Mi instan
Prakata
Standar Nasional lndonesia mengenai mi instan ini disiapkan oleh Tim penyiapan Konsep
Revisi SNI 01-3551.1996 "Mi instan" yang dibentuk ot6h Bacan $tandardisasi Nasional
(BSN).
Adapun maksud dan tujuan standar tersebut direvisi adalah untuk meningkatkan status
dari
standar nasional menjadi standar internasional atau standar codex,
Tim diatas dalam menyusun rumusan SNI ini telah memperhatikan hal
dalam: - hal yang tertera
1. Peraturan Pemerintah Rl Nornor6g Tahun 1999 tentang Label dan lklan pangan.
2. CX / ASIA 99 i 3. September 1999, Fesibility of Etabonting a Codex SlandanC for
lnstant Naodle
Asia.
- Cadex Atimentarius Cornmsio n, Codex Co6niniting Committee for
Dalam melaksanakan rapat Konsensus untuk membahas hasil kerja tim diatas,
BSN telah
mendapat persetujuan dari Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi
Departemen
Perindustrian dan Nomor 228lPustan -2lllll2ooo tanggal 15 Maret 2000.
sNl 01-35s1-2000
Ml instan
1 Ruang lingkup
Standa.r ini meliputi istilah dan definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan
contoh,
cara uji, higiene, cara pengemasan rian syarat penandaan mi instan.
2 Acuan normatif
- Aocs official method cd.3d,63 - 1993, Determination of acid vatue
- CAC i RM 42 - 1969, the FAO / WHO Codex Alimentarius sampting ptans
for
prepackaged foods (AeL - 6.5)
- Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 722lMen Kes/pER/lxB7, Bahan tambahan
makanan
- SNI 01-3752-2000, Tepung terigu untuk bahan makanan
- SNI 01-2891-1992, Can uji makanan dan minuman
- SNI 01-3556-1999, Garam dapur
- sNl 19-2896-1998, cara uji cemarcn rogam daram makanan
- SNI 19-2897-'1992, cara uji cemaran mikroba
- sNl 01-4866-1998, cam uji cemann arsen daram makanan
CATATAN
1' Definisi tersebut meliputimi (dari terigu), bahan (dari beras dan saqu),
sohun (dari pati kacang
hijau dan atau sagu) dan kwetisu (dari beras dan atau terigu).
2. CATATAN
lnstan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memertukan proses
rehidrasi untuk
siap dikonsumsi.
1 dari 22
sNl 01-3551-2000
\
4 Komposisi
4.1 Komposisi
2 dari 22
sNr 01-3551-2000
1.1 Tekstur
nornral dapat diterima
1.2 Aroma
nornral / dapat diterirna
1.3 Rasa
normal / dapat diterima
1,4 Warna : normal / dapat diterinra
2. Benda asing 2)
tidak boleh ada
3. Keutuhan 1)
%bb nrin, 90
2)
4. Kadar air
4.1 Proses penggorengan %bb maks, 10,0
4.2 Proses pengeringan o/o
bb maks, 14,5
5. Kadar protein 2l
5.1 o/o
bb nrin, 8,0
Mi dari bukan terigu
t)
o/o
bb rnin, 4,0
Bilangan asam mgKOH/gminyak maks, 2
Cemaran looam 2)
3 dari 22
sNr 01-3551-2000
5 Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh sesuai dengan CAC / RM 42 1969,
- the FAO / WHO Codex
Alimentaius sampling plans for prepickaged foods (AQL - 6.5/, sebagaimana diuraikan
pada lampiran 1.
6 Cara uji
6.1.2 Keutuhan
Buka bungkus dan timbang berat mi keseruruhan (w gram). Kemudian pisahkan mi yang
hancur dan tirnbang 1W1 gram).
W-W,
Keutuhan = x 100%
W
4 dari 22
sNl 01-3551-2000
6.2.2 Keadaan
Cara uji keadaan, sesuai dengan SNI 01-2891-1gg2,Cara uji makanapdan minuman, butir
1.2.
6.2.6 Arsen
Cara uji arsen sesuai dengan SNI 01'4866-1998, Cara uji cemarcn a/sen dalam makanan
Cemaran mikroba
Cara uji cemaran mikroba sesuai dengan SNI 19-2897-1ggT, Cara uji cemaran mikroba
7 Higiene
Cara memproduksi produk yang higienis dan halal termasuk cara penyiapan dan
penanganannya mengacu pada peraturan Departemen Kesehatan Rl yang
beriaku tentang
Program Cara Produksiyang baik untuk Makanan dan Surat Keputusan M"enteri
Kesehatan
Rl yang berlaku tentang pencantuman turisan "halal" pada label makanan.
5 dari 22
sNt 01-3551-2000
B Cara pengemasan
Mi instan dikemas dalam wadah yang tertututp rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi
isi, aman selama penyimpanan dan distribusi.
9 Syarat penandaan
Syarat penandaan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku tentang
label dan periklanan makanan. $yarat penandaan "halal" sisuai o6ngan peraturan
perundang
makanan.
- undangan yang berlaku tentang tulisan "hal6l" pada label
6 dari 22
sNl 01-3551-2000
Lampiran 1
Metode pengambilan contoh FAO / WHO Codex
Alimentarius untuk sebelum pengemasan makanan
1 Ruang lingkr"rp
i'4etode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen ini digunakan untuk penerimaan
-:nit yang cacat (cacat) didalam lot pada sebelum pengemasan makanan, yang ditetapkan
calam Standar Codex, metode pengambilan contoh ini secara spesifik tercantum dalam
Standar Codex untuk menentukan penerimaan unit atau sebaliknya. Metode ini harus
cigunakan sesuai dengan ketetapan klasifikasi mengenai cacat dan penerimaan lot
didalam Standar Codex, mengenai bagaimana metode pengambilan contoh ini digunakan
dan batasan - batasannya dapat dilihat pada bagian 2 dokr-rmen ini.
2 Bidang aplikasi
7 dari 22
sNt 01-3551-2000
3 Deskripsi
iuletode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen
ini adalah cara penyampaian
centuk tabel yang tepat dalam penerimaan contoh seburlan pengemasan
:'QL 6'5 dapat diterima berdasarkan beberapa makanan dimana
karakteristik produk. Metoda pengambilan
ccntoh mencakup:
1. Tingkat inspeksi
2' Ukuran contoh yang berhubungan dengan ukuran lot dan ukuran
kemasan, serta
3. Jumlah yang diterima
Contoh diambil secara acak dari lot menurut jadwal yang telah
ditetapkan dalam metode
pengambilan contoh' Masing
- masing unit contoh' di;ji menurut purivuiutun Standar
Codex dan diklasifikasikan sebagai "dipat oiterima'; aiau senoagai ,,cacat,,.
jumlah total contoh yang cacat, masing * masing Berdasarkan
lot dapat dikatakan ,,sesuai,, atau ,,tidak
sesuai" persyaratan standar codex, dengan kriteria sebagai
berikut:
- Sesuai jika jumlah contoh yang cacat sama, atau kurang dari, jumlah
contoh yang
diterima seperti yang dimaksud AeL.
- Tidak
.sesuai
jika. jumlah contoh yang cacat melebihi jumlah
contoh yang diterima
seperti yang dimaksud metode AeL.
4 Definisi
8 dari 22
sNt 01.3551-2000
4.5 Cacat
"Cacat" adalah unit contoh yang tidak memenuhi
beberapa persyaratan spesifik Standar
codex (berdasarkan pada totar ;masarah kekurang"n;;ior"rrnsi perorang#;;i..jk;;;F,
-
dan lain lain)' Kriteria tersebut berdasarkan
[ada unit contoh yan; diklasifikasikan
sebagai "cacat" seperti yang ditentukan Standar Kodex yung r*ng;unakan metode
pengambilan contoh (lihat juga sub -. bagian 2.1
dan 2.2 do(umin i"ii"ri,reskipun cacat
adalah sebuah unit contoh yang tidak se.;yai dengan persyaratan
ini hanya untuk menegaskan iacat sedikit. dibarierr 'persyaratan spesifik Standar Codex,
produk yang ditolak konsumen sesuai spesifikasi, (2.1), t -'-"-'
dan tidak mengasilkan
4.6 lnspeksi
Proses pengukuran, pengujian, pembedaan antar kemasan atau
unit produk (unit contoh)
dengan persyaratan Standar Codex.
9 dari 22
sNt 01_3551-2000
#]'fti:ffiii' XLiil3;r::?i?'" isi kemasan utama atau campuran produk yans diuji
4.11 Contoh
Jumlah dari unit contoh.-vang digunakan
untuk inpeksi. Umumnya contoh
emasan arau unit unif .dt;h";;;glipitin
- terdiri dari semua
mewakiti tot.
5.1 Persyarataninformasi
,?#ilr#;JrtfJiim Jil?llfli,,pensambiran
contoh pada rampiran 1a dokumen
ini,
10 dari
sNt 01-3s51-2000
5.2 lnspeksi
Tahap *
tahap berikut dapat dilakukan:
a' Penentuan tingkat inspeksi dapat dirakukan
sebagai berikut:
Tingkat inspeksi I - pengambilan contoh normal
Tingkat inspeksi ll - jika terjadi masarah (codex menentukan
tr,rjuan pengambrran
contoh), peraksanaan atau keperiuan untuk pertTraan
tot
yang telah baik.
b' Menentukan ukuran lot (N) misaljumlah kemasan utama atau unit
contoh.
c l\4enentukan jumlah unit contoh (ukuran contoh (n) yang harus
engan pertimbangan ukuran kemasan, ukuran diambil dari inspeksi lot,
toidan tingkat inspeksi.
c Penrilihan secara acak juntlah unit contoh yang
terah ditentukan per lot, memberi
ertimbangan yang tepat untlrk penandaan
atiu id'enti:fikasi datam pemilihan contoh.
e Mengrrji produk sesuai persyaratan standar
codex. Krasifikasrkan kemasan atau
ontoh yang tidak mentenuhi spesifikasi unit
erdasarkan pada penentuan cacat yang tertera
mutu standar sebagai cacat
airum Standar codex.
f' Lihat rnetode pengambiran contoh yang tepat pada
rampiran 1a
g Pertimbangkan, lot diterima jika jumlah contoh
cacat sama atau kurang dari jumlah
contoh yang dapat diierima (c) dari rencana
ang tercantum pada lampiran 1a.
utu, r.ioor"o-,*"*t1n,l'.fo,on seperti
h' Pertimbangkan, lot ditolak
iika iumlah contoh cacat melebihi
iterima (c) dari rencana atai metode pengamoit"r,-.ontohiumlah contoh yang dapat
ada larnpiran 1a. seperti yang
11 dari 22
I
sNl 01-3551-2000
12 dari 22
-T
sNt 01-3551-2000
Lampiran 1a
Metode pengambilan contoh 1
(Tingkat inpeksi l, AeL 6,5)
=
Berat bersih sama atau kurang dari 1 kg (2,2 lbi
4.801 - 24.000 13 2
24.0A1 - 48.000 21 3
49,001 - 84,000 29 4
84.001 - 144,000 48 6
144.001- 240.000 84 I
Lebih dari 240.000 126 13
601 * 2..000 13 2
2.,001 - 7.200 21
,
.2U 15.000 29 4
15.001 24.000
6
24.001 * 42.000 84 9
Lebih dari42.000 126 13
13 dari 22
$Nt 01-3551-2000
?4.001 - 48,000
48.001 - 84.000
84.001 - 144.000
144.001 * 240.000
Lebih dari 240.000
Berat bersih lebih dari 1kg (z,2 rb) tapitidak rebih dari
4,5 kg (10 rb)
Ukuran lot Ukuran Jumlah yang diterima
(N) (n) (c)
?.400 atau kurano 13 2
2.4A1 - 15.000 zt J
15.001 * 24.000 29 4
24.001 - 42.000 48 6
42.001 - 72.000 84 I
72.0u - 120.000 126 13
Lebih dari 120.000 200 19
14 dari 22
sNt 01-3551-2000
:engantbilan contoh
::^3antbilan contoh
atlalah proses,pena.rikan atau pemilihan
:'r sebuah lot atau hasil produksi' kemasan atau unit contoh
Hasil otri p"ngur[rlan contoh berupa
'a<'raar'l penilaian untuk menerima, informasi perihal
menolak atiu menegoisasikan pembelian. prosedur
:^arrkan contoh yang meliputi ukuran
contoh dan kriterii pun.riruln'ilur"nyu
::agai "penarikan contoh".
:-3 sekarang ini
dapat digunakan' $uatu metod6
banya[iiri.* p*n*rimaan pengambiran dikenal
contoh
v"ng ilputl;;;;k suatu prooui< atiu tipe inspeksi
; "#-jmaan
H *JH" [ :il:ff :fl ' ;::::i#*Jffi :f T' n; in sp e r< s i.va
n r etooe'va n
s ];;
: ::7 pensambilan .onton,-
n3;irgiril
fi"|,Tfllnlffi" ?:'#, rJ;TS.[ff|
:-::;k akhir' Persyaratan awat teiseourt oimuili'o-.;;;merusak
cikenal sebagai "penarikan tonton yung kemasan. Tipe inspeksi
:-'rer-lukan ru*ruil"s"rrin
waktu analisa yang cukup pun;rng.-w"r.tu kerusakan produk, tipe ini
r:ncmis dalam tipe inspek-ti
analisa o"n r,lnirrngan nilai
: e'r pengembangan, metode ving merusak min;aoi faktor pembatas yang
pen"gambit.n .onion signifikan
'una eva'luasi mutu dalam proses
ukr-rran contoi harus relatir kecir?puyu
:;;:r:il:[,m.akanan' metode dapat diaprikasikan
Resiko
15 dari 22
sNt 01-3551-2A00
.nt
::s <c pembeli dan penjual yang berhubungan dengan ukuran sampel
: ^a: pada kurva OC. Pada lampiran 3 terdapat kurva OC dan padadan mutu lot dapat
lampiran I dapat
: -:: metode pengambilan contoh. Untuk tujuan inspeksi pada produk yang cacat maka
-'"ar contoh lebih dari 84 tidaklah praktis, karena pada inspeksi elinjutnya tidak
':':apat data - data yarrg cukup untuk emberigaransi waktu dan biaya pengujian.
l: :n mempelajari kurva OC pada AQL 6,5, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
' Semua kurva menriliki arah yang sama walaupun kurva untuk contoh berukuran 6 lebih
i Semr'ia kurva menunjukkan persilangan pada titik koordinat 6,S% cacat dan
:enerimaan lot pada perkiraan g5% selang kepercayaan.
16 dari 22
sNt 01-35s1-2000
-
Makin besar ukuran contoh, kurva semakin tajam dan semakin menunjukkan
perbedaan, misal lot yang memiliki cacat lebih dari6,'5% akan
semakin banyak ditolak,
4- Ukuran contoh yang lebih besar tidak secara langsung berpengaruh terhadap
penambahan cotttoh. Contohnya, untuk lot yang berukuran O (furva
d1 O"ngan cacat
sebesar ZQo/o maka lot yang diterima sebesar 65%. Sedangkan untuk ukuran
lontoh 4g
(kurva L) maka lot yang diterima sebesar 2270. Pacia contoh ini, rasio rniurt
kemungkinan dari perrerimaan hanya 3 ; 1.
Di&ain pihak, jika lot memiliki cecat 30%, contoh yang berukuran
0 (kurva E) hanya
nrenerima lot sebesar 4za/0, sedangkan contoh ying"berukuran
z.l (kurva J) hanya akan
nnrenerima lot sebesar Bvo dan contoh yang berukuran g4 (kurva
M) tidak akan menerima
lot-
17 dari 22
sNt 01-3551-2000
AqL r 6,5 -
Identtllkrll Knrv* OC
E H .l 1{ L M N
n ct n g{ n cf n sf 11 gl It gr n 0r
6 lz rg 2,s er 3{ g,s j[s 88 6? sq 9ro ,x r$ t{
Kurv* OC*AQL * 6,5
tCI0
90
eo
t 70
L
6
EI
ta
L
(, ss
rI
d
so
>.,
c
4S
*l,
n
{t
a
g}
$0
ai
e0
IS
18 dari 22
sNt 01-3551-2000
Prosedur:
'i" Tambahkan larutan indikator kedalam
.sejumlah pelarut yang dibutuhkan dengan
perbandingan 2 ml dalam 125 ml dan netralkun
J"n'g"n alkaii s;mpui i*in"ntrk warna
merah muda (sedikit) tetapi permanen.
2' Tetapkan ukuran contoh sesuai dengan taber berikut
ini;
19 dari 22
sNt 01-3551-2000
- ^i3ang sejumlah cairan contoh yang tercampur homogen kedalam labu erlenmeyer.
-:rrcahkan 125 nrl campuran pelarut netral. Pastikan bahwa contoh telah
melarut
::ngan baik sebelum ditirasi. Pada beberapa kasus penghangatan perlu dilakukan
::-< contoh dengan cara labu digoyangkan secara kr-rat pada saat titrasi dengan
.:=rCar alkali sampai terbentuk pertama kali warna merah yang stabil dan
-.:miliki instansi yang sama seperti pelarut netral sebelum muda
ditambahkln kedalam
::::ch. Warna tersebut harus telap bertahan selama 30 detik.
:
=':.tungan
(A-B) xNx56,1
' : ?rgan asam, mg KOI{ / g contoh =
\A/
vv
.:':_:-aan'
- _ _,.gsr r.
"- -' -lsnyatakan asam lemak bebas sebagai persentase oleat, laurat, atau palmitat,
bagi
: .-;:."i asam dengan faktor 1,S9, 2,81 atau 2,19 secara berurutan.
':::.:tlan
::retapan hasil tunggal dari 2laboratorium yang berbeda seharusnya tidak
-:r,mbuikan perbedaan nilai yang lebih dari 0,22 dan ukuran dari 4, serta tidak juga
=: r dari 0,36 dalam kisaran 4 -20.
: ": sedur alternatif untuk sarnpel yang benvarna pekat
l:.: :tan
" *::-ng elekti"oda kaiomel pH meter untuk titrasi elektrometri Tipe elektroda kolomel
:::ertu harus digunakarr (lihat catatan2).
- :'-3aduk mekanik dengan beberapa kecepatan yang dapat cjratur dilengkapi dengan
::-3rat pengaduk.
" :-':t 10 ml, yang memiliki ketelitian 0,05 ml dan ujung bulat 10 cm ciibawah stopper.
- 3= as piala 250 ml
i -:*:at berdiri dan bantalan untuk elektroda, stirer dan buret.
A dari 22 I
sNl 01-3551-2000
::-::.sl
- .-':c€ngan prosedur titrasi phenolphthalein, kecuali stndar alkali
harus dibakukan
::-:3:r titrasi elektrometrik dengan kalium phthalate murni dan tanpa
memerlukan
:--:a.i;ndikator
--.::- /
(A-B) xNx56,1
--;ar asam, mg KOH / g sampel =
W
: :':- -:a
==n
i-:rl alkali standar yang digunakan untuk titrasi sampai bagian pertengahan
::- :='-bahan kurva titrasi sampel
::::^ rnl standar alkali yang <ligunakan untuk titrasi pH pacja meteran pembacaan
:^-::rikan nilai yang sanra pada blanko
2:? 2^ t;ormalisasi standar alkali
::: :^ oerat sampel
:^r;atakan asam lentak bebas sebagai persentase oleat, laurat,
atau palmitat, bagi
: " l=- ::am dengan faktor .1,gg, 2,81, atau 2,1g secara berurutan,
rer-haiikan lsoprophi alkolrol
mudah terbakar dan beresiko untuk terbakar. Batas
'::i-a adalalt2- 1292o. Eeracun terhadap pencemaran darr pcrrrirjrasan.
TLV diudara 400
: '-3ah terbaltar dilll bcrr)siko tinggi untuk terbakar. Batas lel"r,rk;rr.r cliucJara adalah 27
' --l terhadap pencerniiiiitt ti;'tn pernapasan. TLV diudara :,tt){rsar 100 ppm. penutup-
-
='-s digunakan pada :;a:rt p*nggunaan toluene.
21 dari 22
sNl 01-3551-2000
hdr larutan metanolik kalium hidrksida (0,1 N) (lihat spesifikasi AOCS H15 - 52), mungkin
Apa*an sebagai suatu alternatif titrasi dalam standar larutan encer. Metanolik kalium
Hrtida dilaporkan memberikan sitem pelarut yang komplit, memilikititik akhir yang tajam dan
tb.
tl meler haris distandarkan pada pH 4 oleh larutan biffer standar. Beberapa saat sebelum
{nfan, bersihkan elektroda dengan kai atau tissue dan rendam beberapa menit dalam air
ffil* Pada sbtiap minggu atau lebih sering, jika perlu elektroda dibersihkan dengan larutan
Ftd yang tepat. Bersihkan juga elektroda kolomel dan isi ulamg dengan elektrolit kalium
mr fiCI) yang baru setiap minggunya. Kedua elektroda harus disimpan dalam air destilasi
n dgunakan.
lsc. off. Anl Chem.59:658 (1976)
22 dari 22