Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Isra miraj

Alhamdulillah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan mengulas tentang peristiwa Isra Miraj,
suatu mukjizat besar yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam.Peristiwa Isra Miraj terjadi pada malam yang penuh berkah, di mana Rasulullah melakukan
perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit ketujuh. Ini adalah hadiah
dari Allah untuk menghibur hati Rasul-Nya yang sedang dilanda kesedihan setelah kehilangan Khadijah
dan Abu Thalib.

Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa utama, yaitu Isra (perjalanan malam) dan Miraj (kenaikan). Isra
melibatkan perjalanan fisik Rasulullah dari Makkah ke Yerusalem, sementara Miraj adalah kenaikan
beliau melewati langit-langit menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini menjadi dasar dari kewajiban sholat
lima waktu bagi umat Islam. Kita juga dapat merasakan hikmah dari Isra Miraj ini. Pertama, kemukjizatan
yang terjadi menunjukkan kuasa Allah atas waktu, mengingat Rasulullah melakukan perjalanan hingga
ke hari kiamat. Kedua, pentingnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan aktivitas spiritual. Isra Miraj
menegaskan bahwa masjid bukan hanya tempat, tetapi ruh dan pusat aktivitas umat Islam. Ketiga,
peristiwa ini memberi pengertian bahwa kehidupan umat Islam yang beriman seringkali dinistakan oleh
mereka yang tidak percaya. Selain itu, kita bisa mengambil hikmah bahwa dalam menghadapi kesulitan
hidup, melakukan "safar" atau jalan-jalan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad dapat membantu
menemukan ide-ide luar biasa. Safar yang dimaksud di sini adalah perjalanan kepada hal-hal yang
baik.Hikmah terakhir yang patut diambil adalah pentingnya iman sebagai modal utama dalam menjalani
kehidupan. Sebagaimana Rasulullah yang mempercayai mukjizat ini, kita pun perlu memperkuat iman
sebagai dasar utama hidup dalam naungan Islam.

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah Isra Miraj ini dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih.

Perintah Puasa

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (Surat Al-Baqarah: 183).

Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapat kepastian
kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat dekat yang lama tidak berjumpa. Kita tentu menyiapkan
penyambutan yang istimewa pula. Demikian juga, ketika Ramadhan menjadi tamu istimewa kita. Kita
berharap segera menemuinya. Dan, alhamdulillah, mulai malam ini adalah hari-hari yang kita tunggu
bersama.

Satu amalan khusus pada Ramadhan yang tidak dijumpai pada bulan-bulan lainnya adalah puasa
Ramadhan. Karenanya Ramadhan juga disebut sebagai "syahrus shiyam". Dan ternyata perintah puasa
tidak hanya ada untuk umat Islam. Jauh sebelum Rasulullah menerima wahyu, umat-umat terdahulu
juga mendapatkan perintah yang sama.

Nabi Adam AS setelah diturunkan dari surga bertaubat kepada Allah SWT dan berpuasa selama tiga hari
setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa Ayyamul Bidh yang sunnah untuk dikerjakan
pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 Hijriah setiap bulan. Nabi Daud AS juga melaksanakan puasa.
Puasanya bahkan lebih berat lagi, yakni satu hari puasa dan satu hari berbuka. Inilah yang kemudian kita
kenal dengan puasa Daud, hukumnya sunnah bagi umat Muhammad SAW. Imam Al-Qurthubi
menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan puasa kepada Yahudi selama 40 hari, sedangkan kepada
umat Nabi Isa selama 50 hari. Saat mengetengahkan pembahasan tentang puasa dalam Fiqih Sunnah,
Sayyid Sabiq membukanya dengan menerangkan definisi puasa. Yang secara umum berarti menahan.
Sedangkan maksudnya menurut istilah kata beliau, "Puasa adalah menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat". Puasa
Ramadhan hukumnya wajib berdasarkan Al-Quran, sunnah, dan ijma'. Ia mulai diwajibkan pada hari
Senin tanggal 1 Syaban tahun kedua Hijriah.

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah" (QS. Al-Baqarah: 185)

Rasulullah SAW bersabda:

"Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan" (HR.
Bukhari Muslim).

Mari kita ikhlaskan niat kita sejak malam ini. Kita bulatkan tekad kita untuk berpuasa pada esok hari
semata-mata karena Allah SWT. Kita azzamkan diri kita untuk mengoptimalkan Ramadhan ini sebaik-
baiknya. Senantiasa memeriksa hati kita, sehingga niat kita betul-betul karena Allah, bukan karena yang
lainnya. "Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus" (QS. Al- Bayyinah: 5). Rasulullah SAW juga
mewanti-wanti umatnya agar tetap berada dalam keikhlasan, karena tanpa keikhlasan, ibadah apapun
yang dilakukan seseorang tidak akan diterima Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai