Anda di halaman 1dari 24

sNl 01-3551-2000

Standar Nasional lndonesia

Mi instan
Prakata

Standar Nasional lndonesia mengenai mi instan ini disiapkan oleh Tim penyiapan Konsep
Revisi SNI 01-3551.1996 "Mi instan" yang dibentuk ot6h Bacan $tandardisasi Nasional
(BSN).

Adapun maksud dan tujuan standar tersebut direvisi adalah untuk meningkatkan status
dari
standar nasional menjadi standar internasional atau standar codex,

Tim diatas dalam menyusun rumusan SNI ini telah memperhatikan hal
dalam: - hal yang tertera

1. Peraturan Pemerintah Rl Nornor6g Tahun 1999 tentang Label dan lklan pangan.
2. CX / ASIA 99 i 3. September 1999, Fesibility of Etabonting a Codex SlandanC for
lnstant Naodle
Asia.
- Cadex Atimentarius Cornmsio n, Codex Co6niniting Committee for

Dalam melaksanakan rapat Konsensus untuk membahas hasil kerja tim diatas,
BSN telah
mendapat persetujuan dari Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi
Departemen
Perindustrian dan Nomor 228lPustan -2lllll2ooo tanggal 15 Maret 2000.
sNl 01-35s1-2000

Ml instan

1 Ruang lingkup
Standa.r ini meliputi istilah dan definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan
contoh,
cara uji, higiene, cara pengemasan rian syarat penandaan mi instan.

2 Acuan normatif
- Aocs official method cd.3d,63 - 1993, Determination of acid vatue
- CAC i RM 42 - 1969, the FAO / WHO Codex Alimentarius sampting ptans
for
prepackaged foods (AeL - 6.5)
- Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 722lMen Kes/pER/lxB7, Bahan tambahan
makanan
- SNI 01-3752-2000, Tepung terigu untuk bahan makanan
- SNI 01-2891-1992, Can uji makanan dan minuman
- SNI 01-3556-1999, Garam dapur
- sNl 19-2896-1998, cara uji cemarcn rogam daram makanan
- SNI 19-2897-'1992, cara uji cemaran mikroba
- sNl 01-4866-1998, cam uji cemann arsen daram makanan

3 lstilah dan definisi


Mi instan dibuat dari adonan terigu atau tepung beras atau tepung lainnya
sebagai bahan
utama dengan aiau tanpa penambahan bahan lainnya. Dapat iioeri
bahan alkali' Proses pregelatinisasi dilakukan sebelum mi dikeringkan ferlakuan dengan
penggorengan atau proses dehidrasi lainnya.
dengan proses

CATATAN
1' Definisi tersebut meliputimi (dari terigu), bahan (dari beras dan saqu),
sohun (dari pati kacang
hijau dan atau sagu) dan kwetisu (dari beras dan atau terigu).
2. CATATAN
lnstan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memertukan proses
rehidrasi untuk
siap dikonsumsi.

1 dari 22
sNl 01-3551-2000
\

4 Komposisi

4.1 Komposisi

4,1.1 Bahan utama


a. teriEu, tepung berag atau tepung lainnya
b. Air

4.1.2 Bahan baku lain yang dapat ditambahkan


patidan tepung lainnya
Garam
Hidrokoloid
Gula dan turunannya
Lemak dan minyak
Bahan tambahan pangan yang diizinkan
Bahan penyedap rasa dan aroma yang diizinkan
Rempah - rempah dan produk olahannya
Telur dan produk olahannya
Daging temak, unggas, produk perairan dan produk olahannya
$usu dan produk olahannya
$ayur dan produk olahannya
Buah dan produk olahannya
Vitamin dan mineral

2 dari 22
sNr 01-3551-2000

4.2 Syarat mutu

Tabel 1 Syarat mutu

Kriteria uji Satuan Persyaratan


1. Keadaan 2)

1.1 Tekstur
nornral dapat diterima
1.2 Aroma
nornral / dapat diterirna
1.3 Rasa
normal / dapat diterima
1,4 Warna : normal / dapat diterinra
2. Benda asing 2)
tidak boleh ada
3. Keutuhan 1)
%bb nrin, 90
2)
4. Kadar air
4.1 Proses penggorengan %bb maks, 10,0
4.2 Proses pengeringan o/o
bb maks, 14,5
5. Kadar protein 2l

5.1 o/o
bb nrin, 8,0
Mi dari bukan terigu
t)
o/o
bb rnin, 4,0
Bilangan asam mgKOH/gminyak maks, 2
Cemaran looam 2)

7.1 Timbal (Pb) mg/kg maks, 2,0


7.2 Raksa (Hg) mg/kg maks, 0,05
zt
8. Arsen (As; mgikg maks, 0,5
9. Cemaran mikroba 2)

9.1 Angka lempeng total koloni / g nr aks, 1,0 x 106


9.2 E. coil APMig ,a
'.J
9.3 Salmonela
negatif per 25 g
9.4 Kapa koloni/ nraks 1,0 x 103
1) Berlaku untuk keping
2) Berlaku untuk keol dan

CATATAN Persyaratan mutu pada tingkat pedagang


eceran

3 dari 22
sNr 01-3551-2000

5 Pengambilan contoh
Cara pengambilan contoh sesuai dengan CAC / RM 42 1969,
- the FAO / WHO Codex
Alimentaius sampling plans for prepickaged foods (AQL - 6.5/, sebagaimana diuraikan
pada lampiran 1.

6 Cara uji

6.1 Analisis keping mi

6.1.1 Persiapan contoh untuk uji kimia


Hancurkan mi dengan blender, sampai berbentuk tepung
kasar, Khusus untuk analisis
bilangan asam perlu dilakukan ekstraksi minyak seoagJi berikut:
S9g mi yang telah dihancurkan dan tuang kedalam gelas piala S0O ml,
tambahkan 200 ml petrolium ether (45oC
menit' Pisahkan
- 55oc b,p) dan"aduk merata, sisihftan selama 10
filtrat dengan penyaringln oan' uapian pelarut monggunakan rotary
vapour atau pendingin tegak pada suhu Sooc 55oC sampii
- r*ngr.,rp JJrprrna. Untuk
menghilangkan sisa atau residu pelarut dapat diuapkan dengan
oven vakum. Minyak siap
digunakan untuk analisis.

6.1.2 Keutuhan
Buka bungkus dan timbang berat mi keseruruhan (w gram). Kemudian pisahkan mi yang
hancur dan tirnbang 1W1 gram).

W-W,
Keutuhan = x 100%
W

6.1.3 Kadar air


Cara uji kadar air sesuai dengan SNI O1-2g91-1gg2, Cara uji makanan
dan minuman, bulir
5.

6.1.4 Bilangan asam


Cara uji bilangan asam sesuai dengan AOCS Officiat Method
Dete rmi nati on acid va I ue,
Cd
sebagaimana yang diuraikan pada lampiran 2,
3d - 63, 1993.

6.2 Analisis keping mi dan bumbunya

4 dari 22
sNl 01-3551-2000

6.2.1 Persiapan contoh


Hancurkan mi bersama bumbu - bumbu yang ada dengan blender, sampai berbentuk
tepung kasar. Khusus untuk uji cemaran mikroba persiapan contoh dila'kukan secara
aseptis.

6.2.2 Keadaan
Cara uji keadaan, sesuai dengan SNI 01-2891-1gg2,Cara uji makanapdan minuman, butir
1.2.

6,2.3 Benda asing


Cara uji benda asing sesuai dengan SNI O1-2891-1992, cara uji makanan dan minuman,
b rrtir 1.3,

6.2.4 Kadar protein


Cara uji kadar protein sesuai clengan SNI O1-2891-1992, cara ttji ntetl;anan dan minuman,
burtir 7.1.

6.2.5 Cemaran logam


Cara uji cemaran logam Pb dan Hg sesuai dengan SNI 19-2896-19g8, Cara uji cemaran
logam dalam makanan.

6.2.6 Arsen
Cara uji arsen sesuai dengan SNI 01'4866-1998, Cara uji cemarcn a/sen dalam makanan

Cemaran mikroba
Cara uji cemaran mikroba sesuai dengan SNI 19-2897-1ggT, Cara uji cemaran mikroba

7 Higiene
Cara memproduksi produk yang higienis dan halal termasuk cara penyiapan dan
penanganannya mengacu pada peraturan Departemen Kesehatan Rl yang
beriaku tentang
Program Cara Produksiyang baik untuk Makanan dan Surat Keputusan M"enteri
Kesehatan
Rl yang berlaku tentang pencantuman turisan "halal" pada label makanan.

5 dari 22
sNt 01-3551-2000

B Cara pengemasan
Mi instan dikemas dalam wadah yang tertututp rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi
isi, aman selama penyimpanan dan distribusi.

9 Syarat penandaan
Syarat penandaan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku tentang
label dan periklanan makanan. $yarat penandaan "halal" sisuai o6ngan peraturan
perundang
makanan.
- undangan yang berlaku tentang tulisan "hal6l" pada label

6 dari 22
sNl 01-3551-2000

Lampiran 1
Metode pengambilan contoh FAO / WHO Codex
Alimentarius untuk sebelum pengemasan makanan

1 Ruang lingkr"rp
i'4etode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen ini digunakan untuk penerimaan
-:nit yang cacat (cacat) didalam lot pada sebelum pengemasan makanan, yang ditetapkan
calam Standar Codex, metode pengambilan contoh ini secara spesifik tercantum dalam
Standar Codex untuk menentukan penerimaan unit atau sebaliknya. Metode ini harus
cigunakan sesuai dengan ketetapan klasifikasi mengenai cacat dan penerimaan lot
didalam Standar Codex, mengenai bagaimana metode pengambilan contoh ini digunakan
dan batasan - batasannya dapat dilihat pada bagian 2 dokr-rmen ini.

2 Bidang aplikasi

2.1 Jenis pemeriksaan untuk menggunakan metode pengambilan contoh


Metode pengambilan corttoh pada lampiran 1a dokumen ini dimaksurdkan untuk rnemenuhi
ketetapan mutu dalam Standar Codex. Berdasarkan hal tersebut dalam metode
pengambilan contoh ini, "mutu" menjadi faktor atau karakteristik produrk yang dievaluasi
secara oganoleptik atau pengujian fisik, seperti warna, flavour, tekstur, cacat, ukuran dan
penampakan. Pengambilan contoh ini tidak dimaksudkan untuk faktor faktor yarrg dapat
-
menimbulkan bahaya bagi kesehatan atau faktor - faktor yang sangat ditolak oieh
konsumen. Faktor - faktor tersebut adalah residu pestisida, kontaminan, kaleng gembung,
material asing seperti batu dan serangga. Kriteria dan metode pengambilan contoh lain
harus digunakan faktor faktor tersebut diatas. Yang dimaksud dengan metode
pengambilan contoh disini berlaku untuk evaluasi mutu, seperti berat bersih, nilai brix, berat
isi, yang sesuai dengan kriteria penerimaan dalam AQL 6.5. Dalam kasus ini definisi cacat
untuk ketentuan yang spesifik menjadi persyaratan Standar Codex.

2.2 Ukuran lot dan tujuan aplikasi


Metode pengambilan contoh dan prosedur penerimaan lot yang terdapat pada dokumen ini
dirancang untuk keperluan lot yang menggambarkan bagian - bagian penting dari produksi
pabrik atau porsi besar barang - barang hasil pembelian. MetocJe tersebut dapat juga
digunakan untuk lot yang kecil, tetapi pemerintah dapat memilih prosedur pengambilin
contoh terpilih untuk tingkat eceran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besar rasio ukuran
contoh terhadap ukuran lot ketika menetapkan lot yang kecil dan peluang produksi yang
cacat atau produk yang tidak sesuai, tidak lagi seragam dalam lot yalg lebih kecil.

7 dari 22
sNt 01-3551-2000

2.3 Prinsip penerimaan pengambilan contoh


Untuk keterangan lebih lanjut yang berdasar kepada statistik dari
metode pengambilan
contoh, lihat lampiran 1b pada dokumen ini.

3 Deskripsi
iuletode pengambilan contoh pada lampiran 1a dokumen
ini adalah cara penyampaian
centuk tabel yang tepat dalam penerimaan contoh seburlan pengemasan
:'QL 6'5 dapat diterima berdasarkan beberapa makanan dimana
karakteristik produk. Metoda pengambilan
ccntoh mencakup:

1. Tingkat inspeksi
2' Ukuran contoh yang berhubungan dengan ukuran lot dan ukuran
kemasan, serta
3. Jumlah yang diterima

Contoh diambil secara acak dari lot menurut jadwal yang telah
ditetapkan dalam metode
pengambilan contoh' Masing
- masing unit contoh' di;ji menurut purivuiutun Standar
Codex dan diklasifikasikan sebagai "dipat oiterima'; aiau senoagai ,,cacat,,.
jumlah total contoh yang cacat, masing * masing Berdasarkan
lot dapat dikatakan ,,sesuai,, atau ,,tidak
sesuai" persyaratan standar codex, dengan kriteria sebagai
berikut:

- Sesuai jika jumlah contoh yang cacat sama, atau kurang dari, jumlah
contoh yang
diterima seperti yang dimaksud AeL.
- Tidak
.sesuai
jika. jumlah contoh yang cacat melebihi jumlah
contoh yang diterima
seperti yang dimaksud metode AeL.

4 Definisi

4.1 Tingkat mutu yang dapat diterima (AOL)


Persentase maksimum unit yang cacat yang diizinkan terdapat pada
g5%, Sebagai contoh, metode pengambilan
lot yang diterima
e1oan selang kepercayaan contoh pada AeL
6'5 akan menerima lot^atau produksi yang memiliki unit cacat 6,5%
dari populasi dengan
selang kepercayaan g5%.

4.2 Jumlah yang diterima (c )


:umlah yang dapat diterima pada metode pengambilan contoh diartikan
sebagai jumlah
:-raksimum contoh cacat yang diizinkan terdapat pada
contoh agar lot memenuhi
: ersyaratan Standar Codex.

8 dari 22
sNt 01.3551-2000

4.3 Resiko pembeli


Resiko yang cliterima pembeli vaitu lot yang akan diterima berdasarkan pada metode
pengambilan contoh sekalipun lot gagal memnuhi persyaratan
Standar Codex.

4-4 Resiko produsen


Resiko diterima produsen yaitu lot yang gagal berdasarkan pada metode
. Y.ang
pengatnbilan contoh sekalipun lot pada kenyatainn/a
sisuai persyaratan Standar Codex.

4.5 Cacat
"Cacat" adalah unit contoh yang tidak memenuhi
beberapa persyaratan spesifik Standar
codex (berdasarkan pada totar ;masarah kekurang"n;;ior"rrnsi perorang#;;i..jk;;;F,
-
dan lain lain)' Kriteria tersebut berdasarkan
[ada unit contoh yan; diklasifikasikan
sebagai "cacat" seperti yang ditentukan Standar Kodex yung r*ng;unakan metode
pengambilan contoh (lihat juga sub -. bagian 2.1
dan 2.2 do(umin i"ii"ri,reskipun cacat
adalah sebuah unit contoh yang tidak se.;yai dengan persyaratan
ini hanya untuk menegaskan iacat sedikit. dibarierr 'persyaratan spesifik Standar Codex,
produk yang ditolak konsumen sesuai spesifikasi, (2.1), t -'-"-'
dan tidak mengasilkan

4.6 lnspeksi
Proses pengukuran, pengujian, pembedaan antar kemasan atau
unit produk (unit contoh)
dengan persyaratan Standar Codex.

4.7 Tingkat inspeksi


Terminologi yang digunakan untuk menunjukkan jumlah relatif pengambiian
lot produk atau kelas produk. contoh dalam

4.8 Lot atau inpeksi lot


Kumpulan kemasan utama atau unit contoh yang memiliki ukuran,
tipe dan bentuk yang
sarna yang telah diproduksiatau diproses, pada kondisi yang
sama.

4,9 Ukuran tot (N)


Jumlah kemasan utama, atau unit contoh dalam lot

9 dari 22
sNt 01_3551-2000

4.10 Unit contoh

#]'fti:ffiii' XLiil3;r::?i?'" isi kemasan utama atau campuran produk yans diuji
4.11 Contoh
Jumlah dari unit contoh.-vang digunakan
untuk inpeksi. Umumnya contoh
emasan arau unit unif .dt;h";;;glipitin
- terdiri dari semua
mewakiti tot.

4.12 Pemeriksaan contoh


Proses memilih atau menyeleksi
kemasan atau unit contoh dari
lot atau hasil produksi.

4.13 Ukuran contoh(n)


Jumlah kemasan atau unit contoh yang
hasil produksi.
terdiri dari totar contoh yang dipilih
dari rot atau

4.14 Rencana atau metode pengambilan


contoh
Rencana pengambila,n,contoh yang
ang diterima atau ditolek serringgi meliputi ukuran contoh,. tingkat inspeksi, jumlah contoh
leputusan oupri oiiuat untuk rnenerima
ot atau hasir produksi becasarlrJtip"o; atau menorak
nasir inJe[J'u]Ju p*ngujian
contoh.

5 Aplikasi metode pengambilan contoh

5.1 Persyarataninformasi

,?#ilr#;JrtfJiim Jil?llfli,,pensambiran
contoh pada rampiran 1a dokumen
ini,

a. Ukuran kemasan (berat bersih dalam kg


atau 1b)
b. Tingkat inspeksi (lihat sub _ bagian 4.7)
c. Ukuran tot (N) (tihat sub _ bagian 4.9)
d' Persvaratan st1 1 codex yang b:llbungan
acat dan persyaratan untuk dengan
rt mutu proouK
produk (mis
(misat, ktisifikasi
ienlrimaan lot). 'rrutu

10 dari
sNt 01-3s51-2000

5.2 lnspeksi
Tahap *
tahap berikut dapat dilakukan:
a' Penentuan tingkat inspeksi dapat dirakukan
sebagai berikut:
Tingkat inspeksi I - pengambilan contoh normal
Tingkat inspeksi ll - jika terjadi masarah (codex menentukan
tr,rjuan pengambrran
contoh), peraksanaan atau keperiuan untuk pertTraan
tot
yang telah baik.
b' Menentukan ukuran lot (N) misaljumlah kemasan utama atau unit
contoh.
c l\4enentukan jumlah unit contoh (ukuran contoh (n) yang harus
engan pertimbangan ukuran kemasan, ukuran diambil dari inspeksi lot,
toidan tingkat inspeksi.
c Penrilihan secara acak juntlah unit contoh yang
terah ditentukan per lot, memberi
ertimbangan yang tepat untlrk penandaan
atiu id'enti:fikasi datam pemilihan contoh.
e Mengrrji produk sesuai persyaratan standar
codex. Krasifikasrkan kemasan atau
ontoh yang tidak mentenuhi spesifikasi unit
erdasarkan pada penentuan cacat yang tertera
mutu standar sebagai cacat
airum Standar codex.
f' Lihat rnetode pengambiran contoh yang tepat pada
rampiran 1a
g Pertimbangkan, lot diterima jika jumlah contoh
cacat sama atau kurang dari jumlah
contoh yang dapat diierima (c) dari rencana
ang tercantum pada lampiran 1a.
utu, r.ioor"o-,*"*t1n,l'.fo,on seperti
h' Pertimbangkan, lot ditolak
iika iumlah contoh cacat melebihi
iterima (c) dari rencana atai metode pengamoit"r,-.ontohiumlah contoh yang dapat
ada larnpiran 1a. seperti yang

5.3 Aplikasi rencana / metocle pengambilan contoh


a. Tingkat inspeksi I (luhat surb * bagian 5.2 (a).
Lot terdiri dari 1200 karton yang berisi kemasan
berukuran 12 x z,s lb setiap kartonnya.
Keputusan harus diarnbil menggunakan Tingkat
rnspilsi I karena terjadi rnasalah dan
idak diketahui asal usul barai mau.pun mutunya.'Kemasan
Standar Codex atau dianggap sibagai'unit contoh ditentukan berdasarkan

Ukuran lot (N) : 12.000 x 12 atau 14.400 unit


Ukuran kontainer : 2,5 lb
Tingkat inspeksi : 1 (lihat metode pengambilan contoh, lampiran
1a)
Ukurarr contolr (n) : 13
Jumlah yang diterirna (C) :2
Dalarn,.contoh ini jika tidak ditemukan contoh yang
ang diambil maka lot dapat diterima, cacat lebih dari 2 dari 13 kemasan
Jika, teriapJt g .;ton yang cacat atau lebih
3 contoh tersebut maka lot ditolek atau tid3\ dari
rrjrunrr.ripersyaratan. lstilah cacat yang
igr'inakan dalam metode pengambilan contoh
ditetapkan dalam standar codex.

11 dari 22
I

sNl 01-3551-2000

b. Tingkat inspeksi lt (lihat sub - bagian S.2 (a).


Jika dalam contoh terdahulu (S.g (a) mutu yang bagus berada dalam masalah
dan
sebuah metode alternatif diperlukan untuk menentuian atau menentukan
ulang lot
tersebut,. peningkatan ukuran contoh dilakukan pada tingkat inspeksi ll,
dengan
menyeleksi paling sedikit 21 kemasan.
Ukuran lot (N) : 1200 x 12 atau 14.400 unit
Tingkatinspeksi ; 11 (rihat metode pengambilan contoh z, lampiran 1a)
Ukuran contoh (n) :21
Jumlah yang diterima :3

5.4 Catatan mengenai ukuran contoh


Tidak perlu membatasi ukuran contoh sebagai minimum ukuran lot dan tingkat
i'rspeksi_y-ang tepat, Dalam semua ka.sus, contoh yang lebih besar
dapat dipilih, Dalam
contoh 5.3 (b) perkiraan yang lebih dipercaya mengenai mutu lot oapal oinuat
dengan
mengambil contoh sebanyak 29 atau 48 dan meiggunakan jumlah ketentuan, ying
diterima sebanyak 4 clan 2 berturut - turut.

12 dari 22
-T
sNt 01-3551-2000

Lampiran 1a
Metode pengambilan contoh 1
(Tingkat inpeksi l, AeL 6,5)
=
Berat bersih sama atau kurang dari 1 kg (2,2 lbi

Ukuran lot Ukuran contoh Jumlah yang diterima


(N) (n) (c)
4.800 atau kurano 6 1

4.801 - 24.000 13 2
24.0A1 - 48.000 21 3
49,001 - 84,000 29 4
84.001 - 144,000 48 6
144.001- 240.000 84 I
Lebih dari 240.000 126 13

Berat bersih tebih dari 1kg (2,2 rb) tapitidak rebih


dari 4,5 kg (10 rb)
Ukuran lot Jumlah yang diterima

2.400 atau kura


2.401 - 15,000
19.001 - 24.AA0
24.001 - 42.000
42.001 - 72,000
72.001 * 120.000
Lebih dari 120.000

Berat bersih lebih dari4,S kg (10 tb)

Ukuran lot Ukuran contoh Jumlah yang diterima


(N) (n)
{c)
600 atau kura 6 1

601 * 2..000 13 2
2.,001 - 7.200 21
,
.2U 15.000 29 4
15.001 24.000
6
24.001 * 42.000 84 9
Lebih dari42.000 126 13

13 dari 22
$Nt 01-3551-2000

Metode pengambilan contoh 2


(Tingkat inspeksi ll, AeL = 6,S)

Berat bersih sama atau kurang dari 1 kg (Z,Z lb)

Ukuran contoh Jumlah yang diterima

4,800 atau kura

?4.001 - 48,000
48.001 - 84.000
84.001 - 144.000
144.001 * 240.000
Lebih dari 240.000

Berat bersih lebih dari 1kg (z,2 rb) tapitidak rebih dari
4,5 kg (10 rb)
Ukuran lot Ukuran Jumlah yang diterima
(N) (n) (c)
?.400 atau kurano 13 2
2.4A1 - 15.000 zt J
15.001 * 24.000 29 4
24.001 - 42.000 48 6
42.001 - 72.000 84 I
72.0u - 120.000 126 13
Lebih dari 120.000 200 19

Berat bersih lebih dari4,S kg (10 tb)

Ukuran lot Ukuran contoh diterima


(N) (n) (c)
600 atau kuranq 13 2
-
601 2..000 21 3
2..001 - 7.20CI 29 4
7 15.000 48 6
15.001 - 24.000 84 I
24,001 , 42.000 126 13
Lebih dari 42.000 200 19

14 dari 22
sNt 01-3551-2000

pe nje ta sa n r un s" nu iL#l:ffi I : pen sa m b iI a n c o nro h

:engantbilan contoh
::^3antbilan contoh
atlalah proses,pena.rikan atau pemilihan
:'r sebuah lot atau hasil produksi' kemasan atau unit contoh
Hasil otri p"ngur[rlan contoh berupa
'a<'raar'l penilaian untuk menerima, informasi perihal
menolak atiu menegoisasikan pembelian. prosedur
:^arrkan contoh yang meliputi ukuran
contoh dan kriterii pun.riruln'ilur"nyu
::agai "penarikan contoh".
:-3 sekarang ini
dapat digunakan' $uatu metod6
banya[iiri.* p*n*rimaan pengambiran dikenal
contoh
v"ng ilputl;;;;k suatu prooui< atiu tipe inspeksi
; "#-jmaan
H *JH" [ :il:ff :fl ' ;::::i#*Jffi :f T' n; in sp e r< s i.va
n r etooe'va n
s ];;
: ::7 pensambilan .onton,-
n3;irgiril
fi"|,Tfllnlffi" ?:'#, rJ;TS.[ff|
:-::;k akhir' Persyaratan awat teiseourt oimuili'o-.;;;merusak
cikenal sebagai "penarikan tonton yung kemasan. Tipe inspeksi
:-'rer-lukan ru*ruil"s"rrin
waktu analisa yang cukup pun;rng.-w"r.tu kerusakan produk, tipe ini
r:ncmis dalam tipe inspek-ti
analisa o"n r,lnirrngan nilai
: e'r pengembangan, metode ving merusak min;aoi faktor pembatas yang
pen"gambit.n .onion signifikan
'una eva'luasi mutu dalam proses
ukr-rran contoi harus relatir kecir?puyu
:;;:r:il:[,m.akanan' metode dapat diaprikasikan

Resiko

--'*an dari metode pengambilan


contoh yaitu harus menerima lebih
::^ rnenolak rebih banyak rot yang banyak
'jerek,,. xarena-na'riioi t *rungki;;;;;ulot
yang ,,baik,,
=sempatan terkait dalam hal ini, peruang dan
:s ae' Faktor resiko ini harus maka ciperrur.an'ffitrrun yang melibatkan eremen
Jituiiru sebagai Lagill o"ri suatu prosedur
:r:ch' untuk meningkatkan penarikan
:gi pembeli dari penerinraanukr-tran sampel o'lperrukin'metode yang
nrutu yang tidai< r"rrii. uengan kata
mengurangi resiko
:r:oh, makin borkurang resiko yrng ditioJtgr lain, makin besar
soeksi nterupakan petunjuk jirmrin Jrim ienerim"an ror yang,jerek,,. Tingkat
reratif d";i;;;;;ikan conroh dan
enuniukkan lot produk atarr'golongan produk.: inpeksi harus
::Eawasan ketat dan memenuhi persyaratan Jika inspeksi
tot-Jit<emas dengan
:ak menimburkan perubahan standar Cooex, perubahan tiigkat inspeksi
ini merupakan lot yung vrni
oui"rti bagi
f i;rik; i"rgg,, dan penjuar. Dengan kata
iorit'l dun oihisilkin
,i r.tui pelaksanaan dan
::iarikan contoh yang baik' keefektifan metod.e metode
-:ara lot yang "baik" dan 'Jerek" p"ngu;bitun contoh dalam membedakan
at Gambar 1) untuk variasi ut oapat oitet:tl"il""fta1 pemerit,saan merarui kurva
uian conton. senagailonton, jika cc
:rgan cacat tidak lebih dari 6,5% lot at<an sebuah lot diproduksi
::gan nretode pengambiran contoh yang memiririi ""g r.ep rcavaar-ss; setiap kari
-:3uksi mensandunq j,uTrgl cacai yans .menggunakan nor_ o.s. oi Li, pihak, jika
cukup d;;;, ilgkat inspe-ksi;r';;
salnva ukuran conton lebih besirj
rkLr r.irgr;;;;iiesil<o penerimaan rot rebih
yang
tingsi
rneninskatnva ukuran contoh-oitera"ngkan tidak
;:;:? nfitjttlti secara tebih mendetail pada

15 dari 22
sNt 01-3551-2A00

.nt

3: a satu petunjuk periimbangan dalam mengembangkan statistik penerimaan metode


::-3arnbilan contoh adalah menyeleksi AQL yang sesuai atau tingkat penerimaan mutu.
-':-a<teristik tersebut ditetapkan sebagai persentase maksimum-cacat
dalam lot yang
:::al cjiterima setiap kali (perkiraan g5%o). Lot atau proses produksi yang menganiiun
=: 1 sanyak produk yang cacat cenderung tidak akan diterima. Perbandingan antira yang
: :: aK dan diterima meningkat bila ukuran contoh meningkat dan bila peisentase prbOut<
:"::ar dalam lot meningkat
I :": pengembangan metode pengambilan contoh ini, AQL 6.5 dipilih untuk penerimaan lot
:-3 berhurbungan dengan evaluasi mutu. Dengan kata lain, AeL 6.S digunakan dalam
E::ce pengambilan contoh (lampiran
ini 1a) untuk menetapkan apakah sJatu inspeksi lot
-a-:enuhi mutu minimum dari $tandar Codex atau tidak, penilaian ini berdasarkan
:.:galaman dan kemampuan suatu industri untuk memproduksi buah
s:",Jran yang diawetkan serta proses pengolahan makanan lainnya. Untuk-faktor faktor
buahan dan
, :-; lain (seperti nilai brix dan berat bersih) dapat digunakan
-
yang lain. Metode
::-3ambilan contoh dapat digunakan untuk kisaran AQL dimutai dari n-ilai k"tat 0,10
::-paj nilai lunak 25,0 ketatas, tergantung darijenis produk atau kriteria yang digunakan.
- -gkat inspeksi

, :::ce pengambilan contoh ini menggunakan dua tingkat inspeksi yaitu


tingakat inspeksi
::- ll. Kedua tingkatinspeksi ini dapat diterapkan pada metode pengarnbilan contoh bagi
I

-s:exsi suatu komoditi, tergantung pada beberapa kedaan.


Untirk ti4uan penjualan yan
-:::al maka tingkat inspeksi lyang direkomendasikan. Pada kasus bermasalah atau
' l-licVel'sial, misal untuk tujuan yan memerlukan Codex sebagai penyelesaian, sebaiknya
: - (at inspeksi ll yang digunakan. Ukuran sampel yang lebrh l."ecil daripada yang
: . e:endaki pada tingkat I dan ll dapat diterima, misal ketika produk dicek untuk
::":asangan label atau untuk pendeteksian zat aditif yang tidak drizinkan, Bagaimanapun,
'-:3:.a penerimaan pada metode pengambilan contoh yang mengizinkan cacat 6,S% tjdat
:::aku pada inspeksi tersebut.
*'-r, a OC

::s <c pembeli dan penjual yang berhubungan dengan ukuran sampel
: ^a: pada kurva OC. Pada lampiran 3 terdapat kurva OC dan padadan mutu lot dapat
lampiran I dapat
: -:: metode pengambilan contoh. Untuk tujuan inspeksi pada produk yang cacat maka
-'"ar contoh lebih dari 84 tidaklah praktis, karena pada inspeksi elinjutnya tidak
':':apat data - data yarrg cukup untuk emberigaransi waktu dan biaya pengujian.

l: :n mempelajari kurva OC pada AQL 6,5, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
' Semua kurva menriliki arah yang sama walaupun kurva untuk contoh berukuran 6 lebih

i Semr'ia kurva menunjukkan persilangan pada titik koordinat 6,S% cacat dan
:enerimaan lot pada perkiraan g5% selang kepercayaan.

16 dari 22
sNt 01-35s1-2000
-
Makin besar ukuran contoh, kurva semakin tajam dan semakin menunjukkan
perbedaan, misal lot yang memiliki cacat lebih dari6,'5% akan
semakin banyak ditolak,
4- Ukuran contoh yang lebih besar tidak secara langsung berpengaruh terhadap
penambahan cotttoh. Contohnya, untuk lot yang berukuran O (furva
d1 O"ngan cacat
sebesar ZQo/o maka lot yang diterima sebesar 65%. Sedangkan untuk ukuran
lontoh 4g
(kurva L) maka lot yang diterima sebesar 2270. Pacia contoh ini, rasio rniurt
kemungkinan dari perrerimaan hanya 3 ; 1.

yPk menjelaskan penggunaan kurva Oc (AQL 6.5) diasumsikan bahwa lot


memiliki cacat
10%-
.
Lot dengan cacat 6,5?o akan diterima pada perkiraan gsyo, cimana frekuensi
penerimaan akan ditambah seiring dengan penurunan persen
l*€t cacat. Tetapi, lot dengan
10% tidak memenuhi syarat dan jika loi tersebut merupakan tot yang
marjinal, mixa
h tersebut tidak diterima. Pengujian terhadap kurva OC dapat ditihai
t"d; contoh yang
berukuran 6 (kurva E) akan menerima lot yang marjinal sebesar g8yo, sedangkan
contoh
berukuran 84 (kurva M) lebih baik karena menerima lbt sebesar 6s%.

Di&ain pihak, jika lot memiliki cecat 30%, contoh yang berukuran
0 (kurva E) hanya
nrenerima lot sebesar 4za/0, sedangkan contoh ying"berukuran
z.l (kurva J) hanya akan
nnrenerima lot sebesar Bvo dan contoh yang berukuran g4 (kurva
M) tidak akan menerima
lot-

17 dari 22
sNt 01-3551-2000

AqL r 6,5 -
Identtllkrll Knrv* OC
E H .l 1{ L M N
n ct n g{ n cf n sf 11 gl It gr n 0r
6 lz rg 2,s er 3{ g,s j[s 88 6? sq 9ro ,x r$ t{
Kurv* OC*AQL * 6,5
tCI0

90

eo

t 70
L
6
EI
ta
L
(, ss
rI
d
so
>.,
c
4S
*l,
n
{t
a
g}
$0
ai

e0

IS

18 dari 22
sNt 01-3551-2000

Lampiran 2 Bilangan asam

[lefinisi: Bilangan asam adalah jumlah mgr kalium hidroksida


yang yang diperlukan
'enetrarkan asam bebas daram grim contoh. Untuk contoh yang yang untuk
t tidak
''mengandung asam.,- asam bebas yan[ tain asam lemak, bilangan
lengsung dikonversikan dengan faktor yang asam dapat secara
tepat untuk persentase asam lemak bebas.

Ruang lingkup: Digunakan untuk produk hewani


mentah dan yang telah dimurnikan,
produk nabati, lemak dan minyak ikan laut,
aan proork olahan yang o;ra;at oari bahan
ahan tersebut. -
Peralatan:
' . Labu Erlenmeyer 2S0 atau 300 ml
Pereaksi:
1' Kalium hidroksida-(KoH),0,1N
- secara tepat dibakukan dan bebas karbonat. Lihat
spesifikasi AOAcs H * 15 - 5? sebagai petunjuk, irrn"nran 6 g KoH murni kedalam
1 L air didalam labu Erlenmeyer2 L,-didihkan
10 menit sambil oiaout<, tambahkan 2 g
barium hidroksida (ba(oHh) murni, didihkan s
diamkan beberapa iam' saring deng;n corong gelas- io *unit, dinginkan,j"ru;n
tutup tabu dan
dan tu*p"-ttrn botol yang
tahan alkali serta^dilindungi Jari Cbz. gakufai-Oengan
hidrogen phtalat (CaHsKoq) dan indikaior pnenotpilrarein
titrasi menggunakan kalium
(tihat catatan 1)
2' Campuran pelarut.
l-itl dari
toluene (spesifikasiAocs
isoprophil alkohot (spesifikasi Aocs H18
H19 - sb; datam uoru**'vlng sama lihat catatan. -
58) dan
tersebut harus dapat memberikan kejelasan dan campuran
menggunakan phenolpthalein.
ri*i+r"n titik akhli'iitrasi dengan
3- Larutan indikator 1,0%o dalam isoprophil alkohol.

Prosedur:
'i" Tambahkan larutan indikator kedalam
.sejumlah pelarut yang dibutuhkan dengan
perbandingan 2 ml dalam 125 ml dan netralkun
J"n'g"n alkaii s;mpui i*in"ntrk warna
merah muda (sedikit) tetapi permanen.
2' Tetapkan ukuran contoh sesuai dengan taber berikut
ini;

Bilangan asam Berat sampel Ketepatan


(* 10%), g tg
0- 1 20 0,05
1*4 10 002
4- 15 2,5
15 -75 0,5
__ g,-0-91*
Lebih dari 75 0,1 0,0002

19 dari 22
sNt 01-3551-2000

- ^i3ang sejumlah cairan contoh yang tercampur homogen kedalam labu erlenmeyer.
-:rrcahkan 125 nrl campuran pelarut netral. Pastikan bahwa contoh telah
melarut
::ngan baik sebelum ditirasi. Pada beberapa kasus penghangatan perlu dilakukan
::-< contoh dengan cara labu digoyangkan secara kr-rat pada saat titrasi dengan
.:=rCar alkali sampai terbentuk pertama kali warna merah yang stabil dan
-.:miliki instansi yang sama seperti pelarut netral sebelum muda
ditambahkln kedalam
::::ch. Warna tersebut harus telap bertahan selama 30 detik.
:
=':.tungan
(A-B) xNx56,1
' : ?rgan asam, mg KOI{ / g contoh =
\A/
vv

.:':_:-aan'
- _ _,.gsr r.

- ::a,ah ml standar alkali yang digunakan pada titrasi


: =::iah ml standar alkali yang dugunakan pada titrasi blanko
::= ah normalitas standar alkali
.::'ah berat sampel

"- -' -lsnyatakan asam lemak bebas sebagai persentase oleat, laurat, atau palmitat,
bagi
: .-;:."i asam dengan faktor 1,S9, 2,81 atau 2,19 secara berurutan.

':::.:tlan
::retapan hasil tunggal dari 2laboratorium yang berbeda seharusnya tidak
-:r,mbuikan perbedaan nilai yang lebih dari 0,22 dan ukuran dari 4, serta tidak juga
=: r dari 0,36 dalam kisaran 4 -20.
: ": sedur alternatif untuk sarnpel yang benvarna pekat

l:.: :tan

" *::-ng elekti"oda kaiomel pH meter untuk titrasi elektrometri Tipe elektroda kolomel
:::ertu harus digunakarr (lihat catatan2).
- :'-3aduk mekanik dengan beberapa kecepatan yang dapat cjratur dilengkapi dengan
::-3rat pengaduk.
" :-':t 10 ml, yang memiliki ketelitian 0,05 ml dan ujung bulat 10 cm ciibawah stopper.
- 3= as piala 250 ml
i -:*:at berdiri dan bantalan untuk elektroda, stirer dan buret.

A dari 22 I
sNl 01-3551-2000

::-::.sl
- .-':c€ngan prosedur titrasi phenolphthalein, kecuali stndar alkali
harus dibakukan
::-:3:r titrasi elektrometrik dengan kalium phthalate murni dan tanpa
memerlukan
:--:a.i;ndikator

--.::- /

. -::::'ian ukuran sampel


-
dari prosedur diatas (tabel diatas) dan timbang contoh lalu
3S-{,i3n kedalam gelas piala 250 ml.
-a-:ahkan 125 ml campuran pelarut.
-3:3i(an gelas piala tempat titrasi sehingga elektroda tercelup setengahnya.
e a(an pengaduk dan operasikan pada kece-patan
tertentu sehingga terbentuk
:-:3:an
",' yang banyak tanpa terjadi percikan. celupkan r.rjung
nuret iimpai t
: :r,..an permukaan sampel. cm

-:-asr dengan penambahan alkali yang tepat.


Setelah penambahan alkali, sampai
::-3acaan meteran konstan (biasanya dalam 2 menit) lalu catat buret
*::s:3ir pembacaan. Batasi penambahan dan grafik
alkali sehingga perubahan pada meieran
::*:3caan sebesar 0,S r.rnit pH (0,03 volt) atau kurang, ketika perubahan pacla
:--=s lerjadi lalu tambahkarr 0,0b ml alkali, kurva

larutan titrasi, cuci elektroda isoprophil alkohol dan celupkan dalam


_-t_.t ^:t air

-2" -1-)n untuk titrasi blanko, gunakan 12s ml campuran pelarr_rt.

(A-B) xNx56,1
--;ar asam, mg KOH / g sampel =
W
: :':- -:a

==n
i-:rl alkali standar yang digunakan untuk titrasi sampai bagian pertengahan
::- :='-bahan kurva titrasi sampel
::::^ rnl standar alkali yang <ligunakan untuk titrasi pH pacja meteran pembacaan
:^-::rikan nilai yang sanra pada blanko
2:? 2^ t;ormalisasi standar alkali
::: :^ oerat sampel
:^r;atakan asam lentak bebas sebagai persentase oleat, laurat,
atau palmitat, bagi
: " l=- ::am dengan faktor .1,gg, 2,81, atau 2,1g secara berurutan,
rer-haiikan lsoprophi alkolrol
mudah terbakar dan beresiko untuk terbakar. Batas
'::i-a adalalt2- 1292o. Eeracun terhadap pencemaran darr pcrrrirjrasan.
TLV diudara 400
: '-3ah terbaltar dilll bcrr)siko tinggi untuk terbakar. Batas lel"r,rk;rr.r cliucJara adalah 27
' --l terhadap pencerniiiiitt ti;'tn pernapasan. TLV diudara :,tt){rsar 100 ppm. penutup-
-
='-s digunakan pada :;a:rt p*nggunaan toluene.

21 dari 22
sNl 01-3551-2000

hdr larutan metanolik kalium hidrksida (0,1 N) (lihat spesifikasi AOCS H15 - 52), mungkin
Apa*an sebagai suatu alternatif titrasi dalam standar larutan encer. Metanolik kalium
Hrtida dilaporkan memberikan sitem pelarut yang komplit, memilikititik akhir yang tajam dan
tb.
tl meler haris distandarkan pada pH 4 oleh larutan biffer standar. Beberapa saat sebelum
{nfan, bersihkan elektroda dengan kai atau tissue dan rendam beberapa menit dalam air
ffil* Pada sbtiap minggu atau lebih sering, jika perlu elektroda dibersihkan dengan larutan
Ftd yang tepat. Bersihkan juga elektroda kolomel dan isi ulamg dengan elektrolit kalium
mr fiCI) yang baru setiap minggunya. Kedua elektroda harus disimpan dalam air destilasi
n dgunakan.
lsc. off. Anl Chem.59:658 (1976)

22 dari 22

Anda mungkin juga menyukai