TUGAS OKE Pengelolaan Kelas TERBARU

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

1

TUGAS

MATA KULIAH PSIKOLOGI BELAJAR

“MANAJEMEN BK”

Oleh

Titik Wiyul Fithri

NIM. 23151028

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Neviyarni S, M.S., Kons.
Prof Dr. Firman, M. S., Kons

PROGRAM MAGISTER

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2


MIND MAPPING .............................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................. 4
A. Konsep Manajemen ................................................................................... 4
B. Fungsi Manajemen .................................................................................... 5
C. Syarat-syarat Manajemen ......................................................................... 6
D. Konsep Organisasi dan Personalia ............................................................. 6
E. Program .................................................................................................... 7
F. Fasilitas……………………………………………………………………..8
G. Akuntabilitas Program……………………………………………………...9
H. Kepengawasan……………………………………………………………...10
I. Pengembangan……………………………………………………………...11
J. Permasalahan manajemen dan Solusi………………………………………11

REFERENSI ................................................................................................... 11
MATRIKS........................................................................................................ 12
YEL-YEL ......................................................................................................... 13
3

MIND MAPPING
4

Konselor
Volume 00 Number 00 20XX, pp xx-xx
ISSN: Print 1412-9760 – Online 2541-5948 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
DOI: https://doi.org/10.24036//XXXXXX-XX-0000-00
Received Month DD, 20YY; Revised Month DD, 20YY; Accepted Month DD, 20yy

Pengelolaan Kelas

Titik Wiyul Fitrhi


Universitas Negeri Padang
Corresponding author, e-mail: titikfithri32@gmail.com
Abstract
Artikel ini ditulis dilatarbelakangi bagaimana pentingnya Manajemen guru BK atau
konselor di sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan BK. Melalui implementasi manajemen yang tepat, guru BK dapat
memfasilitasi proses belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi peserta
didik. Prinsip-prinsip manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan, menjadi landasan dalam upaya mencapai tujuan pelayanan BK yang
optimal. Selain itu, peran organisasi dan personel yang efektif, penyusunan program yang
terarah, serta tersedianya fasilitas yang memadai juga mendukung keberhasilan pelayanan
BK di sekolah.
Keywords: Manajemen BK

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018 by
author.
Introduction
A. Konsep Manajemen
Istilah manajemen sekarang sudah menjadi perbendaharaan bahasa Indonesia, bahkan sudah
tercantum sebagai salah satu entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata itu berasal dari
bahasa Inggris, yaitu kata manajemen. Dalam kamus itu juga dijelaskan bahwa kata manajemen
mempunyai dua arti, yaitu (1) proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran,
dan (2) pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi
Menurut Terry dan Rue (1992), manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang. Menurut Richard, A. Johnson dkk
(dalam S. Pamuji 1981) para menejer yang merupakan pengelola manajemen perlu untuk mengubah
sumber-sumber atau tenaga manusia, mesin dan uang yang tidak terorganisir ke dalam suatu usaha yang
bermanfaat dan efektif. Manajemen merupakan suatu proses dimana sumber-sumber yang tidak
berhubungan ini diintegrasikan ke dalam suatu keseluruhan sistem untuk mencapai sasaran. Secara teori
umum manajemen yang telah berkembang dalam tahun-tahun terakhir ini memusatkan perhatian pada
proses administratif yang fundamental, yang sama esensial jika sebuah organisasi ingin mencapai sasaran
dan tujuan-tujuan utamanya. Manajemen secara sempit diartikan sama denagn adminstrasi yang berarti
pengaturan atau pengelolaan (Suharsimi Arikunto, 1993)
Manajemen diartikan sebagai upaya pengaturan sesuatu untuk mencapai tujuan melalui fungsi
manajemen, yakni fungsi planning, organizing, actuating, controlling, dan melalui adminstrasi, yakni
men, method, money, material, machine, and market ini merupakan defensisi secara luas
Hubungan antara manajemen, organisasi, dan administrasi adalah berdasarkan pada bentuk proses
kerja sama yang dilaksanakan dalam organisasi perlu diupayakan agar dapat berlangsung secara efektif
dan efisien, dalam menunjang optimalisasi pencapaian tujuan. Dalam kaitan itu, maka manajemen dan
administrasi merupakan alat, sarana, piranti untuk mengupayakan efisiensi dan efektifitas proses kerja
sama dalam menunjang optimalisasi pencapaian tujuan dalam organisasi.
5

Manajemen guru BK/konselor adalah kunci penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kolaborasi dalam organisasi pelayanan BK di sekolah, yang bertujuan untuk mendukung pencapaian
optimalisasi penyelenggaraan pelayanan BK. Melalui implementasi manajemen yang tepat, guru
BK/konselor dapat memfasilitasi proses belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan, serta
memastikan efektivitas, efisiensi, kemandirian, akuntabilitas, dan perkembangan potensi peserta didik.
Oleh karena itu, penting bagi guru BK/konselor untuk mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen dalam konteks pelayanan BK di sekolah.
B. Fungsi Manajemen
Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu. Menurut
Henri Fayol dalam Handoko (1997) perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, pemberian
perintah dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama. Shoimatul Ula dalam bukunya mengatakan
bahwa fungsi manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan (Ula, 2013).
Menurut T. Hani Handoko fungsi manajemen (pengelolaan) adalah: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Koordinator bimbingan dan konseling yang
merupakan manajer sekaligus administrator bimbingan dan konseling di sekolah akan menggunakan
fungsi-fungsi manajemen ini dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolahnya
1. Fungsi perencanaan (planning). Koordinator BK di sekolah harus menentukan tujuan yang
hendak dicapai selama waktu tertentu dan menentukan kegiatan untuk mencapai tujuan dan
hal ini terkait dengan program BK
2. Fungsi pengorganisasian (organizing). Koordinator BK akan mengelompokan dan menentukan
kegiatan penting untuk memberikan kekuasaan kepada orang-orang tertentu (guru
pembimbing/wali kelas) untuk melaksanakan kegiatan itu
3. Fungsi pelaksanaan (actuating). Koordinator BK harus mendorong kinerja guru pembimbing
dengan memberikan motivasi dalam merealisasikan tujuan yang diharapkan sesuai dengan
program
4. Fungsi pengawasan (controlling). Pengawasan dilakukan oleh seorang pengawas di bidang BK,
kemudian koordinator BK juga menggunakan administrasi, yaitu: men (sumber daya
manusia/personil), material (bahan-bahan), machines (peralatan, sarana dan prasarana),
method (metode/ layanan), money ( sumber dana) dan market (siswa)

C. Syarat-syarat Manajemen
Ada 2 komponen dalam kegiatan pengelolaan sekolah, yaitu: (1) faktor manusia seperti peserta
didik, orang tua, guru dan pegawai dan pekerja lainnya, wakil kepala sekolah/pengajaran, dan wakil
kepala sekolah bidang sekolah. Penanggung jawab KEMENDIKBUD dan individu lain dalam
masyarakat; (2) Unsur material seperti uang, bangunan, tanah, peralatan dan alat belajar; gagasan,
prinsip, hukum, peraturan, kebutuhan masyarakat, kebutuhan dll. Dalam pelaksanaan pelayanan
pelayanan BK kedua unsur tersebut dikelola untuk menyelenggarakan program BK secara efektif dan
efesien. ( Neviyarni (2023).
Untuk dapat berhasil dengan baik proses dari majemen maka harus ada syarat-syarat manajemen
yang harus dipenuhi, meliputi :
1. Harus ada pembagian kerja
mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai dengan bakat dan
kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan tidak adanya
pembagian kerja.
2. Kekuasaan dan pertanggung jawaban
Dalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan pertanggung jawaban antara
masing-masing staf dalam organisasi.
3. Disiplin
Semua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan menaati peraturan yang
ditetapkan.
4. Kesatuan komando
Kesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di dalam organisasi, karena
organisasi mempunyai tujuan yang sama.
5. Kesatuan arah
6

Kesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota mempunyai tujuan sendiri-
sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja.
6. Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanya
Antara tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat perbedaan
tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.
7. Pemberian upah/gaji
Harus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya secara adil.
8. Sentralisasi
Memberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi memerlukan suatu pemusatan
tanggung jawab untuk menghindari bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih
besar.
9. Jenjang jabatan
Urutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain harus saling bersambung.
Kejelasam hubungan ini perlu untuk menentukan kearah mana seseorang harus bertanggung jawab
dan ke arah jenjang mana seseorang kelak di promosikan.
10. Keteraturan
Keteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses manajemen.
11. Keadilan
Keadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang lancer diantara anggota
merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.
12. Kestabilan di dalam organisasi
Para anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam oaganisasi.
13. Inisiatif
Tanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan organisasi akan mengalami
sebuah kerugian.
14. Semangat korps
Adanya komunikasi yang lancer diantara pimpinan dan bawahan akan menambah semangat kerja
bawahan.
D. Konsep Organisasi dan Personalia
1. Organisasi
Organisasi berasal dari kata organum dalam bahasa Latin yang berarti alat, bagian, anggota
badan. Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang
sebelumnya tidak dapat di capai oleh individu secara sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu
unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau
serangkain sasaran. (Husain Usman, 2009:144-147) Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Menurut Sutarto (1995: 40), organisasi adalah sistem saling pengaruh antara orang dalam
kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi ini ditemukan
adanya tiga faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu: (1) orang-orang, (2) kerja sama, (3)
tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas/berdiri sendiri, melainkan saling
terkait dan merupakan suatu kebulatan, maka dalam pengertian organisasi digunakan sebutan
sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas yang ditentukan
oleh masing-masing organisasi
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang hendak dibangun pada suatu sekolah
hendaknya mempertimbangkan sumber tenaga yang tersedia, besarnya sekolah, jumlah siswa dan
jumlah guru pembimbing yang ada, dan bagaimana kualifikasi dan pangkat atau jabatannya dapat
disesuaikan dengan pengaturan atau pembagian tugas di sekolah
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling terentang secara vertikal dari para pelaksana
dan pembantu pelaksanan yang terbawah, sedangkan secara horizontal mencakup berbagai pihak
yang dapat memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
yang mantap dan berkelanjutan
Organisasi yang mencakup unsur vertikal dan horizontal itu dapat dikehendaki memenuhi
berbagai tuntutan seperti: menyeluruh, sederhana, luwes, dan terbuka, menjamin berlangsungnya
kerja sama, menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak lanjut
7

Depdiknas: 2008, Organisasi bimbingan konseling di sekolah dalam pengertian umum adalah
suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan secara
bersama-sama. Sebagai suatu badan, banyak ahli menawarkan model atau pola organisasi mana
yang cocok diterapkan disekolah. Akan tetapi pola organisasi yang dipilih harus berdasarkan atas
kesepakatan bersama diantara pihak-pihak yang terkait di sekolah yang dilanjutkan dengan usaha-
usaha perencanaan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas, pengendalian proses dan penggunaan
sumber-sumber bimbingan.
Menurut Ridwan (1998), Adapun Organisasi bimbingan dan konseling disekolah mutlak
diperlukan, karena:
a. Pelayanan bimbingan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
program pendidikan. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah baik kepala sekolah, guru, Wali
kelas, maupun staf admnistrasi sekolah perlu melibatkan diri dalam usaha layanan
bimbingan.
b. Pembinaan bimbingan dan konseling di sekolah ada pada kepala sekolah sebagai
administrator sekolah yang memegang peranan kunci.
c. Tanggung jawab langsung dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling di sekolah
hendaknya dilimpahkan kepada staf yang berwenang yang memilikii persyaratan tertentu
baik dalam segi pendidikan formal, sifat, sikap dan kepribadian, ketrampilan dan
pengalaman serta waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas.
d. Program bimbingan merupakan suatu bentuk kegiattan yang cukup luas bidang geraknya.
e. Program layanan bimbingan di seklah hendaknya perlu di evaluasi untuk mengertahui
efektivitas dan efisiensi program.
f. Petugas-petugas yang diserah tanggung jawab bimbingan yang bersifat khusus, seperti
kegiatan konseling hendaknya ditangani oleh petugas yang professional da berkompeten
mengerjakan tugas tersebut.
g. Petugas-petugas bimbingan dan seluruh staf pelaksanan bimbingan mutlak perlu diberikan
latihan dalam jabatan. Sebagai suatu alat untuk memperbaiki pelayanan bimbingan di
sekolah.
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan
beberapa prinsip operasional, karena pelaksanan dari prinsip-prinsip tersebut digunakan
untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program bimbingan di sekolah. Prinsip tersebut
antara lain:
1) Program layanan bimbingan di sekolah harus dirumuskan dengan jelas
2) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing
3) Penempatan petugas-petugas bimbingan harus disesuaikan dengan kemampuan, potensi-
potensi (bakat, minat dan keahliannya masing-masing)
4) Program bimbingan hendaknya diorganisasikan secara sederhana
5) Menciptakan jalinan kerjasama yang erat diantara petugas bimbingan di sekolah, dan di
luar sekolah yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah.
6) Organisasi harus dapat memberikan berbagai informasi yang penting bagi pelaksanaan
program layanan bimbingan.
7) Program layanan bimbingan harus merupakan suatu program yang integral dengan
keseluruhan program pendidikan di sekolah.
2. Personalia
Herber G. Kicks (dalan Sutarto, 1995) menyatakan faktor inti organisasi adalah orang-
orang (personil) sebagai faktor yang membentuk organisasi, sedangkan yang termasuk faktor
kerja yang menentukan berjalannya organisasi adalah daya manusia (kemampuan untuk
bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, kemampuan untuk melaksanakan asas-
asas organisasi) dan daya manusia lain, seperti alam, iklim dan sebagainya
Secara operasional pelaksana utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
guru pembimbing dan koordinator bimbingan, tetapi personil sekolah yang lain diharapkan
juga berperan agar program bimbingan dapat terselenggara dengan baik. Personil itu
mencakup: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, Kadin
pendidikan, komite sekolah, koordinator BK, guru praktek, pengawas BK, siswa, staf
administrasi, orang tua siswa, tata usaha, dan cleaning servis
E. Program
8

Prayitno (2002) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling adalah satuan besar
atau kecil rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode tertentu. Program-program bimbingan dan konseling merupakan isi dari
keseluruhan organisasi bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun
dengan memperhatikan pola umum bimbingan dan konseling dan berbagai kondisi yang terdapat
di lapangan
Setiap satuan pendidikan atau sekolah perlu membuat rencana program bimbingan dan
konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan. Rencana program itu
dijadikan acuan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah masing-masing.
Thantawi R,MA (1995: 99) membagi dua macam perencanaan yang perlu disiapkan, yaitu:
 Perencanaan tahunan sebagai program sekolah, rencana ini disusun menurut alokasi waktu
seperti catur wulan/semester, rencana bulanan, bahkan rencana mingguan. Dalam program
ini dicantunkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu
 Perencanaan kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas
di sekolah
Pelayanan BK merupakan kegiatan profesional, sehingga perlu direncanakan sedemikian
rupa agar membuahkan hasil yang efektif dan optimal. Berdasarkan hasil pengembangan sistem
informasi BK, aplikasi tersebut memberikan kemudahan bagi guru BK dalam merencanakan
pelayanan yang akan diberikan kepada peserta didik. Hal ini menunjukkan pelayanan BK dapat
mengalami kemajuan dengan adanya pemanfaatan teknologi sehingga kegiatan tersebut berdampak
terhadap peningkatan perkembangan peserta didik ( Neviyarni (2023))
F. Fasilitas
Agar dapat terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya, maka
disamping membentuk dan mengatur organisasinya secara baik, dan penugasan tenaga personil
sesuai dengan kemampuan masing-masing, perlu ada sarana dan prasarana atau fasilitas yang
menunjang terselenggaranya pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan efisien. Sarana
dan prasarana bimbingan dan konseling merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena
pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan yang dijalankan di suatu
sekolah
Menurut Neviyarni (2023) dalam rangka melaksanakan pelayanan BK semaksimal mungkin,
selain membentuk dan mengelola organisasi dengan baik serta menugaskan personel sesuai dengan
kemampuan masing-masing, diperlukan beberapa sarana dan prasarana atau sarana untuk
mendukung terlaksananya pelayanan BK yang benar dan efektif. Sarana dan prasarana BK
merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Karena pelayanan BK merupakan bagian dari
pendidikan sekolah.
Sarana yang diperlukan sebagai penunjang pelayanan bimbingan dan konseling (Thantawi,
1995) adalah:
 Instrumen pengumpulan data
 Alat penyimpan data
 Perlengkapan teknis
Beberapa alat perlengkapan administrasi bimbingan yang perlu disediakan di ruang bimbingan,
yaitu: blangko surat-surat, kartu laporan konseling, catatan konferensi kasus, keterangan
pemberian layanan, buku tamu, kotak masalah dan papan pengumuman
Menurut Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (2002: 32), yang juga
menjadi sarana BK adalah perangkat elektronik, seperti : Komputer untuk mengolah data hasil
aplikasi instrumentasi, program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui compute
dan program-program khusus bimbingan dan konseling melalui komputer, seperti bimbingan
belajar melalui program komputer
Sedangkan prasarana merupakan perlengkapan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling. Prasarana yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling (Thantawi, 1995) adalah:
 Ruang kerja guru pembimbing
 Ruang konseling
 Tuang tunggu/ruang tamu
9

 Ruang perlengkapan/dokumentasi
 Ruang bimbingan kelompok

G. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program mengacu pada pertanggungjawaban berkenaan dari hasil kegiatan-kegiatan
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Hal ini akan berkaitan erat dengan rencana program yang
disusun sebelumnya dan juga akan menampilkan akuntabilitas proses yang berhubungan dengan proses
pelaksanaan kegiatan
Akuntabilitas program merupakan hal yang sangat penting menjadi perhatian guru pembimbing dan
para konselor. Karena sebelum melakukan berbagai kegiatan konseling, guru pembimbing harus memahami
unjuk kerja dan hal-hal yang akan dipertanggungjawabkannya, sesuai dengan standar program bimbingan
dan konseling, dengan demikian diharapkan keberadaan bimbingan dan konseling mendapat kepercayan dari
masyarakat luas
Guru pembimbing sangat perlu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Adanya
program yang sistematis, memerlukan suatu kondisi tertentu unruk dipertanggungjawabkan, sedangkan
kondisi untuk dipertanggungjawabkan memerlukan standar sebagai ukuran keberhasilan atau prestasi yang
dicapai oleh guru pembimbing
Menurut A. Muri Yusuf (2002), manajemen dalam suatu organisasi akan dikatakan akuntabel apabila
kegiatan pelaksanaannya telah:
 Menentukan tujuan yang tepat
 Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tersebut
 Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar
 Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara efektif, ekonomis dan efisien
Oleh karena itu, pelayanan bimbinngan dan konseling yang baik, benar, efektif dan efisien dalam
mengembang misi bimbingan dan konseling yang telah disepakati adalah hal yang sangat esensial, sehinga
pengakuan dan kepercayaan masyarakat akan bertambah. Apabila akuntabilitas atau pertanggungjwaban
bimbingan dan konseling dilakukan secara periodik dan sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku,
tentu saja keberadaan bimbingan dan konseling merupakan kebutuhan pokok yang harus diprioritaskan
dalam kehidupan masyarakat
H. Kepengawasan
Robert J. Mockler dalam T. Hani Handoko (1996: 360), mengemukakan bahwa pengawasan
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanan serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya diperlukan dengan cara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling pengawasannya diselenggarakan oleh pengawas sekolah
dengan tugas pokok mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan
pembinaan terhadap guru pembimbing melalui pemberian arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada
guru pembimbing untuk meningkatkan mutu pelaksaan bimbingan dan konseling di sekolah (sesuai SK
menpan No. 118/1995 dan Petunjuk Pelaksanaan)
Kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan interaksi dinamis secara
langsung antara guru pembimbing dan pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling dengan
koordinasi oleh kepala sekolah. Untuk itu:
 Guru pembimbing dan pengawas sekolah perlu memiliki wawasan yan sejalan mengenai konsep
bimbingan dan konseling serta pelaksanaan kegiatannya di sekolah
 Guru pembimbing menyiapkan diri dan bahan-bahan secukupnya untuk kegiatan pengawasan oleh
pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling
 Guru pembimbing mengikuti dengan cermat penilaian dan pembinaan dalam kegiatan pengawasan
 Kepala sekolah mendorong dan memberikan fasilitas bagi terlaksanannya kegiatan pengawasan
secara objektif dan dinamis demi meningkatnya mutu bimbingan dan konseling
10

Pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan BK secara objektif yang dilakukan secara berkala dan
terus menerus diharapkan meningkatkan mutu pelayanan BK. Pengawasan yang langsung berasal dari
program studi BK dapat mengatasi permasalahan dan dapat meningkatkan profesionalitas guru BK
dalam melaksanakan pelayanan BK secara komprehensif ( Neviyarni (2023).
I. Pengembangan
Munandir (2001: 268) menyatakan bahwa pengembangan merupakan berbagai cara atau pendekatan
yang bertujun untuk menciptakan situasi agar guru dan staf sekolah lainnya meningkatkan kompetensi dan
keterampilannya serta tumbuh secara profesional selama berdinas
Kemudian Prayitno dkk (2002) mengemukakan bahwa pengembangan BK diarahkan kepada semakin
meningkatnya mutu pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa oleh guru pembimbing, dengan
indikator meningkatnya:
 Kemampuan guru pembimbing dalam melaksanakan layanan dan kegaitan pendukung bimbingan
dan konseling
 Fasilitas untuk pelayanan (tempat kegiatan, instrumen BK, Perangkat elektronik, buku panduan
dan lain-lain)
 Kerja sama antar personil sekolah
 Pemanfaatan pelayanan oleh siswa
 Jumlah guru pembimbing (bagi sekolah-sekolah yang masih memerlukan penambahan)
Pengembangan dilaksanakan melalui:
 Kerjasama antar guru pembimbing
 Kerjasama antar personil sekolah
 Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan konseling
 Pengembangan fasilitas layanan
 Pertemuan kesejawatan profesional (MGP), penataran, lokakarya, pertemuan ilmiah, keikutsertaan
dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan studi lanjutan

J. Permasalahan Manajemen dan Solusi


Diantara masalah yang timbul berkaitan dengan konsep pengelolaan dan manajemen ini adalah:
a. Dalam hal penempatan personalia, masih ada di beberapa sekolah guru pembimbingnya berasal
dari jurusan lain, akibatnya guru pembimbing tidak mengetahui apa yang akan dilakukan
b. Masih adanya ketimpangan antara jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh, akibatnya
guru pembimbing tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya
c. Solusi yang dapat diberikan berkaitan dengan permasalahan konsep pengelolaan dan manajemen
ini adalah: Guru pembimbing harus berasal dari jurusan BK agar guru pembimbing tersebut tahu
tugas dan tannggung jawabnya
d. Agar Guru pembimbing dapat bekerja dengan hasil yang maksimal, maka sesuaikan jumlah guru
pembimbing dengan jumlah siswa asuh

References
A. Muri Yusuf. (2000). Seminar Sehari Akuntabilitas Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jurusan BK,
FIP. UNP
Neviyarni. (2023). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Kencana.
George R. Terry & Leslie W. Rue. (1992). Dasar-Dasar Manajemen. (terjemahan: G.A Ticoalu). Jakarta:
Bumi Aksara
Husaini Usman. (2009). Manajemen. Yogyakarta : Bumi Aksara
Munandir. 2001. Enslikopedia Pendidikan. Malang: UM-Press
Prayitno, dkk. (2002). Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Balitbang Depdiknas
11

Riska Ahmad & Marwisni Hasan. (2002). Pengelolahan Program BK. Padang : Departemen Pendidikan
Nasional
Richard A, Johnson, dkk. (1981). The Theory and Management of Sistems. (terjemahan: S. Pamuji).
Jakarta: Ikhtiyar baru
Sutarto. (1995). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada Press
T. Hani Handoko. (1997). Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Thantawi R. MA. (1995). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Pamator Pressindo

.
12

Matrik Observasi
13

Alternatif Solusi,
Analisis
Harapan Ideal Kenyataan Kekuatan/ untuk
No Sub Topik Hal yang kita lakukan, Rekomendasi
Bagi Siswa di Seklah Masalah/Hasil mengembangkan dan
dg teori dan jurnal
mempertahankan
1 Konsep Adanya struktur Sudah Hubungan antara Kekuatan konsep Alternatif solusi Diperkukan
Manajemen organisasi BK adanya manajemen, manajemen BK yakni untuk pemahaman yang utuh
Bk yang jelas, struktur organisasi, dan Potensi yang memiliki mengembangkan oleh Kepala
mendukung organisasi administrasi adalah mekanisme kerja yang manajemen BK yakni Sekolah/Madrasah,
pencapaian BK berdasarkan pada telah diatur dalam mengembangkan Pimpinan Perguruan
optimalisasi disekolah bentuk proses kerja perundang-undangan support system yang Tinggi serta Lembaga
penyelenggaraan sama yang No 20 tentang sehat melalui swadaya Masyarakat
pelayanan BK. dilaksanakan dalam SISDIKNAS tahun sosialisasi pentingnya pentinganya dalam
Melalui organisasi perlu 2003, Permendikbud manajemen BK di pengelolan bimbingan
implementasi diupayakan agar dapat No 111 tahun 2014 dan institusi pendidikan dan konseling
manajemen yang berlangsung secara POP BK yang dan masyarakat
tepat, guru efektif dan efisien, terintegrasi dalam
BK/konselor dalam menunjang kurikulum sekolah.
dapat optimalisasi Masalah ditemukan
memfasilitasi pencapaian tujuan. dilapangan ketentuan
proses belajar Dalam kaitan itu, maka dan peraturan tersebut
yang aktif, manajemen dan belum terlaksana
kreatif, inovatif, administrasi secara optimal. Hasil
dan merupakan alat, sarana, manajemen bimbingan
menyenangkan, piranti untuk BK diharapkan dapat
serta mengupayakan terlaksana sesuai
memastikan efisiensi dan efektifitas dengan ketentuan dan
efektivitas, proses kerja sama perudangan-undangan
efisiensi, dalam menunjang yang berlaku dan di
kemandirian, optimalisasi support manajemen
akuntabilitas, yang sehat dan baik
14

dan pencapaian tujuan


perkembangan dalam organisasi
potensi peserta
didik
15

Yel-Yel Manajemen BK
Tepuk manajemen BK…
Manajemen BK ada konsepnya…
Manajemen BK ada fungsinya…
Juga punya syaratnya…
Organisasi & Personalia BK…
Program & fasilitasnya…
Kepengawasan & pengembangan BK…
Program & fasilitasnya…
Kepengawasan & pengembangan…
Akuntabilitas program…
Kalau ada permasalahan…
Jangan lupa cari solusinya…

Anda mungkin juga menyukai