Anda di halaman 1dari 2

DRAMA KANCIL DAN PETANI

Petani : Alif

Kancil : Zio

Orang2an sawah : Abyan & Varo

Penari 4 anak cewe

Pencerita: Aretha

Suatu hari, petani mencangkul di ladang mentimun

(Alif didepan kelas)

Alif : "Wah, mentimunku sudah besar-besar. Sebentar lagi panen. Akan kujual mentimun ini."

Petani pulang meninggalkan ladang.

Alif : " Hari yang melelahkan. Saatnya pulang dan istirahat. Lanjut besok."

(Alif berdiri ke samping)

Datanglah seekor kancil. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Keadaan aman untuk mencuri mentimun.

(Zio di depan kelas)

Zio : " Asyik, tidak ada orang."

Setelah aman, si Kancil makan banyak mentimun.

Zio : " Hem, hem, hem, enak sekali, lezaaat."

Setelah kenyang, si Kancil pergi.

Zio : " Perutku sudah kenyang. Aku akan kembali besok."

Petani datang ke ladang

Alif : " Lho, mentimunku rusak semua. Pasti ini perbuatan si Kancil. Awas kamu, Kancil. "

Petani yg marah memasang orang-orangan sawah yang sudah dilumuri lem. Dia memasangnya di tengah
ladang.

(Varo dan Abyan di depan kelas)


Alif : "Kancil, kamu akan tertangkap. "

Setelah itu, petani pulang.

Si Kancil datang ke kebun lagi

Zio : "Lho, ada orang. Kok diam saja. Oh, saya tahu itu. Itu orang-orangan sawah. Saya tidak takut. Akan
saya datangi. Aduuh, tolong! Tangan dan kakiku menempel. "

(Lalu datang 4 anak penari. Mereka bernyanyi "Alangkah Gagah". Menari dengan kompak. Setelah itu,
para pemain hormat. Mereka kembali secara urut dan rapi)

Anda mungkin juga menyukai