Anda di halaman 1dari 8

SIMBOL PADA KEMASAN PLASTIK

Oleh:

Kelompok 4 (XII-2)

1. Ameylia Devita Putri (04)

2. Angelina Leony M. (05)

3. Deswa Ferizky H. (08)

4. M. Fahmi Auliya (21)

5. Rahma Nia Azizah (28)

6. Salfa Wafa Zaidah (29)

7. Salsabila (30)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KERTOSONO
Jalan Panglima Sudirman No. 10 Kertosono – Nganjuk Telp/ faks (0358) 5511493
Website : www.sman1kertosono.sch.id, email : smaker.sejak.1964@gmail.com
2023
Angka 1: PET/PETE (Polyethylene Terephthalate)

Botol atau kemasan plastik lainnya dengan simbol segitiga 1 (PET/PETE)


adalah salah satu plastik yang paling umum digunakan dalam produk konsumen.
Botol atau wadah dengan simbol ini dimaksudkan untuk aplikasi sekali pakai.
Angka 1 di dalam segitiga menunjukkan plastik tersebut adalah polietilen tereftalat,
yang disingkat menjadi PET atau PETE. Produk yang terbuat dari plastik 1 (PET)
tidak bisa digunakan kembali sebagai wadah minuman atau makanan.
PET dibuat menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida,
yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun
daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Hati-
hati dengan plastik berangka 1, karena plastik jenis ini hanya dirancang untuk sekali
pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat
apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan
meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Selain
itu pemakaian ulang botol berbahan plastik berangka 1, meningkatkan risiko
pertumbuhan bakteri. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama
akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa
ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak
mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia
12 bulan.
Bahan plastik ini biasanya digunakan dalam pembuatan botol soft-drink,
botol air sekali pakai dan tempat kosmetik.

Angka 2 : HDPE (high-density polyethylene)

High-density polyethylene (HDPE) atau high-density polyethylene (PEHD)


adalah polietilen termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Dibutuhkan 1,5
kilogram minyak untuk membuat satu biogram HDPE HDPE memiliki
percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis dalam
produksinya (katalis Ziegler-Natt) dan kondisi reaksi.
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941
g/cm^3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki
kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa
diproduksi dengan katalis kromium/silika, botalis Ziegler-Natta, atau katalis
metolliocene. High density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
lebih suhu tingai kotan hidrogen antar molekul juga berperan dalam plastin.
HDPE plastik sering digunakan untuk membuat botol dalam minuman
dengan umur simpan pendek, seperti susu dan jus. Karena HDPE memiliki
ketahanan kimia yang baik, juga sering digunakan untuk peralatan rumah tangga
dan mengandung bahan kimia industri seperti deterjen, pemutih pernu condisioner
sampo bahkan oli motor. HDPE juga digunakan untuk memproduksi kemasan
makanan, , pipa, ember, tempat sampah, pena, pot bunga, dan bangku.

HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan


senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bila terlalu sering
dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan
zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).

Angka 3: PVC (Polyvinyl chloride)

PVC merupakan polimer termoplastik dengan urutan ketiga dalam hal


jumlah pemakain di dunia, setelah polietilena dan propilena. Di seluruh dunia, lebih
dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan,
PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih
fleksibel dan kaku dengan menambahkan plasticizer, umumnya dipakai sebagai
bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik
PVC mengandung DEHA (Diethylhydroxylamine) yang dapat bereaksi
dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan
langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15°C.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Plastik dengan angka 3 di
kode recycle, disebutkan harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan. Karena
zatnya yang sangat beracun, penggunaan PVC dilarang sebagai bahan baku
kemasan plastik untuk makanan dan minuman. PVC mengandung klorin yang
sangat tinggi. Selain itu, zat aditif pada PVC dapat terlepas dan membuat manusia
terpapar zat beracun, seperti timbal dan timah
PVC sangat serba guna, dalam artian bahan ini bisa kaku seperti pipa
industri, lentur seperti bungkus plastik, setipis dan fleksibel seperti pelapis dinding.
Bahan ini dapat dicocokkan dengan warna apa pun yang diinginkan. Ada dua tipe
plastik PVC, yakni bentuk kaku dan fleksibel. Bentuknya yang fleksibel banyak
digunakan untuk tas medis, tirai kamar mandi, dan pembungkus daging. Sementara,
bentuk PVC yang kaku dimanfaatkan untuk bahan-bahan bangunan, seperti pipa,
bingkai jendela, dan pagar.

Angka 4 : LDPE (Low density Polyethylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 ditengahnya, serta tulisan LDPE
(Low density Polyethylene) yaitu plastic tipe coklat (termoplastik) dibuat dari
minyak bumi. Sering digunakan dalam pembuatan pembungkus makanan atau
plastic food wrap dan botol-botol yang lunak.
Jenis plastik ini terbuat dari bahan low density polyethylene yang bersifat
elastis, memiliki daya tahan yang lama dan dapat digunakan untuk berulang kali.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan
permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60˚C sangat resisten terhadap
senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang
baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik
untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat dan memiliki
resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Tetapi alangkah lebih baik jika
menggunakannya sekali dan mendaur ulangnya agar tidak tertimbun di tanah yang
butuh ratusan tahun untuk mengurainya.
Simbol dengan kode angka 4 dan LDPE biasanya terdapat pada kantong
plastik (kresek), kantong plastik sampah, tas belanja, bungkus makanan, botol-botol
yang lunak hingga mebel.

Angka 5 : PP (Polypropylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP


(polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan,
botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Karakteristik kemasan plastik dari bahan polypropylene adalah transparan
yang tidak jernih atau berawan tapi tembus cahaya serta tahan terhadap bahan
kimia, panas dan minyak. Polypropylene lebih kuat dan ringan dengan daya tembus
uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi
dan cukup mengkilap.
Simbol ini kerap tertulis pada botol dan wadah makanan plastik yang bisa
digunakan berkali-kali. Bahan plastik dengan kode ini dianggap aman untuk
digunakan kembali dan juga mudah untuk didaur ulang. Simbol PP biasanya
ditemukan pada tempat makanan atau minuman, botol sirup, kotak yogurt, sedotan
plastik, juga tali berbahan plastik.
Angka 6 :PS (polystyrene)

Logo daur ulang dengan angka 6, serta tulisan PS (polystyrene) ditemukan


tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali
pakai, untuk membuat CD, kotak video, alat-alat dapur dari plastik, dan karton
tempat telur. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan
bahanstyrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain
tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan
bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, memicu terjadinya kanker,
mengganggu sistem hormonal (hormon disrupter), juga karena bahan ini sulit
didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar
(cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
Angka 7 : PC (Polycarbonate)

Plastik jenis ini berbahan PC (Polycarbonate) atau bahan lainnya, dan


digunakan pada pembuatan botol minum bayi dan botol pendingin air. Hati-hati
dengan plastik dengan angka 7, karena Bisphenol A (BPA) yang terkandung bisa
larut dan menyebabkan gangguan atau kerusakan kromosom.
Khusus plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (polycarbonate), seluruhnya
memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak berarti bahwa plastik dengan kode yang
lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus
menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2,
4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan. Bila tidak ada kode plastik
pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di
mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah
menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang
digunakan untuk membuat produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai