Anda di halaman 1dari 105

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI DALAM PEMBELAJARAN E-LEARNING


(Studi Pada Kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)


pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

Oleh

NIKMATUL FARDA
NIM : 18.1.01.0052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAM PALU
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, Penyusun yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di

kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat

oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi yang diperoleh karenanya

batal demi hukum

Palu, 24 Maret 2022

Penullis

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DALAM

PEMBELAJARAN E-LEARNING (Studi Pada Kelas VIII. A dan VIII .B

SMP Negeri 3 Palu )” oleh mahasiswi atas nama Nikmatul Fardas Nim :

18.1.01.0052. Mahasiswi Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan,Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, setelah

dengan seksama meneliti dan mengoreksi Skripsi yang bersangkutan maka


masing-masing pembimbing memandang bahwa Skripsi tersebut telah memenuhi

syarat ilmiah dan dapat diajukan untuk diujiankan dalam sidang munaqasyah.

Palu, 01 Januari 2022 M


27 Jumadil Awal 1443 H

Pembimbing I Pembimbing II

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Saudari Nikmatul Farda NIM. 18.1.01.0052 dengan judul

“Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Aagama Islam Dan Budi Pekerti

Dalam Pembelajaran E-learning (Studi Pada Kelas VIII.A Dan VIII.B SMP

Negeri 3 Palu )” yang telah diujikan dihadapan dewan penguji FTIK Universitas

Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu pada tanggal 18 Maret 2022 yang

bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban 1443. Dipandang bahwa skripsi tersebut

telah memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah dan dapat diterima sebagai

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi

Pendidikan Agama Islam dengan beberapa perbaikan.

DEWAN PENGUJI

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga


penulis dapat menulis skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Dalam Pembelajaran E-leraning (Studi

Pada Kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu) ”

Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada baginda Rasullullah

Muhammad Saw yang telah membimbing umat dari masa jahiliyyah menuju pada

masa yang penuh dengan caha ilmu pengetahuan seperti apa yang kita rasakan

hingga saat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulis pengharapkan bimbingan yang

bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat

dimasa sekarang dan yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang

sebesar-sebesarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Subandri dan ibunda Alfiah dengan

susah payah membesarkan penulis, sehingga penulis bisa melangkah

sejauh ini. Tidak lupa seluruh keluarga yang senantiasa mendukung

penulis untuk menyelesaikan studi di bangku perkuliahan.

v
2. Bapak Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu yang telah mengizinkan penulis

untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi yang bapak pimpin.

3. Bapak Dr.H.Askar M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Wakil dekan

I Bapak Dr. Arifuddin M. Arif S.Ag., M.Ag., Wakil dekan II Bapak

Dr.H.Ahmad Syahid M.Pd., dan Ibu Dr. Elya S.Ag., M.Ag. Selaku Wadek

III yang telah mengarahkan penulis dalam menempuh perkuliahan di

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)


Datokarama Palu

4. Bapak Sjakir Lobud S.Ag., M.Pd. selaku ketua jurusan/Program Studi

Pendidikan Agama Islam. Bapak Darmawansyah M.Pd. selaku sekretaris

jurusan Pendidikan Agama Islam.

5. Ibu Dr. Rustina. S.Ag., M.Pd. selaku dosen penasehat akademik penulis

yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan

perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

6. Ibu Dra. Retoliah M.Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Syahril

M.A selaku pembimbing II yang selalu membimbing dan mengarahkan

kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Skripsi.

7. Penguji utama I Bapak Dr. H. Ahmad Syahid, M.Pd dan Penguji Utama II

Ibu Dr. Gusnarib, M.Pd

8. Para Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

yang berkat ilmu yang diajarkan telah membuka wawasan berpikir dan

cakrawala pengetahuan, sehingga menjadikan landasan yang kokoh bagi

penulis dalam mengembangkan keilmuan pada masa yang akan datang.

vi
9. Bapak Wiji Slamat Kepala SMP Negeri 3 Kota Palu yang telah memberi

izin dan menerima penulis meneliti di SMP Negeri 3 Kota Palu.

10. Teman-teman khususnya kepada saudari Rosita yang selalu

memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis untuk bisa

menyelesaikan skripsi penulis.

11. Kakak Vira Yuniar S.Pd yang selalu memberikan nasihat dan motivasi

serta dukungan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi penulis.

12.

Palu, 01 Januari 2022 M


27 Jumadil Awal 1443 H

Penulis

Nikmatul Farda
Nim 18.1.01.0052

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii
PERSETUJUAN BIMBINGAN ......................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
ABSTRAK .......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ . 1


A. Latar Belakang ............................................................................. . 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... . 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... . 5
D. Definisi Operasional…………………………………………….... 7
E. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 8
F. Garis–Garis Besar Isi ..................................................................... . 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11


A. Penelitian Terdahulu..................................................................... 11
B. Hasil Belajar ................................................................................. 14
C. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP ..................... 19
D. Pembelajaran E-learning ............................................................... 21
E. Hipotesis ....................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 26


A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................ 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 27
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 28
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 29
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 30

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 34
A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Palu ........................................ 34
B. Deskripsi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas VIII.A dan VIII.B ............................................................. 40
C. Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Kelas VIII.A dan VIII.B ............................................... 51
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 58

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63


A. Kesimpulan ................................................................................ 63
B. Implikasi Penelitian ................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu……………………10

Tabel 2.2 Jenis dan Indikator Hasil Belajar…………………………………....12

Tabel 3.1 Interpertasi Kategori Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti……………………………………………………..32

Tabel 4.1 Jumlah Data Peserta Didik SMP Negeri 3 Palu …………………….34
Tabel 4.2 Nama-Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Palu dan Masa

Jabatannya…………………………………………………………...35

Tabel 4.3 Daftar Nama Tenaga Kependidikan SMP Negeri 3 Palu…………...38

Tabel 4.4 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Palu…………………...39

Tabel 4.5 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII.A ……………………………..44

Tabel 4.6 Kategori Hasil Belajar Kelas VIII.A dalam penggunaan

Pembelajaran E-learning…………………………………………...45
Tabel 4.7 Klasifikasi Pengkategorian Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII.B………………………………48

Tabel 4.8 Kategori Hasil Belajar Kelas VIII.B dalam penggunaan

Pembelajaran E-learning..………………………………………….49

Tabel 4.9 Tabel Penolong Uji Homogenitas Gasil belajar Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti…………………………………….52

Tabel 4.10 Normalitas Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti Kelas VIII.A……………….……………………55

Tabel 4.11 Normalitas Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti Kelas VIII.B..……………………………………55

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………….....8

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Palu……………………….....36

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Kelas VIII.A…………………….46

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Kelas VIII.B…………………….49

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Belajar Kelas VIII.A dan VIII.B………...51

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I : Surat Pengajuan Judul Skripsi

2. Lampiran II : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi

3. Lampiran II : Buku Konsultasi Pembimbingan Proposal Skripsi

4. Lampiran IV : Undangan Ujian Seminar Proposal Skripsi

5. Lampiran V : Daftar Hadir Ujian Proposal Skripsi

6. Lampiran VI : Surat Izin Penelitian Penyusunan Skripsi

7. Lampiran VII : Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian


8. Lampiran VIII : Kartu Seminar Proposal Skripsi

9. Lampiran IX : Dokumen Pembelajaran (RPP)

10. Lampiran X : Daftar Hasil Belajar Kelas UTS VIII.A dan VIII.B

11. Lampiran XI : Tabel F

12. Lampiran XII : Tabel T

13. Lampiran XIII : Buku Konsultasi Pembimbingan Skripsi

14. Lampiran XVI : Surat Penetapan Tim Penguji Skripsi

15. Lampiran XV : Undangan Ujian Skripsi


16. Lampiran XVI : Dokumentasi

xii
ABSTRAK

Nama : Nikmatul Fardas


Nim : 181010052
Judul/Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti dalam Pembelajaran E-learning (Studi pada
Kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu)
Skripsi ini berkenaan dengan Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Pembelajaran E-leraning (Studi pada Kelas
VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu) dan masalah dalam penelitian ini yaitu
bagaimana hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A
dan VIII.B dalam pembelajaran e-learning di SMP Negeri 3 Palu. Dan apakah
ada perbedaan terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti
kelas VIII.A dan VIII.B dalam pembelajaran e-learning di SMP Negeri 3 Palu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian yaitu
deskriptif . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII.A
dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu yang masing-masing kelas berjumlah 31 orang
peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan data hasil belajar UTS
peserta didik, RPP dan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yaitu
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik komparatif. Hasil penelitian yang
diperoleh pada kedua kelompok kelas yaitu kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri
3 Palu melalui analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa, rata-rata hasil
belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A sebesar = 81,
sedangkan rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas
VIII.B sebesar = 77. Hasil analisis statistik inferensial data menunjukkan bahwa
nilai signifikansi yang diperoleh Thitung = 2,285 ˃ Ttabel = 1,671 dengan taraf nyata
α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat
perbedaan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam
pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu. Dari
kesimpulan yang diperoleh disarankan agar peserta didik SMP Negeri 3 Palu
untuk lebih giat dan aktif serta mamapu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
suasana belajar yang baru agar dapat mengikuti pembelajaran dan untuk pendidik
agar lebih kreatif dan dapat mengembangkan kemampuan dalam pembelajaran e-
learning yang berbasis ICT (Information, communication and technology), agar
dapat memeberikan pemahaman kepada peserta didik untuk menalar dan selalu
aktif belajar pembelajaran yang diberikan.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar sangat penting dalam dunia pendidikan karena merupakan

indikator pencapaian target yang direncanakan. Bagi pendidik hasil belajar tidak

hanya menjadi indikator keberhasilan dalam menyampaikan materi kepada peserta

didik, melainkan penggunaan metode dalam proses pembelajaran serta

menentukan peserta didik yang telah mencapai ketuntasan minimal. Bagi peserta

didik sendiri hasil belajar menjadi tolak ukur penguasaan materi yang

disampaikan oleh pendidik. Bagi sekolah hasil belajar yang baik meningkatkan

kredibilitas serta reputasi sekolah baik di masyarakat maupun dunia pendidikan.

Pendidikan merupakan aset yang paling berharga bagi suatu bangsa,

karena pendidikan merupakan sarana sentral dan sistematis dalam membentuk

peserta didik yang berkualitas, unggul dan bertaqwa, dalam mewujudkan peserta

didik yang bertaqwa peran pendidikan agama sangat dibutuhkan, pendidikan

agama merupakan suatu sistem pendididkan yang mencakup seluruh aspek

kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka meningkatkan

penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan bermasyarakat, beragama,

berbangsa, dan bernegara. Salah satunya yaitu pendidikan agama Islam, dengan

pendidikan agama Islam peserta didik diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai

pendidikan agama Islam kedalam kehidupan sehari-hari dan juga mampu

mematuhi peraturan syariat Islam itu sendiri.

1
2

Menurut Arifin Muzayyin pendidikan keagamaan adalah untuk


mempersiapkan peserta didik agar dapat menjalankan peran yang
menuntut penguasaan penegtahuan seseorang terkait ajaran agama yang
berangkutan, olehnya seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan
agama semakin menjadi perhatian bahwa agama sangat dibutuhkan bagi
setiap manusia terutama yang masih duduk disekolah 1
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan

agama sangat penting diajarkan sejak dini, dengan menjadikan pendidikan

agama sebagai pondasi dari segala ilmu yang akan di bekalkan oleh pendidik

kepada peserta didiknya. Sehingga peserta didik tidak hanya memiliki ilmu

pengetahuan tetapi juga mempunyai budi perekti yang baik dan luhur, peserta

didik merupakan salah satu input yang ikut serta dalam menentukan

keberhasilan dari proses pendidikan, karena peserta didik adalah salah satu

bagian dari pembelajaran.

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat

penyebaran corona virus disease (Covid-19), yang menyatakan bahwa segala

ativitas pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh. Hal ini

merupakan upayah mengurangi atau memutuskan ratai penyebaran wabah virus

corona yang dinyatakan sebagai pandemi oleh kordinator kesehatan umum atau

WHO (World Health Organization). Virus corona yang melanda banyaknya

negara termasuk negara indonesia mengaharuskan pemerintah memberikan

kebijakan kepada masyarakatnya untuk tidak hanya mewajibkan penggunaan

masker dan hand sainitizer serta mencuci tangan secara rutin, tetapi juga

memberlakukan PSPB (pembatasan sosial berskala besar). Pembatasan sosial

berskala besar atau PSPB tentunya memberikan banyak dampak pada berbagai

sektor, salah satunya disektor bidang pendidikan. Untuk memutuskan penyebaran

1
H Moh Soikodin Djaelani, Peran Pendiidkan Agama Islam dalam Keluara dan
Masyaratkat 1 (2013),6.
3

virus corona, pendidik maupun peserta didik melaksanakan pembelajaran yang

berbasis ICT (Information, communication and technology) secara daring

(pembelajaran dalam jaringan) dengan menerapkan pembelajaran e-learning agar

peserta didik tetap mendapatkan pendidikan walaupun dimasa pandemi covid-19

sekalipun.

Pembelajaran e-learning merupakan bentuk inovasi dari pembelajaran

yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap perubahan yang terjadi pada

proses pembelajaran, dimana pada proses pembelajaran e-learning peserta didik


hanya perlu mendengarkan penjelasan materi yang diajarkan oleh pendidik

melalui aplikasi yang diakses menggunakan jaringan internet tanpa harus bertatap

muka secara langsung.

“Menurut Waller and Winson e-learning merupakan salah satu bentuk

pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi

informasi.2”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

penggunaan pembelajarn e-learning pendidik dan peserta didik diharuskan untuk

menguasai teknologi agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Penerapan pembelajaran e-learning masih tergolong baru dan jarang digunakan,

oleh karena itu adanya perubahan dalam prose pembelajaran membutuhkan

penyesuaian dan adaptasi yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam

lingkungan belajar yang baru sehingga pencapaian dan keberhasilan dalam

pembelajaran dapat terealisasikan.

2
Meda Yuliani, et al., eds., pembelajaran daring untuk pendidikan : teori dan penerapan
1 (2020), 3.
4

Pada proses tersebut, terjadi peningkatan informasi yang kemudian

disimpan dalam memori yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk keterampilan

secara praktif pada keaktifan peserta didik dalam merespon materi yang telah

diberikan oleh pendidik, di dalam proses pembelajaran yang berlangsung dapat

diketahui hasil belajar peserta didik, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

peserta didik melalui kegitan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk nilai

atau angka. Hasil belajar peserta didik banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik

yang berasal dari diri (internal) peserta didik maupun yang berasal dari luar diri

peserta didik (eksternal).

Pembelajaran akan tercapai keberhasilannya apabila seorang pendidik

merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang tepat, dengan

pembelajaran yang terprogram maka akan tercipta susana belajar yang efektif,

sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang didasari yang cenderung bersifat

permanen dan mengubah perilaku..

Pemaparan diata menunjukkan bahwa semakin aktif peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang akan

diperoleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dapat sama pada setiap peserta

didik, akan tetapi perolehan hasil belajar dapat berbeda pada setiap diri peserta

didik. Hal ini disebebkan oleh faktor yang datang dari peserta didik mempunyai

pengaruh yang besar karena dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
5

SMP Negeri 3 Palu adalah lembaga pendidikan yang mayoritas peserta

didiknya beragama Islam. Pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi

pekerti di SMP Negeri 3 Palu dikatakan baik dalam penggunaan e-learning,

tetapi disetiap kelas memiliki perbedaan dalam pencapaian hasil belajar

khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis

terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Pembelajaran E-


learning (Studi pada kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu.).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas

VIII.A dan VIII.B dalam pembelajaran E-learning di SMP Negeri 3 Palu ?

2. Apakah ada perbandingan terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti kelas VIII.A dan VIII.B dalam pembelajaran E-learning

di SMP Negeri 3 Palu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

dalam pembelajaran E- learning pada kelas VIII.A dan VIII.B di SMP

Negeri 3 Palu.
6

b. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar pendidikan agama Islam

dan budi pekerti dalam pembelajaran e-learning pada kelas VIII.A dan

VIII.B SMP Negeri 3 Palu.

2. Manfaat

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat :

a. Manfaat Teoritis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat

bagi perkembangan ilmu pendidikan dan keguruan pada proses pembelajaran

PAI.

b. Manfaat Praktis :

1) Bagi guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Palu adalah dapat dijadikan

sebagai bahan perbandingan untuk melakukan kegiatan pembelajaran kearah

yang lebih baik. Sehingga dapat mendongkrak pencapain hasil belajar peserta

didik pada kelas VIII di SMP Negeri 3 Palu.

2) Bagi peserta didik diharapkan dengan penelitian ini agar dapat meningkatkan

pemahaman dan kemampuan peserta didik dan dapat memotivasi peserta didik

agar giat belajar.

3) Bagi sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas sekolah melalui

hasil belajar peserta didik melalui kinerja guru PAI.

D. Definisi Operasional

1. Hasil belajar

Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinyan perubahan tingkah


laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
7

peningkatan pada pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan tidak
tahu menjadi tahu.3

Berdasaran pengertian di atas hasil belajar dapat menerangi tujuan

utamanya yaitu mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik

setalah melakukan suatu proses pembelajaran dan mempelajari pelajaran tertentu

dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa

huruf atau kata atau pun simbol. Akan tetapi, keberhasilan belajar tidak mutlak

berupa nilai saja, namun dapat berupa perubahan penalaran, kedisiplinan,

keterampilan, dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan yang bernilai
positif.

2. Pembelajaran E-learning

Pembelajaran e-learning adalah pembelajaran yang berbasis atau menggunaan

internet. Pembelajaran e-learning dapat pula dikatakan sebagai pembelajarann yang

menggunakan media elektronik baik gadget ataupun komputer dan memerlukan akses

internet sebagai perantara proses pembelajaran yang terjadi antara peserta didik dan

pendidik. Proses pembelajaran e-learning yang baik tidak lepas dari beberapa komponen

yang harus di penuhi terlebih dahulu sebagai langkah-langkah dalam membangun

pembelajaran e-learning itu sendiri.


Menurut Rosenberg mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi

internet untuk mendisrtibusikan materi pemebelajaran sehingga siswa dapat

mengakses dari mana saja.4

3
Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , ( Cet. 6 ; Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 30
4
Kadek Suartama, E-learning Konsep dan Aplikasinya Teknologi pendidikan.
https://www.researchgate.net/publiction/337136881 (25 Juni 2021, ) 22
8

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti

(X1) (X2)
Pembelajaran E- Pembelajaran E-learning
learning pada kelas VIII pada kelas VIII B
A

(Y)
Hasil Belajar

Ket :

X = Variabel Bebas

Y = Variabel Terikat

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai

skema pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang

melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka penelitian ini penulis penulis

melakukan perbandingan hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

dalam pembelajaran e-learnig pada kelas VIII.A dan VIII.B, yang dapat diukur

melalui hasil belajar peserta didik.


9

F. Garis-Garis Besar Isi

Skripsi ini terdiri dari lima bab, berikut di uraian garis besarnya.

Bab pertama sebagai pendahuluan diuraikan beberapa hal yang terkait dengan

eksitensi penelitian ini. Yaitu latar belakang masalah yang menguraikan tentang

penelitian yang penulis lakukan dalam penelitiannya adalah penelitian lapangan. Dan

pada bab ini juga terdapat rumusan masalah, tujuan dan kegunaa penelitian serta garis-

garis besar isi dari penelitian skripsi penulis.

Bab kedua, Kajian pustaka terdiri dari penelitian terdahulu berisi tentang
pengkajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas topik yang

sama dengan yang sedang diteliti oleh penullis. kajian teori, membahas kajian-

kajian teoritis yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran

dan hipotesis.

Bab ketiga, Metode penulisan terdiri dari pendekatan dan desain penelitian,

berisikan penjelasan tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian penulis.

Populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan yang terakhir adalah teknik

analisis data.

Bab keempat, penulis menguraikan tentang hasil penelitian sesuai dengan

perumusan masalah yang ada.

Bab kelima, merupakan penutup dari isi skripsi ini, berisikan kesimpulan

yang tentunya senantiasa yang mengacuh pada rumusan masalah yang dikaji serta

saran yang merupakan input dari penulis yang berkaitan dengan perbandingan

hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam pembelajaran e-

learning (Studi kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu.).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan perbandingan hasil

belajar dalam Pembelajaran metode e-learning diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hasan Suseno dari Universitas Negeri Yogya karta. Dengan judul

“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Pembelajaran E-learning Berbasis


Moodle dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran

Simulasi Digital Kelas X TJK di SMK Negeri 2 Tamanggung” jenis dari

penelitian ini yaitu eksperiemen kuantitatif. Pada penelitian ini

menggunakan dua kelas yaitu kelas XA dan XB yakni sebagai kelas

ekperimen selaku kelas yang menggunakan metode e-learning dan kelas

kontrol selau kelas yang menggunakan metode konvensional. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar pada dua

kelas tersebut dengan menlihat nilai rata-rata posttes kelas ekperimen

sebesar 83,66 serta nilai rata-rata posttes yang diperoleh kelas kontrol

sebesar 76,54, dengan mellihat selisih nilali kelas eksperimen

dibandingkan dengan nilai kelas kontrol menunjukkan bahwa pada kelas

eksperimen mendapat hasil yang lebih tinggi. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran e-learning lebih efektif apabila

dibandingkan dengan penggunaan pembeljaran konvensional dalam


5
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5
Hasan Suseno, “Perbandingan Belajar Siswa Antara Pembelajaran dengan
Menggunakan Metode Tugas Kelompok dan Tugas Individu dalam Mata Pelajaran Matematika di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kebun Bunga Banjarmasin” (Skripsi tidak diterbitkan,Program Studi
Pendidikan Teknik Informatika, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika , Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020)

10
11

2. Yunita “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran E-Learning Terhadap

Efektivitas Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi di Sekolah

Tinggin Keguruan Ilmu Pendidikan Aisyiyah Riau” jeis penelitian ini

merupakan penelitian Ex Post Fact. Populasi dalam penelitian ini ialah

seluruh mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi yang berjumlah 35 orang

mahasiswa. Sedangkan sampelnya adalah 30 orang mahasiswa yang masih

atif mneggunaan e-leraning dengan teknik pengambilan sapel yaitu

sampel jenuh. Bedasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning tergolong cukup baik


dengan persentase 60%. Begitu juga efektivitas belajar tergolong baik

dengan persentase 63,08%. Sedangkan pada pengaruh antara model

pembelajaran e-learning terhadap efektifitas pembelajaran mahasiswa

tergolong signifikan yaitu sebesar 51,4%,sedangkan sisinya 48,6%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian

ini.6

3. Dias Astisa “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model

Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan Two Stay Two Stray

pada kelas IX MTS Madani Poa-Poa ” jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian ekperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas IX MTS Madani Poa-Poa yang terdiri dari dua kelas yang

masing-masing berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian yang diperoleh pada

dua kelompok tersebut adalah rata-rata hasil belajar model pembelajaran

Group Investigation sebesar = 66,24 sedangkan rata-rata hasil belajar

model pembelajaran Two Stay Two Stray sebesar 80,26. Dengan demikian

6
Yunita, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran E-learning terhadap Efektivitas
Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi di Sekolah Tinggi Keguuan dan Ilmu Pendidikan
Aisyiyah Riau” (Skripsi tidak diterbirkan, Jurusan Pendidikan Ekonomi , Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru, 2019)
12

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dan

Two Stay Two Stray pada kelas IX MTS Madani Poa-Poa.7

Tabel 2.1Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu

No Nama Persamaan Perbedaan

Peneliti
Hasan Suseno
1. Melakukan penelitian terhadap Perbedaannya terletak pada jenis
hasil belajar peserta didik penelitian yakni penulis menggunakan
dalam pengunaan metode jenis penelitian deskriptif komparatif dan
pembelajaran e-lerning populasi, penulis menggunakan Sekolah
Menegah Pertama atau SMP. Sedangkan
yang digunakan oleh Hasan Suseno jenis
dari penelitiannya yaitu eksperiemen
kuantitatif dan melakukan penelitian pada
SMK.
Yunita
2. Melaukan penelitian terhadap Perbedaannya terleta pada jenis
pembelajaran e-learning penelitian yang digunakan dan populasi
penelitian yaitu penulis menggunakan
SMP. Sedangkan yang digunakan oleh
Yunita adalah Mahasiswa.
Dias Astisa
3. Melakukan penelitian terhadap Perbedaannya terleta pada jenis
perbandingan hasil belajar penelitian yakni penulis menggunakan
peserta didik menggunaan dua jenis penelitian deskriptif komparatif dan
kelas populasi, yaitu penulis menggunakan
Sekolah tingkat Dasar atau SD.
Sedangkan yang digunakan oleh Hasan
Suseno jenis dari penelitiannya yaitu
eksperiemen kuantitatif dan melakukan
penelitian pada tingkat MTS

7
Dias Astisa “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation dengan Two Stay Two Stray pada kelas IX MTS Madani Poa-Poa ” (Skripsi
tidak diterbitkan, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ,Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar 2016 )
13

B. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam
bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap
akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.8

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik,

perolehan tersebut berupa kemampuan yang dimiliki setelah peserta didik

melakukan proses belajar. Dari hasil belajar peserta didik dilakukan proses

penilaian oleh pendidik untuk memberikan informasi tentang kemajuan peserta

didik dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan


pembelajaran. Selanjutnya dari informasi tersebut pendidik dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut, baik untuk keseluruhan

kelas maupun individu.

Hasil belajar menjadi sebuah pengukuran dari penilain kegiatan belajar

atau proses pembelajaran yang diyatakan dalam bentuk simbol, huruf, angka

maupun kalimat untuk menggambarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh

peserta didik pada satu priode tertentu. Hasil belajar juga dapat dilihat melalui

kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian untuk

menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran,

yaitu digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap

suatu materi.

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya peserta didik dalam menguasai

ilmu pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui hasil belajarnya.

Peserta didik akan dikatakan berhasil apabila hasil belajarnya baik dan sebaliknya,

8
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran ( Cet. III ; Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 4
14

jika hasil belajarnya tidak mencapai pada standar KKM. Kunci pokok utama

dalam memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta didik adalah mngetahui

garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis hasil belajar yang hendak

diukur. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S.Bloom dengan Taxsonomy Of

Education Objectivites membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik.9

Tabel 2.2 Jenis dan Indikator Hasil Belajar

Ranah Indikator

 Dapat menunjukkan
Pengetahuan
 Dapat menjelaskan
Pemahaman
KOGNITIF
 Dapat mendefinisikan secara lisan
Aplikasi

 Dapat memberikan contoh


Analisis
 Dapat mengungkapkan secara tepat
Sintesis
 Dapat menguraikan
Evaluasi
 Dapat mengklasifikasikan
 Dapat menghubungkan
 Dapat menyimpulkan
 Dapat membuatprinsip umum
 Dapat menilai sesuai kriteria
 Dapat menghasilkan

Penerimaan (receiving)  Dapat menujukkan sikap


menerimadan menolak

AFEKTIF Penanggapan (responding)  Kesediaan berpartisipasi atau terlib

Penilaian (valuing)  Menganggap penting dan bermanfaat

Internalisasi (pendalaman)  Menganggap indah dan harmonis

9
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, edisi kesatu (
Yogyakarta: BPFE, 1998), 42
15

Karatelisasi atau linai-nilai  Mengakui dan meyakini


yang kompleks  Meningkari
 Melembagakan atau meniadakan
 Menanamkan dalam pribadi dan
perilau sehari-hari

Keterampilan bergerak dan  Mengkordinasikan gera mata, kai dan


.PSIKOMOTORIK bertindak anggota tubuh lainnya

Kecakapan ekpresi verbal  Mengucapkan Membuat mimik dan


dan non verbal gerakan jasmani

Ada tiga aspek hasil belajar yang di harus dicapai oleh peserta didik yaitu :

1. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.


Aspek kognitif ini terdiri dari enam jenjang atau tingkat yang disusun
seperti anak tangga yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi
2. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan internalisasi yang
menunjuk kearah pertumbuhan bathiniyah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudia mengambil sikap
sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.
3. Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan
motorik (Skill) dan kemampuan bertinda individu.10

Dapat penulis simpulkan bahwa aspek kognitif berorientasi pada kemampuan

intelektual seperti mengingat dan sampai pada kemampuan memecahkan masalah

yang menuntuk peserta didik untuk menghubungkan dan menggabungkan

beberapa ide, gagasan dan prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah

tersebut, dengan demikian aspek kognitif adalah kegiatan mental yang sering

berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat yang paling tinggi yaitu

evaluasi. Dan untuk mengukur ranah afektif skala yang digunakan adalah sikap ,

hasilnya berupa kategori sikap yaitu meningkat (positif), menurun (negatif) dan

netral serta dalam penilaian hasil belajar psikomotorik atau keterampilan harus

10
Ahmad Susanto Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar (Cet. 1; Jakarta :
Kencana, 2013), 4-7.
16

mencakup pada produk yang dapat dinilai pada saat proses pembelajaran

berlangsung atau sesudah proses pembelajaran berlangsung. Pada dasarnya ketiga

aspek tujuan pembelajaran sangat sulit untuk diukur. Walaupun biasa saja

dilakukan pengukuran pada ketiga aspek tersebut, namun prosesnya memerlukan

waktu yang tidak sedikit khususnya pada aspke psikomotorik atau aspek being

pengukuran pada aspek ini harus dilakukan melaui pengamatan yang

berkelanjutan sehingga diperoleh informasi yang meyakinkan bahwa peserta didik

telah melaksanakan apa yang ia ketahui dalam kesehariannya secara rutin dan

konsekuen sehingga peran indikator sangat diperlukan sebagai patokan dan


petunjuk bahwa peserta didik telah memperoleh hasil belajar pada tingkat tertentu

pada ketiga aspek tersebut. Selain memiliki tiga aspek diatas hasil belajar juga

mempunya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses perolehannya yaitu

sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam yaitu :

1. Fator internal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri peserta didik itu sendiri, yang mana ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan, faktor ini akan mempengaruhi
kemampuan belajar peserta didik. Faktor internal ini meliputi :
a. kecerdasan, faktor ini berkaitan dengan intelegensi (Intellegency
Question /IQ) atau kecerdasan seseorang.
b. perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan mennghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang baik pula.
c. Minat, kecenderungan dan ketertarikan yang tinggi atau keingin
yang besar terhadap sesuatu.
d. Motivasi, keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu.
2. Fator eksternal. Yaitu faktor yang berasal dari luar, dimana faktor ini
dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Yang termasuk
kedalam faktor internal ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.
Faktor eksternal ini meliputi :
a. Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor non sosial yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah,
keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat dan
sumber belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut
dipangdang turut dalam mempengaruhi hasil belajar siswa
disekolah.
17

c. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa meliputi


strategi dan metode yang digunakan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.11

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik kebugaran fisik dan kondisi

panca indra sangat perlu untuk dijaga dengan cara, mengonsumsi makan dan

minuman yang bergizi, istrahat serta berolah raga. Tentunya banya kasus hasil

belajaar peserta didik menurun disebabkan karena mereka tidak sehat secara fisik

dan lingkungan social yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi

factor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Lingkungaan keluarga

merupakan lingkungan yang pertama yang dikenal oleh peserta didik, biasanya
keadaan keluarga dapat menjadi alasan menurunnya hasil belajar peserta didik.

Keluarga yang menekan, kurang harmonis bahkan keluarga yang broken home

dapat menyebabkan stress, sehingga dapat mengganggu fokus peserta didik dalam

belajar. Lingkungan sekolah yaitu sarpras dan pendidik dapat mempengaruhi

minat peserta didik dalam belajar, sekolah yang mempunyai gedung dan ruang

belajar yang memadai, memiliki peralatan dan perlengkapa belajaa yang baik serta

kecakapan pendidik dalam menggunakan peralatan tersebut akan mempermudah

peserta didik dalam belajar. Peserta didik mudah menerima pembelajaran dan

memhaminya, maka hasil belajarnya akan lebih maju. Dalam lingkungan

masyarakat peserta didik belajar tentang norma, aturan dan adat dalam

bermasyarakat. Norma-norma tersebut berpengaruh dalam pembentukan pribai

peserta didik dalam bersikap dan bertindak, oleh karena itu lingkungan

masyarakat juga berperan terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar.

11
Ibid, 12.
18

C. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP

Pendidikan agama Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk

mengembangkan subyek peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Selain itu, pendidikan agama Islam

bukanlah sekedar prosess usaha mentransfer ilmu pengetahuan atau norma agama

melainkan juga berusaha mewujudkan perwujudan jasmani dan rohani dalam

peserta didik agar kelak menjadi generasi yang memiliki watak, budi pekerti dan

kepribadian yang luhur serta menjadi muslim yang utuh.

Pelaksanaan pendidikan agama Islam memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta


didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilaukan oleh stiap orangtua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuh-kembangkan lebih lanjut daalam diri peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan
tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup
di dunia dan di ahirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental,
yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial daan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran agama Islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangannya dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum system
dan fungsionalnya.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
19

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain. 12

Berdasarkan pada fungsi pendidikan agama Islam diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam sangat memiliki peran penting

untuk diajarkan kepada peserta didik, sehingga dapat mengembangkan keimanan,

ketakwaan, serta menuai keberhasilan hidup di dunia dengan mengaplikasikan

nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang

berakhlakul karima sebagaiman perwujudan dari tujuan pendidikan agama Islam

itu sendiri yaitu meningkatan keimanan, pengahayatan, dan pengalaman peserta


didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlah mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyaakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan agama dann spiritual bagi peserta didik adalah bidang-bidang yang

harus diperhatikan oleh keluarga dan pendidik, karena pendidikan agama bersifat

membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada

pada peserta didik melalui bimbingan agam yang sehat. Unruk membekali peserta

didik pengetahuan agama dan kebudayaan islam harus disesuaikan dengan

usianya. Begitu pula memebrikan pengetahuan tentang cara-cara bersyari’at yang

benar serta kewajiban-kewajiban agama yang akan dijalani dan menolongnya

dalam mengembangkan sikap agama yang benar. Memulai dengan pengenalan

iman yang kuat kepada Allah swt yang akan mendapatkan pengawasan dari

padanya dari segala perkataan dan perbuatan.

Ruang lingkup pendidikan agam Islam yaitu mewujudkan keserasian dan

keselarasan serta keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah swt,

12
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet 2 ; Bandung: PT,
Remaja Rosdakarya,2012), 15-16.
20

hubungan manusia dengan alam sekitarnya, hubungan manusia dengan sesame

manusia dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Pendidikan budi pekerti merupakan usaha sadar yang dilakukan dalam

menanamkan nilai-nilai moral kedalam sikap dan perilaku peserta didik agar lebih

positif dan luhur dalam kehidupan sehari-harinya, baik berinteraksi kepada

tuhannya, sesama manusia, hewan maupun dengan alam dan lingkungan

sekitarnya. Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengembangaan watak atau tabiat peserta didik dengan cara
menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam

hidupnya melalui kejujuran, bersikap amanah, disiplin dan bertanggung jawab.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan budi pekerti bukan hanya sekedar

kebiasaan, tetapi berdasarkan pemahaman dan kesadaran diri manusia untuk

menjadi lebih baik, untuk itu dalam membentuk budi pekerti yang baik dapat

dilakukan memalui proses pendidikan formal yang direncanaan dan dirancang

secara matang

D. Pembelajaran e-learning

Istilah e-learning merupakan singkatan elektronok leraning merupakan

cara baru dalam proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik

khususnya internet sebagai sistem pembejarannya.13 Definisi e-learning sendiri

sangatlah luas tetapi istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk

membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada disekolah atau

perguruan tinggi ke bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. E-

learning sering pula disebut pembelajaran online yang dalam pelaksanaannya

13
Ahmad Cucus, Pengembangan E-learning Berbasis Multimedia untuk Efektivitas
Pembelajaran Jarak Jauh, Jurnal Sistem Informasi dan Telematika. https://dx.doi.org/ (03 Juli
2021)
21

memanfaatkan dukungan jasa teknologi, khususnya teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, telepon, audio, video dan sebagainya. Pembelajaran

online ini memungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang

bisa menjangkau lebih banyak orang dan berbagai tempat.

Penngembangan e-learning tidak semata-mata menyajikan materi pelajaran

secara online saja, namu juga harus bersifat komunikatif dan menarik. Materi

pelajaran didesain menggambarkan seolah peserta didik belajar di hadapan

pendidik melalui layar komputer atau handphone yang dihubungkan memalui

jaringan internet. Secara ringkas, pembelajaran e-learning perlu diciptakan


sebagai pembelajaran yang membuat peserta peserta didik merasakan suasana

belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan kedalam sistem digital

melalui internet. Sehingga pembelajaran e-learning perlu mengadaptasi unsur-

unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya

dimulali dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat di ukur, adanya

apersepsi, membangkitkan motivasi belajar, menggunakan bahasa yang

komunikatif uraian materi yang jelas. Contoh kongkrit, problem solving, diskusi,

tanya jawab sampai penungasan dan kegiatan tidak lanjutnya.

Komponen-komponen pembangun terjadinya proses pembelajaran e-

learning adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan kesiapan SDM dalam hal ini adalah pendidik.

2. Adanya perencanaan

3. Menggunakan metode pembelajaran yang dilakukan secara online.

4. Tersedianya infrastruktur yang memadai.

5. Pendidik harus memiliki keterampilan dalam mengoperasikan alat

elektronik sehingga proses pembelajaran dapat terlaksanakan. Pendidik

memberikan penguatan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri.


22

6. Peserta didik harus mampu belajar secara mandiri dengan berbagai

pendekatan agar mampu mengarahkan,memotivasi dan mengatur

dirinya sendiri dalam pembelajaran.

Pembelajaran e-learning memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut


:

1. Pendiidk dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah melalui


fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan komunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dann waktu.
2. Peserta didik dan pendidik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang tersrtuktur dan terjadwal melalui internet sehingga keduanya
bisa melihat dan menilian seberapa jauh bahan ajar yang telah dipelajari.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-rivew bahan pelajaran setiap saat
ketika diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer ataupun
handphone.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajari, peserta didik tersebut dapat melakukan akses ke
internet secara mudah.
5. Pendidik dan peserta didik dapat melakukan diskusi internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banya, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan lebih luas.
6. Peserta didik yang baisanya pasif menjadi atif dan lebih mandiri.
7. Relatif lebih efesien. Misal bagi peserta didik yang bertempat tinggal jauh
dari sekolah.

Selain memiliki sisi kelebihan seperti yang terpapar diatas, metode e-


learning juga memiliki kekurangan yaitu sebgai berikut :

1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik maupun peserta


didik dan peserta didik lainnya.
2. Proses pembelajarannya cenderung kearah pelatihan dari pada pendiidkan.
Dikarenakan pemberian tugas yang terdapat pada hampir disetiap
pertemuan.
3. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung
malas dalam mengikuti pembelajaran.
4. Tidak semua tempat tersedian fasilitas internet yang baik.14

Kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam suatu sistem pembelajaran

merupakan sesuatu yang wajar, hal yang diperlukan adalah keterampilan yang

dimiliki oleh pendidik dalam membawakan materi atau bahan ajar dalam suatu

14
Rusman Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet.
II ; Jakarata : Rajawali Pers, 2011), 351-352.
23

sistem pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh para peserta didik sehingga

indikator-indikator keberhasilan pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Tantangan dalam pembelajaran e-learning :

1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan atar peserta
didik dapat memperlambat terbentuknya values dalam peoses
pembelajaran.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik dan aspek sosial.
3. Proses pembelajaran cendrung kearah pelatihan dari pada pendidikan.
4. Berubahnya peran pendidik yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensioanl, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan menggunakan
internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer oleh pelaku pendidik. 15

Berdasarkan pada tantangan diatas kesadaran dan komitmen semua pendidik

sangat diperlukan untuk menggunakan dan pemanfaat pembelajaran e-learning

gara potensi dan dan kemapuan guru dapat menigkat, perlu adanya tuntutan

kepada peserta didik agar mampu mengaplikasikan pembelajaran e-learning dan

pihak sekolah wajib memberikan fasillitas dan pemahaman pembelajaran kepada

pendidik dan peserta didik terkait penggunaan pembelajaran e-learning. Motivasi

yang tinggi juga perlu diberikan agar pendidik dan peserta didik dapat lebih cepat

menyesuiakan diri dengan lingkungan pembelajaran yang baru, sehingga

pembelajaranyang dilakukan berjalan secara efektif dan efesien.

15
Soekartawi, Merancang dan Menyelenggarakan E-learning (Cet . II ; Yogyakarta :
Aardan Media, 2007), 37
24

E. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan sementara

atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.

Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai praduga yang membutuhkan pembuktian

akan kebenarannya. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka

hipotesis yang dapat di ajukan oleh peneliti adalah :

Ha : Terdapat perbandingan hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti
dalam pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3

Palu.

Ho : Tidak terdapat perbandingan hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi

pekerti dalam pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B di SMP

Negeri 3 Palu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan atau proses yang dilakukan dalam

rangka membuktikan atau memecahkan suatu persoalan dengan menggunakan

metode ilmiah , sehingga dengan adanya penelitian kita dapat memperoleh hasil

yang akurat dan terpecaya karena telah melalui tahapan-tahapan sistematis yang
disebut dengan penelitian. Melalui sebuah penelitian lah terlahir banya ide-ide

serta temuan-temuan dari para peneiliti terdahulu yang banya dijumpai dan

digunakan hingga saat ini.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, kuntitatif adalah

jenis penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu

dengan tujuan untuk meguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini

ditujukan untuk mendiskripsikan perbandingan hasil belajar pendidikan agama

Islam dan budi pekerti dalam pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B
SMP Negeri 3 Palu

2. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

deskriptif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan suatu hal

atau pun fenomena seperti aktivitas, karakteristik, perubahan, kesamaan dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya.

25
26

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kasus-kasus tersebut dapat

berupa orang, barang, binatang hal atau peristiwa. Pengertian lain juga

menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

atau objek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajarai kemudian ditarik kesimpulannya. Terjemahan kata

populasi bukan hanya sekedar meliputi atau megarah pada manusia atau orang

tetapi juga termasuk seperti benda-benda alam lainnya. 16 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3

Palu, berjumlah 62 orang.

Sampel penelitian adalah suatu faktor penting yang perlu diperhatikan

dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sampel penelitian

mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam

membuat kesimpulan penelitian.17 Sampel merupakan sebagian anggota populasi

yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat

mewakilkan populasi.18 Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yang akan

diperbandingkan hasil belajarnya melalui penggunaan pembelajaran e-learning

yaitu kelas VIII.A dan VIII.B, masing-masing jumlah peserta didik kelas VIII.A

adalah 31 orang peserta didik dan VIII.B adalah 31 orang. Maka dapat diketahui

jumlah dari keseluruhan peserta didik kelas VIII.A dan VIII.B adalah 62 orang.

Disebabkan jumlah populasinya kurang dari 100 maka seluruhnya menjadi

sampel, sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi.

16
Sudaryono Metodologi Penelitian edisi 1 (Cet. 2 ; Depok : Rajawali Pers, 2018), 166
17
Sudaryono Metodologi Penelitian edisi 1 (Cet. 2 ; Depok : Rajawali Pers, 2018), 167
18
Nanang Martono “Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder” (Cet. III ; Jakarta : Rajawali Pers, 2012), 73.
27

Menurut Krejcie dan Morgan dalam Schreiber dan Asner-Self, untuk populasi
dibawah 100 diambil semua, bila populasi berjumlah 500 diambil 50%, bila
populasi berjumlah 5000 diambil 357 responden, dan bila populasi berjumlah
100,000 diambil 384 responden. Dan menurut Borg dan Gall khusus untuk
penelitian eksperimen dan komparatif diperlukan sampel 15-30 orang setiap
kelompok.19

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya. 20

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya

atau variabel yang menjadi sebab pada variabel lain, yang pada umumnya berada

pada urutan tata watu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini pada

kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik

penelitian. Kemudian, yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah

pembelajaran e-learning.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Dalam penelitian kuantitatif, variabel terikat adalah sebagai variabel yang

dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Dalam penelitian ini, variabel terikat

yang akan digunakan adalah hasil belajar kelas VIII.A dan VIII.B.

19
Idrus Alwi, “Kriteria Emperik dalam Menentukan Ukuran Sampel Pada Pengujian
Hipotesis Statistika dan Analisis Butir ”, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol. 2, no 2(2012:)141.
http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v2i2.95(28 Juli 2021)_
20
V. Wiratna Sujarweni “Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami
” (Cet. I ; Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014), 86.
28

D. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat dibutuhkan instrumen yang

tepat. instrumen penelitian ini merupakan alat yang dipergunakan dalam

pencarian dan pengumpulan data untuk mengukur fenomena alam dan sosial

yang diamati. Insrtumen penelitian pula merupakan alat atau fasilitas yang

mempermudah peneliti dalam memperoleh dan mengolah data sehingga

mendapatkan hasil yang baik.

Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dokumentasi, dan hasil

belajar peserta didik kelas VIII.A dan VIII.B dibutuhkan karena untuk
mengumpulkan data yang dianggap mendukung Selain itu, untuk mengumpulkan

data mengenai hasil belajar adalah dengan menggunakan dokumen data yang

berupa nilai UTS (Ujian Tengah Semester) peserta didik kelas VIII.A dan VIII.B

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar

Observasi berupa pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti,

dimana peneliti tidak terlibat langsung hanya sebagai pengamat. Observasi pada

penelitian ini yaitu mengamati hasil belajar di kelas VIII.A dan VIII.B SMP

Negeri 3 Nilai dan jumlah data peserta didik kelas VIII.A dan VIII.B SMP

Negeri 3 Palu.

2. Pembelajaran E-learning

Untuk memperoleh data pembelajaran e-learning peneliti menggunakan

RPP yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran sebagai salah satu sumber

dari data yang di kumpulkan oleh peneliti.


29

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi berfungsi sebagai bukti otentik untuk memperkuat data yang

diperoleh dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi mengenai

dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai presentasi

hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam pembelajaran e-
learning di kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu

Analisis deskriptif berfugsi untuk menjabarkan atau memebirikan

keterangan suatu data agar mudah di pahami. Sehubungan dengan penelitian yang

dilakukan statisti deskriptif digunakan untuk menguraikan serta memeri

keterangan terhadap data hasil penelitian yaitu situasi belajar dan hasil belajar

pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam pemebelajaran e-learning pada

kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu. Selain itu, untuk mendapatkan

hasil yang komprehensip akan dilakukan juga perhitungan mengenai frekuensi

dan persentase data dan menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus :

̅i =

Keterangan :
̅i = Nilai rata-rata data pengukuran kelompik i

= Data kelompok i
n = Jumlah responden Kelompok i.21

21
Sofian Siregar “Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi DenganPerbandingan
Perhitungan Manual dan Spss ” (Cet IV; Jakarta : Kencana,2017), 179
30

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendekripsikan data-data

hasil penelitian dalam hal ini mengikuti persentase sebagai berikut :

P= X 100 %.

Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang di cari persentasenya.
N = Jumlah frekuensi atau banyanya individu.
P = Angka persentase.22

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif digunakan untuk menganalisis rumusan masalah ke

dua guna untuk mengetahui ada dan tidaknya perbandingan antara hasil belajar

kelas VIII.A dan VIII. B dalam pembelajaran e-learning di SMP Negeri 3 Palu.

Dengan menggunakan Uji-t dua independen.

a. Uji Homogenitas

Tujuan uji homogenitas adalah untuk menyakinkan bahwa sekumpulan data

yang akan diukur memang berasal dari populasi yang sama atau homogen. Uji

homogenitas dilakukan menggunakan rumus fischer.

F = Varian Terbesar
Varian Terkecil 23

22
Ana Sudijono “Pengantar Statistik pendidikan ” edisi 1 (Cet. 27 ; Depok : Rajawali
Pers, 2018), 43
23
Sugiyono “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ” (Cet. 23 ; Bandung
:Alfabeta, 2016 ), 197
31

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menilai sebaran data pada sebuah

kelompok data atau variabel dan menentukan data yang telah di kumpulkan

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunaan

uji Kolmogorov Smirnov diolah dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer

SPSS Statistics 22. Pengambilan kesimpulan hasil uji normalitas dapat dilihat :

1. Jika nilai signifikansi ˃ 0,05, maka dinyatakan data tersebut

berdistribusi normal.24

c. Uji Hipotesis

̅ ̅
t=

Keterangan :
X1 = Rata-rata hasil belajar kelas VIII A
X2 = Rata – rata hasil belajar kelas VIII B
S12 = Varian hasil belajar kelas VIII A
S22 = Varian rata hasil belajar kelas VIII B
n 1 = Jumlah peserta didik kelas VIII A
n 2 = Jumlah peserta didik kelas VIII B 25

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang


signifikan pada kelas VIII.A dan VIII.B.

24
Satria dan Rita Pengaruh Penerapan Srandar Operasioanl Prosedur dan Kompetensi
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Ekspor
.https://journal.universitassuryadarma.ac.id (30 september 2021), 43
25
Ibid, 197
32

Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen, untuk melihat

harga t-tabel dapat digunakan dk = n1 + n2 –2. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan taraf 0,05/5% (α = 0,05).

Hasil pengujian adalah apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan t

tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, tetapi apabila t hitung lebih besar dari

pada t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

T hitung digunakan untuk mnegtahui keberartian regresi antara variabel

bebas (X) apakah terdapat pengaruh atau tida terhadap variabel terikat (Y).
Tabel t merupakan tabel yang digunakan pada uji t untuk mengetahui

bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel

terikatnya (Y). Uji t digunakan pada pengolahan data untuk mengetahui apakah

variabel dalam data tersebut saling berhubungan atau tidak.

Selanjutnya dalam penelitian ini data hasil belajar Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti dianalisis secara deskriptif berdasarkan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 3 Palu, sebagai berikut :

Tabel 3.1

Interpretasi Kategori Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti

No Interval Skor Kategori

1. 85-100 Sangat Tinggi

2. 75-80 Tinggi

3. 60-70 Rendah

4. 0-50 Sangat Rendah

Sumber Data : Tata Usaha SMP Negeri 3 Palu


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Profil SMP 3 Negeri Palu

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 3 Palu

SMP Negeri 3 Palu terletak di Jalan Kemiri No.35, Kel. Kamonji, Kec. Palu
Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah 94111, Telpon/Email (0451)
421992/smpn3palu@gmail.com, yang merupakan salah satu SMP Negeri
berada di Palu Barat.26

Sekolah ini didirikan pada tahun 1977 berdasarkan surat keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no.0575/0/1977, tanggal

SK pendirian 1977-12-08, lalu tanggal SK izin operasionalnya adalah 1910-01-01.

SMP Negeri 3 Palu merupakan salah satu sekolah menengah pertama

negeri yang ada di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Sama dengan pada SMP

umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMP Negeri 3 palu ditempuh

dalam tiga tahun pelajaran mulai dari kelas VII sampai kelas IX.

Tabel 4.1
Data peserta didik di SMP Negeri 3 Palu Tahun 2020/2021

Jumlah Peserta didik


No Kelas Total
P L
1 VII 177 176 353
2 VIII 190 168 358
3 IX 173 167 340
Jumlah 540 511 1.051
Sumber Data : Tata Usaha SMP Negeri 3 Palu 2021

26
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan “profil SMP Negeri 3 Palu”, Official Website
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan http://www.kemendikbud.go.id/sekolah/data. Html (27
Desember 2021)

33
34

Pada tahun 2007 sekolah yang sekarang dipimpin oleh Bapak Wiji Slamat

S.Pd,M.Pd ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebelumnya

dengan KBK, namun sekarang telah menggunakan Kurikulum 2013 dan sekolah

tersebut telah berakreditas A.

Sejak berdirinya pada tahun 1977 SMP Negeri 3 Palu telah dipimpin oleh

kepala sekolah yani :

Tabel 4.2
Nama-nama Kepalah Sekolah SMP Negeri 3 Palu dan masa kepemimpinannya.

No Nama Priode Tahunan

1. Drs. Andreas Godjangan, Ba 1977-1988

2. Drs. Djikra Garontina 1988-1993

3. Drs. Ramli H. Arsjad 1993-1996

4. M. Rantesigi, Ba 1996-2000

5. Mohamad Hado.M, S.Pd 2000-2004

6. Darma Burase, S.Pd 2004-2005

7. Adnan M.Baralemb, S.pd 2005-2013

8. Drs. H.Jusuf Djambolino 2013

9. Nurdin I. Umar, S.Pd.,M.Pd 2014-2016

10. Wiji Slamat, S.Pd.,M.Pd 2017- Sekarang

2. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Palu.

Sekolah ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi

Terwujudnya sekolah unggul berprestasi dan berbudaya lingkungan

berdasarkan IMTAK.
35

b. Misi

a) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama

b) Menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, sehingga terwujud

sekolah yang unggul dibidang akademik dan non akademik.

c) Melaksanakan pembelajaran yang efektif, efesien dan kompetitif

d) Menumbuhkan kepribadian yang memiliki rasa cinta terhadap

lingkungan.

3. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Palu

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Palu

4. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan

Guru adalah seorang pengajar, guru umumnya merujuk pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Di SMP Negeri 3 Palu, dalam

kegiatan sehari-hari telah di tentukan untuk guru dan bertangung jawab atas

keadaan sekolah pada jadwal piket atas keadaan sekolah pada jadwal yang di
36

tentukan pada SMP Negeri 3 Palu semua aktifitas belajar dan mengajar di lakukan

pada pukul 07:30. Kondisi guru di SMP Negeri 3 Palu masih sama halnya dengan

guru-guru di sekolah lain yang memiliki kapasitas dan memiliki kualitas dalam

mengajar serta profesional dalam mendidik.

Serta pula kedisiplinan dari guru-guru yang memberikan dampak besar

kepada perkembangan murid kedepannya. Jumlah guru di SMP Negeri 3 Palu

adalah 57 orang. 3 diantaranya berprofesi sebagai guru pendidikan agama Islam

dan budi pekerti, 4 orang sebagai guru PKN, 7 orang sebagai guru bahasa
Indonesia, 7 orang sebagai guru matematika, 8 orang sebagai guru IPA, 6 orang

sebagai guru IPS, 10 orang sebagai guru bahasa Inggris, 4 orang seabagai guru

seni budaya, 2 orang sebagai guru MULOK, 2orang sebagai guru BK, 2 orang

sebagai guru penjas dan 1 orang sebagai guru TIK.

Guru- guru pada SMP Negeri 3 Palu, pula memadai yang di tunjang

dengan tenaga pengajar yang berpredikat S1 dan S2.

Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan


melaksankan administrasi, pengelolaan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Tata usaha adalah tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang

administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya:

administrasi surat menyurat dan pengarsipan, administrasi kepegawaian,

administrasi peserta didik, administrasi keuangan, administrasi inventaris dan

lain-lain. Adapun jumlah tenaga kependidikan dibagian Tata Usaha di SMP

Negeri 3 Palu adalah 12 orang. Masing-masing memiliki bidanganya yaitu:


37

Tabel 4.3
Daftar nama tenaga kependidikan di SMP Negeri 3 Palu Tahun 2020/2021

NO NAMA GURU BIDANG


1 Zulfan Ketua TU
2 Ni Nyoman Kaniashi Bendahara Gaji
3 Zulfan H. Muchtar Kepegawaian
4 Maryam Pengurus Barang
5 Tasrif Satpam
6 Marthen Sampara Persuratan/Kesiswaan
7 Andi Fatma Staff Perpustakaan
8 Andi Darmawan Persuratan/Kesiswaan
9 Wiwin Persuratan/Kesiswaan
10 Akriyadin Satpam
11 Andi Nur Operator Komputer
12 Hartina Yontu Perpustakaan
Sumber Data : Tata Usaha SMP Negeri 3 Palu 2021

5. Keadaan Kurikulum dan Sarana Prasarana

Kurikulum yang digunakan pada SMP Negeri 3 Palu sudah mengunakan

kurikulum 2013. Dan dalam penerapan kurikulum 2013 guru-guru pada SMP

Negeri 3 Palu sangat mahir dan bisa menggunakan kurukulum 2013 baik dalam

bentuk pengunaan perangkat ataupun dalam penerapan dalam kelas.


38

Tabel 4.4
Adapun daftar sarana prasarana serta fasilitas dalam SMP Negeri 3 Palu Tahun
2020/2021
Keadaan
Nama
No Jumlah Rusak Rusak Butuh Ket.
Barang Baik
Ringan Berat
1 Meja Kepsek 1 1
Kursi
2
Kamad 1 1
3 Meja Guru 75 75
4 Meja TU 7 7
5 Kursi TU 11 11
6 Lemari Kaca 3 3
Meja Tamu
7
2 2
Kursi Tamu /
8
Sudut 2 set 2 set
9 Meja Siswa 160 160
10 Kursi Siswa 131 131
11 Komputer 21 21
12 Papan Tulis 6 6
13 Printer 3 3
14 Laptop 2 2
15 Infokus 2 2
Absen sidik
16
jari 1 1
LCD
17
proyektor 2 2
Lemari buku
18
Perpustakaan 2 2
19 Masjid 1 1
Gudang
20
Pramuka 1 1
21 Ruang BK 1 1
Mesin
22
Pompa Air 1 1
Sumber Data : Tata Usaha SMP Negeri 3 Palu 2021
39

H. Deskripsi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas

VIII.A dan VIII.B

Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya yang dapat menguatkan sebuah hipotesis atau jawaban

sementara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP 3 Negeri

Palu.

Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kini

pembelajaran berubah kearah pembelajaran berbasis teknologi. Hal tersebut

sangat terasa saat pandemin, yang membuat banyak pihak sekolah harus

mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru. Hal ini pula dilakukan di SMP Negri 3

Palu sebagaimana pernyataan dari kepala SMP Negri 3 Palu antara lain:

Bahwa dengan adanya pandemic sekarang ini, proses pembelajaran di SMP


Negri 3 Palu sebelumnya masih tatap muka setiap kelas dibuat dua rombel
dengan mematuhi protokol kesehatan. Seiring dengan semakin banyaknya
covid 19 di kota palu dan berdasarkan surat edaran Gubernur Sulawesi
Tenngah himbauan untuk tidak melakukan proses pemeblajaran tatap muka
maka pihak sekolah SMP Negeri 3 Palu memutuskan untuk melakukan proses
pembelajaran secara daring yaitu menggunakan pembelajaran e-learning
dengan pemanfaatan Handphone android yang didalamnya terdapat aplikasi
classroom, google meet, zoom dan whatsApp .27
Sama halnya pernyataan ibu Husnia pendidik mata pelajaran pendidikan

agama Islma dan budi pekerti antara lain :

Bahwa benar SMP Negri 3 Palu telah melaksanakan proses pembelajaran e-


learning saya pribadi menggunakan aplikasi whatsApp dan classroom dalam
memberikan pembelajaran karena mudah untuk dioperasikan dan peserta didik
mayoritas memiliki aplikasi tersebut .28

27
Wiji Slamat, Kepala sekolah SMP 3 Negeri Palu “wawancara” ruangan Kepala
sekolah SMP 3 Negeri Palu, 12 November 2021
28
Husnia Abd Kadir, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP 3 Negeri Palu
, 12 November 2021
40

Penerapan pembelajaran e-learning pada proses pembelajaran

membutuhkan persiapan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah

sebagaimana pernyataan dari Kepala SMP Negeri 3 Palu bahwa :

Guru-guru di SMP Negeri 3 Palu telah mengadakan pelatihan pengoperasian


alat elektronik terkait pembelajaran e-learning, dalam pelaksanaan pelatihan
tersebut melibatkan semua guru bukan hanya guru pendidikan agama Islam
yang dilaksanakan secara lokal di SMP Negeri 3 Palu dengan mengundang
pemateri dari luar. Dan di SMP Negeri 3 Palu ini telah mengadakan pelatihan
melalui program peningkatan kompetensis guru yang didalamnya memebahas
tentang pembelajaran yang berbasis ICT (Information, communication and
technology. Dan sebagai contoh pembuatan video yang didalamnya terdapat
materi-materi yang akan diajarkan. Tentunya video yang akan disajikan dapat
membantu peserta didik dalam belajar dalam pelatihan ini guru mampu
membuat video sesuai fasilitas yang ada disekolah dan memiliki kreatifitas
dalam menggunakan alat teknologi sehingga dalam pembelajaran tidak
hanya mengandalkan buku dan media lainnya tetapi juga dapat
mengimplementasikan teknologi kedalam pembelajaran29.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik yang

ada di SMP 3 Negeri Palu sudah dapat mengoperasikan komputer dengan baik,

akan tetapi penggunaan dalam pembelajaran masih sangat terbatas. Secara umum

pembalajaran e-leraning di SMP Negeri 3 Palu telah berjalan dengan baik. Hal ini

sebagaimana dari hasil wawancara penulis dengan pendidik pendidikan agama

Islam dan budi pekerti yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama

Islam dan budi pekerti untuk menunjang efektivitas dalam pembelajaran. Setiap

pendidik pasti memiliki perencanaan dalam mengajar dan mendidik peserta didik

agar terwujudnya tujuan pembelajaran. Maka dengan perencanaan tersebut proses

pembelajaran semestinya dapat berjalan dengan baik dan menjadi petunjuk arah

kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah direcanakan. Sebagaimana pernyataan

oleh ibu Husnia antara lain:

29
Wiji Slamat, Kepala sekolah SMP 3 Negeri Palu “wawancara” ruangan Kepala
sekolah SMP 3 Negeri Palu, 12 November 2021
41

Bahwa dalam perencanaan khususnya pelajaran pendidikan agama Islam.


Guru telah merancang sebaik mungkin suatu konsep RPP, yang digunakan
dalam pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran sekarang ini,
video dan materi yang akan disajikan kepada peserta didik untuk menunjang
efektifitas pembelajaran. Dan dalam perencanaan saya susun dalam bentuk
program RPP dimana saat peserta didik di haruskan untuk menalar,
mengkomunikasikan, mengaplikasikan maupun sampai menciptakan saya
merumuskannya dalam bentuk RPP sehingga step by step saya lakukan
mengacu pada RPP.30

Berdasarkan pada beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

SMP Negeri 3 Palu telah menerapkan pembelajarn e-leraning pada proses

pembelajarannya dengan melakukan pelatihan kepada para pendidik untuk

mengembangkan keratifitasnya kedalam pembelajaran dan melakukan

perencanaan agar proses pembelajaran e-leraning berlangsung secara efektif .

sehingga hal ini sesuai dengan teori komponen-kompenen pembangun terjadinya

proses pembelajaran e-learning yang digunakan oleh penulis, karena dalam

melaksanakan prose pembelajaran e-leraning hal yang perlu dilakukan adalah

memberikan pelatihan kepada pendidik sebagai bentuk dari kesiapan pendidik

terhadap sistem pembelajaran yang baru dan melakukan perencanaan agar proses

pembelajaran dapat berjalan lancar dan melaksanakan tujuan dari pada

pembelajaran itu sendiri.

Pembelajaran yang berbasis teknologi memiliki hal yang menguntungkan


bagi peserta didik seperti: membantu peserta didik mengeksplore kemampuan

yang dimilliki, dapat mencari sumber materi yang diperlukan dan lebih mudah di

pahami. Hal lain yang kurang menguntungkan adalah interaksi dan komunikasi

yang terjadi antara pendidik dan peserta didik tidak berjalan dengan baik selama

proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis,

proses pembelajaran di kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu. Interkasi

30
Husnia Abd Kadir, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP 3 Negeri Palu
, 12 November 2021
42

dan komunikasi antara pendidik dan peserta didik masih kurang terjadi

pendekatannya, peserta didik cenderung diam dan hanya memperhatikan pendidik

sehingga tidak terjadinya timbal balik yang menguntungkan bagi kedua pihak

disebabkan peserta didik masih malu dalam bertanya dan kurang berani dalam

menyampaikan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.

Perbedaan respon peserta didik terhadap pembelajaran e-leraning pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekeri menyebabkan hasil belajar

yang yang diperoleh peserat didik dapat beragam. Berikut skor atau hasil belajar

pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam pembelajaran e-leraning pada
kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu yang disajian menggunakan analisis

dekriptif :

1. Hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A

melalui penggunaan pembelajaran e-leraning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP 3 Negeri Palu penulis

mengumpulkan data nilai hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

kelas VIII.A dalam pembelajaran e-learning bedasarkan pada perolehan nilai UTS

adalah sebagai berikut. Jumlah peserta didik kelas VIII.A adalah sebanyak 31

orang, 1 orang mendapatkan nilai 67, 1 orang mendapatkan nilai 69, 4 orang

mendapatkan nilai 75, 5 orang mendapatkan nilai 77, 2 orang mendapatkan nilai

78, 1 orang mendapatkan nilai 79, 3 orang mendapatkan nilai 80, 1 orang

mendapatkan nilai 81, 1 orang mendapatkan nilai 85, 1 orang mendapatkan nilai

72, 2 orang mendapatkan niali 88, 6 orang mendapatkan nilai 89 dan 2 diantanya

mendapatkan nilai 90. (untuk lebih jelas lihat lampiran ke X)


43

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar pendidikan agama

Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII.A sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata

̅i =

= 81

Tabel 4.5

Klasifikasi pengkategorian hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti
kelas VIII.A dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Statistik Pendidikan agama Islam dan budi


pekerti
Nilai Terendah 67-70
Nilai Tertinggi 78-80
Nilai Rata-rata 81
Nilai Sangat Tinggi 85-90
Sumber Data : Ktiteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 3 Palu

2) Menghitung persentase

P= X 100 %

P= X 100 % P= X 100 % P= X 100 %

= = 6,45 % = = 16,12 % = = 41,93%

P= X 100 % P= X 100 %
44

= = 9,67 % = = 25,80%

Tabel 4.6

Kategori hasil belajar siswa kelas VIII.A dalam penggunaan pembelajaran e-


learning

No Hasil Belajar Kumulatif Kategori Jumlah Persentase


(%)
1 65-70
Rendah 2 6.45%
2 71-76
Tinggi 5 16,12%
3 77-82
Tinggi 13 41,93%
4 83-88
Sangat Tinggi 3 9,67%
5 89-94
Sangat tinggi 8 25,80%

Jumlah 31 99,97
Sumber Data : Hasil Perhitunngan Persentase Hasil Belajar Kelas VIII.A
45

Apabila disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Diagram batang hasil belajar kelas VIII.A

58,05%

35,47%
Sangat Tinggi

18 Tinggi
Rendah
11

6,45%
2

Rendah Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan data nilai diatas dapat diketahui bahwa 2 orang peserta didik

yang berada pada kategori “rendah” dengan persentase sebesar 6,45%. 18 orang

peserta didik berada pada kategori “tinggi” dengan persentase 58,05% dan 11

orang peserta didik berada pada kategori “sangat tinggi” dengan persentase

35,47%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik kelas

VIII.A dalam penggunaan pembelajaran e-learning tergolong tinggi dengan

persentase 58,05%.
46

2. Hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.B

melalui penggunaan pembelajaran e-leraning

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP 3 Negeri Palu penulis

mengumpulkan data nilai hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

kelas VIII.B dalam pembelajaran e-learning bedasarkan pada perolehan nilai UTS

adalah sebagai berikut. Jumlah peserat didik kela VIII.B adalah 31. 2 orang

mendapatkan nilai 67, 2 orang mendapatkan nilai 68, 1 orang mendapatkan nilai

69, 1 orang mnedapatkan nilai 70, 3 orang mendapatkan nilai 72, 3 orang

mnedapatkan nilai 73, 6 orang mnedapatkan nilai 77, 2 orang mendapatkan nilai

78, 4 orang mnedapatkan nilai 80, 1 orang mendapatkan nilai 81, 1 orang

mendapatkan nilai 85, 3 orang mendapatkan nilai 87, 1 orang mendapatkan nilai

92 dan 1 orang diantaranya mendapatkan nilai 95. (Untuk lebih jelas lihat

lampiran ke X)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar pendidikan agama

Islam dan budi pekerti siswa kelas VIII.B sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata

̅i =

= 77, 2 = 77 (dibulatkan menjadi 77 dengan alasan karena angka


dibelaang koma tidak lebih dari 5).
47

Tabel 4.7

Klasifikasi pengkategorian hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti
kelas VIII.B dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Statistik Pendidikan agama Islam dan budi


pekerti
Nilai Terendah 67-70
Nilai Rata-rata 77
Nilai Tertinggi 78-80
Nilai Sangat Tinggi 85-95
Sumber Data : Ktiteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 3 Palu

2) Menghitung persentase

P= X 100 %

P= X 100 % P= X 100 % P= X 100 %

= = 29,03% = = 29,03% = = 22,58%

P= X 100 % P= X 100 %

= = 12,90 % = = 6,45%
48

Tabel 4.8

Kategori hasil belajar siswa kelas VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-


learning

No Hasil Belajar Kumulatif Kategori Jumlah Persentase


(%)
1 67-72
Rendah 9 29,03%
2 73-77
Tinggi 9 29,03%
3 78-83
Tinggi 7 22,58%
4 84-89 Sangat tinggi
4 12,90%
5 90-95 Sangat tinggi
2 6,45%
Jumlah 31 99,99%
Sumber Data : Hasil Perhitunngan Persentase Hasil Belajar Kelas VIII.B

Apabila disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3

Diagram batang hasil belajar kelas VIII.B

51,61%

29,03% Sangat Tinggi


Tinggi
16 19,35% Rendah

9 6

Rendah Tinggi Sangat Tinggi


49

Berdasarkan data nilai diatas dapat diketahui bahwa 9 orang peserta didik

yang berada pada kategori “rendah” dengan persentase sebesar 29,03 %. 16 orang

peserta didik berada pada kategori “tinggi” dengan persentase 51,61% dan 6 orang

peserta didik berada pada kategori “sangat tinggi” dengan persentase 19,35%.

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik kelas VIII.B

dalam penggunaan pembelajaran e-learning tergolong tinggi dengan persentase

51,61%

I. Perbedaan hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti di kelas

VIII.A dan VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-learning

Pada bagian ini dilakukan analisis statistik inferensial unttuk mengetahui

adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam

dan budi pekerti di kelas VIII.A dan VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-

learning. Apabila disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4

Diagram batang hasil belajara kelas VIII.A dan VIII.B

58,08% 51,61%

VIII.A
18
16 VIII.B

VIII.A VIII.B
50

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa nilai dengan kategori tinggi

banyak diperoleh pada kelas VIII.A, proses pembelajaran e-learning merupakan

suatu sistem pembelajaran yang baru digunakan sebagai sarana untuk melakukan

kegiatan pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung antara pendidik

dan peserta didik. Terjadinya perubahan suasana belajar dimana biasanya peserta

didik akan belajar bersama di dalam kelas yang sama, namun berbeda setelah

penggunaan pembelajaran e-learning yang mengaharuskan peserta didik belajar

mandiri di rumah. Penyesuaian terhadap perubahan suasana dalam peroses

pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh peserta didik, akan tetapi juga dirasakan
oleh pendidik, yang semulanya menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini

dituntut menguasai teknik pembelajaran yang berbasis ICT (Information,

communication and technology). Sehingga dapat mempengaruhi performa seorang

pendidik pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Berikut ini merupakan

analisis untuk mengetahui lebih jelas perbandingan terhadap hasil belajar yang

diperoleh peserta didik antara lain :

a. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada

kedua kelompok sama (homogen) atau tidak dan merupakan syarat untuk

melaukan pengujian analisis inferensial, adapun rangkuman uji homengenitas

hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A dan VIII.B

dapat dilihat pada tabel berikut :


51

Tabel 4.9
Tabel penolong uji homogenitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan
budi pekerti
No X1 X2 ( X1- ̅ 2
( X2- ̅ 2

1 88 95 49 322
2 72 92 18 225
3 89 80 64 9
4 78 77 9 0
5 67 78 196 1
6 69 70 144 49
7 89 72 64 25
8 87 67 36 100
9 77 87 16 100
10 89 87 64 100
11 79 69 4 64
12 90 77 81 0
13 81 80 0 9
14 80 72 1 25
15 90 78 81 1
16 89 77 64 0
17 80 73 1 16
18 89 77 64 0
19 77 68 16 81
20 77 67 16 100
21 75 73 36 16
22 77 77 16 0
23 85 81 16 16
52

24 75 80 36 9
25 80 85 1 64
26 77 87 16 100
27 75 68 36 81
28 89 72 64 25
29 75 73 36 16
30 88 80 49 9
31 78 77 9 0
Jumlah ∑ = 2.511 ∑ = 2.396 ∑ = 1.303 ∑ = 1.563
Sumber Data : Hasil Belajar UTS Pendidikan Agama Islam Dan Budi pekerti

Kelas VIII.A dan VIII.B

Keterangan :

X1 = Hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A

X2 = Hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.B
Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok sampel dengan
rumus :

̅ ̅
= =

= =

= =

= 43,4 = 52,1

Maka nilai F hitung adalah :

F = Varian terbesar
53

Varian terkecil

= 1,20

Bila nilai Fhitung dibandingkan dengan harga Ftabel dengan dk pembilang =

n-1 = 31-1 = 30 dan dk penyebut = n-1 = 31-1 =30 pada taraf signifiikan 5%

maka harga Ftabel adalah 1,84, ternyata nilai Fhitung lebih kecil dari pada harga Ftabel

( 1,20 ˂ 1,84 ). Dengan demikian dikatakan bahwa varians dari dua atau kelompok
data tersebut adalah homogen.

b. Uji normalitas hasil belajar kelas VIII.A dan VIII.B

Uji normallitas dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menyatakan apakah

data hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti umtuk masing-masing

kelas VIII.A dan VIII.B dari populasi yang berdistribusi normal, adapun

rangkuman uji normalitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti

kelas VIII.A dan VIII.B dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.10

Normalitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti Kelas VII.A

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
NILAI .118 31 .200 .949 31 .144
GENDE
.346 31 .000 .638 31 .000
R

Sumber Data: Nilai uji normalitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi
pekerti kelas VIII.A dengan bantuan aplikasi komputer SPSS
Statistics 22.
54

Tabel 4.11

Normalitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VII.B
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
N.ILAI .128 31 .200 .945 31 .110
GENDE
.362 31 .000 .635 31 .000
R

Sumber Data: Nilai uji normalitas hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi
pekerti kelas VIII.B dengan bantuan aplikasi komputer SPSS
Statistics 22.

Berdasarkan dari dua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A dan VIII.B masing-masing

memperoleh nilai signifikan sebesar 0,20 yakni lebih besar dari 0,05 atau 0,20 ˃

0,05. Hal ini berarti data skor hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi

pekerti kelas VIII.A dan VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-learning dapat

dikatakan berdistribusi normal

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menetapkan ada tidaknya perbedaan

yang signifikan terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti di

kelas VIII.A dan VIII.B dalam penggunaan pembelajran e-learning

Data yang diperlukan dalam pengujian ini adalah :

̅1 = 81

̅2 = 77

N1 = 31
N2 = 31
X12 = 52,1
55

X12 = 43,4

1.) Analisis Komparatif

̅ ̅
t=

=

=

=

= 2,285

Maka nilai Thitung adalah 2,285

2.) Taraf signifikansi

Diketahui taraf nyata α = 0,05. Dan untuk melihat harga t-tabel dapat

digunakan :

dk = n1 + n2 –2

= 31+ 31- 2

= 62-2 = 60

Maka nilai Dk adalah 60. Setelah mengetahui nilai dari dk langkah

selanjutnya adalah menetukan nilai T tabel, sehingga dapat diketahui bahwa nilai

dari Ttabel dengan dk = 60 adalah 1,671 (analisis Ttabel lihat lampiran IX).
56

Berdasarkan hasil pengujian di atas maka diperoleh nilai T hitung = 2,285 ˃

Ttabel = 1,671 dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 60 hal ini dapat disimpulkan

bahwa THitung lebih besar dari pada Ttabel maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis

Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima. Dari penarikan kesimpulan tersebut

Sehingga dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam penggunaan

pembelajaran e-learning pada kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu.

J. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku yang

menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam suatu program yang

telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari penilaian akhir semester

setelah diadakannya tugas-tugas, ulangan harian dan Ujian Tengah Semester

(UTS). Hasil dari penilaian dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

merupakan bentuk perumusan ahkir yang diberikan oleh pendidik untuk melihat

sampai dimana kemampuan peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai.

Berikut merupakan pembahasan hasil penelitian penulis terhadap hasil belajar

pendidikan agama islam dan budi pekerti terhadap penggunaan pembelajaran e-

learning pada kelas VIII.A dan VIII.B SMP Negeri 3 Palu. :

1. Hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A dan

VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-learning.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada hasil belajar peserta


didik Kelas VIII.A di SMP Negeri 3 Palu yang berjumlah 31 orang dengan nilai
57

rata-rata 81 Setelah melakukan perhitungan terhadap hasil belajar kelas dengan


ferkuensi 2 orang peserta didik yang berada pada kategori “rendah” dengan
persentase sebesar 6,45 % . 18 orang peserta didik berada pada kategori “tinggi”
dengan persentase 58,08% dan 11 orang peserta didik berada pada kategori
“sangat tinggi” dengan persentase 58,08% . Dari data tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar kelas VIII.A dalam penggunaan pembelajaran e-learning
tergolong tinggi dengan persentase .

Penelitian yang dilakukan pada hasil belajar peserta didik kelas VIII.B di

SMP Negeri 3 Palu yang berjumlah 31 orang dengan nilai rata-rata 77 Setelah

melakukan perhitungan terhadap hasil belajar kelas VIII.B dengan ferkuensi 9

orang peserta didik yang berada pada kategori “rendah” dengan persentase sebesar

29,03%. 16 orang peserta didik berada pada kategori “tinggi” dengan persentase

51,61% dan 6 orang peserta didik berada pada kategori “sangat tinggi” dengan

persentase 19,35%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta

didik kelas VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-learning tergolong Tinggi

dengan persentase 51,61%. Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil

belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas VIII.A dan VIII.B dengan

menggunakan pembelajaran e-learning kelas VIII.A memperoleh nilai rata-rata

yaitu 81 dan kelas VIII.B memperoleh nilai rata-rata yaitu 77. Hasil belajar

peserta didik dalam penggunaan pembelajaran e-learning pada masing–masing

kelas tergolong dalam kategori tinggi dengan kelas VIII.A memperoleh nilai

persentase sebesar 58,05% dan kelas VIII.B memperoleh nilai persentase sebesar

51,61%. Beberapa peserta didik dan pendidik mengakui kesulitan untuk

mengikuti proses pembelajaran, karena tidak semua dari mereka memiliki

mengakses pembelajaran dan tidak memiliki peralatan yang memadai serta dari
58

pihak pendidik memberikan pendapat bahwa tidak semua wilayah mendapatkan

jaringan internet dengan akses yang lancar. Sebagaimana dikatakan oleh ibu

Husnia sebagai berikut :

Menurut saya, pembelajaran e-learning kurang efekktif karena terbatas


maksudnya antara guru dan peserta didik tidak bertatap muka. Kita tidak
tahu apa yang dilakukan oleh peserta didik karena di batasi oleh jarak,
mengajar di dalam ruangan saja terkadang peserta didik kurang
memperhatikan apa lagi belajar secara e-learning yang membutuhkan akses
jaringan, sementara tidak semua peserta didik itu mempunyai akses jaringan
yang mendukung dalam melakukan proses pembelajaran e-learning. Hal ini
tentu saja dapat memepengaruhi perolehan hasil belajar peserta didik yang
beragam. Peserat didik yang memproleh hasil belajar yang baik adalah
peserta didik yang betul-betul memperhatikan dan mengerjakan tugas yang
di berikan, tetepi ada juga peserta didik yang hanya mengabsen lalu tidak
menyetor tugas da nada pula peserta didik yang sama seklai tidak mengikuti
pembelajaran karena kehabisan kouta. Hal ini saya mengatakan bahwa
diawala pembelajaran e-learnig peserta didik masih memilki minat kuat
terhadap belajar, tetapi perlahan-lahan niat untuk belajar menipis.31

Berdasarkan hasil wawancara diatas hal tersebut dapat memicu timbulnya

rasa malas belajar kepada peserat didik dan mengakibatkan peserta didik acuh tak

acuh untuk mengikuti proses pembelajaran dan berakibat kurangnya pengetahuan

dan informasi seperti pemberian tugas, ulangan harian, ujian pratek dll yang dapat

mempengaruhi nilai atau hasil belajar peserta didik itu sendiri. Sebagian besar

intesitas peserta didik hanya memperhatikan tetapi tidak dapat memahami

penyampain yang dilakukan oleh pendidik dan masih banyak peserta didik yang

kurang mampu dalam menyampaikan pemikirannya dan memiliki akses pada

internet untuk mengikuti proses pembelajaran. Perbedaan antusias dan minta yang

ditunjukkan oleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran perwujudan dari

faktor internal dan eksternal hasil belajar yang peroleh peserta peserta. Inilah

31
Husnia Abd Kadir, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP 3 Negeri

Palu , 12 November 2021


59

yang menyebabkan adanya perbedaan pada hasil belajar yang didapatkan oleh

peserta didik. Hal ini juga merupakan kesesuaian teori yang digunakan oleh

penulis yaitu hasil belajar yang diperoleh peserta didik juga di pengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari

dalam dan luar diri peserta didik.

2. Perbedaan hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti kelas

VIII.A dan VIII.B dalam penggunaan pembelajaran e-learning.

Sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk pengujian hipotesis


diguankan uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05. Syarat yang harus dipenuhi

untuk pengujian hipotesis adalah data yang diperoleh berdistribusi normal dan

mempunyai variansi yang homogen. Oleh karena itu sebelum melakukan

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan uji

homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil

belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berdistribusi normal atau tidak.

Sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok

berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Berdasarkan hasil analisis

One Sample Kolmogorof-Smirnov data untuk kelompok hasil belajar kelas VIII.A

diperoleh nilai p = 0,200 untuk α = 0,05 hal ini menunjukkan p ˃ α. Ini berarti

data skor hasil belajar kelas VIII.A berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis

data kelompok hasil belajar kelas VIII.B memperoleh nilai p = = 0,200 untuk α =

0,05 hal ini menunjukkan p ˃ α. Ini berarti data skor hasil belajar kelas VIII.B

berdistribusi normal. Sehingga data kedua kelompok tersebut berdistribusi

normal. Berdasarkan hasil uji homogenitas untuk kesamaan varians diperoleh nilai

Fhitung =1,20 untuk harga Ftabel = 1,84 Ternyata nilai Fhitung lebih kecil dari pada

Ftabel (1,20 ˂ 1,84 ). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa varians dari dua
60

atau kelompok data tersebut adalah homogen. Selanjutnya hasil pengujian

hipotesis adalah diketahui taraf signifikan α = 0,05 dengan dk = 60 maka

diperoleh nilai Thitung = 2,285 sedangkan nilai Ttabel = 1,671 (Thitung = 2,285 ˃ Ttabel

= 1,671).

Berdasarkan pada penarikan kesimpulan yaitu apabila t hitung lebih besar

dari pada t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini mebuktikan bahwa

hipotesis Ho yang menyatakan tidak terdapat perbandingan hasil belajar di kelas

VIII.A dan VIII.B ditolak dan hipotesis Ha yang menyatakan terdapat


perbandingan hasil belajar di kelas VIII.A dan VIII.B di terima. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat

perbedaan terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam dan budi pekerti dalam

pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B di SMP Negeri 3 Palu.


BAB V

PENUTUP

K. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Perbedaan antusias dan minta yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran berdampak terhadap perbedaan pada perolehan

hasil belajar peserta didik pada kedua kelas tersebut yaitu VIII.A dan
VIII.B. Melalui hasil perhitungan terhadap hasil belajar dari dua kelas

yaitu VIII.A dan VIII.B dapat diketahui bahwa hasil belajar di kelas

VIII.A termasuk dalam kategori tinggi dengan perolehan nilai persentase

sebesar 58,05% dengan nilai rata-rata sebesar 81. Sedangkan Hasil belajar

yang diperoleh kelas VIII.B termasuk dalam kategori tinggi dengan

perolehan nilai persentase sebesar 51,61 % dengan nilai rata-rata sebesar

77. Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai yang

diperoleh kelas VIII.A lebih besar dari pada nilai yang diperoleh kelas

VIII.B.

2. Terdapat adanya perbedaan pada hasil belajar pendidikan agama Islam dan

budi pekerti dalam pembelajaran e-learning di kelas VIII.A dan VIII.B di

SMP Negeri 3 Palu, dengan hasil perhitungan uji T memperoleh nilai yaitu

Thitung = 2,285 ˃ Ttabel = 1,671 dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk =

60 hal ini menunjukkan hipotesis Ho yang menyatakan tidak terdapat

perbandingan hasil belajar di kelas VIII.A dan VIII.B ditolak dan hipotesis

Ha yang menyatakan terdapat perbandingan hasil belajar di kelas VIII.A

dan VIII.B di terima.

61
62

L. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yaitu :

1. Peserta didik di SMP Negeri 3 Palu untuk lebih giat dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran terkhususnya pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam dan budi pekerti tentu peserta didik harus banyak melatih

dirinya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan suasana

belajar yang baru agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal atau yang
diinginkan dan tentunya sesuai dengan ketuntasan nilai yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah.

2. Guru sebagai orang tua disekolah maupun pendidik yang ada di SMP

Negeri 3 Palu agar lebih kreatif lagi dan dapat mengembangkan

kemampauannya dalam menerapkan pembelajaran e-learning yang

berbasis ICT (Information, communication and technology). Agar dapat

memeberikan pemahaman kepada peserta didik untuk menalar dan selalu

aktif dalam pembelajaran yang diberikan. Kepada kepala sekolah


hendaknya terus mengawasi dan mengadakan pelatihan secara merata untuk

para pendidik dalam mengembangkan pembelajaran yang berbasis ICT

(Information, communication and technology). Sehingga para pendidik

dapat mengembangkan penegtahuannya terhadap penggunaan

pembelajaran yang berbasis ICT (Information, communication and

technology).
DAFTAR PUSTAKA

Astisa Dias “Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran


Kooperatif Group Investigation dengan Two Stay Two Stray pada kelas
IX MTS Madani Poa-Poa ” Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Pendidikan
Biologi, FTK,Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar 2016

Cucus Ahmad, Pengembangan E-learning Berbasis Multimedia untuk Efektivitas


Pembelajaran Jarak Jauh, Jurnal Sistem Informasi dan Telematika.
https://dx.doi.org/ 03 Juli 2021

Djaelani H Moh Solikodin, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan
Masyarakat 1 2013

Hikmawati Fenti, Metodologi Penelitian, edisi kesatu Cet. II; Depok: Rajawali Pers,
2018

Imron Ali Peserta Didik Berbasis Sekolah Cet. I ; Jakarta : Bumi Aksara, 2011

Irianto Agus Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya Cet. III ; Jakarta :
Kencana, 2006
Kementerian Pendidikan & Pebudayaan “Profil SMP Negeri 3 Palu”, Official
Website Kementerian Pendidikan & Kebudayaan
http://www.kemendikbud.go.id/sekolah/data. Html (27 Desember 2021)

Majid Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet 2 ;


Bandung: PT, Remaja Rosdakarya,2012), 15-16

Martono Nanang Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder Cet. III ; Jakarta : Rajawali Pers, 2012

Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran Cet. III ; Jakarta: Rineka
Cipta, 2006

Ntobou Nova Elysia Model Pembelajaran Koperatif JIRE Teori dan Aplikasinya
https: //reepository.ung.ac.id 01 Mei 2021,

Rusman Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru


Cet. II ; Jakarata : Rajawali Pers, 2011

Rusman Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Cet.


II ; Jakarta : Prenadamedia Grup, 2018

Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran.( Bandung: Alfabeta, 2003)

Siregar Syofian Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan


Perhitungan Mnual dan Spss Cet. IV ; Jakarta: Kencana , 2017
Satria dan Rita Pengaruh Penerapan Srandar Operasioanl Prosedur dan Kompetensi
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Ekspor
.https://journal.universitassuryadarma.ac.id 30 september 2021

Soekartawi, Merancang dan Menyelenggarakan E-learning Cet . II ; Yogyakarta


: Aardan Media, 2007

Suartama Kadek, E-learning Konsep dan Aplikasinya Teknologi pendidikan.


https://www.researchgate.net/publiction/337136881 25 Juni 2021

Sudaryono Metodologi Penelitian edisi 1 Cet. 2 ; Depok : Rajawali Pers, 2018

Sudijono Ana Pengantar Statistik pendidikan edisi 1 Cet. 27 ; Depok : Rajawali


Pers, 2018

Sugiono Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D Cet. 23 ; Bandung :


Alfabeta cv, 2016

Suharto Toto Filsafat Pendidikan Islam Menguatkan Epistemologi Islam dalam


Pendidikan Cet. 1 ; Yoyakarta :Ar-Ruzz Media, 2014

Sujarweni V. Wiratna Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah


Dipahami Cet. I ; Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014

Susanto Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar Cet. 1 ;


Jakarta : Kencana, 2013

Thobroni Muhammad dan Arif Mustafa Belajar dan Pembelajaran


Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pengembangan
Nasional Cet. II ; Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013

Yuliani Meda, et al., eds., Pembelajaran Daring untuk Pendidikan : Teori dan
Penerapan

Yunita, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran E-learning terhadap


Efektivitas Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi di Sekolah
Tinggi Keguuan dan Ilmu Pendidikan Aisyiyah Riau” (Skripsi tidak
diterbirkan, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan
Baru, 2019)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I

SURAT PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


Lampiran II

SURAT PENETAPAN PEMBIMBING SKRIPSI


Lampiran III

BUKU KONSULTASI PEMBIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI


Lampiran IV

UNDANGAN UJIAN PROPOSAL SKRIPSI


Lampiran V

DAFTAR HADIR UJIAN PROPOSAL SKRIPSI


Lampiran VI

SURAT IZIN PENELITIAN PENYUSUNAN SKRIPSI


Lampiran VII

SURAT KETERANGAN SELESAI MENELITI


Lampiran VIII

KARTU SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI


Lampiran IX

DOKUMEN PEMBELAJARAN (RPP)


Lampiran X

DAFTAR HASIL BELAJAR


Lampiran XI

TABEL F
Lampiran XII

TABEL T
Lampiran XIII

BUKU KONSULTASI PEMBIMBINGAN SKRIPSI


Lampiran XVI

SURAT PENETAPAN TIM PENGUJI SKRIPSI


Lampiran XV

UNDANGAN UJIAN SKRIPSI


Lampiran XVI

DOKUMENTASI PENELITIAN

(Gambar Halaman Ruang Guru)

(Gambar wawancara kepala SMP Negeri 3 Palu)


(Gambar wawancara bersama ibu Husnia selaku guru pendidikan agama Islam
dan budi pekerti
(Gambar pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti melalui google
classroom di kelas VIII.A)
(Gambar pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti melalui google
classroom di kelas VIII.B)

Anda mungkin juga menyukai