Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBANGUNAN FIBER OPTIK


PROV. PAPUA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TENGAH


DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA PERSANDIAN DAN STATISTIK
TAHUN ANGGARAN 2024
KERANGKA ACUAN KERJA
Organisasi : DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA PERSANDIAN DAN STATISTIK
PROVINSI PAPUA TENGAH
Program : PENGELOLAAN APLIKASI INFORMATIKA
Kegiatan : PENGELOLAAN E-GOVERNMENT DI LINGKUP PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI
Sub Kegiatan : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGHUBUNG LAYANAN
PEMERINTAH Pekerjaan : PENGADAAN, PENYAMBUNGAN DAN INSTALASI FIBER OPTIK
PROV. PAPUA TENGAH
Tahun Anggaran : 2024

1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di seluruh satuan dinas Provinsi Papua Tengah
harus di dukung dengan infrastruktur TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang memadai, salah
satu infrastruktur yang sangat penting saat ini adalah untuk komunikasi data, voice dan video. Tidak
ada teknologi lagi yang bisa kita gunakan secara baik yaitu dengan teknologi media kabel Fiber Optik.
Mengapa kita harus menggunakan Media Fiber Optik? Karena Fiber Optic memiliki lebar pita
frekwensi (bandwidth) yang lebar, Frekuensi Fiber Optic sekitar 1013 hingga 1016 Hz hal ini
mendeteksi sinar infra merah, Bekerja pada daerah frekuensi tinggi maka jumlah informasi yang
dibawa akan lebih banyak sehingga dapat menyalurkan informasi dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan kemampuan fiber OPTIK dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi sangat cocok dengan
pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan dari beberapa Mb/s hingga
Gb/s, diameter kabel fiber optik lebih kecil dibandingkan dengan kabel tembaga dan juga lebih
ringan, Redaman kecil sehingga ruas pengulang menjadi lebih panjang. Perkembangan serat optik
saat ini telah menghasilkan produksi dengan redaman yang sangat rendah dibandingkan dengan
kabel yang terbuat dari tembaga, Aman dari bahaya listrik. Terbuat dari kaca atau plastik sehingga
tidak dapat dialiri arus listrik sehingga terhindar terjadinya hubungan pendek, Tahan temperature
tinggi. Bahan silica mempunyai titik leleh kira-kira 1900° C dan ini sangat jauh diatas titik leleh
tembaga hingga cocok dipergunakan pada daerah yang rawan terhadap temperature tinggi.
Pembangunan Fiber Optic Provinsi Papua Tengah Tahun 2024 adalah untuk penggelaran
kabel Fiber Optic dari Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Provinsi Papua Tengah
ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah yang berada pada dilingkup Pemerintah Provinsi Papua
Tengah.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakan pekerjaan Pembangunan Fiber Optic Provinsi Papua Tengah
Tahap II adalah untuk melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Fiber Optic
Provinsi Papua Tengah Tahap I dalam mempercepat pembangunan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE).
Tujuan dari Pembangunan Fiber Optic Provinsi Papua Tengah adalah mengadakan Pembangunan
Jaringan Fiber Optik di Pemerintah Provinsi Papua tengah dalam rangka menunjang koneksifitas
jaringan computer antar SKPD/OPD yang saling terintegrasi antar SKPD/OPD di Pemerintah
Provinsi Papua Tengah dengan Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Provinsi
Papua Tengah sebagai Backbone.
Target dan sasaran
1) Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Papua Tengah
2) Terselenggaranya sarana komunikasi untuk membangun jaringan yang terintegrasi
3) Efisiensi dan penghematan
4) Integrasi data
5) Arus informasi menjadi cepat

3. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
a) Tersedianya infrastruktur Telekomunikasi Informasi dan Komunikasi yang handal dalam
menunjang peningkatan kinerja administrasi pemerintahan dan pelayanan publik di
Provinsi Papua Tengah
b) Menunjang pelaksanaan program smart city Provinsi Papua Tengah sebagai percepatan
pencapaian visi dan misi pembangunan Provinsi Papua Tengah

4. WILAYAH PEKERJAAN
Wilayah pekerjaan Pembangunan Jaringan Fiber Optik Provinsi Papua Tengah adalah
di Wilayah Administrasi Pemerintah Provinsi Papua Tengah tepatnya di Kabupaten Nabire.
5. NAMA ORGANISASI & SUMBER PENDANAAN
Nama Organisasi :Dinas Komunikasi Informatika Persandian & statistik Provinsi
Papua Tengah
Sumber Pendanaan :Dana tambahan infrastruktur (DTI) otonomi khusus Papua Tengah TA

2024 Perkiraaan Biaya : Rp994.000.000,-

6. JANGKA WAKTU
Jangka waktu dimulainya pekerjaan selama 120 ( Seratus Dua Puluh ) hari kalender terhitung sejak
dikeluarkannya surat perintah mulai kerja ( SPMK).

7. STANDAR TEKNIS
Sebelum melaksanakan pekerjaan, pihak penyedia harus berkonsultasi dengan Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, untuk konfirmasi tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan berserta utilitasnya. Adapun
data-data yang diperlukan sebelum pelaksanaan adalah:
1. Data-data dokumen kontrak sesuai dengan penyedia barang/jasa yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan.
2. Data lokasi untuk memulai pekerjaan.
3. Data-data teknis lainnya yang diperlukan.
Standar teknis dalam melaksanakan kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Fiber Optik
Pemerintah Provinsi Papua Tengah

tentunya mengacu pada beberapa syarat seperti berikut:


a) Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari perkerjaan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas danmemberikan
hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna Barang/Pengguna
Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitment/ Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
b) Persayaratan Objektif
Pelaksanaan pekerjaan, pengaturan dan pengamanan yang objektif untuk kelancaran
pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan.
c) Persyaratan Fungsional
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas menyangkut waktu, mutu dan biaya
pekerjaan harus dilaksanakan dengan professional dan tanggungjawab yang tinggi sebagai
penyedia.
d) Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pelaksanaan tugas/pekerjaan dilapangan
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang
berlaku.
e) Kriteria Lain-lain.
Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan tersebut diatas berlaku ketentuan-ketentuan
seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku antara lain ketentuan yang
diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian
Pelaksanaan Kontrak (Kontrak), dan ketentuan-ketentuan lain sebaagi dasar perjanjiannya.

8. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam melaksanakan Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Fiber Optik
Pemerintah Provinsi Papua Tengah, adalah:
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-
2109;
9. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
10. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
11. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Daerah.

9. RUANG LINGKUP DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


Ruang Lingkup dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Jaringan Fiber Optik Provinsi
Papua Tengah meliputi:

A. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pekerjaan Galian 1 M3 Tanah/ batu cadas sedalam 1 m (Tiang)
2. Pekerjaan Pemasangan Tiang Besi 7 Meter Diameter 4 inc, 3 inc dan 2,5 inc sebanyak 40
Batang.

3. Pekerjaan pengecatan besi Tiang sebanyak 40 Batang


B. PEKERJAAN PEMASANGAN MATERIAL
1. Pekerjaan penarikan kabel udara Fiber optic ADSS single mode 24 core distribusi core
sebesar 2000 Meter
2. Pekerjaan pemasangan Slack Hanger( Tempat gulungan kabel ) sebanyak 10 unit.
3. Pekerjaan pemasangan accessories Tiang sebanyak 40 unit.
4. Pekerjaan Instalasi Jaringan
5. Pekerjaan Instalasi Jaringan luar Fiber Optik ( Tiang ODP Ke Roset)
C. UJI TERIMA & DOKUMENTASI
1. Comisioning Test Bandwith dan Test Kabel sebanyak 1 Ls

10. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan pemasangan jaringan fiber optic ini adalah tersedianya jaringan
komunikasi data (LAN/WAN) yang mengintegrasikan Jembatan Kusuma Bangsa-pantai nabire-taman
gizi dalam sebuah jaringan berbasis kabel fiber optic.

11. JANGKA WAKTU


Kegiatan Pengadaan Jaringan LAN/WAN Fiber Optik Antar Perangkat Daerah dan area publik,
Pekerjaan Pembangunan Jaringan Fiber Optik Provinsi Papua Tengah Pemerintah Provinsi Papua
Tengah dilaksanakan selama 120 (serratus dua puluh) hari kalender atau 4 (empat) bulan dan
pemeliharaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender

12. KEBUTUHAN PERSONIL


Keterlibatan tenaga-tenaga ahli yang professional dan berpengalaman dalam Pelaksanaan
sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan merupakan faktor utama optimalnya
pelaksanaan kegiatan. Untuk itu dalam melaksanakan tugasnya, harus menyediakan tenaga- tenaga
yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup atau besar kegiatan maupun tingkat
kerumitan pekerjaan. Untuk melaksanakan tugasnya, harus menyediakan tenaga ahli yang
memenuhi kebutuhan kegiatan, yaitu minimal terdiri dari Tenaga Ahli (Team Leader), Tenaga teknis
dan Tenaga Pendukung lainnya sesuai kebutuhan dan lingkup kompleksitas pekerjaan. Kualifikasi
masing-masing tenaga pendukung tersebut disesuaikan dengan lingkup penugasan dan keahlian
yang dibutuhkan untuk masing-masing jabatan, sehingga diharapkan personil tersebut benar-benar
dapat melaksanakan tugas masing- masing dengan optimal.

1. TUGAS DAN KUALIFIKASI PERSONIL TENAGA AHLI


Personil-personil tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah tenaga ahli dari
perusahaan yang mengikuti proses pengadaan dibuktikan dengan melampirkan fotocopy
persyaratan berupa Ijazah, CV, SPT pribadi yg terdaftar diperusaan penyedia dan Sertifikat yang
dibutuhkan.
2. KUALIFIKASI PENYEDIA
Perusahan CV dengan klalifikasi usaha kecil yang terdaftar pada NIB ( Nomor Induk Berusaha)
pada bidang usaha ( KBLI ) : Jasa system komunikasi Data (61922) ,Jasa internet telephone
untuk keperluan Publik (ITKP) (61913) ,jasa multimedia (61929), Lainnya.
1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha;
2. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan
barang/jasa;
3. Memiliki sumber daya manusia, modal peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pengadaan barang/jasa;
4. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani
penyedia barang/jasa;
5. Penyedia barang/jasa memberikan Jaminan pelaksanaan setelah diterbitkannya SPPBJ dan
sebelum penandatangan Kontrak Pengadaan Barang/jasa jika nantinya ditunjuk sebagai
pemenang lelang
6. Besaran Nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak
7. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikat diri pada Kontrak
8. Memiliki kinerja baik dan Tidak masuk dalam daftar sanksi dan dalam daftar hitam;
9. Memiliki alamat tetap dan kantor pusat/cabang diwilayah Prov papua tengah dan jelas serta
dapat dijangkau dengan jasa pengiriman;
10. Menandatangani Pakta Integritas;
11. Telah melunasi kewajiban pajak tahun 2023 (SPT Tahunan Pajak Penghasilan PPH Badan)
12. Melampirkan struktur Organisasi Perusahaan dan di tandatangani oleh Direktur Perusahaan
13. Jika di perlukan dapat dilakukan peninjauan lapangan ke lokasi penyedia;
14. Mempunyai pengalaman proyek yang sejenis dalam kurun waktu 1 Tahun terakhir diwilayah
Provinsi Papua Tengah meliputi pekerjaan Fiber Optik, Metro dan Internet, dibuktikan dengan
melampirkan copy kontrak
15. Diutamakan mempunyai pengalaman pekerjaan jaringan komunikasi data pada instansi
pemerintah Pusat/Provinsi Papua Tengah yang mengelola teknologi informasi; dan jaringan
fiber optic
16. Melampirkan Sistem Manajemen K3L perusahaan
17. Melampirkan Surat Dukungan dari Pabrikan Kabel Fiber Optik dengan jenis Optik Core single
mode ADSS yang lolos quality control ( QC ) dan warranty Certificate of Origin dengan disertai
bukti sertifikat Quality Assurance Test untuk dan atas nama penyedia ( QA )
18. Melampirkan Surat Dukungan dari Pabrikan Tiang dan Accessories yang lolos quality control
( QC ) dan warranty Certificate of Origin dengan disertai bukti sertifikat Quality Assurance Test
( QA ) untuk dan atas nama penyedia
19. Melampirkan Surat Dukungan dari distributor / prinsipal perangkat aktif dengan spesifikasi
teknis dan brosur;
20. Memiliki peralatan kerja mesin Splacing Fiber optic 3 Lamda dan OTDR 3 lamda minimal 3 unit
dan dibuktikan dgn Surat kepemilikan
21. Terkait Surat Dukungan pada poin (17), (18), dan (19) Pabrikan, Distributor/Prinsipal harus
menyanggupi penyediaan barang dalam waktu maksimal 1 (bulan) bulan sejak tandatangan
kontrak.
3. GAMBAR TOPOLOGI PEKERJAAN
Gambar topologi Pekerjaan Pembangungan Jaringan Fiber Optik Provinsi Papua Tengah sebagai
berikut :
SPESIFIKASI PERANGKAT PEMBANGUNAN JARINGAN FO DARI KANTOR DINAS KOMUNIKASI
INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN PROVINSI PAPUA TENGAH KE PERANGKAT DAERAH DAN
AREA PUBLIK

1. Tiang 7 meter

▪ Tinggi total 7 meter

▪ Tiang bawah (tingkat 1) diameter 4 inchi, ketebalan 3,0mm, panjang tingkatan berkisar antara

400 cm

▪ Tiang tengah (tingkat 2) diameter 3 inchi, ketebalan 3,0mm, panjang tingkatan berkisar antara

150 cm

▪ Tiang atas (tingkat 3) diameter 2,5 inchi, ketebalan 3,0mm, panjang tingkatan berkisar antara

150 cm . Besi Pada Pinggang seperlima panjang tiang dibuatkan kep atau dilas lagi untuk
menghindari korosi

▪ Tiang Besi disarankan pabrikan dan menggunakan system reducer press dan sudah dicat warna

cat dasar (meni


2. Slack Hanger

▪ Panjang 40cm

▪ Plat Tebal 4mm Lebar 4cm

▪ Finishing Cat Silver Gossy

3. Accessories Tiang

▪ Dead End Clamp

▪ Suspension Clamp

▪ Strain Clamp

▪ Anchoring Clam

▪ Tension Clamp

4. Kabel Udara (KT)24 Core

▪ 24 Core, ADSS

▪ HDPE/MDPE Jacket Material

▪ Single Mode

▪ Arial Cable

▪ G652 D

▪ Merek Voksel, Furukawa,Fiberhome

7. SFP
● GE SFP- LX20 SM1310-Bidi
● 1000 Base -LX SFP Transceiver
● RX 1550, 20 km, LC
● Merek Riujie
8. ODP type Gantung kap 24-48 core

▪ Kapasitas : 24 core

▪ Dimension : 460mm x 180mm x 175mm

▪ Weight : 2-3Kg

▪ Merek PAZ

9. Kabel UTP cat 6

▪ UTP Cat 6 (indoor) 1427071-6

▪ High Speed transfer rate 100/1000 Mbps

▪ Full Copper Coductor

▪ POE Excellent

▪ 305 Meter/1000 Feet

▪ Merek Comscope

10. Access point Outdoor


 Outdoor 802.11ac Wave 2 Access Point
 dual-radio
 dual-band, 2 spatial streams
 access rate up to1.167Gbps
 10/100/1000BASE-T
4. Rencana Kerja Syarat (RKS)
1. Penanaman Tiang
1. Lokasi tiang tidak boleh mengganggu pejalan kaki atau kendaraan.
2. Penempatan tiang diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu estetika pemandangan dan
keindahan.
3. Jarak antar tiang, untuk dalam kota kurang lebih 50-60 meter.
4. Pemasangan tiang diusahakan di batas persil (batas antara 2 kavling tanah/rumah yang
berdampingan).
5. Pengecatan tiang besi pada bagian tiang yang akan ditanam ( 1/5 panjang tiang), harus dicat
terlebih dulu dengan cat besi warna hitam sebelum dilakukan penanaman.
6. Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbun dengan tanah
galian dan dipadatkan.
7. Untuk mencegah korosi bagian tiang besi yang berada 30 cm diatas dan dibawah permukaan
tanah harus dicor beton. Bagian Cor Beton yang ada diatas permukaan tanah diplester halus
dan permukaan atasnya dibuat miring dengan kemiringan 15 derajat. Pembuatan Cor Beton
dapat dilakukan sebelum/setelah pemasangan/penarikan kabel fiber optik.
8. Penanaman tiang untuk rute kabel fiber optik diupayakan menghindari daerah yang beresiko
tinggi terhadap bencana, jalur catuan, kebakaran, vandalisme dan lain- lain
2. Pemasangan Kabel Udara
Cara penambatan kabel udara pada tiang disesuaikan dengan kondisi di lapangan yaitu:
1. Cara gantung.
Dipergunakan pada rute lurus dengan jarak antar tiang antara 50 meter sampai 70 meter.
Instalasi menggunakan asesoris kabel serat optik seperti tension bracket, suspension klem,
stainless steel band, dan lain-lain.

2. Cara tambat.
a) Dipergunakan pada rute belok atau menikung, lintasan atau rute lurus dengan jarak antar tiang
lebih dari 60 meter (rentang jauh). Penambatan dilakukan dengan mempergunakan alat bantu
khusus dan diusahakan tidak memotong kawat penggantung (bearer).
b) Penambatan juga perlu dilakukan pada rute lurus setiap 4 sampai 6 gawang (± 200 – 300 meter)
harus tanpa memotong kawat penggantung (bearer).
c) Penambatan pada rute lurus dapat menggunakan span wartel atau tidak, untuk rute belok dan
tambat awal/akhir harus menggunakan span wartel.
3. Cara tambat awal/akhir
Dipergunakan pada tiang ODC/ODP (Optical Distribution Cabinet/ Optical Distribution Point),
pada tiang sambungan peralihan antara kabel tanah dan kabel udara atau kabel udara dengan
kabel udara.Penambatan pada tambat awal/akhir dan tambat antara dapat menggunakan
stagklem beugel atau suspenssion dan stainless steel band.
Contoh gambar pemasangan kabel udara cara gantung pada rute lurus

Contoh gambar pemasangan kabel udara cara tambat pada rute lurus

Contoh gambar pemasangan kabel udara cara tambat pada rute belok/menikung
Contoh gambar pemasangan kabel udara cara tambat pada rute akhir

1. Pemasangan OTB
Konstruksi OTB secara umum harus kuat, kokoh, sehingga mampu melindungi fungsi-fungsi
perangkat yang diinstalasikan di dalamnya terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan. Konstruksi
secara umum dapat terbuat dari bahan logam atau metal, plastik atau fiber glass yang diperkuat,
atau bahan-bahan sejenis yang lain. Secara keseluruhan, konstruksi OTB terdiri dari kotak dan
kelengkapan-kelengkapan lainnya seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
4. Fisik
Bentuk Fisik dari perangkat OTB diantaranya sebagai berikut:
a) Bentuk OTB adalah kotak yang memiliki ruang cukup untuk menempatkankelengkapan dan
melakukan instalasi maupun pemelliharaan.
b) Ukuran kotak OTB disesuaikan dengan kapasitas maksimum
c) Kotak dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.
5. Dudukan Splice dan Connector
a) Keseluruhan konstruksi OTB harus memudahkan melakukan penyambungan, instalasi,
pemeliharaan, maupun rekonfigurasi secara cepat.
b) Di dalam OTB harus tersedia ruang untuk tempat splicing, connector yang harus diorganisasikan
dalam suatu connector adaptor, dan juga harus terdapat ruang yang cukup untuk manajemen
fiber diantaranya pigtail, dimana dudukan-dudukan tersebut menghindarkan tekukan/lekukan
yang mengakibatkan bending loss maupun redaman lainnya, serta memiliki konstruksi
sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan kegiatan instalasi maupun pemeliharaan.
c) Splice-tray harus dapat dilepas dan dipasang tanpa saling mengganggu satu dengan lainnya.
6. Kelengkapan
a) Kelengkapan OTB harus mudah dipasang dan dapat berfungi dengansempurna.
b) Pada saat pintu dalam keadaan terbuka harus dapat memberikan keleluasaandankemudahan
dalam pekerjaan instalasi maupun pemeliharaan.
c) OTB harus dilengkapi dengan mekanisme pengaman berupa kunci dan anak kunci yang sesuai.
d) Lubang masuk/keluar kabel harus tertutup rapat dengan menggunakan penutup celah untuk
menghindari kelembaban maupun masuknya serangga.
e) Pada waktu kabel dalam keadaan terpasang, lubang masuk/keluar kabel dapat berfungsi
sebagai penahan kabel.
f) OTB harus dilengkapi dengan dudukan untuk memasang OTB sehingga dapat terpasang kokoh
pada tempatnya.
g) OTB harus tidak dapat dimasuki oleh debu, serangga, binatang kecil lain yang diperkirakan
dapat mengganggu kinerja OTB.

2. Pemasangan ODP
Instalasi ODP di Tiang
1. Letak pemasangan ODP tidak mengganggu lalulintas, aman dari gangguan lingkungan, bernilai
estetika dan memberikan kemudahan petugas operasionaldalam bekerja.
2. ODP dipasang menempel pada tiang di ketinggian + 420 cm dari permukaan tanah dengan pintu
menghadap ke arah datangnya kabel atau yang memudahkan kerja petugas operasional.
3. Pasang pipa galvanis diameter 1,5 inch panjang 3 meter untuk pelindung kabel optik (riser pipe)
yang naik ke atas tiang KU.
4. Pemakaian core ke suatu ODP mengikuti aturan bahwa ODP terdekat menggunakan nomor urut
core terakhir. Konektor output splitter dipasang di port untuk kabel penanggal/drop

3. Pemasangan Kabel Drop Fiber optik (Saluran Penanggal)


Saluran penanggal atau kabel drop adalah kabel fiber optik yang diterminasikan antara
perangkat ODP dan OTP. Model instalasi saluran/kabel penanggal yaitu dengan melalui kabel
udara kabel drop optik harus diterminasikan di OTP.
5. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut
oleh penyedia sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan
yang diharapkan.

Pejabat Penandatangan Kontrak


Kepala Dinas Komunikasi
Informatika Persandian dan
Statistik Provinsi Papua Tengah

HAM NAWIPA, S.SiT


NIP.19670426 199103 1 008

Anda mungkin juga menyukai