Anda di halaman 1dari 3

WUDHU

Menurut bahasa, pengertian wudhu berasal dari kata wadha’ah yang berarti kebersihan dan baik.
Definisi wudhu jika ditinjau dari sisi syariat adalah suatu bentuk peribadahan kepada Allah Swt.
dengan mencuci anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang khusus. (kitab asy-Syarhul Mumti’,
1/148).

1. Tata Cara Wudhu


َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ُ َّ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ
Mengenai tata cara berwudhu diterangkan dalam hadits berikut:
ُ َ َ َ
‫ٍء‬ ِ ‫–د‬ ‫ن–ر ا‬ ‫ن‬ ‫ن أ ه أن‬ ! " ‫ ان‬#
َّ ُ َّ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ُ َّ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ
$% ‫ات‬ ٍ " ‫* )( ث‬+‫ و‬-./ $% 01‫ وا‬2 3" $% ‫ات‬ ٍ " ‫ ِ )( ث‬4 5 -. 6 7 8 9 7
َ ُ َ َ َْ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ
:َ .َ "َ $ّ % ;ِ <‫ ذ‬- >ِ ‫ َ ى‬.ْ @ُ A‫هُ ا‬Bَ َC -.َ / $ّ % ‫ات‬ ٍ " ‫ )( ث‬Dِ E ِ <‫ ا‬Aِ‫ إ‬4A‫ه ا‬BC -./
َ َ َْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ َّ ُ ُ َ ْ َ
;ِ <‫ ذ‬- >ِ ‫ ى‬.@A‫ ا‬-./ $% ‫ات‬ ٍ " ‫ ِ )( ث‬4 GHA‫ ا‬Aِ‫ إ‬4A‫( ا‬+ِ‫ ر‬-./ $% 1‫رأ‬
َ َ َّ ُ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ َّ ُ
‫ ل‬J $% ‫ا‬KL ِ M ‫ و‬NO 8 P -$(1‫ و‬4( ‫( ا‬Q- ِ ‫ ل ا‬1‫ ر‬RCS‫ ل ر‬J $%
َTUَ َ َE ‫َ َم‬J $َّ %ُ ‫ا‬Kَ Lَ M ُ ‫ َ ُو‬N ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ُ ُ َ
ِ O 8 P > » -$(1‫و‬ 4( ‫ا‬ (Q- ِ ‫ ل ا‬1‫ر‬
َ ََ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ُ ّ َ ُ َ َََْْ
‫ن‬W‫* ٍب و‬Yِ ‫ ل ا‬J .« ِ ِ O‫م ِ> ذ‬BZ[ > A ِ / . \ *ِ 4ِ7 ‫ث‬Bِ NC A ِ 49GU‫ر‬
َ َّ ٌ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُ
ِ ‫ < ِ(^( ة‬B#‫ ِ ِ أ‬8 9` > a 1‫ا ا< ء أ‬KL ‫ < ن‬Z` O‫ ( ؤ‬.
Humran pembantu Utsman menceritakan bahwa Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu pernah meminta
air untuk wudhu kemudian dia ingin berwudhu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali,
kemudian berkumur-kumur diiringi memasukkan air ke hidung, kemudian membasuh mukanya 3 kali,
kemudian membasuh tangan kanan sampai ke siku tiga kali, kemudian mencuci tangan yang kiri
seperti itu juga, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga
kali, kemudian kaki yang kiri seperti itu juga. Kemudian Utsman berkata, “Aku melihat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau
bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia shalat dua rakaat dengan
khusyuk (tidak memikirkan urusan dunia dan yang tidak punya kaitan dengan shalat), maka Allah akan
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Ibnu Syihab berkata, “Ulama kita mengatakan bahwa
wudhu seperti ini adalah contoh wudhu yang paling sempurna yang dilakukan seorang hamba untuk
shalat”. HR. Bukhari dan Muslim.

Dari hadits ini dan hadits lainnya, kita dapat meringkas tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagai berikut.
1. Berniat –dalam hati- untuk menghilangkan hadats.
2. Membaca basmalah: ‘bismillah’.
3. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
4. Mengambil air dengan tangan kanan, lalu dimasukkan dalam mulut (berkumur-kumur
atau madmadho) dan dimasukkan dalam hidung (istinsyaq) sekaligus –melalui satu cidukan-.
Kemudian air tersebut dikeluarkan (istintsar) dengan tangan kiri. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
5. Membasuh seluruh wajah sebanyak tiga kali dan menyela-nyela jenggot.
6. Membasuh tangan –kanan kemudian kiri- hingga siku dan sambil menyela-nyela jari-jemari.
7. Mengusap kepala 1 kali dan termasuk di dalamnya telinga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Kedua telinga termasuk bagian dari kepala” (HR Ibnu Majah, disahihkan oleh Al
Albani). Tatacara membasuh kepala ini adalah sebagai berikut, kedua telapak tangan dibasahi dengan
air. Kemudian kepala bagian depan dibasahi lalu menarik tangan hingga kepala bagian belakang,
kemudian menarik tangan kembali hingga kepala bagian depan. Setelah itu langsung dilanjutkan
dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga, sedangkan ibu jari menggosok telinga bagian
luar.
8. Membasuh kaki 3 kali hingga ke mata kaki dengan mendahulukan kaki kanan sambil membersihkan
sela-sela jemari kaki.
9. Membaca do’a setelah wudhu
10. Tertib

Berikut catatan penting yang perlu diperhatikan dalam tata cara wudhu di atas.

2. Niat merupakan syarat sahnya wudhu


Yang dimaksud niat adalah al qosd (keinginan) dan al irodah (kehendak). (Lihat Majmu’ Al Fatawa,
Ibnu Taimiyah, 22/242, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.)
Sedangkan yang namanya keinginan dan kehendak pastilah dalam hati, sehingga niat pun letaknya
dalam hati.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah– mengatakan, “Letak niat adalah di hati bukan di lisan.
Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama kaum muslimin dalam segala macam ibadah termasuk
shalat, thoharoh, zakat, haji, puasa, memerdekakan budak, jihad dan lainnya.”( Al Fatawa Al Kubro,
Ibnu Taimiyah, 2/87, Darul Ma’rifah Beirut, cetakan pertama, 1386.)

Melafazkan niat di lisan tidaklah wajib berdasarkan ijmak

َ ََ ً َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ُْ ُ ْ َ َ
A G[ ِ ِ ْ E ِ 6Q ِ BNA‫ِ ا‬TE ِ < ‫ ا< ء‬Rd O
A‫ث ا‬

boleh juga memakai bahasa masing-masing


“Aku berniat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Lillahi Ta’ala”
Doa setelah wudhu

ُ Aُ ْ 1ُ ‫هُ َو َر‬Bُ ْ َ ‫ا‬Bً َّ Nَ >ُ ‫ أَ َّن‬Bُ *َ Yْ َ‫َ ُ َوأ‬A ;


َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
dِ Y A ‫ه‬B#‫ ا و‬Aِ‫ـ إ‬Aِ‫ إ‬A ‫ أن‬B*Y‫أ‬
َ ْd *ّ fَ 9َ ُ ْ <‫(ْ ِ ْ ِ> َ ا‬Gَ +‫ا‬ َّ َ ْ ْ َ ْ َّ ُ َّ َ
ْ ‫ْ َ َو‬4 ‫ َّ ا‬9A‫ا‬
ِِ ِ >ِ ِ (G+‫ ا‬$*(<‫ا‬
َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ
;4Aِ‫ ب إ‬PS‫ ِ ك و‬691‫ أ‬،ROS Aِ‫ـ إ‬Aِ‫ إ‬A ‫ أن‬B*Y‫ أ‬،‫ك‬Bِ Nِi‫ و‬$*(<‫; ا‬O N 1
Artinya: Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah,
jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci. Mahasuci
Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.
(Shahih Muslim: 234)

TAYAMMUM

Tata cara tayamum yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:

1. Dalam keadaan menghadap kiblat, ucapkan basmalah lalu letakkan kedua telapak tangan
pada debu dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan.
2. Meniup kedua tangan tersebut.
3. Lalu usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah disertai dengan niat dalam hati,

salah satunya dengan redaksi niat berikut:


َ ََ َ َّ ُ َّ ُ ْ َ َ
A G[ ِ ِ ‫ا<^( ة‬ ِj#َ َ ِ 01ْ ِ A $َ ّ 4َ 9A‫ا‬ Rd O

Artinya: Aku berniat tayamum agar diperbolehkan shalat karena Allah.


4. Mengusap punggung telapak tangan sekali.
5. Tertib.

Disusun oleh
Guru PAI SMKN 1 BAURENO

Anda mungkin juga menyukai