Anda di halaman 1dari 5

Senam lantai biasanya diajarkan di beberapa sekolah dalam mata pelajaran olahraga.

Tetapi bukan berarti senam lantai hanya terbatas untuk anak-anak, Moms dan Dads juga
masih bisa berlatih senam lantai dan memetik manfaatnya.

Menurut Britannica, senam lantai atau tumbling adalah jenis latihan yang menekankan pada
gerakan akrobatik.

Gerakan ini termasuk berguling, berputar, bertumpu pada tangan, atau meloncat, yang
biasanya dilakukan di atas matras atau lantai.

Unsur akrobatik pada aktivitas senam lantai adalah penampilan yang melibatkan
keseimbangan, ketangkasan, dan koordinasi motorik.

Salah satu cabang dari senam ini tidak membutuhkan peralatan tambahan.

Pengertian Senam Lantai

Foto: Senam Lantai Roll Depan (Orami Photo Stock)

Senam lantai adalah salah satu jenis olahraga latihan fisik dengan gerakan sistematis dan
terencana yang dilakukan di lantai dengan menggunakan matras sebagai alas.

Tujuan menggunakan matras adalah untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya cedera


karena ada banyak gerakan yang bersentuhan dengan lantai.

Sama seperti olahraga lainnya, berbagai gerakan senam lantai mendatangkan manfaat untuk
tubuh dan aman jika dilakukan dengan teknik yang benar.
Senam lantai bisa dilakukan di mana saja.

Akan tetapi, apabila di pertandingan resmi, senam lantai dilakukan di dalam ruangan
berukuran 12 x 12 cm.

Sejarah Senam Lantai

Foto: Gerakan Senam Lantai (Freepik.com)

Senam lantai disinyalir sudah ada sejak zaman Yunani kuno.

Saat itu, masyarakat Yunani sudah akrab dengan beragam olahraga senam, salah satunya
senam lantai.

Senam bagi masyarakat Yunani berguna sebagai pemanasan sebelum melakukan olahraga
yang lebih berat.

Terlebih, waktu itu, Yunani begitu terkenal dengan Olimpiade Kuno yang memperlombakan
beragam cabang olahraga, seperti gulat, tinju, penthatlon, hingga balap kereta.

Namun, seiring berjalannya waktu, senam lantai terus mengalami perubahan.

Adolf Spiess (1810-1858) dan Justus Carl Lion (1829-1901) menjadi tokoh utama dalam
perubahan ini.

Mereka mengadopsi beragam gerakan senam, terutama senam akrobatik, sebagai gerakan
dasar dari senam lantai.

Sementara, senam lantai di Indonesia mulai dikenal pada 1912.

Angkatan laut kerajaan Belanda, Dr. H. F. Minkema, menjadi sosok penting yang
menyebarluaskan olahraga ini di Tanah Air.

Minkema mengajarkan olahraga senam, diantaranya senam lantai di sekolah-sekolah milik


Belanda.

Alhasil, perkembangan olahraga ini kian pesat dan berujung pada terbentuknya Persatuan
Senam Indonesia (Persani) pada 1963.
Gerakan Senam Lantai
Latihan senam lantai cocok sebagai latihan dasar sebelum mempelajari jenis senam lainnya.

Latihan ini juga cocok dilakukan bagi yang membutuhkan olahraga dengan intensitas sedang,
tapi efektif dalam melatih otot.

Jenis-jenis gerakan senam lantai berikut ini dapat dilakukan oleh pemula.

1. Sikap Lilin

Foto: Sikap Lilin (Freepik.com)

Salah satu jenis gerakan senam lantai ini juga dikenal sebagai candle pose dan shoulder
stand, memberikan berbagai manfaat, antara lain:

 Meringankan kram perut akibat menstruasi.


 Meregangkan otot leher dan punggung atas.
 Meringankan konstipasi, gangguan pencernaan, dan asma.
 Menjaga kesehatan kelenjar tiroid.
 Meningkatkan sirkulasi darah ke kepala, sehingga dapat meringankan sakit kepala,
sakit tenggorokan, atau hidung tersumbat.
 Mengencangkan otot perut dan kaki.

Sikap lilin adalah posisi saat seluruh tubuh lurus bertumpu pada bahu dengan siku dan tangan
membantu menopang berat tubuh di pinggang.

Namun, jenis senam lantai ini sebaiknya dihindari penderita hipertensi, wanita hamil, dan
glaukoma.

2. Berguling ke Depan (Forward Roll)

Jenis gerakan senam lantai ini merupakan salah satu gerakan yang paling awal dipelajari.

Guling depan adalah gerakan yang bertujuan untuk melatih menguatkan otot punggung dan
melatih keseimbangan tubuh.
Berguling ke depan (forward roll) diawali dengan berdiri, lalu berjongkok dengan tangan
menjulur ke depan dan dibuka selebar bahu.

Kemudian masukkan dagu mendekati dada sambil mengarahkan kepala mendekat ke lantai.

Terakhir, dorong tubuh ke depan menggunakan kaki dan mendarat kembali dengan kaki,
akhiri dengan berdiri.

3. Berguling ke Belakang (Backward Roll)

Foto: Berguling ke Belakang (Backward Roll) (Orami Photo Stock)

Jenis senam lantai ini adalah kebalikan dari forward roll.

Berguling ke belakang (backward roll) dilakukan dengan cara yang mirip berguling ke depan
namun ke arah sebaliknya.

Tekuk tubuh ke posisi squat dengan tangan terentang ke depan.

Perlahan, turunkan bokong ke lantai diikuti dengan punggung, dengan bantuan kaki.

Teruskan mendorong tubuh ke belakang, tangan berada di samping bahu untuk membantu
menopang tubuh ketika berguling.

Posisi ini juga diakhiri dengan berdiri.

4. Berdiri dengan Tangan (Handstand)

Berdiri dengan tangan atau handstand adalah salah satu jenis gerakan senam lantai yang juga
banyak digunakan pada beberapa olahraga lain, seperti yoga dan tarian modern.

Berdiri dengan tangan berarti menopang seluruh tubuh dalam keadaan stabil, dalam posisi
terbalik yang lurus, dengan menggunakan tangan.

Jenis senam lantai ini bermanfaat untuk memperkuat bahu, lengan, dan pergelangan tangan.

Selain itu, melakukan handstand juga dapat meregangkan otot perut, meningkatkan rasa
keseimbangan, menenangkan otak, serta membantu meringankan stres.
Cara melakukan hand stand adalah sebagai berikut:

 Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.


 Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan keras.
 Pandangan sedikit ke depan.
 Pantat didorong setinggi-tingginya.
 Tungkai depan bengkok sedang tungkai belakang lurus.
 Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
 Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan lengan.
 Pandangan di antara tumpuan tangan
 Badan dijulurkan ke atas.

Anda mungkin juga menyukai