Khutbah I
ْٮًرا/ ِٮ8َ ﻛ#ِ ﺤْﻤُﺪ َ ْٮًرا َواْل/ ِ أ َﻛْ)ٮَْﺮ ﻛَ)ٮ# ُ َ ا. أ َﻛْ)ٮَُﺮ# ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا# ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا# ُ َ ا. أ َﻛْ)ٮَُﺮ# ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا#
ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا#ُ َ ا. أ َﻛْ)ٮَُﺮ# ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا#ُ َ أ َﻛْ)ٮَُﺮ ا# ُ َا
ُ َّ ﻻ َإ ِﻟَﻪ إ ِﻻ،ب َوْﺣَﺪُه
ﷲ َ ﻫَﺰَم اْﻷَْﺣَزا َ ْٮَﺪُه َوN ﺼَﺮ َﻋ ) ْٮَﺪُه َوأ ََﻋَّﺰ ُ)ﺣ َ َ ٮNﺻَﺪَق َوْﻋَﺪُه َو َ ،ﷲ َوْﺣَﺪُه ُ َّ َﻻإ ِﻟَﻪ إ ِﻻ،ً ْٮﻼ/ ﺻ ِ َ ﷲ )ٮ ُﻜَْﺮًة َوأ ِ ن َ ﺤﺎ َ ﺳ ) ْٮ
ُ َو
َ
َّﺎِم/ ﺸُﻬْور ِ َواﻷٮ ُّ ﺾ اﻟ َ N َڡN ﺾ ٍ ﻀُﻪ َﻋَﲆ )ٮ َْﻌ َّ َڡN ن َو َ ﺣﻠََﻖ اﻟّﺰَﻣﺎ َ N ْ ﺬي ِ َّﺤْﻤُﺪ ﻟ ِﻠِﻪ ال َ ﺤْﻤُﺪ اﻟ َ ا ْﻟ# ِ أ َﻛْ)ٮَُﺮ َو# ُ َ ا،ﷲ أ َﻛْ)ٮَُﺮ
ُ ﺺ )ٮ َْﻌ َّ ﺤ َ ﻞ )ٮ َْﻌ َ ﻀ ُ َو
ٮﺎNٮَِّﺪ/ﺳ َ ن َّ َ ﺷر ِْيَﻚ ﻟَُﻪ َوأ َْﺷَﻬُﺪ أ َ َ ﷲ َوْﺣَﺪُه ﻻ ُ َّ أ َْﺷَﻬُﺪ أ َْن ﻻ َ إ ِﻟََﻪ إ ِﻻ.ت ُ ٮَﺎNﺴ َ ﺤ َ ْٮَهﺎ اﻷَْ)ﺣُﺮ واﻟ/ ِڡN ﻄُﻢ َّ N َُﻌ/ ﻞ ٮَ ِ ﻀ ﺎﺋَ َڡN َﺎ َو/ ى )ٮ َِﻤَزاٮlِ ٮَﺎل/َواﻟَﻠ
ﺪ ِوَﻋَﲆ آﻟ ِﻪ ٍ ﺤّﻤ َ ﺳْﻮﻟ َِﻚ ُﻣ ُ ﺪَك َوَر ِ ﺳلِّْﻢ ﻋَﲆ َﻋ ) ْٮ ّ ﻞو ّ ﺻ َ اﻟلُّﻬَّﻢ.ﺷﺎِد َ ڡِْﻌﻠِِﻪ إ ِﻟَﻰ اﻟَّﺮN َڡْﻮﻟ ِِﻪ َوz ِ ﺳْﻮلُُﻪ اﻟَّﺪاِﻋﻰ )ٮ ُ ﺤَّﻤًﺪا َﻋ ) ْٮُﺪُه َوَر َ ُﻣ
ىlِ ڡN َ ََﻌﺎﻟﻰzﷲ ٮ ُ ل َ َ
َ ڡﺎz َڡْﺪz ڡN ت ِ ﻄﺎَﻋﺎ َ
َّ ِڡْﻌﻞ ِاﻟN ِ ََﻌﺎﻟﻰ )ٮzﷲ ٮ َ ُڡواz َّ zس اٮ َ
ُ ٮَّﺎNَُّهﺎ اﻟ/ ٮَﺎ أٮ/ڡN ، أَّﻣﺎ )ٮْﻌُﺪ.ﺤﺎِء اﻟ)ٮِﻼ َِد َ َ
َ ْ ٮNى أlڡN ٮ َﺎِمNﻫَﺪاِة اﻷ ُ ﺤﺎ)ٮ ِِﻪ َ ﺻْ وأ
ِ ﺖ َﻣ
ﻦ ِ ْٮ/ َﺞ ٱْل)ٮُّ س ِﺣ ِ ٮَّﺎN َوﻟ ِلَِّﻪ َﻋَﲆ ٱﻟ: ﻀﺎ/ ڡﺎل اٮzو. ٮَُﺮzْ ﻫَﻮ اْﻷَ)ٮ ُ ٮ ِﺌََﻚNﺷﺎ َ ن َّ ِ إ.ﺤْﺮ َ ْ ٮNﻞ ﻟ َِر)ٮ َِّﻚ َواِّ ﺼَ َڡN . ََﺮ8ٮَﺎَك اْلﻜَْﻮٮNْٮ/ ﻄ َ ٮ َّﺎ أ َْﻋNِ إ:ٮَﺎ)ٮ ِِﻪ اْلﻜَر ِْيِﻢzِﻛ
ﻦَ ٮ/ َﻋِﲎ ٌّ َﻋﻦ ِٱْلَٰﻌﻠَِﻤN ن ٱﻟلََّﻪ َّ ِ َڡﺈN َڡَﺮN َٮًﻼ َوَﻣﻦ ﻛ/ِﺳ)ٮ َ ْٮِﻪ/ َع إ ِﻟ َ ﻄﺎ َ َٮzٱْﺳ
Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang di dalamnya menyimpan
berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa tersebut
selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang sangat identik dengan
Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai
keteguhan dan keimanan dan menjadi bukti pengorbanan yang di dasari dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran.
Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan
perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan
yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah
mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor
kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an
surat Asshoffat: 102
ى إ ِْنlِ ٮNﺤُﺪِ ) َٮzﺳَ ۖ ُْﺆَﻣُﺮzﻞ َﻣﺎ ٮ ِ َ َﺎ أ َ)ٮ/ ل ٮ
ْ ْڡَﻌN ﺖ ا َ َڡﺎz ۚ ى
ٰ ََرzﻄْﺮ َﻣﺎَذا ٮ ُ َ ى أ َْذ)ٮlِّ ٮNَ ٮَﺎِم أNى اْلَﻤlِ ڡN ى
ُ N ْ ٮN َڡﺎN ﺤَﻚ ٰ ى أ ََرlِّ ٮNِ َﺎ )ٮ َُﲏ َّ إ/ ل ٮ َّ َڡﻠََّﻤﺎ )ٮ َﻠََﻎ َﻣَﻌُﻪ اﻟN
َ َڡﺎz َ ىlﺴْع
ﻦَ ﺼﺎ)ٮ ِر ِي
َّ ﻦ اﻟ َ ﺷﺎَء اﻟلَُّﻪ ِﻣ َ
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar.”
Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang pada
hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada
tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-
Dzaariyaat: 56
ِ ٮَْﻌ)ٮُُﺪو/ِ ﺲ إ َِّﻻ ﻟ
ن ْ َّ ﺤ
ِ ﻦ َوا
َ ٮNﻹ ُ ْڡz َﺣﻠ
ِ ) ﺖ اْل َ N َوَﻣﺎ
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”
Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci
Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan.
Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:
َ ٮ/ َﻋِﲎ ٌّ َﻋﻦ ِٱْلَٰﻌﻠَِﻤN ن ٱﻟلََّﻪ
ﻦ َ ْٮِﻪ/ َع إ ِﻟ
َّ ِ َڡﺈN َڡَﺮN َٮًﻼ َوَﻣﻦ ﻛ/ِﺳ)ٮ َ ﻄﺎ ِ ْٮ/ َﺞ ٱْل)ٮ
َ َٮzﺖ َﻣﻦ ِٱْﺳ ُّ س ِﺣِ ٮَّﺎNَوﻟ ِلَِّﻪ َﻋَﲆ ٱﻟ
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“
Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan
harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu
Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta
terhadap kekayaan materi.
Pengorbanan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-
banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu
adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk
menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT. Ibadah haji juga mengajarkan
kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain.
Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam
sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan. Di dalamnya
harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan
kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga
harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk
beribadah.
Bukan untuk yang lain. Dengan niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan
semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati
dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.
Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad
untuk mencapai puncak kesucian. اSeperti Allah SWT telah menjanjikan Surga kepada umat
Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat
mabrur.
ٮَُّﺔNﺲ ﻟَُﻪ َ)ﺣَزاٌء إ َِّﻻ اْلَ)ﺤ
َ ْٮ/ َﺞ اْلَﻤ ) ْٮُروُر ﻟ َ اْلArtinya: haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga
ُّ ﺤ
(HR. Nasa’i).
Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri
kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr
yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan
dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan
haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu
pahala.
Haji mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya
dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan. Dengan hikmah dua
ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam
untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada
manusia. Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik
dan mematuhi perintah-Nya.
Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada
kita. Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita
lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman
Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya
kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami.
Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali hidayah-Mu. Ya Allah......
Ya Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan berupa
hewan kurban, yang nilainya jauh tak sebanding dengan luas pemberianmu dan kasih
sayang-Mu, yang tiada terhingga banyaknya dan kami tidak mampu memperhitungkannya.
Ya Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi
tamu-Mu menjalankan ibadah haji. Berikanlah kami rezeki menjadi haji mabrur.
Anugerahkanlah ridha-Mu dan sayangilah kami. Amin Amin Yarobbal Alamain ...
ُ ﻫَﻮ اْل)ٮَُّﺮ اﻟَّرُؤْو
ْٮُﻢ/ ف اﻟَّﺮِﺣ ُ ٮ َُّﻪNِ ا،ْٮِﻢ/ ﺤِﻜ ِ َﺎ/ َّﺎﻛ ُْﻢ ف ِﻰ ا ْﻵٮ/ َڡَﻌِﲏ ْ َوإ ِٮN َ ٮN َو،ْٮِﻢ/ ﻄNِ ُڡْرآن ِاْلَﻌz ى اْلlِ ڡN ى ْ َوﻟَﻜُْﻢlِ ﷲ ل
َ ت َواﻟِّﺬﻛْﺮ ِ اْل ُ )ٮ َﺎَرَك
ﻫَﻮ اْل)ٮَُّﺮ اﻟَّرُؤْو ُ
ف اﻟَّﺮِﺣ ْ/ٮُﻢ ﺤِﻜ ْ/ٮِﻢ ،ا ِNٮ َُّﻪ ُ ﷲ ل ِlى ْ َوﻟَﻜُْﻢ Nڡ ِlى اْل ُ zڡْرآن ِاْلَﻌِNﻄ ْ/ٮِﻢَ ،وNٮ َ َ Nڡَﻌِﲏ ْ َوإ ِٮ َّ/ﺎﻛ ُْﻢ ف ِﻰ ا ْﻵٮ َ/ﺎ ِ
ت َواﻟِّﺬﻛْﺮ ِ اْل َ )ٮ َﺎَرَك ُ
Khutbah II
ﻦ ﺸ/ٮًّﺎ َوِﺣ ْ/ٮ َ ض َوَﻋ ِ ت َواﻷَْر ِ ﺴَﻤَوا ِ ﺤْﻤُﺪ ف ِﻰ اﻟ َّ ﺻ ْ/ٮﻼ ً ،ﻻ َ إ ِﻟََﻪ إ ِﻻ ّ ﷲ َوﻟَُﻪ اْل َ ﷲ )ٮ ُﻜَْﺮًة َوأ َ ِ ن ِ ﺤﺎ َ ﺳ ) ْٮ َ #ﻛَ8ٮِ ْ/ٮًرا َو ُ ﺤْﻤُﺪ ِ ﷲ ا َﻛْ)ٮَْﺮﻛَ)ٮِ ْ/ٮًرا َواْل َ ُ
ﷲ ا َﻛْ)ٮَْﺮ3 ﺬِه اﻷٮ َّ/ا ِّم Xٮْ N ُ zﻄِﻬُرْون ُ َ ﻫ ِ ﺴﺎNٮ ِِﻪ َوإ ِNٮ َْﻌﺎِﻣﻪ َ ،وأ ََﻋﺎَد َﻋﻠَ ْ/ٮNٮَﺎ ف ِﻰ َ ﻂ ﻟ ِِﻌ)ٮَﺎِدِه َﻣَواِﻋَﺪ إ ِْﺣ َ ﺴ َ ﺬى ْ )ٮ َ َ #الَّ ِﺤْﻤُﺪ ِ ﺤْﻤﺪ اْل َ #اْل َ َو ِ
ﻀﺎﻟ ِِﻪ َو إ ِْﻣَﺪاِدْه َ ،وأ َْﺷﻜُُﺮُه َﻋَﲆ ﻛََﻤﺎل ُِ)ﺣْﻮِدِه )ٮ ِِﻌ)ٮَﺎِدِه ،أ َْﺷَﻬُﺪ أ َْن ﻻَ ﺤﺎNٮ َُﻪ َوٮََ zﻌﺎﻟَﻰ َﻋَﲆ َ)ﺣز ِْيﻞ ِإ ِ ْ Nڡ َ ﺳ ) ْٮ ََﻋَواﺋ َِﺪ )ٮ ِِّﺮِه َوإ ِﻛَْراِﻣﻪ ،أ َْﺣَﻤُﺪُه ُ
ﻫﺎِدْه ،اﻟلَُّﻬَّﻢ ف ِﻋ)ٮَﺎِدِه َوُز َّ ﺳْﻮلُُﻪ أ َْﺷَﺮ ُ ﺤَّﻤًﺪا َﻋ ) ْٮُﺪُه َوَر ُ ﺳ/ٮَِّﺪNٮ َﺎ َوَﻣْوﻻ َNٮ َﺎ ُﻣ َ ن َ ﺷر ِْيَﻚ ﻟَُﻪ ف ِﻰ ْ ُﻣْلِﻜْﻪ َ ،وأ َْﺷَﻬُﺪ أ َ َّ ﷲ َوْﺣَﺪُه ﻻ َ َ إ ِﻟََﻪ إ ِﻻ َّ ُ
ﻦ َﰷNٮ ُْوا أ َُﻣَراَء ﺬٮ ْ َ /ﺤ)ٮِِﻪ الَّ ِ ﺻ ْﺪ َوَﻋَﲆ ا َﻟ ِِﻪ َو َ ﺤَّﻤ ٍ ﺪNٮ َﺎ َوَﻣْوﻻ َNٮ َﺎ ُﻣ َ ﺳ/ٮِّ ِ ﺳْول ِاْلَﻌِNﻄ ْ/ٮِﻢ َ ﻫَﺬا اﻟNٮَِّﱯ ِّ اﻟﻜَر ِْيِﻢ َواﻟَّﺮ ُ ﺳلِّْﻢ َو)ٮ َﺎر ِْك َﻋَﲆ َ ﻞ َو َ ﺻ ِّ َ
ﷲ ا َﻛْ)ٮَْﺮ3 ﺴﻠِ ْ/ٮًﻤﺎ ﻛَ8ٮِ ْ/ٮًرا ُ ﺳلََّﻢ ٮْ َ z ﺤَراِم َو َ ﷲ اْل َ ﺤْيﺞ ِﻟ ِ)ٮِﻼ َِد ِ ﺤ )ِ ﺣَّﻖ ٮَ z ُ zڡﺎٮِْ zﻪ Xاْل َ ﷲ َ س ا ِٮُ z َّ zڡْوا َ ﺤْﻤﺪ ،أ ََّﻣﺎ )ٮ َْﻌُﺪ َ N :ڡ/ٮَﺎ أ َٮ َُّ/هﺎ اﻟNٮَّﺎ ُ #اْل َ َو ِ
ن َﻋﲆ َ اﻟNٮَِّﱮ ٮ /ﺂ ا َٮ َُّ/هﺎ ﺼلُّْو َ ﷲ َوَﻣﻶﺋ ِﻜَzٮَُﻪ ٮ َ ُ/ ن َ ل ٮَ zﻌﺎ َﻟَﻰ إ ِ َّ ﺳِﻪ َو َ zڡﺎ َ ﺴِﻪ َوٮَ 8ـَﲎ )ٮ َِﻤﻶ ﺋ ِﻜَzٮِِﻪ )ٮ ِ ُ zڡْﺪ ِ ﷲ أ ََﻣَﺮﻛ ُْﻢ )ٮ ِأ َْﻣﺮ ٍ )ٮ ََﺪأ َ Nڡِ ْ/ٮِﻪ )ٮ ِNٮَ ْ Nڡ ِ ن َ َواْﻋﻠَُﻤْوا أ َ َّ
ﺪ ﺤَّﻤ ٍ ﺪNٮﺎ َ ُﻣ َ ﺳ/ٮِّ ِ ﺳلِّْﻢ َوَﻋَﲆ آل ِ َ ﷲ َﻋﻠَ ْ/ٮِﻪ َو َ ﺻَّﲆ ُ ﺪ َ ﺤَّﻤ ٍ ﺪNٮ َﺎ ُﻣ َ ﺳ/ٮِّ ِﻞ َﻋَﲆ َ ﺻ ِّ ﺴﻠِ ْ/ٮًﻤﺎ .اﻟﻠُﻬَّﻢ َ ﺳلُِّﻤْوا ٮْ َ z ﺻلُّْوا َﻋﻠَ ْ/ٮِﻪ َو َ ﻦ آَﻣNٮُْوا َ ﺬٮ ْ َ /الَّ ِ
ﻦ )ٮ َ ِ zڡ/ٮَِّﺔ ﻦ أ َ)ٮ ِﻰ )ٮ َﻜْﺮ ٍ َوُﻋَﻤﺮ َوُﻋ ْ8ٮَﻤﺎن َوَﻋِﲆ َوَﻋ ْ ﺪٮ ْ َ /
ﺷ ِ ﺤﻠَ َ Nڡﺎِء اﻟَّرا ِ ض اﻟلُّﻬَّﻢ َﻋﻦ ِا ْﻟ ُ N ﻦ َواْر َ ﺳﻠَِﻚ َوَﻣﻶﺋ ِﻜَِﺔ ا ْﻟُﻤ َ zڡَّر)ٮ ِْي َ َوَﻋَﲆ ا َNٮ ْ)ٮِ/ٮﺂﺋ َِﻚ َوُر ُ
ﻦ ا َﻟﻠُﻬَّﻢ ا ْ Nﻋ ِ Nڡْﺮ ﺣَﻢ اﻟَّراِﺣِﻤ ْ/ٮ َ ض َﻋNٮَّﺎ َﻣَﻌُﻬْﻢ )ٮ َِﺮْﺣَﻤzٮَِﻚ ٮ َ/ﺎ ا َْر َ ﺴﺎن ٍا ِﻟَﯩ/ٮَْﻮِم اﻟِّﺪٮ ْ/ﻦ َِواْر َ ﻦ ﻟَُﻬْﻢ )ٮ ِﺎ ِْﺣ َ ﻦ َوٮَ zﺎ)ٮ ِِعlى اﻟzٮَّﺎ)ٮ ِِﻌ ْ/ٮ َ ﺤﺎ)ٮ َِﺔ َواﻟzٮَّﺎ)ٮ ِِﻌ ْ/ٮ َ ﺼ َ اﻟ َّ
ﺸْﺮَك ل اﻟ ِّ ﻦ َوأ َِذ َّ ﺴﻠِِﻤ ْ/ٮ َ ﻹْﺳﻼ ََم َوا ْﻟُﻤ ْ َ
ت اﻟﻠُﻬَّﻢ أِﻋَّﺰ ا ْ ِ ت ا َﻻ َْﺣ/ٮﺂُء ِﻣ ْ Nٮُﻬْﻢ َوا ْﻻ َْﻣَوا ِ ﺴﻠَِﻤﺎ ِ ﻦ َوا ْﻟُﻤ ْ ﺴﻠِِﻤ ْ/ٮ َ ت َوا ْﻟُﻤ ْ ﻦ َوا ْﻟُﻤْﺆِﻣNٮَﺎ ِ ﻟ ِْلُﻤْﺆِﻣNٮِ ْ/ٮ َ
ﻦ َو َدِّﻣْﺮ أ َْﻋَﺪاَءاﻟِّﺪٮ ْ/ﻦ َِواْﻋ ِ
ﻞ ﺴﻠِِﻤ ْ/ٮ َ ل ا ْﻟُﻤ ْ ﺣَﺬ َ ﻦ َN ل َﻣ ْ ﻦ َوا ْ Nﺣُﺬ ْ ﺼَﺮ اﻟِّﺪٮ َْ / ﻦ Nٮ َ َ ﺼْﺮ َﻣ ْ ﺪٮ ََّ/ﺔ َواNٮ ْ ُ ﺣ ِ ﺼْﺮ ِﻋ)ٮَﺎَدَك ا ْﻟُﻤَﻮ ِّ ﻦ َواNٮ ْ ُ ﺸﺮ ِﻛِ ْ/ٮ َ َوا ْﻟُﻤ ْ
ﻦ ﻦ َﻋ ْ ﻄ َ ﻦ َﻣﺎ َ Nﻃَﻬَﺮ ِﻣ ْ Nٮَﻬﺎ َوَﻣﺎ )ٮ َ َ ﺤ َ ﺳْﻮَء ا ْﻟ ِ Nڡ ْzٮNٮَِﺔ َوا ْﻟِﻤ َ ﻦ َو ُ ﺤ َل َوا ْﻟِﻤ َ ﻛَﻠَِﻤﺎٮَِ zﻚ إ ِﻟَﻰ ٮ َْ/ﻮَم اﻟِّﺪٮ ْ/ﻦ ِ .اﻟﻠُﻬَّﻢ اْد َ Nڡْﻊ َﻋNٮَّﺎ ا ْﻟ)ٮَﻼ ََء َوا ْﻟَو)ٮ َﺎَء َواﻟَّزﻻ َز ِ َ
ﺴNٮًَﺔ َوzڡِNٮَﺎ ﺣ َ ﺴNٮًَﺔ َوف ِﻰ ا ْﻵ ِ Nﺣَﺮِة َ ﺣ َ ﻦَ .ر)ٮ َّNٮَﺎ آٮNِ zٮﺎ َ ف ِﻰ اﻟُّﺪNٮ ْ/ٮَﺎ َ ب ا ْﻟَﻌﺎﻟَِﻤ ْ/ٮ َ ﻦ ﻋﺂَّﻣًﺔ ٮ َ/ﺎ َر َّ ﺴﻠِِﻤ ْ/ٮ َ ﺳﺎﺋ ِﺮ ِ ا ْﻟ)ٮُْلَﺪان ِا ْﻟُﻤ ْ ﺻًﺔ َو َ ﺴ/ٮَّﺎ Nﺣﺂ َّ ﺪNٮ َﺎ ا ِNٮ ُْﺪوNٮ ِ ْ/ٮ ِ )ٮ َﻠَ ِ
ﷲ ٮ َ/أ ُْﻣُﺮNٮ َﺎ )ٮ ِا ْﻟَﻌْﺪ ِ
ل ن َ ﷲ ! إ ِ َّ ﻦِ .ﻋ)ٮَﺎَد ِ ﺳر ِْي َ ﺤﺎ ِ ﻦ ا ْﻟ َ N ﻦ ِﻣ َ ﺣْﻤNٮَﺎ ﻟَNٮَﻜُْﻮNٮ َ َّ ﺴNٮَﺎَوا ِْن ﻟَْﻢ ٮْ • َ zﻌ ِ Nڡْﺮ ﻟَNٮَﺎ َوٮَْ zﺮ َ ب اﻟNٮَّﺎر َِ .ر)ٮ َّNٮَﺎ َ NﻃﻠَْﻤNٮَﺎ ا َNٮ ْ ُ Nڡ َ َﻋَﺬا َ
ﷲ ا ْﻟَﻌِNﻄ ْ/ٮَﻢ ٮ َْ/ﺬﻛ ُْﺮﻛ ُْﻢ ن َواْذﻛ ُُروا َ ﻄﻜُْﻢ ﻟََﻌلَّﻜُْﻢ ٮََ zﺬﻛ َُّرْو َ ﺤﺸﺂِء َوا ْﻟُﻤ ْ Nٮﻜَﺮ ِ َوا ْﻟ)ٮَ • ْعlى ٮ َِ/ﻌ ُ N ﺴﺎن َِوإ ِٮ ْz/ٮﺂِء ِذي ا ْﻟ ُ zڡْر)ٮﻰ َ َوَي ْ Nٮَﻬﻰ َﻋﻦ ِا ْﻟ َ Nڡ ْ ﻹْﺣ َ َوا ْ ِ
ﷲ أ َﻛْ)ٮَْﺮ ﺬﻛُْﺮ ِ َواْﺷﻜُُرْوُه َﻋﲆ َ Nٮ َِﻌِﻤِﻪ ٮ َ/ﺰ ِْدﻛ ُْﻢ َوﻟَ ِ