Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

“TEORI,KONSEP DAN PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN MANAJEMEN


KEPERAWATAN”

OLEH
KELOMPOK II
EDELBERTA YUNIATI KURDIN
FLORENTIANA S. PANDA
I GEDE MADE ARYA RISKY SAPUTRA
HESRON A. BALUKH
YOHANES GADUR
YULIANA TAENA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
Berkat dan Rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
waktu. Makalah yang berjudul “Teori, Konsep Dan Prinsip Dasar Kepemimpinan
Manajemen Keperawatan” ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Tahun Akademik 2023/2024 Mahasiswa
Alih Jenjang STIKES Maranaha Kupang Semester III (Tiga)

Penyusunan makalah ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya mahasiswa dan masyarakat umum.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini.

Kupang, 9 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

1.4 Manfaat........................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................6

2.1 Konsep Dasar Kepemimpinan..................................................................................6

2.2 Teori Perencanaan....................................................................................................17

2.3 Konsep Manajemen Keperawatan..........................................................................19

BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................25

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................25

3.2 Saran..........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26

BORANG PENILAIAN MAKALAH..........................................................................27

BORANG PENILAIAN PRESENTASE DAN HANDOUT......................................28


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan dibidang kesehatan menjadi sebuah industri dan melibatkan banyak
aspek dibidang kesehatan. Salah satunya hak bagi semua orang adalah mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik dari petugas kesehatan yang dimana dalam
memberikan pelayanan yang baik tentu memerlukan perbaikan sistem yang ada
secara menyeluruh.
Oleh karena itu dibutuhkan Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub
sistem manajemen rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama
dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana
diharapkan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja dalam memberikan
pelayanan keperawatan melalui upaya anggota staf, memberikan pengobatan dan
bantuan kepada pasien. Pemberian pelayanan yang baik dipengaruhi oleh faktor
SDM salah satunya adalah perawat yang akan memberikan pelayanan dibidang
keperawatan. Pemahaman dan kemampuan manajer perawat mempunyai peranan
penting dalam memberikan fasilitas yang mendukung perawat assosiate/ perawat
pelaksana dalam bekerja yang meliputi : dalam melaksanakan asuhan keperawatan
selalu menggunakan proses keperawatan, memberikan intervensi/ tindakan
keperawatan sesuai dengan hasil diagnosa yang telah dibuat, menjaga akuntabilitas
atau rasa tanggungjawab setiap kegiatan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk
supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus
menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar
praktek keperawatan ( Depkes RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan yang
bertindak sebagai manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa teori kepemimpinan manajemen keperawatan ?
2. Apa konsep kepemimpinan manajemen keperawatan ?
3. Apa prinsip dasar kepemimpinan manajemen keperawatan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori kepemimpinan manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui prinsip dasar kepemimpinan manajemen keperawatan

1.4 Manfaat

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan


yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan
ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kepemimpinan


2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses menghargai orang lain untuk memahami dan
menyepakati tentang apa yang perlu untuk dilakukan dan bagaimana hal tersebut
dapat dilaksakan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu atau
kelompok (kolektif) untuk memenuhi tujuan-tujuan utama. Kepemimpinan adalah
perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok
kearah tujuan yang hendak di capai bersama. Kepemimpinan adalah suatu seni dan
proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu (Arwani, 2006).
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi
tertentu, yan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah satu atau beberapa tujuan
tertentu. Harold Koontz and Cyril O’Donnell, state that leadership is influencing
people to follow in the achivement of a common goal. Handbook of Leadership,
memberikan definisi kepemimpinan sebagai“suatu interaksi antar anggota suatu
kelompok.

Kepemimpinan dapat terjadi di luar konteks organisasi dan didefinisikan sebagai


proses menggerakkan satu atau beberapa kelompok dalam beberapa arahan tanpa
melalui tekanan.
1. Gardner (1990, hlm.1) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “proses
persuasif dan peneladanan oleh individu (atau tim kepemimpinan) yang
memengaruhi suatu kelompok untuk mengikuti arahan pemimpin atau
diberikan oleh pemimpin dan bawahan”.
2. Robbins (1991, hlm. 104) sependapat dengan pernyataan “kepemimpinan
adalah proses pemberdayaan kepercayaan dan mengajarkan orang lain untuk
menggunakan seluruh kemampuannya dengan menyingkirkan kepercayaan
yang membatasi mereka”.
3. Bennis (2001) menyatakan bahwa pemimpin membuat suatu visi yang jelas
dan menarik orang lain untuk mengikutinya.
Karena tidak ada titik temu antara penelitian dan teoretikus tentang definisi pasti
kepemimpinan, ada baiknya untuk berfokus pada peran apa yang terkandung dalam
kepemimpinan.
Berikut ini sebagian daftar peran pemimpin:
Pengambilan keputusan Instruktur Mampu meramal
Komunikator Konselor Berpengaruh
Evaluator Pengajar Penyelesaian masalah
yang kreatif
Fasilitator Pemikir kritis Agens pengubah
Pengambilan risiko Buffer (penengah) Diplomat
Penasihat Advokat Model peran
Penambah semangat Berpandangan ke depan

Secara umum dapat di simpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses


mempengaruhi orang lain dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan untuk memahami perilaku
orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya
menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

2.1.2 Syarat-Syarat Pemimpin


Stoq Dill menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa
kelebihan yaitu: prestasi, tanggungjawab, partisipasi, status, dan kapasitas.
Menurut Earl Nihtingale dan Whitf Schult mengemukakan bahwa seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan dan syarat yaitu : kemandirian, besar rasa
ingin tahu, multi terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam, memiliki
rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan, selalu ingin mendapatkan yang
sempurna , mudah menyesuaikan diri (beradaptasi), sabar dan ulet, komunikatif
serta pandai bicara, berjiwa wiraswasta, sehat jasmaninya, dinamis, sanggup
dan berani mengambil resiko, tajam firasatnya dan adil pertimbangannya,
berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan, memiliki motivasi tinggi,
punya imajinasi tinggi.
2.1.3 Pendekatan Kepemimpinan
Ada 3 pendekatan kepemimpinan untuk memimpin suatu organisasi,
diantaranya berdasarkan :
a. Sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dilakukan

dengan cara membandingkan sifat dari mereka yang menjadi pemimpin

dengan mereka yang bukan pemimpin, membandingkan sifat dari

pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif. Teori sifat

mengasumsikan bahwa orang mewarisi kualitas atau sifat tertentu

membuat mereka lebih cocok untuk memimpin. Teori ini

menggambarkan gagasan bahwa pemimpin hebat memiliki ciri-ciri

karakter yang mengarah pada kepemimpinan yang efektif. Ciri-ciri yang

terkait dengan kepemimpinan yang mahir memiliki sikap jujur, keinginan

untuk unggul, kompeten, inisiatif, tanggung jawab, dan menginspirasi

(Uzohue et al., 2016).

Teori Sifat atau Pembawaan


(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)
Bakat-bakat kepemimpinan: Merepresentasikan karakteristik personal
yang membedakan para pemimpin dari bawahannya.
 Temuan historis menunjukkan bahwa pemimpin dan bawahan
dibedakan berdasarkan:
- Intelijensi,
- Ddominasi
- Kepercayaan diri
- Tingkat energi dan aktivitas
- Pengetahuan yang relevan dengan tugas
 Temuan kontemporer menunjukkan bahwa:
- Orang cenderung mempersepsikan seseorang selaku pemimpin
ketika menunjukkan bakat yang berhubungan dengan intelijensi,
maskulinitas dan dominasi
- Orang mengharapkan pemimpin tersebut menjadi kredibel
- Pemimpin yang kredibel adalah pemimpin yang jujur,
berpandangan jauh ke depan dan cakap.

b. Perilaku
Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang
menjadi pemimpin yang efektif. Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:
1. Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan
bawahan memiliki cirri ramah tamah, mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya
setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pula kecenderungan
perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan tugas organisasi.
2. Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai
oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi
memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta
pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model
leadership continum pada dasasrnya ada dua yaitu berorientasi
pada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan
terhadap bawahan atau hubungan kerja. Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah
fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF. Soner, 1978: 442-443).
Tingkah laku pemimpin lebih terkait dengan proses
kepemimpinan. Karena itu, ada dua dimensi utama
kepemimpinan yang dikenal dengan nama konsiderasi dan
struktur inisiasi. Dua macam kecenderungan perilaku
kepemimpinan tersebut pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
Teori Gaya Keperilakuan
(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership,
2001, The McGraw-Hill Company, Inc.)
 Studi Ohio State University mengidentifikasi dua dimensi
penting perilaku pemimpin
(1) Konsiderasi: menciptakan respek dan kepercayaan
timbal-balik dengan bawahan
(2) Inisiasi struktur: mengorganisir dan meredefinisi apa-apa
yang akan dikerjakan oleh anggota kelompok
 Studi Michigan University mengidentifikasi dua gaya
kepemimpinan yang sama dengan studi yang dilakukan oleh
Ohio State University.
= salah satu gaya terfokus pada pekerja dan gaya yang
satunya terfokus pada pekerjaan
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu gaya
kepemimpinan yang terbaik. Efektivitas gaya kepemimpinan
tertentu tergantung pada situasi di mana gaya tersebut
diterapkan.
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa perilaku
pemimpin yang efektif melakukan konsiderasi tergantung pada
aspek berikut:
1. Kepuasan pengikut terhadap pemimpin tergantung pada
derajat konsiderasi yang ditunjukkan oleh pemimpin.
2. Konsiderasi pemimpin lebih berpengaruh terhadap
pengikut ketika pekerjaan tidak menyenangkan dan
mendesak, dari pada ketika pekerjaan menyenangkan dan
tidak mendesak.
3. Pemimpin yang menunjukkan konsiderasi dapat melakukan
inisiasi struktur yang lebih banyak tanpa mengurangi
kepuasan pengikutnya.
4. Konsiderasi yang diberikan sebagai respons terhadap
kinerja yang baik akan meningkatkan kemungkinan kinerja
yang baik di masa depan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang efektif melakukan inisiasi
struktur adalah:
1. Inisiasi struktur yang memperjelas peran tambahan akan
meningkatkan kepuasan.
2. Inisiasi struktur akan menyurutkan kepuasan pengikut
ketika struktur tersebut sudah tersedia.
3. Inisiasi struktur akan meningkatkan kinerja ketika tugas
tidak jelas.
4. Inisiasi struktur tidak akan mempengaruhi kinerja ketika
tugas jelas(Leadership, 2001: 2).
Uraian di atas memperjelas bahwa teori kepemimpinan perilaku
mencoba menjelaskan keunikan gaya yang digunakan oleh pemimpin
yang efektif, atau memahami sifat-sifat pekerjaan pemimpin. Sepuluh
peran manajerial dari Henry Minzberg merupakan salah satu contoh teori
kepemimpinan perilaku. Peneliti perilaku menekankan pada penemuan
cara mengklasifikasikan perilaku yang dapat memberikan pemahanan
mengenai kepemimpinan.
c. Situasi
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi,
diantaranya hubungan atasan dengan bawahan, struktur tugas yang harus
dikerjakan dan posisi kewenangan seseorang.
Kepemimpinan situasional didasarkan pada saling pengaruh anatar

sejumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan pemimpin dan

sejumlah pendukung emosional ditunjukkan para bawahan dalam

melaksanakan tugas khusus, fungsi dan sasaran (Basuki, 2018). Teori

menekankan pentingnya memahami semua faktor yang mempengaruhi

sekelompok orang tertentu dilingkungan tertentu. Daya Tarik model ini

berfokus pada tugas dan pengikut. Kuncinya adalah menggabungkan

kesiapan pengikut dengan perilaku tugas yang ada. Kesiapan

didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pengikut menunjukkan

kemampuan dan kemauan untuk menyelsaikan tugas tertentu (Whitebead

et al., 2015).

2.1.4 Gaya Kepemimpinan


Seorang pemimpin mempunyai gaya tersendiri dalam mempengaruhi
anggotanya. Menurut Simamora (2012) Gaya kepemimpinan merupakan ciri
khas yang dimiliki oleh seseorang dalam perannya sebagai seorang pemimpin.
Menurut Kartono (2011) gaya kepemimpinan merupakan sifat, kebiasaan,
tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Ada 3 faktor yang menjadi kunci gaya kepemimpinan seseorang yang
merupakan faktor yang saling melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya,
yaitu : pemimpin itu sendiri, orang yang dipimpin dan situasi, seperti pada
gambar di bawah ini :
Pemimpin Orang Yang
Dipimpin

Situasi

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan fungsi

dari ketiga variabel di atas merupakan gaya kepemimpinan seseorang.

Penjelasan Menurut para ahli, ada beberapa macam gaya

kepemimpinan yang dapat diaplikasikan di sebuah organisasi, antara lain:

Gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dikelompokkan

menjadi empat Gillies dalam (Nursalam, 2014)

a. Otoriter

Merupakan kepemimpinan yang berfokus pada tugas atau pekerjaan.

Kepemimpinan ini menggunakan kekuasaan dan kekuatan dalam memimpin.

Pemimpin lebih menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam

pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya seputar

kepentingan tugas. Motivasi yang diberikan berupa imbalan dan hukuman.

Menurut (Wang et al., 2019) kepemimpinan otoriter mengacu pada perilaku

pemimpin yang memberikan otoritas dan kendali mutlak atas bawahannya

dan menuntut kepatuhan tanpa syarat.


b. Demokratis

Merupakan gaya kepemimpinan yang menghargai sifat dan

kemampuan setiap stafnya. Kepemimpinan ini mengguakan kekuasaan posisi

dan pribadinya untuk memberikan motivasi ide dari staf, memotivasi

kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan

pengontrolan dalam penerapannya. Informasi yang diberikan seluas-luasnya

dan terbuka.Menurut (Khajeh, 2018) kepemimpinan demokratis adalah

dimana pengambilan keputusan didesentralisasi dan dimiliki bersama oleh

semua bawahan. Gaya kepemimpinan ini juga dikenal dapat memotivasi

karyawan untuk bekerja lebih baik, karena pandangan dan pendapat mereka

dihargai.

c. Partisipatif

Merupakan gabungan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis,

yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil dari analisis masalah dan

kemudian menyampaikan tindakan tersebut kepada bawahannya. Pemimpin

meminta kritik dan saran kepada staf serta mempertimbangkan respon staf

terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil bergantung pada

kelompok.

d. Bebas tindak

Merupakan kepemimpinan ofisisal, karyawan menentukan kegiatan

sendiri tanpa pengarahan supervisi dan koordinasi. Staf atau bawahan

mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya

sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.Menurut (Otieno

& Njoroge, 2019) gaya kepemimpinan dimana otoritas dan kekuasaan


diberikan kepada karyawan untuk menentukan tujuan dan pemimpin

memberikan sedikit atau tidak sama sekali arahan kepada bawahan.

Gaya kepemimpinan menurut Hersey dalam (Basuki, 2018)

a. Gaya Direktif

Gaya ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin

membatasi peranan bawahan: apa saja yang dikerjakan, kapan pekerjaan itu

dilaksanakan dan dimana pekerjaan itu dikerjakan. Pengambilan keputusan

dan pemecahan masalah semata-mata menjadi tanggung jawab pemimpin

yang kemudian disampaikan kepada bawahannya. Pengawasan dilakukan

secara ketat.Menurut (Bell et al., 2014) kepemimpinan direktif diartikan

sebagai proses menyediakan bawahan dengan pedoman untuk pengambilan

keputusan dan tindakan yang sesuai dengan perspektif pemimpin. Hal ini

umumnya dianggap sebagai perilaku berorientasi tugas, dengan

kecenderungan kuat untuk mengontrol diskusi, mendminasi interaksi, dan

penyelsaian tugas secara pribadi langsung.

b. Gaya participating

Kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan antara

pemimpin dan bawahan dalam keadaan seimbang. Pemimpin dan bawahan

sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Keikutsertaan bawahan dalam memecahkan masalah dan pengambilan

keputusan semakin bertambah sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan

memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup untuk penyelsaian tugas.

Menurut (Kahpi et al., 2018) gaya partisipatif pemimpin mengundang dan

mendrong karyawan untuk memainkan peran penting dalam proses


pengambilan keputusan, meskipun kekuatan pengambilan keputusan akhir

terletak pada pemimpin.

c. Gaya konsultatif

Pemimpin gaya ini masih memberikan pengarahan yang cukup besar

serta menetapkan keputusan-keputusan sendiri. Pemimpin sudah

menggunakan komunikasi dua arah dan memberikan dukungan terhadap

bawahan. Pemimpin mau mendengarkan keluhan dan perasaan bawahan

mengenai keputusan yang akan diambil. Meskipun dukungan dan perhatian

terhadap bawahan ditingkatkan namun pengambilan keputusan tetap ada

pada pemimpin.

d. Gaya Delegating

Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan

bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruh

bawahannya. Menurut (Islam et al., 2020) gaya delegatif dimana pemimpin

menciptakan nilai-nilai moral yang tinggi, dorongan untuk mengeksplorasi

kreativitas di tempat kerja, dan memperkuat hubungan yang lebih baik antara

hubungan pemimpin dan rekan.

Gaya kepemimpinan menurut teori X dan teori Y

Teori ini dikembangkan oleh Douglas McGregor dalam bukunya yang

berjudul The Human side Enterprise. Douglas mengatakan perilaku sesorang

dalam suatu organisasi dibedakan menjadi dua kutup utama, yaitu Teori X dan

Teori Y. Teori X menjelaskan bahwa bawahan tidak menyukai pekerjaan,

kurang ambisi, menolak perubahan, tidak bertanggung jawab dan lebih suka

dipimpin. Sebaliknya teori Y menjelaskan bahwa bawahan senang bekerja, bisa


bertanggung jawab, mandiri, mampu berimajinasi, mampu mengawasi diri dan

kreatif. Berdasarkan teori-teori tersebut, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi

empat macam.

a. Gaya kepemimpinan dictator.

Gaya kepemimpinan yang dilakukan menimbulkan ketakutan dan

menggunakan suatu ancaman dan hukumna merupakan bentuk dari

pelaksanaan Teori X.

b. Gaya kepemimpinan otokratis.

Gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan

dictator namun bobotnya sedikit berkurang. Semua keputusan berada

ditangan pemimpin, pendapat dan masukan dari bawahan tidak pernah

dibenarkan. Gaya ini juga termasuk pelaksanaan Teori X.

c. Gaya kepemimpinan demokratis.

Gaya kepemimpinan ini ditemukan karena adanya peran serta bawahan

dalam mengambil keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya

kepemimpinan termasuk pelaksanaan Teori Y.

d. Gaya kepemimpinan santai.

Gaya kepemimpinan ini peran pemimpin hampir tidak terlihat karena

semua keputusan diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai

dengan Teori Y (Azwar, dalam (Nursalam, 2014).

2.2 TEORI PERENCANAAN


2.2.1 Konsep Perencanaan
Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan.
Jadi, perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita
melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Menurut George
R. Terry perencanaan adalah : “planning is the selecting and relating of fact and
the making using of assumption regarding the future in the visualization and
formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result.
Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan antara lain :
a. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang harus di dasarkan pada
fakta, data dan keterangan yang konkret.
b. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan
pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan
datang.
c. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut
tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang
mengganggu kelancaran usaha.

Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

Sedangkan menurut Stoner, 2022 menyatakan perencanaan merupakan


suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Proses perencanaan dapat dilihat di gambar di bawah ini : (Desilia Purnama


Dewi, 2019)

Perencanaan

Pengoranisasian

Kepemimpinan

Pengendalian

Gambar 2.1 Keterkaitan satu dengan yang lain


2.2.2 Tahapan Perencanaan
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan tujuan (Tujuan Umum dan Tujuan Khusus)
3. Proyeksi keadaan dimasa akan datang
4. Pencarian dan penilaian atas berbagai alternatif
5. Penyusunan rencana yang di pilih

2.3 Konsep Manajemen Keperawatan


2.3.1 Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” dengan kata
kerja “to manage” yang secara umum berarti mengurusi, mengelola,
mengusahakan dan mengendalikan. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi
pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang yang melakukan kegiatan memimpin.
Menurut Bakri (2017) manajemen adalah ilmu yang mengantarkan seorang
pemimpin dalam proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui anggota
dengan upaya yang dilakukan secara bersama. Artinya, manajemen dapat
dipelajari sebagai proses kerjasama dan berkembang yang dilakukan antara
pimpinan dengan staf dalam mencapai tujuan organisasi. Ruang lingkup staf
dalam pengertian ini adalah man power. Sumber Daya Manusia (SDM) pada
suatu organisasi merupakan sumberdaya paling utama dalam melaksanakan
proses manajemen. Kegiatan manajemen terdiri dari beberapa proses,
2.3.2 Manajemen Keperawatan
Pendapat diatas juga didukung oleh Hannah (2010) yang menyatakan
bahwa manajemen keperawatan merupakan proses pengarahan dan pengelolaan
staf dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan menjadi lebih berkualitas
berdasarkan komitmen yang telah disepakati bersama antara atasan dengan
bawahan. Manajemen keperawatan merupakan proses perawat manajer dalam
menjalankan tugas profesi yang berfungsi untuk mengatur organisasi dan usaha
di bidang keperawatan (Swanburg, 2000).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. Manajemen
keperawatan merupakan proses bekerja dalam memberikan pelayanan
keperawatan melalui upaya anggota staf, memberikan pengobatan dan bantuan
kepada pasien.
Tugas manajer keperawatan diantaranya : membuat rencana,
mengorganisir, memimpin dan melakukan kontrol keuangan, material, serta
SDM yang ada untuk mencapai tujuan organisasi (Gillies,1999). Proses
manajemen keperawatan meliputi kegiatan planning, organizing, actuating,
controlling (POAC).
2.3.3 Ruang Lingkup Manajemen
Pelayanan dibidang kesehatan menjadi sebuah industri dan melibatkan banyak
aspek dibidang kesehatan. Salah satu hak bagi semua orang adalah mendapatkan
pelayanan kesehatan yan baik dari petugas kesehatan yang ada dalam memberikan
pelayanan yang baik.
Oleh karena itu dibutuhkan Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub
sistem manajemen rumah sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama
dengan manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana
diharapkan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja dalam memberikan
pelayanan keperawatan melalui upaya anggota staf, memberikan pengobatan dan
bantuan kepada pasien. Pemberian pelayanan yang baik dipengaruhi oleh faktor
SDM salah satunya adalah perawat yang akan memberikan pelayanan dibidang
keperawatan. Pemahaman dan kemampuan manajer perawat mempunyai peranan
penting dalam memberikan fasilitas yang mendukung perawat assosiate/ perawat
pelaksana dalam bekerja yang meliputi : dalam melaksanakan asuhan keperawatan
selalu menggunakan proses keperawatan, memberikan intervensi/ tindakan
keperawatan sesuai dengan hasil diagnosa yang telah dibuat, menjaga akuntabilitas
atau rasa tanggungjawab setiap kegiatan keperawatan yang telah dilaksanakan dan
mampu mengendalikan lingkungan praktik keperawatan.
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwa ruang lingkup manajemen
keperawatan terbagi menjadi 2 macam, yang meliputi :
1. Manajemen Operasional (Layanan)
Pengelolaan pelayanan dibidang keperawatan dilakukan oleh bidang
keperawatan. Tingkatan manajerial ada tiga dimana orang yang mempunyai
kemampuan yang sesuai (relevan) yang akan memimpin disetiap tingkatan
tersebut. Tingkatan manajerial tersebut dapat dilihat di gambar berikut :

Puncak

Menengah

Bawah

2. Manajemen Asuhan Keperawatan


Standar praktik keperawatan yang tepat dilaksanakan dengan merujuk pada
enam lankah proses keperawatan, yaitu melakukan pengkajian, penetapa
dianosis, tujuan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
2.3.4 Prinsip Manajemen Keperawaatan
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi
keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan yaitu :
1. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dalam serangkaian fungsi dan
aktivitas manajemen. Tahap perencanaan dan proses manajemen tidak hanya
terdiri dari penentuan kebutuhan keperawatan pada berbagai kondisi klien,
tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan, mengalokasikan anggaran,
identifikasi kebutuhan pegawai, dan penetapan struktur organisasi yang
diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran atau konsep – konsep
tindakan yang umumnya tertulis dan merupakan fungsi penting di dalam
mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan
efek – efek dan perubahan. Selama proses perencanaan, yang dapat
dilakukan oleh pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji
sistem, mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang
dan pendek, mengkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan
yang ada, dan aktivitas spesifik serta prioritasnya. Perencanaan dalam
manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan untuk menganalisis
aktivitas dan struktur yang dibutuhkan dalam organisasinya.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif
Manajer keperawatan menghargai waktu akan mampu menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang telah di tetapkan. Keberhasilan seorang pemimpin
keperawatan bergantung pada penggunaan waktu yang efektif. Dalam
keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan
keperawatan. Dalam kontek ini, seorang pimpinan harus mampu
memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif. Hal demikian dibutuhkan
untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam tatanan organisasinya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan akan berpengaruh
terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
pengambilan keputusan akan sangat mempengaruhi oleh kemampuan
komunikasi dan para manajer.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
Merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi mencapai
tujuan. Terdapat 4 buah struktur organisasi, yaitu unit, departemen, top atau
tingkat eksekutif dan tingkat operasional. Prinsip pengorganisasian
mencakup hal – hal pembagian tugas ( the devision of work ), koordinasi,
kesatuan komando, hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewengan
yang sesuai adanya rentang pengawasan. Dalam keperawatan,
pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional dan penugasan,
alokasi pasien perawatan grup/ tim keperawatan, dan pelayanan keperawatan
utama ( Gillies, 1985 ).
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
Pengendalian dalam menegemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
menegemen susuai dengan dengan yang direncanakan. Selain itu ,
pengendalian dilaksanakan pada kegiatan yang dilakukan tidak banyak
terjadi kesalahan yang berakibat negative terhadap klien dan pihak yang
terkait dengan manageman. Pengendalian meliputi penilaian tentang
pelaksanaan trencana yang telah dibuat, pemberian instruksi, menetapkan
prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan membandingkan penampilan
dengan standar serta memperbaiki kekurangan. (Agus Kuntoro, 2010).
7. Divisi keperawatan yang baik
Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan bagian penting dan efektivitas menejemen.
Komunikasi yang dapat dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan perasaan, pandangan arah dan
pengertian diantara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
9. Pengembangan staf
Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya
manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.

Berdasarkan beberapa prinsip diatas maka para manajer, administrator dan bawahan
seyogyanya berkerja bersama-sama dalam merencanakan dan penorganisasian fungsi-
fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja dalam memberikan
pelayanan keperawatan melalui upaya anggota staf, memberikan pengobatan dan
bantuan kepada pasien. Pemberian pelayanan yang baik dipengaruhi oleh faktor
SDM salah satunya adalah perawat yang akan memberikan pelayanan dibidang
keperawatan. Pemahaman dan kemampuan manajer perawat mempunyai peranan
penting dalam memberikan fasilitas yang mendukung perawat assosiate/ perawat
pelaksana dalam bekerja yang meliputi : dalam melaksanakan asuhan keperawatan
selalu menggunakan proses keperawatan, memberikan intervensi/ tindakan
keperawatan sesuai dengan hasil diagnosa yang telah dibuat, menjaga akuntabilitas
atau rasa tanggungjawab setiap kegiatan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok kearah tujuan yan hendak di capai bersama.

3.2 Saran
Demikian penyusunan makalah ” Teori, Konsep Dan Prinsip Dasar Kepemimpinan
Manajemen Keperawatan”. Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Dengan demikian kritik maupun
saran sangat dibutuhkan demi kemajuan penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Mamik, S. (2015). Manajemen Keperawatan. Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Supriyanto, S. &. (2019). Manajemen Rumah Sakit. Sidoarjo: Zifatama Jawara.


BORANG PENILAIAN MAKALAH
Topik :Teori, Konsep, dan Prinsip Dasar Kepemimpinan Manajemen
Keperawatan
Tanggal : 09 Oktober 2023
Kelas : Alih Jenjang
Kelompok :2
1. EDELBERTA Y. KURDIN 4. HESRON A. BALUKH
2. FLORENTIANA S. PANDA 5. YOHANES GADUR
3. I GEDE ARYA RISKY SAPUTRA 6. YULIANA TAENA
No. Komponen Bobot Nilai Komentar
1 Konten (isi makalah) 50
- Judul makalah
- Introduction
- Jawaban atas pertanyaan tugas
- Menggunakan teori yang tepat
2 Pengorganisasian 20
- Alur penulisan mudah di pahami
- Keterkaitan antar tema
3 Format penulisan 20
- Ejaan, kaidah penulisan
- Margin
- Spasi
4 Referensi 10
- Cara penulisan (APA style)
- Jumlah referensi
- Jenis referensi
Total 100

Tanda tangan
fasilitator

(………………………)
BORANG PENILAIAN PRESENTASE DAN HANDOUT
Topik: Teori, Konsep, dan Prinsip Dasar Kepemimpinan Manajemen Keperawatan
Tanggal: 09 Oktober 2023
Kelas: Alih Jenjang
Kelompok :2
1. EDELBERTA Y. KURDIN 4. HESRON A. BALUKH
2. FLORENTIANA S. PANDA 5. YOHANES GADUR
3. I GEDE ARYA RISKY PUTRA 6. YULIANA TAENA

No Penampilan Ketrampilan Bobot Nilai Keterangan


1 Penyaji mempersiapkan presentasi dengan 5
baik
2 Tujuan presentasi dikemukakan 5
(didefinisikan) dengan jelas
3 Handout: 25
- Ketepatan pemilihan desain, huruf dan
gambar
- Satu informasi dalam satu slide
- Isi sesuai dengan tujuan
4 Penyaji, MC dan penjawab menyimpulkan 15
konsep/ informasi yang telah disampaikan
sebelum menyajikan konsep yang baru
5 Penyaji dan MC mendorong untuk diskusi 15
dengan baik
6 Pembagian waktu diatur dengan baik 10
7 Memakai media dan metode presentasi 10
digunakan dengan tepat
8 Isyu masalah selama presentasi didiskusikan, 15
direspon dan dijawab secara tepat
Jumlah 100

Tanda tangan
fasilitator

(………………………)

Anda mungkin juga menyukai