Anda di halaman 1dari 6

Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

merupakan suatu sistem untuk meminimumkan biaya PGi min ≤ PGi ≤ PGi max (3)
operasi pada sistem tenaga listrik dengan cara
mengoptimalkan pengalokasian pembang kitan daya
antara generator-generator yang beroperasi pada dengan
sistem Bali serta menghasilkan suatu rencana operasi PD adalah total permintaan (MW)
yang memenuhi persyaratan pengoperasian sistem
PL adalah total rugi-rugi daya (MW)
tenaga listrik. Persyaratan tersebut terutama adalah
daya yang dibangkitkan cukup untuk memasok beban PGi adalah daya yang dibangkitkan oleh
dan rugi-rugi daya, tidak melanggar kendala sistem.
Banyak teknik optimasi untuk pengalokasian pembangkit ke-i (MW)
pembangkitan daya antara generator-generator yang ai , bi , ci : Konstanta-konstanta pembangkit
beroperasi agar optimal. PGi min : pembangkitan minimal unit i (MW)
2. Alokasi Pembebanan Ekonomis (Economic PGi max : pembangkitan maksimal unit i (MW)
Dispatch)
Dalam sistem tenaga listrik, ada beberapa N : Jumlah unit pembangkit berputar
macam pembangkit tenaga (power plant), yaitu
pembangkit tenaga thermal, pembangkit tenaga hidro, Beberapa metode yang telah berhasil
pembangkit tenaga nuklir dsb. Pembangkit thermal digunakan untuk memecahkan permasalahan ini, baik
sendiri juga mempunyai beberapa perbedaan, sebagai metode konvensional dan kecerdasan buatan
contoh, perbedaan bahan bakar, harga maksimum dan (artificial intelligent). Metode konvensional yang
minimum keluaran pembangkit, dsb. Salah satu sudah dikenal antara lain metode Lagrange
karakteristik terpenting adalah biaya operasi. Biaya (Lagrangian Relaxation method), metode proyeksi
operasi masing-masing pembangkit berbeda, tidak gradien (gradient projection method), metode interior
hanya antar pembangkit, melainkan juga tergantung point, metode Generalize Reduce Gradient (GRG
pada besarnya daya yang dibangkitkan. Dilain pihak, method), dsb. Metode optimasi dengan
sistem tenaga listrik mempunyai beberapa menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan termasuk
pembangkit dengan karakteristik berbeda-beda. Dan dalam metode kecerdasan buatan, dalam decade
pembangkit-pembangkit tersebut lokasinya jauh dari terakhir ini menjadi sangat penting dalam
titik pusat beban, sehingga menyebabkan rugi-rugi menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
transmisi yang besar, yang merupakan pengeluaran sistem tenaga listrik, antara lain penjadualan unit-unit
ekstra dari pembangkitan. Jadi, yang menjadi pembangkit (unit commitment), alokasi pembebanan
perhatian dalam hal ini adalah bagaimana ekonomis (economic load dispatch), peramalan beban
menentukan jumlah daya yang harus dibangkitkan (load forecasting), dsb.
oleh masing-masing pembangkit dalam suatu sistem
tenaga listrik sehingga dapat memenuhi jumlah 3. Metoda Optimasi Quadratic Interior Point
kebutuhan beban dengan biaya minimum, dinamakan
alokasi pembebanan ekonomis (Economic Load Metode Interior Point pertama
Dispatch). diperkenalkan oleh Karmarkar adalah merupakan
metode untuk menyelesaikan masalah pemrograman
Masalah alokasi pembebanan ekonomis linier. Metode ini banyak digunakan dalam operasi
dirumuskan untuk memperoleh kodisi optimal penelitian (operation research) karena efisien,
pembangkit dengan meminimalkan total biaya bahan reliabel dan akurat. Metode ini kemudian
bakar, yang dinyatakan sebagai [17,7,3]: dikembangkan oleh James A. Momoh dkk dengan
berdasarkan pada perbaikan kondisi awal sehingga
N
( 2
Biaya _ operasi = ∑ ai + bi PGi + ci PGi
i =1
) bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
dengan pemrograman linier maupun kuadratik (non
Rp/jam (1) linier) yang dikenal dengan metode EQIP (Extended
Quadratic Interior Point method). Yang paling
Kendala termasuk keseimbangan daya antara penting dalam algoritma ini adalah titik start awal
pembangkit dengan permintaan dan rugi-rugi daya dapat ditentukan dahulu. Kemudian mencari solusi
[8]: optimal dalam interior polytope yang didefinisikan
N oleh kendala-kendala sampai dicapai titik optimal.
PD + PL = ∑ PGi (2) Dalam paper ini metode EQIP digunakan untuk
i =1 menyelesaikan masalah optimasi alokasi
pembebanan pada sistem kelistrikan Bali. Model
Penjadwalan daya aktif disyaratkan untuk memenuhi quadratic interior point didefinisikan sebagai benkut
batas atas dan batas bawah pembangkit. [6, 10].

Teknologi Elektro 27 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004


Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

1 T T permasalahan tidak mempunyai solusi atau solusinya


P = 2 X QX + a X (4)
menjadi tidak terbatas (unbounded).
Iterasi dimulai dengan suatu nilai awal yang
~0
memungkinkan X , algoritma proses optimasi
dengan menghasilkan nilai-nilai interior fisibel yang
min max
b ≤ AX ≤ b (5) ~1 ~ 2 ~k ~k +1
berurutan X , X ,........ X , X , .... sedemikian
dimana : sehingga
X = variabel yang tidak diketahui (unknown)
n-vektor 1 ~ ~~ T ~
P = ( X k+1)T QX k+1+ a~ X k+1 < P =
a = konstanta n-vektor k +1 2 k
bmin,bmax = konstanta m-vektor
1 ~ k T ~ ~ k ~T ~ k
Q = matrik bujursangkar simetris ( X ) QX + a X (14)
A = matriks koefisien mxn dengan m < n 2
Programa linier dapat diperoleh dengan kasus khusus
Q = 0. Proses iterasi berhenti bila kriteria berhenti
(stopping criterion) terpenuhi. Isi dari algoritma
Pada umumnya, dua m-vektor baru dibentuk
EQIP diberikan sebagai berikut:
yaitu S1 dan S2, dinamakan variabel slack,
diperkenalkan untuk merubah kendala ketidaksamaan ~k ~~ ~
Tentukan X sedemikian sehingga A X = b dengan
(5) menjadi bentuk persamaan :
~k
X ≥ 0 untuk j = n+1,....,n+2m. Ketika kriteria
j
min
AX − S1 = b (6) berhenti tidak terpenuhi lakukan
max
AX + S 2 = b S1,S2 ≥0 (7)
Dk := diag[ ~
x1 ,..., ~ k k
x n+2m] (15)
sehingga bisa didefinisikan variabel baru :
~ ~~ ~
⎛X⎞ B := A D Gk : = QX k+ a (16)
~ ⎜ ⎟ ~ ⎛ Qn×n 0 n×2m ⎞ K K
X ∆⎜ S1 ⎟, Q ∆⎜ ⎟ (8)
0 0
⎜S ⎟
⎝ 2⎠
⎝ 2m×n 2m×2m ⎠
dk : =DkGk w = B BT ( )
−1
Bk d (17)
⎛ a (nx1) ⎞ ~ ⎛ b(min ⎞ k k k k
a~ ∆⎜⎜ ⎟, b ∆⎜ max
⎟ ⎜b
mx1)

⎟ (9)
⎝ a (2 mx1) ⎠ ⎝ ( mx1) ⎠ k T
dp := B w − d (18)
k k k

[ ]
dan
~ ⎛ A( mxn) − I ( mxm) 0 ( mxm) ⎞ γ:=min dp k ,................, dp k (19)
A ∆⎜ ⎟, (10) n +1 n + 2m
⎜ A( mxn) 0 ( mxm) I ( mxm) ⎟
⎝ ⎠ ~
T:=(Dkdpk)T Q (Dkdpk) (20)
dengan I adalah matrik identitas mxm . Sehingga
permasalahan optimasi quadratic (4) dan (5) 1
mempunyai bentuk minimisasi sebagai : β1 : = - , γ < 0, β1 : = 106, γ ≥ 0 (21)
γ
k T k
1 ~T ~~ T ~ ( dp ) dp
min P = 2 X QX + a~ X (11) β2 : = , T > 0, ...................
T
β2 : = 106, T ≤ 0 (22)
harus memenuhi kendala
~~ ~
AX = b (12)
~ β : = min [β1, β2], d := D dp
k
(23)
X j ≥ 0, j = n+1, ... , n+2m (13) x k

Masalah optimasasi quadratik yang ~k +1 ~k


X := X + βd (24)
diperlihatkan pada (11) - (13) di atas dengan x
mengasumsikan memiliki batas titik awal (bounded
~o set k : = k+1, dimana k adalah jumlah iterasi.
interior point) X . Jika tidak demikian maka

Teknologi Elektro 28 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004


Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

Kriteria berhenti adalah perubahan relatif Hopfield (Hopfield Neural Network / HNN ) banyak
fungsi objektif pada setiap iterasi, yaitu digunakan dalam penelitian tentang alokasi
pembebanan ekonomis. Metode ini akan
|Pk+1–Pk|/max{1,|Pk|} < є diaplikasikan untuk menyelesaikan alokasi
pembebanan untuk sistem kelistrikan Bali.
atau perubahan relatif pada nilai interior yang Dengan mengaplikasikan Hopfield Neural Network
memungkinkan pada setiap iterasinya berdasarkan pada persamaan syaraf tiruan dinamis
berikut:
~ ~
| X k+1- X k| < є
dU i
Untuk menjaga solusi dari masalah pada = ∑ Tij V j + I i (28)
dt j
setiap iterasi agar selalu berada dalam daerah interior
yang memungkinkan, algoritma EQIP memerlukan
perhitungan dari nilai start awal titik interior yang U i adalah total input dari syaraf (neuron) i , dapat
~0 ~~0 ~ 0
fisibel X yaitu A X = b dengan ~ x ≥ 0 untuk j = dinyatakan sebagai:
j
n+1,....,n+2m. U i = ∑ Tij V j + I i (29)
i≠ j
Nilai awal yang memungkinkan dapat dihasilkan
dengan memperkenalkan variabel buatan xs. EQIP dengan
akan menghasilkan nilai yang memungkinkan dengan Tij = bobot hubungan antara syaraf j dan syaraf i
meminimalkan x [11]:
s I i = ambang batas (threshold) neuron i
Minimize[xs] (25) Vi adalah output dari syaraf i , dapat dinyatakan

Harus memenuhi kendala ( )


sebagai fungsi U i sebagai Vi = g U i dengan

~~ ~ ~ ~ ( )
g U i adalah fungsi tak linier pada syaraf yang
A X + (b - A e) x s = b (26) merupakan fungsi sigmoid yang dinyatakan sebagai
[2]:
~
x ≥ 0 untuk j = n+1,....,n+2m. xs≥0 (27)
j g (U i ) = (1 + tanh(λ U i ) / 2 (30)

dengan e=(1,1,....,1)T. dengan λ adalah suatu konstanta


Fungsi sigmoid tersebut sebagai fungsi masukan
Sehingga bisa disimpulkan bahwa aplikasi dari EQIP keluaran dengan harga 0 atau 1 sebagai keluaran.
meliputi : Fungsi sigmoid ini merupakan fungsi monoton naik
~ ~ ~
1. Formulasi matrik A, Q , a dan b dalam fungsi dalam batasan V .
objektif kuadratik dengan kendala linear.
2. Menghitung nilai awal interior yang Energi E dari didefinisikan sebagai [8]:
memungkinkan dari persamaan (25 – 27).
3. Eksekusi algoritma EQIP hingga kriteria E (V ) = −.5∑ ∑ Tij Vi V j − ∑ I iVi (31)
berhenti terpenuhi. i j i

Energi menunjukkan suatu status seberapa baik


jaringan (network) tersebut memenuhi kendala pada
permasalahan dimana jaringan didesain. Hal
4. Metode Optimasi Jaringan Syaraf Tiruan terpenting dalam menyelesaikan masalah optimasi
Model Hopfield (HNN) adalah memformulasikan perhitungan yang sesuai
untuk fungsi energi E (V ) sehingga menghasilkan
Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial neural energi terendah yang akan menghasilkan nilai
networks) telah dipromosikan sebagai metode V yang optimal. Aplikasi metode ini untuk
alternatif untuk menyelesaikan permasalahan- menyelesaikan masalah optimasi dapat dijelasakan
permasalahan sistem tenaga yang sulit dimana cara sebagai berikut.
konvensional gagal untuk mencapai kecepatan, Secara umum disini dijelaskan tentang
keakuratan atau efficiency [9]. Metode optimisasi permasalahan non-linear programming [5]:
dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan model

Teknologi Elektro 29 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004


Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

Tii = − A − Bci
t t
Meminimumkan f ( x ) = 12 x Px + q x (32)
Tij = − A (35)

Kendala
t
g i x = si i = 1........n I i = A( PD + PL ) − .5 Bbi
t
wi x ≤ d i Untuk menyelesaikan kendala ketidaksamaan, ada
or beberapa cara, diantaranya dengan menggunakan
variable tambahan (slack variable). Disini kendala
t
wi x ≥ d i i = 1.....m ketidaksamaan diselesaikan dengan memodifikasi
fungsi sigmoid sebagai berikut :
Pertama, abaikan dulu kendala ketidaksamaan,
kemudian dilakukan mapping ke Hopfield Neural g i ( U i ) = ( Pi max − Pi min )
Network Hubungkan variable x ke neuron output v (36)
( 1 + tanh( λU i )) / 2 + Pi min
dan fungsi energi berikut konvergen ke harga
minimum [9]:
Sehingga proses perhitungan menjadi :

[
E = α F ( v ) + ∑ β i Gi ( v )
i
]
2
(33) ∆U i = {∑ Tij + I i }∆t
j

Disini fungsi F (v ) dan G (v ) menyatakan fungsi = {− A( ∑ P j − PD − PL ) − B ( ai Pi + bi / 2)}∆t (37)


j
tujuan dan kendala kesamaan dan harus memenuhi
beberapa kondisi yang disyaratkan oleh fungsi energi.
Kendala kesamaan dihitung dengan menambahkan Pi = g i (U i ) (38)
[ G (v ) ]2 ke E agar supaya minimisasi mismatch ke = ( Pi max − Pi min )(1 + tanh(λU i )) / 2 + Pi min
nol, kalau tidak solusi yang dihasilkan bisa terjadi
kekurangan daya pembangkitan. Koefisien positif α
dan β digunakan untuk menghitung derajad 5. Simulasi
kepentingan relatif (bobot) dari fungsi kendala dan
tujuan. Fungsi energi terdiri dari m kendala kesamaan Untuk penelitian ini diambil sampel
yang ditambahkan ke fungsi tujuan, dan solusi pembebanan pembangkit berdasarkan pemakaian
konvergen bisa tidak merupakan global optimum. beban yang tercatat pada data PT. INDONESIA
Pemodelan alokasi pembebanan ekonomis POWER UBP BALI pada tanggal 31 Desember 2003
dinyatakan dalam bentuk fungsi energi dalam pada pukul 18.00-22.00.
Jaringan Syaraf Tiruan (Neural Network) sebagai: Saat sampel pembebanan diambil PLTG
Gilimanuk dalam kondisi pemeliharaan rutin.
2 Penjadwalan dilakukan hanya untuk pembangkit di
⎛ ⎞
E = (A / 2) ⎜⎜ PD + PL - ∑ Pi ⎟⎟ Bali saja dengan asumsi bahwa beban yang
⎝ i ⎠ ditanggung dalam penjadwalan ini adalah beban yang

(
+ (B / 2) ∑ a i + bi Pi + c i Pi
2
) (34)
sebenarnya dikurangai pasokan dari Jawa. Beban
dimaksud adalah beban pada bus pembangkit,
i sehingga dalam perhitungan tidak mengikutkan rugi
rugi transmisi.
Dengan A, dan B adalah faktor bobot (weight). Daya Berdasarkan data performance test sesudah
keluaran Pi dapat dinyatakan sebagai inspection sentral PLTD dan PLTG Pesanggaran,
kemudian dicari karakteristik input-output hanya
pada unit-unit PLTD dan PLTG yang beroperasi
Pi = g i U i( ) dengan menggunakan metode regresi least square.
Karakteristik Input-Output PLTD dan PLTG seperti
Sehingga diperoleh hasil pemetaan dari alokasi dalam tabel 1.
pembebanan ekonomis ke jaringan syaraf tiruan Pembebanan pembangkit hasil simulasi dengan
dengan membandingkan koefisien-koefisien dari kedua metode telihat pada tabel 2.
persamaan (1) dan (2) dengan persamaan (31), dan
dengan menyatakan Vi sebagai Pi , diperoleh

Teknologi Elektro 30 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004


Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

Tabel 1: Karakteristik input-output pembangkit

Pimin Pimaks Konstanta pembangkit


No Unit ai bi ci
(MW) (MW)
(Rp/MW2h) (Rp/MWh) (Rp/h)
1 PLTD-2 1,27 4,6 24874 332018 151525
2 PLTD-4 1,27 4,5 40150 263435 168869
3 PLTD-5 1,05 3,5 15056 365241 150111
4 PLTD-6 1,70 5,3 2248,4 430632 50789
5 PLTD-7 1,70 5,6 2344,9 444215 69563
6 PLTD-8 1,60 4,5 665,64 486647 85280
7 PLTD-9 1,60 4,5 3396 465586 125127
8 PLTD-10 3,00 10,5 835,46 281901 998167
9 PLTD-11 3,80 10,5 21889 10387 1761574
10 PLTG-1 5,00 19,4 6332 41009 9916321
11 PLTG-2 5,00 19,8 12672 324837 3318182
12 PLTG-3 10,00 39,5 1046 326584 7520323
13 PLTG-4 10,50 35 5779 177322 8907942
14 PLTG-Gilimanuk 40 129 1869 21993 34862722
Fi(Pi) = aiPi 2 + biPi + ci

Tabel 2 Perbandingan hasil pembebanan metode EQIP dengan HNN

Pukul
UNIT 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
EQIP HNN EQIP HNN EQIP HNN EQIP HNN EQIP HNN
PLTD-2 (MW) 4,438 3,662 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600 4,600
PLTD-4 (MW) 4,459 3,123 4,500 3,722 4,500 3,713 4,500 3,650 4,500 3,596
PLTD-5 (MW) 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500
PLTD-6 (MW) 5,225 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300 5,300
PLTD-7 (MW) 1,700 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600 5,600
PLTD-8 (MW) 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500 1,600 4,500
PLTD-9 (MW) 1,600 4,500 2,518 4,500 2,440 4,500 1,887 4,500 1,600 4,500
PLTD-10 (MW) 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500
PLTD-11 (MW) 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500 10,500
PLTG-1 (MW) 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400 19,400
PLTG-2 (MW) 19,279 7,471 11,782 9,370 11,761 9,341 11,613 9,142 11,300 8,971
PLTG-3 (MW) 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500 39,500
PLTG-4 (MW) 35,000 29,144 35,000 33,308 35,000 33,246 35,000 32,808 35,000 32,433
TOTAL (MW) 146,700 146,700 154,300 154,300 154,200 154,200 153,500 153,500 152,900 152,900
Beban (MW) 146,700 146,700 154,300 154,300 154,200 154,200 153,500 153,500 152,900 152,900

HNN, 433,815,909
Total biaya

434,000,000 EQIP,
431,176,790
433,000,000
432,000,000
431,000,000
430,000,000
429,000,000
EQIP HNN

Gambar 1. Perbandingan total biaya

Teknologi Elektro 31 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004


Perbandingan Penggunaan Metode Optimasi … Rukmi Sari Hartati, Sukerayasa

6. Kesimpulan Proceeding of Canadian Conference of Electrical


and Computer Engineering, Halifax, May 2000.
Hasil pembebanan pembangkit selama lima [14] Rukmi Sari Hartati, El-Hawary, M.E., New
jam menunjukkan bahwa kedua metode mem Approach for solving Optimization Problems in
perlihatkan konsistensinya untuk tidak melanggar Economic Load Dispatch using Hopfield Neural
kendala dan memenuhi beban yang dibutuhkan. Networks, Proceedings of CCECE 2000, May 7-
Total biaya pembebanan selama lima jam, 10, 2000.
untuk metode EQIP lebih murah 0,6 % dari metode [15] Salgado, R. A. Bramaller, P. Aitchison, Optimal
HNN. Power Flow solutions using the gradient
projection method, part 1 and 2, IEE
Proceedings, Vol. 137, Pt. C. No. 6, November
7. Daftar Pustaka 1990.
[16] Simon Haykin, Neural Networks, a
[1] Abe, Shigeo dkk., Solving Inequality Constrained comprehensive foundation, Second edition,
Combinatorial Optimization Problems by the Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey,
Hopfield Neural Networks, Neural Networks, 1999.
Vol.5, pp. 663-670, 1992. [17] Sukerayasa, Rukmi Sari Hartati, Aplikasi
[2] Burchett, R.C., dkk., Developments in Optimal Metode Optimasi Exstended Quadratic Interior
Power Flow, IEEE Transactions on Power dan Gradient Projection untuk Economik
Systems 1982, PAS-101, pp. 406-414. Dispatch Pembangkit Termal di Bali, Majalah
[3] Duncan J. Glover and Mulukutla Sarma, Power Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 2 No. 2 Juli-
System Analysis and Design: With Personal Desember 2003, ISSN: 1693-2951.
Computer Application, PWS-KENT Publishing [18] Wood, A.J. and Wollenberg, B.F, Power
Co., Boston, 1989. generation, operation, and control, Second
[4] ommel, H.W. , and Tinney, W.F. , Optimal edition, John Wiley & Sons New York, 1996.
Power Flow Solutions, IEEE Transactions on
Power Systems 1968, PAS-87, pp. 1866-1876.
[5] El-Hawary, M.E., Applications of artificial
neural networks in electric power systems
operational planning, Engineering Intelligent
Systems, Vol. 7, no. 1, March 1999.
[6] Eiselt, H.A., G. Pederzoli, C.L.Sandblom,
Continuous Optimization Models, Walter de
Gruyter, Berlin, New York, 1987.
[7] Hadi Saadat, Power System Analysis, WCB
McGraw-Hill Companies, New York, 1999.
[8] Park, J.H., dkk., Economic Load Dispatch for
Piecewise Quadratic Cost Function Using
Hopfield neural Networks, IEEE Transactions on
Power Systems, Vol. 8, No. 3, August 1993.
[9] Lee, K.Y., Y.M Park, J.L.Ortiz, Fuel-cost
minimization for both real-and reactive-power
dispatches, IEE Proceedings, Vol. 131, Pt. C,
No.3, May 1984.
[10] Momoh, J.A dkk., The Quadratic Interior Point
Method Solving Power System Optimization
Problems, IEEE Transactions on Power
Systems, Vol. 9, No. 3, August 1994.
[11] Momoh, J.A dkk, Extension of The Interior
Point Method, EPRI Proceeding1991, Advanced
Maths for Power Systems, San Diego CA.
[12] Rosen, J.B., The Gradient Projection method
for non-linear programming-Part I ‘Linear
constraints, J. Soc. Indust. Appl. Math.,
1960,3,pp. 181-217.
[13] Rukmi Sari Hartati & El-Hawary, M.E.,
Summary of Application of Hopfield Neural
Network to Economic Load Dispatch,

Teknologi Elektro 32 Vol.3 No.2 Juli – Desember 2004

Anda mungkin juga menyukai