Anda di halaman 1dari 184

MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN,

IBU NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR NY. “D” G1P0A0H0 USIA
KEHAMILAN 39 - 40 MINGGU DI BPM YOSTI, S,ST. KEB

Laporan 28 Minggu

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata


Kuliah Praktek Klinik kebidanan

Oleh :

REVI RAHMA YANTI


NPM : 1910070130016

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2021
LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny “D“ G1P0A0H0 Usia


Kehamilan 39- 40 Minggu, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di BPM Yosti,
S.ST, Keb telah disetujui, diperiksa dan siap untuk diujikan dihadapan Tim Penguji
Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang.

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Hendri Devita ,SKM, M. Biomed) (Nirmalasari, S.ST, M. Keb)

Mengetahui :

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Fakultas Vokasi

Universitas Baiturrahmah

(Hendri Devita, S.KM, M.Biomed)


INFORMED CONSENT

Bersama ini saya menyatakan bahwa :

Nama : Ny “D”

Umur : 21 tahun

Alamat : Salayo

Istri dari

Nama : Tn ”N”

Umur : 25 tahun

Alamat : Salayo

Bersedia menjadi pasien pada bimbingan Asuhan Kehamilan Trimester III,


ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dari mahasiswa kebidanan yang bernama
“REVI RAHMA YANTI” yang didampingi oleh dosen dan bidan sebagai pemberi
arahan dan asuhan. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, saya tidak meminta
pertanggung jawaban penuh pada mahasiswa tersebut.

Solok, November 2021

( Ny “D” )
LEMBARAN PENGESAHAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “ D “


G1P0A0H0 DENGAN USIA KEHAMILAN 39 – 40 MINGGU DAN
IBU BERSALINAN, IBU NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR
DI BPM YOSTI, S.TR, KEB CUPAK KABUPATEN
SOLOK 01 – 04 NOVEMBER 2021

Oleh:

REVI RAHMA YANTI

1910070130016

Moderator

(HENDRI DEVITA, S.KM, M.BIOMED)

Penguji I

(IRA SURYANIS, S.ST, M.KEB)

Penguji II

(AFRAH DIBA FAISAL, S.ST, M.KEB)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan shalawat beserta salam untuk Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik
yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Ny “D“ G1P0A0H0Usia
Kehamilan 39 – 40 Minggu Ibu Bersalin , Ibu Nifas, Bayi Baru Lahir di BPM
Yosti, S. ST, KEB Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk rnemenuhi
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Jurusan DIII Kebidanan Universitas
Baiturahmah Padang.

Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan


dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

1. Bapak Prof, Dr. Apt. Amri Bakhtiar, MS.DESS selaku Dekan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah

2. Ibu Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Wakil Dekan I
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah

3. Ibu Ns. Zufrias Riaty, S. Kep, M. Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah

4. Ibu Hendri Devita, S. KM. M. Biomed selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah.

5. Ibu Hendri Devita, S. KM. M. Biomed selaku Pembimbing I yang dalam


kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

6. Ibu Nirmalasari, S.ST, M. Keb selaku Pembimbing II yang dalam


kesibukannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh kesabaran sejak awal sampai akhir sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan ini.

i
7. Ibu Yosti, S.ST, KEB selaku Pembimbing Klinik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama di Lapangan.

8. Teristimewa buat Ibuku, Ayahku dan Keluarga besarku tercinta yang telah
banyak memberikan dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti-
hentinya kepada penulis dalam mencapai cita-cita.

9. Teruntuk teman hidupku Aldian Yosra yang telah memberikan semangat dan
dorongan dalam pembuatan Laporan ini.

10.Kepada Rekan-rekan Sejawat yang telah memberikan dorongan dan semangat


dalam pembuatan Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat Laporan ini masih banyak


kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis karena itu penulis
mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan Laporan ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya di bidang kebidanan.

Solok, November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan Pembinaan.........................................................................................5

1.3 Manfaat Penulisan.........................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Pengertian Kehamilan...........................................................................7

2.1.2 Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil Trimester III...............................7

2.1.3 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III.............................11

2.1.4 Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III.....................................14

2.1.5 Ketidaknyamanan dalam Kehamilan pada Trimester III......................18

2.1.6 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III.....................................23

2.1.7 Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III......................................24

iii
2.1.8 Asuhan Antenatal..................................................................................29

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................38

2.2 PERSALINAN

2.2.1 Pengertian Persalinan............................................................................44

2.2.2 Jenis - Jenis Persalinan..........................................................................44

2.2.3 Penyebab Mulainya Persalinan.............................................................45

2.2.4 Tanda – Tanda Persalinan.....................................................................46

2.2.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan........................48

2.2.6 Perubahan Fisilogis pada Masa Persalinan...........................................44

2.2.7 Tahap Persalinan...................................................................................51

2.2.8 Kebutuhan Ibu Dasar Bersalin..............................................................62

2.2.9 Lima Benang Merah dalam Asuhan persalinan....................................64

2.3 PARTOGRAF.............................................................................................67

2.4 BAYI BARU LAHIR (BBL)

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir...................................................................74

2.4.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir.......................................................................74

2.4.3 Perubahan Fisiologis bayi segera setelah lahir......................................75

2.4.4 Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 Jam Pertama....................................78

2.4.5 Macam- macam Reflek pada Bayi Baru Lahir......................................82

iv
2.5 NIFAS

2.5.1 Pengertian Masa Nifas...........................................................................86

2.5.2 Tujuan Masa Nifas................................................................................87

2.5.3 Tahapan Masa Nifas..............................................................................88

2.5.4 Rekomendasi WHO tentang Perawatan Post Natal...............................88

2.5.6 Adaptasi Fisik pada Masa Nifas............................................................91

2.5.6 Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas.....................................................95

2.5.7 Kebutuhan Dasar pada Masa Nifas.......................................................97

2.5.8 Kunjungan pada Masa Nifas………………………………………….100

2.6 KONSEP MANAJEMEN………………………………………………..101

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil…………………………106

3.2 Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin……………………….123

3.3 Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas…………………………..148

3.4 Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir…………...………158

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………...168

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………..181

5.2 Saran………………………………………………………………………182

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….184

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indeks Massa Tubuh..................................................................................32

Tabel 2.2 Ukuran TFU menurut Penambahan Pertiga Jari........................................33

Tabel 2.3 Ukuran TFU dengan Menggunakan Metline.............................................34

Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi Tetanus Toxoid..............................................................35

Tabel 2.5 Bidang Hodge............................................................................................49

Tabel 2.6 Kriteria APGAR SCORE...........................................................................77

Tabel 2.7 Jadwal Kunjungan pada Masa Nifas…………………………………….101

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Uterus ....................................................................................................8

Gambar 2.2 Set Haemometer.....................................................................................38

Gambar 2.3 Pemeriksaan Kadar Hb Metode Sahli....................................................39

Gambar 2.4 Hasil Pemeriksaan Protein Urine...........................................................41

Gambar 2.5 Hasil Pemeriksaan Glukosa Urine..........................................................43

Gambar 2.6Masuknya Kepala dalam Panggul...........................................................57

Gambar 2.7 Penurunan Kepala .................................................................................57

Gambar 2.8 Putaran Paksi Dalam..............................................................................58

Gambar 2.9 Ekspulsi..................................................................................................59

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan trimester III dimulai pada umur kehamilan 28 minggu sampai 40


minggu. Ibu hamil cenderung terlihat khawatir pada usia kehamilan ini, mungkin
merasakan ketidaknyamanan yang dialami pada ibu hamil trimester III,
ketidaknyamanan ini dapat memmpengaruhi persalinan dan masa nifasnya.
Ketidaknyamanan yang dialami seperti nyeri punggung, susah bernafas, gangguan
tidur, sering kencing, kontraksi perut, pergelangan kaki membengkak, kram pada
kaki, rasa cemas dan masih banyak keluhan-keluhan yang lain (Dheska, Sri. 2018).

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan


wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih
selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali
melahirkan (Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny, 2013). Proses persalinan dipengaruhi
tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passanger (janin), power (kekuatan).
Persalinan dapat berjalan dengan normal (Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi
dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan
yaitu psikologis dan penolong (Rohani dkk, 2011). Pada ibu yang pertama kali
menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat pada
peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan
menjadi tidak lancar (Wijaya dkk, 2014). Sehingga dalam suatu persalinan seorang
istri membutuhkan dukungan fisik maupun psikis agar dapat meringankan kondisi 2

1
2

psikologis ibuyang tidak stabil, peran suami sangat dibutuhkan selama proses
persalinan.

Post Natal care atau Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(Anggraini. 2010) Post partum atau masa nifas disebut juga puerperium yang berasal
dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. (Anggraini,2010) Persalinan Sectio Caesar adalah suatu persalinan
buatan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram (Boyle,
2009) Sectio caesarea dilakukan apabila ibu tidak memungkinkan untuk melakukan
persalinan pervagina. Yang disebabkan oleh abnormalitas pada bayi atau ibu yang
memiliki komplikasi kelahiran Setelah persalinan sectio caesarea, ibu akan
mengalami hambatan dalam bergerak yang disebabkan oleh tindakan pembedahan
sectio caesarea yang mengakibatkan putusnya kontinuitas jaringan yang merangsang
area sensorik yang menimbulkan rasa nyeri, sehingga ibu lebih memilih untuk tidak
beregerak agar nyeri pada luka operasi tidak bertambah, yang membuat ibu tidak bisa
melakukan Activity Daily Leaving secara mandiri salah satunya yaitu kebutuhan
Personal Hygiene seperti mandi, oral hygien, eliminasi dan berhias sehingga
membutuhkan bantuan baik dari perawat maupun keluarga. Personal Hygiene juga
sangat penting mengingat ibu mempunyai luka 2 operasi pada dinding perut, sehingga
harus dilakukan perawatan diri secara rutin agar tidak menyebabkan infeksi pada luka
bekas operasi. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan
penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan. (Mitayani, 2009:1)

Bayi baru lahir usia 0-28 hari (neonatus) merupakan generasi penerus yang
akan berperan penting di masa yang akan datang. Bayi yang sehat akan menjadi
modal utama dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas dan produktif.
Untuk itu asuhan tidak hanya diberikan pada ibu saja , tetapi juga sangat diperlukan
asuhan kepada Bayi Baru Lahir (BBL). Masa bayi baru lahir atau yang disebut
neonatus merupakan masa yang rentan terhadap gangguan kesehatan dan merupakan
3

periode yang rawan bagi kelangsungan hidup kedepannya. Menurut Rahardjo (2015)
bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusiaa 0-28 hari yang memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi
(penyesuaian dari kehidupan intrauteri ke kedhidupan ekstrauteri) dan toleransi bagi
bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik.

Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten


Solok tahun 2016 s/d 2021 dibandingkan dengan target yang tertuang dalam
dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM) maka indikator yang belum tercapai
dan menjadi isu strategis adalah sebagai berikut :

 Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian
Balita (AKABA) masih menjadi masalah di Kabupaten Solok (capaian tahun 2019 :
Jumlah Kematian Ibu sebanyak 14 orang ; Jumlah Kematian bayi sebanyak 60 orang
dan Jumlah kematian Balita sebanyak 70, sedangkan pada tahun 2018 jumlah
kematian ibu 10 orang dan kematian bayi 66 sudah mengalami penurunan namun
masih tetap menjadi prioritas masalah di Kabupaten Solok hal ini dapat di sebabkan
karena masih banyaknya jumlah kehamilan risiko tinggi, masih rendahnya deteksi
dini masyarakat terhadap kehamilan beresiko serta kurang mampunyai kecepatan dan
ketepatan pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi, demikian pula
dengan AKB yang antara lain disebabkan asfiksia (sesak nafas saat lahir), bayi lahir
dengan berat badan rendah (BBLR), Pneumonia, Maningitis (encepalitis), sepsis,
kelainan jantung , kelainan bawaan.

Upaya untuk menurunkan AKI, AKB dan AKABA dengan pelayanan kesehatan
ibu dan bayi/ anak di puskesmas PONED, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan
masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan sarana,
belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta masih kurangnya
kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk masih belum optimal, sehingga masih
4

diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang sesuai
dengan standar.

Dalam rangka mempercepat pencapaian kesehatan ibu yang optimal, selain


program ANC yang sudah lama berjalan, diperlukan peran serta baik dari
perseorangan maupun terorgansasi. Peran serta ini melibatkan ibu hamil itu sendiri
dalam kegiatan kelas ibu hamil. .Manfaat kelas ibu hamil adalah dapat melakukan
deteksi dini secara mandiri, peningkatan manfaat penggunaan buku KIA oleh ibu,
interaksi antara ibu-ibu dan ibu-tenaga kesehatan sehingga hubungan terjalin dengan
baik. Diharapkan dengan kegiatan ini setiap ibu hamil dapat melewati kehamilan,
persalinan dan nifas dengan aman dan selamat sehingga akan menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Selain itu, dalam kelas ibu hamil, bidan
menjalankan peran sebagai pemberi promosi kesehatan sesuai dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki oleh bidan dalam hal kesehatan kehamilan. Dengan
demikian, ibu hamil dapat melakukan sendiri deteksi dini ketidaknormalan yang
mungkin terjadi pada dirinya (Royal College of Midwives, 2015)

Untuk mengurangi angka kematian ibu pemerintah mempunyai program


pemberian supleman penambah darah yang wajib di minum sebanyak 90 butir selama
3 bulan, dan juga harus melakukan suntik imunisasi TT untuk mencegah terjadinya
infeksi pasa saat proses persalinan. (Rismalinda, 2015).

Upaya pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB adalah salah satunya
dilakukan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) yang sudah dimulai sekitar tahun 2010. Pelaksanaan P4K dengan stiker yang
ditempelkan di rumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan
terpantau secara tepat. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018
mencatat bahwa kepemilikan P4K dengan stiker hanya 23,4 %. Pelaksanaan fokus
kegiatan P4K oleh masyarakat masih rendah. (Prawirohardjo, 2016)

Dalam rangka menjamin ibu bersalin mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai


standar, setiap ibu bersalin diharapkan melakukan persalinan dengan ditolong oleh
5

tenaga kesehatan yang kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan. Pada tahun 2018,
terdapat 90,32 % persalinan yang ditolong tenaga kesehatan. Sementara itu, ibu hamil
yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan sebesar 86,28 %. Dengan demikian, masih terdapat 16 %
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. (Kemenkes, 2018).

Bidan praktik mandiri merupakan salah satu BPM yang ada di Kabupaten Solok
yang beralamat di Jl Karasak, Talang, Kabupaten, Sumatera Barat. bpm Yosti, S.ST,
KEB tempat diadakannya pkk IIB. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam mata
kuliah Asuhan Kebidanan, penulis tertarik untuk menerapkan Manajemen Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil trimester III mulai dari usia 39 -40 minggu, Persalinan,
Bayi Baru Lahir dan Nifas di BPM Yosti, S.TR,KEB Solok, dari 01- 04 November
2021. Dalam kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami berbagai proses
dan perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan pada trimester ketiga.

1.2 Batasan Masalah

Menajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D G1P0A0H0 usia


kehamilan 39-40 minggu kehamilan trimester III dengan menerapkan manajemen
asuhan kebidanan, penulis hanya melakukan pembinaan kehamilan , persalinan, bayi
baru lahir normal, nifas di BPM Yosti, S.Tr, Keb

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Setelah melakukan pembinaan, penulis, diharapkan mampu mendeteksi resiko


secara dini sehingga ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
dengan aman. Penulis juga diharapkan mendapat pengalaman nyata dan dapat
6

menerapkan serta mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan menajemen


kebidanan kepada klien dengan kehamilan normal.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu hamil
Ny. D usia kehamilan 39-40 minggu ibu bersalin pada usia kehamilan 40
minggu serta nifas, bayi baru lahir di BPMYosti, S.Tr, Kebpada tanggal 01
November - 04 November 2021.

2. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah aktual pada Ny.


D usia kehamilan 39 - 40 minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru
lahir di BPMYosti, S.Tr, Kebpada tanggal 01 November - 04 November
2021.

3. Mampu melakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah potensial pada


Ny. D usia kehamilan 39 -40 minggu dengan ibu bersalin serta nifas,
bayi baru lahir di BPMYosti, S.Tr, Kebpada tanggal 01 November - 04
November 2021.

4. Mampu melakukan tindakan segera pada Ny. D usia kehamilan 39 - 40


minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPM Yosti, S.Tr,
Kebpada tanggal 01 November - 04 November 2021.

5. Mampu melakukan penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada


Ny. D usia kehamilan 39 - 40 minggu dengan ibu bersalin serta nifas, bayi
baru lahir di BPM Yosti, S.Tr, Kebpada tanggal 01 November - 04
November 2021.

6. Mampu melakukan tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada Ny. D
usia kehamilan 39 - 40 minggu dengan ibu bersalinserta nifas, bayi baru
lahir di BPM Yosti, S.Tr, Kebpada tanggal 01 November - 04 November
2021.
7

7. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. D usia kehamilan 39 - 40 minggu


dengan ibu bersalin serta nifas, bayi baru lahir di BPMYosti, S.Tr,
Kebpada tanggal 01 November - 04 November 2021.

1.3.3 Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan dari pendidikan secara


langsung dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada ibu hamil
trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

2. Manfaat Bagi Institusi


Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan secara komprehensif mulai
dari kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
3. Manfaat Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan
dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan secara komprehensif dan
berkesinambungan di Bidan Praktik Mandiri tersebut terutama pada ibu hamil
trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

1.3.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode studi kasus yang
dilaksanakan terhadap klien dengan kehamilan normal.

1.3.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara langsung dengan klien dan keluarga menggunakan format


pengkajian
8

b. Pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan langsung pada klien meliputi


inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan alat yang digunakan adalah tensi meter,
stetoskop, termometer, timbangan, reflek hammer
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester pertama berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-400 (Sarwono,
2016).

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri


dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Yulistiana, 2015). Lama kehamilan berlangsung
sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari
(Kumalasari, 2015).

2.1.2 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III

Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester III yaitu ( Walyani dkk, 2017) :

9
10

a. Uterus

Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava


dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks).Itmus uteri menjadi
bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar
dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu
jari pada akhir kehamilan.

2.1 Gambar uterus (Adam 2010)

b. Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi

Volume darah meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32


minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh
sesak nafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah
diafragma.

c. Traktus digestivus

Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan regurgitasi karena terjadi
tekanan keatas uterus. Sedangkan pelebaran pembuluh darah pada rectum,
bisa terjadi.
11

d. Traktus urinarius

Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil akan kembali
mengeluh sering kencing.

e. Sistem muskulus skeletal

Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat hamil sedikit bergerak


untuk mengkompensasi perubahan bahu lebih tertarik ke belakang, lebih
melengkung, sendi tulang belakang lbh lentur sehingga mengakibatnya nyeri
punggung.

f. Kulit

Terdapat striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih


aktif. Berat badan akan mengalami kenaikan sekitar 5,5 kg.

g. Metabolisme

Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal


sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan
keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak
dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil seperti : kalsium 1,5 gram
setiap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin, Fosfor rata-rata
2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-50 mg per hari dan air yang
cukup.
12

h. Perubahan Kardiovaskuler
Volume darah total ibu hamil meningkat 30- 50%, yaitu kombinasi
antara plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil.
Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada pertenahan kehamilan
dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative stabil.

Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan
vena. Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat
dapat menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung
menurun. Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu
tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic
mengalami penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi
peningkatan aliran darah ke kulit sehingga memungkinkan penyebaran panas
yang dihasilkan dari metabolisme.

Pertumbuhan dan perkemgangan janin pada trimester III, diantaranya


pada akhir bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang
semakin memanjang, gerakan mata membuka dan menutup, gerakan
menghisap semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000 gram. Minggu
ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan
verniks kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo.
Kuku kaki mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya.
Janin sudah punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature
tubuh. Mata telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir
bulan.

Ukuran panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai
ke-36 (bulan kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari
kaki mencapai ujungnya, biasanya testis sebelah kiri turun ke skrotum.
Ukuran rata-rata panjang 31,7 cm, berat 2500 gram. Minggi ke-37 sampai ke-
40 (bulan kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah tercapai.
13

Dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis
telah masuk ke skrotum pada akhir bulan ini, lanugo telah menghilang pada
hamper seluruh tubuh, kuku mulai mengeras melebihi ujung tanganberi dan
kaki, warna bervariasi dari putih, merah muda, merah muda kebiruan akibat
fungsi melanin sebagai bemberi warna kulit saat terpajan cahaya. Ukuran
panjang rata-rata 36 cm, berat 7,5 pon.

2.1.3 Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester III

Menurut (Hutahaean,2013) yaitu Perubahan sikap yang dialami oleh


ibu hamil saat hamil sangat mempengaruhi janin yang ada didalam
kandungannya, umumnya kahamilan diinginkan di sambut baik oleh ibu dan
keluarga dengan sikap gembira, menjaga kesehatan janin dengan mengatur
pola makan yang tertur, periksa rutin hamil serta menjaga keaadan tubuh
supaya tetap sehat. Pada kehamilan timbul gejala yang lazim yaitu ngidam
(keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya). Akan tetapi
untuk kehamilan yang tidak diinginkan terbalik sikap ibu terhadap janin yang
ada di dalam kandunganya, bisa dikatakan tidak menjaga kehamilannya.

a) Perubahan yang dialami terhadap kehamilan

Antara ibu hamil dengan pasangannya meiliki respon berbeda-beda


terhadap menyikapi kehamilannya, tergantung cara dan kondisi psikologis
masing-masing.

1. Ambivalen

Dalam keadaan ini respon seorang wanita terhadap kahamilannya


bersifat mendua, sifat mendua karena ibu memiliki tanggung jawab
terhadap dirinya dan juga bayinya.

2. Pengakuan atau penerimaan ibu terhadap kehamilan


14

Perasaan yang tibul dari kondisi sebelum hamil akan muncul


selama hamil dan akan hilang seiring bertambahnya usia janin di dalam
kandungan. Karena bertambahnya usia janin ibu dapat mendengar detak
jantung janin, melihat janin melalui USG sehingga ibu lebih memantapkan
diri untuk menyambut kehadiran bayi di dunia.

3. Labilitas emosional

Mood wanita hamil berubah setiap waktunya, karena banyak factor


salah satunya perubahan semua yang terjadi karena kehamilan, sehingga
wanita hamil sering merasa bahwa dirinya kurang (Hutahaean,2013).

b) Pengaruh kehamilan pada kehidupan sosial

Pengaruh kehamilan pada kehidupan sehari-hari seorang wanita sangat


bergantung pada dukungan sosial. Jika kehamilan disertai dengan kesadaran
bahwa bayi merupakan dambaan dirinya, suami serta orang taunya maka
lingkungan sosial sangat ideal atau situasi yang diinginkan. Pengaruh sosial
terhadap kehamilan menurut (Hutahaean,2013) Meliputi:

1) Karir Prospek
Karier pada seorang wanita akan dibatasi oleh kehamilan. Pengaruh
kehamilan pada pekerjaan amupun sebaliknya sangat bergantung pada
jenis pekerjaan yang dimiliki oelh ibu. Meninggalkan pekerjaan selama
kehamilan mempengaruhi perasaan pada ibu hamil yang akan merasa
sunyi karena aktivitas yang telah terbiasa dialami sebelum hamiltidak
dilakukan selama hamil sehingga ibu hamil merasa sering jenuh.
2) Aspek financial

Aspek financial dapat menjadi masalah penting jika kehamilan


tidak diduga. Seperti keadaan ekonomi, lingkungan maupun social

3) Hubungan dengan orang lain


15

4) Ketakutan dan kecemasan.


5) Reaksi terhadap perubahan jasmani.
Ketidaknyaman yang timbul terhadap ibu hamil sangat signifikan
terjadi karena faktor utama yang berubah dari psikologis, yang bisa
mengakibatkan gangguan psikologis namun jika ibu memiliki jiwa yang
tenang ibu akan menerima perubahan nyata pada tubuhnya.

2.1.4 Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan


adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau priode antenatal,
yang apabila tidak dlaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes, 2013).

a) Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari SDKI tahun 2010 penyebab kematian ibu dikarenakan


perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta
yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir,
biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

b) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, sering kali


merupakan ketidak nyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang denganberistirahat. Kadangkadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang
16

kabur.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala daripre-


eklampsia.

c) Penglihatan kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh


sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
dapat m enimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi
tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kaburatau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang.

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan


tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah
pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah
dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina
(oedemaretina dan spasme pembuluh darah).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkakyang normal


pada kaki yang biasanya muncul pada sore haridan biasanya hilang setelah
beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisikyang lain. Hal
ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

e) Janin kurang bergerak sperti biasa


17

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kalidalam 1 jam).


Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulanke-5 atau ke-6. Jika bayi
tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3
kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik (Pusdiknakes, 2013).

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang


pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tandatanda
persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggusatu jam belum dimulainya tandatanda persalinan
ini disebut ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia


luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi
kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan
kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah
Rita, 2010).

g) Kejang

Menurut SDKI tahun 2010 penyebab kematian ibukarena eklampsi


(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan
dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga
muntah. Bilasemakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia (Saifuddin, 2010).
18

h) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan


adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan takjarang keduanya saling berinteraksi. Anemia
pada Trimester IIIdapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan
dannifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)
(Saifuddin, 2010).

i) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan


merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. MenurutSDKI tahun 2010 penyebab kematian ibu
karena infeksi(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2010).

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu


masuknya mikroorganismepathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsiorgan vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinandan masa nifas (Pusdiknakes,
2013).

2.1.5 Ketidaknyamanan dalam Kehamilan pada Trimester III

Menurut Romauli (2011) Ketidak nyamanan ibu hamil pada Trimester


III, adalah sebagai berikut :

a) Peningkatan Frekuensi berkemih


19

Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami


wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan
langsung pada kandung kemih.

Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus


karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan,
kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat (Manuaba, 2010).

Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana


terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung
kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih
dan uretra.

Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih


menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal
ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat
yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air
kecil yaitu dysuria, Oliguriadan Asymtomatic bacteriuria. Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda –tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum
air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat
kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus
menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana
dalam apabila terasa basah.
20

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III


dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing,
kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada siang
hari dan kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum
kopi atau teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk
meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani,
2011).

b) Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut
yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini
dapat menimbulkan spasmus.

c) Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan


karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak
nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan.

d) Edema Dependen

Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena


pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul
pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangankaki dan harus
dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
21

e) Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan


bertahan hingga trimester III. Penyebabnya antara lain :

(1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang


ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

(2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi


otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.

(3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan


tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.

f) Kram tungkai

Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidak


seimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi
tekanan pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada
saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju
ekstrimitas bawah.

g) Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang


semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga
terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi


progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada
sistem pencernaan, sehinggasistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas
otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus besar
meningkat sehingga feses menjadi keras (Pantiawati, 2010).
22

Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat


menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala).
Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan menyebabkan perubahan
besar sudut anorektal. Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat
membedakan antara flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses yang cair
akan merembes keluar. skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian
terjadi produksi cairan dan mukus yang keluar melalui sela-sela dari feses
yang impaksi (Romauli, 2011).

Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan


konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap
hari dan serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat,
istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil,
buang air besar secara teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011)

h) Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur


dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari.

i) Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang


membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.
23

2.1.6 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan


psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan psikologis
ibu hamil dijabarkan sebagai berikut :

a) Support Keluarga

Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari


konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan
anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami
mempersiapkan peran sebagai kepala rumah tangga. Disini motivasi suami
dan keluarga untuk membantu meringankan ketidaknyamanan dan
terhindar dari stress psikologi.

b) Support dari Tenaga Kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan


memberisupport atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan klien dapat
menghadapi kehamilannua dan perubahan yang dirasakannya adalah
sesuatu yang normal.

c) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan


kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang
anak

d) Persiapan menjadi orang tua

Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas


pendidikan kelahiran atau kelas antenatal.
24

e) Sibling

Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari


penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3
tahun. Pencegah terjadinya sibling ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan, di antaranya sebagai berikut:

(1) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia


tetap disayangi oleh ayah ibu)

(2) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya

(3) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam
kandungannya

(4) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan


kelahiran bayi.

2.1.7 Kebutuhan Fisiologi Ibu Hamil Trimester III

Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan


fisik ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik ibu hamil
dijabarkan sebagai berikut :

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu


hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga akan
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter bila ada kelainan
atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.
25

b) Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari,
ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang).

(1) Kalori

Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan


makanan yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalah
golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung), golongan umbi-
umbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.

(2) Protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian


tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan
bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang
berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi sumber
proteinhewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang) dan
sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti kedelai,
kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).

(3) Mineral

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-


hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang
tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi
kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus,
forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau
pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari.
Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter
susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
26

(4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan


buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian
asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

(5) Zat Besi

Ibu hamil memerlukan asupan zat besi dengan jumlah 30


mg/hari sebanyak 90 tablet selama hamil. Ibu bisa mengkonsumsi
sayuran hijau 1 mangkok kecil setiap kali makan.

(6) Asam Folat

Selain zat besi sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat
bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil
adalah 400 mikrogram per hari. Sumber asam folat didapatkan dari
hati, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, daging, ikan, telur dan
juga jeruk. Ibu hanya perlu mengkonsumsi jeruk ukuran sedang atau
bisa dengan secangkir air jeruk atau dengan mengkonsumsi 1 mangkok
kecil sayuran hijau.

c) Kebutuhan Personal Higiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan


sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan
banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu
mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,
terutama pada ibu kekurangan kalsium.

d) Kebutuhan Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan


eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan
27

pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan


tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam
keadaan kosong.

Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat


merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan,
maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering
buang air kecil merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil,
terutama trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

e) Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai


akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama 14 hri menjelang kelahiran. Koitus tidak
diperkenankanbila terdapat perdararahan pervaginan, riwayat abortus
berulang, abortus atau partus prematurus imminens, ketuban pecah
sebelumnya waktunya.

f) Kebutuhan Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa


selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk
melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan
menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi ketegangan
padatubuh dan menghindari kelelahan.

g) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur


karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam
28

hari selma kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang
hari selama 1 jam.

h) Persiapan persalinan

(1) Membuat rencana persalinan

(2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi


kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak
ada

(3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan

(4) Membuat rencana atau pola menabung

(5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

2.1.8 Asuhan Antenatal Care (ANC)

ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric


untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).

1.Tujuan ANC

a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan


perkembangan bayi yang normal

b) Mengenali secara diri penyimpangan dari normal dan memberikan


penatalaksaaan yang di perlukan

c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam


rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan
logis untuk menghadapi kelahiran serta serta kemungkinan adanya
komplikasi (Rismalinda, 2015).
29

2.Kebijakan Program Asuhan ANC.

Menurut teori (Rismalinda,2015), ditinjau dari tuanya kehamilan,


kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

a. Kehamilan triwualan pertama (antara 0 – 14 minggu)

b. Kehamilan triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu)

c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 – 40 minggu)

3.Indikator kunjungan Antenatal Care (Depkes, 2014)

1)Kunjungan Pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan


yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu
dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan
sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke
8.

2)Kunjungan ke-4 (K4).

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan


tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4
kali dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester I (0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester ke2(>12 - 24 minggu), dan
minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu sampai dengan
kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan
dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.

3)Penanganan Komplikasi (PK).


30

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit


menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada
waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering


terjadi adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia persalinan
macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi,
diabetes meliitus, anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis
(KEK).

4. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ ANC.

Menurut Depkes RI (2014) Dalam melakukan pemeriksaan antenatal,


tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar
terdiri dari :

1) Timbang Berat Badan dan ukur tinggi badan.

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin.

Menurut Saryono (2010) berat badan wanita hamil meningkat


secara normal ± 6 – 16 kg. Berat badan dilihat dari Quetet atau Body
mass indek (Indek Massa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan
dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan,
berat badan lahir rendah sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti
hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
Penilaian indeks massa tubuh diperoleh dengan rumus :
31

BB Sebelum hamil(kg)
IMT =
TB2 (cm)

Tabel 2.1 Indek Massa Tubuh (IMT)

Nilai Indek Massa Tubuh (IMT) Kategori


< 20 Underweight (dibawah normal)
20 – 24,9 Desirable (normal)
25-29,9 Moderate Obesity (gemuk atau lebih dari
normal
>30 Severe Obesity (sangat gemuk)
Sumber : Saryono, 2010

Nilai Indek Mass Tubuh (IMT) < 20 pada ibu memperngaruhi


ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Standar minimal ukuran lingkar
lengan atas pada wanita dewasa atau usia repdroduksi adalah 23,5 cm.
Jika ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm maka
interprestasinya adalah kurang energy kronis (KEK).

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan


untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu
hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD
(Cephalo Pelvic Disproportion).

2) Ukur Tekanan Darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90
mmHg pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi) disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria). 3)Ukut Tinggi
Fundus Uteri.

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesuai
32

dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan


janin. Standar pengukuran menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24
minggu.

Tabel 2.2 Ukuran TFU menurut Penambahan Per Tiga Jari

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(Minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
(px)
36 1 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 3 jari di bawah prosesus xiphoideus
(px)

Sumber :Kries dan Gegor, 2010


Tabel 2.3 Ukuran Tinggi Fundus Uteri dengan menggunakan Metline

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri


22-28 mg 24-25 cm diatas simfisis
28 mg 26,7 cm diatas simfisis
30 mg 29,5-30 cm diatas simfisis
32 mg 29,5-30 cm diatas simfisis
34 mg 31 cm diatas simfisis
36 mg 32 cm diatas simfisis
38 mg 33 cm diatas simfisis
33

40 mg 37,7 cm diatas simfisis


Sumber : Saifuddin, 2014

4)Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus


mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama., ibu hamil di
skrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil , sesuai dengan status imunisasi saat ini.

Tabel 2.4 Jadwal Imunisasi Tetanus Toxoid

Lama Perlindungan
Antigen Interval
Perlindungan %
T Pada kunjungan - -
T antenatal pertama
1
T 4 Minggu setelah TT 1 3 80 %
T Tahun
2
T 6 bulan setelah 5 95 %
T TT 2 Tahun
3
T 1 Tahun setelah 10 95 %
T TT 3 Tahun
4
T 1 Tahun setelah 25 Tahun / 99%
T TT 4 seumur hidup
5
Sumber : Kalbe Farma : 2012

5) Beri Tablet Tambah Darah (Zat Besi).


34

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus


mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan
sejak kontak pertama.

6) Pemeriksaan Hb.

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan


dengan cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil
pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb
adalah salah satu upaya untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
Menurut WHO kadar Hb terdiri dari :

1) Normal : 11,5 gr%

2) Anemia ringan : 9-11 gr%

3) Anemia sedang : 7-8,9 gr%

4) Anemia berat : < 7 gr%

7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab).

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL)


adalah untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular
seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang
pertama kali datang diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil
tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat
fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 16 minggu,
pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan prematur, cacat bawaan.

8) Perawatan Payudara.

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil,


dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6
Minggu.
35

9) Senam Hamil.

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam


mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah
memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan
latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

10) Temu wicara / Konseling

Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan, sangat


penting dibina dari sejak awal melalui temu wicara dapat ditemukan
kesepakatan untuk melakukan rujukan apabila terjadi komplikasi-
komplikasi pada saat kehamilan.

11) Pemeriksaan Protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein


dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-
3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki
oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil
kearah preeklampsia.

12) Pemeriksaan urine reduksi

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka
perlu diikut pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes
Melitus Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat
mengakibatkan adanya penyakit berupa pre-eklampsia, polihidramnion,
bayi besar.

13) Pemberian Obat Malaria.

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga


kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
36

mengigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat
penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi
abortus, partus prematurus juga anemia.

14) Pemberian Kapsul Minyak Yodium.

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di


daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang
manusia.

2.2.9 Pemeriksaan penunjang pada Ibu Hamil

Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil menurut Wasyudi, dkk (2016):

1. Pemeriksaan Hemoglobin dengan Metode Sahli

Reagensia : HCl 0,1 N dan Aquadest

Alat / sarana : Pipet hemoglobin, Alat sahli, Pipet pastur,


Pengaduk

Gambar 2.2 Set Haemometer

Sumber : Documents tips, Akbar, 2016

Prosedur kerja :
Gambar 2.3 Pemeriksaan Kadar Hb Metode Sahli
37

Sumber : Documents tips, Akbar, 2016

a) Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2.


b) Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
desinfektan (alcohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk
dengan lancet atau alat lain.
c) Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung
pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara
menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.
d) Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai
ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan.
Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang
menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan
meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali.
e) Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes
demi tetes sampai warna larutan (setelah 40 diaduk sampai homogen)
sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca
kadar hemoglobin pada skala tabung.
2. Pemeriksaan Protein Urine dengan Pemanasan Asam Asetat
Alat dan Bahan Alat :
a. Tabung reaksi Centrifuge dan tabungnya
b. Penjepit Lampu spiritus
c. Pipet tetes
Bahan :
38

a. Asam asetat 10%, Natrium asetat, Asam asetat glacial


b. Aquadest dan Urine sewaktu
Langkah / Prosedur
a. Pembuatan reagen asam asetat 10%
b. Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
c. Didihkan selama 1-2 menit Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh
fosfat, karbonat atau albumin
d. Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan
mendidih, amati.
Standar Hasil
1. Tidak ada kekeruhan (-)
2. Kekeruhan sedikit sekali (±)
3. Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4. Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5. Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6. Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

Penilaian
- :Tidak ada kekeruhan
+ :Kekeruhan ringan (seperti awan) tanpa butir (kadar protein
0,01-0,05%)
++ :Kekeruhan mudah diilihat dan tampak butir-butir dalam
kekeruhan (0,05-0,2%)
+++ :Urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping (0,2-
0,5%)
++++ :Urin sangat keruh dan berkeping-keping besar atau
bergumpal-gumpal (>0,5%)

Gambar 2.4 Hasil pemeriksaan protein urine


39

Sumber : Edubio info, 2014


3. Pemeriksaan Reduksi Urine dengan Benedict
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Lampu spiritus
c. Penjepit kayu
d. Gelas ukur
e. Pipet tetes
Bahan :
a. CuSO4.5H2O
b. Asam sitrat
c. Na2CO3 anhidrat
d. Aquadest
e. Glucotest strip
f. Urine sewaktu
Prosedure/ cara kerja :
a. Pembuatan reagen Larutkan 17,3g CuSO4.5H2O dalam 100 ml
aquadest, dengan pemanasan larutkan 173g natrium sitrat dan 100g
Na2CO3anhidrat dalam 600 ml aquadest, panaskan kemudian saring
perlahan-lahan dengan adukan yang konstan tambahkan larutan sitrat
karbonat. Bersihkan seluruh CuSO4 dengan aquadest dan tambahkan
aquadest hingga mencapai volume 1000 ml
b. Masukkan 2,5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
c. Tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
d. Letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
40

e. Angkat dan langsung baca


f. Glukosa dan fruktosa memiliki sifat pereduksi sehingga warna
benedict akan berubah yang disertai endapan. Semakin banyak
kandungan glukosa maka warna akan semakin merah dan endapan
semakin banyak.
g. Adapun hasil yang akan muncul adalah
1) Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl
2) Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl
3) Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl
4) Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl
5) Merah (++++) 2,5 – 4,0 g/dl
Gambar 2.5 Hasil pemeriksaan glukosa urine

Sumber : Edubio info, 2014


4. Triple Eliminasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017 tentang 3E (Triple
Eliminasi): pemeriksaan pada setiap ibu hamil terhadap HIV, sifilis, dan hepatitis B
yang merupakan salah satu bukti komitmen negara Indonesia terhadap masalah ini
dengan tujuan penurunan angka infeksi baru pada bayi baru lahir sehingga terjadi
pemutusan mata rantai penularan dari ibu ke anak (Kemenkes, 2017).
Pemerintah melakukan berbagai usaha untuk menurunkan AKI dan AKB
dalam Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) pemerintah melakukan
kegiatan yang komprehensif, dengan meningkatkan pelayanan, pencegahan, terapi,
dan perawatan, untuk ibu hamil dan bayinya, selama masa kehamilan, persalinan,
dan sesudahnya. Intervensi yang dilakukan pada penularan HIV berupa: pelayanan
41

kesehatan ibu dan anak yang komprehensif, layanan testing dan konseling, pemberian
obat antiretrovirus (ARV), konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian
makanan bayi, dan persalinan yang aman (Petralina, 2020).

2.2. PERSALINAN

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinanadalahprosespengeluaran hasil konsepsi (janin dan


plasenta) yang telah cukupbulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir ataujalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).Proses ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,
yangditandai denganperubahan serviks secara progresif dan diakhiridengan
kelahiran plasenta (Sholichah, dkk, 2017).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. (Sondakh, 2015).

2.2.2 Jenis-JenisPersalinan

a. Persalinan Spontan, yaitu persalinan yang prosesnya


berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri (Oktarina, dkk.
2016).
b. Persalinan Buatan ,yaitu persalinan yang prosesnya
berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya dengan
42

forceps/ vakum, atau dilakukan operasi sectio caesarea.


c. Persalinan Anjuran, yaitu persalinan yang dibantu dengan
jalan rangsangan misalnya pemberi anpitocin atau prostag
landin. Umunya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar
untuk hidup diluar, namun tidak sedemikian besarnya sehingga
menimbulkan kesulitan dalam persalinan .Sama hal nya pada
persalinan yang tidak segera dimulai dengan sendirinya namun
baru dapat berlangsung dengan dilakukan amniotomi atau
pemecahan ketuban(Damayanti,dkk 2014).

2.2.3 Penyebab Mulainya Persalinan


Penyebab yang menimbulkan persalinan meliputi : (Asrinah, 2010)
a) Penurunan Hormon Progesteron Pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun menjadikan otot rahim sensitive sehingga
menimbulkan his.

b) Keregangan Otot-otot Otot rahim akan meregang dengan majunya


kehamilan, oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya atau mulai persalinan.

c) Peningkatan Hormone Okitosin pada akhir kehamilan hormone


oksitosin akan bertambah sehingga dapat menimbulkan his.

d) Pengaruh Janin Hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin


memegang peranan dalam proses persalinan, oleh karena itu pada
anencephalus kehamilan lebih lama dari biasanya.

e) Teori Prostaglandin yang dihasilkan dari desidua meningkat saat umur


kehamilan 15 minggu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur
kehamilan.
43

f) Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan palsenta menjadi tua,


Villi Corial is mengalami perubahan sehingga kadar progesterone dan
estrogen menurun.

2.2.4 Tanda – tanda Persalinan


Tanda – tanda persalinan diantaranya : (Asrinah, 2010)
a) Tanda Persalinan Sudah Dekat (Lightening)
Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh :

1. Kontraksi Braxton Hicks


2. Ketegangan otot perut
3. Ketegangan ligamentum rotundum
4. Gaya berat janin kepala ke arah bawah
b) Terjadinya His Permulaan Makin tua usia kehamilan, pengeluaran
progesterone dan estrogen semakin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut his palsu. Sifat his palsu
1. Rasa nyeri ringan dibagian bawah
2. Datangnya tidak teratur
3. Tidak ada perubahan serviks
4. Durasinya pendek
5. Tidak bertambah jika beraktivitas
Tanda-tanda Persalinan Terjadinya His Persalinan. His persalinan
memiliki sifat:

1. Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan


2. Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin
besar
3. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus
4. Bloody Show Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina. Dengan
his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan
44

pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis servikalis


lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan perdarahan
sedikit.
5. Pengeluaran Cairan Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput
ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil.

2.2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1) Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar.
Kekuatan tersebut meliputi:

a. His (Kontraksi Uterus)


Kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris,
fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Walaupun his itu kontraksi
yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis
lainnya, bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu
sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Ditempat tersebut ada
satu pace maker darimana gelombang tersebut berasal (Nurasiah, 2012).

b. Tenaga Mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah selaput ketuban pecah atau
dipecahkan, serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul, sifat
kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu dengan
keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunteer (Nurasiah, 2012).

2) Passage (Jalan Lahir)


Passage atau jalan lahir dibagi menjadi dua:
45

a. Bagian keras : meliputi tulang panggul, ruang panggul, bidang hodge


dan ukuran-ukuran panggul. Bagian-bagian tulang panggul

1. Os Ischium
2. Os Pubis
3. Os Sacrum
4. Os Illium
5. Os Cocsigis
Bagian-bagian bidang Hodge Bidang panggul adalah bidang datar
imajiner yang melintang terhadap panggul pada tempat yang berbeda. Bidang
ini digunakan untuk menjelaskan proses persalinan. bidang Hodge:

Tabel 2.4 Bidang Hodge

(1) Hodge I Dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas


simfisis dan promontorium

(2) Hodge II Sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah


simfisis
(3) Hodge III setinggi spina ischiadika kanan dan kiri

(4) Hodge IV Sejajar Hodge I, II, dan III setinggi os coccygis.

(Sumber : Sari, 2014).

b. Bagian lunak : meliputi diafragma pelvis dari dalam ke luar dan


perineum (Nurasiah, 2012)

3) Passanger (Janin dan Plasenta)


a) Janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan


akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir,
46

maka dia dianggap sebagai bagian dari passanger yang menyertai janin.
Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal
(Sumarah, 2010).

b) Plasenta
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal
dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan
sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi fungsi yang belum dapat
dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterine.
Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi
plasenta (Nurasiah, 2012).

4) Psikologis

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin


yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibanding dengan ibu bersalin
tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
persalinan (Asrinah, 2010).

5) Physician (Penolong)

Bidan atau tenaga kesehatan lainnya mempunyai tanggung jawab yang


besar dalam proses persalinan. langkah pertama yang harus dikerjakan adalah
harus mengkaji perkembangan persalinan, memberitahu
perkembangannyabaik fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan
dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan
kecemasan pada ibu dan keluarga (Nurasiah, 2012).
47

2.2.6 Perubahan fisiologis dalam proses persalinan

1. Perubahan Fisiologis pada Masa Persalinan


Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa persalinan
diantaranya : (Indriyani, dkk, 2013)
a. Perubahan Uterus
Pada masa persalinan akan terjadi perubahan dibagian uterus.
Perubahan yang terjadi adalah :
1) Kontraksi uterus yang mulai dari fundus dan terus menyebar ke
depan dan ke bawah dan berakhir dengan masa yang terpanjang
dan sangat kuat pada fundus uteri.
2) Segmen atas rahim (SAR) dibentuk oleh korpus uteri yang
bersifat aktif dan berkontraksi. Dinding SAR akan bertambah
tebal dengan majunya persalinan sehingga mendorong bayi
keluar.
3) Segmen bawah rahim (SBR), dibentuk oleh istmus uteri bersifat
relaksasi dan dilatasi. Dilatasi makin tipis karena terus diregang
dengan majunya persalinan.
4) Perubahan fisiologi mencapai puncak kontraksi bersamaan pada
seluruh bagian uterus dan merendah bersamaan dengan serviks
membuka dan mengalami proses pengeluaran janin.
b. Perubahan Bentuk Rahim
Adanya kontraksi mengakibatkan sumbu panjang rahim
bertambah panjang, sedangkan ukuran melintang maupun ukuran
muka belakang berkurang. Pengaruh perubahan bentuk yaitu ukuran
melintang, rahim bertambah panjang. Hal ini merupakan salah satu
sebab dari pembukaan serviks.
c. Perubahan Serviks
1) Pendataran serviks yaitu pemendekan kanalis servikalis dari 1-
2 cm menjadi satu lubang dengan pinggir tipis.
48

2) Pembukaan serviks yaitu pembesaran dari ostium eksternum


yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa
milimeter menjadi bagian lubang kira-kira 10 cm dan nantinya
dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap bibir portio tidak
teraba lagi, kepala janin akan menekan serviks dan membantu
pembukaan secara efisien.
d. Perubahan vagina dan dasar panggul
Pada kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan
yang ditimbulkan oleh bagian depan bayi pada dasar panggul
menjadi sebuah saluran dengan bagian dinding yang tipis.

2.2.7 Tahap Persalinan

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur


darah, inpartu (bloody show) karena servik mulai membuka (dilatasi) dan
mendatar (ettacement). Darah berasal dari pemecahan pembuluh darah kapiler
sekitar kanalis servikalis karena pergeseran sekitar serviks mendatar dan
terbuka (Sumarah, 2010).

Kala 1 persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang


ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala 1 berlangsung kira – kira 13
jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam (Sarwono, 2005)

Kala 1 dibagi atas 2 fase :

a Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
49

b Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :


1) Periode Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
2) Periode Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Periode Deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Tanda- tanda kala I :

a. Kontraksi uterus atau his yang teratur disertai nyeri yang terasa dari
pinggang yang menjalar ke ari-ari

b. Pembukaan serviks dan penipisan porsio

c. keluarnya darah bercampur lender dari kemaluan

Asuhan kala I :

A.. Pemantauan keadaan ibu, janin dan kemajuan persalinan

1. Fase laten dipantau dengan lembar khusus

a) Ketuban setiap 1 x 4 jam

b) Molase setiap 1 x 4 jam

c) Pembukaan serviks setiap 1 x 4 jam

d) Penurunan kepala setiap 1 x 4 jam

e) Tekanan darah setiap 1 x 4 jam

f) Suhu setiap 1 x 4 jam

g) DJJ setiap 1 jam

h) His setiap 1 jam


50

i) Nadi setiap 1 jam

2. Fase aktif dipantau dalam lembar partograf

a) Ketuban setiap 1 x 4 jam (boleh tiap 2 jam bila perlu)

b) Molase setiap 1 x 4 jam ( boleh tiap 2 jam bila perlu)

c) Pembukaan serviks setiap 1 x 4 jam (boleh tiap 2 jam bila


perlu)

d) Penurunan kepala setiap 1 x 4 jam (boleh tiap 2 jam bila


perlu)

e) Tekanan darah setiap 1 x 4 jam (boleh tiap 2 jam bila perlu)

f) Suhu setiap 1 x 4 jam

g) DJJ setiap ½ jam

h) His setiap ½ jam

i) Nadi setiap ½ jam

3. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,


keluarga pasien atau teman dekat

4. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu his

5. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu

6. Ajaklah pendamping untuk menggosok punggung ibu saat his

7. Menjaga privasi ibu

8. Ajarkan pada ibu teknik bernafas, ibu diminta untuk bernafas


panjang

9. Berikan ibu nutrisi dan hidrasi disela-sela his


51

10. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

2. Kala II (Kala Pengeluaran)

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari


pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Sumarah, 2010).

Tanda- tanda kala II :

a. Anus tertekan, vulva membuka, perineum menonjol.

b. Ibu merasa ingin buang air besar

c. Peningkatan pengeluaran lender dari darah

Asuhan kala II :

a. Memantau DJJ setiap kali His

b. Memastikan peralatan persalinan dalam keadaan bersih dan siap pakai

c. Memberikan penjelasan pada ibu cara meneran dan cara mengeluarkan


nafas

d. Periksa ibu dan janin catat dalam partograf

e. Meminta ibu untuk meneran pada saat yang tepat yaitu jika pembukaan
porsio lengkap, ibu ingin meneran bagian terendah janin mulai turun
menuju jalan lahir

f. Biarkan ibu mengatur posisi yang sesuai dengan keinginannya

g. Tentukan kemajuan persalinan


52

h. Bantu ibu untuk mengatur posisi yang memudahkan kelahiran jika


kepala hamper keluar

i. Menyiapkan peralatan untuk menolong kelahiran bayi setelah lahir


bersihkan hidung, mulut bayi dan bayi segera setelah badan bayi lahir
keseluruhan, letakkan bayi diatas perut ibu.

j. Tentukan apgar score bayi

k. Cegah percikan darah ketika merawat tali pusat

l. Anjurkan dan bantu ibu menyusui bayinya

Mekanisme Persalinan:

1) Pada primigravida kehamilan ke 36 minggu kepala mulai masuk PAP


sedangkan pada multigravida pada akhir kehamilan atau persalinan
biasanya sutura sagitalis melintang dengan os parietal belakang dan depan
sejajar, serta mengalami fleksi ringan
Gambar 2.6 Masuknya kepala dalam panggul

(Sumber : Yuliageni, 2011)

2) Dengan adanya his kepala semakin turun dan fleksi bertambah dengan
ubun-ubun kecil lebih rendag dari ubun-ubun besar.
53

Gambar 2.7 Penurunan Kepala

(Sumber Yuliageni 2011)

3) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala menempati PAP os


parietal depan mendapat tahanan dari pinggir atas sympisis sehingga os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan disebut dengan
asyclitismus posterior.
4) Dengan adanya his kepala semakin turun, tahanan pada os parietal depan
terlepas sehingga os parietal depan dan belakang sejajar disebut
synclitismus.
5) Dengan adanya his kepala semakin turun os parietal belakang dapat
tahanan dari ujung os sacrum sehinggan os parietal depan semakin rendah
dari os pariental belakang sehingga disebut asyclitismus anterior.
6) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala sampai dipintu bawah
panggul, kepala mengadakan putaran paksi dalam sehingga ubun-ubun
kecil dibawah sympisis.
54

Gambar 2.8 Putaran Paksi Dalam

(Sumber : Yuliageni, 2011)

7) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala sampai di dasar panggul,
rectum tertekan, ibu merasa hendak mengedan, anus membuka, perineum
menonjol dan menipis serta vulva membuka.
8) Dengan adanya his dan tenaga mengedan ketuban dalam vulva semakin
lama semakin membesar, menonjol dalam vulva akhirnya pecah atau
dipecahkan.
9) Dengan adanya his kepala maju diwaktu his dan hilang diwaktu his atau
kepala membuka pintu.
10) Dengan adanya his kepala semakin maju di waktu his dan tidak hilang
diluar his atau kepala berada dipintu.
11) Dengan adanya his kepala mengadakan defleksi sebagai hypomuclion
ialah sub occipito lahirlah kedua os parietal pertama ubun-ubun kecil,
ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dagu dan lahirlah kepala
seluruhmya.
Setelah kepala lahir, kepala mengadakan putaran faksi luar untuk
menghilangkan torsi pada leher setelah itu lahirlah seluruh badan bayi dengan cara
expulsi.
55

Gambar 2.9 Ekspulsi

(Sumber: Yuliageni ,2011)

3. Kala III (Kala uri / plasenta)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit maka harus diberi penanganan yang
lebih atau dirujuk (Sumarah, 2009). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan
dengan memperhatikan tanda-tanda.

Adanya tanda-tanda plasenta akan lahir yaitu :

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong keatas karena plasebta dilepas ke segmen


bawah Rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi pendarahan
56

Cara mencek pelepasan plasenta:

a. Perasat Kutsner

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.


Tangan kiri menekan daerah atas simfisis. Bila tali pusat masuk
kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina berarti
plasenta lepas dari dinding uterus.

b. Perasat Strasman

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat,


tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila yerasa getaran pada tali
pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus.

c. Perasat klien

Wanita tersebur disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke


bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk ke dalam
vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

Asuhan kala III :

Melakukan manajemen aktif kala III dengan cara:

a. Palpasi abdomen

b. Segera setelah anak lahir, lakukan palpasi untuk memastikan


apakah ada anak kedua atau tidak

c. Pemberian suntikan oksitosin

d. Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik


57

e. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir


suntikkan oksitosin unit IM pada 1/3 bawah paha bagian luar
(APN, 2008).

f. Melakukan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali)

Pindahkan klem kedua sekitar 5-10 cm dari vulva, letakkan


2 tangan pada abdomen ibu tepat diatas sympisis pubis ibu, setelah
terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, kemudian tahan
pada dinding abdomen dengan cara dorso kranial. Setelah plasenta
lepas, lalu tuntun tali pusat ke bawah searah jalan lahir, setelah
tampak di depan vulva lakukan pemutaran plasenta dengan kedua
tangan dan putar searah jarum jam.

4. Kala IV (Kala Pemantauan)

Kala IV dimaksud untuk melakukan observasi untuk melihat keadaan ibu,


terutama terhadap bahaya pendarahan postpartum yang paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Kala IV dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum.

Tanda- tanda kala IV:

a. Adanya kontraksi dan tidak ada retraksi

b. Uterus tetap mengeras dari luar teraba kerasa dan membulat

Asuhan pada kala IV:

a. Pemantauan pendarahan, vital sign, tinggi fundus uteri, kontraksi


uterus, kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua.

b. Penuhi kebutuhan nutrisi dan dehidrasi

c. Biarkan ibu istirahat


58

d. Mengajarkan ibu cara memeriksa kontraksi

e. Dokuemenatasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV


persalinan di halaman belakang partograf.

2.2.8 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu bersalin,
maka kebutuhan dasar yang dibutuhkan ibu bersalin adalah : (Indriani dkk,
2013)
a. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Fisik Ibu bersalin meliputi :
1) Kebersihan Diri
Untuk menjaga kebersihan ibu, bidan dapat menganjurkan
ibu untuk membasuh daerah sekitar kemaluannya sesudah
BAK atau BAB untuk menjaganya tetap kering. Hal ini dapat
menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan
resiko infeksi.
2) Kebersihan Mulut
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya
mempunyai napas yang bau, bibir kering, dan pecah-pecah,
tenggorokan kering terutama jika dia dalam persalinan selama
beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Hal
ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak
menyenangkan bagi orang disekitarnya.
b. Kehadiran pendamping persalinan
Anjurkan ibu untuk ditemani oleh suami atau anggota keluarga
atau teman yang ia inginkan selama proses persalinan.
c. Pengurangan rasa nyeri
59

Adapun asuhan yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri


adalah :
1) Pengaturan posisi
a) Anjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman bagi
dirinya dan minta keluarga untuk membantu
b) Ibu boleh berjalan, berdiri duduk atau jongkok, berbaring
miring atau merangkak.
c) Jangan tempatkan ibu dalam posisi terlentang
2) Relaksasi dan latihan pernapasan dan usapan di punggung
Ajarkan ibu cara bernapas dalam yaitu dengan cara menarik
napas dalam dari hidung dan keluarkan dari mulut secara
perlahan.
3) Pengosongan kandung kemih
Sarankan ibu untuk sesering mungkin berkemih, kandung
kemih yang penuh akan menyebabkan sulit turunnya bagian
terendah dari janin, memperlambat proses persalinan, dan
meningkatkan infeksi kandung kemih.
d. Informasi dan kepastian tentang hasil pemeriksaan kemajuan
persalinannya.
2.2.9 Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan

Lima benang merah dalam asuhan persalinan diantaranya (Patma YS,


2012)

I. Membuat Keputusan Klinik

Adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk


merencanakan asuhan bayi baru lahir.

Beberapa langkah proses pengambilan keputusan klinik diantaranya :


1. Pengumpulan data
a) Data subjektif
60

b) Data objektif
2. Diagnosis
3. Penatalaksanaan
a) Membuat rencana
b) Melaksanakan rencana
4. Evaluasi

II. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

Prinsip asuhan sayang ibu :

1. Rawat dengan penuh hormat

2. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang


dikatakan ibu

3. Akui hak-hak ibu untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dan


sopan

4. Memberikan asuhan dalam lingkungan yang mempunyai privasi

5. Selalu menjelaskan apa yang akan dikerjakan sebelum anda


melakukannya serta minta izin terlebih dahulu

6. Selalu berdiskusi rencana temuan-temuan kepada ibu serta


kepada siapa saja yang ia inginkan untuk berbagi informasi ini

7. Selalu berdiskusi rencana dan intervensi bersama ibu, diskusi


pilih pilihan bila sesuai dan tersedia.

8. Mengizinkan ibu untuk memilih dengan siapa saja ingin


ditemani selama persalinan, kelahiran dan pasca persalinan

9. Mengizinkan ibu menggunakan posisi apa saja yang


didinginkan selama persalinan, kelahiran dan pasca persalinan.
61

10. Menghindari penggunaan suatu tindakan mendis yang tidak


perlu

11. Meningkatkan hubungan dini antara ibu dan bayi

III. Pencegahan Infeksi

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi antara lain:

1. Cuci tangan

2. Memakai sarung tangan

3. Memakai perlengkapan perlindungan

4. Mengunakan antiseptic

5. Memproses alat bekas pakai

6. Menangani peralatan tajam secara aman

7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan

8. Pembuangan sampah secara benar

IV. Pencatatan dan Dokumentasi

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh bidan harus dicatat atau


didokumentasikan.

V. Rujukan

Singkatan “BAKSO-KUDA” dapat digunakan untuk mengingat hal-


hal penting untuk persiapan rujukan kepada ibu (Diah, 2012).

Singkatan “BAKSO-KUDA” :

B = Bidan
62

A = Alat

K = Keluarga

S = Surat

O = Obat

K = Kendaraan

U = Uang

DA = Donor Darah

2.3 PARTOGRAF

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Ilmiah,


2015).

Tujuan utama penggunaan partograf yaitu :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan


b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap
kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan
konsisten, partograf akan menolong persalinan untuk mencatat kemajuan
persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan
dan kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara
dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada


fase aktif persalinan dan menyediakan laju dan kolom untuk mencatat hasil-
hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu :
63

1) Informasi tentang ibu yang terdiri dari (1) Nama dan Umur (2) Gravida,
para, abortus (keguguran). (3) nomor catatan medik/ nomor puskesmas
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan
waktu penolong persalinan mulai merawat ibu, (5) waktu pecahnya
selaput ketuban
2) Kondisi janin
a) DJJ ( denyut jantung janin), nilai dan catat setiap 30 menit kisaran
normal DJJ adalah 120-160 kali/ menit penolong harus waspada bila
DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160 kali/menit
b) Warna dan adanya air ketuban, nilai kondisi air ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam dan nilai jika selaput ketuban sudah
pecah.
U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)

J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium

D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

K : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi
(kering)

c) Penyusupan (moulase) tulang kepala janin, penyusupan adalah


indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Setiap
melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan tulang (moulase)
kepala janin :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah

1 : tulang-tulang kepala janin hanya bersentuhan


64

2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih


dapat dipisahkan

3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat


dipisahkan.

3) Kemajuan Persalinan
a. Pembukaan serviks, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4
jam.
b. Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), cantumkan hasil
pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan
seberapa jauh bagian terendah janin telah memasuki rongga
panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin.
c. Garis waspada dan garis bertindak, garis waspada dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi. Pencatatan selama fase
aktif persalinan harus dimulai di garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm/ jam), maka harus dipertimbangkan adanya
penyulit dan melakukan intervensi ke fasilitas kesehatan rujukan.
4) Jam dan Waktu
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf terdapat kotak yang diberi
angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya
fase aktif persalinan.

b) Waktu aktual pemeriksaan


Dibawah lajur kotak untuk waktu mulai fase aktif, ada
kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat dilakukannya
pemeriksaan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan
65

berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit penuh yang
berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks,
DJJ dan nadi ibu. Saat ibu memasuki fase aktif persalinan,
cantumkan pembukaan serviks digaris waspada, dan catat waktu
aktual pemeriksaan di kotak yang tepat.

c) Kontraksi Uterus
d. Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
Di bawah lajur waktu di partograf, ada lima kotak
dengan tulisan kontaksi per 10 menit disebelah kiri kolom,
setiap kotak menyatakan satu konrtaksi. Dalam 30 menit,
nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dengan mengisi kotak
kontraksi yang tersedia dan sesuaikan dengan angka yang
mencerminkan hasil pemeriksaan.

e. Lama kontraksi
Dalam 30 menit raba dan catat jumlah kontraksi per 10
menit dan lama kontaksi dalam satuan detik selama fase aktif
kala.

d) Obat- Obatan dan cairan yang diberi


a. oksitosin
Jika tetesan oksitosin sudah dimulai, catat setiap 30
menit jumlah oksitosin yang diberikan per volume cairan IV
dalam tetesan per menit.

b. Obat lainnya dan cairan IV yang diberikan, catat pemberian


obat-obatan tambahan dalam kolom yang disediakan.
e) Kondisi ibu yang dipantau adalah
a) Nadi (sekali dalam 30 menit)
b) Tekanan darah (sekali dalam 4 jam)
c) Temperatur tubuh (sekali dalam 2 jam)
66

d) Urine (volume, aseton, protein) ukur dan catat dalam 2 jam


sekali.
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal
yang terjadi selama proses persalinandan kelahiran bayi, serta tindakan-
tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir. Itulah
sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatan
asuhan yang diberikan kepada ibu selama masa nifas (terutama pada kala
empat persalinan) untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah
terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi
ini sangat penting, terutama untuk membuat keputusan klinik (misalnya
pencegahan perdarahan pada kala IV persalinan). Selain itu catatan persalinan
(lengkap dan benar) dapat digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana
pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih telah dilakukan.

Gambar 2.6 Partograf Bagian Depan


67

(Sumber: Diah ,2007)

Gambar 2.7 Partograf Bagian Belakang


68

(Sumber : Diah, 2007)

2.4 BAYI BARU LAHIR (BBL)


69

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari satu atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500 sampai
4000 gram (Sondakh, 2013).

Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) berat ( Mutmainah dkk, 2017).

2.4.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

Adapun ciri-ciri bayi baru lahir normal (Dewi, 2014) :

1. Lahir Aterm antara 37- 42 minggu

2. Berat badan 2500 - 4000 gram

3. Panjang badan 48 - 52 cm

4. Lingkar dada 30 - 38 cm

5. Lingkar kepala 33- 35 cm

6. Lingkar lengan atas 11-12 cm 34

7. Pernapasan ± 40-60 x/i

8. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/i

9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang


cukup

10.Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah


sempurna
70

11.Kuku agak panjang dan lemas.

12.Nilai APGAR > 7

Tabel 2.6 Kriteria APGAR SCORE

Sumber : Prawirohardjo, 2010

2.4.3Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir


Perubahan pada bayi baru lahir adalah: (Fitriana, 2018)

a. Perubahan Sistem Pernafasan


Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan
tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan
mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.
Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan
abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur

b. Perubahan Sirkulasi
71

Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah


karena paru-paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut
memerlukan darah dalam jumlah minimal. Pemasangan klem pada tali
pusat akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta ke janin. Aliran
darah dari plasenta berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan
mandiri, tertutup dan bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera akibat
tindakan pemasangan klem tali pusat adalah kenaikan resistensi
vaskular sistemik. Kenaikan resistensi vaskular sistemik ini bersamaan
pada pernapasan pertama bayi baru lahir.

c. Termoregulasi
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan cepat stres akibat
perubahan suhu lingkungan karena belum dapat mengatur suhu tubuh
sendiri. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang
bersuhu rata-rata 370C kemudian bayi masuk ke dalam lingkungan. Bayi
baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu :

1) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat


bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas.
2) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di
tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, meja,
tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas bayi melalui mekanisme
konduksi apalagi bayi di letakan di atas benda-benda tersebut.
72

4) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas cepat terjadi


karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera di keringkan. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat di mandikan dan tubuhnya tidak segera di
keringkan dan di selimuti.
d. Glukosa

Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60-70% dari


kadar darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim, seorang
janin yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glukogen terutama di
dalam hati. Sebagian penyimpanan glukogen berlangsung pada trimester
III. Pada saat tali pusat di klem, bayi baru lahir harus mendapat cara
untuk mempertahankan glukosa yang sangat di perlukan untuk fungsi
otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun
dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).

2.4.4Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 jam Pertama


a. Penilaian Awal Pada Bayi Segera Setelah Lahir
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
telah disiapkan diatas perut ibu.Melakukan penilaian pada bayi yang
meliputi : (Prawirohardjo, 2016)
1) Apakah bayi cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih, dan tidak bercampur mekonium ?
3) Apakah bayi menangis atau bernafas ?
4) Apakah tonus otot bayi baik ?
5) Apakah warna kulit bayi kemerahan?

b. Pemotongan Tali Pusat


73

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat harus segera
dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali
pusat digunting dengan menggunakan gunting tali pusat steril dan diikat
dengan benang umbilikal steril (umbilikal cord) (Sondakh dkk, 2013).
Teknik memotong tali pusat dan mengikat tali pusat sebagai berikut:
( Astutik dkk, 2015).
1) Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit bayi lahir.
2) Tali pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 sampai 5 cm dari perut
bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian
didorong isi tali pusat ke arah ibu. Kemudian jepit tali pusat pada
bagian yang isinya sudah dikosongkan.
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting tali pusat yang steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian melingkar
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
5) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan kedalam larutan
klorin 0,5%.
6) Kemudian letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu untuk
inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
dalam 1 jam pertama setelah lahir.
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini adalah proses membiarkan bayi menyusu


sendiri setelah proses kelahiran ( Armini dkk, 2017).

1) Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi


74

Manfaat kontak kulit bagi ibu dan bayi pada saat IMD bagi bayi
yaitu : ( JNPK-KR, 2014)
a) Menstabilkan pernapasan dan detak jantung bayi.
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi lebih baik dibandingkan
inkubator.
c) Memperbaiki dan membuat pola tidur bayi lebih baik.
d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan
efektif.
e) Meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
f) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
g) Mengurangi tangis bayi.
h) Mengurangi infeksi pada bayi dikarenakan adanya kolonisasi
kuman di usus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
i) Mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan
kejadian ikterus bayi baru lahir.
j) Mengoptimalisasi keadaan hormonal bayi.
2) Keuntungan IMD untuk bayi
Keuntungan IMD untuk bayi yaitu : ( JNPK-KR, 2014)
a) Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan
kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
b) Mengurangi infeksi dengan kekebalan aktif maupun pasif
melalui kolostrum.
c) Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah.
d) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif,
membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan
napas.
e) Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
f) Mencegah bayi hipotermi.

3) Keuntungan IMD bagi ibu


75

Keuntungan IMD bagi ibu yaitu : (Fitriana dkk, 2018)


a) Pengaruh oksitosin
(1) Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko
perdarahan pasca persalinan.
(2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI.
(3) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu merasa lebih
tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur
pasca persalinan lainnya.
b) Pengaruh prolaktin
(1) Meningkatkan produksi ASI.
(2) Menunda ovulasi.
d. Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K (Phytomenadione)
injeksi 1 mg intramuscular setelah proses IMD untuk mencegah
perdarahan pada otak bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang
dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Jika menggunakan sediaan 10 mg/L
suntikkan secara intramuscular di paha kiri anterolateral sebanyak 0,1 ml,
sedangkan jika menggunakan sediaan 2 mg/L maka suntikkan vitamin K
sebanyak 0,5 ml ( Dewi, 2012).
e. Pemberian Salaf Mata
Salaf mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses
IMD dan bayi telah selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut
mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika lain ( Armini dkk, 2017).
f. Pemberian Imunisai Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi hepatitis
B diberikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject),
disuntikkan secara intramuscular di paha kanan ( Indriani dkk, 2013).

2.4.5 Macam-macam Reflek pada Bayi Baru Lahir(Agustina, 2018)


76

a. Refleks Moro

Jika bayi dikagetkan oleh suara keras, gerakan mendadak atau seperti
memeluk bila ada rangsangan, cahaya atau posisi secara mendadak, seluruh
tubuhnya bereaksi dengan gerakan kaget, yaitu gerakan
mengayunkan/merentangkan lengan dan kaki seolah ia akan meraih sesuatu
dan menariknya dengan cepat kearah dada dengan posisi tubuh meringkuk
seperti berpegangan dengan erat, mendorong kepala ke belakang, membuka mata
dan mungkin menangis.Terjadi pada usia 1-2 minggu dan akan menghilang
ketika berusia 6 bulan.

b. Refleks Rooting

Jika seseorang mengusapkan sesuatu di pipi bayi, ia akan memutar


kepalake arah benda itu dan membuka mulutnya. Reflex ini terus berlangsung
selama bayi menyusu.

c. Refleks Mengisap (Sucking)

Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan


puting susu ke ujung mulut bayi.

d. Refleks Swallowing

Muncul ketika benda-benda yang dimasukkan kedalam mulut, seperti


putingsusu ibu dan bayi akan berusaha menghisap lalu menelan. Proses
menelan ini yang disebut reflex swallowing. Reflex ini tidak akan hilang.

e. Refleks Berkedip (Refleks Corneal)

Bayi berkedip pada permunculan sinar yang tiba-tiba atau pada


pandel atau obyek kearah kornea, harus menetap sepanjang hidup, jika
tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.

f. Refleks Pupil
77

Pupil kontriksi jika sinar terang diarahkan padanya, reflex ini ada
sepanjang hidup.

g. Refleks Glabela

Ketukan halus pada glabela(bagian dahi antara 2 alis mata)


menyebabkan mata menutup dengan rapat.

h. Refleks Tonic Neck

Ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi akan berusaha mengangkat


kepalanya. Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini,
atau jika refleks ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, kemungkinan
bayi mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian,
refleks tonic neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala
bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.

i. Refleks Tonic Labyrinthine / Labirin

Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan


mengangkat tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang
diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh. Reflek ini akan hilang pada
usia 6 bulan.

j. Refleks Palmar Grasping

Bayi baru lahir menggenggam atau merenggut jari ibu jika ibu
menyentuh telapak tangannya. Genggaman tangan ini sangat kuat hingga
ia bisa menopang seluruh berat badan jika ibu mengangkatnya dengan
satu jari tergenggam dalam setiap tangannya. Gerakan refleks ini juga
terdapat di telapak kaki yang melengkung saat disentuh. Gerakan refleks
ini hilang setelah beberapa bulan. Ia harus belajar menggenggam dengan
sengaja. Menurun setelah 0 hari dan biasanya menghilang setelah 1
bulan. Untuk gerakan kaki berlanjut hingga 8 bulan.
78

k. Refleks Crawling

Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi yang baru lahir, ia


membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk
kearah tubuhnya.

l. Refleks Stepping (Berjalan & Melangkah)

Jika bayi digendong dengan posisi bediri dan telapak kakinya


menyentuh permukaan yang keras, akan ada refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya
menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi
benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbeda dengan
gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya.Menurun
setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.

m. Refleks Babinski

Jari-jari mencengkeram/hyperekstensi ketika bagian bawah kaki


diusap, indikasi saraf berkembang dengan normal.Hilang di usia 4 bulan.

n. Refleks Blinking

Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin matanya akan


menutup atau bayi akan mengerjapkan matanya.

o. Refleks Yawning

Yakni refleks seperti menjerit kalauia merasa lapar, biasanya kemudian


disertai dengan tangisan.

p. Refleks Plantar (Plantar Grasp)

Muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran.
Refleks plantar ini dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di
telapak kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat.
79

q. Reflek Swimming

Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang


berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia 4-6 bulan.

r. Reflek Ekstrusi

Bila lidah bayi disentuh atau ditekan, bayi merespon dengan


mendorongnya keluar.Akan menghilang pada usia 4 bulan.

s. Reflek Startle

Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi


siku tangan tetap tergenggam.

t. Inkurvasi Batang Tubuh (Gallant)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang


menyebabkan panggul bergerak ke arah sisi yang terstimulasi.
2.5 NIFAS

2.5.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya


plasenta sampai dengan 6 minggu (42 Hari) setelah itu. Pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi, yang meliputi upaya Pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu
(Sarwono, 2016).

Nifas atau Puerperium dari kata Puer yang artinya bayi dan parous
melahirkan. Jadi, Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa
80

Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. (Asih dkk, 2016)

Pelayanan keseatan ibu nifas oelh bidan dan dokter dilakukan minimal
3 kali yaitu 6 jam – 3 hari setelah melahirkan; hari ke 4 – 28 hari setelah
melahirkan; hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016).

2.5.2 Tujuan Masa Nifas

Tujuan asuhan masa nifas diantaranya adalah :(Sari Puspita, 2014)

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau


merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,


nutrisi, kb, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari hari.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

2.5.3 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga periode (Asih dkk, 2016) :

a. Periode pasca salin segera / immediate postpartum (0 – 24 jam) Masa


segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Sering terdapat banyak
masalah, misal perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu tenaga
kesehatan harus teratur melakukan pengecekan lochea, tekanan darah dan
suhu.

b. Periode pasca salin awal / early postpartum (24 jam – 1 minggu)


81

Pada periode ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri dalam


keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak
ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui bayinya dengan baik

c. Periode pasca salin lanjut / late postpartum (1 minggu – 6 minggu)


Pada periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari – hari serta konseling KB.

2.5.4 Rekomendasi WHO tentang perawatan postnatal (WHO, 2013)

1) Rekomendasi 3 : Home visits for postnatal

Kunjungan rumah pada minggu pertama setelah kelahiran direkomendasikan


untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir

2) Rekomendasi 9 : Assessment of the mother

a) 24 jam pertama setelah lahir

Semua wanita postpartum harus melakukan penilaian perdarahan


vagina, kontraksi uterus secara teratur, tinggi fundus, suhu dan denyut jantung
(nadi) secara rutin selama 24 jam pertama mulai dari jam pertama setelah
kelahiran. Tekanan darah harus diukur segera setelah lahir. Jika normal,
pengukuran tekanan darah kedua harus dilakukan dalam waktu enam jam.
Kekosongan urin harus didokumentasikan dalam waktu enam jam.

b) Melampaui 24 jam setelah lahir

A. Pada setiap kontak pascakelahiran berikutnya, pertanyaan harus terus


dilakukan tentang kesejahteraan umum dan penilaian yang dibuat
mengenai hal berikut: berkemih dan inkontinensia urin, fungsi usus,
penyembuhan luka perineum, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung,
sakit perineum, dan kebersihan perineum , nyeri payudara, nyeri tekan
uterus dan lokhea.
82

B. Kemajuan menyusui harus dinilai pada setiap kontak pascanatal.


C. Pada setiap kontak pascakelahiran, wanita harus ditanyai tentang
kesejahteraan emosional mereka, keluarga apa dan dukungan sosial
yang mereka miliki dan strategi koping yang biasa mereka lakukan
untuk menangani masalah sehari-hari. Semua wanita dan keluarga /
pasangan mereka harus didorong untuk memberi tahu profesional
kesehatan mereka tentang perubahan suasana hati, keadaan emosi dan
perilaku yang berada di luar pola normal wanita.
D. Pada 10-14 hari setelah kelahiran, semua wanita harus ditanyai tentang
resolusi depresi postpartum ringan (“maternal blues”) yang ringan. Jika
gejala belum sembuh, kesejahteraan psikologis wanita tersebut harus
terus dinilai untuk depresi pascanatal, dan jika gejalanya menetap,
dievaluasi.
E. Perempuan harus diperhatikan untuk segala risiko, tanda dan gejala
kekerasan dalam rumah tangga.
F. Wanita harus diberi tahu siapa yang harus dihubungi untuk nasihat dan
manajemen.
G. Semua wanita harus ditanyai tentang dimulainya kembali hubungan
seksual dan kemungkinan dispareunia sebagai bagian dari penilaian
kesejahteraan keseluruhan dua hingga enam minggu setelah kelahiran.
H. Jika ada masalah yang memprihatinkan pada kontak pascanatal, wanita
tersebut harus dikelola dan / atau dirujuk sesuai dengan pedoman WHO
spesifik lainnya.

3) Rekomendasi 10 : Iron and folic acid supplementation

Suplemen zat besi dan asam folat harus diberikan setidaknya tiga
bulan setelah melahirkan. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun
selama hamil ialah 1.040 mg. dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh
ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Suplementasi zat besi
dibutuhkan bahkan kepada ibu dengan status gizi baik (Voni Silvia., 2012).
83

2.5.5Adaptasi Fisik pada Masa Nifas (Asih, Yusari, Risneni. 2016)

Siste Involusi Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus


m Uteri yang berkontraksi posisi fundus uteri berada
kurang lebih di pertengahan antara umbilicus
Repr
dan simfisis pada 1 minggu post partum.
oduk
Kemudian, 14 hari postpartum TFU mengkerut,
si
telah turun masuk ke dalam rongga panggul dan
tidak dapat lagi diraba dari luar. Pada 6 minggu
post partum uterus kembali normal

Pengelu a. Lochea Rubra (1- 3 hari pascasalin)


aran
Warnanya merah mengandung darah dari luka oada
Lochea
plasenta dan serabut decisua dan chorion

b. Lochea Sangulenta (4 – 7 hari pascasalin)

Warnanya merah kekuningan berisi lender.

c. Lochea Serosa (7 – 14 hari pascasalin)

Warnanya kecoklatan mengandung banyak serus , lebih

sedikit darah dan laserasi plasenta.


84

d. Lochea Alba (2-6 minggu pascasalin)

Warnanya putih kekuningan mengandung leukosit,


selaput lendir serviks dan seabut jaringan mati

Vagina Selama proses persalinan vulva dan vagina


dan mengalami penekanan serta perengangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ
perineu
kembali dalam keadaan sebelum hamil.
m
Perubahan pada perineum pasca melahirkan
terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan
atau pun dilakukan episiotomy dengan indikasi
tertentu

Siste Tonus Buang air besar secara spontan bisa tertunda


m selama 2 – 3 hari setelah melahirkan
otot
Penc
menuru
ernaa
n
n

Siste Pelvis, Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan


m berdilatasi selama kehamilan kembali normal
ginjal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan.
Perk
dan
emih
ureter
an
85

Siste Dinding Selama hamil dinding abdomen meregang


m abdome setalh bersalin dinding abdomen akan lembek
n (pemisahan muskulus rektus abdominus)
Mus
kulos Striae Tidak menghilang, tetapi berubah menjadi
ke samar

letal

Siste Oksitosi Oksitosin dikeluarkan oleh glandula pituitary


m n posterior dan berkerja terhadap otot uterus dan
Endo jaringan payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi
krin dara menyebabkan uterus berkontraksi

Prolakti Penurunan estrogen meningkatkan prosuksi


n prolactin dari glandula pituitary anterior yang
bereaksi terhadap alveoli payudara dan
menstimulasi produksi ASI dan menekan
stimulasi folikel dalam ovarium

HCG, HPL, Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan


lahir kadar HCG, HPL, estrogen, progesterone
estrogen,
di dalam darah ibu menurun. Dan kembali
progesterone
normal setelah 7 hari postpartum

Pemulihan Pada ibu yang menyusui bayinya, ovulasi jarang


ovulasi dan terjadi sebelum 20 minggu dan tidak terjadi
diatas 28 minggu untuk ibu yang melanjutkan
menstruasi
menyusui samoai 6 bulan. Pada ibu yang tidak
menyusui ovulasi dan menstruasi biasanya akan
terjadi antara 7 – 10 minggu

Tand Tekana Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan


86

a- n darah darah akan rendah setelah melahirkan karena


tanda ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya
vital
preeklampsi postpartum

Respira Keadaan pernapasan selalu berhubungan


si dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila
suhu dan nadi tidak

normal, pernapasan juga akan mengikuti,


kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran napas

Temper Selama 24 jam pertama dapat meningkat sampai


ature 38oc sebagai akibat efek dehidrasi persalinan.
Setealh 24 jam seharusnya wanita tidak demam

Denyut Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung


nadi tetap tinggi selama jam pertama bayi lahir. Kemudian
mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui.
Pada minggu 8 – 10 setelah melahirkan, denyut nadi

kembali seperti sebelum hamil

Sistem Card Meningkat selama persalinan, penurunan akan


Kardiov iac terjadi 1 hari puerperium dan kembali normal
askuler outp setalah minggu ke 3 postpartum
ut

Alira Penurunan aliran darah ke organ akan menurun


n pada hari poertama postpartum, tetapi aliran
darah darah akan meningkat ke payudara dan
87

membantu proses laktasi

Sistem Leuk Selama persalinan leukosit akan meningkat


hematol osit, (15.000 gr/dl) dan akan tetap meningkat pada
ogi eritro beberapa hari post partum. Hb, ht dan eritrosit
sit, jumlahnya akan berubah dalam awal
hb pueperineum

2.5.6 Adaptasi Psikologi pada Masa Nifas (Asih, Yusari, Risneni. 2016)

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang


proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan
seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu
setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan
adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:

a. Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari


hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya
sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan
yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,
komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:

1) Kekecewaan pada bayinya.

2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.


88

3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

b. Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu


merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung. Hal yang periu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya.

Tugas bidan antara lain: Mengajarkan cara perawatan bayi, cara


menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas,
pendidikan kesehatan gizi, istirahat. Kebersihan diri dan lain-lain.

c. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran


barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri
akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat
bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga
kondisi fisiknya. Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai
berikut:

1) Fisik.

2) Psikologi.

3) Sosial.
89

2.5.7 Kebutuhan Dasar pada Masa Nifas

a) Nutrisi

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan


meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Menu
makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin
serta bahan pengawet atau pewarna (Ambarwati, 2010) Dengan penjelasan
tersebut, akhirnya dapat dirumuskan beberapa anjuran yang berhubungan
dengan pemenuhan gizi ibu menyusui, antara lain:

(1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori.

(2) Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan


vitamin.

(3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah


menyusui.

(4) Mengonsumsi tablet zat besi selama masa nifas.

(5) Minum kapsul Vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan


vitamin A kepada bayinya melalui ASI. (Sulistyawati, 2010).

Pola makan ibu nifas sebagian besar tidak seimbang, yakni 65 orang
(100%) makan nasi dengan lauk jenis nabati, tanpa sayur 37 orang(56,9%)
dan makan tanpa lauk hewani ada 49 orang (75,4%). Alasan yang
disampaikan oleh ibu nifas adalah 53 orang (81,5%) demi kesehatan ibunya,
yang didasarkan kepercayaan masyarakat bahwa ibu menyusui tidak boleh
makan makanan tertentu atau harus melakukan pantangan agar dapat lebih
mempercepat penyembuhan luka setelah melahirkan. Sedang 12 orang
90

(18,5%) tidak melakukan pantangan makan dengan alasan demi kesehatan


anak atau masih tetap makan dengan lauk hewani 14 orang (2l,5%), dan
kadang-kadang juga makan sayur ada 28 orang (43,1%). Ibu nifas yang tidak
pernah makan lauk hewani maka semuanya juga tidak pemah makan sayur.
Demikian juga semua ibu yang mempunyai pantangan makan seperti makan
lauk hewati, harus garingan, maka juga berpantang terhadap aktifitas tertentu
seperti tidak bolah berdiri didepan pintu, lari bila melihat ada orang
meninggal lewat, mandi pada jam tertentu dan tidak boleh mengerjakan
sesuatu yang menurut budaya dianggap tidak baik (Wuryanto dkk, 2012).

b) Ambulasi Dini

Ambulasi awal dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan-jalan


ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi
jam sampai hitungan hari. Kegiatan ini dilakukan secara berangsur-angsur
frekuensi dan intensitas aktivitasnya sampai pasien dapat melakukannya
sendiri tanpa pendampingan sehingga tujuan memandirikan pasien dapat
terpenuhi (Sulistyawati, 2010).

c) Eliminasi

Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi. Dalam 24
jam pertama post partum, pasien juga sudah harus dapat buang air besar
karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
baginya untuk buang air besar secara lancar. Feses yang tertahan dalam usus
semakin lama akan semaki mengeras karena cairan yang terkandung dalam
feses akan selalu terserap oleh usus (Sulistyawati, 2010)

d) Senam Nifas
91

Selama masa nifas ibu butuh senam khusus untuk ibu nifas karena
memiliki banyak manfaat antara lain mengencangkan otot paha,
mengencangkan paha dan betis, mengencangkan otot panggul serta
mengecilkan perut. Setiap gerakan senam harus dilakukan dengan benar dan
diawali oleh pemanasan terlebih dahulu dan diakhiri dengan pendinginan
(Depkes, 2015)

e) Mandi

Begitu mampu, pasien boleh mandi siram, duduk berendam atau


mandi di dalam bak. Air tidak akan naik ke dalam vagina jika pasien duduk
dalam bak mandi (Benson, 20011).

f) Seksual

Hubungan seksual sebaiknya tidak dimulai dulu sampai luka


episiotomy atau laserasi sembuh (umumnya 4 minggu), postpartum
merupakan kesempatan bagi klien untuk menyampaikan keinginannya
mengenai reproduksi di masa mendatang dan bagi dokter untuk membantu
( jika perlu) mengenai masalah kontrasepsi (Benson, 2010).

2.5.8 Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan dilakukan paling sedikit 3 kali selama ibu dalam masa


nifas. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan meliputi pemeriksaan untuk
deteksi dini, pencegahan, intervensi, dan penanganan masalah-masalah yang
terjadi saat masa nifas (Johariyah dkk, 2012).

Tabel 2.7 Jadwal Kunjungan Ibu pada Masa Nifas

Kunjungan I (KF I)
Kunjungan II (KF II) Kunjungan III (KF
6 jam s/d 3 hari
Hari ke 4 s/d 28 hari III) hari ke 29s/d 42
Pasca Bersalin
Pasca Bersalin hari pasca bersalin
92

Bagaimana persepsi ibu


Permulaan hubungan
Memastikan involusi uterus tentang persalinan dan
seksual
kelahiran bayi.
Menilai adanya tanda-tanda
Metode KB yang
demam, infeksi, atau Kondisi payudara
digunakan
perdarahan
Memastikan ibu mendapat
Ketidaknyamanan yang Latihan pengencangan
cukup makanan, cairan, dan
dirasakan. otot perut
istirahat
Fungsi pencernaan,
Memastikan ibu menyusui
konstipasi, dan
dengan baik dan tidak ada Istirahat ibu
bagaimana
tanda-tanda infeksi
penanganannya
Bagaimana perawatan bayi Menanyakan pada ibu
sehari-hari apakah sudah haid
Sumber : Kementrian Kesehatan RI.2011

2.6 Konsep Manajemen

Konsep manajemen terdiri terdiri dari 7 langkah yang terutama dimana


setiap langkah disempurnakan secara priodik. Proses ini dimulai dengan
mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah tersebut
adalah : (Insani, 2017)

2.6.1 Pengumpulan data

Yaitu pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien.


Dimana dalam data dasar ini tercatat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan panggul. Sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan catatan
RS sebelumnya dan data laboratorium serta membandingkan dengan hasil
studi.
93

2.6.2 Interpretasi data

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah, diagnose dan


kebutuhan klien berdasarkan interpretasi atas data yang telah dikumpulkan.
Masalah sering menyertai diagnose dan diagnose ditegakkan dalam
lingkungan hidup praktek kebidanan dan mempengaruhi standar nomenklatur
diagnose kebidanan. Diagnosa kebidanan yang ditegakkan bidan dalam
lingkungan praktek bidan. Standar nomenklatur yaitu :

1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi


2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh judgement dalam lingkup praktik kebidanan
1. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Diagnosa Ibu Hamil :

a. Hamil tidak

b. Primipara multipar

c. Usia kehamilan

d. Anak hidup mati

e. Tunggal ganda

f. Ekstraterin/ intrauterine

g. Keadaan letak janin

h. Keadaan jalan lahir

i. Keadaan umum ibu dan janin

Diagnosa Ibu Bersalin:

a. Inpartu
94

b. Primipara/multipara

c. Fase laten/aktif persalinan

d. Ketuban

e. Keadaan umum ibu dan janin

Diagnosa Ibu Nifas :

a. Nifa hari ke

b. Lochea

c. Kontraksi uterus

d. Tinggi fundus uteri

e. Keadaan umum ibu

Diagnosa Bayi Baru Lahir :

a. Bayi baru lahir normal / tidak

b. Spontan / tidak

c. Menangis (kuat, sedang, lemah / tidak menangis)

d. Gerakan (aktif, tidak aktif / tidak bergerak)

e. Warna kulit kemerahan pucat

2.6.3 Masalah potensial

Mengidentifikasi masalah / diagnose potensial berdasarkan rangkaian


masalah dan diagnose yang terbaru. Langkah ini membutuhkan antisipasi
pemecahan bila memungkinkan dilakukan sambal mengamati bila hal terbaru
benar – benar terjadi.
95

2.6.4 Tindakan segera / kolaborasi

Apabila ditemui data yang mengidentifikasi situasi kegawat daruratan


dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu
dan anak (misalnya pendarahan, nilai apgar yang rendah). Indikasi ini didapat
dan data yang mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan segera berupa
konsultasi, kolaborasi atau merujuk berdasarkan kondisi pasien.

2.6.5 Perencanaan

Langkah ini merupakan lanjutan / diagnosa yang telah diidentifikasi


atau diantisipasi. Rencana ini dilihat dari kondisi pasien atau setiap masalah
yang berkaitan tentang apa yang terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan rujukan untuk masalah sosial, ekonomi, kultural
atau masalah psikologis yang diperlukan. Setiap rencana asuhan harus
disetujui oleh kedua belah pihak agar dapat dilaksanakan secara efektif dan
memutuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana
bersama klien.

2.6.6 Penatalaksanaan

Perencanaan bila dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi


oleh klien atau tim kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan terhadap klien
tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan.

2.6.7 Evaluasi

Dilakukan untuk pengecekan keberhasilan dan keefektifitasan dari


asuhan yang telah diberikan. Evaluasi meliputi apakah kebutuhan terpenuhi
dan mengatasi diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi.
96
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY

“D” G1P1A0H1 USIA KEHAMILAN 39 – 40 MINGGU DI BPM

YOSTI, S.TR, KEB SOLOK TANGGAL 01 -02 NOVEMBER

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA:
1. Nama ibu : Ny D
2.Umur : 21 tahun
3. Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
7. Alamat : Salayo

1. Nama suami :Tn N


2. Umur :26 tahun
3. Suku /bangsa : Minang/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Mekanik
6. Alamat : Salayo

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF) :


Tanggal Anamnesa : 01- 11- 2021

95
96

1) Alasan Kunjungan √

Pertama Rutin

Ada keluhan

2) Keluhan utama : Ibu mengatakan Nyeri bagian pinggang


sampai ke ari ari

3) Riwayat menstruasi :

a) Haid pertama : Umur 13 tahun


b) Siklus : 28 hari
c) Banyaknya : ± 3 kali ganti doek/ hari
d) Lamanya : ± 5 hari
e) Teratur / Tidak : Teratur
f) Sifat Darah : Encer
g) Warna darah : Merah kehitaman
h) Disminorhea : Tidak ada
3) Riwayat Kehamilan,Persalinan,dan Nifas yang lalu :
G:1 P:0 A: 0 H:0

No Tgl lahir/ Usia Jenis Tempat Penolong Bayi Nifas


umur kehamilan persalinan persalin- persalinan Bb/pb/ keada lactasi keadaan
an jk -an
1 Saat ini
2
.
3

Riwayat pemakaian alat kontrasepsi suntik KB : Tidak ada


97

Riwayat Kehamilan Sekarang :

a. Hari Pertama Haid Terakhir : 22 - 01- 2021


b. Tafsiran Persalinan : 29 - 10 - 2021
c. Keluhan:
Trimester 1 : Mual muntah (normal)
Trimester 2 : Tidak ada
Trimester 3 : Sering BAK
Pergerakan anak pertama kali :+/- 14 Minggu

d. Bila pergerakan sudah terasa,pergerakan 24 jam terakhir

<10 x 10-20x >20 x



e. Bila
lebih dari
20 x dalam 24 jam,dengan frekuensi :

<15’’ >15”

f. Keluhan yang dirasakan(bila ada jelaskan):


a) Rasa lelah : Tidak ada
b) Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
c) Nyeri perut : Tidak ada
d) Panas dan menggigil : Tidak ada
e) Sakit kepala berat : Tidak ada
f) Penglihatan kabur : Tidak ada
g) Rasa nyeri/panas saat BAK : Tidak ada
h) Rasa panas pada vulva/vagina : Tidak ada
i) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
98

j) Nyeri kemerahan : Tidak ada


k) Edema : Tidak ada

g. Imunisasi TT 1 : Ada

Imunisasi TT 2 : Ada

6. Pola kebiasaan sehari hari:

a.Biologis

-Nutrisi: menu makanan sehari hari

a. Pagi : 1 piring lontong + 1 gelas susu


b. Siang : 1 piring nasi + 1 potong lauk + Sayur
c. Malam : 1 piring nasi +1 potong lauk + Sayur
- Minum : 1 gelas susu + ± 6 gelas air putih / hari
Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan dll) :Tidak ada

- Eliminasi
BAK

a. Frekuensi : 5- 6 x / hari
b. Warna : Kuning khas urin
BAB

a. Konsistensi : Lembek
b. Frekuensi : 1 x /hari
- Aktifitas
a. Senam hamil : Tidak ada
b. Istirahat (tidur siang, tidur malam) : Siang 2 jam, Malam ± 7 jam
c. Pekerjaan :Beres-beres rumah
- Higiene
a. Mandi : 1- 2 x /hari
99

b. Ganti pakaian : 2 x /hari

c. Kebersihan ibu : Bersih

- kebiasaan ibu yang lain


a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alkohol : Tidak ada
c. Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksual selama kehamilan
Frekuensi : Tidak Terganggu
- Sosial budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : Tidak ada

b. Psikologis

a. Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang


b. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Sosial Ekonomi : Tercukupi

a. Spiritual : Ibu melaksanakan shalat 5 waktu


7. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita:
a. Jantung : Tidak ada

b. Ginjal : Tidak ada

c. Asma : Tidak ada

d. TBC Paru : Tidak ada

e. Hepatitis : Tidak ada

f. Diabetes mellitus : Tidak ada

8. Riwayat penyakit keluarga:


a. Jantung : Tidak ada
100

b. Hipertensi : Tidak ada

c.Diabetes mellitus : Tidak ada

d. Keturunan kembar : Tidak ada

9. Perilaku kesehatan:

a. Merokok : Tidak ada

b. Minum alkohol : Tidak ada

c. Obat-obatan : Tidak ada

10. Riwayat sosial:


Perkawinan : Pertama

Kehamilan ini : Direncanakan

Perasaan tentang kehamilan : Ibu senang dengan kehamilan

Status perkawinan : Sah

Kawin : 1 kali

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF) :

1. Status emosional : Stabil


101

2. Tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/70 mmHg


b. Denyut nadi : 84 x / i
c. Pernafasan : 24 x / i
d. Suhu : 36 0C
e. BB sebelum hamil : 50 kg
f. BB sekarang : 56,3 kg
g. Tinggi Badan : 149 cm
h. LILA : 24 cm
3. Pemeriksaan khusus :

a. Inspeksi (periksa pandang)


a) Jalan : Normal
b) Bentuk badan : Lordosis
c) Rambut :Bersih, hitam dan lurus
d) Mata
1) Conjungtiva : Tidak anemis
2) Skelera : Tidak ikhterik
e) Muka
1) Cloasma gravidarum : Ada
2) Oedema : Tidak ada
f) Mulut

1) Caries : Tidak ada


2) Hygiene : Terjaga
3) Stomatitis : Tidak ada
g) Leher
1) Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
2) Kelenjer limfe : Tidak ada pembengkakan
3) Hyperpigmentasi : Tidak ada
102

h) Mamae

1) Pembesaran : Simetris kiri dan kanan


2) Areola mamae : Hyperpigmentasi
3) Putting susu : Menonjol kiri dan kanan
4) Kolostrum :Ada
i) Abdomen

1) Bekas operasi : Tidak ada


2) Membesar : Sesuai usia kehamilan
3) Linia nigra /Alba : Ada
4) Strie livide /Albikan : Ada
j) Vulva (dilakukan jika ada indikasi):
1) Perineum : Tidak dilakukan
2) Tanda Chadwick : Tidak dilakukan
3) Varices : Tidak dilakukan
4) Edema : Tidak dilakukan
5) Flour Albus : Tidak dilakukan
6) Pengeluaran dari vagina : Tidak dilakukan
7) Hygiene : Tidak dilakukan
h) Ekstremitas

1) Varices : Tidak ada


2) Edema :Tidak ada
3) Kelainan kelamin :Tidak ada

i) Palpasi uterus

1) Leopold I : TFU 2-3 jari dibawah px , pada fundus teraba lunak,


bulat dan tidak melenting kemungkinan bokong janin.
103

2) Leopold II : Pada bagian perut ibu sebelah kiri teraba keras,


panjang dan memapan kemungkinan punggung janin, sedangkan
pada bagian sebelah kanan teraba tonjolan-tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas janin.
3) Leopold III : Pada bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting
kemungkinan kepala janin. Kepala tidak bisa digoyangkan
menandakan kepala sudah masuk PAP.
4) Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP

TFU : 31 cm

TBJ : (31 -11)X 155 = 3.100 gram

His : 4x/10 menit, selama 45 detik

b. Auskultasi

1) DJJ : 156 x / i
2) Frekuensi teratur / tidak : Teratur
3) Punctum maximum : Kuadran kiri bawah perut ibu

c. Perkusi:

Reflek patela Ki/Ka : +/+

d.Pengukuran panggul :

1) Konjungata Eksterna : 23 -26 cm


2) Distansia Spinarum : 26 – 29 cm
3) Distansia Cristarum : 18 -20 cm
4) Lingkar Panggul : 80 -90 cm
104

D. Uji Diagnostik
 Hb :11,2 gr %

 Golongan darah :B

 Protein Urine : -

 Glukosa urine : -
PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “D”

G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 39 – 40 MINGGU DI BPM YOSTI, S.TR, KEB

KABUPATEN SOLOK TANGGAL 01 – 02 NOVEMBER 2021

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANING


Kunjungan : 1 -KU : Baik Diagnosa : 1. Menginformasikan kepad
Tanggal : 01 November 2021 -Tanda – tanda vital Ibu Hamil G1P0A0H0,Usia tentang hasil pemeriksaan
Jam : 09:00 Wib TD: 120/80 mmHg kehamilan 39 - 40 kondisi ibu dan janin baik, ya
P :22x/i minggu,Janin hidup, Tunggal, TD: 120/80 mmHg
- Ibu mengatakan tidak haid N : 82x/i Pu-ki, Let- P :22x/i
sejak ± 9 bulan yang lalu S : 36,70C kep,Intrauterin,keadaan jalan N : 82x/i
- Ibu mengatakan bahwa ia ingin BB Sebelum Hamil : 50 kg lahir normal, KU ibu dan janin S : 36,70C
memeriksakan kehamilannya. BB Sekarang : 56,3kg baik. E:Ibu mengetahui
- Ibu mengatakan ini Tinggi Badan : 149 cm Dasar : pemeriksaan
kehamilannya yang LLA : 24 cm 1. Ibu mengatakan tidak haid 2. Menjelaskan kepada ibu
pertamannya Pemeriksaan fisik sejak ± 9 bulan yang lalu. penyebab sering BAK karena
- Ibu mengatakan berat badan Inspeksi : yang semakin besar me
sebelum hamil 50 kg - Bentuk badan : lordosis, rambut 2. Ibu mengatakan ini kehamilan kandung kemih maka menyeb
- Ibu mengeluh sering merasakan sehat pertamanya. sering BAK, cara mengat
sakit pada pinggang sampai ke - Konjungtiva dan skhlera: tidak 3. Ibu menggatakan pinggangnya adalah kurangi minum se
ari ari tidur untuk mengurangi fre

105
anemis, tidak akterik sakit sampai ke ari ari BAK pada malam hari, h
- Ibu mengatakan HPHT: 22 – - Muka: tidak caries, tidak stomatitis 4. HPHT :22-11-2021 minum teh dan kopi atau
01 -2021 - Leher: tidak ada pembengkakan TP : 29-10-2021 minuman yang bisa meningk
- Ibu menggatakan pergerakan kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran TFU : 2-3 jari dibawah PX frekuensi berkemih.
anakny aktif kelenjer limfe,tidak ada 5. DJJ : (+) E: Ibu paham dengan penkes
hyperpigmentasi Frekuensi : 156 x/i diberikan dan bersedia mela
-Mamae: pembesaran simetris kiri Irama : teratur anjuran yang diberikan
dan kanan, areola mamme 6. Terasa satu bagian besar 3. menjelaskan kepada ibu te
menghitam, putting susu menonjol 7. Pada saat palpasi ibu tidak perubahan psikologis keha
-Abdomen : membesar sesuai usia merasa nyeri TM III
kehamilan 8. Palpasi : Pada trimester ketiga, w
-Vulva : tidak ada indikasi Leopold I : TFU 2-3 jari dibawah mengantisipasi persalinan
Palpasi: px , bokong janin. menghadapi perubahan fisik
Leopold I : TFU 2-3 jari dibawah Leopold II : pu- ki signifikan. Sementara rasa
px , pada fundus teraba lunak, bulat dan
Leopold III : Kepala tidak bisa kehilangan bayi biasanya
tidak melenting kemungkinan digoyangkan menandakan kepala hilang pada saat ini. Namun
bokong janin. sudah masuk PAP. kecemasan baru menggantik
Leopold II : Pada bagian perut ibu
Leopold Iv : Kepala sudah yaitu ketakutan akan persa
sebelah kiri teraba keras, panjang dan
masuk PAP Selain kekhawatiran te
memapan kemungkinan punggung 8. Ibu merasakan gerakan janin persalinan, ibu hamil akan me
janin, sedangkan pada bagian 9. Vital sign dalam batas normal naluri untuk n

106
sebelah kanan teraba tonjolan- Masalah: mempersiapkan kedatangan
tonjolan kecil kemungkinan Tidak ada mulai dari sibuk menata k
ekstremitas janin. Diagnosa Potensial: membeli baju, dan peralatan b
Leopold III : Pada bagian bawah Tidak ada
teraba keras, bulat dan Tindakan Segera: E= Ibu mengerti tentang peru
melenting kemungkinan kepala Tidak ada psikologi pada kehamilan TM
janin. Kepala tidak bisa Kebutuhan : 4. Memberikan ibu tablet Fe
digoyangkan menandakan kepala 1.Informasikan hasil diminum dengan air putih,
sudah masuk PAP. pemeriksaan teratur (sebelum tidur),
Leopold Iv : Kepala sudah 2.Jelaskan penyebab sering BAK menganjurkan ibu untuk b
masuk PAP dan cara mengatasi mengonsumsi sayuran dan
TFU : 31 cm 3. Jelaskan kepada ibu tentang karena efek dari minum tab
TBJ : (31 -11)X 155 = 3.100 gram perubahan psikologis kehamilan BAB jadi hitam dan keras.
His : 4x/10 menit, selama 45 TM III Calc. 2x1/hari untuk tulan
detik dan janin.
4.Berikan ibu tablet Fe, Calc, Vit. C 2x1
Auskultasi: dan Vit. C.
DJJ: (+) E : Tablet Fe, calc, dan V
Frekuensi :156 x/i 5.Jelaskan tentang asupan nutrisi sudah diberikan dan ibu
Irama : teratur pada kehamilan. teratur mengonsumsinya.
6. Jelaskan tentang personal

107
Perkusi : hygiene pada ibu 5. Menjelaskan kepada ibu te
Reflek patela ka/ki: +/+ 7. Penjelasan tentang tanda-tanda asupan nutrisi pada keha
bahaya kehamilan TM III seperti mengkonsumsi
Pemeriksaan Penunjang 8. Jelaskan tanda- tanda - Protein yang berfungsi s
- Hb : 11,2 gr % persalinan pembentuk sel-sel darah mera
- Golongan darah : B 9. Kunjungan ulang janin dan ibu hamil sep
- Protein urine : - telur,ikan,daging
- Vitamin A bermanfaat
pertumbuhan tulang janin
- Nutrisi yang mengandung om
dan vitamin E berfungsi mem
kecerdasan otak janin dan
sebagai zat antioksidan bagi
ibu hamil seperti : sayuran
buah-buahan, dan lainnya.
E : Ibu mengerti tentang a
nutrisi pada kehamilan
6. Menjelaskan kepada ibu te
personal hygine yaitu an
menjaga kebersihan pada ibu
karena selama hamil

108
peningkatan sekreasi h
sehingga menyeb
pengeluaran cairan tubuh s
keringat,cairan vagina
diantaranya adalah.
a.Mandi 2-3x sehari dan men
pakaian 2-3x sehari karena d
mandi dapat menjaga kebe
kulit memberikan kesegaran
menghilangkan rasa gerah
keringat
b.Perawatan genatalia ini
penting karena daerah te
lembab,terutama saat
kebersihan dan ganti pakaian
2x sehari yang cukup longga
diganti kalau ibu sudah m
gerah
c.Sikat gigi 2-3x sehari atau
selesai makan karena sisa ma
jika tidak dibersihkan akan m

109
dan menimbulkan sakit gig
caries.
E: ibu mengerti dengan penj
yang diberikan dan akan m
kebersihan dirinya.
7. Menjelaskan kepada ibu
bahaya dalam kehamilan sepe
1.Nyeri perut yang berlebihan
2.Keluar cairan lendir berc
darah sebelum waktunya
3.Air ketuban keluar/
sebelum waktunya
4.Janin tidak bergerak
5.Demam / panas tinggi
6.Gatal-gatal pada genatalia
keluar keputihan yang berlebi
E: ibu mengerti apa saja
tanda bahaya dalam kehamila
8. Menjelaskan tanda-
persalinan yaitu: sakit pin
menjalar ke ari-ari, keluar

110
bercampur darah, ketuban
adanya kontraksi yang teratur

E: Ibu sudah mengetahui te


tanda persalinan

9. Menjadwalkan kunjungan
kepada ibu dan memberitah
untuk melakukan pemer
sebelum waktu yang ditentuka
ibu ada keluhan.
E : Ibu mengerti dan be
datang untuk kunjungan ulang
waktu yang ditentukan.

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “D”


G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 39 – 40 MINGGU DI BPM YOSTI, S.TR, KEB

111
KABUPATEN SOLOK TANGGAL 01 – 02 NOVEMBER 2021
KUNJUNGAN II
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANING
Tanggal : 02 – November 2021 - KU : Baik Diagnosa : 1. Menginformasikan kepada ibu
Jam : 10:30 wib - Tanda – tanda vital Ibu Hamil G1P0A0H0,Usia tentang hasil pemeriksaan bahwa
TD : 120/70mmHg kehamilan 39 - 40 kondisi ibu dan janin baik, yaitu
- Ibu mengeluh kesulitan dalam Nadi : 80 x/menit minggu,Janin hidup, Tunggal, TD : 120/70 mmHg
bernafas Nafas : 20 x/menit Pu-ki, Let- Nadi : 80 x/menit
- Ibu mengeluh sering kram Suhu : 37 º C kep,Intrauterin,keadaan jalan Nafas : 20 x/menit
pada otot BB sebelum hamil : 50 kg lahir normal, KU ibu dan janin Suhu : 37º C
- Ibu mengatakan susah BAB BB sekarang : 56,3 kg baik. E:Ibu mengetahui hasil
Dasar : pemeriksaan
TB : 149 cm 1. Ibu mengatakan tidak haid 2. Menjelaskan keapada ibu
Lila : 24 cm sejak ± 9 bulan yang lalu. bahwa kesulitan bernafas
TP : 29-10-2021 disebabkan oleh pembesaran
Inspeksi : 2. Ibu mengatakan ini kehamilan Rahim, saat Rahim membesar
- Bentuk badan : lordosis, rambut pertamanya. hanya ada sedikit ruang bagi paru
sehat 3. Ibu menggatakan untuk mengembang sehingga
- Konjungtiva dan skhlera : tidak pinggangnya sakit sampai ke ari menyulitkan wanita untuk
anemis, tidak ikterik ari bernafas. Cara mengatasinya
-Muka : tidak caries, tidak 4. HPHT :22-11-2021 ada;ah dengan meninggikan
stomatitis TP : 29-10-2021 sedikit kepala dan bahu dengan
- Leher : tidak ada pembengkakan TFU : 2-3 jari dibawah PX lebih banyak bantal ketika
kelenjer tiroid, tidak ada 5. DJJ : (+) berbaring atau istirahat.
pembesaran kelenjer limfe, tidak Frekuensi : 140 x/i E : Ibu paham dan bersedia
ada hyperpigmentasi Irama : teratur dengan apa yang dijelaskan
-Mammae : pembesaran simetris 6. Terasa satu bagian besar 3. Menjelaskan kepada ibu bahwa
kiri dan kanan,areola mamme 7. Pada saat palpasi ibu tidak kram otot disebabkan akibat aliran
menghitam,puting susu menonjol merasa nyeri darah yang terhambat karena
- Abdomen : membesar sesuai 8. Palpasi : penekanan Rahim dan akibat
usia kehamilan Leopold I : TFU 2-3 jari dibawah stress otot membawa beban berat

112
- Vulva : tidak ada indikasi px , bokong janin. janin. Cara mengatasainya adalah
Palpasi: Leopold II : pu- ki ibu harus minum air putih
Leopold I : TFU 2-3 jari dibawah Leopold III : Kepala tidak bisa setidaknya 8 gelas/ hari dan
px , pada fundus teraba lunak, bulatdigoyangkan menandakan kepala melakukan olahraga ringan secara
dan tidak melenting kemungkinan sudah masuk PAP. rutin dan gerakan peregangan di
bokong janin. Leopold Iv : Kepala sudah area kaki.
Leopold II : Pada bagian perut ibu masuk PAP E : Ibu paham dan bersedia
sebelah kiri teraba keras, panjang dan
8. Ibu merasakan gerakan janin melakukan anjuran yang diberikan
memapan kemungkinan punggung 9. Vital sign dalam batas normal 4. Menjelaskan kepada ibu untuk
janin, sedangkan pada bagian Masalah: mengatur pola istirahat
sebelah kanan teraba tonjolan- Tidak ada E= Ibu paham dan mengerti
tonjolan kecil kemungkinan Diagnosa Potensial: 5. Menjelaskan penyebab dan cara
ekstremitas janin. Tidak ada mengatasi konstipasi
Leopold III : Pada bagian bawah Tindakan Segera:
teraba keras, bulat dan Tidak ada Rahim yang Semakin Membesar
melenting kemungkinan kepala Seiring bertambahnya usia
janin. Kepala tidak bisa Kebutuhan : kehamilan, tentu hal ini membuat
digoyangkan menandakan kepala 1.Informasi tentang hasil rahim dan bayi dalam kandungan
sudah masuk PAP. pemeriksaan semakin membesar. Kondisi ini
Leopold Iv : Kepala sudah 2.Jelaskan penyebab kesulitan membuat usus dan rektum
masuk PAP bernafas dan cara mengatasi tertekan yang membuat proses
TFU : 31 cm 3. Jelaskan penyebab kram otot pengeluaran feses menjadi
TBJ : (31 -11)X 155 = 3.100 dan cara megatasi terganggu.
gram 4. Jelaskan pola istirahat yang
His : 4x/10 menit, selama 45 teratur 2. Kurang Mengonsumsi Air Putih
detik 6. Jelaskan penyebab dan cara Sebaiknya, ibu hamil penuhi
mengatasi konstipasi kebutuhan air putih setiap harinya.
7. Tanyakan apakah ibu sudah Konsumsi banyak air putih
minum tab fe, calk, dan vit c nyatanya dapat menghindari ibu
Auskultasi 8. Tanyakan apakah ibu sudah dari kondisi dehidrasi dan
DJJ :(+) merasakan tanda2 persalinan konstipasi. Ketika seseorang
mengalami kondisi dehidrasi, hal

113
Frekuensi : 140 x/menit 9. Kunjungan ulang ini membuat feses menjadi keras.
Irama : Teratur Selain itu, memenuhi kebutuhan
Punctum maksimum air putih setiap hari berdampak
kuadran kiri bawah perut ibu baik bagi air ketuban bayi dalam
Reflek patela : kandungan. Mengonsumsi cukup
- kanan : (+) air putih membantu dalam
- kiri : (+) memenuhi kebutuhan air ketuban
dalam rahim. Hal ini tentu baik
untuk menunjang perkembangan
bayi dalam rahim. Ibu hamil
disarankan konsumsi air putih
sebanyak 12 hingga 13 gelas
setiap harinya.

3. Kurang Mengonsumsi
Makanan Mengandung Serat
Perhatikan pola makan ketika ibu
sedang menjalani masa
kehamilan. Pola makan yang salah
membuat ibu mengalami masalah
susah buang air besar atau
konstipasi. Sebaiknya perbanyak
asupan nutrisi dan gizi yang
mengandung serat. Dengan
begitu, ibu hamil bisa
menghindari masalah konstipasi
dan membantu menjaga kesehatan
pencernaan.
Tidak hanya menghindari
konstipasi,
mengonsumsi makanan yang
mengandung serat juga bisa

114
menjaga kestabilan berat badan
ibu selama masa kehamilan dan
mengurangi risiko gangguan
jantung. Konsumsi salad buah dan
sayur sebagai camilan ketika
siang hari, untuk menambah
asupan serat.

4. Kurang Berolahraga
Siapa bilang ibu hamil tidak boleh
berolahraga?
Nyatanya, olahraga dibutuhkan
oleh ibu hamil. Banyak manfaat
yang bisa dirasakan oleh ibu
hamil ketika rutin berolahraga.
Selain menghindari tubuh yang
pegal-pegal, olahraga juga
membantu menjaga kesehatan
pencernaan sehingga ibu hamil
akan terhindar dari kondisi
sembelit. Banyak olahraga yang
bisa ibu lakukan ketika hamil
seperti jalan santai, berenang,
senam hamil, dan yoga. Lakukan
olahraga sebanyak 3 kali
perminggu selama 20 hingga 30
menit setiap sesi olahraga.

5. Stres
Sebaiknya hindari stres ketika
kamu menjalani masa kehamilan.
Selain berdampak buruk bagi

115
perkembangan janin dalam
kandungan, kondisi stres
mengganggu kesehatan ibu hamil.
Salah satunya adalah gangguan
pada pencernaan yang
menyebabkan ibu mengalami
konstipasi.
Usahakan tetap berpikiran positif
ketika ibu menjalani masa
kehamilan. Perbanyak pikiran
positif dan beristirahat menjadi
salah satu cara yang bisa ibu
lakukan untuk menghindari stres.
E= Ibu mengetahui hal apa yang
dapat menyebabkan konstipasi
dan akan melakukan upaya
pencegahannya.

7. Menanyakan apakah ibu sudah


minum tab fe, calk, dan vit c
E = Ibu telah minum obat secara
teratur
8. Menanyakan apakah ibu sudah
merasakan tanda2 persalinan
E= Ibu belum merasakan tanda
tanda persalinan.
9 Menjadwalkan kunjungan ulang
kepada ibu dan memberitahu ibu
untuk melakukan pemeriksaan
sebelum waktu yang ditentukan
jika ibu ada keluhan.

116
E : Ibu mengerti dan bersedia
datang untuk kunjungan ulang
pada waktu yang ditentukan.

117
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE PADA NY
“D” GRAVID 39 – 40 MINGGU KALA1 FASE
AKTIF DI BPM YOSTI, S.TR,KEB
Tanggal 04 November 2021

Tanggal Pengkajian : 04 November 2021

1. PENGUMPULAN DATA :
A. IDENTITAS / BIODATA:
Nama Ibu : Ny.”D

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerajan : IRT

Alamat : Salayo

Nama Suaami : Tn. “N”

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Minang/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerajan : Mekanik

Alamat :Salay

121
122

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal Anamnesa :04-11-2021

1. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan merasa seperti ingin melahirkan.


2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah.


3. Tanda – tanda Persalinan

Kontraksi Uterus : (+) Ada


Frekuensi : 4x 10 menit lamanya 30 detik
Kekuatan : Kuat
Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah
4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 tahun

b.Siklus : 28 hari

c.Banyaknya : 4-5 x ganti pembalut/hari

d.Warnanya : Merah gelap

e.Lamanya : 5-7 hari

f. Konsistensi Darah : Encer

g.Teratur/tidak teratur : Teratur

h.Disminorrhoe : Tidak ada


123

5. Riwayat Kehamilan Sekarang

a HPHT : 22-01-2021

b TP : 29-10-2021

c Keluhan : Trimester 1 : Mual, Muntah

Timester 2 : Tidak ada

Trimester 3 : Nyeri pinggang sampai ke ari ari

d Pergerakan anak pertama dirasakan ibu : usia kehamilan + 20 minggu

e Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan ibu: 20-40x

f Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan)

1) Rasa : letih, lesu, lemah dan lunglai : Tidak ada

2) Mual dan muntah yang lama : Tidak ada

3) Nyeri perut : Tidak ada

4) Panas menggigil : Tidak ada

5) Sakit kepala (berat/ringan/terus – menerus/sewaktu –


waktu) : Tidak ada

6) Penglihatan kabur : Tidak ada

7) Rasa nyeri dan panas sewaktu BAK : Tidak ada

8) Rasa gatal pada vulva, vagina dan

sekitarnya : Tidak ada


9) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
124

10) Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada

11) Edema (ditungkai, tibia, muka dan

jaringan tangan) : Tidak ada


g.Imunisasi TT : Lengkap
6. Pola Makan :

a Makan dan Minum terakhir : Sore

b Jenis : Nasi + Air putih

c Masalah : Tidak ada

7. Pola Eliminasi

a BAK

Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : Gelap
Konstipasi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
8. Aktivitas Sehari - hari :

a. Pekerjaan : Tidak mengganggu kehamilan

b. Seksualitas : tidak ada keluhan

9. Pola Istirahat dan Tidur : siang 1 jam, malam 6-7 jam

Istirahat Terakhir : Siang


125

10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

G: 1 P: 0 A: 0 H: 0

No Persalinan Nifas
Tangg Usia Jenis Penol- Komp JK BB P B LaktasI Komplikasi
al lahir Kehamila n Persalina n ong -likasI
1 Saat
ini
2

11. Riwayat Kontrasepsi : Tidak ada

12. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :

1) Jantung : Tidak ada

2) Ginjal : Tidak ada

3) Asma/ TBC Paru : Tidak ada

4) Hepatitis : Tidak ada

5) Diabetes Melitus : Tidak ada

6) Hipertensi : Tidak ada

7) Epilepsy : Tidak ada

8) PMS : Tidak ada

b. Riwayat Alergi : Tidak ada

c. Riwayat Transfusi darah : Tidak ada


126

d. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada

13. Riwayat Kesehatan Keluarga :

a. Riwayat Penyakit Keluarga

1) Jantung : Tidak ada

2) Hipertensi : Tidak ada

3) Ginjal : Tidak ada

4) DM : Tidak ada

5) Asma : Tidak ada

6) TBC : Tidak ada

7) Epilepsy : Tidak ada

8) Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak ada

9) Gamelli : Tidak ada

14. Keadaan Sosial :

a. Perkawinan

1) Status Perkawinan : Sah

2) Perkawinan Ke : Pertama

b. Kehamilan

1) Direncanakan : ya tidak

2) Diterima : ya tidak

c. Status emosional : Stabil


127

d. Hubungan dengan Keluarga : Baik

e. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baik

f. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

g. Rencana saat Persalinan :

1) Tempat : BPM YOSTI, S.Tr, Keb

2) Pendamping : Suami

h. Keadaan Ekonomi : Cukup

i. Kegiatan Spritual : tidak terganggu

C. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. BB Sebelum Hamil : 50kg

d. BB Sekarang : 56,3kg

e. TB : 149 CM

f. LLA : 24 cm

2. Tanda – tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg
N : 82x/i
P : 22x/i
S : 36,7°C
128

3. Pemeriksaan Khusus :

a. Inspeksi

i. Kepala :

a) Rambut : bersih, hitam, tidak ada kelainan.

b) Mata : simetris, sklera tidak ikterik dan


konjungtiva tidak enemis.

c) Muka : tidak ada oedem, tidak pucat, tidak


hiperpigmentasi.

d) Mulut : bibir simetris, tidak stomatitis.

e) Gigi : tidak caries.

ii. Leher :

a) Kalenjer Limfe : tidak ada pembengkakan.

b) Kalenjer Tyroid : tidak ada pembengkakan.

iii. Dada

a) Mamae : simetris, hiperpigmentasi, puting


menonjol, tidak ada massa.

b) Benjolan : tidak ada

c) Kelenjer Montgomery : tidak ada

d) Colostrum : Ada

e) Rasa Nyeri / Masalah : tidak ada


129

iv. Abdomen

Inspeksi :
a) Bekas luka : tidak ada

b) Pembesaran Perut : sesuai dengan usia kehamilan

c) Oedema : tidak ada

d) Asites : tidak ada

e) Strie Livide : tidak ada

f) Strie Albicans : tidak ada

Palpasi :

a) Leopold I : TFU 3 jari bawah px, pada fundus teraba bundar, lunak (bokong)

b) Leopold II : bagian kanan teraba keras memanjang (punggung)

Bagian kiri teraba tonjolan kecil (ekstremitas)

c) Leopold III : bagian terendah janin teraba buntar, keras, dan tidak dapat
digoyangkan (kepala)

d) Leopold IV : kedua tangan divergen (sudah masuk PAP)

TBJ : (31-11)X 155 = 3.100 gram

His : 4x/10 menit, selama 45 detik

Auskultasi :

a) DJJ : ada

b) Frekuensi : 151x/i

c) Irama : teratur kuat


130

d) Pungtum Maksimum : kuadran kanan bawah perut ibu.

v. Genitalia

Inspeksi :

a) Vulva dan Vagina : bersih, tidak ada pembesaran kelenjer


bartholini.

b) Oedem : Tidak ada

c) Varices : Tidak ada

d) Luka dan Kemerahan : Tidak ada

e) Pengeluaran Pervaginam : Lendir bercampur darah

f) Perineum : Mendatar

Pemeriksaan Dalam :

Atas Indikasi : Adanya Kontraksi

Dinding Vagina : Tidak ada Massa

Cervix

 Kaku/ Lunak : Lunak

 Mendatar/Belum : Mendatar

 Bibir cervix tebal/tipis : Tipis

 Pembukaan : 5 cm

 Keadaan ketuban : Utuh

 Presentasi fetus : Kepala

 Penurunan Bagian Terendah : Hodge III


131

vi. Ekstremitas

Inspeksi :
a) Atas

Oedem : tidak ada


Sianosis pada ujung jari : tidak ada
Pergerakan : ada
b) Bawah

Oedem : tidak ada


Varices : tidak ada
Pergerakan : ada

Perkusi :

1. Reflek patela kanan : (+)

2. Reflek patela kiri : (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

HB : 12,7 gr%

Gol. Darah : B

Protein Urine : Negatif

Reduksi Urine : Negatif


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “D” GRAVID 39-40 DENGAN PERSALINAN NORMAL DI
BPM YOSTI, S.TR, KEB KABUPATEN SOLOK TANAGGAL 04 NOVEMBER 2021

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANING


Kala I 1. Vital Sign : Diagnosa : 1. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu
Tanggal : 04 NOVEMBER TD : 120/80 mmHg Ibu inpartu kala 1 fase aktif, usia sebentar lagi akan melahirkan. Saat
2021 N : 82 x / Menit kehamilan 40 minggu, janin ini pembukaan 7cm dan keadaan
Jam :07.00 Wib P : 22 x / Menit hidup, tunggal, letkep U, janin baik.
S : 36,7 0C keadaan jalan lahir normal, ku E : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
1. Ibu mengatakan sakit ibu dan janin baik.
pinggang menjalar ke ari - ari 2. Palpasi Dasar : 2. Memberikan dukungan
serta keluar lendir bercampur Leopold I : 1. Sakit pinggang menjalar ke ari- emosional : meyakinkan ibu bahwa
darah. TFU pertengahan antara ari. ibu pasti bisa melalui semua ini dan
2. Ibu mengatakan ini procecus. Xyphoideus dengan 2. Keluar lenderbercampur darah. menyarankan ibu untuk selalu berdoa
kehamilan pertama pusat. 3. Pembukaan 7 cm. kepada Tuhan.
3. Ibu mengatakan HPHT 22- Leopold II : Pu-Ki 4. Serviks tipis dan mendatar. E : Ibu tampak lebih tenang.
01-2021 Leopold III : U PAP 5. Posisi UUK kanan depan.
Leopold IV:Divergent 6. Ketuban belum pecah. 3.Menjelaskan (saat ibu tidak
- Mc.donal : 31 cm 7. Penurunan kepala H III kesakitan) bahwa persalinan ini
- TBJ : 3.100 gram 8. Perlimaan 3/5. merupakan proses alamiah dan selalu
3. Auskultasi 9. His 3x10/I selama 30 detik. disertai nyeri.
DJJ : (+), di kuadran kiri 10.Vital sign dalam batas normal. a. Menjelaskan cara meneran yang
bawah pusat ibu. Masalah: baik yaitu meneran disaat HIS dan
Frek : 147 x / menit, irama Tidak ada istirahat diluar his.
teratur Diagnosa Potensial : b. Mengambil nafas dalam dan
4. Tidak ada melepaskan nya perlahan-lahan.
Pemeriksaan Dalam: Tindakan segera: Tangan ibu diletakkan di pangkal
Pembukaan : 5 cm Tidak ada paha dan dagu ibu didekatkan ke
Ketuban : Utuh Kebutuhan : dada.
Persentasi fetus : kepala 1. Informasi hasilpemeriksaan. c. Ibu meneran seperti orang ingin
Penurunan : HIII 2. Beri dukunganemosional. BAB

132
3. Informasi tentangproses E : Ibu tampak mengerti dengan
persalinan dan cara mengedan penjelasan yang diberikan.
yang baik. 4. Menyiapkan :
4. Siapkan kebutuhanuntuk a.Partus set (2 buah klem arteri, 1
menolong persalinan buah gunting tali pusat, 1 buah metal
5. Penuhi kebutuhannutrisi, kateter, handschone, kassa steril, ½
hidrasi, miksi dan istirahat pada kocher, pengikat tali pusat, dan duk
ibu. steril).
6.Kontrol kemajuanpersalinan b.Heacting set (1 buah pinset
denganpatograf. anatomi, 1 buah pinset cirurghis, 1
7.Informasikan keadaan ibu pada buah nail powder, nail kulit, dan nail
keluarga. otot)
c.Obat - obatan (oxytosin, methargin,
lidhocain).
d.Pakaian ibu (baju ganti, duk,
gurita, kain).
e.Pakaian bayi (baju,popok,
bedong,dll)
E : Obat - obatan, peralatan serta
pakaian ibu dan bayi telah disiapkan.
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi, beri
ibu posisi yang nyaman :
a.Memberikan ibu makan dan
minum diluar His, menyeka
keringat ibu serta membantu ibu
merubah posisi yang
diinginkannya.
b.Menganjurkan ibu untuk BAK
dan jalan- jalan disekitar tempat
tidur ibu yang bertujuan untuk
mempercepat penurunan kepala

133
janin
E : Ibu sudah minum air putih, tidur
dalam posisi miring, jalan jalan
disekitar tempat tidur.
6.Mengontrol kemajuan persalinan
a. Jam 07.00 WIB menilai :
- His 4 x dalam 10 menit selama
45 detik.
- Nadi : 89 x /i
- Suhu : 37 0C
- TD : 120/80 mmhg
- DJJ : 140 x/i
- VT : Pembukaan 7 cm
b. Jam 08.00 WIB menilai :
- His 5x dalam 10 menit selama
50 detik
- Nadi : 86 x/i
- DJJ : 145 x/i
E : Keadaan ibu dan janin dalam
batas normal
- TD : 120/80 mmhg
- N : 89 x/i
- S : 370C
- DJJ :140 x/i
- Pembukaan Lengkap
- His 5x dalam 10 menit selama
50 detik.
7. Menjelaskan pada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap dan
sebentar lagi ibu akan melahirkan.
E : Ibu mengerti dengan keadaannya:

134
- Pembukaan Lengkap
- His 5x dalam 10 menit selama
50 detik

KALA II 1. Vital Sign : Diagnosa 1. Menginformasikan pada ibu dan


Tanggal : 04 November TD : 110/70 Mmhg Ibu inpartu kala II, KU ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2021 N : 80 x / Menit janin baik. dan keadaan janin yaitu :
Jam : 08.00WIB S : 37 0C Dasar : - Keadaan ibu dan janin baik.
2. His adekuat : 5x / 10 menit 1. His 5x / 10 menit / 50 detik. - Saat ini ibu akan melahirkan
Ibu merasa ingin mengedan / 50 detik 2. VT : Pembukaan : 10 cm, karena pembukaan sudah lengkap
3. DJJ : 140 x/i pendataran dan penipisan dan ibu boleh mngedan disaat his.
4. Pembukaan : 10 cm lengkap, penurunan kepala H - Nyeri yang ibu rasakan
- Effacement 100 % IV, ketuban (-). merupakan tanda kontraksi uterus
- Ketuban warna jernih, 3. Ada tanda-tanda kala II : ibu baik dan akan mempercepat
bau amis. - Anus tertekan proses persalinan.
5. Presentasi belakang kepala. - Perineum menonjol E : Ibu kelihatan sedikit cemas.
6. Posisi : UUK kanan depan. - vulva membuka 2.Memeriksa kembali semua
7. Vulva membuka, Perineum - Ibu terlihat mengedan peralatan yang diperlukan.
menonjol, anus membuka. - Vital sign dalam batas Mematahkan ampul oxytosin dan
8. Penurunan kepala H IV. normal. menyedotnya kedalam spuit 3cc.
4. DJJ 140 x/i E : Semua peralatan sudah lengkap.
Masalah : 3.Memberikan semangat dan
Tidak ada mengatakan bahwa bayi akan dapat

135
Kebutuhan : lahir dengan tenaga ibu sendiri,
1. Informasi hasil mengingatkan ibu agar tidak lupa
pemeriksaan. berdoa kepada Tuhan.
2. Cek obat-obatan dan peralatan E : Ibu terlihat lebih tenang.
3. Beri support pada ibu. 4. Mendekatkan alat - alat ke ibu.
4. Bantu proses Mencuci tangan , kemudian memakai
kelahiran bayi. skort dan memasang handschone.
5. Keringkan bayi dan potong tali - Saat kepala bayi sudah Nampak
pusat. didepan vulva tangan kiri dengan
6. Bungkus bayi sambil menilai kassa steril menahan kepala agar
apgar skore. tidak terjadi defleksi maksimum dan
8. Lakukan IMD tangan kanan diatas lipatan kain
menahan perineum agar tidak terjadi
rupture.
- Setelah kepala lahir bersihkan
mata, hidung, mulut dan kemudian
periksa apakah ada lilitan tali pusat.
- Tunggu bayi melakukan putaran
paksi luar, kepala dituntun biparietal.
Kepala dituntun kebawah untuk
melahirkan bahu depan dan keatas
untuk melahirkan bahu belakang.
Sanggah kepala dengan tangan kanan
dan susuri punggung kearah tungkai
sampai badan bayi lahir seluruhnya.
E : Semua peralatan sudah disiapkan.
Bayi lahir spontan Pukul 09:00 wib,
jenis kelamin laki laki .BB =3000
gram ,PB =47 cm, A/S=8/9.
5. Meletakkan bayi diatas perut ibu
dan mengeringkannya serta

136
membersihkan jalan nafas sambil
menilai Apgar Score menit I.
- Klem tali pusat1 - 2 cm dari
badan bayi.
- Urut dari klem pertama,
potong tali pusat dengan
dilindungi tangan kiri.
E : Bayi telah dikeringkan dan
diletakkan diatas perut ibu. A/S
menit I = 8. Dan Tali pusat telah
diikat.
6. Membedung bayi sambil menilai
A/S II.
E: /S menit ke II = 9
Total A/S : 8/9.

7. Melakukan IMD segera setelah


bayi lahir,letakkan bayi diatas dada
ibu dan biarkan bayi mencari puting
susu ibu lakukan ±1 jam.

E : IMD telah dilakukan selama


±1 jam.

KALA III
Jam: 09.00 wib 1. Bayi lahir spontan pada : Diagnosa : 1. Memeriksa fundus uteri untuk
1. Ibu mengatakan perutnya Tanggal : 04-11--2021 Ibu parturient kala III, KU ibu dan memastikan tidak ada janin kedua.

137
mules dan tegang. jam09: 00 WIB, bayi baik. E : Tidak ada janin kedua.
2. Ibu mengatakan lelah JK : Laki laki Dasar : 2. Memastikan kandung kemih ibu
BB: 3000 gram, 1. Bayi lahir spontan kosong dengan melakukan
PB : 47 cm. Tanggal : 04-11--2021 keteterisasi, agar proses kelahiran
A / S : 8/9, jam : 09.00 WIB. plasenta berlangsung cepat.
Anus : (+). JK : Laki laki E : Kandung kemih sudah kosong,
- Plasenta belum lahir . BB : 3000 gram, Urine ±150cc.
- Kontraksi uterus baik. PB : 47 cm, 3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan
- Tinggi fundus uteri A/S : 8/9, disuntik. Menginjeksi oksytosin 10
setinggi pusat. Anus : (+). unit secara IM pada 1/3 bagian
- Perut tampak keras dan 2. Placenta belum lepas paha luar.
tegang 3. Kontraksi uterus baik E : Obat telah diinjeksi.
- Tampak tali pusat di 4. Tinggi fundus uteri setinggi 4.Mengontrol pelepasan plasenta
introitus vagina pusat dengan cara Kushner, yaitu tangan
- Kandung kemih kosong. 5. Vital sign normal. kiri menekan diatas sympisis dan
Masalah : tangan kanan meregang tali pusat.
Tidak ada Kanan kiri dilepaskan dan tali pusat
Kebutuhan : tidak tertarik kedalam. Lalu
Manajemen aktif kala III membantu proses kelahiran dengan
cara tangan kiri diletakkan diatas
sympisis dan tangan kanan
menggunakan klem mendekati
vulva. Saat uterus berkontraksi,
tangan kiri menekan uterus kearah
dorso cranial dan tangan kanan
meregang tali pusat . Setelah
plasenta tampak didepan vulva,
pegang dengan kedua tangan
kemudian putar searah jarum jam .
E : Plasenta sudah lepas dan lahir
spontan.

138
5.Tangan kiri melakukan masase
uterus dan tangan kanan memeriksa
kelengkapan plasenta baik selaput
maupun kotiledon.
E : Placenta lahir lengkap, insersi
sentralis, panjang tali pusat ±50 cm,
kotiledon lengkap
6. Memberitahu ke ibu bahwa
placenta telah lahir lengkap.
E : Ibu senang karena persalinannya
berjalan lancar.

1. Memeriksa kembali kontraksi


uterus.
KALA IV 1. Plasenta lahir lengkap jam Diagnosa : E : Kontraksi uterusbaik, TFU 2
Tanggal : 04- 11-2021 09.15 Wib insersi sentralis, Ibu parturient kala IV, Keadaan jaridibawah pusat
Jam : 09.30 wib panjang tali pusat ±50 cm, ibu dan janin baik. 2. Memeriksa laserasi jalan lahir
kotiledon lengkap Dasar : dengan kassa yang diberi betadine
1.Ibu senang dengan 2. Kontraksi uterus baik, TFU 1. Plasenta sudah lahir lengkap. dengan cara mendep dinding vagina.
kelahiran bayinya 2 jari dibawah pusat. 2. Kontraksi uterus baik. Lakukan 3-4 kali , apabila ada
2. Ibu mengatakan masih 3. TFU 2 jari bawah pusat. laserasi lakukan penjahitan.
lelah (heating).
E : Tidak ada Laserasi jalan lahir.
Masalah : 3. Mengontrol kontraksi uterus,
Tidak Ada jumlah perdarahan, KU serta urine
Kebutuhan : setiap 3x 10 menit dan 15 menit pada
Pelaksanaan aktif kala IV jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua.
- KU sedang
- TD : 120/70 mmhg

139
- N: 80 x/i
- S : 37 0c
- P : 22 x/i

E : Jam 22.55 Wib.Kontraksi


uterusbaik. Tinggi fundus 2 jari
bawah pusat. Pendarahan ± 100 cc,
KU sedang.
- TD : 110 / 700 mmhg
- N: 84 x/I,
- S: 360c,
- P : 24 x/i
4. Mengajarkan ibu atau keluarga
cara memeriksa kontraksi dengan
meletakkan tangan kanan ibu diatas
perut, apabila teraba keras berarti
kontraksi baik, apabila teraba perut
ibu lunak perdarahan ibu terasa
banyak, segera laporkan ke petugas
kesehatan.
E : Ibu dan keluarga sudah bisa
menilai kontraksinya.
5. Membersihkan ibu, memasang
duk dan gurita serta mengganti
pakaian ibu.
E : Ibu sudah dibersihkan dan sudah
merasa nyaman.
6. Alat-alat yang sudah dipakai
direndam dalam larutan chlorine 0,5
% selama 10-15 menit, kemudian
dicuci dengan sabun dan dibilas

140
dengan air sampai bersih.
E : Peralatan sudah bersih.
7. Memberi ibu makan dan obat –
obatan.
E : Ibu sudah makan nasi dan minum
obat.
8. Membantu ibu untuk menyusukan
bayinya, payudara ibu dibersihkan
dengan kassa yang dibasahi air
hangat kuku.
E : Payudara ibu sudah bersih, bayi
sudah menyusu.
9Menganjurkan ibu untuk
beristirahat setelah menyusukan
bayinya.
E : Ibu mulai beristirahat.

141
142

3.4 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


NY”D” 6 JAM POST PARTUMDI BPM
YOSTI, S.Tr, Keb 04 NOVEMBER 2021

I. BIODATA :

A. DATA IBU:

Nama istri : Ny. D


Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat :Salayo
B. DATA SUAMI

Nama suami : Tn. N


Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Minang/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mekanik
Alamat :Salayo
C. STATUS PERKAWINAN

Umur pertama kawin : 19 tahun


Berapa kali kawin : 1 kali
Lama perkawinan :
Suami masih ada atau tidak : Ada
II. DATA PERSALINAN

1. Alasan masuk : Inpartu


143

2. Partus :2

3. Masa gestasi :40 minggu

4. Jenis persalinan : normal

5. Lama nya persalinan : + 15 menit

6. Komplikasi dalam persalinan : Tidak ada

7. Anak : Hidup

8. Nilai apgar score : 8/9

III. DATA NIFAS

1. Nifas hari ke : 6 Jam Post Partum

2. Tanda vital : TD : 120/80 mmg, N : 82x/i, P : 22x/i, S:


37℃

3. Keadaan umum : Baik

4. Anemi/tidak : Tidak anemi

5. Payudara

a. Lactasi : Kolostrum Ada

b. Puting susu : Menonjol

c. Buah dada : Tidak bengkak, tidak ada radang

6. Abdomen :

a. Keadaan : Distensi

b. Fundus uteri :

 Tinggi : 2 jari dibawah pusat

 Posisi Uterus : Normal


144

 Kontraksi : Baik

7. Lochea

a. Warna : Merah kehitaman

b. Jumlah : + 50 cc

c. Konsistensi : Gumpalan

d. Bau : Khas

e. Jenisnya : Rubra

8. Kandung kencing : Tidak teraba

9. Perineum :

a. Keadaan : Utuh

b. Luka : Tidak ada

c. Jahitan : Tidak ada

d. Tanda radang : Tidak ada

e. Kebersihan : Bersih

10. Anus :

 Hemotroid : Tidak ada

11. Ektremitas :

a. Ekstremitas atas : (+)

b. Ekstremitas bawah: (+)

IV. KEBUTUHAN DASAR :

1. Nutrisi :

a. Minum sehari : 8-9 gelas/hari


145

b. Makan dalam sehari : 3 kali

c. Makan selingan : Roti

d. Nafsu makan : Ada

e. Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur, buah

f. Ada makanan yang alergi: Tidak ada

2. eliminasi :

a. BAB : Lancar

b. BAK : Lancar

3. Pola istirahat /tidur :

a. Keluhan : Tidak ada

b. Berapa jam tidur dalam sehari : 1 jam siang, 6 jam malam

V. RENCANA KELUARGA BERENCANA

Apakah ibu ada rencana keluarga berencana :


1. Metode yang di pilih : Implan

2. Kapan pemakaian alat kontrasepsi di mulai :

a. Ya,hari post partum : Sehabis nifas

b. Lain-lain : Tidak ada

3. Berapa lama rencana pemakaian alat keluarga berencana: 3 tahun

VI. DATA SPIKOSOSIAL :

1. Apakah ibu merasa : Ibu merasa senang

2. Apakah ibu merasa senang dengan penambahan anggota keluarga : Ibu


senang dengan penambahan anggota keluarga

3. Apakah ibu berencana menyusui bayinya : Ibu menyusui bayi nya


146

4. Apakah ibu berencana menyusui bayi nya selama 2 tahun : Ibu berencana
menyusi bayi nya selama 2 tahun

5. Bagaimana tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang

VII. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:

apakah ibu menderita /pernah menderita:


1. TBC : Tidak ada

2. Diabetes melitus : Tidak ada

3. Eklamsi : Tidak ada

4. Penyakit kejiwaan : Tidak ada

5. Psm /penyakit seks menular : Tidak ada

VIII. UJI DIAGNOSTIK

1. Hb : 12,7 gr/dl

2. Golongan darah :B

3. Protein urine : (-)


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY”D ” P1A0H1 POST PARTUM
6 JAM POST PARTUM DI BPM YOSTI, S.Tr, Keb 04 NOVEMBER 2021
S O A P

1. Ibu mengatakan KU : baik Ibu nifas 6 jam post partum ku ibu 1. Menginformasikan kepada ibu has
senang dengan baik. pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
TTV :
kelahiran bayinya.
Dasar : E: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
TD : 120/80mmhg
2. Ibu mengatakan
1. Ibu Partus pukul 09.00 wib 2. Mengontrol kontraksi uterus, TFU, da
perut nya agak N : 82x/i
Lochea
sakit 2. Kontraksi uterus baik
P: 22x/i
E: Kontraksi Uterus Baik, TFU 2 jari dibawa
3. TFU : 2 jari dibawah pusat
S: 37℃ pusat, lochea rubra
4. Lochea : Rubra
Pemeriksaan Fisik
3. Menjelaskan kepada ibu tentang rasa nye
5. Vital sign dalam batas normal
Mata : conjungtiva : yang ibu rasakan merupakan hal yang fisiolog
tidak anemis Masalah : Tidak ada karenaadanya kontraksi sgar kembalinya rahi
kebentuk semula. Jadi ibu tidak perlu cemas.
Payudara : puting susu Kebutuhan :
menonjol, kolostrum E: Ibu sudah mengetahui penyebab nyeri
1. Informasikan hasil pemeriksaan
ada
pada ibu
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu
Abdomen : Kontraksi
2. Kontrol kontraksi uterus, tfu, dan
uterus baik, TFU 2 jari E : Ibu sudah makan 1 porsi nasi + ikan+ say

147
dibawah pusat lochea dan minum air putih

Lochea : warna : merah 3. Jelaskan tentang rasa nyeri yang


5. Memfasilitasi ibu untuk memberikan AS
kehitaman, bau khas, dirasakan ibu
kepada bayinya. Dan mengajarkan ibu ca
jumlah 50cc, jenis rubra
4. Penuhi kebutuhan nutrisi menyusi yang benar yaitu : posisikan ba
Kandung kemih tidak senyaman mungkin, dekatkan perut ibu denga
5. Memfasilitasi ibu untuk
teraba perut bayi. Seluruh areola mamae masu
memberikan ASI kepada bayinya serta
kedalam mulut bayi, memulai dengan payuda
ajarkan cara menyusui yang benar
yang dihisap terakhir, serta sesering mungk
6. Jelaskan tanda bahaya masa nifas menyusui bayinya agar produksi ASI lanca
dan susui bayi selama 6 bulan tanpa diberika
7. Jelaskan kepada ibu mengenai
makanan tambahan (ASI Ekslusif)
penggunan KB setelah nifas
E: Ibu sudah mengetahui cara menyusui yan
benar dan akan sesering mungkin menyu
bayinya, dan bersedia untuk ASI Ekslusif

6. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas kepad


ibu yaitu : nyeri perut hebat, nyeri kepala heba
pengeluara pervaginam berbau busu
perdarahan banyak, demam tinggi, payuda

148
bengkak

E : Ibu sudah mengetahui tanda bahaya ma


nifas dan akan memperhatikannya

7. Menganjurkan ibu untuk menggunakan al


kontrasepsi setelah masa nifas selesai

E: ibu bersedia menggunakan alat kontrasep


setelah masa nifas

149
150

MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. D


USIA 6 JAM POST PARTUM DI BPM YOSTI, S.Tr, Keb 04
NOVEMBER 2021

I. Pengumpulan Data

A. Identitas / Biodata

1. Nama Bayi : By. Ny. D

2. Umur : 6 jam

3. Tanggal / Jam / Lahir : 04 -11- 2021/ 09.00 wib

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Berat Badan : 3000 gram

6. Panjang Badan : 47 cm

1. Nama Ibu : Ny. D

2. Umur : 21 tahun

3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : IRT

7. Alamat : Salayo
151

1. Nama Suami : Tn N

2. Umur : 26 tahun

3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : mekanik

7. Alamat : Salayo

B. Anamnesa (Data Subjektif)

Pada Tanggal
1. Riwayat Penyakit Kehamilan

a. Perdarahan : Tidak ada

b. Pre Eklamsi : Tidak ada

c. Penyakit Kelamin : Tidak ada

d. Lain-lain : Tidak ada

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Diabetes Melitus : Tidak ada

b. Asma : Tidak ada

c. Jantung : Tidak ada

d. Epilepsi : Tidak ada

e. Gameli : Tidak ada


152

3. Kebiasaan Waktu Hamil

a. Obat-obatan : Tidak ada

b. Makanan : Tidak ada

c. Merokok : Tidak ada

d. Lain-lain : Tidak ada

4. Riwayat Persalinan Sekarang

a. Jenis Perslinan : Spontan

b. Di Tolong oleh : Bidan

c. Lama Persalinan

-Kala I
-Kala II : + 15 menit
5. Ketuban Pecah

a. Spontan / Tidak : Tidak


b. Warna : Jernih
c. Jumlah : + 50 cc
6. Komplikasi Persalinan : Tidak ada

7. Keadaan Bayi Baru Lahir

a. Ibu : Baik

b. Bayi : Baik

Nilai Apgar 1 – 5 :.... 5 – 10 :8/9

TANDA 0 1 2 Jumlah
Nilai
153

Menit - Frekuensi ( ) Tidak ada ( ) <100 (√ ) 8


Ke 1 jantung ( ) Tidak ada () >100
- Usaha ( ) Lumpuh Lambat (√ )
bernafas ( ) Tidak tak Menangi
- Tonus Bereaksi teraur s Kuat
Otot ( ) Biru / (√ ) ()
- Reflek Pucat Ext.Flek gerakan
- Warna si Aktif
sedikit ()
(√ )Ger Menangi
akan s
Sedit (√ )
() Kemerah
Tubuh an
Kemera
han di
Lengan
dan
Kaki
Menit - Frekuensi ( ) Tidak ada () <100 (√) >100 9
Ke 2 jantung ( ) Tidak ada () (√)
- Usaha ( ) Lumpuh Lambat Menangi
Bernafas ( ) Tidak tak s Kuat
- Tonus Bereaksi Teratur ()
Otot ( ) Biru / (√) Gerakka
- Reflek Pucat Ext.Flek n Aktif
- Warna si ()
Sedikit Menangi
()Gerak s
an (√)
154

Sedikit Kemerah
() an
Tubuh
Kemera
han di
Lengan
dan kaki

Resusitasi

1. Pengisapan lendir√

2. Ambu

3. Massage jantung

4. Intubasi Endutracheal

5. Oksigen

6. Therapi

7. Keterangan

Stempel kaki bayi

Kiri Kanan
155

C. Pemeriksaanfisik (Data Objektif)

- Keadaan umum : Baik

- Suhu : 36,5ºc

- Pernafasan : 40x/i

- BB/PB : 3000gram / 47 cm

- Cianosis : Tidak Ada

- Ikterik : Tidak Ada

a. Pemeriksaan fisik secara sistematik :

1. Keadaan umum : Baik


2. Kepala : Normal, Cephal hematom tidak ada, Caput
succedaneum tidak ada
3. Ubun-ubun : Datar, tidak ada kelainan
156

4. Muka : Tidak ada edema, simetris kiri dan kanan


5. Mata : Simetris ki/ka, conjungtiva tidak anemis,
skhlera tidak ikhterik
6. Telinga : Simetris ki/ka, ada lubang telinga, daun telinga
ada
7. Mulut : Tidak ada labioskizis dan labiopalatoskizis
8. Hidung : Lobang ada dan sekad ada
9. Leher :Kelenjar tyroid dan limfe tidak ada
pembengkakan
10. Dada : Normal, tidak ada kelainan, putting susu ada
11. Tali pusat : Belum kering, tidak ada infeksi
12. Punggung : Tidak ada spinabifida, datar normal
13. Ekstremitas Atas : Sindactily dan polydactyly tidak ada
14. Ekstremitas bawah : Sindactily dan polidactily tidak ada
15. Genetalia : Labia minora sudah ditutupi labia mayora
16. Anus : (+ )

b. Refleks :

a. Reflek Morro : (+)

b. Reflek Rooting : (+)

c. Reflek Sucking : (+)

d. Reflek Tonic neck : (+)

e. Reflek Graphs / platar : (+)

c. Antropometri :
157

a. Lingkar kepala :

-cyrkum forentia fronto oxypito : 34cm

-cyrkum subscipito brekmatika : 32 cm

-cyrkum mento oksipitalis : 35 cm

b. Lingkar dada : 31 cm

c. Lingkar lengan atas : 11 cm

d. Eliminasi :

 Miksi : Ada

 Mekonium : Ada

Vitamin K :Diberikan
158

MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. D 6 JAM POST PARTUM

DI BPM YOSTI, S.Tr, Keb 04 NOVEMBER 2021

S O A P

Bayi Lahir Bayi lahir BBL Normal 6 jam post 1. Melakukan perawatan tali pusat
spontan pukul spontan pukul partum dengan ku bayi : baik dengan cara memberishkannya
09.00 wib 09.00 wib menggunakan kain kassa steril.
Dasar :
JK : Laki-laki E : Tali pusat sudah dibersihkan
1. BBL pukul 09.00 wib
2. Mengajarkan pada ibu, cara merawat
BB : 3000 gram
2. JK : laki-laki, BB : 3000 bayi sehari-hari dan agar bayi terhindar
PB : 47 cm gram, PB : 47 cm, A/S : 8/9, dari berbagai penyakit yaitu : segera
Anus (+) mengganti popok bayi jika basah,
A/S : 8/9
memandikan bayi dengan air yang
3. Reflek Moro, sucking,
Anus : (+) dimasak terlebih dahulu, jangan
rooting tonic neck : (+) ada
membubuhi apapun ditali pusat, karena
TTV : N :
4. Antroprometri dalam batas akan menyebabkan infeksi
120x/i, P : 45x/i,
normal
159

S: 36,8C 5. Eliminasi : Ada E: Ibu mengerti cara merawat bayinya


3. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya
Reflek Moro, 6. Vital sign dalam batas
pada bayi contohnya : demam tinggi,
sucking, rooting normal
kulit kuning, rewel, tidak mau menyusi,
tonic neck : ada
Masalah : Tidak ada
E: Ibu sudah mengetahui tanda bahaya
Eliminasi : Ada
Kebutuhan : pada bayi
Antropometri :
1. Lakukan perawatan tali pusat
Lingkar kepala :
32cm, Lingkar 2. Ajarkan ibu cara merawat bayinya
dada 30 cm, sehari-hari
Lingkar lengan
3. Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi
atas 10 cm.

Eliminasi : Ada
159

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


Asuhan Kebidanan Pada Ny. “D” G1P0A0H0 dengan usia kehamilan 39 – 40
minggu,dan Asuhan Kebidanan persalianan, nifas, dan bayi baru lahir normal di
BPM Yosti, S.TR, KEB pada tanggal 01 – 04 November 2021 . Maka saya akan
membahas tentang perbandingan studi kasus dengan tinjauan teoritis. Pembahasan
akan diuraikan secara narasi berdasarkan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dengan 7 langkah varney dan soap sebagai berikut.

A. Kehamilan
1. Pengumpulan data
Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali kunjungan yaitu
dari identitas ibu terdapat umur ibu 21 tahun ini tidak termasuk
kedalam kehamilan yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia
reproduksi. Riwayat kehamilan sekarang di dapatkan HPHT tanggal 22
– 01 – 2021 dan usia kehamilan pada saat kunjungan pertama 39 – 40
minggu. Kebutuhan nutrisi ibu sudah terpenuhi dengan baik. Riwayat
penyakit yang pernah diderita tidak ada. Pada kunjungan ke I dan II ibu
mempunyai masalah mengeluh sering buang air kecil, nafas sesak dan
kram otot., nyeri ari ari dan konstipasi.
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik : TTV semua dalam
batas normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan
semua dalam batas normal. Palpasi : Leopold 1 sesuai dengan usia
kehamilan karena usia kehamilan 39 – 40 minggu didapatkan TFU 31
cm kemungkinan di bagian fundus adalah bokong janin karena teraba
lunak,bundar, tidak melenting. Leopold II kemungkinan letak punggung
kiri karena di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang, memapan.
Leopold III kemungkinan dibagian bawah perut ibu kepala janin karena
teraba keras, bulat, melenting. Leopold IV kepala sudah masuk PAP.
160

Auskultasi : DJJ 156 x/i terdengar jelas dan teratur, pemeriksaan


laboratorium tidak dilakukan.
2. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakan
diagnosa ibu hamil G1P0A0H0 usia kehamilan39 – 40 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterine, punggung kiri, presentasi kepala U,
keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik. Masalah pada
ibu tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan adalah informasi hasil
pemeriksaan, penkes atasi sering BAK, kram perut, nafas sesak, tanda
dan bahaya TM III , tanda persalinan, persiapan persalinan, mobilisasi,
perencanaan kontrasepsi.
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Intervensi
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “D” yaitu dengan
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu tanda-tanda
persalinan, asupan nutrisi, memberitahu persiapan persalinan,
mobilisasi, perencanaan KB. Pada kunjungan ke I rencana asuhan yang
diberikan yaitu beritahu ibu untuk mengurangi minum pada siang hari
untuk mengatasi buang air kecil pada malam hari dan kunjungan ke II
rencanan asuhan yang diberikan beritahu ibu untuk meninggikan kepala
saat tidurdan lebih banyak mengkonsumsi air putih untuk mengatasi
kram otot, menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai jadwal yang
ditetapkan ataupun bila ada keluhan lain yang rasakan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan telah dilakukan yaitu:
Menginformasikan kepada ibu bahwa kehamilannya telah memasuki
usia ± 9 bulan dan keadaan ibu dan janin baik, tanda vitalnya dalam
batas normal, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai
kebutuhanya, menjelaskan kepada ibu tanda bahaya TM III yaitu nyeri
161

perut yang berlebihan, keluar cairan lender bercampur darah sebelum


waktunya, ketupan pecah sebelum waktunya dan janin tidak bergerak.
Pelaksaan lainnya yaitu menganjurkan ibu untuk olah raga
ringan (jalan pagi) selama + 30 menit setiap pagi tanpa alas kaki
bermanfaat untuk: mengurangi varises, melancarkan pencernaan,
menurunkan resiko diabetes, menurunkan resiko preeklamsia mencegah
stress, mempermudah proses persalinan, bayi lahir dengan sehat dan
mempercepat penurunan kepala. Menganjurkan kepada ibu untuk
merencanakan pemakaian kotrasepsi setelah persalinan nanti untuk
menjarangkan kehamilan, Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia dengan cara: mencuci genetalia dari depan kebelakang,
keringkan sehabis BAB dan BAK, ganti celana dalam ketika sudah
lembab agar tidak terjadi iritasi pada genitalia.

7. Evaluasi
Ibu sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan, semua yang
berhubungan dengan kehamilan yaitu tanda bahaya kehamilan trimester
III, olah raga ringan, persiapan kontrasepsi serta menjaga kebersihan
genetalia ibu sudah tau dan sudah melaksanakannya.

B. Persalinan
1. Pengumpulan data
Pada kala I : Dari pengkajian data subjektif ibu datang jam 07.00
WIB megeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari serta keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir. Dari data objektif dilihat TP ibu tanggal
13-06-2021 kemudian dilakukan pemeriksaan fisik : TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan head to toe semua dalam batas normal, His 3x/10
menit/40-45 detik, pemeriksaan dalam didapatkan: porsio menipis dan
mendatar, pembukaan 7 cm, ketuban masih utuh, presentasi fetus belakang
kepala, penurunan kepala di hodge III, UUK kanan depan dan ini
merupakan kala 1 fase aktif dan penurunan kepala sudah di hodge II.
162

Pada kala II jam 08.00 WIB didapatkan data subjektif bahwa ibu
sudah merasa ingin mengedan. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan
fisik TTV dalam batas normal, his 5x/10 menit/50detik, pemeriksaan
dalam pembukaan sudah lengkap 10 cm, penipisan sudah 100%,
penurunan kepala di hodge IV, ketuban sudah pecah warna jernih bau
amis, dan sudah ada tanda-tanda kala II yaitu anus tertekan, perineum
menonjol, vulva membuka, dorongan mengedan. Pada jam 09:00 WIB
bayi lahir spontan, tunggal menangis, BB 3000 gram, PB: 47 cm, JK: Laki
laki, anus (+).

Pada kala III didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan


lelah, perutnya mules dan terasa meregang. Dari data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta
belum lahir, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri setinggi pusat,
tampak tali pusat di introitus vagina, dan kandung kemih kosong.

Pada kala IV didapatkan data subjektif ibu mengatakan lelah, ibu


mengatakan terasa sakit di genetalia.Dari data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta
lahir lengkap, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat.

2. Interprestasi data
Kala I : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu inpartu umur 21 tahun G1P0A0H0 hamil 39-40
minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, pu-ki, let-kep U, dalam
persalinan kala I fase aktif. Masalah tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan
informasi hasil pemeriksaan, dukungan emosional, proses persalinan dan
cara mengedan yang baik, nutrisi, hidrasi, dan miksi untuk menghilangkan
kecemasan dan mempercepat proses persalinan.
Kala II : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu inpartu umur 21 tahun G1P0A0H0 hamil 39 -40
minggu, janin hidup, tunggak, intrauterin, pu-ki, let-kep U, dalam
persalinan kala II. Masalah tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan
163

informasi hasil pemeriksaan, memberi support mental , pimpin ibu


meneran, bantu proses kelahiran bayi, lakukan IMD.
Kala III :Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu parturien kala III, KU ibu dan bayi baik.
Masalah tidak ada. Kebutuhan manajemen aktif kala III untuk membantu
kelahiran plasenta.
Kala IV :Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu parturien kala VI, KU ibu dan bayi baik.
Masalah tidak ada. Kebutuhan pelaksanaan aktif kala IV
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Perencanaan / intervensi
Kala I :Rencana asuhan saat persalianan yaitu diberikan asuhan
tentang informasi hasil pemeriksaan, memberi dukungan emosional,
memberikan pengetahuan tentang cara meneran yang baik, memberitahu
posisi yang nyaman, memenuhi kebutuhan nutrisi, mengontrol kemajuan
persalian.
Kala II :, Memberikan support mental kepada ibu, pimpin ibu
meneran, bantu proses kelahiran bayi, keringkan bayi dan potong tali
pusat,lakukan IMD.
Kala III: Melakukan manajemen aktif kala III dan membantu
melahiran plasenta

Kala IV : Pelaksanaan aktif kala IV


6. Pelaksanaan
Pada kala I menjelaskan pada ibu bahwa ibu sebentar lagi akan
melahirkan. Saat ini pembukaan 7 cm dan keadaan janin baik.
Memberikan dukungan emosional : meyakinkan ibu bahwa ibu pasti bisa
melalui semua ini dan menyarankan ibu untuk selalu berdoa kepada
Tuhan. Cara meneran yang baik yaitu mengambil nafas dalam dan
melepaskan nya perlahan-lahan. Tangan ibu diletakkan di pangkal paha
164

dan dagu ibu didekatkan ke dada. Menyiapkan partus set, heacting set,
obat-obatan yang diperlukan , pakaian ibu dan bayi. Memenuhi kebutuhan
nutrisi, beri ibu posisi yang nyaman.
Pada kala II Memberikan semangat dan mengatakan bahwa bayi
akan dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri, mengingatkan ibu agar tidak
lupa berdoa kepadaTuhan. Membatu proses kelahiran bayi dengan benar
sesuai yang dipraktekan, meletakkan bayi diatas perut ibu
mengeringkannya serta membersihkan jalan nafas sambil menilai Apgar
score menit ke 1, Melakukan IMD segera setelah bayi lahir,letakkan bayi
diatas dada ibu dan biarkan bayi mencari puting susu ibu sendiri lakukan
selama ±1 jam
Pada kala III melakukan manajemen aktif kala III yaitu pemberian
suntikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri,
kemudian membatu Mengontrol pelepasan plasenta dengan cara teknik
Kushner.
Pada kala IV pelaksanaan aktif kala IV yaitu memeriksa laserasi
jalan lahir mengunakan kassa diberi betadine dengan cara di mendep
dinding vagina. Mengontrol kontraksi uterus, jumlah perdarahan, KU serta
urine setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua.
7. Evaluasi
Kala I: ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan, peralatan
dan kebutuhan persalinan sudah disiapkan
Kala II : Dengan memberikan dukungan support metal ibu terlihat lebih
tenang, semua peralatan dan kebutuhan sudah disiapkan, bayi lahir
spontan jam 09.00 jenis kelamin laki laki, berat badan 3000 gram, panjang
badan 47 cm, bayi telah dikeringkan dan diletakkan diatas perut ibu, A/S :
8/9 dan tali pusat telah diikat. IMD telah dilakukan selama 1 jam.
Kala III : tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, obat telah
diinjeksi, plasenta sudah lepas dan lahir spontan, plasenta lahir lengkap,
kontraksi uterus baik, perdarahan 150 cc, TFU 2 jari dibawah pusat.
165

Kala IV : TTV normal, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah


pusat, kandung kemih tidak teraba jumlah perdarahan 100 cc.

C. Bayi Baru Lahir


1. Pengumpulan data
Hasil pengkajian data subjektif dari 6jam -24 jam pertama yaitu
ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya dan ibu senang dengan
kelahiraan bayinya, ASI sudah keluar.

Hasil pengkajian data objektif dari 24 jam pertama dilakukan


pemeriksaan fisik didapatkan hasil TTV semua dalam batsa normal, dan
tidak ada masalah pada bayi, dan pemeriksaan secara head to toe dalam
batas normal.
2. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa bayi baru lahir normal 6 jam sampai -24 jam post
partum dengan KU bayi baik. Masalah tidak ada. Kebutuhan pantau TTV
dan KU bayi, mandikan bayi, rawat tali pusat, cegah hipotermi, bounding
attachment, pentingnya ASI, cara pencegahan infeksi, imunisasi, dan tanda
bahaya pada BBL untuk mendeteksi adanya masalah pada bayi
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Perencanaan / intervensi
Rencana asuhan pada BBL yaitu diberikan asuhan tentang
pengetahuan cara merawat tali pusat, cara mencegah hipotermi, bounding
attachment, pengetahuan tentang ASI eksklusif, pengetahuan tentang
imunisasi cara mencegah infeksi pada bayi, pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya pada BBL.
6. Pelaksanaan / implementasi
Pelaksanaan 24 jam yaitu memandikan bayi setelah 6 jam post
partum. melakukan perawatan talipusat. membersihkan tali pusat dengan
166

kassa steril kemudian menutupnya dengan kassa steril. Mencegah bayi dari
hipotermi dengan cara: segera mengeringkan bayi, segera membedung
bayi setelah bayi dimandikan. Memfasilitasi bounding attachment, dengan
cara : susukan bayi pada ibu nya sedini mungkin , minimalnya 1 jam
setelah bayi lahir. Rawat gabung (rooming in). Menjelaskan pada ibu
petingnya ASI bagi bayinya, karena ASI memenuhi kebutuhan gizi bayi
dan melindungi bayi dalam berbagai serangan penyakit, dan menganjurkan
ibu untuk memberikan hanya air susu ibu saja kepada bayinya dari 0-6 bln
tanpa diberiakan makanan atau minuman tambahan, selain obat untuk
therapy (pengobatan penyakit), (ASI Eksklusif ).
Pelaksanaan lainya Memberikan penjelasan cara mencegah infeksi
pada bayi dengan cara mencuci tangan sebelum memegang bayi, menjaga
personal hygiene bayi dengan ganti pakaian setiap kali basah dan
memandikan bayi setiap hari , menjaga lingkungan tetap bersih.
Menjelaskan tanda – tanda bahaya pada BBL, seperti :bayi tidak mau
menyusu, mulut menciut seperti mulut ikan, bayi kuning, tidak BAK
selama 24 jam, tidak ada BAB dalam 48 hari. Menganjurkan ibu untuk
membawa bayinya ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
yang berguna untuk mencegah berbagai penyakit dengan jadwal : O - 7
hari: HB I, polio I, BCG. 2 bulan : HB II, DPT I, polio II. 3 bulan : HB
III, DPT II, polio III. 4 bulan : DPT III, polio IV. 9 bulan : campak.
7. Evaluasi
Bayi telah dimandikan, perawatan tali pusat sudah dilakukan,
bounding attachment telah dilakukan.Ibu telah melakukan pencegahan
infeksi pada bayinya, ibu bersedia membawa bayinya ketenaga kesehatan
untuk mendapatkan imunisasi selanjutnya, ibu sudah tahu tanda bahaya
pada bayi baru lahir, bayi telah dimandikan.
167

D. Nifas
1. Pengumpulan data
Hasil pengkjian data subjektif 6 sampai - 24 jam masa nifas yaitu
ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah, ibu senang dengan kelahiran
bayinya.

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra


jumlah + 100 cc, kandung kemih tidak teraba, pappila mamae menonjol
colostrum (+)

1. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakkan
diagnosa ibu nifas 6 jam sampai 24 jam postpartum dengan keadaan
umum ibu baik. Masalah tidak ada. Kebutuhan informasi hasil
pemeriksaan, cara mengatasi nyeri, kontrol kontaksi uterus, TFU dan
pengeluaran lochea, nutrisi, kebutuhan istitahat, penjelasan tanda bahaya
masa nifas, penjelasan tentang KB untuk menjarangkan kehamilan.
2. Masalah potensial
Tidak ada
3. Tindakan segera
Tidak ada
4. Perencanaan / Intervensi
Rencana asuhan pada saat nifas yaitu diberikan asuhan tentang
pengetahuan mengatasi rasa nyeri, pemantauan kala IV, kebutuhan nutrisi,
memberi pengetahuan tentang bahaya masa nifas, pengetahun tentang
penggunaan kontrasepsi pasca bersalin.
5. Pelaksanaan / Impelementasi
Menjelaskan pada ibu tentangmengatasi rasa nyeri dengancara :
Menarik nafas panjang, mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, mengatur
posisi sesuai dengan keinginan ibu. Mengontrol kontraksi uterus,TFU&
pengeluaran lochea. Menjelaskan pada ibu tanda - tanda bahaya selama
nifas diantaranya : Keluar darah yang banyak dari kemaluan ibu / ganti
doek 2 x 1/ 2 jam. Keluar cairan yang berbau busuk dari kemaluan
168

ibu.Demam tinggi.Bengkak diwajah dan tangan, dan kaki.Sakit kepala


terus menerus, nyeri epigastrium, atau gangguan penglihatan.Payudara
keras, panas, merah, dan sakit.

6. Evaluasi
Semua pengetahuan tentang pelaksanaan asuhan pada ibu nifas
telah di berikan, dan semua kebutuhan ibu nifas telah terpenuhi dan tau
apa saja kebutuhan dimasa nifas.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian dan pengumpulan data
semua data ibu, baik data subjektif maupun data objektif yang berguna
untuk mengevaluasi keadaan pasien.Selanjutnya mengidentifikasi masalah
atau diagnosa berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data
tersebut dan didapatkan diagnosa ibu hamil primipara kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir tidak ada masalah.Penulis tidak
membuat diagnosa potensial dan tidak melakukan tindakan segera secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.Setelah itu merencanakan asuhan yang
rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan berdasakan masalah
yang ada.

Penulis melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah


diletapkan dan semua perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik.Semua
pelaksanaan asuhan dievaluasi setelah memberikan asuhan dan hasil
evaluasi yang didapat secara keseluruhan baik. Setelah melakukan asuhan
kebidanan penulis mendokumentasikan asuhan tersebut didalam laporan
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “D” G1P0A0H0 dengan usia
kehamilan 39- 40 minggu,dan Asuhan Kebidanan persalianan, nifas, dan
bayi baru lahir normal di BPM Yosti, S.TR.KEB. Dengan demikiansangat
diperlukan sekali seorang bidan yang profesional dimana mampu
melaksanakan manajemen kebidanan dengan tepat sehingga semua
masalah dan kebutuhan pasien dapat teratasi dengan cepat dan baik.

B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan manajemen asuhan kebidanan yang
dilakukan pada Ny “D” G1P0A0H0 dengan usia kehamilan 39- 40
minggu,dan Asuhan Kebidanan persalianan, nifas, dan bayi baru lahir
normal pada penulis memberikan saran antara lain :

169
170

1. Bagi Mahasiswa

a. Dengan adanya pembinaan kasus 28 minggu sampai 24 jam post


partum, diharapkan mahasiswa dapat lebih mempersiapkan diri
dengan materi yang telah diberikan pada mata kuliah yang
bersangkutan.

b. Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam melakukan pembinaan


kasus 28 minggu sehingga dalam pembinaan dan pembuatan
manajemen dapat berjalan lancar.

c. Sebaiknya membina seorang pasien dalam kehamilan, persalinan,


nifas, dan bayi baru lahir sehingga yang diberikan tidak terputus.

2. Bagi Institusi Pelayanan

Diharapkan pada institusi pelayanan agar tetap memberikan


pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan agar dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pada institusi pendidikan agar tetap melaksanakan


pembinaan kasus 28 minggu agar mahasiswa dapat membina dan
menerapkan asuhan kebidanan dari ibu hamil sampai dengan nifas.
171

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,R,Diah, W. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. 2016. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Cetakan


Pertama. Jakarta: Trans Info Media.

Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. 2013. Konsep kebidanan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. 2010. Konsep kebidanan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Abdul Bari Saifuddin, 2012, Ilmu Kebidanan, edisi, 4, Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Benson, R, C, & Pernoll, M. L. (2008). Buku Saku Obstetri & Ginekologi,Jakarta:


EGC.

Depkes RI, 2011, Target Tujuan Pembangunan MDGs, Direktorat Jendral


Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Data Dinas Kesehatan Provinsi


Sumatera Barat 2016, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat: Padang;
2016

WHO, World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015.

Ilmiah, Widia Shofa.2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha


Medika
JNPK-KR, 2014, Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini, Jakarta.
Jhpiego
172

Jurnal Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi.


2019https://ugm.ac.id/berita/17548-aki-di-Indonesia-masih-tinggi di akses
pada tanggal 19 Desember 2019
Kemenkes, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2015.

Kumalasari, Intan, 2015, Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi, Jakarta:
Salemba Medika

Kementerian Kesehatan RI, Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development

Goals (SDG'S), Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015

Manuaba,IAC., Bagus, dan IBGde,2010,IlmuKebidanan,Penyakit Kandungan dan

KB untuk Pendidikan Bidan, Edisi kedua, Jakarta:EGC

Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan Penyakit

Dalam, Yogyakarta : Nuha Medika

Nurasiah,dkk , 2012 , Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan : PT Refika Aditama


Bandung

Romauli,S, 2011, Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan,


Yogyakarta: Nuha Medika

Sari, Eka Puspita. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intra Natal Care).
Jakarta: CV.TRANS INFO MEDIA
Sumarah, 2010, Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya

Sukarni, I dan Margareth, Z, H, (2013), Kehamilan, Persalinan dan Nifas,


Yogyakarta: Nuha Medika
173

Sondakh Jenny J, S, 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir,
Erlangga

Varney,H., 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai