SKOR
CARD 1 CARD 2 CARD 3 CARD 1 CARD 2 CARD 3
1 AS 13 P 62 50 120 70 41 40 114 74
2 AH 12 L 64 56 172 116 49 55 134 79
3 BP 14 L 48 43 228 185 45 49 133 84
4 CI 12 P 40 38 140 102 37 41 112 71
5 DA 13 P 58 46 37 -9 38 43 148 105
6 EPG 14 L 48 44 143 99 42 48 99 51
7 FAH 13 L 55 53 143 90 57 52 148 96
8 HPR 13 L 38 35 144 109 33 33 128 95
9 LSA 14 P 39 43 146 103 40 42 124 82
10 MR 13 L 43 52 167 115 42 42 117 75
11 MS 14 L 50 62 146 84 45 42 125 83
12 N 14 P 47 46 190 144 46 43 138 95
13 SN 14 P 42 53 166 113 47 54 178 124
14 S 13 L 41 38 150 112 39 40 122 82
15 TNP 13 P 46 42 180 138 42 49 125 76
16 TWD 14 P 56 56 210 154 56 56 194 138
17 WA 12 L 39 48 134 86 40 39 106 67
18 YDP 13 L 45 45 220 175 42 40 238 198
MEAN 47,83333 47,22222 157,5556 110,3333 43,38889 44,88889 137,9444 93,05556

Universitas Sumatera Utara


88

B. Kelompok Eksperimen

STROOP TEST EFFECT TRAIL MAKING TEST (TMT)


Nomor NAMA SISWA UMUR L/P SKOR SKOR
CARD 1 CARD 2 CARD 3 CARD 1 CARD 2 CARD 3
1 A 15 L 48 41 528 487 40 41 329 288
2 E 14 L 52 48 211 163 51 54 163 109
3 MAMR 14 L 52 52 145 93 48 54 122 68
4 MS 11 L 41 42 145 103 45 48 112 64
5 MFR 13 L 39 40 126 86 35 38 100 62
6 NAY 14 L 41 39 190 151 49 57 161 104
7 AR 14 P 52 48 145 97 38 47 101 54
8 CP 12 P 32 33 89 56 32 33 86 53
9 EKA 11 P 40 37 98 61 36 34 84 50
10 FS 13 P 54 47 128 81 54 46 108 62
11 IP 13 P 53 51 181 130 49 49 123 74
12 JQ 13 P 44 52 167 115 46 46 119 73
13 S 13 P 60 56 140 84 60 62 110 48
14 SH 12 P 58 54 220 166 55 59 157 98
15 TZ 13 P 46 39 176 137 43 41 123 82
16 VPW 14 P 44 44 159 115 42 58 133 75
MEAN 47,25 45,1875 178 132,8125 45,1875 47,9375 133,1875 85,25

Universitas Sumatera Utara


89

LAMPIRAN 4

HASIL UJI NORMALITAS

Universitas Sumatera Utara


90

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

EKSPERIMEN ,308 16 ,000 ,592 16 ,000


PRETEST
KONTROL ,170 18 ,182 ,917 18 ,116

EKSPERIMEN ,276 16 ,002 ,569 16 ,000


POSTTEST
KONTROL ,242 18 ,006 ,794 18 ,001

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality
KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
EKSPERIMEN ,299 16 ,000 ,663 16 ,000
GAIN
KONTROL ,150 18 ,200* ,896 18 ,050
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Universitas Sumatera Utara


91

LAMPIRAN 5

HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS

Universitas Sumatera Utara


92

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean 1,570 1 32 ,219
Based on Median ,915 1 32 ,346
PRETEST Based on Median and with ,915 1 19,123 ,351
adjusted df
Based on trimmed mean 1,005 1 32 ,324
Based on Mean ,651 1 32 ,426
Based on Median ,289 1 32 ,595
POSTTEST Based on Median and with ,289 1 24,293 ,596
adjusted df
Based on trimmed mean ,275 1 32 ,603

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Based on Mean ,197 1 32 ,660
Based on Median ,278 1 32 ,602
GAIN
Based on Median and with adjusted df ,278 1 31,289 ,602
Based on trimmed mean ,279 1 32 ,601

Universitas Sumatera Utara


93

LAMPIRAN 6

GAMBARAN STATISTIKA UMUM

&

HASIL UJI HIPOTESA

Universitas Sumatera Utara


94

Tabel Gambaran Statistik Umum


Statistics
Statistics
PRETEST POSTTEST GAIN
Valid 34 34 Valid 34
N N
Missing 6 6 Missing 6
Mean 120,91 89,38 Mean 31,53
Median 110,50 77,50 Median 33,50
Mode 115 82 Mode 19a
Std. Deviation 75,126 45,481 Std. Deviation 46,046
Variance 5643,962 2068,486 Variance 2120,196
Minimum -9 48 Minimum -114
Maximum 487 288 Maximum 199
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Descriptives
KELOMPOK Statistic Std. Error
Mean 47,56 11,000
Lower Bound 24,12
95% Confidence Interval for
Mean Upper Bound 71,01
5% Trimmed Mean 41,63
Median 41,00
Variance 1935,863
1 Std. Deviation 43,998
Minimum 3
Maximum 199
Range 196
Interquartile Range 31
Skewness 2,947 ,564
Kurtosis 10,465 1,091
GAIN_SCORE
Mean 17,28 10,410
Lower Bound -4,69
95% Confidence Interval for
Mean Upper Bound 39,24
5% Trimmed Mean 19,92
Median 20,00
Variance 1950,565
2 Std. Deviation 44,165
Minimum -114
Maximum 101
Range 215
Interquartile Range 47
Skewness -1,241 ,536
Kurtosis 4,239 1,038

Universitas Sumatera Utara


95

Tabel Hasil Uji Hipotesa Peneliti

Ranks
KELOMPOK N Mean Rank Sum of Ranks
EKSPERIMEN 16 21,25 340,00
GAIN KONTROL 18 14,17 255,00
Total 34

Test Statisticsa
GAIN
Mann-Whitney U 84,000
Wilcoxon W 255,000
Z -2,071
Asymp. Sig. (2-tailed) ,038
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,039b
a. Grouping Variable: KELOMPOK
b. Not corrected for ties.

Universitas Sumatera Utara


96

LAMPIRAN 7

INFORMED CONSENT

Universitas Sumatera Utara


97

KETERANGAN PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Saya yang bernama Dika Lestari dengan NIM 121301022, sebagai


mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, akan melakukan
penelitian eksperimen di SMP PGRI-3 MEDAN, guna menyelesaikan skripsi
peneliti yang berjudul “Pengaruh Murottal Al-Qur’an terhadap Working
Memory Remaja”. Adapun siswa yang bertanda tangan di bawah ini bersedia
menjadi partisipan penelitian, yang akan dilaksanakan selama 2 minggu
terhitung mulai dari hari ini (16 September 2016) sampai dengan hari Sabtu (01
Oktober 2016). Data yang didapat akan dijamin kerahasiannya dan sepenuhnya
dipertanggungjawabkan sebagai data ilmiah.

Medan, 16 September 2016

Yang menyetujui,

Peneliti, Partisipan,

Dika Lestari ___________________

Universitas Sumatera Utara


98

LAMPIRAN 8

SURVEI AWAL

Universitas Sumatera Utara


99

Jawablah Pertanyaan Berikut dengan Jujur, Sesuai dengan Apa yang Kamu
Pikirkan dan Rasakan !

1. Apakah kemampuan mengingat itu penting untuk proses belajar? Kalau “iya”,
Mengapa? Dan kalau “tidak”, Mengapa?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
_________________________________________

2. Apa saja hambatan atau masalah yang kamu alami saat belajar?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

3. Apa saja yang kamu lakukan saat mengalami hambatan dan masalah dalam belajar
tersebut?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

4. Apakah kamu tahu apa itu “Murottal Al-Qur’an” ? dan Apakan kamu pernah
mendengarkan “Murotal Al-Qur’an”?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Isilah Pertanyaan Berikut dengan Jujur Sesuai dengan Apa yang Kamu Alami.

1. Apakah kamu pernah lupa melakukan sesuatu? Berikan contohnya? Dan seberapa
sering itu terjadi?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

2. Apakah kamu kadang-kadang melupakan apa yang baru saja dijelaskan gurumu di
kelas?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. Apakah kamu kadang-kadang meminta gurumu mengulangi penjelasannya?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Universitas Sumatera Utara


100

4. Apakah kamu kadang-kadang mengangkat tangan mu di kelas dan kemudian


melupakan apa yang akan kamu katakan?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

5. Ketika kamu melakukan sesuatu, apakah kamu mengalami kesulitan mengingatnya


di keesokan harinya?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

6. Apakah kamu pernah merencanakan sesuatu tetapi kamu malah melupakannya?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

7. Ketika kamu menulis, apakah kamu pernah melewatkan huruf atau kata tanpa
menyadari kalau kamu melakukannya?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

8. Apakah sulit bagimu untuk mendengarkan sambil mencatat secara bersamaan?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

9. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengingat fakta atau sejarah-sejarah?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

10. Apakah kamu kadang melupakan sudah sampai dimana bacaan yang sudah kamu
baca tadi?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

11. Apakah sulit bagimu menyelesaikan soal aritmatika/perhitungan tanpa bantuan


pulpen dan kertas?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

12. Apa yang kamu lakukan ketika kamu ingin mengingat sesuatu yang sulit untuk
diingat?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Universitas Sumatera Utara


101

LAMPIRAN 9

SURAT BALASAN

Universitas Sumatera Utara


102

Universitas Sumatera Utara


103

LAMPIRAN 10

DOKUMENTASI

Universitas Sumatera Utara


104

DOKUMENTASI SELAMA PELAKSANAAN PENELITIAN

EKSPERIMEN

A. Uji Coba Modul Penelitian Eksperimen

B. Pretest

Universitas Sumatera Utara


105

C. Pemberian Treatment

D. Posttest

E. Hari Terakhir dan Pemberian Reward

Universitas Sumatera Utara


106

LAMPIRAN 11

LOGBOOK PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


coklat biru merah ungu

merah ungu biru coklat

merah coklat hijau ungu

Universitas Sumatera Utara


STROOP TEST EFFECT (CARD 1/W)

coklat biru merah ungu biru hijau coklat ungu merah hijau

biru coklat ungu hijau biru merah coklat hijau merah ungu

ungu merah ungu biru hijau merah coklat hijau coklat biru

merah coklat merah hijau biru hijau coklat ungu biru ungu

hijau biru coklat biru hijau coklat ungu merah ungu merah

coklat hijau biru ungu merah coklat hijau biru merah ungu

biru coklat ungu merah coklat hijau ungu merah biru hijau

biru merah hijau coklat ungu biru hijau merah ungu coklat

merah hijau merah coklat biru hijau ungu biru coklat ungu

hijau ungu biru merah coklat ungu merah hijau biru coklat

Universitas Sumatera Utara


STROOP TEST EFFECT (CARD 2/C)

merah ungu hijau biru coklat biru hijau merah ungu coklat

ungu merah coklat biru coklat hijau merah ungu biru hijau

hijau biru merah coklat ungu coklat biru merah hijau ungu

coklat hijau ungu biru ungu coklat merah hijau merah biru

ungu merah hijau coklat merah ungu biru coklat hijau biru

biru coklat merah hijau ungu biru merah coklat ungu hijau

merah biru hijau ungu hijau merah coklat biru coklat ungu

coklat ungu biru merah biru hijau ungu coklat merah hijau

hijau coklat biru ungu merah ungu coklat hijau biru merah

biru hijau coklat hijau ungu merah ungu biru coklat merah

Universitas Sumatera Utara


STROOP TEST EFFECT (CARD 3/CW)

coklat biru merah ungu biru hijau coklat ungu merah hijau

biru coklat ungu hijau biru merah coklat hijau merah ungu

ungu merah ungu biru hijau merah coklat hijau coklat biru

merah coklat merah hijau biru hijau coklat ungu biru ungu

hijau biru coklat biru hijau coklat ungu merah ungu merah

coklat hijau biru ungu merah coklat hijau biru merah ungu

biru coklat ungu merah coklat hijau ungu merah biru hijau

biru merah hijau coklat ungu biru hijau merah ungu coklat

merah hijau merah coklat biru hijau ungu biru coklat ungu

hijau ungu biru merah coklat ungu merah hijau biru coklat

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai