Anda di halaman 1dari 4

Modul Sosiologi Ekonomi

PERTEMUAN 8:
GLOBALISASI DAN TANTANGANNYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai globalisasi sebagai sebuah
keniscayaan; globalisasi dan kemiskinan; serta upaya-upaya menyiasati
globalisasi.
Setelah mempelajari modul perkuliahan ini, Anda harus mampu:
8.1. Mengidentifikasi pengertian globalisasi sebagai sebuah keniscayaan
8.2. Memetakan globalisasi dan kemiskinan
8.3. Memetakan upaya-upaya menyiasati globalisasi

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 8.1:
Globalisasi Sebagai Sebuah Keniscayaan
Globalisasi mencakup integrasi atau penyatuan ekonomi antar negara di
dunia melalui peningkatan aliran barang, jasa, modal dan bahkan tenaga kerja.
Globalisasi merupakan suatu proses yang tidak dapat dipungkiri kehadirannya.
Sekat-sekat geografis, budaya dan peradaban menjadi semakin tipis dengan
hadirnya globalisasi.
Pada awal tahun 1990-an, munculnya globalisasi disambut dengan
euforia. Aliran modal ke negara-negara berkembang bahkan meningkat enam
kali lipat dalam kurun waktu enam tahun (1990-1996).
Dalam konteks kehidupan ekonomi, globalisasi memegang peranan
penting dalam kesuksesan maupun kegagalan ekonomi. Bagi pihak yang
mendukung globalisasi, harapan besar globalisasi adalah peningkatan taraf
hidup seluruh masyarakat dunia dengan jalan;
a. memberikan akses bagi negara-negara miskin terhadap pasar di luar
negeri sehingga mereka dapat menjual barang-barang mereka
b. mempermudah masuknya investasi asing sehingga memproduksi
barang-barang baru dengan harga lebih murah.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 52


Modul Sosiologi Ekonomi

Tujuan Pembelajaran 8.2:


Globalisasi dan Kemiskinan

Hadirnya globalisasi ternyata menimbulkan potret ketimpangan struktur


sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Laporan hasil Survey di 73 negara oleh
Komisi Dunia Tentang Dimensi Sosial Globalisasi yang didirikan pada 2001
oleh ILO, menyatakan “….proses globalisasi memicu lahirnya kondisi yang
timpang, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang.
Kemakmuran sedang digalakkan, namun masih terlalu banyak negara
maupun masyarakat yg tidak ikut merasakannya…..” (Stiglitz; 2006). Salah
satu kesimpulan laporan tersebut adalah bahwa di seluruh wilayah dunia,
kecuali di Amerika serikat, Asia Selatan dan Uni Eropa, angka pengangguran
meningkat dalam kurun waktu 1990-2002.
Afrika adalah wilayah yang paling tereksploitasi dengan adanya
globalisasi di mana penduduk miskin meningkat tajam dari 41,6% ke 46,9%
dalam kurun waktu 1981-2001. Oleh karena itu, hadirnya globalisasi juga
memicu terjadinya gelombang protes oleh sebagian negara dan masyarakat
yang terancam akan hak-hak sosial dan ekonominya.
Para penentang globalisasi memiliki argumentasi tersendiri, antara lain:
a. Aturan main globalisasi dianggap tidak adil, dan dirancang secara
khusus untuk menguntungkan negara industri maju.
b. Globalisasi mendahulukan nilai-nilai kebendaan di atas nilai-nilai
lain seperti lingkungan dan kehidupan itu sendiri.
c. Cara pengelolaan globalisasi telah mencabut kedaulatan nasional
negara-negara berkembang.
d. Sistem globalisasi cenderung dipaksakan dengan mengikuti model
“Liberal Anglo-Amerika”. Model Amerika berbeda dengan model
negara-negara Skandinavia, Jepang dan model Sosial Eropa.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 53


Modul Sosiologi Ekonomi

Para penentang globalisasi berhimpun ke dalam Forum Sosial Dunia


yang terdiri dari berbagai kelompok/individu dari seluruh penjuru dunia yang
memiliki minat sama dalam membahas perubahan sosial dan dampak-dampak
globalisasi. Slogan yang diusung adalah “Masih Ada Dunia Yang Lebih
Baik”. Pertemuan pertama di Asia diselenggarakan di Mumbay, India, pada
tahun 2004.

Tujuan Pembelajaran 8.3:


Upaya-Upaya Menyiasati Globalisasi
Setiap negara memiliki strategi masing-masing dalam menyiasati
globalisasi. Cina misalnya menyikapi globalisasi dengan sangat hati-hati yaitu
membatasi pasar impor dan hingga kini tidak mengijinkan masuknya “hot
money” yang bersifat spekulatif. Hot money adalah uang yang digunakan
untuk mencari keuntungan tinggi dalam jangka pendek, yang mengalir deras
masuk ke suatu negara jika kondisi menguntungkan, dan langsung “kabur”
jika ada masalah.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Cina yang berbasis pada
ekspor, berhasil mengangkat jutaan orang keluar dari lembah kemiskinan.
Cina berupaya menghindari kondisi “booming” dan “bangkrut” sebagaimana
yang dialami oleh negara-negara Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Dalam upaya menyiasati globalisasi, ekonom AS dan peraih Nobel
Ekonomi 2001, Joseph E. Stiglitz mengemukakan: “….Saya percaya bahwa
globalisasi memiliki potensi untuk menciptakan berbagai keuntungan bagi
negara-nerara maju dan berkembang. Namun hampir semua bukti yang ada
mengarah pada kegagalannya mengembangkan potensi tersebut”. “…tetapi
saya yakin masih ada cara untuk merancang sistem perdagangan global yang
membawa negara-negara miskin ke arah lebih baik dan pada saat yg sama
juga membawa kebaikan bagi negara-negara maju….”

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 54


Modul Sosiologi Ekonomi

Dalam konteks tersebut, Joseph E. Stiglitz merekomendasikan beberapa


upaya bagaimana menyiasati globalisasi sebagai berikut:
1. Negara-negara berkembang seharusnya diperlakukan secara
berbeda dengan negara-negara maju dalam hal kebijakan ekonomi
dan perdagangan.
2. Negara-negara kaya semestinya membuka pasar bagi negara miskin
tanpa imbalan dan tanpa syarat-syarat ekonomi politik tertentu.
3. Memperluas agenda pembangunan negara-negara berkembang

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan bahwa globalisasi adalah sebuah keniscayaan;
2. Jelaskan hubungan globalisasi dengan fenomena kemiskinan khususnya
pada negara-negara berkembang.
3. Jelaskan bagaimana upaya menyiasati globalisasi.

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

Sukirno, Sadono. (2014). Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (edisi ketiga,


cet.29). Jakarta: Rajawali Press.
Stiglitz, Joseph E. (2006). Making Globalization Work. New York: W.W.
Norton & Company, Inc.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 55

Anda mungkin juga menyukai