Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Jihad Santri untuk Negeri


Kamis, 19 Oktober 2023 | 12:00 WIB

Zainuddin Lubis
Kolomnis
Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri. Pada tahun ini, Kementerian
Agama (Kemenag) RI menetapkan tema Hari Santri yakni Jihad Santri Jayakan Negeri.
Untuk itu Khutbah Jumat ini berjudul: Khutbah Jumat: Jihad Santri untuk Negeri. Untuk
mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau
bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
‫ َن ّي نِ َل‬، ‫ِ ّص ُة لاَ ّس َل ُم َلَ ى شَ َر ِف لْ َأ ْن اَ ِ َو لَ َن‬، ‫َلْي َن َو َن ْي ُن َع ِر دل ْن لاَ ّد‬ ‫ْل ُد‬
ُْ‫ا ُّ َي ا و يِْن ولاَ لَ َا و َ ا ع أ ْ ا ِب ي ء لا مُْْر س ِْي ِب َا ىمُأ و‬ ‫ ِب ِه ْسَتِع‬، ‫ا َحْم ِللِه َر ِّب اْلَعا ِم‬
‫َد‬ ‫َى ْو ْي َأ ْش ُد َأ ْن َل َّل‬ ‫َت‬ ‫َأ ْص‬ ‫َّل َل‬ ‫َل‬ ‫ُم َّم َّل‬
‫ا ِإ ٰلَه ِإ ا الله َو ْح ه‬ ‫ َه‬، ‫َح ٍد َص ى اللُه َع ْيِه َو َس َم َو َع ى ٰا ِلِه َو َح اِب ِه َو الَّتاِبِعْي َن َو َم ْن ِبَع ُهْم ِب ِإ ْح َس اٍن ِإ ل َي ِم الِّد ِن‬
‫اَل‬ َ‫ن مَ ب ْعَ اَ َأ ا‬. ِ‫دا قِ َو لْ ي‬ َ‫س‬ َ‫ن أَ َ َه ُد أ َّ َس ِّي ُم َح َّ َع ْب ر‬. ِ‫يِ َك هَ ُ ْل َم ا َح ُ ُمل ي‬
َ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫ُل‬ ‫ْو‬
‫ْ ل ا لُِك ْل قّ ْا ب ْ و شْ نَ دنَ اَ ـم ًدا دُُهو ُ ُه ُ اْل عِْد َأ م ْ أ ّا دُف يَ ّيُه َشر‬
‫َل‬ ‫َل َا َّل ٰا‬ ‫َن َل‬ ‫َل َت ُت َّل َأ ْن ُت‬ ‫َّق‬ ‫َن‬ ‫ْل‬
‫ ٰٓي ُّي َها ا ِذ ْيَن َم ُنوا اَّتُقوا الّٰلَه َو اْب َتُغْٓو ا ِا ْيِه‬: ‫ َفَقا اللُه َتَعا ى‬. ‫ ِا َّتُقوا اللَه َح ُتَقاِتِه َو ا ُمْو َّن ِإ ا َو ْم ُم ْس ِل ُمْو‬. ‫ا َحاِض ُر ْو‬
‫ْو َن‬ ‫َّل‬ ‫ُد‬ ‫َل َة‬
‫اْلَو ِسْي َو َج اِه ْو ا ِف ْي َس ِب ْيِلٖه َلَع ُكْم ُتْفِلُح‬

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi laranganNya. Rasulullah bersabda:
Baca Juga
Khutbah Jumat: 4 Permata dalam Diri Manusia dan yang Membinasakannya

‫ َو َخ اِل الَّناَس ُخ ُل َح َس‬،‫ َو َأ ْت ِب الَّس َئَة الَحَسَنَة َت ْمُحَها‬، ‫اَّت اللَه َح ْيُثَم ا ُكْنَت‬
‫ٍن‬ ‫ِب ٍق‬ ‫ِق‬ ‫ِع ِّي‬ ‫ِق‬

Artinya: ”Bertakwalah kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan
itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan
pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. at Tirmidzi)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Santri merupakan bagian penting dari masyarakat Indonesia. Dalam perjalanannya, santri
telah lama berperan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Sejatinya Jihad santri dalam perspektif historis dapat dimaknai sebagai perjuangan
santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada masa penjajahan, banyak santri yang ikut serta dalam perjuangan melawan
penjajah. Mereka berjuang dengan berbagai cara, mulai dari perang gerilya, perang
terbuka, hingga perang diplomasi. Salah satu contoh perjuangan santri dalam melawan
penjajah adalah peristiwa Perang Diponegoro. Dalam perang ini, banyak santri yang ikut
serta dalam pasukan Diponegoro untuk melawan Belanda.
Perjuangan santri juga terekam oleh sejarah saat sekutu ingin kembali menjajah
Indonesia yang baru mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Untuk
mempertahankan ini, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad
yang diilhami keyakinan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari
iman). Dalam resolusi Jihad tersebut ditegaskan bahwa berjuang mengusir penjajah
hukumnya fardlu ’ain (wajib pribadi) bagi setiap umat Islam dalam radius 94 kilometer
dari ”tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh” dan di luar radius itu sebagai fardlu
kifayah (boleh diwakili sebagian warga saja).
Mendapatkan fatwa ini, sebagai seorang santri yang patuh pada kiai, serentak bersama
warga NU di Surabaya dan sekitarnya turun bersama warga lainnya. Para santri melawan
tentara Sekutu mulai 25 Oktober 1945, berujung ribuan pejuang syahid mengorbankan
nyawa mempertahankan Surabaya, yang memuncak pada perang 10 November 1945.
Sejatinya, para santri sejak awal menyadari bahwa nyawa mereka diserahkan
sepenuhnya kepada Allah swtuntuk cita-cita mulia menyelamatkan negara.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Syukur dalam Nikmat, Sabar dalam Musibah

Selain itu, para santri juga berperan penting dalam perumusan dasar negara Indonesia.
Banyak tokoh santri yang terlibat dalam perumusan Pancasila, UUD 1945, dan
pembentukan konstitusi Indonesia. Dengan demikian, kiprah santri di masa lalu begitu
besar dalam membentuk Indonesia merdeka dan berdaulat.
Kemudian pertanyaannya, bagaimana jihad santri dalam perspektif kontekstual dalam
membangun kejayaan negeri?. Sejatinya, jihad santri hari sampai hari ini tidak pernah
mati ataupun tertutup. Pada masa kini, santri memiliki peran penting dalam
pembangunan bangsa. Santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan
bagi negeri. Santri dapat berperan aktif melalui jihad dalam berbagai bidang, seperti
pendidikan, kesehatan, pertanian, dan industri.
Jihad adalah upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Jihad tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik, tetapi juga mencakup perjuangan non-
fisik, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Sejatinya, jihad di masa kini menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti
kemiskinan, kebodohan, dan penindasan. Jihad di bidang-bidang ini adalah cara untuk
memperbaiki kondisi umat Islam dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Allah dalam Q.S Al-Ankabut, ayat 8-9 menyebutkan bahwa makna jihad tidak hanya
sebatas berperang dan angkat senjata, lebih dari itu jihad adalah berbuat baik dan
berperang melawan diri sendiri. Allah berfirman:
‫َف ِا َّن َما ُي َج اِهُد ِل َنْفِس ٖه ۗ ِا َّن الّٰلَه َلَغ ٌّي َع اْلٰعَل ِم ْي َن َو اَّل ِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰحِت َل ُنَكِّفَر َّن َعْن ُهْم َسِّيٰا ِت ِهْم‬ ‫َو َم ْن َج َد‬
‫اَه‬
‫ِن ِن‬
‫َا ْح َس َن َّل ْي َك ْو َم ْو َن‬ ‫َو َل َنْج َي َّن ُهْم‬.
‫ا ِذ اُن ا َيْع ُل‬ ‫ِز‬

Artinya: “Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya
sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus
kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari
apa yang mereka kerjakan.”
Menurut Profesor M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Qur’an (2017), menjelaskan makna jihad yang dimaksud dalam ayat ini
bukan dengan mengangkat senjata. Pasalnya ayat ini turun pada periode Makkah—
sebelum Nabi Muhammad hijrah—, dan izin atau perintah untuk berperang dan
mengangkat senjata baru diizinkan setelah nabi hijrah (periode Madinah).
Ayat ini lebih menekankan perintah atau mendorong untuk beramal saleh. Maka, Allah
menegaskan, barang siapa berjihad, yakni mencurahkan kemampuannya untuk
melaksanakan amal saleh hingga ia bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka
sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya untuk diri sendiri.
Dengan demikian, jihad era modern ini, tidak sebatas peperangan. Untuk itu, santri
dapat berjihad untuk negeri dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas
pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai menjadi guru atau dosen guna
mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia.
Selanjutnya, jihad santri era modern juga bisa dilakukan dengan memberdayakan
ekonomi umat. Sejatinya, memberdayakan ekonomi umat merupakan bentuk jihad santri
untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam.
Santri dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif, baik secara individu maupun
kelompok. Usaha ini dapat berupa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi,
atau usaha lainnya seperti menyediakan pelatihan dan pendampingan usaha kepada
masyarakat, terutama masyarakat yang kurang beruntung. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam berwirausaha.
Lebih dari itu, bentuk jihad santri era modern adalah kampanye lingkungan hijau.
Sejatinya, kampanye lingkungan hijau merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kampanye ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti sosialisasi, edukasi, dan aksi nyata.
Sejatinya, santri memiliki peran penting dalam kampanye lingkungan hijau. Mereka dapat
menjadi agen perubahan yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga
lingkungan
Terakhir, perjuangan ini tidak hanya dilakukan di masa lalu, tetapi juga di masa kini.
Santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan dapat berkontribusi
dalam berbagai bidang. Selamat Hari Santri. Jihad Santri, Jayakan Negeri.
‫ُه ِل ْي وَلكَ ُ ف ِْي ا ْلُق ر ِن اْلَكِر ي مْ ِ َوَن َع ي ْ َوِإّي ُك م ْ اَم ِفْي ه ِمنَا ذلِّ كرْ ِ الْكَح يِ ِ َوَتَقّب َم نِِّ ْيَو منِ ْم ِت َل واتَهَ ُإ نِّهَ ُ ُه و ْلا َغ فوُرْ ُباََرَكا لل‬
َ ْ‫ُك‬ َ‫ل‬ ْ‫م‬ ِ ‫َف ِن اَ ِب‬ ْ‫آ‬ ‫ْم‬
‫ْو َن‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫ْا ْل‬ ‫ُأ‬ ‫آ‬ ‫َف‬
‫ اْعَتِب ُر ْو ا َي ْو ِل ى ل َباِب َلَع ُكْم ُتْفِلُح‬، ‫الَّر ِح ْي ُم‬.!

Khutbah II
‫َن َي ْو َل َأ ْن َد َن ُه َأ ْش ُد َأ ْن َل َل َه َّل ُه َو ْح َد ُه َل َش ْي َك َل ُه َو َأ ْش ُد َأ ْن‬ ‫اْلَحْم ُد َّل اَّل َهَد اَن ا ِلَهَذ ا َو َم‬
‫َه‬ ‫ِر‬ ‫ا‬ ‫االل‬ ‫ِإ ِإ‬ ‫ا‬ ‫َه‬ . ‫َّل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َه‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ِد‬ ‫ْهَت‬ ‫ِل‬ ‫َّنا‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ِل ِه ِذ ي‬
‫‪ُ.‬م َحَّمًد ا َعْبُد ُه َو َر ُسْو ُل ُه َلاَن َّي َبْعَد ُه ‪ .‬اللهم َص َو َس ِّل ْم َو َب ا ْك َع َل َسِّيِد َن ا ُم َحَّم َو َع َل آ ِه َو َص ْحِبِه الُم َجاِهِد ْيَن الَّطاِه ْيَن‬
‫ِر‬ ‫ٍد ى ِل‬ ‫ِر ى‬ ‫ِّل‬ ‫ِب‬
‫َه َّق‬ ‫ْو َن َي ُّي َّل َن َمآ‬ ‫َأ‬ ‫َّل‬ ‫َي‬ ‫ُأ‬ ‫َن‬ ‫ُّي‬ ‫َأ َّم ُد َف آ‬
‫ْم‬ ‫َو‬
‫ا َبْع ‪َ ،‬يا َها الَحاِض ‪ِ ،‬صْيُك ِإ ا ِب َتْق ى اللِه َطاَعِتِه َلَع ُك ُتْفِلُح ‪ .‬ا َها ا ِذ ي ُنوا اَّتُقوا الَّل َح‬ ‫َو‬ ‫َّي‬ ‫َو‬ ‫ْم‬ ‫ْو‬ ‫ْو‬ ‫ُر‬
‫ُتَقاِتِه َو َلا َت ُموُتَّن َّلا َو َأ ْن ُت ْم ُم ْس ِل ُموَن ‪َ ،‬و َتَز َّو ُد وا َف َّن َخ ْي َر الَّز اِد الَّتْقَو ى‪َ .‬فَقْد َق اَل اللُه َتَعاَلى ِكَتا ِه اْلَك ْي َأ ُعْو ُذ اللِه ِم َن‬
‫ِب‬ ‫ِفي ِب ِر ِم‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َّل َّل آ َم َع‬ ‫َّن ْل ْن َن ُخ‬ ‫ْح‬
‫الَّشْيَطاِن الَّر ِج ْي ِم ‪ِ ،‬بْس ِم اللِه الَّر َمِن الَّر ِح ْي ِم ‪َ( :‬و اْلَعْص ِر ‪ِ .‬إ ا ِإ َس ا َلِف ي ْس ٍر ‪ِ .‬إ ا ا ِذ يَن ُنوا َو ِم ُلوا الَّص اِل َحاِت‬
‫َي َأ ُّي َّل َن آ َم َص َع َل َو َس َت‬ ‫َن َل‬ ‫َل َك‬ ‫َّن‬ ‫ْل‬
‫َو َتَو اَصْو ا ِب ا َحِّق َو َتَو اَصْو ا ِب الَّص ْب رِ(‪ِ .‬إ الَّلَه َو َم اِئ َتُه ُيَص ُّلو َع ى الَّنِب ا َها ا ِذ ي ُنوا ُّلوا ْيِه ِّل ُموا ِل ي ا‪.‬‬
‫ًم‬ ‫ْس‬
‫ِّي‬
‫لا‬ ‫إ اَِه و اَ ِر َع ىَ س ‬ ‫إ اَِه َو لَ ىَ آ ‬ ‫م مَ ٍد اَ تْي َع س ‬ ‫م مَ ٍد آ ‬ ‫س ‬
‫َّمُهََّص لِّ َع لىَ َيِّنِداَ ُح َّ َو علَ ىَ لِ َس يِّنِداَ ُح َّ َك م ص َلَّ َ لىَ َيِّنِداَ ِبرْ يَم ع لِ َس يِّنِداَ ِبرْ يَم‪َ ،‬ب ك ْ ل َيِّنِداَ ل‬
‫َل َن َّن َك َح ٌد َم ٌد‬
‫ِمي ِجي‬ ‫ِم‬ ‫ْلَعا‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫‪،‬‬ ‫َم‬ ‫اِه‬ ‫َر‬‫‪ُ.‬م َحَّم ٍد َو َع َلى آ َسِّيِد َن ا ُم َحَّم ٍد َك َم ا َب اَرْكَت َع َلى َسِّيِد َن ا ْبَر اِه َم َو َع َلى آ َسِّيِد َن ا ْب‬
‫ِإ‬ ‫ي‬ ‫ِإ ي ِف‬ ‫ِل‬ ‫ِإ ي‬ ‫ِل‬
‫ْلَا‬ ‫َن‬ ‫َا‬
‫َا لّٰلُهَّم اْغِفْر ُمْس ْي َن َو اْلُم ْس َم ا َو اْلُمْؤ ِنْي َن َو اْلُمْؤ َنا ‪ .‬لّٰلُهَّم اْد َفْع َعَّنا اْلَغَلاَء َو اْلَو َب اَء َو الَّطاُعْو َو ا ْم َر اَض َو اْلِفَت َن‬ ‫ْل‬
‫ِم ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِل ِل ِم‬
‫َم‬ ‫نْ‬ ‫ ا‬ ‫ا ‬ ‫ةَ َع‬ ‫اَ ذٰ نِ نْيِ‬ ‫دَ هُ كُ ْن‬
‫اَ ي ْفعَ َُغْي ر َ َع َبَل دنِ ه َاا ْدوُ سْ يِ َّ ااَخصّ ًَو ن ْ َسئا ِِر ِبَل اِد لمْ ُسلْمِ يِ نْ َ َع ما ّةَ ًَي ربَ َّا عْل َاَلِمي ‪ َ.‬ر بَ ََّن ا ا تِٰناَ ف يِ ادلّ ُنْاَي ال‬
‫َش َو ُم َك‬ ‫َّن َه َي ْأ ُم ُر ْد َو ْل‬ ‫َذ‬ ‫ًة‬ ‫ْلٰا‬ ‫ًة‬
‫ِب اْلَع ِل ا ِا اِن ْن ى َعِن اْلَفْح اِء اْل ْن ِر ‪.‬‬‫َه‬ ‫َي‬ ‫َو‬ ‫َس‬ ‫ْح‬ ‫َح َسَن َو ِفي ا ِخ َر ِة َح َسَن َو ِق َنا َع اَب الَّناِر ِعَباَد اللِه ِا الل‬
‫َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذُك ُر وا اللَه اْلَعِظْي َم َي ْذ ُك ْرُكْم ‪َ .‬و اْشُك ُر ْو ُه َع ٰلى ِنَعِم ِه َي ْد ُكْم ‪َ .‬و َل ِذ ْك ُر اللِه َا ْكَب ُر‬
‫ِز‬

‫‪Zainuddin Lubis, Pegiat kajian tafsir, tinggal di Ciputat‬‬


‫‪Editor: Muhammad Faizin‬‬
‫‪Kolomnis: Zainuddin Lubis‬‬
‫‪Tags‬‬
‫‪Khutbah‬‬ ‫‪Khutbah Jumat‬‬ ‫‪Hari Santri‬‬

Anda mungkin juga menyukai