Diktat PEMBANGUNAN PERT
Diktat PEMBANGUNAN PERT
Untuk Kalangan
Sendiri
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Oleh :
Ir. EKO YULIARSHA SIDHI, MP.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kanmia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Diktat Kuliah ini.
Adapun tujuan penulisan Diktat Kuliah ini adalah untuk melengkapi proses
belajar pada Mata Kuliah Pembangunan Pertanian di Program Studi Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Kadiri
Penults menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
penulisan Diktat Kuliah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu terselesainya
Diktat Kuliah ini, terutama kepada saudara Azmi Hidayat yang dengan
keiklasannya meluangkan segala waktu dan tenaganya.
Harapan penulis semoga Diktat Kuliah ini berguna bagi yang
memerlukannya. Selanjutnya penulis menyadari bahwa Diktat ini masih banyak
kekurangannya untuk itu diharapkan saran dan kritik agar menjadi lebih
sempurna.
Tujuan dalam arti hasil akhir yang ingin dicapai, mempimyai peranan yang
penting baik di dalam pembangunan ekonomi maupun di dalam pembangunan
pertanian.
Tujuan menentukan cara khusus cara yang hams dipergunakan di dalam
membangun dan menentukan pula jumlah modal dan jenis skill yang harus
ditambahkan. Adanya tujuan yang menarik dan atau mendesak, mendorong-
dilakukannya pembangunan.
Dalam hal ini tujuan merupakan perangsangan yang berasal dan fihak
permintaan. Tanpa ada campurtangan dari pemerintah, di dalam masyarakat akan
terjadi pembangunan, yang didorong oleh meningkatnya kebutuhan sebagai akibat
dari bertambahnya penduduk.
Tujuan dipergunakan juga untuk menilai apakah pembangunan yang
dilakukan dapat berhasil atau tidak. Oleh karena itu, disamping secara kualitatif,
tujuan harus dinyatakan pula secara kuantitatif.
Tujuan akhir daripada pembangunan semesta di Indonesia sudah jelas yaitu
tercapainya masyarakat adil makmur, baik meteriil maupun spirituil yang diridhoi
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Berhubung dengan itu maka baik pembangunan ekonomi maupun
pembangunan pertanian hams selalu diarahkan ke tercapainya tujuan akhir
tersebut.
Dari definisi pembangunan pertanian telah dinyatakan bahwa tujuannya
adalah peningkatan produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap pertanian.
Besamya produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen adalah yang paling
mudah diukur yaitu dengan membagi besamya produksi tiap-tiap jenis hasil
pertanian dengan jumlah penduduk.
Pendapatan pertanian per tani, diukur dengan membagi pendapatan
pertanian nasional dengan jumlah penduduk tani. Pendapatan pertanian nasional
adalah jumlah nilai dari semua jenis hasil pertanian rakyat yang dihasilkan selama
tahun, berdasarkan harga pasar yang berialan.
Dengan produktivitas usaha tiap-tiap tani dimaksudkan hasil produksi
pertanian yang diperoleh di dalam satu jam kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan hasil pertanian.
Produktivitas dari usaha tani diperhitungkan dengan memberi produksi
pertanian nasional dengan jumlah tenaga kerja dalam pertanian X jam kerja rata-
rata untuk satu minggu.
Dalam jumlah tenaga kerja pertanian dimasukkan semua tenaga kerja
pertanian yang ada, termasuk mereka yang menganggur tetapi tidak atas kehendak
sendiri.
Prodiksi dan pendapatan per kepita dapat bertambah kalau jumlah jam kerja
diperbanyak atau kalau jumlah tenaga kerja ditambah. Akan tetapi penambahan
produksi dan pendapatan per kapita yang terjadi demikian itu, belum tentu berarti
kemajuan. Kemajuan hanya terjadi, jika juga lebih banyak dapt dihasilkan dalam
satu jam kerja. Dengan perkataan lain tambahnya produksi dan pendapatan per
kapita pada dirinya masih belum berarti kemajuan, jika tidak disertai dengan
pertambahan produktivitas.
Sebaliknya dapat dikatakan bahwa jika produktivitas naik dengan
sendirinya hal itu berarti produksi dan pendapatan per kapita menjadi lebih besar.
(Contoh lihat lampiran II).
Maka dari itu pendapatan pertanian per kapita hendaknya selalu
dihubungkan dengan produktivitas.
Hal yang tidak kurang penting ialah cara pembagian hasil produksi
pertanian nasional dan pendapatan pertanian nasional. Pembangunan seharusnya
berarti kemajuan untuk masyarakat seluruhnya. Maka dari itu dasar dan cara
pembagian hasil produksi harus mengandung nikmat untuk rakyat banyak.
Tapi untuk mengukumya secara kuantitatifadalah sangat sukar.
Di satu fihak ada segolongan kecil dalam masyarakat yang menguasai
kehidupan ekonomi dan menguasai sebagaian terbesar dari pendapatan pertanian
nasional. Di lain fihak golongan terbesar dalam masyarakat yang terdiri atas
produsen kecil, yang hanya menguasai sebagian kecil dari pendapatan pertanian
nasional.
Keadaan demikian disebabkan karena ada keganjilan yang berhubungan
dengan kekuatan modal dan skill pada masmg-masing pihak.
Segolongan kecil dari masyarakat menguasai hampir seluruh modal yang
ada dan mereka telah terjun pula dengan kecakapan dan keahlian khusus di dalam
lapanagan perdagangan. Di pihak lain golongan produsen kecil hampir tidak
mempunyai modal dan tidak mempunyai kecerdasan dalam lapangan ekonomi.
Di Indonesia pada umumnya tidak banyak golongan tuan tanah, tetapi
petani kecil terbelenggu oleh kekuasaan ekonomi golongan tengkulak yang
dilakukan melalui perkreditan dan perdagangan. Maka dari itu proses dalam
pembangunan dalam arti yang sebenamya hams pula berarti perubahan dalam
perbandingan kekuatan dan perubahan pada hubungan kekuasaan yaitu dengan
jalan menambah kekuatan ekonomi golongan produsen kecil dan mengawasi,
kadang-kadang membatasi sepak teriang golongan yang mempunyai banyak
modal dan banyak skill
Selain perubahan-berubahan didalam tingginya produksi pertanian
nasional, besamya pendapatan pertanian tiap-tiap tani dan produktivitasnya, maka
dengan adanya pembangunan akan teriadi pula perubahan-perubahan didalam
sifat usahataninya sendiri
Secara fisik akan lebih banyak dipergunakan alat-alat dan bahan-bahan
pertanian seperti pupuk, obat-obtan, dan sebagainya didalam usahatani. Secara
ekonomis akan teriadi perubahan sifat-sifat perusahaan dari "Subsistence farming"
ke dalam "Commercial farming" karena dengan pembangunan pertanian akan
lebih banyak dipergunakan uang untuk membayar alat-alat dan bahan pertanian
yang dipakai dan karena kelebihan hasil yang diperoleh harus dijual kepada fihak
lain.
Dalam bidang sosial akan terjadi perobahan dalam corak masyarakat yang
tertutup ("Closed society") ke dalam masyarakat yang terbuka ("Open society").
IV. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PEMBANGUNAN PERTANIAN
A. Unsur Pertanian
1. Proses produksi
2. Petani
a) Petani sebagai juru tani
b) Petani sebagai manager
c) Petani sebagai anggota keluarga dan masyarakat
d) Petani sebagai manusia
3. Usahatani
4. Usahatani sebagai Perusahaan
a) Input dan output
b) Biaya dan penerimaan
c) Bidang-bidang usaha (enterprices) didalam usaha tani
d) Beda antara luas usahatani dan besamya usahatani
e) Implikasi-implikasi bagi pembangunan pertanian
D. Menggerakkan
1. Bekerja, belajar, bereksperimen dan mempertimbangkan Pandangan orang
lain.
2. Aspek-aspek khusus masalah-masalah pembangunanpertanian
3. Manusia menghasilkan pembangunan
4. Apa yang dapat saya lakukan untuk mendorong pembangunan
VIII. MENGGERAKKAN SUATU PEMBANGUNAN PERTANIAN
MENURUT MOSHER
Tulisan mi adalah suatu riview dari tulisan A.T. MOSHER yang judul
aslinya "Getting Agriculture Moving". Maksudnya untuk memberikan suatu
ichtisar secara singkat yang diusahakan dapat memuat sedemikian banyak hal
yang bersangkutan dalam mengerakkan suatu pembangunan pertanian.
Dengan ichtisar ini diharapkan akan mempermudah dalam memperlajari
buku tersebut, sehingga apabila kita ingin menciptakan suatu iklim yang baik
untuk membangun pertanian kita dengan mudah dapat meninjau kembali keadaan
unsur-unsur pertanian yang ada dan sarana-sarana yang diperlukan yang berupa
syarat-syarat utama aatau syarat-syarat "mutlak" (essentials) dan syarat-syarat
"pelancar" (accelerators).
A. Unsur-Unsur Pertanian
Turut campumya tenaga manusia dalam memperkembangkan janis-jenis
tanaman dan hewan sehingga didapatkan tambahan keuntungan dibanding
bilamana tidak turut campumya tenaga manusia didalamnya dinamakan
pertanian. Dengan perkataan lain pertanian adalah proses produksi dengan
mendasarkan pertumbuhan hewan dan tanaman.
Orang yang turut campur tangan dalam perkembangan tanaman dan
hewan itu dinamakan petani, sedang bentuk dan tempat dimana usaha itu
dilakukan disebut usahatani. Kegiatan produksi dalam usahatani merupakan
bentuk usaha (business) dimana faktor penemnaan dan pengeluaran selalu
menjadikan pertimbangan.
1. Proses Produksi
Alam menyediakan dua macam hasil pertanian sebagai makanan
manusia yang pertama berupa hasil tanaman-tanaman yang langsung dapat
merupakan makanan manusia (Primary food), yang kedua berupa hasil
dari hewan yang telah memproses lebih lanjut tanaman menjadi bahan
ptotein hewani yang sangat tinggi mutunya (Secundary food).
Dua macam bahan makanan itu dapat lebih dimanfaatkan kegunaanya
dengan hadimya seorang petani, dalam hal ini keterampilan dan kecakapan
petani mempengaruhi tingkat penguasaan produk tersebut, semakin maju
tingkat tehnologi manusia semakin banyak faktor-faktor produksi yang
dapat dikuasai, akibatnya ialah makin banyak pula potensi alam itu yang
dapat digali. Meskipun demikian masih ada pula beberapa faktor produksi
yang belum dapat dikuasai manusia. Lingkungan alam sekitar misalnya
tipe tanah, topografi, sangat mempengaruhi tumbuhnya tanaman, hal ini
hams selalu iingat terutama. dalam memasukkan tehnologi baru.
Suatu tehnologi baru disuatu daerah dapat memberikan hasil yang
cemerlang, mungkin didaerah yang lain akan mengalami kegagalan
ataupun tidak dapat diterima karena adanya faktor-faktor tersebut diatas.
Meskipun pola pertanian dan syarat-syarat tumbuh tanaman bervariasi dari
satu daerah ke daerah yang lain, kita masih dapat mengambil pengalaman
dari daerah-daerah tersebut untuk kemudian mencoba memecahkan
masalah setempat dengan kondisi yang sesuai. Yang jelas ialah bahwa
sesuatu tehnologi baru itu dapat diterima oleh petani setelah mengalami
adaptasi yang cukup lama, hal ini sesuai dengan sifat petani yang ingin
melihat dulu bukti daripada anjuran itu.
Karena proses produksi pertanian diselnggarakan didaerah (tempat)
yang faktor-faktornya tidak dapat dikuasai sepenuhnya maka dalam
membuat perencanaan pertanaman harus bersifat agak fleksibel dalam hal
waktu. Tetapi juga harus diingat bahwa tiap-tiap tanaman memerlukan
syarat-syarat pertumbuhan sendiri-sendiri, sehingga arti fleksibel tersebut
tidak boleh mengurangi arti perencanaan penanaman yang memungkinkan
tertampungnya kelebihan tenaga dari musim ke musim. Hal ini sangat
penting diperhatikan guna mengatur penyebaran tenaga dari manusia itu
sepanjang tahun:
2. Petani
Diatas sudah diterangkan bahwa untuk mendapatkan kemanfaatan
yang lebih dari tanaman dan hewan itu diperiukan kehadiran seseorang
yang dinamakan petani.
Kalau kita lihat dengan seksama seluruh kegiatan dari petani itu
didalam usahataninya geraknya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut merupakan peranan yang harus dilakukan oleh petani
dalam lingkungan kehidupannya.
a) Petani Sebagai Juru Tani
Peranan pertama ialah petani sebagau juru tani (Cultivars) yang
memelihara tanaman dan hewan piaraanya untuk mendapatkan
kemanfaatan yang lebih banyak bagi dirinya, oleh karena itu tingkat
ketrampilan petani memegang peranan yang utama.
b) Petani Sebagai Manager
Kedua peranan petani sebagai pemimpin perusahaan (manager) yang
akan mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan berbagai-bagai
pertimbangan. Sebagai seorang manager petani itu betul-betui harus
menggunakan kecerdasannyan untuk dapat melihat setiap kesempatan
yang ada di sekitarnya, untuk selanjutnya petani itu akan menanggapi
kesempatan itu dengan menggunakan perhitungan memilih
kesempatan yang paling sedikit menanggung resiko. Inilah sebabnya
mengapa petani itu menanggapi, kesempatan yang ditawarkan
kepadanya secara subyektif.
c) Petani Sebagai Anggota Keluarga Dan Masyarakat
Ketiga peranan petani sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Baik
peranan petani sebagai juru tani maupun sebagai manager, dalam
menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan selalu akan
mengingat norma-norma sosial yang sudah berlaku di lingkungannya.
Norma-nonna sosial itu justru yang memimpin tindakan petani untuk
mengambil resiko dengan perkataan lain tingkah laku petani
ditentukan oleh tingkah laku keluarga dan msyarakatnya. Inilah
sebabnya mengapa berbagai macam selamatan-selamatan yang
dilakukan oleh petani dalam mengerjakan susahanya yang kita
pandang sebagai suatu pemborosan itu tidak secara periahan-lahan
mendesak semua kebiasaan petani dan msyarakatnya yang kita anggap
negatif.
d) Petani Sebagai Manusia
Keempat peranan petani sebagai manusia yang berkepribadian. Alam
dan lingkungan dimana petani itu hidup akan mempengaruhi
kepribadian petani itu. Pengaruh yang terus menerus dari lingkungan
ini tercermin dalam kebiasaan hidup dari petani. Dalam hal ini soalnya
ialah bagaimanakah menghilangkan "Kabut" kebiasaan itu sehingga
petani dapat mengembangkan pribadinya dalam menanggapi adanya
pembangunan pertanian.
3. Usahatani
Tempat dimana petani itu melakukan proses produksi pertanian
dinamakan usahatani. Corak daripada usahatani itu dibentuk berdasarkan
atas kombinasi faktor : alam, tenaga, modal dan kecakapan (skill) yang
telah dicurahkan kepadanya. Oleh karena itu corak dan luas serta besar
usahatani yang dianggap baik untuk suatu daerah belum tentu sesuai
dengan daerah yang lain. Pada waktu penduduk masih jarang manusia
tidak usah kawatir akan persediaan tanah untuk usahataninya, tetapi makin
majunya keterampilan petani maka mau tidak mau kita harus
meninggalkan cara pertanian ladang (sniffing cultivation) dan
menggantikan pertanian menetap (setlet agriculture) dan karenanya periu
pula diikuti syarat-syarat lain yang antara lain berupa hak milik atas tanah
dan tanah-tanah untuk pemeliharaan temak.
Menuju Usaha Tani Yang Efisien
Ditinjau dari segi negara maka untuk menuju tipe petani yang efesien
diperiukan syarat-syarat yaitu: a). Menetapkan luas tanah milik per
orangan, b) menyediakan luas tanah tertentu guna pemeliharaan temak
dengan memperhatikan tingkat penjagaan kesuburan tanah, c). konsulidasi
luas tanah yang letaknya terpencar, d) menetapkan batas-batas milik luas
tanah per orangan dengan meredistribusikan tanah-tanah kelebihan, e).
menjamin hal hukum hubungan antara pemilik dan penggarap.
4. Usaha Tani Sebagai Perusahaan
Petani memegang peranan sebagai seorang manager, oleh karena itu
usahatani yang dipimpinnya dijalankan sebagai sesuatu perusahaan.
Karena usahatani sebagai perusahaan maka faktor pengeluaran dan
penerimaan sangat menentukan hal mi semakin nyata bilamana usahatani
itu sudah mengikuti perkembangan teknologi.
a) Input dan output
Dalam isitilah tehnisnya segala biaya dan pengeluaran yang dicirahkan
untuk usahatani tersebut disebut dengan input, sedangkan semua
pendapatan (hasil) yang diperoleh dari usahatani disebut output
2. Tehnologi Maju
Meningkatnya produksi adalah akibat dari pemakaian tehnik-tehnik
baru. Usaha-usaha untuk mendapatkan padi jenis unggul telah dimulai
sejak 1905. Sudah ada beberapa jenis unggul yang telah dihasilkan
lembaga-lembaga penelitian kita, yang memberi kenaikan 25% sampai
30%, PB 5 dan PB 6 yang dihasilkan oleh IRRI memberi kenaikan hasil
lebih tinggi lagi.
a) Faktor-Faktor Pembatas (Limiting factors)
Seringkali banyak dari tehnologi yang dipergunakan pada suatu
usahatani seharusnya dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi,
tetapi produksi itu terhalang oleh satu atau beberapa faktor. Dengan
memperbaiki dua atau beberapa faktor dapat menyebabkan produksi
meningkat.
b) Ramuan "Serba Usaha" (Packages ofpratices)
Oleh karena bermacam-macam tehnik usahatani erat terjalin satu
sama lain dalam mempengaruhi hasil, seringkali perlu dilaksanakan
beberapa perubahan sekaligus, misalnya pancah usaha yang meliputi
penggunaaan jenis unggul, perbaikan pengairan yang dilakukan pada
padi.
c) Suatu tehnik baru harus dapat memberikan manfaat yang besar
Suatu hal yang dapat menjadi penghambat dalam pemakaian
tehnik baru adalah adanya kesangsian dan petani sampai kemana
tehnik baru itu-dapat efektif pada tanah-tanah petani itu masing-
masing. Untuk mengatasi kesangsian ini maka periu adanya suatu
kenaikan hasil yang cukup besar mungkin kenaikan 10% -15% tidak
mudah dapat diterima oleh petani.
2. Kredit Prodnksi
Untuk memproduksi lebih banyak petani harus lebih banyak
mengeluarkan uang untuk bibit, obat-obatan pemberantas hama, pupuk
dan alat-alat. Pengelauran-pengeluaran semacam ini harus dibiayai dari
tabungan atau meminjam untuk jangka waktu antara saat bahan-bahan
produksi dan perlatan itu dibeli dan saat hasil panen itu dijual. Pada
umumnya para petani tidak mempunyai tabungan sebagaimanan
dimaksud.
Maka adanya badan-badan efisien yang memberikan kredit produksi
kepada para petani dapat merupakan suatu faktor pelancar yang penting
bagi pembangunan peryanian. Pada umumnya alasan mengapa tingkat
bungan pada kredit produksi pertanian itu itnggi, ini karena tingginya
ongkos-ongkos administrasi dari pinjaman-pinjaman kecil keapada banyak
petani yang tersebar di daerah yang luas, disamping mungkin juga terletak
dalam sulitnya memperoleh modal dalam masyarakat, khususnya
masyarakat yang ekonominya sedang berkembang.
a) Belajar menggunakan kredit produksi
Dikalangan masyarakat pedesaan sebisa-bisanya "hutang" itu hal
yang sepatutnya mesti dihindarkan. Sekalipun, banyak juga petani-
petani yang telah sering meminjam untuk memenuhi keperluan-
keperluan keluarga yang mendesak. Dalam pada itu, juga mereka
mungkin tidak bisa membedakan antara kredti produksi dan kredit
untuk konsumsi.
b) Jenis-jenis Kredit Produksi
- Penjualan bahan-bahan produksi dan peralatan secara kredit untuk
dibayar kembali dalam bentuk hasil usahatani.
- Kredit terpimpin
- Bank Pertanian
- Oraganisasi-organisasi koperasi kredit
- Kredit produksi dari pihak swasta
c) Sebaiknya ada pilihan antara beberapa sumber kredit
Dengan adanya dua sumber atau lebih, masing-masing sumber ini
akan mencoba menarik petani untuk menjadi langganan dengan
menetapkan tingkat bunga yang rendah dan syarat-syarat yang baik.
d) Masalah-masalah petani berhubungan dengan kredit produksi
Oleh petani, berbagai pertimbangan akan diperhitungkan dulu
dalam memutuskan apakah ia akan mengambil atau tidak kredit untuk
produksi. Berbagai pertimbangan itu berkisar tentang hal:
- Menaksir besamya hasil yang akan diperoleh
- Manksir harga pasar tanamnya pada waktu panen
- Biaya kredit
- Sangsi kalau tidak melunasi pinjaman
- Mudah tidaknya memperoleh kredit Dapat meminjam pada
waktunya