Masyarakat Patriarki &
Diskriminasi Perempuan(1)
Diskriminasi Perempuan
Bahasa yang digunakan untuk mereka yong bekerja di
rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan rumah, pun
disebut sebagai “pembantu” (pembantu rumah tangga,
PRT) bukan “pekerja” (pekerja rumahtangga).
Ketika membicarakan kemiskinan, maka perempuan merupakan bagian
pokok dan penting yang semestinya harus dibicarakan. Karena perempuan
merupakan jenis kelamin yang paling bertanggung jawab dan menjadi korban
terbesar dalam setiap kemiskinanan dan kemelaratan. Beban perempuan
miskin lebih berat dari laki-laki karena perempuan selalu berusaha untuk
mendapatkan tambahan penghasilan untuk menutup kekurangan
pendapatan didalamkeluarga. Apalagijika perempuan miskin tersebut adalah
kepala keluarga danpencarinafkahtunggal dalam keluarga.
Kemiskinan juga selalu mengorbankan perempuan (dan anak).
Perempuan miskin atau perempuan dari keluarga miskin akan menjadi korban
pertama dalam keluarga, baik karena faktor budaya di dalam keluarga dan
masyarakat, maupun faktor negara yang mengabaikan kebutuhan dan
kepentingan perempuan.
Kenyataannya pada banyak pembicaraan (diskusi, seminar, lokakarya,
dan lain-lain) mengenai kemiskinan, perempuan bukan hanya tidak selalu
dibicarakan, tetapi kadang tidak dibicarakan. Di samping hanya sedikit
perempuan yang terlibat dalam membicarakan kemiskinan, hanya sedikit laki-
laki yang mempunyai cara pandang atau perspektif yang memihak pada
kebutuhan dan kepentingan perempuan.
2 | Perempuan, Masyarakat Potriorki & Kesetaraan Gender