Se
RANCANGAN UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA.
DALAM PERSPEKTIF PENYIDIK POLRT’
RM. Penggabean
Pendahulaan
Usai ciberlakukannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
Yentang Kitab Undang-undang Hukum Acaray Pidana?, (disingket
KUHAP) dikenal juga sebagai karya agung bangse Indonesia
menggantikan Herziene Inlands Reglement (IR) ciptazn kolonial Hindia
Belanda, telah berlaku lebit Wari 28 tahun. Sudah tentu perkembangan
ilmu pengetshuan, teknologi dan kondisi kehidupen sosial dan politik
era KUHAP dibentuk dan mulai diberlakukan tidak sama dengan situasi
tahun-tahun berikitnya,, terufama Kerena Negara Republik Indonesia
secara doktrin mengikuti aliran hukam kontinental yang menitikberatkan
pemberlakuan, hukum positif seeara tertulis (positivitis legal formal).
‘Namun bagaimartapun dalam perjalanan satu Undang-undang, walanpun
telah dibentuk nasa silam tidak berarti ketentuan-ketentuan yang dibentuk
masa lalu fersebut dengan sendirinya tidak ada lagi yong relevan untuk
dipertahankan/diberlakuikan sampai saat ini, terutama yang terkait dengan
kesisteman. Perubahn terbadap satu sistem akan membawa pengaruh
‘yang sanget beser terhadap’ ekonomi, kehidupan sosial dan hukum itu
Sendiri, itulsh sebabnya bahwa melakukan suate perubahan sebagai
bagian dari pembangunan hukum itu sendiri haraslah dilakukan secara
‘erature’ dan bertabiap agar jangan karetia adanys perubalin yang sangat
redikal dapatmenyebabkan kegoncangan yang menimbulkan akibat yang
tidak dinginkan, yang pada akhimya merugiken para penceri keadilan
Gjusticiable),
Tisai ampulla god Yi Ds RM, Bagsen SE Bi, Wal ig Ds Pan Maa Fos
Aho ciara dengan pan Se ngp2 Mt 200 ete Psa Se Fabs
ss ro jun Rts te Dra Ranga Una Unda an Ac is a Tonon
rij tcaap tsk Sestak agp
Jin. paenyaboncesl
18 Ting tsb nang Unog Hela Ace Pas, Lema Nees ak
19st Nomar 36-enbes Lenian NpeSooe 80) drghan dtangl i Dene.
Moto Kuma Pete Hrs Dl anges Tenant Neat ede Bra py 1980s 3
arnal Polisi Indenesia | 718
KUHAP sebagai hukum’ pidana formil (hukum acara pidana)
mutlak sangat direrlukan dalam negara hukum, tujuanaya adalah sebagai
benteng untuk menegakan prinsip-prinsip dalam negara bukum itu
sendiri (rule of tiny). Sebab dalam hukuitr pidana formil norma-norma
yang diatur senget ketat agar prinsip-prinsip perlindungan terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM) melalui mekanisme yang ditetapkan dan harus
dilalui oleh pencgak hukurtt pidane (criminal law enforcement) dapat
ditegakan dengan fair/adil, karena kita tahu bahwa hukum pidana adalah
hhukum yang paling keras dari berbagai hukum lainnya, bahkan sampai
Senksj hivkumen mati dapat dijatubkan demi keadilan, Karena hukum'dan
Thukumien secara kousepsional-berakar dari gagasan tentang keadilan,
Sehingga penerapanaya_sangat hati-hati_dan dianggap sebagai upaya
terakhir (xltimum remidivm) dati berbagei hukum [ainnya.
Menyikapi pentingnya hukum, pidaria formil sebagai instrumen
uutama dalam penegakan hulwim pidatia ‘materil, maka perhatian
masyarakat sengat luar bisa kepada hukum pidana formil babkan boleh
dikatakan melebiai dari bidang hukum tainnya, Karena di sini sangat
Tentan sekali terjadi penyalahgunaan wewenang (abuse of power) dati
pelaksana-pelaksananya. Karena kalau dililiat dari aspek kebijakan
hokum pidane (penal policy), sasaran/adressat dari bukum pidana tidak
‘hanya mengotur perbuatan warga masyarakat pada umumnya, telapi juga
‘mengatur perbuaten kewenangan/ Kekuascan aparat penegak hukum, Peter
dalam bukunya Barda NawawiArief mengatakan bahwa pembatasan dan
pengawasan/pengendalian kekuasean negara merupakan dimensi yuridis
yang sesungguhnya dari hukum pidana, tugas yuridis dari hukum pidana
bukenlah,"mengatur' masyarakat” tetapi mengatur "penguasa
Rencana penggantin KUHAP sudah bergulir dati masyarakat
Pemerhati/pemantat hukum dati HAM, akademisi, dan para penegak
hukum sejak tahun 1999, mengiringi penggantian hukum pidana materil/
‘Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), karena di dalam konsep RU
KUHP ada substansi yang harus diikuti perubahan-terhadap KUHAP,
Awalnya dalam menyongsong perubahan terhadap KUHAP,
ada tiga pandangnn, Pandangan pertama, yaitu. berpendapat bahwa
‘in kik Fist eh Foe tons (anda Nos Mas, 2) abn 138 enon
‘hha gm det te Popov lee npn rn Me
Tans Navan se Bobs Aspe Kean Peegan de Pangan Hahn Fn Bandage A
Jurnal Polisi IndonesKUHAP yang ada saat ini tidak perlu diganti karena masih relevan
untuk dipertakankan, yang penting budaya atau perilaku para penegak
hukum diperbaiki (budaya hukum penyidik, penuntut umum/PU, hakim,
advokat dan pemasyarakatan), Dengan kata Jain yang harus lebih dulu
ditanggulangi-adalah manusia pelaksana. kukum, buken Undang-
‘undangnya®, Pandangar kedua, yaitu berpendapat bahwa KUHAP tidak
perlu digantisecaia total cukup direvisi beberapa pasal yang tidak sesuai
lagi dengan perkembangan. zaman dan perlindungan terhadap HAM
‘(tersangke/terdalwalsaksi/korban), karena sebagian besar substansinya
hasilelevon uatuk dipertahanlcan- Pandangan heriga yaitu berpendapat
“pahwa KUHAP harus diganti-atau dirubah secara total/menyeluruh,
‘arena dianggap KUHAP yang ada.saat ini kurang responsif dan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan timtutan zaman dan masyarakat
jintemnasional sebagaimana tertuang dalam berbagai konvensi intemasional
‘utamanya menyangkat perlindungan terhadap HAM tersangka/terdakwa,
saksi/korban.
Berbegai pandangen tersebut di atas, sebenamya menyangkut
politik hukum’ sokaligus juga menjadi Kebijaken kriminal (criminal
policy), yang harus terus diperhatikan pata pembentuk Undang-undang
‘mulai dari peraneangan sampai tahap pembahasan di DPR-RI, sehingga
arah perubahan hnkum:-yang akan dibentuk tidak terlepas dari tujuan
hhukum itu sendiri, yaitu mewujudkan Keadilan, kepastian dam daya guna
demi kemakmuran dan Kesejahteraan bangsa Indonesia. Oleh Karena
itu hukum yang baik haruslah senantiasa memperbatikan tumusan
yang jauh ke depan (predictability), responsif dan akomodatif terhadap
berbagai kepentingan. masyarakat, certaiity (kepastian dalam rumusan
“si Hawa, bana ops Dit Da ds Pans, kn Pot Sis lan Padua Unie Ts
‘n) ce pton il propa st vida Bets st Pos DK Lae
“Ant Dsl Poi So Een Bi dows enn Sm ear DieNas es UL ang
1 Rwan DaetDpe sgn ern ed same pa pene myn ees eo
lon onan Mab ena ulin ddan ares pte bus pean da data ak
sak ple ln ans php mrs ug ei ts ge
‘Solana tn Dans Pn Badan. 177) opr Sa 16). engurn akospol
‘ssh ent calla pan psa ng gn eda dns ps at Mabe
pnjhapeah pla epaotahaen in sonar ehoap ol poubooran tres aikso ah on pms
[ep poh Lt ong pun dm FGDs pa agg 18 Fb 2010 ang
Seggnan ch Dials fo taps Poli kee hea Dos Feetkan Uatang Ung Penesion
in Ynierantanan ik ae Follan La egos Pesky ay da: estas es th
‘netyanhatak hapn ign Sson tl rts dar ie ts sh tetas fe ad
atothan an ed, Hakum ss on san dm mss kos hepsi has
tapas torsion Bape ep sn ta ne ae
foarte wesulan ts
fural Polisi Indonesia | No 1s-2010 19.norme-normanys), fairness (netral dan adil dalam merumuskan norma-
norma) serta applicable atau dapat diterapkan atau dioperasionalkan,
Karena bagaimanapun konsep yang sangat idealis namun kalau tidak bisa
dilaksanakan akan-bisa menimbulkan masalah dikemudian hari, karena
membangun sistem htikum tidak cukup hanyameletakkan subtensi dalam
rumusan bab demi bab, pesal demi pasal dan ayat demi ayat tetapi yang
paling, sulit adalsh bagaimana mengimplementasikannyamenerapkennya,
Kerona -begitusuatu Undang-undang disahkan/dipertakukan tidak
berlebihan Kalew penulisan mengatakan akan menghadapi berbagai
smagalah yang tidak: sedikit jumlahnys dalam penerapannya di lapangan,
Persoalan utama yang dihadapi negara dalam penegakan huikum adalah
bagaimana menghilanekawKKN dam-tumpang tindih kewenangan (exes
de povoir), karena dalam asas adminisuas)-negera tidak boleh saling
‘meayerobot wewenang administrasi negara yang satu dengan yang lain
Dari rangkaian tersebut di tas, aieka permasalahan yang akan
diangkat dan dibahas dalam makalah ini adalah menyangkut: Bagaimana
menurut Politi KUHAP masih tetap dapat dipertahankan atau perlu
dilakukan revisi/merubah beberapa ketentuan yang tidak sesuai dengan
tuntunan zaman dan perkembangan hulours intemasional? (2) bagaimana
petspektif penyidik Polri thenyikapi pergantian total KUHAP, apakah
‘menurut pandangan penyidik Polrt dapat dilaksanakan atau hanya sekedar
Konsepsi yang saagat ideal namun sangat sulit untuk dilaksanakan:
Dalam makalah ini pentlis akan memberikan jawaban melatui
pendekatan empiris dengan menghubungkannya dengan) tuges’ Polri,
secara normatif’ dengan memperhatikan berbagai peraturan perundang-
undangat, doktrinal yaitu prinsip-prinsip datam penegakan hutkum pidana,
dan sosilogi yuridis yaitu metitiat kenyataan hukkum dalam masyarakat
Pandangan Mempertahankan KUHAP.
Pijakan mendasar dalam hhukum acata pidana adalah prinsip peradilan
yang adil (fair of the trial). Jaminan peradilan yang adil merupakan
bagian dari HAM, yakni hak untuk memperoleh proses peradilan yang
adil (right to a fair trial), tulah tugas negara, yaitu melindungi warganya
20
‘Us aim TOR Kanrnais Nisa amos din Senki!
rom Ang ogi Haedari segala perbuatan yang sewenang-wenang (abuse of power). Tugas
dan tanggung jawab negara dalam memberikan perlindungan terhadap
warganya metpakan bagion dari teori perjanjian sebagaimana yang
dikemukekan oleh Joha Locke dan. Thomas Hobbes dalam teorinya di:
contract social dan faeium subjectionis?, Sejalait dengan prinsip-prinsip
perlinidungan terhadap tugas negara untuk melindungiwarganya, maka
perluada prinsip-prinsip yang harus diakomodirdalam setiapembentukan
Undang-indang. Oleh Karena ity KUHAP telah memuat beberapa asas-
s08iprinsip-prinsip hukum yang merupakan bagian universal yaitu'”: (1)
asus leyulitas, (2) asas equal defore the law (kesamaan di depan haku),
(3) asas penggeledahan dan penyitean hanya dilaksanakan berdasarkan
alas izin ketue pengadilan, (4) asa8 presumption of inocent (praduga
tidak bersalah)/ (5) asas pembetian yanti\rugi, (6) asas pembatasan
penahanan, (J) penggabungan perkara\ gantirugi, (8) unifikesi, (9)
diferensiasi fungsional, (10) koordinasi, (11) petadilan harus dilakukan
dengan cepat, sederhania, biaya ringan, bebas, jujir, dan tidak memihak
yang hams diterapkan secara konsekuen pada semua tingket peradilan,
dan (12) pengawasan terhadap putusan pengadilan,
KUHAP yang telah diberlaknkan lebih dari 28 (dua puluh tujuh)
tahun, sebenamya telah mengakorsodir sebagian besar perlidungan
tethadap HAM ttanianya HAM tersangka/terdakwa, /baik menarat
standar nasional sebagaimana ditentukan dalam Konstitusi UUD Negara
RI1945 maupun standar-standar intemasional, meliputi: (a) hak untuk
segera diperiksa dan diadili (vide Pasal 50 KUHAP), (b) hak untuk
diberitalrukam tentang apa yang disangkakan/didakwakan (vide Pasal
51. KUHAP), ic) hak untuk memberiisan keterarigan secara bebas (vide
Pasal'52 KUHAP), (4) bak untuk mendapatkan juru bahasa (vide Pasal
53 KUHAP), (e) hake untuk imendapatkan bantuany hukum (vide Pasal $4
KUHAP), (f) bak untuk memilih penaschat hukum (vide Pasal 55 dan 56
KUHAP), (g) hak untuk menghubungi penasehat hukum (vide Pasal 5
KUHAP), (h) hak untuk menghubungi dan menerima kunjungan dokter
(vide Pasal 58 KUHAP), (i) hak untuk pemberitahuan penahanan kepada
keluarga (vide Pasal 59 KUHAP), {j) hak menghubungi keluarga untuk
Jaminan penangguhan penahanan (vide Pasal 60 KUHAP), (k) hak untuk
Tico hajbos Fiala Sj opt. Kamit 98) et ep el 82 aa 8
pen Re on rn KUHA epi outta art Ss ha
=a‘menghubungi Keluarga untuk masalah pekerjaan/keluarga (vide Pasal 61
KUHAP), (1) hak mengirim/menerima surat dari penasebat hukum atau
eluarga, (vide Pasal 62 KUHAP), (mn) hak menghubungi dan menerima
‘cunjungan rohaniawan (vide Pasal-63. KUHAP), (n) hak untuk diadili
dalam persidangan yeng terbuka (yide Pasal 64 KUHAP), (0) hak untuk
mengajukan saksi, ali yang menguntungkan tetsangka (vide Pasal
65-KUHAD), (r) bak untuk tidak dibebani-pembiiktian (vide Pasal 66
KUBAR), (q)hck untuk meminta banding (vide Pasal 67 KUHAP), dan
4 hakuntek menuntut ganti kergian dan rehabilitasi atas tindakan yang
“tidal suh dari Penyidik atau PU (vide Pasal 68 KUHAP),
isamping itu dalam) pelaksanaan sehari-hari KUHAP telah
(emakin) melembage di kelangen masyarakat meupun aparat penegak
hukum. ftulah sebabnya dalam berbagai pertemiuan ilmiah maupun forum:
forum pertentuaa penegdkan hukum selali mengataken bahwa KUHAP
merupakan‘karya aging bangsa Indonesia. Karena, saat produk hukum
tersebut itu dibwat dianggap telah memiliti kerakteristik hukum yang
responsif, yainu mbuh dan dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi dan perlindungan HAM. Sekaligus telah mengganti produk
;hukum kolonial Belanda (HUR/RIB) yang kita anggap karater hukumnya
bersifat represif, dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,
Karena sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip perlindungan terhadap
HAM tersangkaiterdakwa, dan saksi/korban, sebagai akibat, aitara lain:
(2) tidak, jelas memuat prinsip-prinsip penegakan hukum. sebagaimana
‘yang telah. ditentukan dalam berbagai ketentuan intertasionél, (2)
tidak jelas batasan pengaturan kewenangan antara Penyidik dengan PU
dalam melakuken penyidikan, (3). tidak ada pefigawasen’ yang jeles,
utamanya pengawasan yang bersifet horizontal, antara urisur-unsur yang
terkait dengan Integrated Criminal Justice System (ICIS), (4) tidak ada
pengaturan batasar-penshianan yang jelas pada setiap elemen penegek
hhukum utamanye antara kewenangan penyidik Polri dengan PU, (5) tidak
jelas batasan pemberian bantuan fukum, (6) tidak jelas adanya pemberian
‘ganti rugi terhadap tersangka maupun korban (7) dll
Sebenamya bila diperhatikan substansi UU No. 8 tahun 1981
tentang KUHAP dan juga beberapa substansi dari Jmternational Covenant
On Civil Rights And Politic (ICCPR)" pengaturan tentang prinsip-
‘op ating ganas yng th ddan ae ud 12 aha 200 tetany er
aprinsip pertindungan terhadap HAM tersangkalterdakwa, seksi dan atau
Korban sudah diakomodir di dalamnya, walaupun pemerintah RI belum
moratfkasinya. Yang sasih.minim diakomodir dar ICCPR ke dalam
KUHAP. adalah perlindungan-terhadap-korban_ dan/atat saksi, Karena
veatau dipethatan dalam KUHAP hanya ada > (tgs) Pe yang mengatur
tentang perlindungam terhadap korban (vide Pasal 8,
100 KUHAP), padatial dalam pergeseran doktrin dalam penegakan bukum
‘pidana seat ini peranan Korban telah that ‘menentukan prinsip-prinsip
Keadilén yang terbaik dalam diri korban sendiri yan saat ini sedang
‘encar-geneamya dipromosikan penyetesaian petKara pidane diluar jalur
Fornal (etorative justice), yang dalam konvensi pedindwngt terhadap
‘anak disebut metode diversi. Jadi.tidak semata-mars diserahkan pada
cLewenangan penyidik magpun PU, dalain kasus-kaus tren
Bebefapd cubstansi_ yang sangat sligent sampal S88 ini telah
@itentikan dalam, KUHAP, nannun alam kenyataenny? masih banyak
‘yang belues dijalankan oleh unstur-unsur penegak hukum yang terkelt
dalam Integrated Criminaldustice Syaten (CIS), ‘walaupun pemberlakuan
A CUHAP sadeh berialan Tebih dari 28 tahun lebih, antara ain:
1) Peniidifé masih banyak yang belum metaksanakan dalam pro
penyidtkan_berupa “segera menyampaikan Suit Pemberitabuan
Dimutainya’ Penyidikan (SPDP). kepada PU, Tultanny supaya
penyidik dengan PU lebih wal dan mudah melakukan koordinasi
Salam hal permintaan dan persberian petunjuk demi jpenyempumnsan,
boerkas perkara, Nanmun hal ini sering tidal itaksanakan oleh
Penyidik, bahian SPDP baru. disérahkan, bersamma same dengan
penyerahan berkas perkara tahap sstu-
vara Co Oe Sige a Teng Hak Spe Fu Se NS
dee OC geal Oe ear eta (ad
maar Catan sh Bo
eer Come
rnc long poe Bk cen poirot HEA
cer ert ot etki ie Me A
Se ce iapsCaend nih ae wennionene
En () aif wih ee Ca
i cand oe
ee at a ma
Se fe mnt i
dt acpi) Toca
yr gn hen} ha a ha SS
rrnal Polisi Indonesia |merasakan lebih penting dari elemen yang lainnya, bahkan jangan
sampai ada yang beranggapan bahwa satu elemen merupakan sub-
ordinasi dati clemen lainnya™, karena sifet sistem yang terintegrasi
haruslah saling-mendukung dan mengisi kekurangan yang satu,
Indikasi iai-menunjukkan hetiadzan koordinasi yang kurang baile
aniara PU dengan Penyidik Pol, hal yang sama juga disampaikan
oleh Romli Atmasasmita sb:
Masulali kerja sama dalam bidang penyidikan dam pénuntutan
antara Peayidik Polri dan Jakse Penuntut Umum pada Kejaksaan
Agung sejak diberlakukannya Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana dengan Undang-undang 8 tahun 1981, 27 tahun
yang lampau; ternyata belum juga dapat diatasi secara baik antara
kedua institusi penegak hukum tersebut. Ketidaksinergian dan
kKetidakhantionisan antara kedua institusi fersebut terutama sangat,
nyata dale pertyidikan Kasus-kasus tindak pidana khusus seperti
tindak pidana korupsi dan tindak pidana,lainnya yang bersifat,
nasional dan menarik pethatian masyatekat tuas””
¢ — Belunt ada pembatasan waka penyelesaian perkara pada
setiap tingkat pemeriksaan,
Di dalam KUHAP tidak diatur secara tegas tenggang waktu untuk
menyelesaikan satu perkarabaik~dalam proses penyidilkan,
Penuntutaa, dan pemeriksaan di persidangan pengadilan, Batasan
yang ada adalah jangka waktu penahanan yang diberikan pada
setiap tingcat pemeriksaan. Kalan waktu yang diberikan terfempaui,
maka tersengka atau terdakwa harus ada konsekwensi juridis bagi
penyidik staw PU atau Hakim.
d. — Mengenai alat bukti supaya diperluas.
Alat bukt’ yang terdapat-di-dalam Pasal 184 KUHAP sudah
ketinggalan zaman terutama kalau dikaitkan dengan perkembangan
imu pengstahuan dan teknologi seperti perkembangan informasi
oes Suntan Rope 1d aes Lataanya tenting Reforms Pesasnson Ske orn Pans Dalam
spin ahi lado dupa Koc Menpan tars aang 9 Ag 2088
{jenn git Lata sd os ocr Sa ng 2-33 Ap 2008 Dit! an Wa Dep bl
Rom Atmvsnns, Sina Kays Pa Dae Ksksaun Azeng Dsl Stn Pela Pins Ds Ir
lh eampaksn yh Soma Habongah Poi Jaew: Menge lntgrs utium Dus Pats
Foti Sona Pi Un tn Dopod 17 Ap 208
Seiaddan teknologi mengharuskan alat-alat bukti harus ditambah,
schingga tidak tersebar di berbagai peraturan seperti yang ada saat
ini, antara Jain dalam UU Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, dalani UU Tentang Pentberantasan Pencucian Uang, UU
‘Teniang Pemberantasan Terorisme (welaupun sebenamya telah
dimwat dale UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Teknologi).
e. Pasal-posal multitafsir.
Ada heterapa ketentuan yang sering menimbulkan multitafsir,
derakiba: menimbulkan masalah dikalangan pencari Keadilan,
antara lain}
1) Pengertian dalant "keadaan mendesak” yang mengakibatkan
Penyidik \melakukan upaye paksa berupa mielakukan
penggeledahan dan penyitgan tanpa ada izin dari Ketua
Pengadilan Negeri setempat dengan alasan sangat mendesak,
barakibat mendapat protes: dati pihak yang dirugikan dan
akbimya diajukan ke Praperadilan,
2) \"Bukti_permulaan, yang cukup”, tidak jelas, batasannya
sehingga menimbulkan salah tangkap dan berpengaruh pada
penchanan, Hasil Forum Mahkejahpol yang pernah dibuat
aval berlakunya KUHAP sering ditentang oleh Penasehat
Hukum/Advoket Karena diangeap berfentangan dengan
prinsip-prinsip kekuasaan kehakiman yang mendiri, Namun
dalam praktek penyidik justru menggunakan kritetia yang
dirumusken. dalam Mahkejahpol tersebut dalam kaitannye
dengan adanya permohonan Praperadilan’ terkait mesalah
sah tidaknya penagkapandawateu_ penahanan.
3) "Mengehat~tertangkap-tangen”, yang diartikan sebagai
perbuatan “tertangkapnys seseorang pada waktu sedang
melakukan tindak pidana atau segera setelah beberapa saat
tindak pidana dilekukan atau sesaat kemudian ditemukan.
TE Dmg Unto Nome To 2008 Testing lr nT
{rs Tolan Lenn Nera omer €940, dl aa apt (1) an ae (Seta fon eeoe
es dame son tae hs enya pol at Men yg st fe lek
‘Se-smrpon press di a bang ss soma ker ers Yonge leone dps pws
‘Shape hr dle pears pues rng pda
Jurnal Polisi indonesia | No. 14-2 31”” Untuk penangkapan dalam keadaan tertangkap tangan
tidak diperlakan adanya surat perintah, yang dipentingkan
segera petugas menycrahkan tersangka dan barang bukti ke
Penyidik atau Penyidik pembantu setempat®, Namun datam
Keadaan tertangkap tangan sering dilekukan penangkapan
dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan. Kalau
dolam hal tertangkap tangan-masin diberikean surat perintah
petangkapan, maka menjadi tidak ada bedanya dengan
perbuatan pidana biasa (di luar tertangkap fangan),
D.Pandangan Yang~Menginginkan Pergantian Secara ‘Total
KUHAP,
Berbagai argumentasi yang menginginkan, perubahan sé¢ara total
tethadap KUHAP sebagai berikut:
& | Untuk modemisnsi, maka perlu mengadopsi berbagai
peikembangan hukum internasional, utamanya yang telah
iratifikasi. oleh pemetintah RI dan erat Kaitannya dengan
peilindungan terhedap HAM ‘eisangka/terdakwa, Adapun
berbagai Konvensi intemnasional tersebut antara lain adalah:
() Konveiisi thiemasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik
(ICCPR) sebagaimana teiah diatifikasi dengan UU No. 12
Tahun 2005, Dalen Pasal 9 ayat (3) Konvesi ICCPR yang,
intinya bahwa setiap orang yang ditangkap berdasarkan
tuduban pidana wajib segera dihadapken kepada pengadilan
yarg berwenang. Prom#ly atau secepaitnya tidak ditentukan
dalam limitasi waktu, tergantung pada kebijekan pengaturan
dalam legislasi setiap negara, Di USA2 X 24 jam, den
Jugr di negara-negara Eropa Barat juga 2 x 24 jam, keewali
kasus-kasus terorisme yang jauh lebih lama dari kejahatan
biasa, (2) Konvensi Interasional mengenai Menentang
la Soon Pern Pa Beth Hn ody spa aan Salah meg Rens
Sites ean Pid doesn Kent Menge Aguer 3008
Jumat Polist IndenesiPenyiksaan dan Perlakuan Atu Penghukuman Lain yang
Kejam, ‘Tidek Manusiawi, atau Merendahkan Martabat
Mannsia (Convention Against Torture And Other Cruel,
inhuman Or Degrading Treatment or Punishmena/(CAT)
yang telah diratifikasi pemeétinlal Indonesia dengan UU No.
$ Tahun 1998”. (3) Konyensi PBB tentang Peradilan Pidana
Intemnasional (In/ernational Criminal Cour?) (sampai seat ink
bbelum diratiffkasi pemerintah Indonesia), dan mmasih banyak
Konvensi-konvensi intemasional Isinnya yang terkeit dengan
porlindungan teshadap HAM™, Behwa getiap negara tidak
harus selal mengekomodir semua substansi yang ditentukan
dalam suatti Konvensi-PBB ada prinsip yang disebut seif
innplementing legislation seSuai dengan pertimbangan PBB
dalam Pasal I angke 2 dan 7, Indonesia menganut non self:
self implementing legislation tersebut, disamping itu kita
horas memperhiatikan prinsip kedaulatan negara RL, dan kita
{erlalu paranoid terhadap tekanan-tekanan internasional,
b. Perlu adonyapenegason pembetlaan pengettian asas
legalitas.
Perl adenyapembatasan perbedsan asas legalitas yang
‘erdapat di dalam hufum pidana, materil (KUHP dan pidana
omit” KUHAP),”“Istifah“perundang-umdangan_pidana
owertelifk strafbepaling)” dalam Pasal 1 ayat 1 KUHP (tiada
satu perbuatan (feit) yang dapat dipidana selain berdasarkan
kekuatan ketentuan Udangaunidang. pidana_sebelumnya),
maka dengan-demikian’ peraturan pemerintah dan Perda
dapat memuat’ sanksi) pidana. Dalam -KUHAP digunakan
stile” Wer”, sehingga hanya dengan Undang-undang dalam
arti formil (Bij de wet-voorzien), seseorang dapat ditangkap,
lin etna gs) enya aes en mesg aaa enya ie i pent,
{ug eden sas pga in Yang rans maaan ou meron mut me org ln
‘Seton ats buatan da tan ange prea penta ot po (pi ofa an oag yng
{Sbddeeplsunne oan plone oak ee admin da haa gh
acne ln
tn HAN en r esegaa eret HA al alstss1CC34
ditahan, digeledah, dituntut, diadili dll. KUHAP Jerman,
Austria juga mencantumkan hal yang sama. Balkan KUBAP
RRC tidak mengenal_azas legalitas dalam hukum pidana
‘materil-tetapi mengenal_asas legalitas dalam hukum acara
pidana!,
¢.- Pembatasan penahanan agar disesuaikan dengan konvensi-
konyensi PBB perlu dilakukan.
Hol ini terkait dengen masalah penahanan yang dianggap
selama ini telah ményalahi beberapa konvensi, misainya
Penyidik Polri mempunyai wewenang melakukan penaharian
tethedap tersangka selara 20 (dua puluh)* hari dan dapat
diperpanjang selama 40 (empat puluh) hari alas izin PU,
Kemadian dalam Kasus-kasus\ dan dalam kondisi tertentu
dapat diperpanjang selama 2 x 30 (dua kali tiga puluh)* hari
atas izin PN.
d.Penggantian lembaga pengawas.
‘Memperkenalkan lembaga pengawas berupa Hakim
Komisaris. (HK), yang kewenangannya merupakan
kewenangan yang jauh dari yang ada pada lembaga
Prapsradilan, Karena selania ini dianggap kewenangen yang