Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

HUKUM PERUSAHAAN
JAWABAN

NO 1

Untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas UMKM, beberapa upaya dan


strategi yang dapat dilakukan meliputi:

 Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan:

Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada pelaku UMKM agar memiliki


keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik terkait manajemen bisnis,
pemasaran, dan teknologi.

 Pemanfaatan Teknologi:

Mendorong penggunaan teknologi modern dalam proses produksi, manajemen


persediaan, dan pemasaran. Ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan daya
saing UMKM.

 Akses Terhadap Modal dan Pembiayaan:

Membantu UMKM untuk mendapatkan akses lebih mudah terhadap modal dan
pembiayaan melalui program kredit yang terjangkau atau kerjasama dengan
lembaga keuangan.

 Pengembangan Jaringan dan Kolaborasi:

Mendorong kolaborasi antar UMKM atau dengan perusahaan besar untuk


meningkatkan daya tawar dalam mendapatkan bahan baku, distribusi produk, dan
pemasaran bersama.

 Diversifikasi Produk dan Pemasaran:

Mendorong UMKM untuk diversifikasi produk atau layanan mereka agar dapat
menjangkau pasar yang lebih luas. Pemasaran yang efektif dan strategis juga dapat
meningkatkan daya tarik konsumen.

 Peningkatan Kualitas Produk:

Fokus pada peningkatan kualitas produk atau layanan untuk meningkatkan


kepuasan pelanggan. Produk atau layanan yang berkualitas tinggi dapat
memperoleh loyalitas pelanggan.

 Optimalisasi Rantai Pasok:


Memastikan rantai pasok yang efisien, termasuk pembelian bahan baku yang tepat
waktu dan distribusi produk yang efisien, untuk menghindari hambatan produksi dan
penjualan.

 Pendekatan Inovatif:

Mendorong UMKM untuk mengadopsi pendekatan inovatif dalam pengembangan


produk atau proses bisnis mereka, sehingga dapat bersaing lebih baik di pasar.

 Penyediaan Bantuan Hukum dan Administrasi:

Memberikan dukungan dalam hal administrasi bisnis dan bantuan hukum untuk
memastikan bahwa UMKM memahami dan mematuhi regulasi yang berlaku.

 Pemberdayaan Tenaga Kerja:

Memberdayakan tenaga kerja melalui pelatihan dan kesejahteraan yang baik,


sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan loyalitas tenaga kerja.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan UMKM dapat mengatasi


permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan produktivitas serta profitabilitas
mereka.

NO 2

Ya, yayasan dapat mendirikan suatu badan usaha. Dasar hukumnya dapat
ditemukan dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
("UU Yayasan"). Meskipun yayasan pada dasarnya merupakan lembaga non-profit,
UU Yayasan memberikan kewenangan kepada yayasan untuk mendirikan dan
mengelola badan usaha untuk mendukung dan membiayai pencapaian tujuan
sosialnya.

Pasal 33 UU Yayasan menyatakan bahwa yayasan dapat melakukan kegiatan


usaha untuk membiayai penyelenggaraan tujuannya, termasuk mendirikan badan
usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini sejalan
dengan prinsip bahwa yayasan perlu memiliki sumber pendanaan yang memadai
untuk dapat mencapai tujuan sosialnya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh yayasan
harus selaras dengan tujuan sosialnya dan tidak boleh mengabaikan aspek
kepentingan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang menjadi landasan
berdirinya yayasan. Oleh karena itu, pengelolaan badan usaha oleh yayasan harus
dilakukan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Dengan demikian, yayasan dapat memanfaatkan kegiatan usaha sebagai salah satu
sumber pendanaan untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sosial
yang menjadi fokus utama yayasan.

NO 3

Sejauh ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah memainkan peran
yang penting dalam menegakkan hukum persaingan usaha di Indonesia melalui
putusan-putusan perkara persaingan tidak sehat. Beberapa analisis terkait peran
KPPU dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Penegakan Hukum dan Perlindungan Persaingan Usaha: KPPU memiliki


peran utama dalam menegakkan hukum persaingan usaha di Indonesia.
Melalui putusan-putusan yang dikeluarkan, KPPU berupaya untuk melindungi
persaingan usaha yang sehat dan mencegah praktik-praktik persaingan tidak
sehat yang dapat merugikan konsumen dan pesaing.
 Deterrence (Efek Jera): Putusan-putusan KPPU dapat memiliki efek jera
terhadap pelaku usaha. Dengan menindak pelanggaran persaingan usaha,
KPPU menciptakan deterrence atau efek pencegahan, di mana pelaku usaha
lebih berhati-hati dalam melibatkan diri dalam praktik-praktik yang dapat
dianggap sebagai pelanggaran hukum.
 Perlindungan Konsumen: Dengan menegakkan hukum persaingan usaha,
KPPU secara tidak langsung turut melindungi kepentingan konsumen.
Persaingan yang sehat dapat mendorong inovasi, kualitas produk, dan harga
yang lebih baik bagi konsumen.
 Kolaborasi Internasional: KPPU juga aktif berkolaborasi dengan lembaga
sejenis di negara lain untuk mengatasi isu-isu persaingan usaha lintas batas.
Hal ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk berpartisipasi dalam
kerjasama internasional dalam menangani isu persaingan usaha global.

Namun, seperti lembaga penegak hukum lainnya, KPPU juga dihadapkan pada
sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan sumber daya dan kompleksitas perkara.
Oleh karena itu, terus diperlukan perbaikan dan penguatan kapasitas agar KPPU
dapat terus berperan efektif dalam menegakkan hukum persaingan usaha di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai