Anda di halaman 1dari 25

PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo

Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX


Kontrak Kuliah

Materi yang akan dipelajari: 4. Fungsi Gamma dan Fungsi Beta

1. Integral Tak Wajar (a) Fungsi Gamma


(a) Integral Tak Wajar pada Selang (b) Fungsi Beta
Hingga (c) Aplikasi Fungsi Gamma dan Fung-
(b) Integral Tak Wajar pada Selang si Beta
Tak Hingga
5. Transformasi Laplace
2. Barisan dan Deret Bilangan Real
(a) Pengertian Transformasi Laplace
(a) Kekonvergenan Barisan dan Deret (b) Transformasi Laplace untuk
(b) Uji Kekonvergenan Deret Suku- Fungsi-fungsi Sederhana
Suku Positif (c) Sifat-sifat Transformasi Laplace
(c) Deret Ganti Tanda (d) Pemakaian Transformasi Laplace
(d) Deret Kuasa pada Penyelesaian Persamaan Di-
(e) Deret Taylor dan Deret Mclaurin ferensial

(f) Pendiferensialan dan Penginte- (e) Invers Transformasi Laplace


gralan Deret Kuasa (f) Sifat-sifat Invers Transformasi La-
place
3. Deret Fourier
(g) Invers Transformasi Laplace dari
(a) Fungsi Periodik dan Deret Trigo- Fungsi Pecah Rasional
nometri
Penilaian:
(b) Deret Fourier untuk Fungsi Perio-
dik dengan Periode p = 2π • Study Case/Presentasi = 50%
(c) Deret Fourier untuk Fungsi Perio- • UTS(20%) + Tugas Mandiri (5%)
dik dengan Periode p = 2L = 25%
(d) Syarat-syarat Dirichlet • UAS(20%) + Kuis (5%) = 25%
(e) Deret Sinus dan Cosinus Fourier • Keaktifan (+5 untuk UTS atau
(f) Identitas Parseval UAS, jika nilainya kurang)

Halaman 1
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Integral Tak Wajar

A) Integral Tak Wajar dengan Integran Diskontinu

(a) Jika f (x) kontinu pada (a, b] dan tidak kontinu di a.


Perhatikan ilustasi berikut.
a b
Z b Z b
Maka, f (x) dx = lim+ f (x) dx.
a c→a c Z b
Jika limit di ruas kanan ada dan berhingga, maka f (x) dx dikatakan konver-
Z b a

gen ke nilai limit. Jika tidak, maka f (x) dx dikatakan divergen.


a
(b) Jika f (x) kontinu pada [a, b) dan tidak kontinu di b.
Perhatikan ilustasi berikut.
a b
Z b Z c
Maka, f (x) dx = lim− f (x) dx.
a c→b a Z b
Jika limit di ruas kanan ada dan berhingga, maka f (x) dx dikatakan konver-
Z b a

gen ke nilai limit. Jika tidak, maka f (x) dx dikatakan divergen.


a
(c) Jika f (x) tidak kontinu pada c, dengan a < c < b, kontinu pada [a, c) ∪ (c, b]
Perhatikan ilustrasi berikut.
a c b
Z b Z c Z b
Maka, f (x) dx = f (x) dx + f (x) dx.
Z ca Zab c Z b
Jika f (x) dx dan f (x) dx konvergen, maka f (x) dx dikatakan konver-
a c a
gen ke nilai limit.
Z Jika salah satu atau kedua diantara integral tersebut divergen,
b
maka integral f (x) dx dikatakan divergen.
a

Halaman 2
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Z 4
3
Contoh 1. Selidikilah kekonvergenan dari integral tak wajar √ dx !
1 x−1
3
Penyelesaian: Fungsi f (x) = √ kontinu pada selang (1, 4], integral tak wajar
x−1
dari fungsi f (x) pada selang [1, 4] adalah
Z 4 Z 4
3 3
√ = lim+ √
1 x − 1 a→1 a x−1
4

= 3 lim+ 2 x − 1
a→1 a
 √ √ 
= 3 lim+ 2 3 − 2 a − 1
a→1

=6 3

Sehingga integral tak wajar dari fungsi f (x) pada selang [1, 4] konvergen ke 6 3.
Z 4
x
Contoh 2. Seledikilah kekonvergenan dari integral tak wajar 2
dx!
0 x −9
x
Penyelesaian: Fungsi f (x) = 2 tidak kontinu saat x = 3, sehingga integral tak
x −9
wajar dari fungsi f (x) pada selang [0, 4] adalah
Z 4 Z 3 Z 4
x x x
2
dx = 2
dx + 2
dx
0 x −9 0 x −9 3 x −9
Z t Z 4
x x
= lim− 2
dx + lim dx
t→3 0 x −9 s→3+ s x2 − 9
t 4
1 2 1 2
= lim− ln x − 9 + lim+ ln x − 9
t→3 2 0 s→3 2
   s 
1 2 1 1 1 2
= lim− ln t − 9 − ln(9) + lim+ ln(7) − ln s − 9
t→3 2 2 s→3 2 2
   
1 1
= −∞ − ln(9) + ln(7) − ∞
2 2

Karena masing-masing integralnya divergen, sehingga integral tak wajar dari fungsi
f (x) pada selang [0, 4] divergen.

Halaman 3
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
B) Integral Tak Wajar dengan Batas Pengintegralan Tak Hingga

(a) Jika f (x) adalah fungsi yang kontinu pada selang [a, ∞).
Perhatikan ilustrasi berikut.

x
a
Z ∞ Z b
Maka, f (x) dx = lim f (x) dx.
a b→∞ a Z ∞
Jika limit di ruas kanan ada dan berhingga, maka f (x) dx dikatakan konver-
Z ∞ a

gen ke nilai limit. Jika tidak, maka f (x) dx dikatakan divergen.


a
(b) Jika f (x) adalah fungsi yang kontinu pada selang (−∞, b].
Perhatikan ilustrasi berikut.

x
b
Z b Z b
Maka, f (x) dx = lim f (x) dx.
−∞ a→−∞ a
Z b
Jika limit di ruas kanan ada dan berhingga, maka f (x) dx dikatakan kon-
−∞
Z b
vergen ke nilai limit. Jika tidak, maka f (x) dx dikatakan divergen.
−∞
(c) Jika f (x)
Z ∞adalah fungsiZ yang kontinu Zpada selang (−∞, ∞).
c ∞
Maka, f (x) dx = f (x) dx + f (x) dx.
Z c −∞ Z−∞

c Z ∞
Jika f (x) dx dan f (x) dx konvergen, maka f (x) dx dikatakan kon-
−∞ c −∞
vergen ke nilai limit.
Z Jika salah satu atau kedua diantara integral tersebut diver-

gen, maka integral f (x) dx dikatakan divergen.
−∞

Halaman 4
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Barisan dan Deret Bilangan Real

A) Barisan Bilangan Real


Barisan adalah suatu fungsi f : N → R dengan domain himpunan semua bilangan asli
N dan memiliki range himpunan semua bilangan real R. Pada barisan, biasanya hanya
dituliskan nilai-nilai fungsinya sebagai berikut:

a1 , a2 , a3 , a4 , · · ·

dengan an = f (n), ∀n ∈ N. Barisan biasanya dinotasikan dengan {an }∞


1 atau {an }.

B) Kemonotonan Barisan
Definisi 1. Barisan bilangan real {an } dikatakan:
(a) Monoton naik bila untuk setiap n ∈ N berlaku an+1 > an ;
(b) Monoton tak turun bila untuk setiap n ∈ N berlaku an+1 ≥ an ;
(c) Monoton turun bila untuk setiap n ∈ N berlaku an+1 < an ;
(d) Monoton tak naik bila untuk setiap n ∈ N berlaku an+1 ≤ an .
 
n+1
Contoh 3. Selidikilah kemonotonan barisan bilangan real {an } = .
2n
Penyelesaian: Pertama, kita dapat menuliskan an sebagai:
n+1
an =
2n
Kemudian, kita dapat menuliskan an+1 sebagai:
n+2
an+1 =
2(n + 1)
Untuk membuktikan bahwa kemonotonan barisan, kita dapat membandingkan an+1
dengan an . Perhatikan bahwa:
   
n+2 n+1
an+1 − an = −
2(n + 1) 2n
n(n + 2) − (n + 1)(n + 1)
=
2n(n + 1)
2
2n + 2n − (n2 + 2n + 1)
=
2n(n + 1)
−1
= < 0, ∀n ∈ N
2n(n + 1)
 
n+1
Diperoleh an+1 − an < 0, ∀n ∈ N. Jadi, {an } = merupakan barisan yang
2n
monoton turun.

Halaman 5
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
C) Keterbatasan Barisan
Definisi 2. Barisan bilangan real {an } dikatakan terbatas jika terdapat bilangan real
m dan M sehingga m ≤ an ≤ M untuk setiap n ∈ N.

D) Kekonvergenan Barisan
Definisi 3. Barisan bilangan real {an } dikatakan konvergen ke a ∈ R jika lim an = a.
n→∞
Teorema 1. Jika barisan bilangan real {an } konvergen ke a dan {bn } konvergen ke b,
maka barisan bilangan real

(a) {an + bn } konvergen ke a + b;


(b) {an − bn } konvergen ke a − b;
(c) {an bn } konvergen ke ab;
 
an a
(d) konvergen ke , b ̸= 0.
bn b
Teorema 2. Diberikan {an }, {bn } barisan yang konvergen, p ∈ N, dan k ∈ R. Maka
1
(a) lim = 0;
n→∞ np
(b) lim k = k;
n→∞

(c) lim kan = k lim an ;


n→∞ n→∞

(d) lim (an ± bn ) = lim an ± lim bn ;


n→∞ n→∞ n→∞

(e) lim (an · bn ) = lim an · lim bn ;


n→∞ n→∞ n→∞

an lim an
(f) lim = n→∞ , dengan syarat lim bn ̸= 0.
n→∞ bn lim bn n→∞
n→∞

Teorema 3. (Teorema Apit)


Jika barisan bilangan real {an }, {bn }, dan {cn } memenuhi an ≤ bn ≤ cn untuk suatu
n ≥ k dimana k merupakan bilangan bulat tertentu, {an } dan {cn } konvergen ke a,
maka barisan {bn } juga konvergen ke a.
Teorema 4. Setiap barisan bilangan real yang konvergen selalu terbatas.
Teorema 5. Setiap barisan bilangan real yang monoton dan terbatas selalu konvergen.
Teorema 6. Jika lim |an | = 0, maka lim an = 0.
n→∞ n→∞

Halaman 6
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Kuis 1
Mata Kuliah : Kalkulus II
Pengampu : Prof. Dr. Widowati, M.Si.
Departemen : Matematika
Hari/tanggal : Rabu/1 Maret 2023
Waktu/ruang : 100 menit/K303
Sifat Ujian : TUTUP BUKU

Gantilah k dengan 2 digit terakhir dari NIM Anda.

(a) Selidikilah kekonvergenan dari integral tak wajar berikut.


Z 2
dx
i. √
2
Z0 ∞ 2x − x
2x + 1
ii. 2
dx
3 x + 2x − 3
Z 2k
2023x
(b) Selidikilah kekonvergenan dari integral tak wajar dx.
0 k 2 − x2
(c) i. Jelaskan pengertian kemonotonan dari suatu barisan {an }.
ii. Berikan contoh barisan monoton naik dan monoton turun.
(d) Selidikilah apakah barisan rumus suku ke −n berikut terbatas atau tidak terbatas,
jelaskan (pilih salah satu dari (a) dan (b)).
4n − k
i. an = 3
n +2
r
5n
ii. an =
2n + k

Halaman 7
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
E) Kekonvergenan Deret Bilangan Real
Bentuk jumlahan dari suku-suku sebuah barisan

X
a1 + a2 + a3 + · · · = an
n=1

dengan an ∈ R disebut deret tak hingga bilangan real.



X
Definisi 4. Deret tak hingga an konvergen dan mempunyai jumlah S, jika barisan
n=1
jumlah parsial {Sn } konvergen ke S. Jika {Sn } divergen, maka deret tersebut divergen.
Deret divergen tidak memiliki jumlah.
Definisi 5. (Deret Geometri)
Deret yang berbentuk

X
2 3
a + ar + ar + ar + · · · = arn−1
n=1

di mana a, r ∈ R.

X
Teorema 7. Deret geometri arn−1 akan konvergen ⇐⇒ |r| < 1. Bila deret
n=1
a
tersebut konvergen, nilai S = .
1−r
Teorema 8. (Sifat-sifat deret tak hingga)

X ∞
X
(a) Jika m suku pertama dari deret an dan bn berbeda, maka kedua deretnya
n=1 n=1
bersama-sama konvergen atau divergen.
(b) Jika k ̸= 0 konstanta,
X∞ ∞
X
i. deret an konvergen, maka kan juga konvergen.
n=1 n=1
X∞ ∞
X
ii. deret an divergen, maka kan juga divergen.
n=1 n=1
X∞
(c) Jika deret an konvergen ke a dan
n=1

X ∞
X
i. bn konvergen ke b, maka deret (an + bn ) bersama-sama konvergen ke
n=1 n=1

X
a + b dan deret (an − bn ) konvergen ke a − b.
n=1

Halaman 8
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X ∞
X
ii. bn divergen, maka deret (an + bn ) divergen.
n=1 n=1

(d) Menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku berhingga dari deret tak hingga
tidak mempengaruhi kekonvergenan

X ∞
X
i. Jika deret an konvergen, maka deret an ±(a1 +a2 +· · ·+am ) konvergen.
n=1 n=1
X∞ ∞
X
ii. Jika deret an divergen, maka deret an ± (a1 + a2 + · · · + am ) divergen.
n=1 n=1

X
Teorema 9. Jika deret an konvergen, maka lim an = 0.
n→∞
n=1

Catatan (Re-indexing):

X ∞
X
(a) an = an−h
n=1 n=1+h

X ∞
X
(b) an = an+h
n=1 n=1−h

F) Uji Kekonvergenan Deret Suku-Suku Positif

(a) Uji Divergen



X
Teorema 10. Diberikan deret an
n=1

X
i. Jika lim an ̸= 0, maka an divergen.
n→∞
n=1

X
ii. jika an konvergen, maka lim an = 0.
n→∞
n=1
iii. Jika lim an = 0, belum dapat disimpulkan konvergen atau divergen, dilan-
n→∞
jutkan dengan uji berikutnya.

Halaman 9
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X n2 − 1
Contoh 4. Tentukan apakah deret konvergen atau divergen.
n=0
n2 + n
n2 − 1
Penyelesaian: Misalkan an = . Perhatikan bahwa:
n2 + n
n2 − 1
lim an = lim
n→∞ n→∞ n2 + n

= 1 ̸= 0

Karena hasil limit tidak sama dengan nol maka menurut uji divergen, deret

X n2 − 1
2+n
divergen.
n=0
n
(b) Uji Banding dengan Deret Lain
X∞ ∞
X
Teorema 11. Diberikan an dan bn adalah deret dengan suku-suku positif
n=1 n=1
yang memenuhi 0 ≤ an ≤ bn untuk setiap n ∈ N

X ∞
X
i. Jika bn konvergen, maka an juga konvergen.
n=1 n=1

X ∞
X
ii. Jika an divergen, maka bn juga divergen.
n=1 n=1

X | sin n|
Contoh 5. Tentukan apakah deret konvergen atau divergen.
n=2
n2
| sin n| 1
Penyelesaian: Misalkan an = 2
dan bn = 2 . Telah kita ketahui bahwa
n n
| sin n| 1
0 ≤ | sin n| ≤ 1 untuk setiap n, sehingga jelas 2
≤ 2 . Berdasarkan uji

n n∞
X 1 X | sin n|
banding dengan deret 2
yang konvergen, sehingga deret 2
juga kon-
n=2
n n=2
n
vergen.

Halaman 10
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
(c) Uji Banding Limit dengan Deret Lain
X∞ X∞
Teorema 12. Diberikan an dan bn adalah deret dengan suku-suku positif
n=1 n=1
an
dan lim =c
n→∞ bn

i. Jika c > 0, maka kedua deret bersama-sama konvergen atau divergen.



X ∞
X
ii. Jika c = 0 dan bn konvergen, maka deret an juga konvergen.
n=1 n=1
X∞ ∞
X
iii. Jika c = ∞ dan bn divergen, maka deret an juga divergen.
n=1 n=1
∞ n
X 4
Contoh 6. Tentukan apakah deret konvergen atau divergen.
n=1
2n + 3n

4n 4n X 4n
Penyelesaian: Misalkan an = dan b n = . Jelas bahwa =
2n + 3n 3n n=1
3n
∞  n
X 4 4
adalah deret geometri yang divergen, sebab |r| = > 1. Perhatikan
n=1
3 3
bahwa:
4n
an n n
lim = lim 2 +n 3
n→∞ bn n→∞ 4
3n
3n
= lim n
n→∞ 2 + 3n

=1

Karena hasil limit adalah positif dan terbatas, sehingga deret tersebut dapat di-
∞ ∞
X 4n X 4n
perbandingkan dengan deret yang divergen, sehingga deret
n=1
3n n=1
2n + 3n
juga divergen.
(d) Uji Integral
Teorema 13. Misalkan f adalah fungsi yang kontinu, monoton turun, dan f (x) >
0 pada interval [1, ∞) dan andaikan an = f (n) untuk setiap n bilangan bulat
positif.
Z ∞ ∞
X
i. Jika integral tak wajar f (x)dx konvergen, maka deret f (n) konvergen.
1 n=1
Z ∞ ∞
X
ii. Jika integral tak wajar f (x)dx divergen, maka deret f (n) divergen.
1 n=1

Halaman 11
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
(e) Uji Deret −p

X 1 1 1
Teorema 14. Deret p
= 1 + p
+ p
+ · · · di mana p konstanta, disebut
n=1
n 2 3
deret −p. Deret −p konvergen untuk p > 1 dan divergen untuk p ≤ 1.

X 1
Contoh 7. Tentukan apakah deret e−1
konvergen atau divergen.
n=1
n
Penyelesaian: Dengan menggunakan uji deret −p, karena p = e − 1 > 1, akibat-

X 1
nya deret e−1
kovergen.
n=1
n
(f) Uji Rasio (Teorema D’Alembert)

X
Teorema 15. Diberikan an merupakan sebuah deret yang suku-sukunya po-
n=1
an+1
sitif dan lim =c
n→∞ an

X
i. Jika c < 1, maka deret an konvergen.
n=1

an+1 X
ii. Jika c > 1 atau lim = ∞ , maka deret an divergen.
n→∞ an
n=1
iii. Jika c = 1, maka pengujian ini gagal.

X 2n
Contoh 8. Tunjukkan bahwa deret konvergen.
n=1
n!
2n 2n+1
Penyelesaian: Misalkan an = dan an+1 = . Perhatikan bahwa
n! (n + 1)!

2n+1
an+1 (n + 1)!
lim = lim
n→∞ an n→∞ 2n
n!
n+1
2 n!
= lim
n→∞ (n + 1)!2n

2
= lim
n→∞ n + 1

=0=c

X 2n
Karena c < 1, sehingga menurut teorema uji rasio deret konvergen.
n=1
n!

Halaman 12
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
(g) Teorema Raabe
X∞
Teorema 16. Diberikan an merupakan sebuah deret yang suku-sukunya po-
 n=1

an+1
sitif dan lim n 1 − =c
n→∞ an
X∞
i. Jika c < 1, maka deret an divergen.
n=1
X∞
ii. Jika c > 1, maka deret an konvergen.
n=1

(h) Uji Akar (Teorema Cauchy)


X∞
Teorema 17. Diberikan an merupakan sebuah deret yang suku-sukunya po-
p n=1
sitif dan lim n |an | = c
n→∞

X
i. Jika c < 1, maka deret an konvergen.
n=1

X
ii. Jika c > 1, maka deret an divergen.
n=1

G) Deret Berganti Tanda


Definisi 6. Sebuah deret dikatakan deret ganti tanda bila berbentuk

X
a1 − a2 + a3 − a4 + a5 − a6 + − · · · = (−1)n+1 an
n=1

dengan an > 0, ∀n ∈ N

1 2 3 4 X n
Contoh 9. (a) − + − + − + · · · = (−1)n
2 3 4 5 n=1
n+1

1 1 1 X 1
(b) −1 + − + − + · · · = (−1)n
2! 3! 4! n=1
n!

2 5 8 11 X 3n − 1
(c) − + − + − +··· = (−1)n
3 5 7 9 n=1
2n + 1

Halaman 13
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Uji Kekonvergenan Deret Ganti Tanda
Teorema 18. Jika deret berganti tanda

X
a1 − a2 + a3 − a4 + a5 − q 6 + − · · · = (−1)n+1 an
n=1

memenuhi

i. an > an+1 > 0 dan


ii. lim an = 0
n→∞

maka deret tersebut konvergen.


X∞
Teorema 19. Diberikan (−1)n+1 an merupakan sebuah deret yang berganti tanda
n=1
an+1
dan lim =c
n→∞ an


X
i. Jika c < 1, maka deret (−1)n+1 an konvergen.
n=1
X∞
ii. Jika c > 1, maka deret (−1)n+1 an divergen.
n=1

X
Teorema 20. Diberikan (−1)n+1 an merupakan sebuah deret yang berganti tanda
  n=1
an+1
dan lim n 1 − =c
n→∞ an

X
i. Jika c < 1, maka deret (−1)n+1 an divergen.
n=1
X∞
ii. Jika c > 1, maka deret (−1)n+1 an konvergen.
n=1

X
Definisi 7. Diberikan deret berganti tanda yang konvergen (−1)n+1 an .
n=1


X ∞
X
i. Jika deret an divergen, maka deret (−1)n+1 an dikatakan konvergen ber-
n=1 n=1
syarat.

X ∞
X
ii. Jika deret an konvergen, maka deret (−1)n+1 an dikatakan konvergen
n=1 n=1
mutlak.

Halaman 14
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X ∞
X
n+1
Teorema 21. Diberikan deret ganti tanda (−1) an , jika (−1)n+1 an konvergen
n=1 n=1

X
mutlak, maka deret (−1)n+1 an konvergen.
n=1

H) Deret Kuasa/Deret Pangkat


Definisi 8. Deret pangkat adalah deret tak hingga yang memuat faktor xn , dengan
bentuk umum ∞
X
an x n = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x 3 + · · ·
n=0

dengan x variabel dan an konstanta.


Daerah Konvergensi
Himpunan dari semua nilai x yang menyebabkan suatu deret pangkat konvergen di-
sebut himpunan/daerah kekonvergensi. Untuk menentukan himpunan kekonvergenan
sebuah deret pangkat, kita dapat menggunakan sifat-sifat deret yang telah dibahas.
Salah satu alat uji yang sering digunakan adalah uji rasio mutlak.

X
Contoh 10. Carilah himpunan konvergensi untuk n!xn
n=1

Penyelesaian:
(n + 1)!xn+1
c = lim = lim (n + 1)|x|
n→∞ n!xn n→∞


X
Untuk nilai x ̸= 0, maka c = ∞. Jadi, deret n!xn konvergen di x = 0 (jari-jari
n=1
kekonvergenannya adalah 0).

X xn
Contoh 11. Carilah himpunan konvergensi untuk
n=1
n!

Penyelesaian:
xn+1 xn |x|
c = lim ÷ = lim =0<1
n→∞ (n + 1)! n! n→∞ n+1

X xn
Jadi, deret konvergen ∀x ∈ R atau konvergen pada selang (−∞, ∞) (jari-jari
n=1
n!
kekonvergenan adalah ∞).

Halaman 15
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X xn
Contoh 12. Carilah himpunan konvergensi untuk
n=1
2n · n4

Penyelesaian:
xn+1 xn |x|
c = lim n+1 4
÷ 4
=
n→∞ 2 · (n + 1) 2·n 2
|x|
Deret tersebut akan konvergen apabila c = < 1 dan deret tersebut akan divergen
2
|x|
apabila > 1. Akibatnya, deret tersebut konvergen ketika |x| < 2 dan divergen
2 ∞ ∞ ∞
X xn X 2n X 1
untuk |x| > 2. Akan tetapi jika x = 2, maka n 4
= n 4
= yang
n=1
2 ·n n=1
2 ·n n=1
n4
merupakan deret −p dengan p = 4 sehingga jelas konvergen dan jika x = −2,
∞ ∞ ∞
X xn X (−2)n X (−1)n
maka n · n4
= n · n4
= 4
yang merupakan deret harmonik ganti
n=1
2 n=1
2 n=1
·n

X xn
tanda yang konvergen. Jadi, himpunan konvergensi untuk deret n n4
adalah pada
n=1
2
interval −2 ≤ x ≤ 2 (jari-jari kekonvergenan adalah 2).

X x2n
Contoh 13. Tentukan daerah konvergensi deret pangkat n
.
n=1
(−3)

x2n
Penyelesaian: Misalkan an = , maka dengan uji akar
(−3)n
s
p x2n
lim n |an | = lim n
n→∞ n→∞ (−3)n
x2
= lim
n→∞ 3
x2
=
3
x2 √ √
Agar konvergen, maka < 1 ⇔ x2 < 3 ⇔ − 3 < x < 3.
3∞ ∞ √ ∞
√ X x2n X (− 3)2n X
Untuk x = − 3, maka n
= n
= (−1)n yang mana jelas deret
n=1
(−3) n=1
(−3) n=1
∞ ∞ √ ∞
X x2n X ( 3)2n X
ini divergen.Untuk x = 3, maka n
= n
= (−1)n yang mana
n=1
(−3) n=1
(−3) n=1

X x2n
jelas deret ini divergen. Dengan demikian, deret pangkat n
konvergen pada
(−3)
√ √  n=1
− 3, 3

Halaman 16
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X
Teorema 22. Himpunan konvergensi untuk deret pangkat an xn selalu berupa salah
n=0
satu interval dari ketiga jenis berikut.

(a) Satu titik yaitu {0}, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.


(b) Interval (−R, R), mungkin ditambah salah satu atau kedua titik ujungnya, dika-
takan jari-jari kekonvergenannya R.
(c) Keseluruhan garis bilangan real, dikatakan jari-jari kekonvergenannya ∞.
X∞
Teorema 23. Deret pangkat an xn konvergen secara mutlak pada bagian dalam
n=0
interval konvergensinya.
Definisi 9. Sebuah deret yang berbentuk

X
an (x − a)n = a0 + a1 (x − a) + a2 (x − a)2 + · · ·
n=0

dikatakan deret pangkat dalam x − a



X
Teorema 24. Himpunan konvergensi untuk deret pangkat an (x−a)n selalu berupa
n=0
salah satu interval dari ketiga jenis berikut.

(a) Satu titik yaitu {a}, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.


(b) Interval (a − R, a + R), mungkin ditambah salah satu atau kedua titik ujungnya,
dikatakan jari-jari kekonvergenannya R.
(c) Keseluruhan garis bilangan real, dikatakan jari-jari kekonvergenannya ∞.
∞ n
n 10
X
Contoh 14. Carilah himpunan konvergensi untuk (−1) (x − 10)n
n=1
n!

Penyelesaian:

10n+1 (x − 10)n+1 10n (x − 10)n 10|x − 10|


c = lim ÷ = lim =0<1
n→∞ (n + 1)! n! n→∞ n+1

X 10n
Jadi, deret (−1)n (x − 10)n konvergen untuk inteval (−∞, ∞).
n=1
n!

Halaman 17
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X 1
Contoh 15. Carilah himpunan konvergensi untuk (−1)n n
(x − 2)n
n=1
n10
Penyelesaian:
(x − 2)n+1 (x − 2)2 n 1 1
c = lim n+1
÷ n
= lim · · |x − 2| = |x − 2|
n→∞ (n + 1)10 n10 n→∞ n + 1 10 10
1
Deret tersebut akan konvergen apabila c = |x − 2| < 1 dan deret tersebut akan
10
1
divergen apabila c = |x − 2| > 1. Akibatnya, deret tersebut konvergen ketika
10 ∞
X 1
|x−2| < 10 atau −8 < x < 12. Akan tetapi jika x = −8, maka (−1)n n
(x−2)n =
n=1
n10
∞ ∞
X 1 X 1
(−1)n n
(−8 − 2)n = yang merupakan deret harmonik (jelas divergen) dan
n=1
n10 n=1
n
∞ ∞ ∞
n 1 n 1 1
X X X
n n
jika x = 12, maka (−1) n
(x − 2) = (−1) n
(12 − 2) = (−1)n yang
n=1
n10 n=1
n10 n=1
n

X 1
merupakan deret harmonik ganti tanda yang konvergen. Jadi, deret (−1)n (x−
n=1
n10n
2)n konvergen untuk interval −8 < x ≤ 12 atau (−8, 12] dengan jari-jari kekonvergenan
10.
I) Deret Taylor dan Deret Maclaurin
Definisi 10. Diberikan fungsi f (x) yang terdiferensialkan untuk setiap ordernya di
sekitar titik x = a, maka deret Taylor untuk f (x) dapat didefinisikan sebagai berikut:
∞ ′ (a) ′′ ′′′
X f n (a) n f f (a) f (a)
(x − a) = f (a) + (x − a) + (x − a)2 + (x − a)3 + · · ·
n=0
n! 1! 2! 3!

dimana f n (a) adalah derivatif order n di titik x = a. Lebih lanjut, jika x = 0, maka
teret tersebut dinamakan deret Maclaurin, dapat ditulis sebagai berikut:

X f n (0)
xn
n=0
n!

Teorema 25. (Teorema Ketunggalan)


Misalkan fungsi f (x) dapat diturunkan secara terus menerus, maka fungsi tersebut
dapat dinyatakan dengan tunggal dalam bentuk
∞ ′ ′′ ′′′
X f n (a) n f (a) f (a) f (a)
(x − a) = f (a) + (x − a) + (x − a)2 + (x − a)3 + · · ·
n=0
n! 1! 2! 3!

Deret tersebut dinamakan deret Taylor f (x) di sekitar titik x = a.

Halaman 18
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Contoh 16. Uraikan f (x) = sin(x) dalam bentuk deret Maclaurin!
Penyelesaian: Perhatikan bahwa:
f (x) = sin(x) f (0) = 0
′ ′
f (x) = cos(x) f (0) = 1
′′
f (x) = − sin(x) f ′′ (0) = 0
′′′ ′′′
f (x) = − cos(x) f (0) = −1
f 4 (x) = sin(x) f 4 (0) = 0
..
.
Sehingga,
x3 x5 x7
f (x) = sin(x) = x −
+ − + ···
3! 5! 7!
Contoh 17. Tentukan deret taylor untuk polinomial P (x) = 4x3 − 5x2 + 2x − 3 di
sekitar x = 2!
Penyelesaian:
P (x) = 4x3 − 5x2 + 2x − 3 P (2) = 13
′ ′
P (x) = 12x2 − 10x + 2 P (2) = 30
′′ ′′
P (x) = 24x − 10 P (2) = 38
′′′ ′′′
P (x) = 24 P (2) = 24
Untuk n > 3, maka diperoleh P n (2) = 0, sehingga
30(x − 2) 38(x − 2)2 24(x − 2)3
P (x) = 13 + + +
1! 2! 3!
= 13 + 30(x − 2) + 19(x − 2)2 + 4(x − 2)3

Apakah sebuah deret Taylor menggambarkan fungsi semula pada setiap


1
titik x ∈ R? Sebagai ilustrasi, perhatikan deret = 1 + x + x2 + · · · .
1−x
Untuk x = −2, jelas ruas kiri dan ruas kanan tidak sama. Berikut ini
disajikan teorema yang memberi jaminan pada titik x mana saja sebuah
deret Taylor menggambarkan fungsi semula.
Teorema 26. Misalkan f (x) dapat diturunkan secara terus menerus pada selang (a −
r, a + r), maka deret Taylor
∞ ′ (a) ′′ ′′′
X f n (a) n f f (a) f (a)
(x − a) = f (a) + (x − a) + (x − a)2 + (x − a)3 + · · ·
n=0
n! 1! 2! 3!

akan merepresentasikan f (x) pada interval tersebut jika dan hanya jika lim Rn (x) =
n→∞
f n+1 (c)
0, dengan Rn (x) = (x − a)n+1 untuk c ∈ (a − r, a + r). Suku Rn (x) dinamakan
(n + 1)!
suku sisa Taylor.

Halaman 19
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Berikut ini disajikan beberapa deret Maclaurin yang umum dijumpai:

x2 x3 X xn
(a) ex = 1 + x + + + ··· =
2! 3! n=0
n!

x3 x5 x7 X x2n+1
(b) sin(x) = x − + − + ··· = (−1)n
3! 5! 7! n=0
(2n + 1)!

x2 x4 x6 X x2n
(c) cos(x) = 1 − + − + ··· = (−1)n
2! 4! 6! n=0
(2n)!

x3 x5 x7 X x2n+1
(d) tan−1 (x) = x − + − + ··· = (−1)n
3 5 7 n=0
(2n + 1)

1 X
(e) = 1 + x + x2 + x3 + · · · = xn , untuk −1 < x < 1
1−x n=0


1 X
(f) = 1 − x + x2 − x3 + · · · = (−1)n xn , untuk −1 < x < 1
1+x n=0

∞ n
n+1 x
X
x2 x3 x4
(g) ln(1 + x) = x − 2
+ 3
− 4
+ ··· = (−1)
n=1
n

sin(x)
Contoh 18. Buktikan lim = 1! (Gunakan deret Maclaurin)
x→0 x
Penyelesaian:

x3 x5 x7
 
sin(x) x− + − + ···
lim = lim 
 3! 5! 7! 
x x

x→0 x→0

x2 x4 x6
 
= lim 1 − + − + ···
x→0 3! 5! 7!
=1

Halaman 20
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
ex − 1 − x
Contoh 19. Hitunglah lim (Gunakan deret Maclaurin)
x→0 x2
Penyelesaian:
x2 x 3
 
ex − 1 − x 1+x+ + + ··· − 1 − x
lim l = lim
 2! 3! 
x→0 x 2 x→0

x 2 

 
1 x
= lim + + ···
x→0 2! 3!
1
= + 0 + ···
2
1
=
2

J) Pendiferensialan dan Pengintegralan Deret Kuasa


Teorema 27. Misalkan bahwa S(x) adalah jumlah deret pangkat, yakni

X
S(x) = an x n = a0 + a1 x + a2 x 2 + · · ·
n=0

memiliki jari-jari kekonvergenan R > 0, lalu


(a) Jika S(x) terdiferensialkan pada interval (−R, R), maka

X

S (x) = nan xn−1 = a1 + 2a2 x + 3a3 x2 + · · ·
n=1

dan S ′ (x) memiliki jari-jari kekonvergenan yang sama, yaitu R


(b) Jika S(x) terintegralkan pada interval (−R, R), maka
Z x ∞
X an n+1 a1 a2
S(t)dt = x = a0 x + x 2 + x 3 + · · ·
0 n=0
n+1 2 3

dan memiliki jari-jari kekonvergenan yang sama, yaitu R


1
Contoh 20. Diketahui deret Maclaurin = 1+x+x2 +x3 +· · · untuk −1 < x < 1.
1−x
1
Representasikan fungsi g(x) = dalam bentuk deret kuasa.
(1 − x)2
1 1
Penyelesaian: Misalkan f (x) = . Hal ini berarti, g(x) = f ′ (x) = .
1−x (1 − x)2
Dengan mendiferensialkan suku demi suku, diperoleh:
1
g(x) = = x + 2x + 3x2 + 4x3 + · · · untuk −1 < x < 1.
(1 − x)2

Halaman 21
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Z x
2
Contoh 21. Representasikan e−t dt dalam deret kuasa.
0

Penyelesaian:
x2 x3 2 x4 x6
Karena ex = 1 + x + + + · · · , maka e−x = 1 − x2 + − + · · · . Sehingga
2! 3! 2! 3!
Z x Z x
t4 t6

−t2 2
e dt = 1 − t + − + ···
0 0 2! 3!
Z x Z x Z x 4 Z x 6
2 t t
= 1dt − t dt + dt − + ···
0 0 0 2! 0 3!

x3 x5 x7 X
n x2n+1
=x− + − + ··· = (−1)
3 10 42 n=0
n!(2n + 1)


X xn
Contoh 22. Tentukan f ′ (x) jika diketahui f (x) = √ .
n=0
n

X xn
Penyelesaian: Diketahui f (x) = √ , sehingga
n=0
n

X xn ∞ ∞
X xn−1 X √ ∞ ∞
′ d d X xn
f (x) = f (x) = √ = √ = n√ = nxn−1
dx n=0
n dx n=0
n n=0
n n=0


X (n + 1)2
Contoh 23. Hitunglah
n=0
n!
∞ ∞
X (n + 1)2 x
X xn
Penyelesaian: Bentuk deret dekat dengan deret e = .
n=0
n! n=0
n!

x
X xn+1
Jika kedua sisi dikalikan dengan x, maka diperoleh xe = .
n=0
n!

X xn
Jika kedua sisi diturunkan terhadap x, maka diperoleh ex (1 + x) = (n + 1) .
n=0
n!

X xn+1
Jika kedua sisi dikalikan dengan x, maka diperoleh ex (x + x2 ) = (n + 1) .
n=0
n!

X xn
Jika kedua sisi diturunkan terhadap x, maka diperoleh ex (x2 + 3x + 1) = (n + 1)2 .
n=0
n!

X 1n
Akibatnya untuk x = 1, diperoleh e1 (12 + 3 · 1 + 1) = (n + 1)2 dengan kata lain
n=0
n!

X (n + 1)2
= 5e.
n=0
n!

Halaman 22
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX

Contoh 24. Tentukan representasi dari fungsi f (x) = ln(1 + ax) dalam deret pangkat
dengan menggunakan integral suku demi suku deret kuasa.
∞ ∞
a X X
Penyelesaian: Perhatikan bahwa = a (−ax)n = (−1)n an+1 xn . Inte-
1 + ax n=0 n=0
gralkan, diperoleh
Z x ∞
xX ∞
(−1)n an+1 xn+1
Z
a n n+1 n
X
dt = (−1) a x =
0 1 + at 0 n=0 n=0
n+1

X (−1)n an+1 xn+1
ln(1 + ax) =
n=0
n+1

X (−1)n+1 an xn
=
n=1
n

Contoh 25. Representasikan fungsi f (x) = x2 e−x dalam deret pangkat, kemudian

X n+2
hitunglah nilai (−2)n .
n=1
n!
Penyelesaian: Mengingat bahwa deret Maclaurin untuk

−x
X (−x)n
e =
n=0
n!
sehingga
∞ ∞ ∞
2 −x 2
X (−x)n X n n
2 (−1) x
X (−1)n xn+2
xe =x = x =
n=0
n! n=0
n! n=0
n!
Turunkan terhadap x, diperoleh

−x 2
X (n + 2)(−1)n xn+1
e (2x − x ) =
n=0
n!

(0 + 2)(−1)0 x0+1 X (n + 2)(−1)n xn+1
= +
0! n=1
n!

X (n + 2)(−1)n xn
= 2x + x
n=1
n!
Saat x = 2, maka

X (n + 2)(−1)n 2n
e−2 (2(2) − 22 ) = 2(2) + 2
n=1
n!

X (n + 2)(−2)n
= −2
n=1
n!

Halaman 23
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si.
Kuliah Kalkulus 2 LATEX

X xn
Contoh 26. Buktikan bahwa = x + (1 − x) ln(1 − x) dengan cara meng-
n=2
(n − 1)n
Z x
hitung ln(1 − t) dt.
0

Penyelesaian: : Perhatikan bahwa dengan integral parsial, misal u = ln(1 − t) dan


dv = dt, maka
Z x x Z x
t
ln(1 − t) dt = t ln(1 − t) − − dt
0 0 0 1−t
x Z x
t
= t ln(1 − t) + dt
0 0 1−t
x
= x ln(1 − x) + (−t − ln(1 − t))
0
= x ln(1 − x) + (−x − ln(1 − x))
= (x − 1) ln(1 − x) − x
∞ n
n+1 x
X
Di sisi lain, oleh karena ln(1 + x) = (−1) , maka
n=1
n

∞ ∞
X (−x)n X xn
ln(1 − x) = (−1)n+1 =−
n=1
n n=1
n

Sehingga
∞ n ∞ x ∞ ∞
x xX
tn+1 xn+1 xn
Z Z
t X X X
ln(1 − t) dt = − dt = − =− =−
0 0 n=1
n n=1
n(n + 1) n=1
n(n + 1) n=2
n(n − 1)
0

Terlihat bahwa
x ∞
xn
Z X
ln(1 − t) dt = − = (x − 1) ln(x − 1) − x
0 n=2
n(n − 1)

yang berakibat

X xn
= −[(x − 1) ln(1 − x) − x] = x + (1 − x) ln(1 − x)
n=2
n(n − 1)

Halaman 24
PAMT6321 - Kalkulus 2 Rangkuman Materi Diketik oleh : Yassin Dwi Cahyo
Prof. Dr. Widowati, S.Si., M.Si. Kuliah Kalkulus 2 LATEX
Kuis 2
Mata Kuliah : Kalkulus II
Pengampu : Prof. Dr. Widowati, M.Si.
Departemen : Matematika
Hari/tanggal : Rabu/29 Maret 2023
Waktu/ruang : 100 menit/K303
Sifat Ujian : TUTUP BUKU

Gantilah k dengan 2 digit terakhir dari NIM Anda.

1) Tentukan daerah konvergensi dari deret kuasa berikut



X (x − k)n
.
n=1
2n (3n − k)

2) Selidiki kekonvergenan dari deret ganti tanda berikut



X (−1)n+1
.
n=3
n ln nk

3) Tentukan deret Maclaurin dari fungsi berikut

x3
f (x) = .
k 2 + x2

”Selamat dan semangat Ujian Tengah Semester (UTS) nya! Semoga kita
semua mendapatkan hasil yang terbaik, Aamiin YRA. Mohon maaf atas
kekeliruan dalam penulisan rangkuman ini - Yassin Dwi Cahyo.”

Halaman 25

Anda mungkin juga menyukai