MAKALAH PRAGMATIK KEL. 4 Fix
MAKALAH PRAGMATIK KEL. 4 Fix
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan
penulisan. Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya dan mendapat pahala yang berlipat ganda. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca, khususnya kepada penulis sendiri.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, kesediaan untuk menerima orang lain dengan cara simpati dan
saling menghargai tampaknya masih jauh dari kesantunan yang semestinya
dengan menghindari sifat buruk yang ada dalam diri setiap orang. Oleh karena itu,
manusia hendaknya melawan sifat-sifat buruk yang dapat menyakitkan hati orang
lain dengan cara memahami situasi dan kondisi untuk melakukan pertuturan yang
sebenarnya dituturkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan entitas yang bersifat
sentral dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur
merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik lain seperti praanggapan,
prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan. Tindak tutur memiliki bentuk yang
bervariasi untuk menyatakan suatu tujuan. Misalnya menurut ketentuan hukum
yang berlaku di suatu Negara katakanlah Indonesia , “Saya memerintahkan anda
untuk meninggalkan gedung ini segera”. Tuturan tersebut juga dapat dinyatakan
dengan tuturan “Mohon anda meninggalkan tempat ini sekarang juga” atau cukup
dengan tuturan “Keluar”. Ketiga contoh tuturan di atas dapat ditafsirkan sebagai
perintah apabila konteksnya sesuai.
dicetuskan oleh Searle, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak
tutur perlokusi.
2
1) Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindakan proposisi yang berada pada kategori
mengatakan sesuatu (an act saying somethings). Oleh karena itu, yang
diutamakan dalam tindak lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh
penutur. Wujud tindak lokusi adalah tuturan-tuturan yang berisi pernyataan atau
tentang sesuatu.
Leech (2011:316) menyatakan bahwa tindak bahasa ini lebih kurang dapat
disamakan dengan sebuah tuturan kalimat yang mengandung makna dan acuan
tertentu.
menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima macam bentuk tuturan
3
Searle dalam Rahardi (2018:80) yang diadaptasi pula di dalam Leech (2011)
Tindak tutur asertif, yakni ilokusi penutur terikat pada kebenaran preposisi yang
tutur bahwa penutur mengusulkan suatu tempat yang penutur ketahui, tempat
menghasikan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur,
(tindak ilokusi ini oleh Leech disebut dengan tindak tutur ilokusi impositif),
Tindak Tutur komisitif, yakni ilokusi penutur terikat pada suatu tindakan di masa
4
depan, misalnya menjanjikan, menawarkan, berkaul, bersumpah, mengancam,
dan menyatakan kesanggupan. Contoh tindak tutur komisif. (16) Adik mau
dibelikan apa jika kakak sudah bekerja nanti? Tuturan (16) Adik mau dibelikan
apa jika kakak sudah bekerja nanti? berupa komisif penawaran. Pada tuturan
Tindak tutur ekspresif, yakni ilokusi yang berfungsi untuk mengungkapkan sikap
mengkritik. Ilokusi ekspresif terdapat pada contoh tuturan berikut. (17) Saya
Tindak tutur perlokusi adalah efek atau dampak yang ditimbulkan oleh
5
tuturan penutur terhadap mitra tutur. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara
Tindakan perlokusi lebih mementingkan hasil sebab tindak tutur ini dikatakan
berhasil jika mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penutur.
dalam mengkaji makna kalimat. Yule (dalam Sigit, 2019:14) membagi konteks
1) Konteks Linguistik
Konteks linguistik atau ko-teks merupakan sekelompok kata lain yang digunakan
dalam frasa atau kalimat yang sama. Misalnya kata “bisa” mempunyai dua arti,
dapat bermakna “racun ular” apabila terdapat dalam kalimat “Saya terkena bisa
yang disemburkan ular kobra tadi siang.” Apabila dipakai dalam kalimat “Adik
dapat.
2) Konteks Fisik
Konteks fisik adalah pemahaman terhadap tindak tutur yang dibaca dan
6
didengar, berkenaan erat dengan waktu dan tempat menemui pernyataan-
pernyataan linguistik. Sebagai contoh kata “panas” dalam tuturan “Wah, sangat
panas di sini.” Jika kalimat tersebut diucapkan ketika seseorang sedang berada
dalam suatu ruangan yang penuh dan tidak ber-AC pada siang hari, maknanya
suhu yang panas. Namun, bila orang yang mengucapkan berada di tengah
Contoh :
Refresentatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini
penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasa, kesimpulan dan
merupakan contoh dunia sebagai sesuatu yang diyakini oleh penutur yang
menggambarkannya.
Contoh :
7
- Bumi itu datar
digambarkan contoh dibawah ini, tindak tutur itu mungkin disebabkan oleh
Contoh :
- Selamat
Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk
menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini
contoh dibawah ini dan bentuknya dapat berubah kalimat positif dan
negatif.
Contoh :
8
-Berilah aku secangkir kopi. Buatkan kopi pahit
Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh
penutur. Tindak tutur ini berupa; janji, ancaman, penolakan, ikrar, seperti
contoh di bawah ini yang dapat ditampilkan sendiri oleh penutur sebagai
anggota kelompok.
Contoh :
1. Menggunakan Bahasa yang Santun: Pilih kata-kata dan frasa yang sopan dan
9
ketika meminta bantuan dan "terima kasih" ketika menerima bantuan adalah
tanda kesantunan.
berikan respon dengan sopan dan menghindari jawaban yang kasar atau
menghina.
6. Mendengarkan dengan Sabar: Berikan perhatian saat orang lain berbicara dan
8. Menghormati Budaya dan Nilai: Pahami budaya dan nilai-nilai orang lain, dan
10. Menjaga Kontrol Emosi: Hindari marah atau frustasi dalam berbicara, dan
11. Meminta Izin: Jika perlu, minta izin sebelum melakukan sesuatu yang dapat
12. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Tepat: Ekspresi wajah, gerakan tubuh,
13. Menyampaikan Kritik dengan Bijaksana: Jika Anda perlu memberikan kritik,
10
Strategi-strategi ini membantu menciptakan lingkungan komunikasi yang
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan entitas yang bersifat sentral
sebagaimana yang dicetuskan oleh Searle, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur
Konteks dalam tindak tutur ada 2 yaitu, Konteks Linguistik dan Konteks Fisik.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://repo.uinsatu.ac.id/16782/6/BAB%202.pdf
12