Anda di halaman 1dari 23

PROBLEMATIKA SISWA KELAS XII IPS 3 MAN 2 KOTA PADANG

DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PROGRAM STUDI TAHFIDZ

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Syarat Mengikuti Ujian Akhir Madrasah

Tahun Pelajaran 2023/2024

Nama : Kanza Thahura Mahdya Fikra


NIS/NISN : 131113710002210365 / 0061140165
Kelas : XII IPS 3
No. Absen : 14

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA PADANG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS
KARYA TULIS ILMIAH

Judul

“PROBLEMATIKA SISWA KELAS XII IPS 3 MAN 2 KOTA PADANG


DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PROGRAM STUDI TAHFIDZ”

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan II yang dinyatakan


memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian akhir pada Madrasah Aliyah Negeri
2 Kota Padang tahun pelajaran 2023/2024

Padang, Januari 2024

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

NURAZIZAH CHALID, S.Pd. EVA REZMINA, S.Pd.


NIP. 19740411 201411 2 002 NIP. 19711212 200003 2 003

ii
LEMBAR PENYERAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hadid Hamar


NIS / NISN : 131113710002210257 / 0062278501
Kelas : XII IPA 8
Nomor Absen : 14
Judul Karya Tulis : Teknologi Blockchain untuk Menjamin Keamanan Data dan
Privasi Pengguna Facebook

Telah menyerahkan 1 (satu) rangkap Karya Tulis Ilmiah ke Perpustakaan MAN 2


Kota Padang. Demikianlah serah terima Karya Tulis Ilmiah ini dibuat agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, Januari 2024

Mengetahui,

Kepala MAN 2 Kota Padang Kepala Perpustakaan

Drs. H. AKHRI MEINHARDI, M.M. IRMANEPO, S.Pd.


NIP. 19640529 199603 1001 NIP: 19700214204112003

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji bagi Allah yang telah memberi limpahan rahmat dan karunia kepada
kita semua, khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul ”PROBLEMATIKA SISWA KELAS XII IPS 3 MAN 2
KOTA PADANG DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PROGRAM STUDI
TAHFIDZ” Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan oleh Allah Ta’ala
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Shallahu’alaihiwasallam.

Penulisan karya tulis ilmiah ini diajukan untuk tugas Bahasa Indonesia di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Padang tahun pelajaran 2023/2024. Di samping
itu, penulisan karya tulis ilmiah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai apa-apa saja problematika yang dialami siswa kelas
XII IPS 3 MAN 2 Kota Padang dalam menghafal Al-Qur’an. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Padang, Bapak Drs. H. Akhri


Meinhardi, M.M., yang telah memberikan kesempatan untuk membuat
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Irmanepo, S.Pd. selaku Tim Literasi KTI-UKP MAN 2 Kota Padang.
3. Nurazizah Chalid, S.Pd. selaku Guru Pembimbing I yang telah
memberikan masukan hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan baik.
4. Eva Rezmina, S.Pd. selaku wali kelas yang telah memberi support kepada
penulis dalam membuat karya tulis ilmiah ini sebaik mungkin.
5. Yuhelma, S.Pd. selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah
memberikan dukungan dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
6. Orang tua penulis yang juga memberikan support, motivasi, semangat,
agar dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

iv
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis menginginkan kritikan maupun saran yang nantinya akan menjadi
masukan demi perbaikan menuju karya tulis ilmiah yang sempurna.

Padang, Januari 2024


Penulis

KANZA THAHURA

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS...............................................


LEMBAR PENYERAHAN......................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
ABSTRAK...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
1.4.Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................
2.1. Pengertian Problematika................................................................................5
2.2. Pengertian Al-Qur’an....................................................................................5
2.3. Pengertian Tahfidzul Qur’an.........................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................
3.1. Sejarah Penghafalan Al Quran......................................................................7
3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Sulit Menghafal Al-Qur’an..................8
3.3. Faktor Pendukung Dalam Menghafal Menghafal Al-Qur’an.......................8
3.4. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an.........................................................9
3.5. Dasar Dan Hikmah Menghafal Al-Qur’an..................................................10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................................14
4.2. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dalam menghafal Al-


Qur’an bagi siswa di kelas XII IPS 3 MAN 2 Kota Padang, serta bagaimana solusi
terhadap masalah tersebut. Rumusan masalah Apakah masalah yang dihadapi
siswa kelas XII IPS 3 MAN 2 Kota Padang dan bagaimana solusi terhadap
masalah dalam kemampuan menghafal Al-Qur’an

Kata kunci: Problematika, Solusi, Menghafal Al-Qur’an

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. Bagi yang membacanya adalah suatu ibadah dan mendapat pahala. Al-Qur’an
disampaikan melalui malaikat Jibril yang terpercaya kepada Nabi Muhammad. Al-
Qur’an berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat manusia, menjadi ibadah bagi
yang membacanya,. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang paling agung dan
bacaan mulia serta dapat dituntut kebenaranya oleh siapa saja, sekalipun akan
menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semkin canggih, Al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa arab, sehingga bahasa arab menjadi bahasa kesatuan umat
islam sedunia, selain dari pada itu bahasa arab tidak berubah. Jadi sangat mudah
diketahui bila Al-Qur’an hendak ditambah atau dikurangi.

Pada zaman sekarang ini kegiatan kaum muslimin untuk menghafalkan ayat-
ayat Al-Qur’an, baik itu secara keseluruhan ataupun sebagian semakin meningkat.
Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia,
namun ironisnya kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jumlah umat Islam di
Indonesia yang hafal Al-Qur’an tidak sebanding jika dibandingkan dengan populasi
muslim di dalamnya, terlebih pada zaman pemuda pemudi sekarang yang cenderung
ketergantungan pada alat-alat komunikasi, apabila di kalkulasikan secara matematik
jumlah hafidz Al-Qur’an (orang yang hafal al-Qur’an) di Indonesia belum mencapai
1% dari jumlah populasi di Negara tersebut. Menghafal al-Qur’an merupakan suatu
keutamaan yang besar, dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang, dan
seorang yang bercita-cita tulus, serta berharap pada kenikmatan duniawi dan ukhrawi
agar manusia nanti menjadi hamba Allah dan dihormati dengan penghormatan yang
sempurna . Jika ingin membuat pemuda pemudi mencintai Al-Qur’an, maka
jadikanlah rumah anda sebagai rumah yang dihiasi dengan bacaan-bacaan al-qur’an.

1
Setiap orang memiliki cara atau metode sendiri untuk mempermudah dan
memperlancar dalam menghafal Al-Quran. namun demikian, yang paling banyak
digunakan adalah yang sesuai dan menyenangkan bagi setiap individu. Jika diteliti,
kebanyakan yang cocok bagi setiap orang di peroleh melalui beberapa kali percobaan.
Pada zaman sekarang ini kegiatan kaum muslimin untuk menghafalkan ayat-ayat al-
Qur’an, baik itu secara keseluruhan ataupun sebagian semakin meningkat. Hal ini
benar adanya karena banyaknya lembaga pendidikan Islam yang memasukkan
kurikulum Tahfidz al-Qur’an dalam lembaga tersebut. Dalam menghafal al-Qur’an
tidak boleh asal-asalan, tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satu
syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin menghafal al-Qur’an adalah ia
harus sudah mampu membaca al-Qur’an dengan fasih dan sesuai dengan kaidah ilmu
tajwidnya. Hukum membaca al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid adalah wajib,
karena apabila membaca al-Qur’an tidak sesuai dengan kaidah tajwid akan dapat
merubah makna yang terkandung di dalam ayat tersebut.

Tersebut di atas adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin
menghafal al-Qur’an. Hal tersebut bisa di atasi dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran al-Qur’an dan setelah sukses dalam pembelajaran al-Qur’an penghafal
bisa menggunakan metode-metode menghafal al-Qur’an. Namun menghafal tersebut
tidak mudah karena ada beberapa problematika-problematika yang tentu saja akan
timbul di dalam proses menghafal nanti. Problematika tersebut bisa berasal dari
dalam diri si penghafal (faktor internal) dan bisa juga problematika tersebut berasal
dari luar diri si penghafal (faktor eksternal). Sedangkan problematika siswa/i kelas
XII IPS 3 MAN 2 KOTA PADANG dalam menghafal al-qur’an dapat berasal dari
diri siswa/i dan dapat berasal dari luar diri siswa/I tersebut. karateristik MAN 2
KOTA PADANG adalah lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan
Kementrian Agama Republik Indonesia yang pelajaran agamanya lebih rinci daripada
sekolah-sekolah sederajat dan untuk studi tahfidznya lebih difokuskan,tetapi disini

2
masih banyak siwa/i MAN 2 KOTA PADANG yang susah dalam menghafal al-
qur’an khususnya kelas XII IPS 3.

Berangkat dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan


penelitian tentang “PROBLEMATIKA SISWA KELAS XII IPS 3 MAN 2 KOTA
PADANG DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PROGRAM STUDI
TAHFIDZ”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana sejarah penghafalan Al-Qur’an?

1.2.2 Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi siswa sulit menghafal Al-Qur’an?

1.2.3 Apa-apa saja metode menghafal Al-Qur’an yang tepat?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian Problematika Siswa Kelas Xii Ips 3 Man 2 Kota
Padang Dalam Menghafal Al-Qur’an Program Studi Tahfidz adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Al-Qur’an

1.3.2 Untuk mengetahui sejarah penghafalan Al-Qur’an

1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi siswa sulit menghafal Al-
Qur’an

1.3.4 Untuk mengetahui metode menghafal Al-Qur’an yang tepat menurut


ulama-ulama Timur Tengah dan juga ulama-ulama Indonesia

3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Penunjang dalam pengembangan pengetahuan penelitian yang berkaitan
dengan topik.

1.4.2. Siswa dapat termotivasi dalam menghafalkan al-Qur’an.

1.4.3. Lebih memperluas dan memperdalam khazanah keilmuan yang dimiliki


peneliti khususnya dalam bidang keagamaan.

1.5. Metode yang digunakan

Metode Yang Digunakan: Tinjauan Pustaka

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Problematika


Syaiful Bahri Djamarah (2000:51) Problematika adalah sekumpulan
masalah yang terjadi pada seseorang, baik secara individual maupun sekelompok
orang. Bentuk konkrit dari hambatan atau rintangan itu dapat bermacam-macam,
misalnya godaan, gangguan dari dalam maupun dari luar pribadi seseorang yang
ditimbulkan oleh kondisi dan situasi kehidupannya.

Santri adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

Problematika seseorang adalah berbagai macam masalah yang tengah


dihadapi oleh seseorang dalam ruang lingkup pendidikan atau proses belajar
mengajar.

Guru adalah subjek yang memiliki peran yang sangat penting dalam
memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut. Problematika atau
hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu
tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila
ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan
keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksapna
dengan baik. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan

2.2. Pengertian Al-Qur’an


Pengertian Al-Qur’an Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata
qara’a- yaqra’u yang berarti membaca. Sedangkan Al-Qur’an sendiri adalah
bentuk mashdar dari qara’a yang artinya bacaan. Qara’a juga berarti
mengumpulkan atau menghimpun. Sesuai namanya, Al-Qur’an juga berarti

5
himpunan huruf-huruf dan kata-kata dalam suatu ucapan yang rapi. 4 Secara
istilah, Muhammad dalam kitabnya, Kaifa Tahafadhul Qur’an, seperti dikutip
oleh Achmad Yaman Syamsuddin, memberi definisi Al-Qur’an sebagai berikut.
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
perantara ruhul amin (Malaikat Jibril), dan disampaikan kepada kita dengan jalan
tawatur yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali dengan surat Al-
fatihah dan diakhiri surah An-nas

2.3. Pengertian Tahfidzul Qur’an


Tim Redaksi (2002:385) Tahfizh (menghafal) Alquran pada dasarnya
merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu luang, kesungguhan dan
keseriusan. Sebelum menjelaskan lebih banyak tentang menghafal Alquran
alangkah baiknya jika dipahami terlebih dahulu definisi dan pengertian
menghafal Alquran, karena dengan memahami pengertian menghafal Alquran,
maka dapat dijadikan sebagai gambaran awal untuk mengetahui sekaligus
memahami kaidah dasar dalam menghafal Alquran.

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam


ingatan seseorang, sehingga dapat mereproduksikannya ketika diperlukan sesuai
dengan aslinya. Peristiwa menghafal merupakan proses kegiatan mental untuk
mencamkan dan menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila
diperlukan dapat diingat kembali kealam sadar

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Penghafalan Al Quran


Rasulullah SAW dan para sahabatnya ngat antusias dalam menghafal
Al Qur’an, tidak ada hal yang paling utama dalam kehidupan mereka kecuali Al
Qur’an. Hal ini dapat diketahui dari cara beliau menghafal ketika suatu ayat akan
turun. Ketika suatu ayat diturunkan, beliau bergegang untuk menghafalnya dan
mengulang-ulangnya sampai hafal, karena beliau khawatir jika lupa atau keliru
membacanya. Sikap inilah yang dilarang oleh Allah SWT, sebagaimana di
lukiskan dalam surat al Qiyamah: 16-19 “Janganlah kamu gerakkan lidahmu
untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.

Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan itu.


Kemudian sesungguhnya atas tanggungan kamilah atas penjelasannya.”
Walaupun Allah telah menanggung pemeliharaan Al Qur’an namun Nabi
Muhammad SAW selalu bersemangat memelihara hafalannya tiap waktu dan
kesempatan baik ketika berdiri, berjalan, ataupun berbaring kecuali kondisi
janabah. ini beliau lakukan karena Al Qur’an itu cepat hilang jika tidak di ulang-
ulang. Beliau sering memberikan perhatian tentang hal ini sebagaimana sabdanya
“Peliharalah hafalan Al Qur’anmu itu, sebab demi dzat yang menguasai jiwaku,
Al Qur’an itu lebih cepat terlepas dari pada unta yang terikat dalam ikatannya.”
dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar
manusia.

7
Menurut Rochman Natawijaya problematika atau hambatan cenderung
bersifat negatif, yaitu memperlambat laju suatu hal yang dikerjakan oleh
seseorang. Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang menjadi
penghambat tercapainya tujuan, baik hambatan dalam pelaksanaan program
maupun dalam hal pengembangannya. Hal itu merupakan rangkaian hambatan
yang dialami seseorang dalam belajar.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, problematika ialah


suatu yang menghambat, merintangi, mempersulit bagi seseorang dalam
usahanya mencapai sesuatu

3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Sulit Menghafal Al-Qur’an


3.2.1. Niat menghafal bukan karena Allah Niat pertama yang harus dihadirkan
adalah ikhlas karena Allah Ta'ala. Apabila niatnya karena Allah (Lillahi
Ta'ala) maka In Syaa Allah akan dimudahkan dalam menghafal dan
mempelajari Alquran.

3.2.2. Banyak melakukan dosa dan melakukan maksiat Imam Syafi'i pernah
berkata : Aku pernah mengadukan kepada Waki' tentang jeleknya
hapalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau
memberitahukan kepadaku bahwa Ilmu adalah cahaya dari Allah dan
cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat (l’anatuth
Tholibin,2,190)

3.2.3. Tidak menjadikan Alquran sebagai prioritas Tidak akan bisa menghafal
Alquran secara sempurna jika tidak menjadikan Alquran prioritas dalam
hidup. Tidak akan bisa menghafal Alquan selama-lamanya, jika Alquran
tidak dijadikan poros hidup dan pusat amal di kehidupan.

3.2.4. Pesimis atau tidak yakin akan kemampuanya dalam menghafal Sifat
pesimis adalah sifat yang mengarahkan orang untuk tidak siap karena
merasa tidak mampu, kurang percaya diri dan meragukan kemampuan
dalam dirinya.

3.2.5. Tidak Fokus Banyak para ulama memberi nasihat ketika hendak menghafal
Alquran agar fokus dan menghilangkan pikiran-pikiran yang menggangu

8
3.3. Faktor Pendukung Dalam Menghafal Menghafal Al-Qur’an
Faktor-faktor yang mendukung seseorang dalam menghafal Al-Qur’an
adalah sebagai berikut: 1) Persiapan yang matang Persiapan yang matang
merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal Al-Qur’an. Faktor persiapan
sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal Al-Qur’an. Minat
yang tinggi sebagai usaha menghafal Al-Qur’an adalah modal awal seseorang
mempersiapkan diri secara matang. Persiapan personal ditunjang dengan minat
yang tinggi secara tidak langsung akan mewujudkan konsentrasi, sehingga dapat
memperlancar proses menghafal Al-Qur’an secara cepat. 2) Motivasi dan
stimulus Selain minat, motivasi dan stimulus juga harus diperhatikan bagi
seseorang yang menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an dituntut
kesungguhan khusus, pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras
tanpa mengenal bosan dan putus asa. Karena itulah motivasi yang tinggi untuk
menghafal Al-Qur’an harus selalu dipupuk. 3) Faktor usia Menghafal Al-Qur’an
pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang ideal
untuk menghafal Al-Qur’an harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang
menghafal Al-Qur’an dalam usia produktif (5-20 tahun) lebih baik daripada
menghafal Al-Qur’an dalam usia 30-40 tahun. Faktor usia tetap harus
diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam (memori) seseroang. Oleh
karena itu, lebih baik usia menghafal Al Qur’an adalah usia dini (masa anak dan
remaja), karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang
cukup tajam

3.4. Metode-Metode Menghafal Al-Qur’an


Adapun beberapa metode dalam menghafal Al-Qur’an sebagai berikut:
Menurut Bahirul Amali Herry (2012:83)

9
3.4.1. Talqin yaitu membaca satu ayat, lalu ditirukan sang murid secara
berulang-ulang sehingga nancap dihatinya. Dengan metode ini santri
membaca ayat yang akan dihafal secara nberulang-ulang jumlah
pengulangan bervariatif sesuai dengan kebutuhan masing-masing
santri, cara ini akan memerlukan kesabaran dan aktu yang banyak
3.4.2. Talaqqi Yaitu dengan cara sang murid mempresentasikan hafalan sang
murid kepada gurunya. Dalam metode ini hafalan santri akan diuji oleh
guru pembimbing, seorang santri akan teruji dengan baik jika dapat
membaca dan menghafal dengan lancar dan benar tanpa harus melihat
mushaf.
3.4.3. Mu’aradah Yaitu murid dengan murid yang lain membaca saling
bergantian Penghafal hanya memerlukan keseriusan dalam
mendengarkan ayat al-Qur`an yang akan dihafal yang dibacakan oleh
orang lain. Adapun jika kesulitan mencari orang untuk diajak
menggunakan metode ini, penghafal masih bisa menggunakan murattal
Al-Qur`an melalui kaset-kaset tilawatil Qur`an.
3.4.4. Muroja’ah Yaitu mengulangi atau membaca kembali ayat Al Qur’an
yang sudah di hafal. Metode ini dapat dilakukan secara sendiri dan
juga bisa bersama orang lain Melakukan pengulangan bersama orang
lain merupakan kebutuhan yang sangat pokok untuk mencapai
kesuksesan dalam menghafal al-Qur`an. Teknik pelaksanaannya
dapat diadakan perjanjian terlebih dahulu, antara tempat dan waktu
pelaksanaan serta banyaknya ayat yang akan dimuraja’ah
3.4.5. Metode kitabah Metode kitabah adalah menghafal dengan cara menulis
ayat-ayat yang akan dihafalkannya pada secarik kertas yang telah
disediakan untuknya terlebih dahulu.
3.4.6. Metode tafsir Metode tafsir adalah menghafal Al-Qur’an dengan
mengkaji tafsirnya, baik secara sendiri maupun melalui guru. Hal ini

10
sangat membantu menghafal atau memperkuat hafalan, terutama bila
surat atau ayat tersebut dalam bentuk kisah

3.5. Dasar Dan Hikmah Menghafal Al-Qur’an


Secara tegas banyak para ulama’ mengatakan, alasan yang menjadikan
sebagai dasar untuk menghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
3.5.1. Jaminan kemurnian Al-Qur’an dari usaha pemalsuan. Sejarah telah
mencatat bahwa Al-Qur’an telah dibaca oleh jutaan manusia sejak zaman
dulu sampai sekarang. Para penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang
di pilih Allah untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an dari usaha-usaha
pemalsuannya.
3.5.2. Menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah. Melihat dari surat Al-Hijr
ayat 9 diatas bahwa penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an bukan berarti
Allah menjaga secara langsung fase-fase penulisan Al-Qur’an, tetapi Allah
melibatkan para hamba-Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an. Melihat dari
ayat di atas banyak ahli Qur’an yang mengatakan bahwa hukum menghafal
Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, diantaranya adalah : Ahsin W.
mengatakan bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah. Ini
berati bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari
jumlah mutawatir sehingga tidak akan ada kemungkinan terjadinya
pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an. Kemudian
menurut Abdurrab Nawabudin bahwa apabila Allah telah menegaskan
bahwa Dia menjaga Al-Qur’an dari perubahan dan penggantian, maka
menjaganya secara sempurna seperti telah diturunkan kepada hati Nabi-
Nya, maka sesungguhnya menghafalnya menjadi fardhu kifayah baik bagi
suatu umat maupun bagi keseluruhan kaum muslimin. Setelah melihat dari
pendapat para ahli Qur’an di atas dapat disimpulkan bahwa hukum
menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, yaitu apabila diantara kaum

11
ada yang sudah melaksanakannya, maka bebaslah beban yang lainnya,
tetapi sebaliknya apabila di suatu kaum belum ada yang melaksanakannya
maka berdosalah semuanya. Jadi wajar jika manusia yang berinteraksi
dengan Al-Qur’an menjadi sangat mulia, baik di sisi manusia apalagi di sisi
Allah, di dunia dan di akhirat. Kemudian berikut ini ada beberapa hikmah
menghafal Al-Qur’an :
3.5.2.1. Al-Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah dan kenikmatan bagi
penghafalnya.
3.5.2.2. Hafidz Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu.
3.5.2.3. Fasih dalam berbicara dan ucapannya.
3.5.2.4. Al-Qur’an memuat 77.439 kalimat. Jika seluruh penghafal Al-
Qur’an memahami seluruh arti kalimat tersebut berarti dia
sudah banyak sekali menghafal kosa kata bahasa arab yang
seakan- akan ia menghafal kamus bahasa arab.
3.5.2.5. Dalam Al-Qur’an banyak terdapat kata-kata hikmah yang
sangat berharga bagi kehidupan. Secara menghafal Al-Qur’an
berarti banyak menghafal kata-kata hikmah.
3.5.2.6. Hafidz Qur’an sering menjumpai kalimat-kalimat uslub atau
ta’bir yang sangat indah. Bagi seseorang yang ingin
memperoleh rasa sastra yang tinggi dan fasih untuk kemudian
bisa menikmati karya sastra Arab atau menjadi satrawan Arab
perlu banyak menghafal kata-kata atau uslub Arab yang indah
seperti syair dan amtsar (perumpamaan) yang tentunya banyak
terdapat di Al-Qur’an
3.5.2.7. Mudah menemukan contoh-contoh nahwu, sharaf, dan juga
balaghah dalam Al Qur’an.
3.5.2.8. Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat hukum, dengan demikian
secara tidak langsung seorang penghafal Al-Qur’an akan

12
menghafal ayat-ayat hukum. Yang demiakian ini sangat
penting bagi orang yang ingin terjun di bidang hukum.
3.5.2.9. Orang yang menghafal Al-Qur’an akan selalu mengasah
hafalannya. Dengan demikian otaknya akan semakin kuat
untuk menampung berbagai macam informasi.
3.5.2.10. Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan
untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi.
3.5.2.11. Al-Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi para
penghafal Al-Qur’an. Selain itu ada beberapa tujuan
pembelajaran tahfidzul Qur’an secara terperinci
3.5.2.12. Siswa dapat memahami dan mengetahui arti penting dari
kemampuan dalam menghafal Al-Qur’an.
3.5.2.13. Siswa dapat terampil menghafal ayat-ayat dari surat surat
tertentu dalam juz amma yang menjadi materi pelajaran.
3.5.2.14. Siswa dapat membiasakan menghafal Al-Qur’an dan supaya
dalam berbagai kesempatan ia sering melafadzkan ayat-ayat
Al-Qur’an dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu juga tujuan
yang terpenting yakni untuk menumbuhkan,
mengembangkan serta mempersiapkan bakat hafidz dan
hafidzah pada anak, sehingga nantinya menjadi generasi
cendekiawan muslim yang hafal Al-Qur’an.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Jadi setelah penulis melakukan penelitian tentang apa-apa saja faktor
yang mempengaruhi siswa kelas XII IPS 3 MAN 2 KOTA PADANG susah
menghafal Al-Qur’an, ada beberapa faktor yaitu:
4.1.1. Tidak ada niat
Kebanyakan siswa dari XII IPS 3 itu tidak mempunyai niat untuk
menghafal Al-Qur’an sehingga ini menjadi kendala terbanyak yang
dialami siswa.
4.1.2. Terdapat ayat Al-Qur’an yang sama
Kendala selanjutnya adalah siswa mengeluhkan banyaknya ayat yang
sama sehingga membuat para siswa ragu dimanakah letak ayat tersebut
Contohnya didalam alquran surah Al-Mutaffifin ayat 21 dan Al-Quran
surah Al-Infithar ayat 13 :
‫ِاَّن اَاۡلۡب َر اَر َلِفۡى َنِع ۡي ٍم‬
4.1.3. Suasana tempat
Beberapa siswa mengatakan suasana tempat menjadi salah satu hal yang
penting dalam menghafal Al-Qur’an.apabila tempatnya itu ramai dan
berisik, itu menjadikan para siswa susah untuk menghafal Al-Qur’an

14
dan apabila Suasananya tenang para siswa lebih fokus dalam menghafal
Al-Quran
4.1.4. Tidak bisa membagi waktu
Kebanyakan dari siswa kelas 12 ips 3 tidak bisa mengatur waktu karena
banyaknya kegiatan.

4.2. Saran
Saran penulis untuk siswa yang susah menghafal Al-Qur’an terkhusus
untuk siswa kelas XII IPS 3 MAN 2 KOTA PADANG yaitu :
4.2.1. Niatkanlah menghafal karna ALLAH Swt
4.2.2. Pelajarilah metode metode menghafal Al-Qur’an serta
implementasikanlah dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi pada
zaman modrn ini,metode-metode tersebut mudah didapatkan karna
kecanggihan teknologi.
4.2.3. Selalu istiqamah dalam menghafal Al-Qur’an dan jangan putus asa,
karna imbalan bagi penghafal Al-Qur’an adalah disejahterakan di dunia
dan bias memasangkan mahkota untuk kedua orang tua nya diakhirat.

15
DAFTAR PUSTAKA

“Pengertian Alquran Menurut Para Ahli - Google Search.”Google.com, 2022,


www.google.com/search?
q=pengertian+alquran+menurut+para+ahli&oq=&aqs=chrome.1.69i59i450l8.117230
68j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. Accessed 5 Mar. 2023.

Tarbiyah F, Ilmu Keguruan D, Pendidikan J, Islam A. Accessed Maret 5, 2023.


http://etheses.iainponorogo.ac.id/1866/1/Irfan%20Fanani.pdf

Ii B, Hafalan P, Tinjauan A, Problematika T. Accessed Maret 5, 2023. https://idr.uin-


antasari.ac.id/9547/5/BAB%20II.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai