Anda di halaman 1dari 56

DIKTAT KULIAH

Untuk Kalangan
Sendiri

PEMBANGUNAN PERTANIAN

Oleh :
Ir. EKO YULIARSHA SIDHI, MP.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KADIRI
KEDIRI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kanmia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Diktat Kuliah ini.
Adapun tujuan penulisan Diktat Kuliah ini adalah untuk melengkapi proses
belajar pada Mata Kuliah Pembangunan Pertanian di Program Studi Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Kadiri
Penults menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
penulisan Diktat Kuliah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu terselesainya
Diktat Kuliah ini, terutama kepada saudara Azmi Hidayat yang dengan
keiklasannya meluangkan segala waktu dan tenaganya.
Harapan penulis semoga Diktat Kuliah ini berguna bagi yang
memerlukannya. Selanjutnya penulis menyadari bahwa Diktat ini masih banyak
kekurangannya untuk itu diharapkan saran dan kritik agar menjadi lebih
sempurna.

Kediri, Desember 2016


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
I. Pendahuluan ................................................................................ 1
IL Arti Pembangunan Pertanian ..................................................... 3
III. Tujuan Pembangunan Pertanian ................................................ 5
IV. Sebab-sebab Terjadinya Pembangunan Pertanian ..................... 7
V. Faktor-Faktor Penghambat ........................................................ 11
VI. Cara Pendekatan ......................................................................... 13
VII. Intisari Teori A.T. Mosher. ........................................................ 15
VIII. Menggerakan Suatu Pembangunan Pertanian Menurut
Mosher ......................................................................................... 16
IX. Paradigma Pembangunan Pertanian Dimasa Mendatang .......... 40
X. Kasus : Masalah Perberasan di Indonesia Pada Musim
Tanam 1999 / 2000 ...................................................................... 44
I. PENDAHULUAN
1`
Sudah menjadi kodrat daripada tiap-tiap orang untuk selalu berusaha
mempertinggi tingkat hidupnya agar dapat memenuhi kebutuhannya yang
beraneka ragam dan yang selalu bertambah. Untuk mencapai tujuan itu dia
membangun.
Sejak Pemerintahan Negara, disamping menjaga keamanan, ditugaskan
pula untuk mempertinggi kesejahteraan dan kemakmuran daripada rakyatnya,
maka tiap-tiap pemerintah Negara berusaha pula untuk mendorong dan
melakukan pembangunan.
Itulah sebabnya, maka teori-teori tentang pembangunan, terutama
pembangunan ekonomi sejak lama dipelajari dan dikemukakan oleh berbagai-
bagai fihak, yang dengan mempergunakan bukti-bukti dan cara berfikimya
masing-masing berusaha untuk memberikan pedoman bagaimana pembangunan
ekonomi seharusnya dilakukan.
Sejak memperoleh kemerdekaannya, Indonesia berusaha dengan keras
untuk mengadakan pembangunan, karena Indonesia beranggapan bahwa dimasa
penjajahan, pembangunan hanya dilakukan secara terbatas, sedang Indonesia
mempunyai potensi pembangunan yang besar. Kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945 merupakan jembatan emas untuk menuju keterciptanya masyarakat
adil dan makmur dengan roengadakan pembangunan secara integral dan di dalam
segala bidang.
Didalam pembangunan ekonomi telah dikenal adanya Plan Kasimo,
Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI), Rencana Pembangunan 5 tahun dan
Rencana Pembangunan Semesta 8 tahun. Karena berbagai-bagai rintangan dan
gangguan maka rencana-rencana pembangunan ekonomi tersebut, tidak ada yang
dapat memeberikan hasil yang memuaskan.
Dengan mengambil pengalaman pada waktu-waktu lampau, maka pada
tahun 1969 akan dimulai pelaksanaan daripada Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita), dimana pembangunan pertanian dijadikan titik pusatnya. Di
dalang rangka ini maka usaha mempertinggi produksi pangan, memegang
kedudukan penting, karena menurut kenyataannya:
1. Perkembangan produksi pangan, khususnya beras, selama 1958-1966
menunjukkan ketinggalan dibandingkan dengan pertambahan penduduk.
2. Harga beras di luar Negeri menunjukkan perkambangan menaik, sehingga
impor beras secepat mungkin harus ditampung oleh produksi di dalam Negeri.
3. Potensi bagi peningkatan produksi cukup tinggi
4. Pengaruh pengembangan sektor pertanian cukup besar pada peningkatan
pendapatan Nasional, mengingat bahwa sektor ini menyumbang 52 % pada
pendapatan Nasional, dan memberi kesempatan kerja kepada 50% dan jumlah
tenaga kerja.
5. Peningkatan produksi dan pendapatan di sektor pertanian dapat pula
merangsang bagi sektor produksi industri, sehingga sekaligus sektor pertanian
dapat menjadi. unsur pelopor dalam proses pembangunan.
Bukan maksudnya, uraian ini membicarakan Rencana Pembangunan Lima
Tahun dengan Rencana Pembangunan Pertaniannya yang akan datang, karena
Rencana itu pada waktu sekarang masih diolah Bapenas, walaupun data-datanya
sudah banyak yang diumumkan oleh Depatemen-departemen yang bersangkutatL
Di dalam uraian ini terutama akan dicoba diberikan pengertian dan
persoalan-persoalan daripada pembangunan pertanian pada umumnya dengan
cara-cara pendekatannya, supaya pembangunan pertanian sungguh-sungguh dapat
dilaksanakan di dalam praktek oleh fihak-fihak yang bersangkutan terutama oleh
para petani / penggarap tanah.
Dalam hal ini Pemerintah mempunyai tugas untuk mengeerakan mereka
supaya mereka bersedia dan mampu melaksanakan pembangunan di dalam bidang
pertanian.
Tugas ini bukanlah tugas dari Departemen Pertanian saja, akan tetapi tugas
dari semua fihak baik petugas pemerintah maupun petugas swasta dan koperasi
yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung dengan pembangunan
pertanian.
IL ARTI PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.


Berhubung dengan itu ada baiknya diadakan peninjauan secara singkat tentang
pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi ("Economic Development") adalah suatu proses
yang diarahkan untuk menambah produksi per kapita, memperbesar pendapatan
perkapita dan mempertinggi produktivitas dengan jalan menambah peralatan
modal danmenambah sklill.
Proses berarti berkerjanya kekuatan-kekuatan tertentu selama periode
tertentu dan mewujudkan perubahan dalam variabel-variabel tertentu. Di dalam
proses pembangunan ekonomi bekerja faktor-faktor produksi alam, modal dan
tenaga, yang ditambah skill, dimana di dalam perbandinganya modal dan skill
ditambah sedemikian rupa sehingga mengakibatkan bertambahnya produksi,
pendapatan per kapita dan produktivitas. Pada umumnya penambahan modal dan
skill diarahkan untuk dapat merobah kekuatan ekonomi potensial menjadi
kekuatan-kekuatan ekonomi riil.
Yang dimaksudkan dengan skill atau kemampuan disini adalah kecakapan
keahlian, tidak hanya didalam bidang tehnik ("Technological skill") akan tetapi
juga didalam mengatur produksi dalam arti menggabungkan dengan sebaik-
baiknya faktor modal dengan keadaan alam dan tenaga manusia, dan didalam
keunggulan menempuh jalan baru dalam proses produksi dengan memakai tehnik-
tehnik yang baru ("manegerial and organization askills").
Selain itu adalah sangat penting sekali untuk mengatur pembagian unsur-
unsur produksi ("Allocation of resources") yang lebih seimbang antara berbagai
sektor ekonomi supaya lebih berfaedah untuk peningkatan produksi, pendapatan
per kapita dan produktivitas.
Jadi pembangunan ekonomi selalu merupakan perobahan structural, dan
yang jadi persoalan ialah bagaimanakah caranya mengadakan perobahan didalam
jumlah dan alokasi faktor-faktor produksi sehingga dapat mempertinggi produksi,
pendapatan dan produktivitas.
Jika pertanian diartikan sebagai turut campurtangannya manusia di dalam
perkambangan tumbuh-tumbuhan dan hewan supaya dapat lebih balk menenuhi
kebutuhannya, maka di dalam pembangunan pertanian, penambahan modal skill
dimaksudkan untuk memperbesar turut campurtangan tersebut.
Dengan demikian, pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu
proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap
konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktifitas usaha tiap-
tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut
campurtanya. manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Di dalam definisi tersebut dimaksudkan istilah "Selalu", karena di dalam
pertanian orang mudah untuk memperoleh kenaikan produksi tetapi dengan
mengabaikan norma-norma pengawetan tanah, pencegahan erosi dan sifat-sifat
perkambangan tumbuh-tumbuhan dan hewan itu sendid. dengan demikian
kenaikan produksi hanya akan berlangsung beberapa tahun saja dan sesudahnya
itu bukan kenaikan produksi yang terjadi tetapi justru kemerosotan.
Jadi penambahan modal dan skill didalam pembangunan pertanian harus
dipergunakan tidak sekedar untuk mempertinggi produksi didalam beberapa tahun
saja, tetapi dipergunakan pula untuk menjalankan usaha-usaha yang konkrit
(pengawetan tanah, pengendalian erosi dsb) yang dapat menjamin bahwa
penambahan produksi dapat berlangsung untuk waktu yang tidak terbatas.
Yang dimaksud dengan produksi disini adalah produksi yang dapat
dikonsumsi, bukan produksi yang dihasilkan, sehingga penggunaan modal dan
skill harus ditujukan pula untuk menjaga agar kehilangan dan kerusakan didalam
pemasaran dan pengolahan dapat ditiadakan dan setidak-tidaknya dapat
diperkecil.
Pada dasarnya peningkatan produksi didalam pertanian dapat dijalankan
dengan dua cara:
1. Dengan intensifikasi yaitu usaha peningkatan produksi pertanian dengan
menambah modal dan tenaga (skill) per kesatuan luas tanah yang sama
(pemupukan, perbaikan pengairan, cara bercocok tanam, pemberantasan
hama dan penyakit, pemakaian bibit unggul, pencegahan erosi, perbaikan
cara pemasaran dan pengolahan dsb).
2. Dengan perluasan areal tanah pertanian, yaitu usaha peningkatan produksi
pertanian dengan menambah modal dan tenaga (skill) untuk merobah bukan
tanah pertanian menjadi tanah pertanian (membuka tanah hutan, tanah rawa,
tanah padang rumput dsb. menjadi tanah pertanian)
Perlu diterangkan disini, bahwa istilah ekstensifikasi (extensification)
adalah kebalikan dari istilah inteniikasi, jadi berarti pengurangan modal dan
tenaga (skill) pada kesatuan luas tanah pertanaman yang sama. Misalnya
perobahan pertanian gandum menjadi pertanian rumput seperti terjadi pada waktu
revolusi di Inggris pada. abad ke-19.
Jadi tidak tepat perluasan areal tanah pertanian (expanding agraricultural
land") disamakan dengan ekstensifikasi.
III. TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Tujuan dalam arti hasil akhir yang ingin dicapai, mempimyai peranan yang
penting baik di dalam pembangunan ekonomi maupun di dalam pembangunan
pertanian.
Tujuan menentukan cara khusus cara yang hams dipergunakan di dalam
membangun dan menentukan pula jumlah modal dan jenis skill yang harus
ditambahkan. Adanya tujuan yang menarik dan atau mendesak, mendorong-
dilakukannya pembangunan.
Dalam hal ini tujuan merupakan perangsangan yang berasal dan fihak
permintaan. Tanpa ada campurtangan dari pemerintah, di dalam masyarakat akan
terjadi pembangunan, yang didorong oleh meningkatnya kebutuhan sebagai akibat
dari bertambahnya penduduk.
Tujuan dipergunakan juga untuk menilai apakah pembangunan yang
dilakukan dapat berhasil atau tidak. Oleh karena itu, disamping secara kualitatif,
tujuan harus dinyatakan pula secara kuantitatif.
Tujuan akhir daripada pembangunan semesta di Indonesia sudah jelas yaitu
tercapainya masyarakat adil makmur, baik meteriil maupun spirituil yang diridhoi
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Berhubung dengan itu maka baik pembangunan ekonomi maupun
pembangunan pertanian hams selalu diarahkan ke tercapainya tujuan akhir
tersebut.
Dari definisi pembangunan pertanian telah dinyatakan bahwa tujuannya
adalah peningkatan produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap pertanian.
Besamya produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen adalah yang paling
mudah diukur yaitu dengan membagi besamya produksi tiap-tiap jenis hasil
pertanian dengan jumlah penduduk.
Pendapatan pertanian per tani, diukur dengan membagi pendapatan
pertanian nasional dengan jumlah penduduk tani. Pendapatan pertanian nasional
adalah jumlah nilai dari semua jenis hasil pertanian rakyat yang dihasilkan selama
tahun, berdasarkan harga pasar yang berialan.
Dengan produktivitas usaha tiap-tiap tani dimaksudkan hasil produksi
pertanian yang diperoleh di dalam satu jam kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan hasil pertanian.
Produktivitas dari usaha tani diperhitungkan dengan memberi produksi
pertanian nasional dengan jumlah tenaga kerja dalam pertanian X jam kerja rata-
rata untuk satu minggu.
Dalam jumlah tenaga kerja pertanian dimasukkan semua tenaga kerja
pertanian yang ada, termasuk mereka yang menganggur tetapi tidak atas kehendak
sendiri.
Prodiksi dan pendapatan per kepita dapat bertambah kalau jumlah jam kerja
diperbanyak atau kalau jumlah tenaga kerja ditambah. Akan tetapi penambahan
produksi dan pendapatan per kapita yang terjadi demikian itu, belum tentu berarti
kemajuan. Kemajuan hanya terjadi, jika juga lebih banyak dapt dihasilkan dalam
satu jam kerja. Dengan perkataan lain tambahnya produksi dan pendapatan per
kapita pada dirinya masih belum berarti kemajuan, jika tidak disertai dengan
pertambahan produktivitas.
Sebaliknya dapat dikatakan bahwa jika produktivitas naik dengan
sendirinya hal itu berarti produksi dan pendapatan per kapita menjadi lebih besar.
(Contoh lihat lampiran II).
Maka dari itu pendapatan pertanian per kapita hendaknya selalu
dihubungkan dengan produktivitas.
Hal yang tidak kurang penting ialah cara pembagian hasil produksi
pertanian nasional dan pendapatan pertanian nasional. Pembangunan seharusnya
berarti kemajuan untuk masyarakat seluruhnya. Maka dari itu dasar dan cara
pembagian hasil produksi harus mengandung nikmat untuk rakyat banyak.
Tapi untuk mengukumya secara kuantitatifadalah sangat sukar.
Di satu fihak ada segolongan kecil dalam masyarakat yang menguasai
kehidupan ekonomi dan menguasai sebagaian terbesar dari pendapatan pertanian
nasional. Di lain fihak golongan terbesar dalam masyarakat yang terdiri atas
produsen kecil, yang hanya menguasai sebagian kecil dari pendapatan pertanian
nasional.
Keadaan demikian disebabkan karena ada keganjilan yang berhubungan
dengan kekuatan modal dan skill pada masmg-masing pihak.
Segolongan kecil dari masyarakat menguasai hampir seluruh modal yang
ada dan mereka telah terjun pula dengan kecakapan dan keahlian khusus di dalam
lapanagan perdagangan. Di pihak lain golongan produsen kecil hampir tidak
mempunyai modal dan tidak mempunyai kecerdasan dalam lapangan ekonomi.
Di Indonesia pada umumnya tidak banyak golongan tuan tanah, tetapi
petani kecil terbelenggu oleh kekuasaan ekonomi golongan tengkulak yang
dilakukan melalui perkreditan dan perdagangan. Maka dari itu proses dalam
pembangunan dalam arti yang sebenamya hams pula berarti perubahan dalam
perbandingan kekuatan dan perubahan pada hubungan kekuasaan yaitu dengan
jalan menambah kekuatan ekonomi golongan produsen kecil dan mengawasi,
kadang-kadang membatasi sepak teriang golongan yang mempunyai banyak
modal dan banyak skill
Selain perubahan-berubahan didalam tingginya produksi pertanian
nasional, besamya pendapatan pertanian tiap-tiap tani dan produktivitasnya, maka
dengan adanya pembangunan akan teriadi pula perubahan-perubahan didalam
sifat usahataninya sendiri
Secara fisik akan lebih banyak dipergunakan alat-alat dan bahan-bahan
pertanian seperti pupuk, obat-obtan, dan sebagainya didalam usahatani. Secara
ekonomis akan teriadi perubahan sifat-sifat perusahaan dari "Subsistence farming"
ke dalam "Commercial farming" karena dengan pembangunan pertanian akan
lebih banyak dipergunakan uang untuk membayar alat-alat dan bahan pertanian
yang dipakai dan karena kelebihan hasil yang diperoleh harus dijual kepada fihak
lain.
Dalam bidang sosial akan terjadi perobahan dalam corak masyarakat yang
tertutup ("Closed society") ke dalam masyarakat yang terbuka ("Open society").
IV. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PEMBANGUNAN PERTANIAN

Dari definisi pembangunan pertanian telah dinyatakan bahwa tambahan


modal dan skill pada proses produksi yang ada, mengakibatkan terjadinya
pembangunan pertanian.
Jika meningkatnya kebutuhan sebagai akibat daripada bertambahnya
penduduk meruapakan perangsang dari fihak permintaan, maka tambahan modal
dan skill merupakan perangsang dari fihak penawaran. Jadi adanya perobahan
baik didalam. struktur permintaan maupun didalam struktur penawaran seperti
tersebut diatas menyebabkan terjadinya pembangunan.
Didalam pembangunan pertanian, maka tambahan modal dan skill dapat
dimasukkan ke dalam tanah pertanian yang telah ada (intensifikasi) atau
dipergunakan untuk memperluas areal tanah pertanian dengan merobah tanah
pertanian menjadi tanah pertanian.
Didalam proses produksi pertanian yang telah ada, orang masih
mempergunakan sedikit modal dan banyak tenaga didalam mengusahakan
tanahnya. Pada umumnya kenaikan produksi yang sampai sekarang diperoleh,
sebagian besar disebabkan karena ditambahkannya tenaga manusia yang lebih
banyak didalam pertanian sebagai akibat dari bertambahnya penduduk.
Oleh Timmer, penambahan produksi pertanian yang disebabkan oleh
penambahan tanaga manusia, dinamakan proses dinamisasi ("dynamisarings
proses"). Kenaikan produksi yang diperoleh dengan sendirinya tidak begitu besar
dan pada umumnya hanya dapat mengikuti bertambahnya penduduk pada waktu
jumlahnya masih rendah.
Dengan makin besamya jumlah penduduk, maka usaha peningkatan
produksi dengan proses dinamisasi harus diganti dengan proses pembangunan,
dimana dengan penambahan modal dan skill yang lebih besar diharapkan dapat
memberikan kenaikan produksi yang lebih besar pula.
Faktor jumlah, baik modal maupun jumlah skill yang dapat ditambahkan,
kana menentukan besamya kenaikan produksi yang akan diperoleh, sedang
perbandingan antara faktor-faktor produksi yang telah ada (tanah dan tenaga)
dengan faktor-faktor produksi yang ditambahkan (modal dan skill) akan
mempengamhi produktivitasnya.
Penambahan modal dapat berasal dari luar atau dari dalam usahatani.
Penambahan modal dari dalam usahatani sendiri harus didahului dengan
pembentukan modal.
Masalah pembentukan modal didalam pertanian dipengamhi oleh kekuatan
petani dan oleh besamya rentabilitas modal yang dipergunakan dalam pertanian
ataua oleh penawaran dan pennintaan modal.
Dari sudut kekuatan petani, maka kekurangan modal didalam pertanian
disebabkan karena kekuatan petani untuk menabung rendah. Jumlah tabungan
rendah, disebabkan karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah
merupakan cennin dari produktivitas rendah, sedang produktifitas yang rendah
sebagian besar adalah akibat dari kekurangan modal
Dari sudut rentabilitas, maka kesediaan petani untuk memakai modal pada
umumnya tidak begitu besar. Hal ini disebabkan karena daya beli dalam
maysrakat adalah rendah dan oleh karenya pasar untuk hasil produksi pertnianjuga
agak terbatas.
Daya beli yang rendah disebabkan karena pendapatan rendah dan
pendapatan rendah mencerminkan produktifitas yang rendah dan hal ini
disebabkan karena tidak banyak modal dipergunakan dalam proses produksi. Baik
dari sudut kekuatan petani maupun dari sudut rentabilitas, terlihat adanya
lingkaran vicieus yang tidak berujung-pangkal. Hanya dengan kesadaran segenap
lapisan masyarakat tentang keharusan menabung (yaitu menahan nafsu konsumsi)
akan diperoleh pertambahan pendapatan dan produktifitas.
Soal apakah jumlah tabungan tersalur secara efektif dalam usaha-usaha
yang produktif ikut dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat. Masyarakat harus
membiasakan din supaya tabungan dicairkan dalam sektor-sektor produktif dan
tidak lagi dalam bentuk perhiasan dan gedung-gedung yang indah.
Kehalian dan kecerdasan (skill) bukanlah merupakan soal didikan tehnis
semata-mata. Cepat lambatnya suatu maysrakat memperoleh keahlian di berbagai
lapangan juga bertalian dengan adaptasi kebudayaan dan difusi kebudayaan,
artinya soal skill dalah suatu unsur yang tak dapat dipisahkan dari dunia
kebudayaan dalam arti yang luas. Menguasai skill bermaksud memperkecil jarak
dan tingkat terbelakang suatu maysrakat.
Efektivitas keadaan alam hendaknya ditafirkan sebagai sumbangan alam
bagi usaha memperbesar produktivitas seluruhnya. Hal inilah yang terpengaruh
oleh kemajuan tehnologi. Hasil-hasil kemajuan tejnologi dapat menentukan mutu
tanah dan kesuburan tanah dan sebagainya.
Peranan dan efesisiensi tenaga manusia dalam proses pembangunan tidak
hanya ditentukan oleh kuantitas dan kualitasnya (skill) tetapi juga oleh kesediaan
untuk-menempuh cara-cara baru atau untuk mencari lapangan hidup yang baru.
Kesediaan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
susunan dan corak hidup masyarakat, sifat pergaulan hidup, kebiasaan
masyarakat, lembaga-lembaga masyarakat dan sebagainya. Faktor-faktor
masyarakat ini hendaknya diperhatikan didalam mengadakan pertimbangan
tentang produktifitas dan mobilitas tenaga manusia sebagai faktor produksi,
karena kesadaran itu tidak ditentukan oleh faktor ekonomi semata-mata.
Terjadinya proses pembangunan didalam bidang pertanian pada pokoknya
ditentukan oleh faktor-faktor modal, skill, tenaga, alam, kesediaan petani sendiri
dan kebutuhan akan tambahan hasil pertanian. Kuantitas dan kualitas dari masing-
masing faktor, yang saling pengaruh-mempengaruhi bersama-sama akan
menentukan lajunya pembangunan.
V. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

Didalam menjelaskan intensifikasi, orang tidak bebas dalam meningkatkan


produksi menurut kehendaknya sendiri. Penambahan modal dan tenaga (skill)
dapa kesatuan luas tanah yang sama, mula-mula memang dapat mempertinggi
hasilnya, tetapi sesudah titik tertentu bertambahnya hasil tidaklah sepadan lagi
dengan jumlah modal dan tenaga yang ditambahkan, malah pada akhimya,
penambahan faktor-faktor produksi tersebut tidak memberikan tambahan hasil
lagi.
Gejala tersebut yang selalu terjadi pada usaha intensiikasi dinamakan "The
law of the deminishing returns" atau penambahan hasil yang selalu makin
berkurang (lihat angka-angka dan grafik pada lampiran 2).
Jika hasil pertanian itu dinyatakan dalam ukuran fisis (berat, volume dan
sebagainya) maka gejala itu dinamakan "The law of the deminishing physical
returns" danjika hasil pertanian itu dinyatakan dalam keuntungan uang (rupiah)
yang diperoleh, maka gejala itu diberi nama "The law of the deminishing
economical returns".
Hasil fisis yang tertinggi yang dapat dicapai dengan penambahan modal
dan tenaga pada tanah dan tanaman tertentu, ditunjukkan didalam grafik oleh titik
maksimum. Hasil uang (hasil ekonomis) yang tertinggi yang dapat dicapai dengan
penambahan modal dan tenaga pada tanah dan tanamana tertentu, ditunjukkan di
dalam grafik oleh titik rentabilitas.
Letaknya kedua titik tersebut pada umumnya tidak pada tempat yang sama.
Titik rentabilitas biasanya letaknya di sebelah kiri titik maksimum, yang berarti
bahwa keuntungan ekonomis yang tertinggi telah tercapai pada penambahan
modal dan tenaga yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan modal dan tenaga
yang periu ditambahkan untuk mencapai titik maksimum.
Petnai yang tujuannya mengahasilkan guna memenuhi kebutuhannya
sendiri ("Subsistence farming"), didalam usahanya meningkatkan produksi, akan
berusaha mencapai titik maksimum.
Sebaliknya petani yang tujuannya memperoleh keuntungan uang yang
sebesar-besamya ("Comercial farming"), akan bei-hanti pada titik rentabilitas.
Titik maksimum pada dasamya hanya digeser ke kanan dengan cara-cara
tehnologi yang lebih maju. Dalam keadaan itu maka penambahan modal dan
tenaga yang lebih besar, kana masih dapat mempertinggi hasil fisisnya. Yang
berubah-rubah adalah letaknya titik rentabilitas, yang selalu dipengaruhi oleh
tinggi harga hasil dan tingginya harga-harga faktor-faktor produksi yang
dipergunakan.
Jika harga hasil naik dan harga faktor produksi tetap, yang selalu
dipengaruhi rentabilitas akan bergeser ke kanan. Jika harga hasil tetap dan harga
faktor produksi naik, maka letak titik rentabilitas akan bergeser kekiri. Dalam
keadaan yang terakhir ini. maka faktor-faktor produksi yang ditambah hams
dikurangi untuk memperoleh keuntungan yang tertinggi.
Dipandang dari sudut keuntungan, maka faktor produksi yang
dipergunakan hams selalu dirubah-mbah, sedemikian mpa sehingga selalu dapat
diperoleh keuntungan yang tertinggi
Dari uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa peningkatan
produksi secara intensifikasi adalah terbatas. Pada tingkat kemajuan tehnologi
tertentu maka hasil fisis per kesatuan luas tanah yang sama tidak dapat dinaikan
lagi melalui titik maksimum yang ada. Oleh karena itu hams selalu diusahakan
penelitian secara terus menerus untuk dapat menemukan tehnologi yang lebih
maju yang dapat dipergunakan untuk melampaui titik maksimum yang ada.
Disamping itu, penginkatan produksi yang lebih lanjut hanya dapat dilakukan
dengan pembukaan tanah-tanah pertanian barn.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan pula, bahwa pemerintah
dapat membantu petani memperoleh keuntungan yang lebih tinggi (membantu
menggeser rentabilitas ke kanan) dengan usaha-usaha yang dapat mempertinggi
harga hasil, misalnya dengan memperbaiki alat pengangkutan dan perhubungan
sehingga biaya pengangkutan dapat diperendah, dengan memperbaiki letak tanah
usahatani, dengan mengadakan usaha-usaha resionalisasi misalnya dengan
pembikinan bangunan-bangunan pengairan dan sebagainya.
VL CARA PENDEKATAN

Pada dasamya pembangunan pertanian dilakukan oleh pateni-petani kecil,


oleh pengusaha-pengusaha perkebunan swasta dan oleh perusahaan-perusahaan
negara pertanian yang mempunyai kedudukan otonomi.
Dalam hal ini pemerintah mempunyai kewajiban untuk membantu mereka
dengan menjalankan berbagai-bagai usaha yang dapat menciptakan suatu iklim,
dimana mereka bersedia, karena insyaf bahwa pembangunan pertanian, di dalam-
pertanian. Bersedia, karena insyaf bahwa pembangunan pertanian, di samping
bermanfaat untuk masyarakat, akan memberi keuntungan pula kepada dirinya
sendiri. mampu, karena dia mempunyai alat-alat keterampilan, kecakapan dan
pengetahuan untuk melaksanakan pembangunan tertentu.
Pada prinsipnya tiap-tiap petani mempunyai kebebasan memilih,
pembangunan pertanian apa yang akan mereka lakukan, bagaimana caranya dan
bilamana pembangunan itu akan dilakukan, untuk apa hasilnya nanti akan
dipergunakan dan sebagainya.
Tetapi didalam melakukan haknya untuk memilih, mereka selalu
dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu :
1. Oleh kesediaanya sendiri
2. Oleh keadaan yang ada di sekeliling, yang terdiri dari modal dan skill, tenaga,
alam dan kebutuhan akan bertambahnya hasil.
Dua hal ini tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi dapat saling pengaruh-
mempengaruhi. Kesediaan dapat mempengaruhi keadaan sekelilingnya dan
sebaliknya keadaan sekelilingnya dapat mempengaruhi kesediaannya secara
terbatas. Seperti telah diuraikan di muka maka modal dan skill yang merupakan
unsur pokok yang menentukan keadaan yang ada di sekeliling petani, berada
dalam keadaan minimum.
Kurangnya modal dan skill tersebut biasanya menghambat jalannya
pembangunan. Berhubung dengan itu, maka pemerintah mempunyai kesempatan
untuk mengarahkan hak pilih daripada petani dengan mengatur keadaan yang ada
di sekitar petani. Jika keadaan yang ada di sekitar petani dapat sepenuhnya diatur
oleh pemerintah maka dapat dipastikan bahwa pilihan petani akan jatuh pada arah
yang dikehendaki oleh pemerintah.
Jika keadaan yang ada di seldtar hanya sebagian saja yang dapat diatur oleh
pemerintah, maka petani akan hanya sebagian pula yang sesuai dengan kehendak
dari pemerintah.
Secara lebih terperinci MOSHER, di dalam bukunya "Getting Agriculture
Moving", membagi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan petani, yang
sekaligus mempakan faktor-faktor pula yang dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi pilihan petani didalam 10 faktor yang dibagi lagi dalam :
A. 5 Faktor utama (mutlak) yaitu faktor-faktor yang harus ada supaya
pembangunan pertanian dapat berlangsung, yang terdiri dari;
(1) Faktor pasar, yang dapat isamakan dengan faktor adanya kebutuhan.
(2) Faktor tehnologi yang berkembang yang dapat disamakan dengan skill.
(3) Faktor tersediaanya alat-alat dan bahan-bahan pertanian yang dapat
isamakan dengan modal.
(4) Faktor insentifyang dapat mempengaruhi kesediaan petani.
(5) Faktor transport yang dapat disamakan dengan faktor modal.
B. 5 Faktor acieberator (pelancar) yaitu faktor-faktor yang dapat mempercepat
terjadinya pembangunan pertanian, yang terdirinya dari :
(1) Faktor pendidikan yang dapat mempengaruhi skill dan kesediaan.
(2) Faktor kredit yang dapat mempengaruhi besamya modal
(3) Faktor gotong-royong yang dapat mempengaruhi kesediaan petani.
(4) Faktor memperluas dan memperbaiki tanah pertanian yang mempengaruhi
alam.
(5) Faktor perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian, yang
mempunyai skill.
Tugas untuk menjelmakan lima faktor utama dan lima faktor pelancar
tersebut, sehingga dapat tercipta suatu iklim yang baik, dimana petani-petani
bersedia dan mampu untuk melaksanakan pembangunan, adalah tugas penyuluhan
pertanian.
Jadi penyuluhan pertanian tidak hanya sekedar mendidik petani atau hanya
sekedar memberi penerangan, tetapi meliputi pekerjaan yang komplek. Oleh
karena kompleknya, maka penyuluhan pertanian tidak dapat dilakukan oleh Dinas
Pertanian
saja atau Departemen Pertanian saja, tetapi oleh berbagai-bagai instansi dan
Departemen yang mempunyai hubungan dengan pembangunan pertanian.
Untuk memahami lebih lanjut tentang faktor-faktor utama dan faktor-faktor
pelancar, maka dalam bab berikutnya ditinjau secara singkat isi buku MOSHER
tersebut diatas.
VI. INTISARI TEORI A.T. MOSHER

A. Unsur Pertanian
1. Proses produksi
2. Petani
a) Petani sebagai juru tani
b) Petani sebagai manager
c) Petani sebagai anggota keluarga dan masyarakat
d) Petani sebagai manusia
3. Usahatani
4. Usahatani sebagai Perusahaan
a) Input dan output
b) Biaya dan penerimaan
c) Bidang-bidang usaha (enterprices) didalam usaha tani
d) Beda antara luas usahatani dan besamya usahatani
e) Implikasi-implikasi bagi pembangunan pertanian

B. Syarat-Syarat Utama Pembangunan Pertanian


1. Pasaran hasil produksi pertanian
a) Permintaan di dalam negeri
b) Permintaan intemasional
c) Kelancaran sistem pemasaran
d) Fungsi-fungsi pemasaran
e) Biaya pemasaran
f) Kegiatan pemerintah mutlak perlu
g) Kegiatan pemerintah atau swasta
h) Menyadari pentingnya pemasaran
i) Kepercayaan petani terhadap sistem pertanian.
2. Tehnologi maju
a) faktor-faktor pembatas (limitting factors)
b) Ramuan "serba usaha" (Packages pratices)
c) Suatu tehnik baru hams memberikan manfaat yang besar
d) Sumber-sumber tehnologi baru
e) Penelitian
f) Balai-balai percobaan pemerintah
g) Masalah apa yang seharusnya dipelajari
h) Program penelitian
i) Penelitian dan latihan.
3. Tersediannya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
a) Bikinan dalam negeri atau impor
b) Memperbanyak benih unggul
c) Perisyaratan bag! alat-alat dan bahan-bahan produksi
d) Pemeriksaan setempat
e) Ramuan "serba usaha" dari berbagai input ("packages of input")
f) Permintaan petani yang tidak dapat ditentukaBi
4. Perangsangan produksi bagi petani
a) Hubungan harga yang menguntungkan
b) Pembagian hasil
c) Tersediannya barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan keluarga
petani
d) Pendidikan rumah tangga bagi wanita
e) Penghargaan masyarakat terhadap prestasi.
5. Pengangkutan
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi ongkos pengangkutan
b) Pengangkutan lokal
c) Pengangkutan jarakjauh
d) Sistem pengangkutan

C. Faktor-Faktor Pelancar Pembangunan Pertanian


1. Pendidikan pembangunan
a) Pendidikan bagi semua umur
b) Pendidikan dasar dan lanjutan
c) Pendidikan petani untuk pembangunan
d) Pendidikan penyuluhan
e) Latihan para petugas tehnik pertanian
f) Unsur-unsur kecakapan profesional (Keahhan)
g) Pendidikan dan latihan tingkat Universitas
h) Latihan jabatan
i) Latihan semasa kerja (in service-raining)
j) Menghargai kecakapan yang meningkat
k) Pendidikan rakyat kota mengenai pembangunan.
2. Kredit Produksi
a) Belajar menggunakan kredit produksi
b) Jeriis-jenis kredit produksi
c) Sebaiknya ada pilihan antara beberapa sumber kredit
d) Masalah-masalah petani berhubungan dengan kredit produksi
e) Masalah badan pemberian kredit
f) Menilai biaya dan pennintaan kredit.
3. Kegiatan Gotong-royong
a) Berbagai corak gotong-royong
b) Menggiatkan gotong-royong
c) Pembangunan masyarakat desa
d) Untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan
4. Memperiuas dan memperbaiki Tanah Pertanian
a) Memperbaiki tanah pertanian yang telah ada
b) Mengusahakan tanah baru untuk pertanian
5. Perencanaan Nasional untuk Pembangunan Pertanian
a) "Syarat-syarat utama" periu mendapat prioritas tertinggi
b) faktor-faktor pelacar dapat mebantu apabila syarat-syarat utama telah
tersedia
c) Hanya sebagian dari pembangunan pertanian dapat direncanakan
d) Perencanaan hams didasarkan pada daerah demi daerah pertanian
e) Kemungkinan-kemungkinan produksi dan tatat niaga harus
dipertimbangkan
f) Perencanaan harus lebih diarahkan kepada menaikan rentabilitas usaha
tani tertentu.
g) Banyak investasi memerlukan waktu sebelum menjadi produktif
h) Mutu tiap kegiatan lebih penting daripada jumlahnya.
i) Kegiatan-kegiatan tertentu harus dikoordinasi secara lokal
j) Keuntungan kegiatan pembangunan pertanian tidak dapat
diperhitungkan dengan angka-angka.
k) Partisipasi petani dalam perencanaan
l) Pertanian dan insdustri hams dipertimbangkan bersama
m) Penilaian yang kritis
n) Perencanaan harus kontinu

D. Menggerakkan
1. Bekerja, belajar, bereksperimen dan mempertimbangkan Pandangan orang
lain.
2. Aspek-aspek khusus masalah-masalah pembangunanpertanian
3. Manusia menghasilkan pembangunan
4. Apa yang dapat saya lakukan untuk mendorong pembangunan
VIII. MENGGERAKKAN SUATU PEMBANGUNAN PERTANIAN
MENURUT MOSHER

Tulisan mi adalah suatu riview dari tulisan A.T. MOSHER yang judul
aslinya "Getting Agriculture Moving". Maksudnya untuk memberikan suatu
ichtisar secara singkat yang diusahakan dapat memuat sedemikian banyak hal
yang bersangkutan dalam mengerakkan suatu pembangunan pertanian.
Dengan ichtisar ini diharapkan akan mempermudah dalam memperlajari
buku tersebut, sehingga apabila kita ingin menciptakan suatu iklim yang baik
untuk membangun pertanian kita dengan mudah dapat meninjau kembali keadaan
unsur-unsur pertanian yang ada dan sarana-sarana yang diperlukan yang berupa
syarat-syarat utama aatau syarat-syarat "mutlak" (essentials) dan syarat-syarat
"pelancar" (accelerators).
A. Unsur-Unsur Pertanian
Turut campumya tenaga manusia dalam memperkembangkan janis-jenis
tanaman dan hewan sehingga didapatkan tambahan keuntungan dibanding
bilamana tidak turut campumya tenaga manusia didalamnya dinamakan
pertanian. Dengan perkataan lain pertanian adalah proses produksi dengan
mendasarkan pertumbuhan hewan dan tanaman.
Orang yang turut campur tangan dalam perkembangan tanaman dan
hewan itu dinamakan petani, sedang bentuk dan tempat dimana usaha itu
dilakukan disebut usahatani. Kegiatan produksi dalam usahatani merupakan
bentuk usaha (business) dimana faktor penemnaan dan pengeluaran selalu
menjadikan pertimbangan.
1. Proses Produksi
Alam menyediakan dua macam hasil pertanian sebagai makanan
manusia yang pertama berupa hasil tanaman-tanaman yang langsung dapat
merupakan makanan manusia (Primary food), yang kedua berupa hasil
dari hewan yang telah memproses lebih lanjut tanaman menjadi bahan
ptotein hewani yang sangat tinggi mutunya (Secundary food).
Dua macam bahan makanan itu dapat lebih dimanfaatkan kegunaanya
dengan hadimya seorang petani, dalam hal ini keterampilan dan kecakapan
petani mempengaruhi tingkat penguasaan produk tersebut, semakin maju
tingkat tehnologi manusia semakin banyak faktor-faktor produksi yang
dapat dikuasai, akibatnya ialah makin banyak pula potensi alam itu yang
dapat digali. Meskipun demikian masih ada pula beberapa faktor produksi
yang belum dapat dikuasai manusia. Lingkungan alam sekitar misalnya
tipe tanah, topografi, sangat mempengaruhi tumbuhnya tanaman, hal ini
hams selalu iingat terutama. dalam memasukkan tehnologi baru.
Suatu tehnologi baru disuatu daerah dapat memberikan hasil yang
cemerlang, mungkin didaerah yang lain akan mengalami kegagalan
ataupun tidak dapat diterima karena adanya faktor-faktor tersebut diatas.
Meskipun pola pertanian dan syarat-syarat tumbuh tanaman bervariasi dari
satu daerah ke daerah yang lain, kita masih dapat mengambil pengalaman
dari daerah-daerah tersebut untuk kemudian mencoba memecahkan
masalah setempat dengan kondisi yang sesuai. Yang jelas ialah bahwa
sesuatu tehnologi baru itu dapat diterima oleh petani setelah mengalami
adaptasi yang cukup lama, hal ini sesuai dengan sifat petani yang ingin
melihat dulu bukti daripada anjuran itu.
Karena proses produksi pertanian diselnggarakan didaerah (tempat)
yang faktor-faktornya tidak dapat dikuasai sepenuhnya maka dalam
membuat perencanaan pertanaman harus bersifat agak fleksibel dalam hal
waktu. Tetapi juga harus diingat bahwa tiap-tiap tanaman memerlukan
syarat-syarat pertumbuhan sendiri-sendiri, sehingga arti fleksibel tersebut
tidak boleh mengurangi arti perencanaan penanaman yang memungkinkan
tertampungnya kelebihan tenaga dari musim ke musim. Hal ini sangat
penting diperhatikan guna mengatur penyebaran tenaga dari manusia itu
sepanjang tahun:

Implikasi-Implikasi Bagi Pembangunan Pertanian


Dengan mengingat bahwa proses produksi pertanian adalah suatu
proses biologis alamiah, suatu implikasi-implikasi bagi pembangunan
pertanian.
1.1. Pertanian harus tetap tersebar luas sebab ebersinya dari sinar
matahari.
1.2. Pertanian hams berbeda-beda dari tempat satu dan tempat lain karena
keadaan alamnyajuga berbeda-beda.
1.3. Timing untuk melancarkan suatu operasi usahatani harus diselaraskan
dengan keadaan cuaca dan serangan-serangan hama penyakit.
1.4. Pertumbuhan tanaman dan hewan membutuhkanjangka waktu
tertentu dan ketepatan waktu.
1.5. Petani harus memiliki keterampilan yang lebih luas daripada
pekeriaan-pekerjaan pabrik.
1.6. Tiap perubahan didalam suatu pekerjaan pertanian memerlukan pula
perubahan-perubahan lainnya.
1.7. Pertanian yang maju selalu berubah.

2. Petani
Diatas sudah diterangkan bahwa untuk mendapatkan kemanfaatan
yang lebih dari tanaman dan hewan itu diperiukan kehadiran seseorang
yang dinamakan petani.
Kalau kita lihat dengan seksama seluruh kegiatan dari petani itu
didalam usahataninya geraknya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut merupakan peranan yang harus dilakukan oleh petani
dalam lingkungan kehidupannya.
a) Petani Sebagai Juru Tani
Peranan pertama ialah petani sebagau juru tani (Cultivars) yang
memelihara tanaman dan hewan piaraanya untuk mendapatkan
kemanfaatan yang lebih banyak bagi dirinya, oleh karena itu tingkat
ketrampilan petani memegang peranan yang utama.
b) Petani Sebagai Manager
Kedua peranan petani sebagai pemimpin perusahaan (manager) yang
akan mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan berbagai-bagai
pertimbangan. Sebagai seorang manager petani itu betul-betui harus
menggunakan kecerdasannyan untuk dapat melihat setiap kesempatan
yang ada di sekitarnya, untuk selanjutnya petani itu akan menanggapi
kesempatan itu dengan menggunakan perhitungan memilih
kesempatan yang paling sedikit menanggung resiko. Inilah sebabnya
mengapa petani itu menanggapi, kesempatan yang ditawarkan
kepadanya secara subyektif.
c) Petani Sebagai Anggota Keluarga Dan Masyarakat
Ketiga peranan petani sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Baik
peranan petani sebagai juru tani maupun sebagai manager, dalam
menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan selalu akan
mengingat norma-norma sosial yang sudah berlaku di lingkungannya.
Norma-nonna sosial itu justru yang memimpin tindakan petani untuk
mengambil resiko dengan perkataan lain tingkah laku petani
ditentukan oleh tingkah laku keluarga dan msyarakatnya. Inilah
sebabnya mengapa berbagai macam selamatan-selamatan yang
dilakukan oleh petani dalam mengerjakan susahanya yang kita
pandang sebagai suatu pemborosan itu tidak secara periahan-lahan
mendesak semua kebiasaan petani dan msyarakatnya yang kita anggap
negatif.
d) Petani Sebagai Manusia
Keempat peranan petani sebagai manusia yang berkepribadian. Alam
dan lingkungan dimana petani itu hidup akan mempengaruhi
kepribadian petani itu. Pengaruh yang terus menerus dari lingkungan
ini tercermin dalam kebiasaan hidup dari petani. Dalam hal ini soalnya
ialah bagaimanakah menghilangkan "Kabut" kebiasaan itu sehingga
petani dapat mengembangkan pribadinya dalam menanggapi adanya
pembangunan pertanian.
3. Usahatani
Tempat dimana petani itu melakukan proses produksi pertanian
dinamakan usahatani. Corak daripada usahatani itu dibentuk berdasarkan
atas kombinasi faktor : alam, tenaga, modal dan kecakapan (skill) yang
telah dicurahkan kepadanya. Oleh karena itu corak dan luas serta besar
usahatani yang dianggap baik untuk suatu daerah belum tentu sesuai
dengan daerah yang lain. Pada waktu penduduk masih jarang manusia
tidak usah kawatir akan persediaan tanah untuk usahataninya, tetapi makin
majunya keterampilan petani maka mau tidak mau kita harus
meninggalkan cara pertanian ladang (sniffing cultivation) dan
menggantikan pertanian menetap (setlet agriculture) dan karenanya periu
pula diikuti syarat-syarat lain yang antara lain berupa hak milik atas tanah
dan tanah-tanah untuk pemeliharaan temak.
Menuju Usaha Tani Yang Efisien
Ditinjau dari segi negara maka untuk menuju tipe petani yang efesien
diperiukan syarat-syarat yaitu: a). Menetapkan luas tanah milik per
orangan, b) menyediakan luas tanah tertentu guna pemeliharaan temak
dengan memperhatikan tingkat penjagaan kesuburan tanah, c). konsulidasi
luas tanah yang letaknya terpencar, d) menetapkan batas-batas milik luas
tanah per orangan dengan meredistribusikan tanah-tanah kelebihan, e).
menjamin hal hukum hubungan antara pemilik dan penggarap.
4. Usaha Tani Sebagai Perusahaan
Petani memegang peranan sebagai seorang manager, oleh karena itu
usahatani yang dipimpinnya dijalankan sebagai sesuatu perusahaan.
Karena usahatani sebagai perusahaan maka faktor pengeluaran dan
penerimaan sangat menentukan hal mi semakin nyata bilamana usahatani
itu sudah mengikuti perkembangan teknologi.
a) Input dan output
Dalam isitilah tehnisnya segala biaya dan pengeluaran yang dicirahkan
untuk usahatani tersebut disebut dengan input, sedangkan semua
pendapatan (hasil) yang diperoleh dari usahatani disebut output

b) Biaya dan Penerimaan


Dalam hal ini input menyangkut biaya (cost) yang dikeluarkan yang
biasanya dapat berupa sewa tanah, tenaga kerja, bahan-bahan
perlengkapan produksi perlatan serta dana-dana lain yang mungkin
dikeluarkan. Sedangkan output terkadung pengertian penerimaan
(return) yang berupa semua hasil penjualan, barang yang dimakan,
serta nilai-nilai barang-barang ataujasa lain yang didapatkan.
c) Bidang-bidang Usaha (Enterprises) dalam Usaha Tani
Karena pertimbangan-pertimbangan ekonomis kadang-kadang kita
jumpai suatu usahatani dengan mengkombinasikan berbagai-bagai
macam tanaman dengan temak, setiap tanaman yang ditanam dalam
usahatani campuran itu dinamakan bidang usaha (farm enterprise).
Disamping tingkiat kemersialisasi dari petani yang mempengaruhi ke
arah usaha tani campuran, tetapi juga dengan adanya demand akan
tenaga di sekitarnya akan mempengaruhi pula penyusunan pola
usahatani tersebut hingga didapatkan keadaan dimana ada waktu yang
terulang buat petani itu untuk mensupplykan tenaganya.
d) Beda antara luas usaha tani dan besamya usahatani.
Besarnya usahatani ditentukan oleh luas tanah yang diusahakan,
jumlah tenaga yang dicurahkan serta jumlah bidang usaha yang
dilakukan pada usahatani tersebut. Dipandang dari sudut besamya
usaha tani di Jawa, walaupun tanah yang dimiliki petani relatif sempit.
Soalnya adalah bagaimana kita dapat membuat kombinasi itu yang
betul-betui dapat lebih menguntungkan petani, disamping
bagaimanakah kita bisa memasukkan pengertian besamya usahatani itu
ke dalam masyarakat tani.
Istilah intensifbagi usahatani mempunyai arti bahwa dalam usaha
tani tersebut menuntut lebih banyak input yang harus dicurahkan per
kesatuan luas, sedangkan isitilah ekstensif relatif menuntut input yang
lebih sedikit per kesatuan luas. Dengan demikian jelas bahwa
intensifdan ekstensif tidak ada sangkut pautnya dengan pengertian
efisiensi yang memperhitungkan input-output ratio.
e) Implikasi-Implikasi Bagi Pembangunan Pertanian
Dengan memandang suatu usahatani sebagai perusahaan maka
implikasi-implikasi yang penting bagi pembangunan pertanian adalah :
e.l. Pertimbangan biaya dan penerimaan e.2. Petani berfikir atas tata
pertanaman
e.3. Perusahaan pertanian besar dapat dipertimbangkan diatas usaha
petani kecil
e.4. Corak perusahaan pertanian yang berlainan memerlukan program
pembangunan yang berlaman pula.

B. Syarat-Syarat Utama Pembangunan Pertanian


Pembangunan pertanian tidap dapat teriaksana hanya oleh petani saja.
Untuk melakukan pembangunan pertanian lebih lanjut, makin lama petani
makin tergantung pada pihak-pihak di luar lingkungan desa, seperti pupuk,
bibit unggul, saluran pengairan, obat-obatan, alat-alat dan lain-lain harus
dibeli dari luar. Demikian pula hasilnya harus dijual ke pasar, pengetahuan
dari sekolah/fakultas, dinas-dinas penyuluhan dan sebagainya. Dengan
demikian pertanin hanya dapat maju apabila terdapat interaksi yang positif
antara bidang pertanian dengan bidang-bidang lainnya.
Oleh karena itu untuk pembangunan pertanian diperiukan fasilitas dan
jasa-jasa yang harus tersedia, yang merupakan syarat-syarat utama yaitu :
1. Pasaran untuk hasil produksi
2. Tehnologi maju
3. Tersedianya sarana produksi (alat-alat dan bahan-bahan) secara lokal
4. Perangsang produksi
5. Pengangkutan
Sebenarnya di samping lima syarat ini masih ada syarat-syarat lain yang
bersifat umum yang tidak kalah pentingnya misalnya keamanan.
1. Pasarao hasil produksi pertanian
Ada 3 hal yang perlu kita membicarakan pasaran hasil produksi yaitu
: adanya permintaan untuk hasil-hasil tersebut, adanya kelancaran dalam
sistim pemasarannya dan adalah kepercayaan petani terhadap sistim
pemasaran tersebut.
a) Permintaan didalam negeri
Pemasaran hasil pertanian kita terdiri atas pasaran didalam negeri
dan pasaran intemasional. Permintaan didalam negeri bagi hasil
pertanian kita masih mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang
luas, sebagai hasil pertanian kita merupakan bahan impor penting
misalnya beras;
b) Permintaan Interbasional
Sebagian dari ekspor kita terdiri dari hasil-hasil pertanian, baik
yang dihasilkan oleh perkebunan (karet, tembakau dan sebagainya)
maupun oleh pertanian rakyat/small holder (copra dan sebagainya).
Akhir-akhir ini nampak gejala yang kurang menggembirakan pada
pasaran intemasional dari beberapa hasil pertanian kita, yang
disebabkan oleh karena majunya industri bahan-bahan sintentis. Yang
penting bagi kita adalah bagaimanakah menyalurkan permintaan yang
ada agar dapar selalu berfungsi sebagai. penggerak pembangunan
pertanian kita.
c) Kelancaran Sistem Pemasaran
Tugas daripada sistem pemasaran adalah untuk secara lancar
menyalurkan permintaan itu sehingga kekuatannya tidak banyak
berkurang ketika permintaan itu sampai pada produksen.
d) Fungsi-fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran yang dijalankan pemasaran yang penting dalam
membentuk sistem pemasaran yang lancar/efisien a.l. pengakutan,
penyimpanan dan pengolahan (prosecing). Fasilitas-fasilitas
pengangkutan, pergudangan dan pengolahan memperiuas pasaran
untuk hasil pertanian.
e) Biaya Pemasaran
Segala kegiatan pemasaran memerlukan biaya, baik untuk
membayar jasa-jasa yang diberikan oleh pemasaran maupun agar
petani segera menerima hasil penjualannya sebelum hasil produksi
tersebut dibayar leh konsumen. Dalam hal ini yang periu adalah
mencari sistem pemasaran yang efisien sehingga besamya biaya
pemasaran im sesuai dengan nilai dari jasa-jasa yang diberikan dalam
pemasaran.
f) Kegiatan-kegiatan pemerintah mutlak periu
Pemerintah peril ikut berusaha menciptakan suatu iklim agar
kegiatan-kegiatan pemasaran berjalan secara wajar a.l. dengan
kestabilan mata uang, penetapan dan pengawasan standard-standard
ukuran / timbangan dari kualitas, informasi pasaran, komunikasi yang
baik dan jaminan hukum atas kontrak-kontrak.
g) Kegiatan pemerintah atau swasta
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta dan
koperasi. Yang perlu adalah siapakah yang dapat menyelenggarakan
pemasaran yang paling efisien. Bilamana perlu dapat diadakan
pengaturan oleh pemerintah yang mengatur kerja sama ketiga-tiganya
agar didapatkan suatu sistim yang paling baik untuk mendorong
pembangunan pertanian.
h) Menyadari pentingnya pemasaran
Perlu adanya kesadaran tentang pentingnya pemasaran dan
pengertian» tentang perlunya pengetahuan dan keterampilan serta
kesediaan menanggung resiko untuk dapat menjalankan pemasaran
secara efisien.
i) Kepercayaan petani terhadap sistem pemasaran.
Mungkin petani tahu bahwa tanaman lain yang hasilnya dapat
dijual kepasar memberi hasil yang lebih besar, tetapi mereka
mengusahakan tanaman-tanaman bahan makanan untuk kebutuhan
sendiri dengan alasan bahwa pasaran tidak dapat dijadikan pegangan.
Kepercayaan petani terhadap pasaran ini ditentukan oleh tingkat
orientasi ekonominya dan kelancaran sistem pemasaran di masa-masa
lampau. Pengendalian harga dengan fasilitas-fasilitas pemasaran
Dan pabrik-pabrik pengolahan dapat membantu adanya
kepercayaan tersebut.

2. Tehnologi Maju
Meningkatnya produksi adalah akibat dari pemakaian tehnik-tehnik
baru. Usaha-usaha untuk mendapatkan padi jenis unggul telah dimulai
sejak 1905. Sudah ada beberapa jenis unggul yang telah dihasilkan
lembaga-lembaga penelitian kita, yang memberi kenaikan 25% sampai
30%, PB 5 dan PB 6 yang dihasilkan oleh IRRI memberi kenaikan hasil
lebih tinggi lagi.
a) Faktor-Faktor Pembatas (Limiting factors)
Seringkali banyak dari tehnologi yang dipergunakan pada suatu
usahatani seharusnya dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi,
tetapi produksi itu terhalang oleh satu atau beberapa faktor. Dengan
memperbaiki dua atau beberapa faktor dapat menyebabkan produksi
meningkat.
b) Ramuan "Serba Usaha" (Packages ofpratices)
Oleh karena bermacam-macam tehnik usahatani erat terjalin satu
sama lain dalam mempengaruhi hasil, seringkali perlu dilaksanakan
beberapa perubahan sekaligus, misalnya pancah usaha yang meliputi
penggunaaan jenis unggul, perbaikan pengairan yang dilakukan pada
padi.
c) Suatu tehnik baru harus dapat memberikan manfaat yang besar
Suatu hal yang dapat menjadi penghambat dalam pemakaian
tehnik baru adalah adanya kesangsian dan petani sampai kemana
tehnik baru itu-dapat efektif pada tanah-tanah petani itu masing-
masing. Untuk mengatasi kesangsian ini maka periu adanya suatu
kenaikan hasil yang cukup besar mungkin kenaikan 10% -15% tidak
mudah dapat diterima oleh petani.

d) Sumber-sumber Tehnologi baru


"Baru" disini artinya baru bagi petani tertentu, meskipun mungkin
bagi petani lain bukan baru lagi. Dengan demikian tehnologi baru
dapat bersumber dari suatu tehnik kerja dari petani lain, mendatangkan
dari daerah lain atau dari percobaan-percobaan penelitian yang terarah.
e) Penelitian adalah suatu pencarian yang disertai dengan ketekunan dan
keseksamaan. Sehingga sesuai dengn adanya sumber-sumber tehnologi
baru tersebut diatas, penelitian dapat pula dilakukan oleh petani
perseorangan, dengan mencoba tehnik-tehnik dari daerah lain secara
lokal dan kemudian menyesuaikan dengan kondisi-kondisi alam
setempat, atau merupakan percobaan-percobaan terarah yang
menghasilkan cara-cara yang betul-betui baru dilembaga-lembaga
penelitian.
f) Balai-balai percobaan Pemerintah
Bila diinginkan suatu perkembangan pertanian yangncepat perlu
adanya balai-balai percobaan yang efisien guna penelitian pertanian,
dengan tidak mengurangi pentingnya percobaan-percobaan yang
mungkin dilakukan oleh petani-petani perseorangan ataupun fihak
swasta.
g) Masalah-masalah apa yang seharusnya dipelajari
Seharusnya masalah-masalah dipelajari dalam balai-balai
percobaan adalah masalah-masalah yang memang dirasakan mendesak,
bukan hanya peneilitan dasar. Sebaiknya penelitian ditujukan pada
tanaman-tanaman yang sudah mempimyai pasaran yang cukup besar.
h) Program Penelitian
Dalam pemikiran suatu program penelitian mencakup lokasi,
organisasi dan administrasi dari penelitian itu. penempatan suatu balai
percobaan pusat sebaiknya di tempat dimana tanah dan iklimnya
mewakili daerah-daerah.pertanian yang berpotensi tinggi. Sebagai
inisal suatu balai pusat penelitian tentang kelapa sebaiknya
ditempatkan didaerah penghasil kelapa yang terbesar di Sulawesi
Utara, atau ditempat lain yang keadaan tanah dan iklimnya bersamaan
dengan daerah tersebut. Disamping balai-balai perlu juga adanya
kebun-kebun pemeriksaan. Percobaan lapangan • yang tersebar luas
dan merupakan adaptive test.
i) Penelitian dan Latihan
Pentingnya diadakan suatu latihan pada tiap proyek penelitian
pada taraf awal pembangunan agar didapatkan kader-kader muda yang
kelak dapat melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Tersediannya Bahan-Bahan dan Alat-Alat Produksi Secara Lokal
Tehnologi baru hanya dapat lekas digunakan oleh petani untuk
menaikkan produksi apabila tersedia dalam arti mudah dicapai petani dan
dalamjumlah yang cukup.
a) Bikinan dalam Negeri atau Import
Dalam menyediakan tehnologi baru, bagaimanakah yang
sebaiknya, apakah bahan dan alat produksi yang kita sediakan harus
selalu diimport atau perlu dibuat didalam negeri. Pupuk buatan seperti
ZA, Urea, DS. Dan sebagainya selalu kita butuhkan dalam jumlah
yang sangat besar tiap-tiap musimnya.
b) Memperbanyak Benih Unggul
Perkembangan permintaan petani akan benih unggul seperti PB 5
misalnya sebagai hasil penyuluhan, apabila tidak dapat diimbangi
dengan penyediaan benih yang cukup jumlah dan kualitasnya akan
mengakibatkan pemakaian benih-benih yang berasal dari sawah-sawah
petani yang rendah kemurniannya.
c) Persyaratan bagi bahan-bahan dan alat-alat produksi
Agar petani segera dapat menggunakan suatu tehnologi baru
diperlukan adanya syarat-syarat tertentu bagi bahan-bahan alat-alat
produksi yang dianjurkan, yaitu tentang efektifitas tennis, mutu,
hubungan harga, ukuran dan penyediaan pada waktunya.
d) Pemeriksaan setempat
Pengujian setempat disamping berguna untuk menguji keunggulan
suatu input baru juga dapat memberi kesempatan bagi petani
sekitarnya untuk menyaksikannya.
e) Ramuan "Serba ada" dari berbagai input ("Packages of input")
Bimas dengan panca usahanya adalah suatu contoh dari Ramuan
serba ada ini. untuk ini maka berbagai input yang diperlukan hams
disediakan secara baik.
f) Permintaan Petani yang tidak dapat ditentukan
Pada saat-saat permulaan input baru dianjurkan, sukar diketahui
berapa besar permintaan petani terhadap input baru tersebut karena
petani mungkin ingin mencoba-coba. Pada taraf ini sebaiknya
pemerintah berperan baik dengan menyalurkan sendiri atau
memberikan kredit pada swasta agar penyediaan input besar tersebut
dapat mencukupi permintaan bila perlu melebihi permintaan riilnya.

4. Perangsang Proudsi Bagi Petani


Suatu tehnologi baru akan dimanfaatkan petani kalau tehnologi baru
tersebut cukup memberi perangsang, baik perangsang ekonomi maupun
perangsang yang non ekonomis.
a) Hubungan harga yang menguntungkan
Harga yang dapat merangsang petani akan pemakaian input baru
adalah hubungan harga yang menguntungkan antara harga hasil dan
harga input Untuk harga hasil produksi tidak hanya tingkat harga yang
penting sebagai perangsang, tetapi kestabilan harga tersebut penting
pula. Dalam hal ini adanya fasilitas-fasilitas tata niaga sangat
mempengaruhi besamya fluktuasi harga yang terjadi.
b) Pembagian Hasil
Bagi penggarap dari sistem bagi hasil kenaikan hasil dari
penggunaan input baru sebagian masuk kepada pemilik, sehingga
perangsang untuk makai input baru lebih lemah daripada pemilik
pengarap.
c) Tersediannya barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan keluarga
petani
Mengusahakan supaya barang-barang dan jasa-jasa tersedia di
tempat yang mudah dicapai sehari-hari oleh keluarga petani akana
meningkatkan kebutuhan petani akan barang-barang dan jasa-jasa
tersebut. Dan akan lebih merangsang untuk menaikkan produksinya
agar dapat memenuhi kebutuhannya.
d) Pendidikan rumah tangga bagi wanita
Sering penduduk desa tidak tahu bagaimana mempergunakan
macam-macam benda secara efektif. Pendidikan pada wabita
membantu mereka akan cara yang lebih baik dalam mengurus rumah
tangga dan cara hidup yang lebih baik, sehingga demikian juga akan
mendorong petani berusaha menaikkan pendapatannya, merangsang
pembangunan pertanian.
e) Penghargaan masyarakat terhadap petani
Di samping perangsa yang ekonomis pertani juga mengharapkan
adanya penghargaan dari masyarakat, seperti penghargaan pemerintah,
berupa kunjungan pejabat pemerintah pada waktu panen yang berhasil
akibat dipakainya tehnologi baru, perangsang non ekonomis ini tidak
dapat menggantikan perangsang ekonomis, tetapi paling tidak dapat
membantu.
5. Pengangkutan
Karena produksi pertanian harus tersebar luas maka untuk
menghubungkan input faktor kepada petani dan hasil pertanian ke pasar
dibuthkan suatu jaringan pengangkutan yang efisien dan murah agar price
ratio dari output dan input di tempat petard tetap dapat cukup merangsang
pembangunan pertanian.
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi ongkos pengakutsan
Ongkos pengakutan itentukan oleh beberapa faktor. Sifat barang
yang harus diangkut sangat menentukan besamya oengkos pengakutan
perkesatuan berat. Seperti perbandingan volume dan beratnya,
perlakuan-periakuan khusus agar tidak rusak. Sifat mudah busuk
sehingga diperlukan pengakutan yang cepat
b) Pengangkutan Lokal
Pengangkutan lokal menghubungkan tempat-tempat petani ke
pasar-pasar lokal. Jalan lokal yang terbaik akan mengakibatkan
penjualan bertambah dan harga yang diterima petani naik. Jalan-jalan
lokal ini hams dapat memperiengkapi pembangunan jalan-jalan jarak
jauh.
c) Pengangkutan jarak jauh
Fasilitas-fasilitas pengangkutan jarak jauh berada di luar
kemampuan penduduk pedesaan. Pembangunan fasilitas pengangkutan
jarak jauh seperti kereta api, fasilitas-fasilitas penerbangan, perahu-
perahu Trans High Way Sumatera dapat menghubungkan daerah-
daerah satu dan mungkin pula dapat merangsang adanya pembangunan
pengangkutan lokal.
d) Suatu Sistim pengangkutan
Beraneka fasilitas pengakutan harus membentuk suatu sistem
pengangkutan yang harmonis sehingga bahan-bahan kebutuhan dan
bahan-bahan produksi dapat sampai pada tiap-tiap usahatani. Tidak
hanya pada kota kecil saja.
C. Faktor-Faktor Pelancar Pembangunan Pertanian
Kita telah mengetahui adanya faktor-faktor yang bersifat "mutu" harus
ada didalam rangka pembangunan pertanian. Syarat yang dimaksudkan adalah
:Pasaran untuk hasil-hasil usahatani, Tehnologi yang selalu berubah.
Tersediannya bahan-bahan produksi dan peralatan secara lokal. Perangsang
produksi bagi para petani dan pengangkutan.
Produktifitas pertanian dapat dan akan meningkat, dimana saja semua
syarat-syarat mutlak sebagai pelancar tersebut ada, akan tetapi tanpa
semuannya tidaklah terjadi sesuatu apapun.
Fakto-faktor pelancar itu itu ialah :
- Pendidikan pembangunan
- Kredit Produksi
- Kegiatan gototag royong oleh para petani
- Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
- Perencanaan Nasional untuk Pembangunan Pertanian
1. Pendidikan
Pendidikan mempakan salah satu cara untuk mempercepat proses
pmbangunan. Untuk belajar tidak selalu mutlak diperiukan fasilitas-
fasilitas formil pendidikan, artinya orang dapat juga belajar misalnya dari
pengalaman-pengalaman apa yang dilihat dan didengamya dari orang lain.
Akan tetapi tidaklah dapat disangkal bahwa dengan pendidikan formil
dapat mempercepat belajar ini.
a) Pendidikan bagi semua umur
Di dalam suatu masyarakat yang sedang berkembang pendidikan
itu hendaknya ditujukan kepada semua orang dari segala umur dan
juga bagi semua lapisan masyarakat. Berkali-kali didengar keluhan
bahwa pembangunan pertanian terhambat oleh kekurangan latihan dan
kemampuan yang tidak mencukupi dari teknisi dan pejabat yang
berumur 33 sampai 60 tahun. Tetapi hal ini bukanlah kesalahan
mereka, bahwa corak pendidikan yang dahulu mereka terima tidak
secukupnya mempersiapkan mereka untuk tanggungjawab yang
dipikulkan kepada mereka di kemudian hari. Apabila pembangunan
pertanian hendak dipercepat selekas mungkin, perlu disiapkan 4jenis
pendidikan pembangunan ;
- Pendidikan dasar dan lanjutan
- Pendidikan petani untuk pembangunan
- Latihan petugas-petugas teknik pertanian
- Pendidikan Rakyat kota mengenai perkembangan pertanian
b) Pendidikan dasar dan lanjutan.
Pendidikan dasar itu terdiri dari permulaan persiapan anak-anak
untuk memasuki hidup berfikir secara ilmiah mengenai segala sesuatu
yang mereka lakukan, mengenai pengetahuan baru,
mengembangkan keterampilan baru dan memecahkan masalah-
masalah baru. Dan pendidikan sekolah lanjutan handaklah meneruskan
proses ini.
c) Pendidikan petani untuk pembangunan
Karena kemampuan para petani dan keputusan-keputusan yang
diambil mengenai pelaksanaan usahatani mereka, bersifat sangat
menentukan tingkat kecepatan pembangunan pertanian, maka
program-program khusus untuk pendidikan pertanian merupakan suatu
segi yang. penting dari pendidikan untuk pembangunan.
d) Pendidikan Penyuluhan
Latihan yang secara luas diberikan kepada suatu pendidikan petani
' untuk pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip diatas,
adalah pendidikan penyuluhan. Biasanya dipergunakan kelompok
metode-metode yang khusus yang didasarkan atas prinsip-prinsip itu,
yang meliputi percakapan-percakapan selama kunjungan-kunjungan ke
usahatani dan kerumah-rumah, demonstrasi-demontrasi metode,
pertemuan kelompok, pameran-pameran dan lain sebagainya.
e) Latihan Para Petugas teknik pertanian
Barang siapa diantara kita yang bekerja dalam salah satu lembaga
yang berhubungan dengan pertanian, adalah menjalankan tugas yang
sungguh luhur. Pertanian adalah industri terbesar didunia dan
pembangunan pertanian amatiah pentingnya dengan dewasa ini.
f) Unsur-unsur kecakapan profesionil (Keahlian) Pengetahuan dan
keterampilan teknis yang khusus Pengertian mengenai pertanian
Pengertian mengenai sifat dan pentingnya pembangunan pertanian
Pengertian mengenai manusia dan organisasi Kepercayaan mengenai
manusia dan organisasi Kepercayaan yang realistis pada rakyat
pedesaan Mengehargai dan memahami spesialisasi-spesialisasi dalam
bidang-bidang lain.
Efektifitas pribadi didalam organisasi Tetep bejalar dan terns
melakukan percobaan.
g) Pendidikan dan latihan tingkat Universitas
Apakah seorang tamatan Fakultas itu nantinya hendak menjadi
petani sendiri atau bekerja dalam salah satu bidang kegiatan lain
seperti penelitian, keguruan pertanian, industri atau perdagangan alat-
alat dan bahan-bahan produksi pertanian, kredir pertanian atau
administrasi bermacam-macam kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan pertanian namun fungsi primer dan pendidikan universitas itu
adalah mengerakkannya untuk mulai memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan pertanian.
h) Latihan-latihan
Sesudah seorang mahasisiwa tamat dari Fakultas Pertanian dan
diperkerjakan untuk mengisi sesuatu jabatan tertentu, ia biasanya
memerlukan latihan yang lebih spesifik untuk tugas-tugas itu.
i) Latihan semasa kerja
Untuk menpercepat pembangunan pertanian adalah penting bahwa
tiap-tiap petugas tehnik terus menerus mempunyai kesempatan untuk
belajar, memperkembangkan keterampilan-keterampilan baru dan
meningkatkan keahliannya yang khusus selamai ia masih aktif dalam
jabatannya.
j) Menghargai kecakapan yang meningkat
Telah kita ketahui, bahwa setiap orang yang aktif dalam kegiatan
apapun, dapat belajar walaupun tanpa usaha-usaha formil untuk
mengajar mereka. Petugas-petugas tehnik dan pejabat memerlukan
perangsang agar mereka terns meningkatkan kecapakannya mereka
selama dalam dinas aktif.
k) Pendidikan rakyat kota mengenai pembangunan pertanian
Pendidikan dan peningkatan pengetahuan untuk mempercepat
pembangunan itu, bukanlah semata-mata harus ditujukan kepada para
petani, melainkanjustru pendidikan ini harus juga banyak ditujukan
kepada orang-orang kota. Hal ini mengingat, bahwa kemajuan-
kemajuan dibidang pertanian banyak tergantung pada orang-orang
yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan politik, yang kebanyakan
tinggal dikota-kota. Mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
sendiri yang seringkali berlawanan dalan jangka pendek dengan
langkah-langkah yang harus diambil untuk mempercepat
pembangunan pertanian.

2. Kredit Prodnksi
Untuk memproduksi lebih banyak petani harus lebih banyak
mengeluarkan uang untuk bibit, obat-obatan pemberantas hama, pupuk
dan alat-alat. Pengelauran-pengeluaran semacam ini harus dibiayai dari
tabungan atau meminjam untuk jangka waktu antara saat bahan-bahan
produksi dan perlatan itu dibeli dan saat hasil panen itu dijual. Pada
umumnya para petani tidak mempunyai tabungan sebagaimanan
dimaksud.
Maka adanya badan-badan efisien yang memberikan kredit produksi
kepada para petani dapat merupakan suatu faktor pelancar yang penting
bagi pembangunan peryanian. Pada umumnya alasan mengapa tingkat
bungan pada kredit produksi pertanian itu itnggi, ini karena tingginya
ongkos-ongkos administrasi dari pinjaman-pinjaman kecil keapada banyak
petani yang tersebar di daerah yang luas, disamping mungkin juga terletak
dalam sulitnya memperoleh modal dalam masyarakat, khususnya
masyarakat yang ekonominya sedang berkembang.
a) Belajar menggunakan kredit produksi
Dikalangan masyarakat pedesaan sebisa-bisanya "hutang" itu hal
yang sepatutnya mesti dihindarkan. Sekalipun, banyak juga petani-
petani yang telah sering meminjam untuk memenuhi keperluan-
keperluan keluarga yang mendesak. Dalam pada itu, juga mereka
mungkin tidak bisa membedakan antara kredti produksi dan kredit
untuk konsumsi.
b) Jenis-jenis Kredit Produksi
- Penjualan bahan-bahan produksi dan peralatan secara kredit untuk
dibayar kembali dalam bentuk hasil usahatani.
- Kredit terpimpin
- Bank Pertanian
- Oraganisasi-organisasi koperasi kredit
- Kredit produksi dari pihak swasta
c) Sebaiknya ada pilihan antara beberapa sumber kredit
Dengan adanya dua sumber atau lebih, masing-masing sumber ini
akan mencoba menarik petani untuk menjadi langganan dengan
menetapkan tingkat bunga yang rendah dan syarat-syarat yang baik.
d) Masalah-masalah petani berhubungan dengan kredit produksi
Oleh petani, berbagai pertimbangan akan diperhitungkan dulu
dalam memutuskan apakah ia akan mengambil atau tidak kredit untuk
produksi. Berbagai pertimbangan itu berkisar tentang hal:
- Menaksir besamya hasil yang akan diperoleh
- Manksir harga pasar tanamnya pada waktu panen
- Biaya kredit
- Sangsi kalau tidak melunasi pinjaman
- Mudah tidaknya memperoleh kredit Dapat meminjam pada
waktunya

e) Masalah-masalah badan pemberi kredit


Pemberi kredit juga menghadapi masalah-masalah khusus dalam
pemberian kredit produksi pada tahap-tahap permulaan pembangunan.
Masalah-masalah itu berkisar pada :
- Biaya administrasi yang tinggi dalam pemberian dan penagihan
pinjaman
- Jangka waktu peminjam yang tepat
- Pelunasan pinjaman pada hari yang ditetapkan
f) Menilai biaya dan permintaan kredit
Suatu kesalahan yang umum adalah mendirikan sebuah badan
kredit produksi baru tanpa menilai dengan seksama keperluannya dan
masalah-masalah yang akan dihadapi.

3. Kegiatan Gotong-Royong Petani


Pada umumnya sebagian terbesar dari apa yang ditanam dalam
usahataninya, cara-cara bercocok tanam yang akan dilakukan serta bahan-
bahan dan alat-alat apa yang akan mereka pergunakan merupakan
keputusan dari para petani masing-masing. Dilain pihak kegiatn-kegiatan
pemerintah mempunyai pengaruh yang sangat besar atas kesempatan-
kesempatan yang tersedia bagi para petani untuk mengambil
keputusan dan melaksanakan maksudnya.disamping itu, terdapat
kegiatanlain yang tidak kalah pentingnya dalam memeprlancar
pembangunan pertanian. Yakni kegiatan gotong-royong. Kegiatan ini
timbul karena adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat pribadi
maupun umum dan dengan motif yang bennacam-macam.
a) Berbagai corak gotong-royong Dapat disebutkan disini ;
- Membangun fasilitas-fasilitas masyarakat
- Membasmi hama-hama yang umum
- Organisasi koperasi yang formil
- Swatantra (berpemerintahan sendiri) setempat
- Kegiatan politik petani.
b) Menggiatkan gotong-royong
Banyak cara atau tindakan dari luar dapat dilakukan untuk
menggiatkan gotong royong yang tepat oleh para petani.
Untuk menggiatkan gotong-royong ini, ada 4 macam tindakan :
1. Membantu mereka mengorganisasi
2. Menyediakan bahan-bahan khusus
3. Bantuan keuangan
c) Pembangunan masyarkat desa
Banyak program-program pembangunan masyarakat desa
mengkhususkan diri dalam membangkitkan ke gotong-royongan.
Dalam program-program seperti itu, proyek-proyek kelompok
merupakan aktivitas pokok dan secara langsung mempercepat
pembangunan pertanian dengan menyediakan fasilitas-fasilitas utama
kepentingan umum.
d) Untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan
Ada orang-orang yang berbicara seolah-olah kegiatan gotong-
royong itu sendiri mengandung kebaikan-kebaikan yang khusus,
sedang ada orang lain yang melihat kebaikan tertentu dalam kegiatan
per orangan; masing-masing ada benamya yang penting bagaimana
tugas tertentu ini dapat diselesaikan sebaik-baiknya pada saat sekarang
ini, dikalangan orang-orang ini?

4. Memperbaiki dan Memperluas Tanah Pertanian


Peningkatan produksi pertanian dapat dijalankan dengan dua macam
cara, yaitu : pertama dengan intensifikasi dan yang kedua dengan cara
kestensifikasi tanah pertanian.
Dengan intensifikasi disini, dimaksud penambahan modal dan
tenaga pada kesatuan luas tanah yang telah ada. Dan ekstensifikasi
dimaksud dengan mengusahakan tanah-tanah baru untuk pertanian, seperti
halnya membuka hutan, mengeringkan rawa-rawa dan sebagainya.
a) Memperbaiki tanah pertanian yang telah ada (intensifikasi)
Untuk rencana jangka pendek, investasi guna meningkatkan mutu
tanah yang sudah baik dan yang sekarang sedang diusahakan, adalah
pendekatan yang paling memberikan harapan.
Namun harus diingat karena kondisi-kondisi alamiah dad tanah-
tanah pertanian yang beraneka, serta juga kondisi-kondisi sesiao
ekonomis yang berbeda, maka untuk dapat berhasilnya tujuan
intensifikasi ini sangat tergantungjuga dari tingkatan pengetahuan dan
keterampilan petani.
b) Mengusahakan tanah baru untuk pertanian
Pembukaan tanah-tanah baru untuk pertanian, memang dapat
serta memperlancar pembangunan pertanian. Pembukaan tanah
pertanian baru memerlukan bangunan-bangunan drainasi dan irigasi
yang besar-besar, hingga diperiukan investasi yang besar pula.
Rencana-rencana seperti ini harus dipersiapkan dengan seksama sekali
atas dasar penyelidikan tata air dan tubuh tanah yang terperinci,
percobaan-percobaan mengenai sistem cocok tanam yang mungkin
dilaksanakan, serta penyelidikan sosial ekonomi lainnya.
c) Perencanaan Nasional untuk pembangunan pertanian
Kebijakan pemerintah didalam pembangunan pertanian banyak
ragamnya (pemilikan tanah, penyangkapan tanah, pajak, harga dan
sebagainya) sehingga kadang-kadang perlu adanya program-program yang
menyangkut ke-9 syarat-syarat yang telah dibicarakan.
a) Syarat utama perlu mendapat prioritas tertinggi
Dalam perencanaan ini prioritas tertinggi adalah memastikan
lebih dahulu bahwa semua syarat utama telah dipenuhi. Tidak ada
faedahnya mempercepat pembangunan apabila syarat-syarat utama
tidak lengkap.
b) Syarat-syarat pelancar dapat membantu apabila syarat mutlak tersedia.
Biasanya sebagian daerah sudah ada syarat-syarat utamanya dan
beberapa daerah tertentu sudah dilengkapi dengan baik syarat-syarat
utama tersebut. Di daerah-daerah tersebut kegiatan-kegiatan pelancar
dapat dilakukan untuk mempercepat pembanguan pertanian.
c) Hanya sebagain dari pembangunan pertanian itu dapat direncanakan.
Dalam pembangunan pertanian peranan tiap petani kecil yang
besar jumlahnya sangat menentukan dalam mengambil keputusan apa
yang akan dilakukan sebab usahatani mempunyai kondisi yang sangat
berbeda. Demikian pula peranan swasta dan perseorangan yang
melakukan sebagian besar dari fungsi-fungsi danjasa pemasaran.
d) Perencanaan harus idasarkan pada daerah demi daerah pertanian
Perencanaan bagi berbagai daerah yang berbeda-beda petensinya
memerlukan rencanan tersendiri bagi masing-masing daerah tersebut.
Daerah yang berpotensinya pertanian tinggi akan memberikan
kanaikan-kenaikan cepat, daerah lain dapat dengan jenis-jenis rencana
lain.
e) Kemungkinan-kemungkinan produksi dan tata niaga harus
dipertimbangkan
Potensi pertnain disuatu daerah ditentukan oleh kemungkinan
tehnis bercocok tanam dan pasaran hasilnya. Dengan demikian letak
geografis dari sumber permintaan dan taksiran permintaan untuk masa-
masa yang akan datang, maka besamya permintaan untuk daerah dapat
diperhitungkan. Yang perlu adanya taksiran permintaan tersebut hanya
untuk produksi-produksi yang sudah ada tehnologi baru.
f) Perencanaan harus lebih diarahkan kepada menaikkan rehabilitas
usahatani daripada menaikkan produksi hasil-hasil usahatani tertentu.
Penyediaan pupuk untuk padi mungkin digunakan oleh petani untuk
tebu apabila ini lebih menguntungkan. Dan apabila taksiran mereka
tepat, maka ini lebih bermanfaat bagi pembangunan pertanian.
g) Banyak investasi memerlukan waktu sebelum menjadi produktif
Memperluas sumber air, pendirian balai-balai penelitian,
pendirian dinas-dinas penyuluhan dan sebagainya, memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk dapat bekerja efektif sepenuhnya dan
menghasilkan. Oleh karenanya rencana-rencana harus dapat melihat
kebutuhan-kebutuhan masa depan.
h) Mutu tiap kegiatan lebih penting daripada jumlahnya
Yang penting bukan banyaknya kegiata yang tidak membawa
hasil, melaikan mutu dari tiap kegiatan
i) i) Kegiatan-kegiatan tertentu harus dikoordinasi secara lokal
Kegiatan seperti penyediaan sarana produksi, test-test adaptasi,
pendidikan penyuluhan dan kredit produksi, perlu dikoordinasi secara
lokal. Jadi koordinasi ini tidak hanya di pusat saja justru sebaiknya
mulai dari koordinasi lokal.
j) Keuntungan dari kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian tidak dapat
diperhitungkan dangan angka.
Berapa besar menfaat dari kredit produksi, pemberantasan hama
tikus, pendidikan bagi penyuluh dan pendidikan dasar/ lanjutan,
pendirian balai penelitian dan sebagainya tidakmdapat diperhitungkan
dengan angka-angka metematis
k) Partisipasi petani dalam perencanaan
Masalah yang kadang-kadang terlupakan ialah bagaimana
meningkatkan partisipasi pertani dalam perencaaan dan pelaksanaan,
dimana mereka ridak selalu didikte dari atas sehingga kehilangan
inisiatifdan potensinya.
l) Pertanian dan industri harus dipertimbangkan bersama
Ada hubungan yang saling mennjang antara pembangunan
pertanian dan pembangunan insdustri. Akan tetapi suatu cara produksi
terhadap industri alat-alat dan bahan-bahan produksi dengan
menaikkan cukai masuk akan meninggikan biaya produksi sehingga
kurang memberi perangsang petani dalam pembangunan pertanian.
m) Penilaian yang kritis
Penilaian terhadap pembangunan yang sedang berlaku
dibutuhkan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dan memecahkan
masalah-masalah barn dan tambahan pembangunan yang dapat dicapai
di daerah lain.
n) Perencanaan harus kontinu
Kebijakan pemerintah harus ditinjau secara kontinu, sebab
perkembangan keadaan juga akan selalu berubah sehingga suatu
kebijaksanaan yang telah berjalan belum tentu selalu dapat sesuai
dengan keadaan.

D. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian


Untuk pembangunan pertanian yang diperiukan adalah segala hal, seperti
perusahaan tanah, pemeliharaan temak, jalan-jalan, harga lembaga-lembaga
penelitian; perdagangan, kebijaksanaan pemerintah, industrialisasi, pendidikan
dan sebagainya.
Lima syarat utama keseluruhan ibarat sebuah roda dengan lingkaran yang
penuh. Roda yang bulat penuh tersebutlah yang dapat bergerak maju,
pembangunan pertanidan dapat bergerak maju.
1. Bekerja-belajar, bereksperimen dan mempertimbangkan pendangan orang
lain.
Syarat dari proses pembangunan yang pertama adalah bekeija keras
bagi semua orang yang tersangkut dalam proses. Kedua adalah belajar,
sebab pertanian akan selalu berketobang, sehingga periu selalu
memikirkan, mengamati dengan teliti, bertanya, membaca dan sambil
melakukannya.
Ketiga adalah adanya kemauan melakukan percobaan bagi tiap
orang. Percobaan-percobaan yang gagal lebih banyak daripada yang
berhasil Keempat adalah mencoba melihat dan sudut pandangan orang lain
sehingga dapat merasakan perasaan pihak lain. (Jawa: tepaslira)
2. Aspek-aspek khusus masalah pembangunan pertanian
Pembangunan pertnian memerlukan biaya-biaya investasi yang
tinggi, baik yang bersofat modal fisik maupun yang berupa skill, untuk
meletakkan dasar bagi kapasitas produksi yang lebih besar beberapa tahun
masa yang akan datang. Investasi modal fisik misalnya : bendungan-
bendungan, irigasi, pabrik-pabrik, alat-alat penelitian, pergudangan dan
sebagainya. Pembangunan selalu menimbulkan konflik. Banyak orang
memang tidak menghendaki perubahan. Tiap perubahan akan membah
pula sifat hubungan ekonomi dan politik diantara orang-orang dan
kelompok didalam masyarakat.
3. Manusia mengasilkan pembangunan.
Sinar matahari adalah energi untuk pertanian, tetapi manusia adalah
penggerak pembangunan pertanian:
a) Semangat dan tekad adalah motornya
b) Keterampilan dan pengetahuan adalah alatnya
c) Pekerjaan dan kewarganegaraan dalah kesempatannya.
4. Apa yang dapat saya lakukan untuk pembangunan pertanian
Tiap orang dapat berbuat sesuatu untuk membantu menaikkan
produktivitas pertanian, misalnya sebagai konsumen, petani, anggota
masyarakat pembentuk pendapat umum, pemimpin jawatan, badan kredit,
pedagang, pengusaha transport dan masih banyak lagi. Yang periu dijawab
oleh tiap orang adalah apakah yang dapat anda lakukan dari sekian banyak
syarat-syarat dan kegiatan untuk mempercepat pembangunan pertanian.
IX. PARADIGMA PEMBANGUNAN PERTANIAN DIMASA
MENDATANG
Bila pemerintah berkeinginan untuk tetap mempertahankan sektor pertanian
ini relatif tetap penting sampai akhir PJP-II nanti maka pemerintah perlu
mengubah pendekatan pembangunan pertanian yang ada sekarang ini. untuk itu
peran pembuat keputusan dalam pembangunan pertanian di Indonesia perlu
memperhatikan paradigma pembangunan pertanian seperti yang sekarang ini lagi
giat-giatnya mendapatkan sorotan para peneliti. Sebab bila tidak, maka isu
ketimpangan pendapatan (atau keadilan), baik itu ketimpang antar daerah
(misalnya, kota dan desa; propinsi yang satu dengan propinsi yang lain, Daerah
Tingkat 11 Kodya dan Kabupaten atau Kawasan Barat dan Timur Indonesia),
maupun ketimpangan antar pelapisan masyarakat (misalnya, kaya, miskin, petani
dan nonpetani atau golongan masyarakat yang lain) akan menjadi lebih jelek.
disamping itu, seperti juga telah dibahas bahwa sektor pertanian dihadapkan pada
beberapa pemiasalahan yang perlu segera diatasi seperti timpangnya pertumbuhan
antar subsektor pertanian. Misalnya subsektor tanaman pangan dan holtikultura
yang menempati dan menyumbangkan sekitar 60% terhadap PDB sektor pertanian
tetapi pertumbuhannya sekitar 1-3% per tahun, sementara itu subsektor perikanan
dan pertemakan yang kontribusinya terhadap PDB masing-masing sebesar 7 dan
10% pertumbuhannya masing-masing sekitar 5% pertahun. Begitu pula dengan
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian di Jawa yang
memproduksi pangan beras sekitar 60% dari stok nasional temyata hanya mampu
menyerap tenaga kerja yang pertumbuhannya hanya sekitar 1,14% per tahun,
sementara itu di luar Jawa penyerapan tenaga kerja ini sekitar 2 sampai 4% per
tahun. Jadi ada ketimpangan dalam penyerapan tenaga kerja. Begitu pula halnya
dengan masalah yang lain seperti semakin mengecilnya rata-rata pemilikan lahan,
masih besamya orientasi pangan ke beras, dan sebagainya tentu menurut
reorientasi ini melalui pendekatan baru yang dinamakan paradigma baru
pembangunan pertanian di Indonesia.
Paradigma dalam pembangunan pertanian pada masa mendatang ini dan
yang perlu mendapatkan perhatian para perencana dan pelaksana pembangunan
peertanian adalah sebagai berikut:
a. Dari pendekatan sentralisasi ke desentralisasi;
b. Dari pendekatan komoditas ke sumber daya;
c. Dari pendekatan pendapatan petani ke peningkatan kesejahteraan masyarakat
pedesaan;
d. Dari skala usaha pertanian subsisten ke komersial;
e. Dari padat karya ke mesin;
f. Dari komoditi primer ke komoditi yang mempunyai nilai tambah tinggi;
g. Dari pendekatan "tarik tambang" ke "dorong gelombang"
h. Dari dominasi pemerintah ke partisipasi swasta yang lebih besar.

a) Dari Sentralisasi ke Desentralisasi


Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di daerah perlu
diberikan wewenang yang lebih luas dalam merencanakan daerahnya, karena
mereka yang lebih mengetahui potensi dan kendala daerahnya. Karena aparat
perencana didaerah ini umunmya relatif masih lemah, maka bantuan tenaga
ahli perguruan tinggi sebaiknya perlu dilibatkan. Untuk menguatkan pendapat
ini tampaknya peranan instansi didaerah sudah waktunya mulai diperbesar.
Pemerintah juga menyadari akan hal ini. misalnya diberlakukannya Paket
Kebijaksanaan Pemerintah Tanggal 23 Oktober 1993 tentang ekspor-impor,
tarifbea masuk dan tata niaga impor, penanaman modal, prizinan, dan
AMDAL. Deregulasi di bidang ekspor-impor ini telah diterbitkan kemudahan-
kemudahan tentang pebean, perpajakan dan tata niaga impor bagi mobilitas
barang antara Entrepot Produksi untuk tujuan Ekspor (EPTE, Kawasan
Berikat dan Daerah Pabean lainnya di Indonesia.
b) Dari Pendekatan Koditas ke Sumber Daya
Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian sekarang
sebaiknya tidak boleh lagi berfikir parsial; tetapi hams berfikir holistik.
Pendekatannya bukan bagaimana semata-mata produksi komoditas pertanian
tertentu hams dicapai (misalnya pendekatan target produksi); tetapi hams pula
memikirkan pengaruh kenaikan produksi tersebut ke aspek kehidupan yang
lain misalnya pengolahannya. Pemasarannya, pengaruhnya terhadap eksistensi
komoditas lain, multipler-effect-nya. terhadap sumber daya setempat dan
sebagainya.
c) Dari Peningkatan Pendapatan Patani ke Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Pedesaan.
Oleh karena pendapatan petani keeil juga berasal dari kegiatan
nonpertanian dan karena pendapatan masyarakat pedesaan sebagian besar juga
didasarkan pada pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan di sektor
pertanian dan sejenisnya. Dengan kata lain pendekatan agribisnis yang
berkelanjutan perlu diperhatikan. Karena didalam kegiatan agribisnis tersebut
ada kegiatan agroindustri yang selama PJP-I telah membuktikan dirinya
mampu menyerap tenaga kerja dan menignkatkan ekspor nonmigas; maka
agroindustri ini perlu diperhatikan pada PJP-II. Tentunya perlu dipikir
agroindustri yang memenuhi persyaratan yaitu antara lain agro industri yang:
1. Mampunyai keunggulan komparatif
2. Mampu menyerap tenaga kerja
3. Mampu menunjang ekspor nonmigas dan
4. Mampu bertahan lama (memperhatikan aspek sustainability).
Beberapa pengelompokan tentang peranan dari agroindustri dalam
prosespembangunan Nasional yaitu:
1. Agroindustri sebagai pioner yang didukung oleh sektor pertanian
2. Agroindustri sebagai pendorong ekspor hasil pertanian
3. Agroindustri sebagai subtitusi impor
4. Agroindustri bermanfaat dalam memanfaatkan potensi permintaan
keluarga tani.
5. Agroindustri dapat memberikan penyesuaian penawaran sektor pertanian.
6. Pengembangan agro industi sebagai penampung diversifikasi dan
transtbnnasi struktural perekonomian.
7. Agroindustri sebagai penggerak pembangunan desa.
d) Dari Pendekatan Skala Subsisten ke skala komersial
Pembangunan pertanian perlu memperhatikan skala usaha. Petani kecil
perlu diarahkan berusahatani pada skala usaha yang menguntungkan. Aspek
menjerial terus menjadi penting dalam kaitannya dengan skala usaha yang
menguntungkan ini dan karenanya yang diperlukan bukan doing the right
things saja, tetapi juga sekaligusjuga memperhatikan doing the thing right.
Skala ekonomi yang efisien dalam pembangunan pertanian dilaksanakan
melalui adopsi tehnologi baru. Dengan tehnologi baru, seringkali penawaran
meningkat melebihi permintaan sehingga harga menjadi turun dan akhimya
merugikan petani kecil yang berfimgsi sebagai produsen. Untuk mengatasi hal
itu maka reorganisasi sumber daya baik dalam sektor pertanian maupun antar
sektor menjadi penting. Selanjutnya untuk mengatasi hal ini dilakukan dengan
cara diversifikasi.
e) Dari Pendekatan Tehnologi
Selama ini selalu dijadikan alasan bahwa semua kegiatan agribisnis perlu
menggunakan pendekatan padat karya dengan alasan agar kegiatan tersebut
adapat menyerap banyak tenaga kerja. Namun tidak disadari bahwa padapat
karya saja tanpa menggunakan alat atau mesin, maka agribisnis tersebut tidak
akan menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan komparatif. Oleh
karena itu perlu dicari bagaimana alat dan mesin dipakai dan sekaligus masih
mampu menyerap tenaga kerja. Tehnologi yang dipilih tentunya harns
mempunyai persyaratan tertentu dan tidak asal alat atau mesin atau teknologi
yang diinginkan. Sebaiknya alat dan atau mesin atau tehnologi yang
diharapkan adalah tehnologi yang:
1. Mampu menghemat sumber daya;
2. Mempu menghemat penggunaan saran produksi;
3. Mempu meningkatkan produktivitas kerja; dan
4. Mempu memperbaiki efisiensi pemasaran.
f) Dari Pendekatan Komoditi Primer ke Komoditi yang Mempunyai Nilai
Tambah Tinggi
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melaksanakan
diversifikasi horizontal atau vertikal. Para perencana dan pelaksana
pembangunan pertanian perlu bekerja keras untuk menganjurkan komoditi apa
yang mempunyai nilai tambah lebih itu. perlu diingat karena produk pertanian
itu spesifik, maka perwilayahan komoditi menjadi amat penting, yaitu
perwilayahan komoditi yang disesuaikan dengan daya dukung sumber daya
yang ada.
g) Dari Pendekatan "Tarik Tambang" ke "Dorong Gelombang"
PERHEPI pemah melontarkan gagasan pendekatan ini. selama PJP-I teori
"tank tambang" ini populer sekali, yaitu investasi diarahkan didaerah yang
mempunyai potensi dikembangkan sehingga muncul daerah tertentu yang
berkembang cepat tetapi daerah lain tertinggal. Model ini akhimyajustru
ditengarai memperiebar ketimpangan dan karenanya pendekatan ini periu
diikuti dengan policy investasi "dorong gelombang" yang maksudnya daerah
yang tertinggal perlu idorong untuk berkembang agar dapat mengikuti daerah
yang lebih maju. Misalnya Jawa Timur bagian utara yang selama ini
menerima investasi PMA dan PMDN yang besar (sekitar 83%) sehingga hasil
pembangunan sangat maju didaerah tersebut, maka untuk masa mendatang
pembangunan didaerah ini perlu diikuti dengan memperbesar investasi di
Jawa Timur bagian selatan.
h) Dari Pendekatan Peran Pemerintah yang Dominan ke Peran Masyarakat
yang Lebih Besar
Partisipasi masyarakat ini perlu terus ditingkatkan pada proyek-proyek
pembangunan pertanian pada masa mendatang. Bila pendekatan ini berhasil,
maka beban pemerintah dalam pembangunan akan semakin berkurang.
Berdasarlkan uraian yang disajikan di ini, maka teriihat bahwa memang
diperlukan reorientasi pendekatan pembangunan pertanian. Perubahan dari
agraris menjadi industri sudah kian menjadi kenyataan.
X. KASUS :
MASALAH PERBERASAN DINDONESIA
PADA MUSIM TANAM 1999 / 2000

A. Latar Belakang dan Permasalahan


Indonesia sebagai negara agraris, berpenduduk besar, makanan
pokoknya beras (baik sebagai produsen maupun konsumen. Oleh karena itu
kebijaksanaan pembangunan pertanian dibidang pangan bertujuaD
kepeningkatan produksi yang mengarah keswasembada pangan. Secara urnum
kebijakan pembangunan pertanian ditempuh melalui empat kebijakan pokok
yaitu Intensivikasi, Ekstensifikasi, Diversifikasi dan rehabilitasi.
Tetapi pada kenyataannya Indonesia sebagai negara agraris ironisnya
tingkat kesejahteraan petani sampai saat ini masih terabaika, karena setiap
panen melimpah harga menjadi merosot tajam.
B. Sebab-Sebab Permasalahan
Pendapatan petani beras menjadi menurun disebabkan :
1. Sifat dari permintaan prodak pertanian cederung tidak elastis, sehingga
dengan peningkatan produksi justru harga akan merosot.
2. Pasar beras cenderung kompetitif, bila harga dibiarkan mengikuti
mekanisme pasar maka harga beras cenderung sama dengan marginal
costnya.
3. Masuknya beras impor pada saat panen raya.
4. Kemungkinan karena kurang komitmen atau konsekuennya pemerintah,
sehingga tidak ada stategi yangjelas untuk mengatasi persoalan tersebut.
C. Solusi
1. Pemerintah untuk mengatasi masalah perberasan ini maka telah
mengeluarkan Inpres No. 32 /1998 Tentang Harga Dasar Gabah sebagai
berikut:
a) GKP (Gabah Kering Panen)= Rp. 1.050 - Rp. 1.200 per Kg
b) GKS (Gabah Kering Simpan) = Rp. 1.200 / Kg
c) GKG (Gabah Kering Giling) = Rp. 1.400 / Kg
d) Gabah Basah Berkwalitas dengan kadar air lebih kecil 25% = Rp.
1.020 /Kg
e) Gabah Basah Berkwalitas dengan kadar air 25-32% = Rp. 1.000 / Kg
f) Gabah Basah Berkwalitas dengan kadar air lebih besar 32% = Rp.
9.000/Kg Selanjutnya bea masuk beras impor sampai saat ini (Maret
2000) = 30% atau setara dengan Rp. 430 / Kg.
2. Menurut Eko Yuliarsha Sidhi, untuk mengatasi hal tersebut diatas maka
pemerintah hams mempunyai misi ideal yaitu keperpihakan kepada petani
sebegai produsen dan masyarakat ekonomi lemah sebagai konsumen
beras. Misi idela tersebut harus dilaksanakan secara teknis dengan strategi
sebagi berikut:
a) Membeli gabah petani dengan segera pada saat panen raya (operasi
pasar)
b) Peningkatan produktifitas menuju ketahanan pangan dan kesejahteraan
petani.
c) Kebijakan harga dan kebijakan impor.
d) Agribisnis dan agroindustri
3. Menurut Tabrani Rahman, bea masuk impor beras sebesar 30% tidak
memberi manfaat berarti bagi produksi pertanian (padahal komitmen
GATP-WTO memberi toleransi sampai 60%. Oleh karena itu sebaiknya
Indonesia sudah selayaknya memberiakukan tarifmaksimum.
4. 4. Menurut Soekartawi, sebaiknya bea masuk impor dinaikkan sampai
dengan 40% sebab nilai tukar dollar masih Rp. 7.500,- per 1 dollar.
Dengan naiknya tarif impor maka akan diikuti naiknya harga beras dalam
negeri. Hal ini akan niemberatkan konsumen (pegawai golongan rendah
atau rakyat miskin), maka periu diikuti oleh operasi pasar. Selian itu
program JPS perlu dilanjutkan serta program diversifikasi pangan.

Anda mungkin juga menyukai