Anda di halaman 1dari 39

Dasar/Sumber Ref:

KTPA ADALAH UNIT KOMPETENSI ATPA PLUS (14+5):

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi


1. M.74AMD01.003.1 Menyusun Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2. M.74AMD01.004.1 Menyusun Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal
3. M.74AMD01.005.1 Melibatkan Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
4. M.74AMD01.006.1 Menentukan Dampak Penting Hipotetik
5. M.74AMD01.007.1 Menentukan Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
6. M.74AMD01.008.1 Menentukan Metode Studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
7. M.74AMD01.009.1 Menyusun Dokumen Kerangka Acuan
8. M.74AMD01.010.1 Menyusun Ringkasan Hasil Pelingkupan Kerangka Acuan
9. M.74AMD01.011.1 Menyusun Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
10. M.74AMD01.012.1 Melakukan Prakiraan Dampak Penting
11. M.74AMD01.014.1 Menyusun Dokumen Analisis Dampak Lingkungan
12. M.74AMD01.015.1 Menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
13. M.74AMD01.016.1 Menyusun Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
14. M.74AMD01.017.1 Menyusun Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan-
Rencana Pemantauan Lingkungan

Bagi pemohon yang sudah memiliki sertifikat ATPA dari LSP yang terlisensi, paket
kompetensinya sebagai berikut:
No Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1. M.74AMD01.001.1 Melakukan Penapisan Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
2. M.74AMD01.002.1 Menyusun Rencana Kerja
3. M.74AMD01.013.1 Melakukan Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak
Lingkungan
4. M.74AMD01.018.1 Melakukan Pengendalian Proses Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
5. M.74AMD01.019.1 Mengkomunikasikan Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Keterangan:
Dasar/Sumber:
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16
TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

1. M.74AMD01.003.1 Menyusun Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1) Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan atau setelah
studi kelayakan teknis dan ekonomis. Uraian ini diperlukan sebagai dasar untuk
menentukan kedalaman informasi yang diperlukan dalam kajian amdal.
2) Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
sesuai ketentuan peraturan perundangan.
3) Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan fokus kepada komponen-
komponen kegiatan yang berpotensi menyebabkan dampak lingkungan berdasarkan
tahapan kegiatan, termasuk alternatifnya (jika terdapat alternatif alternatif terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan) dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah
disiapkan/direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan (terintegrasi
dalam desain rencana usaha dan/atau kegiatan). Dalam hal diperlukan adanya
informasi yang lebih detail terhadap deskripsi rencana kegiatan, maka dapat
dilampirkan informasi lain yang dianggap perlu;

Dilengkapi peta yang relevan & memenuhi kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
yang memadai.

Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
dapat disajikan dalam bentuk peta tumpang susun (overlay) antara peta batas tapak
proyek rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta RTRW yang berlaku dan sudah
ditetapkan (peta rancangan RTRW tidak dapat dipergunakan). Berdasarkan hasil analisis
spasial tersebut, penyusun dokumen amdal selanjutnya menguraikan secara singkat dan
menyimpulkan kesesuaian tapak proyek dengan tata ruang apakah seluruh tapak proyek
sesuai dengan tata ruang, atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau seluruhnya tidak
sesuai. Dalam hal masih ada hambatan atau keragu-raguan terkait informasi kesesuaian
dengan RTRW, maka pemrakarsa dapat meminta bukti formal/fatwa dari instansi yang
bertanggung jawab di bidang penataan ruang seperti BKPTRN atau BKPRD.Bukti-bukti
yang mendukung kesesuaian dengan tata ruang wajib dilampirkan.

Jika lokasi rencana usaha/atau kegiatan tersebut tidak sesuai dengan rencana tata ruang,
maka dokumen KA tidak dapat diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan pasal 4
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012.
Di samping itu, penyusun dokumen amdal melakukan analisis spasial kesesuaian lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta indikatif penundaan izin baru (PIPIB) yang
tercantum dalam Inpres Nomor 10 Tahun 2011, atau peraturan revisinya maupun terbitnya
ketentuan baru yang mengatur mengenai hal ini.
Berdasarkan hasil analisis spasial tersebut, penyusun dokumen amdal dapat
menyimpulkan apakah lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut berada di dalam
atau di luar kawasan hutan alam primer dan lahan gambut yang tercantum dalam PIPIB.
Jika lokasi rencana usaha/atau kegiatan tersebut berada dalam PIPIB, kecuali untuk
kegiatan-kegiatan tertentu yang dikecualikan seperti yang tercantum dalam Inpres Nomor
10 Tahun 2011, maka dokumen KA tersebut tidak dapat diproses lebih lanjut. Kesesuaian
terhadap lokasi rencana usaha dan atau kegiatan berdasarkan peta indikatif penundaan
izin baru (PIPIB) yang tercantum dalam Inpres Nomor 10 Tahun 2011, berlaku selama 2
(dua) tahun terhitung sejak Instruksi Presiden ini dikeluarkan.
Kajian amdal merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup sehingga ada
kemungkinan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki beberapa alternatif,
antara lain alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik,
sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu, durasi operasi, dan/atau
bentuk alternatif lainnya. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Amdal dapat merupakan
alternatif-alternatif yang telah direncanakan sejak semula atau yang dihasilkan selama
proses kajian Amdal berlangsung. Fungsi dan manfaat kajian alternatif dalam Amdal
adalah:
1) Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan telah terintegrasi dalam proses pemilihan
alternatif selain faktor ekonomis dan teknis.
2) Memastikan bahwa pemrakarsa dan pengambil keputusan telah mempertimbangkan
dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam rangka pengelolaan
lingkungan.
3) Memberi peluang kepada pemangku kepentingan yang tidak terlibat secara penuh
dalam proses pengambilan keputusan, untuk mengevaluasi berbagai aspek rencana usaha
dan/atau kegiatan dan bagaimana proses suatu keputusan yang akhirnya disetujui.
4) Memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang transparan dan
berdasarkan kepada pertimbanganpertimbangan ilmiah.

Jika terdapat alternatif, maka dokumen Kerangka Acuan tersebut juga berisi penjelasan
kerangka kerja proses pemilihan alternatif tersebut. Penjelasan pada bagian ini harus bisa
memberikan gambaran secara sistematis dan logis terhadap proses dihasilkannya
alternatif-alternatif yang akan dikaji yang mencakup:
1) Penjelasan dasar pemikiran dalam penentuan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
mengkaji alternatif.
2) Penjelasan prosedur yang akan digunakan untuk melakukan pemilihan terhadap
alternatif-alternatif yang tersedia, termasuk cara identifikasi, prakiraan dan dasar pemikiran
yang digunakan untuk memberikan pembobotan, skala atau peringkat serta cara-cara
untuk mengintepretasikan hasilnya.
3) Penjelasan alternatif-alternatif yang telah dipilih yang akan dikaji lebih lanjut dalam
Andal.
4) Pencantuman pustaka-pustaka yang akan atau sudah digunakan sebagai sumber
informasi dalam pemilihan alternatif.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan bahan 1.1 Dokumen rencana kegiatan disiapkan
pekerjaan berdasarkan hasil pembahasan dengan
pemrakarsa.
1.2 Peraturan perundang-undangan
diidentifikasi sesuai dengan rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2. Mendeskripsikan 2.1 Kesesuaian lokasi rencana usaha
rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata
dan/atau kegiatan ruang dan peraturan
perundang-undangan dideskripsikan sesuai
ketentuan.
2.2 Deskripsi status studi analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal) terkait
dengan kelayakan teknis dan ekonomis
disusun untuk menentukan kedalaman
kajian amdal.
2.3 Komponen rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap lingkungan dideskripsikan
sesuai ketentuan.
2.4 Tahapan kegiatan termasuk alternatifnya
dideskripsikan sesuai jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2.5 Rencana pengelolaan lingkungan yang
terintegrasi dengan kegiatan dideskripsikan sesuai
ketentuan.
2.6 Konsep deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan dikomunikasikan dengan pemrakarsa
untuk mendapat persetujuan.
2.7 Deskripsi komponen-komponen rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan
disusun.

Konteks variabel
 Unit kompetensi ini berlaku untuk menyusun deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan
meliputi menyiapkan bahan pekerjaan dan mendeskripsikan rencana usaha dan/atau
kegiatan.
 Rencana usaha dan/atau kegiatan yang dideskripsikan mencakup komponen-komponen
rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.
 Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan mencakup kegiatan utama dan kegiatan
pendukung.
 Deskripsi terkait dengan alternatif kegiatan disusun jika dalam rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut terdapat alternatif kegiatan. Deskripsi terkait alternatif kegiatan antara lain
mencakup alternatif lokasi, proses produksi, bahan baku, penggunaan sarana usaha
kegiatan, dan penggunaan teknologi.

Peraturan yang diperlukan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan penggantinya

Aspek kritis
Kecermatan dalam mendeskripsikan komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

2. M.74AMD01.004.1 Menyusun Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal


Deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental setting).

Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup
(environmental setting) secara umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
mencakup:
1) Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang ada
disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya), yang pada
dasarnya paling sedikit memuat:
a) komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air
bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;
b) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies
langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya;
c) komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata
pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya;
d) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat.

2) Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Tujuan
penjelasan ini adalah memberikan gambaran utuh tentang kegiatankegiatan lain (yang
sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatan
sumberdaya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat.

Deskripsi rona lingkungan hidup harus menguraikan data dan informasi yang terkait atau
relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Deskripsi ini didasarkan data dan informasi
primer dan/atau sekunder yang bersifat aktual dan mengunakan sumber data-informasi
yang valid untuk data sekunder yang resmi dan/atau kredibel untuk menjamin validitas
data-informasi serta didukung oleh hasil observasi lapangan. Data dan informasi rinci
terkait dengan rona lingkungan hidup dimaksud dapat disampaikan dalam lampiran.
Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, maka uraian rona lingkungan hidup harus
dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi.Deskrisi rona lingkungan hidup awal dapat
disajikan dalam bentuk data dan informasi spasial.

ELEM]EN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Data komponen lingkungan dan kegiatan
pekerjaan lain di lokasi dan sekitar lokasi dikumpulkan sesuai
metode pengumpulan data.
1.2 Peraturan perundang-undangan diidentifikasi
sesuai kebutuhan.
2. Mendeskripsikan 2.1 Komponen geo-fisik-kimia, biologi, sosial
komponen lingkungan ekonomi budaya, dan kesehatan
hidup terkena dampak masyarakat disusun sesuai ketentuan.
2.2 Kualitas/kondisi dari masing-masing
komponen lingkungan dideskripsikan berdasarkan
indeks kualitas lingkungan
hidup.
3. Mendeskripsikan 3.1 Jenis usaha dan/atau kegiatan lain
rencana usaha disekitar beserta lokasinya dideskripikan
kegiatan lain disekitar sesuai kondisi faktual.
lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan 3.2 Pola pemanfaatan sumber daya alam, dan
dampak yang ditimbulkan dideskripsikan
sesuai kondisi faktual.
4. Melakukan 4.1 Deskripsi seluruh komponen rona
penyusunan rona lingkungan hidup awal disintesakan
lingkungan hidup awal sesuai kaidah ilmiah.
4.2 Deskripsi rona lingkungan hidup awal
dikomunikasikan dengan tenaga ahli terkait.
4.3 Rona lingkungan hidup awal secara umum
disusun sesuai dengan ketentuan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menyusun deskripsi rona lingkungan hidup awal meliputi
menyiapkan bahan pekerjaan, mendeskripsikan komponen lingkungan hidup terkena dampak,
mendeskripsikan rencana usaha kegiatan lain disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
dan melakukan penyusun rona lingkungan hidup awal.
1.2 Rona lingkungan hidup awal dideskripsikan untuk setiap komponen lingkungan.
1.3 Jika terdapat alternatif lokasi, maka rona lingkungan hidup awal dideskripsikan untuk setiap
alternatif lokasi.
1.4 Data yang dimaksud merupakan data atribut dan data spasial yang meliputi data primer dan
sekunder.
1.5 Data geo-fisik-kimia antara lain mencakup sumber daya geologi, tanah, air, udara, dan
kebisingan, getaran, kebauan.
1.6 Data biologi antara lain mencakup flora fauna (darat dan air), tipe ekosistem, dan
keberadaan spesies langka dan endemik.
1.7 Data sosial ekonomi budaya antara lain mencakup demografi, tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, kondisi perikehidupan (livelihood), pola pemanfaatan lahan, budaya setempat,
relasi sosial dan masyarakat rentan.
1.8 Data kesehatan masyarakat yang relevan dengan rencana usaha dan/atau kegiatan.
1.9 Indeks kualitas lingkungan hidup dapat ditentukan berdasarkan baku mutu lingkungan,
kriteria baku kerusakan lingkungan, kaidah ilmiah, professional judgement, dan/atau kriteria
lainnya.
1.10 Deskripsi rona lingkungan hidup awal harus menguraikan data dan informasi terkait
dengan potensi dampak lingkungan hidup yang akan mungkin terjadi.
1.11 Deskripsi rona lingkungan hidup awal didasarkan pada data primer dan/atau sekunder
yang bersifat aktual dan valid.
1.12 Deskripsi rona lingkungan hidup awal sebaiknya disajikan dalam bentuk data spasial.
1.13 Deskripsi seluruh komponen rona awal adalah deskripsi komponen-komponen lingkungan
hidup terkena dampak berupa geo-fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya, dan kesehatan
masyarakat, kondisi/kualitas lingkungannya, lokasinya, dan pola pemanfaatan sumber daya
alam.
1.14 Integrasi/sintesa secara holistik terhadap seluruh komponen lingkungan hidup dilakukan
dengan cara mendeskripsikan keterkaitan antar berbagai komponen lingkungan hidup sebagai
satu kesatuan sistem (ekosistem dan sosiosistem).

Peraturan yang diperlukan


1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan penggantinya
2) Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek
Sosial dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya
3) Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya

PANDUAN PENILAIAN
Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada Tempat Uji Kompetensi
(TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja simulasi.

Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes lisan, tes tertulis,
observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi, verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta
metode lain yang relevan.

Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap


kerja untuk memenuhi ketercapaian kompetensi yang ditetapkan.

Aspek kritis
Kelengkapan dan keakuratan dalam mendeskripsikan komponen lingkungan hidup terkena
dampak

3. M.74AMD01.005.1 Melibatkan Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan
Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan.
Pelibatan masyarakat dilakukan melalui pengumuman dan konsultasi publik. Prosedur
pelibatan masyarakat dalam proses Amdal harus mengacu pada peraturan perundang-
undangan.

Penyusun dokumen Amdal menguraikan informasi hasil proses pelibatan masyarakat yang
diperlukan dalam proses pelingkupan. Saran, pendapat dan tanggapan yang diterima dari
masyarakat harus diolah sebelum digunakan sebagai input proses pelingkupan. Ini
disebabkan karena saran, pendapat dan tanggapan tersebut mungkin jumlahnya banyak
dan beragam jenisnya serta belum tentu relevan untuk dikaji dalam Andal. Bukti
pengumuman dan hasil pelaksanaan konsultasi publik dapat dilampirkan.

Secara rinci, informasi yang harus dijelaskan antara lain hal kunci (keypoints) yang harus
jadi perhatian bagi pengambil keputusan, yaitu informasi apa yang dibutuhkan oleh
pengambil keputusan terkait dengan hasil pelibatan masyarakat ini, antara lain sebagai
contoh adalah:
1) Informasi deskriptif tentang keadaan lingkungan sekitar (”ada hutan bakau” atau
”banyak pabrik membuang limbah ke sungai X”).
2) Nilai-nilai lokal terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.
3) Kebiasaan adat setempat terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan.
4) Aspirasi masyarakat terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan,
antara lain kekhawatiran tentang perubahan lingkungan yang mungkin terjadi (”jangan
sampai kita kekurangan air” atau ”tidak senang adanya tenaga kerja dari luar”); dan
harapan tentang perbaikan lingkungan atau kesejahteraan akibat adanya rencana
kegiatan (”minta disediakan air bersih” atau ”minta pemuda setempat diperkerjakan”).

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Merencanakan keterlibatan 1.1 Bahan informasi terkait dengan rencana usaha
masyarakat dalam proses dan/atau kegiatan disiapkan berdasarkan usulan
amdal pemrakarsa.
1.2 Bahan informasi terkait dengan pelibatan
pemangku kepentingan disiapkan (stakeholder
mapping).
1.3 Bahan dan informasi terkait dengan potensi
dampak lingkungan disiapkan berdasarkan lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan.
1.4 Berbagai media komunikasi diidentifikasi sesuai
kebutuhan.
1.5 Berbagai bentuk konsultasi publik diidentifikasi
sesuai kondisi sosial ekonomi budaya dan tingkat
pendidikan masyarakat sekitar rencana kegiatan.
2. Memfasilitasi pelaksanaan 2.1 Media yang digunakan untuk pengumuman
pengumuman rencana usaha rencana usaha dan/atau kegiatan ditetapkan
dan/atau kegiatan sesuai ketentuan. Muatan pengumuman rencana
2.2 usaha dan/atau kegiatan disusun sesuai
ketentuan.
2.3 Pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan
dilakukan dengan menggunakan media wajib dan
berbagai media lain sesuai ketentuan.

3. Memfasilitasi pelaksanaan 3.1 Materi informasi disiapkan untuk konsultasi


konsultasi publik publik sesuai dengan ketentuan.
3.2 Koordinasi dengan instansi lingkungan hidup dan
tokoh masyarakat dilakukan untuk menjamin
efektifitas konsultasi publik.
3.3 Konsultasi publik dilakukan sesuai dengan kondisi
sosial ekonomi budaya dan tingkat pendidikan
masyarakat sekitar rencana kegiatan.
3.4 Hasil penetapan wakil masyarakat terkena
dampak yang akan duduk di Komisi Penilai Amdal
(KPA) dituangkan dalam bentuk surat
persetujuan/surat kuasa.
3.5 Hasil penetapan keterwakilan masyarakat terkena
dampak dikomunikasikan kepada sekretariat KPA
dan publik.
4. Merumuskan hasil pelibatan 4.1 Saran Pendapat dan Tanggapan (SPT)
masyarakat masyarakat dikumpulkan dari tiga kelompok
4.2 masyarakat.
Hasil pelibatan masyarakat melalui pengumuman
dan konsultasi publik didokumentasikan sesuai
4.3 standar pengarsipan.
Hasil rumusan pelibatan masyarakat disusun
sebagai bahan masukan penyusunan kerangka
acuan (KA), rencana pengelolaan lingkungan
hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup
(RKL-RPL), dan evaluasi kelayakan lingkungan.

4. M.74AMD01.006.1 Menentukan Dampak Penting Hipotetik


Dampak Penting Hipotetik, pada bagian ini penyusun dokumen amdal menguraikan
dampak penting hipotetik terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.
Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode penentuan dampak penting hipotetik
dalam Amdal.
Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik tersebut pada dasarnya diawali
melalui proses identifikasi dampak potensial. Esensi dari proses identifikasi dampak
potensial ini adalah menduga semua dampak yang berpotensi terjadi jika rencana usaha
dan/atau kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini menghasilkan daftar
‘dampak potensial’. Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya)
yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan. Pada tahapan ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan
timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak.
Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial
tersebut merupakan dampak penting atau tidak.
Proses identifikasi dampak potensial dilakukan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur. Keluaran
yang diharapkan disajikan dalam bagian ini adalah berupa daftar dampak-dampak
potensial yang mungkin timbul atas adanya rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan.
Selanjutnya dilakukan evaluasi dampak Potensial. Evaluasi Dampak Potensial esensinya
adalah memisahkan dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan
dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Dalam proses ini,
harus dijelaskan dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat disimpulkan
menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau tidak.
Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat
menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana
untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana
kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau standar
internasional, dan lain sebagainya.
Langkah ini pada akhirnya menghasilkan daftar kesimpulan ‘dampak penting hipotetik
(DPH)’. Penyusun dokumen Amdal diharapkan menyampaikan keluaran berupa uraian
proses evaluasi dampak potensial menjadi DPH. Setelah itu seluruh DPH yang telah
dirumuskan ditabulasikan dalam bentuk daftar kesimpulan DPH akibat rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan.
Dampakdampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut, juga harus dijelaskan alasan-
alasannya dengan dasar argumentasi yang kuat kenapa dampak potensial tersebut tidak
dikaji lebih lanjut.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Deskripsi rencana usaha dan/atau
pekerjaan kegiatan dan kegiatan lain disekitarnya,
rona lingkungan hidup awal dan
ringkasan hasil pelibatan masyarakat disiapkan
sebagai bahan penentuan DPH.
1.2 Peraturan perundang-undangan diidentifikasi
sesuai kebutuhan.
1.3 Kriteria penentuan DPH disiapkan sesuai
ketentuan.
2. Menentukan DPH dan 2.1 Dampak potensial diidentifikasi sesuai
dampak lain yang akan dengan metodologi ilmiah.
dikelola 2.2 Dampak potensial dievaluasi sesuai dengan
ketentuan.
2.3 Daftar kesimpulan DPH beserta parameter terkait
argumentasi ilmiah dibuat sesuai
kriteria dampak penting yang tercantum
dalam peraturan.
2.4 Daftar dampak lainnya yang akan dikelola
diinventarisir sesuai ketentuan.

Dampak sisa?
Dampak Bangkitan?

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan dampak penting hipotetik meliputi
menyiapkan bahan pekerjaan dan menentukan DPH serta dampak lain yang akan dikelola.
1.2 Identifikasi dampak potensial pada dasarnya adalah menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi (baik dampak primer, sekunder, dan lain-lain) jika rencana usaha dan/atau
kegiatan dilaksanakan pada lokasi tersebut.
1.3 Proses identifikasi dampak potensial menghasilkan daftar dampak potensial, yang dilakukan
dengan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional dari
berbagai literatur.
1.4 Evaluasi dampak potensial pada dasarnya adalah memisahkan dampak-dampak yang perlu
dikaji secara mendalam dalam dokumen analisis dampak lingkungan (andal), yang
menghasilkan dampak potensial hipotetik berdasarkan kriteria antara lain: 1) beban terhadap
komponen lingkungan; 2) komponen yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat sekitar dan terhadap komponen lingkungan lainnya; 3) kekhawatiran masyarakat
yang tinggi; 4) aturan/kebijakan yang akan dilanggar/dilampaui.
1.5 Argumentasi ilmiah disusun berdasarkan hasil komunikasi dengan ahli masing-masing
komponen lingkungan dan pemrakarsa.
1.6 Kriteria dampak penting mengacu kepada tujuh kriteria yang terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan.

Peraturan yang diperlukan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentangPedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan penggantinya

Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek
Sosial dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya

Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya

Panduan Penilaian
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada Tempat Uji Kompetensi
(TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja simulasi.
1.2 Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes lisan, tes tertulis,
observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi, verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta
metode lain yang relevan.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja untuk memenuhi ketercapaian kompetensi yang ditetapkan.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Metode pelingkupan
3.1.2 Penyusunan amdal
3.1.3 Komponen, sub komponen, parameter lingkungan
3.1.4 Kompetensi keilmuan anggota tim/tim ahli yang ada di tim
penyusun amdal
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Teknik komunikasi dan koordinasi dengan pakar dan
pemrakarsa
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Analitik
4.2 Teliti dan cermat
4.3 Deskriptif
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan ketajaman dan keakuratan dalam menyimpulkan DPH
beserta argumentasi ilmiahnya

5. M.74AMD01.007.1 Menentukan Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


Batas wilayah studi ini merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay) dari
batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan
kendala teknis yang dihadapi.

Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya disesuaikan dengan kemampuan


pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga,
teknis, dan metode telaahan. Setiap penentuan masing-masing batas wilayah (proyek,
ekologis, sosial dan administratif) harus dilengkapi dengan justifikasi ilmiah yang kuat.
Bagian ini harus dilengkapi dengan peta batas wilayah studi yang dapat menggambarkan
batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif. Peta yang disertakan harus
memenuhi kaidah-kaidah kartografi.

Batas wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak
lingkungan suatu rencana kegiatan, yaitu:
1) Batas proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan,
termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi.
Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap
lingkungan hidup disekitarnya. Batas proyek secara mudah dapat diplotkan pada peta,
karena lokasilokasinya dapat diperoleh langsung dari peta-peta pemrakarsa.
Selain tapak proyek utama, batas proyek harus juga meliputi fasilitas pendukung seperti
perumahan, dermaga, tempat penyimpanan bahan, bengkel, dan sebagainya.
2) Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan masing-
masing (seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis akan
mengarahkan penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis
persebaran dampak. Penentuan batas ekologis harus mempertimbangkan setiap
komponen lingkungan biogeofisikkimia yang terkena dampak (dari daftar dampak penting
hipotetik). Untuk masing-masing dampak, batas persebarannya dapat diplotkan pada peta
sehingga batas ekologis memiliki beberapa garis batas, sesuai dengan jumlah dampak
penting hipotetik.
3) Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan
tempat berlangsungsunya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses
dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Batas ini pada dasarnya merupakan ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak
lingkungan seperti limbah, emisi atau kerusakan lingkungan, tinggal atau melakukan
kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok masyarakat yang terkena
dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat yang perlu
dikonsultasikan (pada tahap lanjutan keterlibatan masyarakat).
4) Batas administratif, yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti desa,
kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur batas
diatas.
Dengan menumpangsusunkan (overlay) batas administratif wilayah pemerintahan dengan
tiga peta batas seperti tersebut di atas, maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan,
kabupaten dan/atau provinsi mana saja yang masuk dalam batas proyek, batas ekologis
dan batas sosial. Batas administratif sebenarnya diperlukan untuk mengarahkan
pemrakarsa dan/atau penyusun Amdal untuk dapat berkoordinasi ke lembaga pemerintah
daerah yang relevan, baik untuk koordinasi administratif (misalnya penilaian Amdal dan
pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan data tentang kondisi rona lingkungan
awal, kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya.

Masing-masing batas diplotkan pada peta yang kemudian ditumpangsusunkan satu-sama


lain (overlay) sehingga dapat ditarik garis luar gabungan keempat batas tersebut. Garis
luar gabungan itu yang disebut sebagai ’batas wilayah studi’. Dalam proses ini, harus
dijelaskan dasar penentuan batas wilayah studi. Dalam proses pelingkupan, harus
teridentifikasi secara jelas pula batas waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan
prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian Andal. Setiap dampak penting hipotetik yang
dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri. Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona lingkungan tanpa
adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Daftar dampak penting hipotetik (DPH) disiapkan
pekerjaan 1.2 sesuai hasil pelingkupan. Peraturan perundang-
1.3 undangan terkait diidentifikasi sesuai kebutuhan.
Peralatan dan bahan disiapkan.
2. Menentukan batas wilayah 2.1 Batas proyek dideskripsikan sesuai ketentuan
studi dan secara spasial sesuai kaidah kartografi.
2.2 Batas ekologis untuk DPH yang relevan
dideskripsikan berdasarkan argumentasi ilmiah
dan secara spasial sesuai kaidah kartografi.
2.3 Batas sosial untuk DPH yang relevan
dideskripsikan berdasarkan argumentasi ilmiah
dan secara spasial sesuai kaidah kartografi.
2.4 Batas wilayah administrasi dideskripsikan sesuai
ketentuan dan secara spasial sesuai kaidah
kartografi.
2.5 Batas wilayah studi ditetapkan berdasarkan batas
proyek, ekologi, sosial, dan wilayah administrasi.
3. Menentukan batas waktu 3.1 Kriteria penetapan waktu kajian dideskripsikan
kajian 3.2 sesuai kaidah ilmiah. Batas waktu kajian untuk
masing-masing DPH ditentukan sesuai kaidah
ilmiah.

4. Mendokumentasikan batas 4.1 Hasil penentuan batas wilayah studi dan batas
wilayah studi dan batas 4.2 waktu kajian dikomunikasikan kepada pemrakasa
waktu kajian dan ahli. Hasil penentuan batas wilayah studi dan
batas waktu kajian didokumentasikan sesuai
ketentuan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan batas wilayah studi dan batas waktu kajian
meliputi menyiapkan bahan pekerjaan, menentukan batas wilayah studi, menentukan batas
waktu kajian, dan mendokumentasikan batas wilayah studi dan batas waktu kajian.
1.2 Batas wilayah studi merupakan batas terluar dari hasil analisis spasial batas proyek, batas
ekologis, batas sosial dan batas administrasi setelah mempertimbangkan kendala teknis yang
dihadapi.
1.3 Batas proyek merupakan ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan
dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap
lingkungan hidup disekitarnya.
1.4 Batas proyek secara mudah dapat diplotkan pada peta, karena lokasi-lokasinya dapat
diperoleh langsung dari peta-peta pemrakarsa.
Selain tapak proyek utama, batas proyek harus juga meliputi fasilitas pendukung seperti
perumahan, dermaga, tempat penyimpanan bahan, bengkel, dan sebagainya.
1.5 Batas proyek berdasarkan aspek legalitas.
1.6 Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing
(seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang tersebut
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Untuk masing-masing dampak, batas
persebarannya dapat diplotkan pada peta sehingga batas ekologis memiliki beberapa garis
batas, sesuai dengan jenis dampak penting hipotetik.
1.7 Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan
tempat berlangsungsunya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu
yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan
dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dengan memperhatikan hasil
konsultasi dengan masyarakat dan batas ekologi.
1.8 Batas sosial pada dasarnya merupakan ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak
lingkungan yang bersifat positif dan negatif, seperti peluang membuka usaha, peningkatan
pendapatan, limbah, emisi atau kerusakan lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas
sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial
ekonomi kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat yang perlu dikonsultasikan.
1.9 Batas administratif merupakan wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti desa,
kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur batas diatas.
Dengan menumpangsusunkan (analisis spasial) batas administratif wilayah pemerintahan
dengan tiga peta batas seperti tersebut di atas, maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan,
kabupaten dan/atau provinsi mana saja yang masuk dalam batas proyek, batas ekologis dan
batas sosial.
1.10 Batas administratif tersebut diperlukan untuk mengarahkan pemrakarsa dan/atau
penyusun analisis mengenai dampak lingkungan hidup (amdal) untuk dapat berkoordinasi ke
lembaga pemerintah daerah yang relevan, baik untuk koordinasi administratif, pengumpulan
data tentang kondisi rona lingkungan awal, kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya.
1.11 Setiap DPH memiliki batas waktu kajian tersendiri.
1.12 Batas waktu kajian dapat ditentukan antara lain berdasarkan umur kegiatan dan
kemampuan memprakirakan perubahan rona lingkungan hidup awal dengan atau tanpa proyek.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 ATK
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Dokumen teknis rencana kegiatan
2.2.2 Data dan informasi terkait sumber daya alam dan lingkungan hidup (data rona lingkungan
awal)
2.2.3 Saran, pendapat, dan tanggapan (SPT) masyarakat secara tertulis
2.2.4 Data sekunder parameter lingkungan
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan penggantinya
3.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkunan dan aturan
penggantinya
3.3 Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek
Sosial dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya
3.4 Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode etik penyusun amdal
4.2 Standar
(Tidak ada.)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada Tempat Uji Kompetensi
(TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja simulasi.
1.2 Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes lisan, tes tertulis,
observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi, verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta
metode lain yang relevan.
1.3 Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja untuk memenuhi ketercapaian kompetensi yang ditetapkan.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Informasi geospasial dampak lingkungan
3.1.2 Komponen, sub komponen, dan parameter lingkungan
3.1.3 Metode pelingkupan
3.1.4 Teknik penulisan amdal
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Melakukan delineasi batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi
3.2.3 Melakukan analisis spasial batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas
admnistrasi untuk menentukan batas wilayah studi
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Analitik
4.2 Teliti dan cermat
4.3 Deskriptif
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam menentukan batas wilayah studi

6. M.74AMD01.008.1 Menentukan Metode Studi Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan
a. Metode pengumpulan dan analisis data yang akan digunakan.
Metode pengumpulan dan analisis data; Bagian ini berisi metode pengumpulan data primer
dan sekunder yang sahih serta dapat dipercaya (reliable) untuk digunakan dalam
penyusunan rona lingkungan hidup awal yang rinci dan sebagai masukan dalam
melakukan prakiraan besaran dan sifat penting dampak. Metode pengumpulan dan analisis
data harus relevan dengan metode pengumpulan dan analisis data untuk penentuan rona
lingkungan hidup rinci serta metode prakiraan dampak yang digunakan untuk setiap
dampak penting hipotetik yang akan dikaji, sehingga data yang dikumpulkan relevan dan
representatif dengan dampak penting hipotetik yang akan dianalisis dalam prakiraan
dampak yaitu:
1) Cantumkan secara jelas metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data
berikut dengan jenis peralatan, instrumen, dan tingkat ketelitian alat yang digunakan dalam
pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan harus sesuai Standar
Nasional Indonesia, sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku atau metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur.
2) Uraikan metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengukuran. Cantumkan
jenis peralatan, instrumen, dan rumus yang digunakan dalam proses analisis data. Khusus
untuk analisis data primer yang memerlukan pengujian di laboratorium, maka harus
dilakukan di laboratorium yang terakreditasi dan/atau teregistrasi.
b. Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan.
Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan dalam Andal; Bagian ini
menjelaskan metode prakiraan dampak penting yang digunakan untuk memprakirakan
besaran dan sifat penting dampak dalam studi Andal untuk masing-masing dampak
penting hipotetik, termasuk rumus-rumus dan asumsi prakiraan dampaknya disertai
argumentasi/alasan pemilihan metode tersebut.

Penyusun dokumen Amdal dapat menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku


secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur untuk melakukan prakiraan
dampak penting yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting
dalam Amdal.

c. Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan.


Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan; Evaluasi secara holistik
terhadap dampak lingkungan yang terjadi dilakukan untuk menentukan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup. Bagian ini menguraikan metode-metode yang lazim
digunakan dalam studi Andal untuk mengevaluasi keterkaitan dan interaksidampak
lingkungan yang diprakirakan timbul (seluruh dampak penting hipotetik) secara
keseluruhan dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup. Metode evaluasi dampak menggunakan metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur
yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan pekerjaan 1.1 Jenis data primer dan sekunder sesuai dengan
dampak penting hipotetik (DPH)
dan rona awal lingkungan hidup yang
diperlukan disiapkan berdasarkan hasil
pelingkupan.
1.2 Jumlah sampel yang akan diambil ditentukan
berdasarkan kaidah ilmiah.
1.3 Jumlah responden ditentukan berdasarkan kaidah
ilmiah.
1.4 Lokasi pengambilan data dipetakan sesuai kaidah
kartografi.
1.5 Berbagai metode studi amdal disiapkan sesuai
dengan DPH.
2. Menentukan metode 2.1 Metode pengumpulan data dan jenis data
ditentukan untuk setiap parameter sesuai DPH.
2.2 Metode analisis data dan interpretasi hasil analisis
ditentukan sesuai kaidah ilmiah
untuk setiap DPH.
2.3 Metode prakiraan besaran dampak dan
sifat penting dampak ditentukan sesuai DPH.
2.4 Metode evaluasi dampak secara holistik
ditentukan sesuai kaidah ilmiah dengan
memperhatikan tipologi, besar, dan sifat penting
dampak.
2.5 Hasil penentuan metode studi amdal
didokumentasikan.

7. M.74AMD01.009.1 Menyusun Dokumen Kerangka Acuan


 Kerangka Acuan (KA) adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup
yang merupakan hasil pelingkupan

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Berbagai informasi terkait pelaksanaan
pekerjaan studi analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal) disiapkan sesuai
ketentuan.
1.2 Hasil pelingkupan dan metode studi amdal
disiapkan sesuai ketentuan.
1.3 Peraturan perundang-undangan terkait disiapkan
sesuai muatan dokumen KA.
2. Membuat dokumen 2.1 DraftKA disusun sesuai ketentuan.
kerangka acuan 2.2 DraftKA dikonsultasikan kepada ahli.
2.3
Draft KA dikomunikasikan kepada pemrakarsa.
2.4 Draft KA diperbaiki berdasarkan masukan
pemrakarsa dan ahli.
2.5 Dokumen KA dipresentasikan kepada tim
teknis untuk mendapatkan persetujuan dari
Komisi Penilai Amdal (KPA).
2.6 Kerangka acuan didokumentasikan.

8. M.74AMD01.010.1 Menyusun Ringkasan Hasil Pelingkupan Kerangka Acuan

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan pekerjaan 1.1
Data (dokumen) rencana usaha dan/atau kegiatan
dari hasil pelingkupan disiapkan sesuai ketentuan.

1.2 Data dampak penting hipotetik (DPH),


batas wilayah studi dan batas waktu kajian
disiapkan.
2. Membuat ringkasan 2.1 Ringkasan deskripsi rencana usaha
hasil pelingkupan dan/atau kegiatan disusun sesuai ketentuan.

2.2 Daftar kesimpulan DPH disusun sesuai


ketentuan.
2.3
Batas wilayah studi disusun sesuai ketentuan.
2.4
Batas waktu kajian disusun sesuai kaidah ilmiah.
2.5 Ringkasan hasil pelingkupan disusun sesuai
ketentuan.
2.6
Ringkasan hasil pelingkupan didokumentasikan.

9. M.74AMD01.011.1 Menyusun Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal


Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup
(environmental setting) secara rinci dan mendalam di lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan, yang mencakup:
a. Komponen lingkungan terkena dampak penting rencana usaha dan/atau kegiatan
(komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
serta kondisi lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat:
1) komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air
bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya.
2) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies
langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya.
3) komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata
pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya.
4) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat.
b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Tujuan
penjelasan ini adalah memberikan gambaran utuh tentang kegiatan-kegiatan lain (yang
sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber
daya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat.
Data dan informasi rinci terkait dengan rona lingkungan hidup dimaksud dapat
disampaikan dalam lampiran. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, maka uraian
rona lingkungan hidup awal tersebut dilakukan untuk masing-masing
alternatif lokasi tersebut. Uraian rona lingkungan hidup awal pada dasarnya memuat data
dan informasi dalam wilayah studi yang relevan dengan dampak penting yang akan dikaji
dan proses pengambilan keputusan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.
Uraian rona lingkungan hidup sedapat mungkin agar menggunakan data runtun waktu
(time series). Selain itu komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekologis dan
ekonomis perlu mendapat perhatian.
Uraian rona lingkungan hidup awal tersebut juga dapat dilengkapi dengan peta yang
sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau label dengan skala memadai dan bila perlu harus
dilengkapi dengan diagram, gambar, grafik atau foto sesuai dengan kebutuhan;

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan 1.1 Data komponen lingkungan dan kegiatan
penyusunan rona lain di sekitar lokasi dikumpulkan sesuai
lingkungan hidup awal dengan metodologi pengumpulan data.
secara rinci 1.2 Data komponen lingkungan dan kegiatan
lain di sekitar lokasi dianalisis sesuai
dengan metodologi analisis data.
2. Mendeskripsikan 2.1 Komponen, sub komponen, dan parameter
komponen lingkungan geo-fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi
hidup terkena dampak budaya, dan kesehatan masyarakat
secara rinci disusun sesuai kaidah ilmiah.
2.2 Kualitas/kondisi dari masing-masing
komponen lingkungan dideskripsikan berdasarkan
indeks kualitas lingkungan
hidup.
3. Mendeskripsikan 3.1 Jenis usaha dan/atau kegiatan lain
usaha dan/atau disekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang ada kegiatan, beserta lokasi dan dampak
disekitar lokasi usaha lingkungan hidupnya dideskripsikan
dan/atau kegiatan sesuai kondisi faktual.
secara rinci 3.2 Pola pemanfaatan sumber daya alam dan
dampak yang ditimbulkan dideskripsikan
sesuai kondisi faktual.
4. Melakukan 4.1 Deskripsi seluruh komponen rona
penyusunan rona lingkungan hidup awal disintesakan
lingkungan hidup awal sesuai kaidah ilmiah secara rinci.
secara rinci 4.2 Deskripsi rona lingkungan hidup awal
secara rinci dikomunikasikan dengan
tenaga ahli terkait.
4.3 Rona lingkungan hidup awal secara rinci
disusun sesuai dengan kebutuhan.

10 M.74AMD01.012.1 Melakukan Prakiraan Dampak Penting


Pada bagian ini juga, penyusun dokumen Amdal menguraikan kondisi kualitatif dan
kuantitatif berbagai sumberdaya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha dan/atau
kegiatan, baik yang sudah atau yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam
bentuk potensi. Penyajian kondisi sumber daya alam ini perlu dikemukakan dalam peta
dan/ atau label dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram,
gambar, grafik atau foto sesuai dengan kebutuhan;
Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai
besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang
dikaji. Karena itu dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil prakiraan
secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting
hipotetik (DPH) yang dikaji. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik
tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka
acuan.Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-metode ilmiah yang
berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan
kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam Amdal.
Dalam menguraikan prakiraan dampak penting tersebut, penyusun dokumen Amdal
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas
lingkungan dari waktu ke waktu.
b. Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari
aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau
kegiatansesuai dengan jenis rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki seluruh tahapan tersebut.
c. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan
dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode prakiraan
dampak.
d. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung
dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara
langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan,sedangkan dampak tidak langsung adalah
dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu komponen lingkungan hidup
dan/atau usaha atau kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam kaitan ini maka perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:
1) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
2) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen geofisik-
kimia-biologi;
3) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian menimbulkan rangkaian dampak
lanjutan berturut-turut terhadap komponen geofisik-kimia dan biologi;
4) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen geofisik-
kimia-biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap
komponen biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
5) dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial, ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat dan geofisik-kimia dan biologi itu sendiri;
6) dampak penting pada huruf a sampai dengan huruf e yang telah
diutarakan selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.
e. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan
alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif lokasi,
penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau
kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif
lainnya), maka telaahan sebagaimana tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
f. Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur.
Dalam melakukan analisis prakiraan besaran dampak penting tersebut sebaiknya
digunakan metode-metode formal secara matematis, terutama untuk dampak-dampak
penting hipotetik yang dapat dikuantifikasikan. Penggunaan metode non formal hanya
dilakukan bilamana dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formulaformula
matematis atau hanya dapat didekati dengan metode non formal.
Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses dan
hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan dampak, dapat dilampirkan
sebagai bukti.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan prakiraan 1.1 Data primer dan sekunder rona
dampak penting lingkungan hidup disiapkan sesuai dengan
dampak pentng hipotetik (DPH).
1.2 Metode prakiraan dampak penting disiapkan
sesuai dengan DPH.
2. Memprakirakan 2.1 Besaran dampak penting tanpa proyek
besaran dampak diprakirakan sesuai dengan metode ilmiah
penting yang telah ditetapkan untuk setiap DPH.
2.2 Besaran dampak penting dengan proyek
diprakirakan sesuai dengan metode ilmiah yang
telah ditetapkan untuk setiap DPH.
2.3 Perbedaan besaran dampak penting tanpa
proyek dan dengan proyek dalam batas
waktu tertentu dihitung sesuai kaidah ilmiah.

3. Menentukan sifat 3.1 Kriteria/ukuran dampak penting


penting dampak ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
3.2 Setiap DPH beserta besaran dampaknya
ditentukan sifat penting dampaknya
berdasarkan kriteria/ukuran dampak penting.

3.3 Hasil prakiraan dampak penting


didokumentasikan.

11 M.74AMD01.014.1 Menyusun Dokumen Analisis Dampak Lingkungan

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Ringkasan hasil pelingkupan disiapkan
pekerjaan sesuai ketentuan.
1.2 Deskripsi rinci rona lingkungan hidup
awal, prakiraan dampak penting, dan evaluasi
secara holistik terhadap dampak lingkungan
disiapkan sesuai ketentuan.
1.3 Peraturan perundang-undangan terkait disiapkan
sesuai muatan dokumen andal.
2. Membuat dokumen 2.1 Draft dokumen andal disusun sesuai
andal ketentuan.
2.2 Draft dokumen andal dikonsultasikan
kepada ahli.
2.3 Draft dokumen andal dikomunikasikan
kepada pemrakarsa.
2.4 Draft dokumen andal diperbaiki
berdasarkan masukan pemrakarsa dan ahli.

2.5 Draft dokumen andal dipresentasikan kepada tim


teknis.
2.6 Draft dokumen andal dipresentasikan kepada
Komisi Penilai Amdal (KPA) untuk
mendapatkan rekomendasi kelayakan atau
ketidak layakan lingkungan.
2.7 Dokumen andal didokumentasikan.

12 M.74AMD01.015.1 Menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan bentuk-bentuk pengelolaan
lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang ditimbulkan dalam rangka untuk
menghindari, mencegah, meminimisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif.
Uraian tersebut dicantumkan secara singkat dan jelas dalam bentuk matrik atau tabel yang
berisi pengelolaan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan, dengan menyampaikan
elemen-elemen sebagai berikut:
a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup.
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan pekerjaan 1.1 Daftar dampak penting hipotetik (DPH)
dan dampak lainnya disiapkan sesuai hasil
pelingkupan dan hasil kajian analisis dampak
lingkungan (andal).
1.2 Peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup disiapkan sesuai
hasil pelingkupan dan hasil kajian andal.
1.3 Standard Operating Procedure (SOP)
pengelolaan lingkungan yang tersedia
disiapkan sebagai acuan pengelolaan dampak.
1.4 Arahan RKL disiapkan sebagai bahan penyusunan
RKL.
2. Membuat RKL 2.1 Dampak lingkungan yang dikelola ditentukan
berdasarkan dampak penting dan dampak
lainnya.
2.2 Sumber dampak lingkungan ditentukan sesuai
jenis dan tahapan kegiatan.
2.3 Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan
hidup ditetapkan sesuai baku
mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan,
hasil kajian dan kriteria lain.
2.4 Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
ditentukan sesuai dengan pendekatan
teknologi, institusi dan/atau sosial ekonomi.
2.5 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
ditentukan sesuai sifat sebaran dampak yang akan
dikelola.
2.6 Periode pengelolaan lingkungan hidup
ditentukan sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan.
2.7 Institusi pengelolaan lingkungan hidup
ditentukan sesuai kewenangan.
2.8 Jumlah dan jenis izin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
diidentifikasi sesuai ketentuan.
2.9 Peta rencana pengelolaan lingkungan
hidup dibuat sesuai kaidah kartografi.
2.10 Rencana pengelolaan lingkungan hidup
hidup didokumentasikan.

13 M.74AMD01.016.1 Menyusun Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Pada bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan secara singkat dan jelas
rencana pemantauan dalam bentuk matrik atau tabel untuk dampak yang ditimbulkan.
Matrik atau tabel ini berisi pemantauan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan.
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai
berikut:
a. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen
lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan sumber
dampak.
b. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan
analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
c. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan,
pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan pekerjaan 1.1 Daftar dampak penting hipotetik (DPH)
dan dampak lainnya disiapkan sesuai hasil
pelingkupan dan hasil kajian analisis dampak
lingkungan (andal).
1.2 Peraturan perundang-undangan mengenai
pemantauan lingkungan hidup disiapkan sesuai
hasil pelingkupan dan hasil kajian andal.

1.3 Standard Operating Procedure (SOP)


pemantauan lingkungan yang tersedia
disiapkan sebagai acuan pemantauan dampak
lingkungan.
1.4 Arahan RPL disiapkan sebagai bahan penyusunan
RPL.
1.5 Dokumen rencana pengelolaan lingkungan hidup
(RKL) disiapkan.
2. Membuat RPL 2.1 Jenis dampak lingkungan hidup yang
dipantau ditentukan berdasarkan hasil jenis
dampak yang dikelola di RKL.
2.2 Indikator/parameter pemantauan lingkungan
berdasarkan jenis dampak dan tahapan kegiatan
ditetapkan sesuai hasil kajian andal dan/atau
peraturan.

2.3 Sumber dampak lingkungan hidup


ditentukan sesuai jenis dampak dan tahapan
kegiatan.
2.4 Metode pengumpulan dan analisis data
pemantauan ditentukan sesuai kaidah ilmiah dan
ketentuan.
2.5 Lokasi pemantauan lingkungan hidup
ditentukan sesuai kaidah ilmiah dan
ketentuan.
2.6 Waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan
hidup ditetapkan sesuai sifat
dampak yang dipantau.
2.7 Institusi pemantauan lingkungan hidup
ditentukan sesuai kewenangan.
2.8 2.8 Peta rencana pemantauan lingkungan
hidup dibuat sesuai kaidah kartografi.
2.9 2.9 Rencana pemantauan lingkungan hidup
didokumentasikan.

14 M.74AMD01.017.1 Menyusun Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan-Rencana


. Pemantauan Lingkungan
Lingkup rencana pengelolaan lingkungan hidup RKL memuat upaya-upaya mencegah,
mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup dan dampak
lingkungan hidup lainnya yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul
sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam pengertian tersebut
upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lainmencakup kelompok aktivitas sebagai
berikut:
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak
negatif lingkungan hidup;
b. Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimisasi, atau
mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada saat usaha dan/atau kegiatan;
dan/atau
c. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut. Untuk
menangani dampak penting yang sudah diprediksi dari studi Andal dan dampak lingkungan
hidup lainnya, pengelolaan lingkungan hidup yang dirumuskan dapat menggunakan salah
satu atau beberapa pendekatan lingkungan hidup yang selama ini dikenal seperti:teknologi,
sosial ekonomi, maupun institusi.
3. Lingkup rencana pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang
terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak
yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan
regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi. Pemantauan merupakan kegiatan
yang berlangsung secara terusmenerus, sistematis dan terencana.Pemantauan dilakukan
terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis
(critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana pemantauan
lingkungan dalam Dokumen RKL-RPL, yakni:
a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup Komponen/parameter
lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar, atau terkena dampak penting dan
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.
b. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting yang dinyatakan
dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan sifat pengelolaan dampak
lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan memantau kedua hal
tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
yang dijalankan.
d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan untuk
pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan senantiasa berlangsung
sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.
e. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau, mencakup:
1) jenis data yang dikumpulkan;
2) lokasi pemantauan;
3) frekuensi dan jangka waktu pemantauan;
4) metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data);
5) metode analisis data.
f. Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan
lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang dimaksud di sini adalah
institusi yang bertanggungjawab sebagai pelaksana pemantauan, pengguna hasil
pemantauan, dan pengawas kegiatan pemantauan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Matrik dan Peta RKL-RPL yang akan diisi
pekerjaan disiapkan.
1.2 Peraturan perundang-undangan terkait disiapkan
sesuai muatan RKL-RPL.
1.3 Berbagai bentuk pengelolaan lingkungan
hidup disiapkan sebagai bahan penyusunan
dokumen RKL-RPL.
1.4 Berbagai bentuk pemantauan lingkungan
hidup disiapkan sebagai bahan penyusunan
dokumen RKL-RPL.
2. Membuat dokumen 2.1 Draft dokumen RKL-RPL disusun sesuai
RKL-RPL ketentuan.
2.2 Draft dokumen RKL-RPL dikonsultasikan
kepada ahli.
2.3 Draft dokumen RKL-RPL dikomunikasikan
kepada pemrakarsa.
2.4 Draft dokumen RKL-RPL diperbaiki
berdasarkan masukan pemrakarsa dan ahli.

2.5 Dokumen RKL-RPL dipresentasikan kepada tim


teknis.
2.6 Draft dokumen RKL-RPL dipresentasikan kepada
Komisi Penilai Amdal (KPA) untuk
mendapatkan Rekomendasi kelayakan atau
ketidak layakan lingkungan.
2.7 Dokumen RKL-RPL didokumentasikan.

Peraturan yang diperlukan


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup
Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial
dalam Penyusunan Amdal
Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan Amdal

KOMPETENSI PLUS:

1. M.74AMD01.001.1 Melakukan Penapisan Jenis Rencana Usaha


dan/atau Kegiatan

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak
dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL,
yg sdh diperbaharui dengan PerMen LH No. 5 Tahun 2012.

Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat
menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah
berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada
Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian dari
rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau standar
internasional, dan lain sebagainya.
Langkah ini pada akhirnya menghasilkan daftar kesimpulan ‘dampak penting hipotetik
(DPH)’.Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal diharapkan menyampaikan keluaran
berupa uraian proses evaluasi dampak potensial menjadi DPH. Setelah itu seluruh DPH
yang telah dirumuskan ditabulasikan dalam bentuk daftar kesimpulan DPH akibat rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan.
Dampakdampak potensial yang tidak dikaji lebih lanjut, juga harus dijelaskan alasan-
alasannya dengan dasar argumentasi yang kuat kenapa dampak potensial tersebut tidak
dikaji lebih lanjut.

Aspek kritis
Ketepatan dalam memastikan bahwa lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan sesuai tata ruang dan peraturan perundang-undangan

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Melengkapi ringkasan 1.1 Formulir isian informasi awal disiapkan sesuai
informasi awal 1.2 ketentuan. Bahan informasi awal disiapkan untuk
1.3 mengisi formulir. Formulir dilengkapi berdasarkan
bahan informasi awal yang sudah disiapkan.
2. Memastikan kesesuaian 2.1 Batas proyek rencana usaha dan/atau kegiatan
lokasi rencana 2.2 didelineasi sesuai hasil ringkasan informasi awal.
usaha/kegiatan dengan 2.3 Analisis spasial batas proyek dengan rencana tata
peraturan perundangan ruang dilakukan untuk memastikan kesesuaian
dengan rencana tata ruang. Analisis spasial batas
proyek dengan peta-peta fungsi ruang lain
dilakukan untuk memastikan kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan.
3. Menentukan rencana 3.1 Setiap jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
usaha dan/atau kegiatan 3.2 dianalisis untuk menentukan kegiatan wajib
yang wajib memiliki analisis memiliki amdal sesuai ketentuan. Hasil analisis
mengenai dampak kegiatan wajib amdal ditetapkan.
lingkungan hidup (amdal)
4. Menentukan pendekatan 4.1 Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan
studi amdal yang akan 4.2 dengan kriteria pendekatan studi amdal dianalisis
digunakan menggunakan formulir penapisan. Pendekatan
studi amdal ditentukan sesuai ketentuan.
5. Mengidentifikasi 5.1 Hasil penentuan pendekatan studi amdal, jenis
kewenangan Komisi rencana usaha dan/atau kegiatan,

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


Penilai Amdal (KPA) serta sifat strategis dan non strategis
dibandingkan dengan daftar pembagian
kewenangan penilaian dokumen amdal sesuai
dengan ketentuan.
5.2 Informasi mengenai bukti lisensi KPA dipastikan
ada dan masih berlaku.
5.3 Kewenangan KPA ditentukan berdasarkan hasil
analisis.
6. Mendokumentasikan 6.1 Hasil penapisan disusun sesuai
kegiatan penapisan ketentuan.
6.2 Hasil penapisan dikomunikasikan kepada instansi
lingkungan hidup.
6.3 Hasil penapisan didokumentasikan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan penapisan jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan meliputi melengkapi ringkasan informasi awal, memastikan kesesuaian lokasi rencana
usaha/kegiatan dengan rencana tata ruang dan peraturan perundang-undangan, menentukan
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal, menentukan pendekatan studi
amdal yang akan digunakan, menentukan kewenangan KPA, mendokumentasikan kegiatan
penapisan.
1.2 Bahan informasi awal mencakup antara lain informasi mengenai identitas pemrakarsa,
informasi mengenai deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dan informasi mengenai lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan.
1.3 Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan terdiri dari komponen-komponen kegiatan utama
dan kegiatan pendukungnya serta sektor terkait yang melakukan pembinaan dan pengawasan.
1.4 Pada dasarnya tujuan diadakan penapisan dalam amdal adalah untuk menentukan apakah
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki amdal atau tidak.

Peraturan yang diperlukan


3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan
aturan penggantinya
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun
2015 dan aturan penggantinya
3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam dan aturan penggantinya
3.4 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan aturan
penggantinya
3.5 Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Penundaaan Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut dan aturan penggantinya
3.6 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
aturan penggantinya
3.7 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan dan aturan
penggantinya

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Dasar-dasar amdal
3.1.2 Penyusunan amdal
3.1.3 Kondisi umum lokasi usaha dan/atau kegiatan
3.1.4 Metode penapisan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Melakukan analisis spasial peta
3.2.2 Melakukan pengisian formulir penapisan

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Analitik
4.2 Cermat
4.3 Akurat
Lampiran 1 PerMenLH No 5 Tahun 2012, daftar 14 bidang, 72 jenis kegiatan wajib AMDAL
2. M.74AMD01.002.1 Menyusun Rencana Kerja
 Menetapkan kebutuhan sumber daya berdasarkan analisis rencana usaha dan/atau
kegiatan
 Melakukan negosiasi/diplomasi atas rencana kerja yang disusun kepada pemrakarsa

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Informasi rencana usaha dan/atau
penyusunan rencana
kegiatan disiapkan berdasarkan usulan
kerja
pemrakarsa.
1.2 Hasil penapisan disiapkan berdasarkan
komunikasi dari instansi lingkungan hidup.

1.3 Peraturan diidentifikasi sesuai rencana


usaha dan/atau kegiatan.
2. Membuat rencana 2.1 Informasi rencana usaha dan/atau
kerja kegiatan dianalisis.
2.2 Sumber daya yang dibutuhkan ditentukan
berdasarkan analisis informasi rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2.3 Draft rencana kerja disusun sebagai bahan
pembahasan dengan pemrakarsa.
2.4 Draft rencana kerja dikomunikasikan kepada
pemrakarsa untuk disepakati.
2.5 Rencana kerja didokumentasikan sebagai acuan
pengendalian penyusunan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup (amdal).

sumber daya adalah tim, biaya, metode, peralatan


dalam rangka menyusun kegiatan.

Peraturan yang diperlukan


3.1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan aturan
penggantinya
3.2 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisa mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
aturan penggantinya
3.3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan penggantinya
3.4 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Amdal dan Izin Lingkungan dan aturan penggantinya
3.5 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan dan aturan
penggantinya
Aspek kritis
5.1 Keakuratan dalam memperhitungkan kebutuhan sumber daya
dalam proses amdal

Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Analitik
4.2 Cermat
4.3 Akurat
4.4 Komunikatif
4.5 Kerjasama

3. M.74AMD01.013.1 Melakukan Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak


Lingkungan
Dalam bagian ini, pada dasarnya penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil evaluasi
atau telaahan keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam
rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total
terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik terhadap DPH
tersebut, penyusun dokumen Amdal menggunakan metode evaluasi dampak yang
tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut menggunakan
metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal.
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada pemilihan alternatif, maka
evaluasi atau telaahan tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
Dalam hal kajian Andal memberikan beberapa alternatif komponen rencana usaha
dan/atau kegiatan (misal: alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas,
spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi
operasi), maka dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal sudah dapat menguraikan dan
memberikan rekomendasi pilihan alternatif terbaik serta dasar pertimbangan pemilihan
alternatif terbaik tersebut.
Dalam melakukan pemilihan alternatif tersebut, penyusun dokumen amdal dapat
menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional
di berbagai literatur.
Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik (DPH)
tersebut dapat diperoleh informasi antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH beserta karakteristiknya antara lain
seperti frekuensi terjadi dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada akhirnya dapat
digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari dampak-dampak yang telah
berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak
menimbulkan dampak lingkungan.
c. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting (area of concerns) beserta luasannya
(lokal, regional, nasional, atau bahkan international lintas batas negara), antara lain
sebagai contoh seperti:
1) area yang mendapat paparan dari beberapa dampak sekaligus dan banyak dihuni oleh
berbagai kelompok masyarakat;
2) area yang rentan/rawan bencana yang paling banyak terkena berbagai dampak
lingkungan; dan/atau
3) kombinasi dari area sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b atau lainnya.
Berdasarkan informasi hasil telaahan seperti di atas, penyusun dokumen Amdal
selanjutnya melakukan telahaan atas berbagai opsi pengelolaan dampak lingkungan yang
mungkin dilakukan, ditinjau dari ketersediaan opsi pengelolaan terbaik (best available
technology), kemampuan pemrakarsa untuk melakukan opsi pengelolaan terbaik (best
achievable technology) dan relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan kondisi lokal.
Dari hasil telaahan ini, penyusun dokumen Amdal dapat merumuskan arahan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang
lebih detail/rinci dan operasional.

Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan


dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
(dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak banyak
memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan
(compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
pengelolaan lingkungan hidup.

Berdasarkan informasi tersebut di atas (hasil telahaan keterkaitan dan interaksi dampak
lingkungan/dampak penting hipotetik, alternatif terbaik, arahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan), pemrakarsa/penyusun Amdal dapat menyimpulkan atau
memberikan pernyataan kelayakan lingkungan hidup atas rencana usaha dan/atau
kegiatan yang dikaji, dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan antara lain sebagai
berikut:
 Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
 Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber
daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
 Kepentingan pertahanan keamanan.
 Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada
tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan.
 Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negative.
 Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau
Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan.
 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view).
 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu
entitas ekologis yangmerupakan.
1) entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
4) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
 Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.
 Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dimaksud.

Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses dan
hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam evaluasi secara holistik terhadap
dampak lingkungan, dapat dilampirkan sebagai bukti.

Kesimpulan kelayakan lingkungan hidup yang diuraikan oleh penyusun dokumen amdal ini
yang akan ditelaah atau dinilai oleh Komisi Penilai Amdal. Hasil telahaan ini selanjutnya
menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
sesuai dengan kewenangannya untuk memutuskan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup rencana usaha dan/atau kegiatan, sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan/atau revisinya.
Uraian proses analisis dampak sebagaimana dijelaskan di atas, dapat pula ditambahkan
dengan tabel ringkasan analisis dampak

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan pekerjaan 1.1 Daftar dampak penting hipotetik (DPH),
evaluasi hasil prakiraan dampak, matrik interaksi dan
diagram alir disiapkan sebagai bahan evaluasi.

1.2 Metode evaluasi secara holistik disiapkan


sesuai dengan metodologi studi analisis
mengenai dampak lingkungan hidup
(amdal) yang telah ditetapkan dalam kerangka
acuan (KA).
1.3 Kriteria kelayakan lingkungan disiapkan sesuai
ketentuan.
2. Merumuskan arahan 2.1 Keterkaitan dan interaksi seluruh dampak
pengelolaan ditelaah sesuai metode evaluasi holistik.
lingkungan hidup 2.2 Dampak kumulatif, dampak sisa, dan
dan pemantauan dampak bangkitan (induce impact) ditelaah
sesuai metode evaluasi holistik.
2.3 Arahan pengelolaan lingkungan hidup
dan pemantauan dirumuskan sesuai
ketentuan.
3. Menyimpulkan 3.1 Kelayakan lingkungan hidup disimpulkan
kelayakan sesuai kriteria kelayakan lingkungan
lingkungan hidup.
3.2 Hasil evaluasi didokumentasikan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan evaluasi secara holistik terhadap dampak
lingkungan meliputi menyiapkan pekerjaan evaluasi, merumuskan arahan pengelolaan
lingkungan hidup dan pemantauan, dan menyimpulkan kelayakan lingkungan.
1.2 Ketentuan penyusunan arahan pengelolaan lingkungan hidup dirumuskan berdasarkan best
available technology dan best achievable technology.
1.3 Keterkaitan interaksi dampak penting mencakup bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi
seluruh dampak serta karakteristiknya antara lain seperti frekuensi terjadinya dampak, durasi,
dan intensitas dampak, komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling
banyak menimbulkan dampak penting, dan area-area yang perlu mendapat perhatian dampak
penting.
1.4 Arahan pengelolaan dampak dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang
menimbulkan dampak baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak
turunan (dampak yang bersifat strategis maupun komponen yang tidak banyak menimbulkan
dampak turunan).
1.5 Dalam hal hasil kajian analisis dampak lingkungan (andal) memuat beberapa alternatif
komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (alternatif lokasi; penggunaan alat produksi; dll)
maka dalam melakukan evaluasi dampak lingkungan secara holistik, penyusun amdal
menguraikan dan memberikan rekomendasi pemilihan alternatif terbaik menggunakan berbagai
metode ilmiah, beserta dasar pertimbangannya.
2. Peralatan dan perlengkapan
Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Perangkat lunak analisis
2.2.2 Data dampak
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan aturan Penggantinya
3.2 Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek
Sosial dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya
3.3 Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Amdal dan aturan penggantinya
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kode etik penyusun amdal
4.2 Standar
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1) Penilaian/asesmen kompetensi pada unit ini dapat dilakukan pada Tempat Uji Kompetensi
(TUK), tempat kerja dan/atau tempat kerja simulasi.
2) Metode asesmen yang dapat diterapkan dapat berupa metode tes lisan, tes tertulis,
observasi/tempat kerja/demonstrasi/simulasi, verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta
metode lain yang relevan.
3) Penilaian/asesmen kompetensi dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja untuk memenuhi ketercapaian kompetensi yang ditetapkan.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
Pengetahuan
3.1.1 Penyusunan amdal
3.1.2 Analisis sistem
3.1.3 Metode evaluasi dampak secara holistik
3.1.4 Menetapkan kelayakan lingkungan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan alat pengolah data
3.2.2 Mengarsipkan data
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Analitik
4.2 Cermat
4.3 Teliti
4.4 Komunikatif
4.5 Kerjasama
4.6 Integratif dan komprehensif
5. Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam menyimpulkan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana dan/atau usaha
kegiatan

4. M.74AMD01.018.1 Melakukan Pengendalian Proses Penyusunan Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan
Menyiapkan bahan pengendalian proses penyusunan amdal dan melaksanakan
pengendalian proses penyusunan amdal

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Rencana kerja disiapkan sebagai acuan
pengendalian proses pengendalian.
penyusunan amdal 1.2 Pedoman/peraturan penyusunan dan
penilaian dokumen amdal disiapkan
sesuai dengan tahapan penyusunan amdal.

1.3 Sistem kendali mutu disiapkan sesuai


dengan tata laksana penyusunan dan penilaian
amdal.
2. Melaksanakan 2.1 Proses penyusunan amdal dikendalikan
pengendalian proses secara berkelanjutan sesuai dengan
penyusunan amdal rencana kerja dan sistem kendali mutu.
2.2 Kualitas dokumen amdal dikendalikan
sesuai dengan tatalaksana penyusunan dan
penilaian amdal.
2.3 Hasil pengendalian ditindaklanjuti sesuai
prosedur.
2.4 Hasil pengendalian proses penyusunan amdal
didokumentasikan.

5. M.74AMD01.019.1 Mengkomunikasikan Penyusunan Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan
Model perencanaan komunikasi dalam penyusunan dokumen AMDAL adalah suatu model
perencanaan komunikasi untuk merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal serta
mengarahkan studi Andal dengan cara menjalin hubungan komunikasi efektif dengan
berbagai pihak terkait agar prosesnya berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan bahan 1.1 Target sasaran diidentifikasi sesuai kebutuhan.
1.2 Metode/teknik komunikasi ditetapkan sesuai target
dan sasaran.
1.3 Bahan dan materi disiapkan sesuai dengan
metode/ teknik.
2. Melakukan 2.1 Koordinasi dan konsultasi dengan para pihak
komunikasi terkait dilakukan.
penyusunan amdal
2.2 Seluruh tahapan penyusunan amdal
dikomunikasikan dengan para pihak.
2.3 Hasil komunikasi didokumentasikan.

Komunikasi – Interaksi  Tim Penyusun AMDAL – Pemrakarsa – DLH (KPA) – MASY


TERKENA DAMPAK – PEMERHATI LINGKUNGAN – MASYARAKAT TERPENGARUH
DAMPAK

Anda mungkin juga menyukai