Anda di halaman 1dari 8

SENAM

Pengertian senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan
gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Kata senam berasal
dari kata "gymnastic" yang diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu gymnos dan berarti
"telanjang". Senam juga menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan pada ajang
Olimpiade. Senam pertama kali dipertandingkan pada pesta Olimpiade 1896 Athena, Yunani.
Pada Olimpiade musim panas atau disebut juga dengan Olympic Games, jenis senam yang
dilombakan adalah gymnastics artistic (senam artistik) dan gymnastics rhytmic (senam irama).
Induk olahraga senam di dunia adalah International Gymnastics Federation atau dalam bahasa
Perancis bernama Federation Internationale de Gymnastique (FIG). Sementara di Indonesia,
induk olahraga senam adalah Persatuan Senam Indonesia (Persani).

SEJARAH SENAM DI DUNIA

Mengutip laman Gymnastics Ontario, senam sebagai bentuk gerakan tubuh yang dilakukan oleh
manusia sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Senam sudah muncul dari zaman Yunani kuno
hingga Mesir Kuno. Adapun, kata gymnastic (senam) berasal dari kata sifat bahasa Yunani kuno
"gymnos" yang berarti "telanjang". Sementara itu, kata kerja dari "gymnos" adalah "gymnazo"
yang secara umum bisa diartikan "berlatih dalam keadaan telanjang" yang kemudian berkembang
menjadi "untuk berlatih, untuk berolahraga". Penggunaan istilah tersebut diterapkan pada jenis
latihan yang dipraktikkan di tempat bernama gymnasium, tempat para atlet Yunani zaman kuno
melakukan latihan tanpa pakaian. Gymnastic berarti gerak badan atau olahraga baik untuk
kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Sejarah Senam di
Indonesia

SEJARAH SENAM DI INDONESIA

Dr Sutopo Adi, M.Kes dalam bukunya yang berjudul Bentuk-bentuk Dasar Gerakan Senam
(2018), menjelaskan bahwa senam pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1912, pada masa
kolonialisme Belanda. Bersamaan dengan ditetapkannya pendidikan jasmani sebagai pelajaran
wajib di sekolah-sekolah, senam juga menjadi bagian dari materi pendidikan jasmani tersebut.
SEJARAH SENAM LANTAI

Pada mulanya, gerakan-gerakan senam sederhana mulai dikenal sejak 3000 tahun yang lalu
oleh masyarakat Cina dan Mesir. Kemudian, istilah senam pertama kali dikenal luas ketika
zaman Yunani Klasik menyebut senam (termasuk senam lantai) sebagai olahraga gimnastik.
Istilah senam lantai dalam bahasa Inggris adalah gymnastic. Kata gimnastik sendiri berasal dari
bahasa Yunani, gymnos, yang merupakan peleburan dari kata gymnast yaitu atlet yang
berpartisipasi dalam kegiatan seperti gulat, melempar, berlari, dan seterusnya. Kemudian,
istilah gymnastic digunakan untuk mendefinisikan kegiatan olahraga yang dilakukan di
gymnasium. Selanjutnya, ketika Romawi menaklukan Yunani, mereka pun mengembangkan
olahraga ini menjadi lebih formal sebagai metode pelatihan fisik militer. Dikutip dari Buku Siswa
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP Kelas VII karya Paiman, SPd, MO.
perkembangan gimnastik di Eropa dipengaruhi oleh buku metodologi gimnastik pertama yaitu
"The Arial jumps" karya Archange Tuccaro (1536 - 1616). Dari buku tersebut, masyarakat
mendapat warisan gagasan bahwa lebih dari 50% gerakan senam lantai adalah gerakan
akrobatik. Senam lantai pun berkembang baik di Eropa dan Amerika, khususnya negara
Jerman sejak dipelopori oleh Adolf Spiess (1810 - 1858) dan Justus Carl Lion (1829 - 1901).
Perkembangannya, mendorong untuk dibentuk sebuah organisasi yang mengurus gimnastik
serta mengatur jenis-jenis perlombaannya. Sehingga pada tahun 1881, dibentuk organisasi
olahraga untuk menaungi senam lantai di level internasional yaitu Federation Internationale de
Gymnastique (FIG). Adapun organisasi yang menaungi senam lantai di Indonesia adalah
Persatuan Senam Indonesia (Persani). Persani didirikan pada 14 Juli 1963 menjelang gelaran
pesta olahraga GANEFO (Games of The New Emerging Forces). Olimpiade modern senam
lantai dilakukan pertama kali pada 1896 dan hanya mengeluarkan kategori atlet laki-laki saja.
Kemudian, pada 1928, perempuan bisa mengikuti kompetisi ini sehingga 6 tahun selanjutnya
olahraga senam lantai semakin berkembang dengan terbentuknya peraturan yang berbeda
yaitu Women's Artistic Gymnastics (WAG) dan Men's Artistic Gymnastics (MAG). Kini, olahraga
senam lantai justru didominasi oleh perempuan.

PENGERTIAN SENAM LANTAI

Dikutip dari buku "Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas XI" karya Nur Hasyim,
M.Pd dkk terdapat pengertian senam lantai menurut beberapa ahli. Di antaranya:
 Soekarno Wuryati (2014) mendefinisikan senam lantai sebagai gerakan atau bentuk
latihan yang dilakukan di atas lantai dengan beralaskan permadani atau sejenis alat
yang digunakan.
 Agus Margono (2009) menjelaskan pengertian senam lantai adalah latihan senam yang
dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri atas mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan
sikap seimbang ata pada saat meloncat ke depan atau ke belakang.
 Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991) mengemukakan pengertian senam lantai adalah
bentuk-bentuk gerakan yang dilakukan di lantai yang beralaskan permadani atau matras
(kasur yang terbuat dari karet busa) dan dilakukan tanpa memakai alat.
 Menurut Irwansyah dalam buku "Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas
XII SMA", senam lantai merupakan olahraga yang mengandalkan aktivitas seluruh
anggota badan, baik yang dilakukan sendiri ataupun beregu.

PENGERTIAN SENAM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), senam adalah gerak badan dengan gerakan
tertentu seperti menggeliat, menggerakkan dan meregangkan anggota badan. Dikutip dari
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (2010), senam adalah setiap bentuk pembelajaran
fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan
terencana untuk mencapai tujuan tertentu.

SENAM LANTAI

SEJARAH SENAM LANTAI : Senam lantai Sejarah senam lantai berawal dari China sejak
tahun 2700 sebelum masehi (SM). Hal ini berbeda dengan sejarah senam yang berasal dari
Yunani. Senam lantai adalah kegiatan olahraga yang cara gerakan dan bentuk latihannya
dilakukan di lantai sesuai dengan namanya. Biasanya senam lantai dilakukan menggunakan alas
berupa matras. Macam-macam senam lantai adalah sikap lilin, headstand dan handstand,
berguling ke depan (forward roll), berguling ke belakang (back roll), guling lenting (neck
spring), kayang, serta loncat harimau.

SENAM IRAMA
Senam ritmik atau senam irama adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik atau
latihan bebas yang dilakukan secara berirama. Senam ini dapat dilakukan dengan menggunakan
alat atau tanpa alat.

Teknik dasar senam lantai

1. Sikap lilin Gerakan sikap lilin diawali dengan posisi tidur terlentang dilanjutkan dengan
mengangkat kedua kaki lurus ke atas (rapat). Pada gerakan ini, pinggang ditopang oleh
kedua tangan, lalu posisi pundak tetap menempel di lantai. Pada gerakan sikap lilin ini,
kekuatan otot perut fungsinya sebagai pengangkat kaki. Kemudian kelentukan otot
pinggang, punggung dan leher berfungsi memudahkan kedua tangan menopang
pinggang.
2. Handstand dan headstand Gerakan handstand adalah berdiri dengan kedua tangan.
Gerakan dimulai dengan sikap berdiri, lalu meletakkan kedua telapak tangan di atas
matras. Gerakan selanjutnya adalah menarik kaki ke belakang ke bagian atas dengan
gerakan mengayun, mulai dengan kaki kanan kemudian diikuti dengan kaki kiri atau
sebaliknya, kemudian gerakan tersebut dipertahankan selama beberapa detik. Adapun,
teknik dasar headstand tidak jauh berbeda dengan handstand. Hanya saja, dalam gerakan
headstand, kepala menjadi tumpuan dengan bantuan ditopang oleh kedua tangan. Ketika
melakukan headstand, kedua tangan diletakkan di samping kepala guna membantu
menopang beban tubuh.
3. Berguling ke depan (forward roll) Gerakan senam ini adalah berguling ke depan dengan
urutan gerak dimulai dan tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul bagian belakang.
Cara melakukannya diawali dengan sikap jongkok lalu rapatkan kaki. Kemudian letakkan
lutut ke dada dan kedua tangan menumpu di depan. Lalu dilanjutkan dengan berguling ke
depan dan ketika panggul menyentuh matras, peganglah tulang kering untuk menuju
posisi jongkok.
4. Berguling ke belakang (back roll) Guling ke belakang merupakan kelompok dari senam
lantai yang bergerak ke belakang (dinamis). Gerakan guling belakang adalah gerakan
menggulingkan atau menggelindingkan badan ke belakang dengan bentuk membulat
seperti roda. Secara garis besar, tidak ada perbedaan teknik yang cukup signifikan antara
guling depan dengan guling belakang. Perbedaannya adalah posisi tubuh. Guling depan
mengharuskan pesenam menghadap ke arah matras. Sedangkan guling belakang, posisi
tubuhnya membelakangi matras.
5. Guling lenting (neck spring) Gerakan guling lenting merupakan gerakan tubuh ke atas
dan depan yang dilakukan dengan melempar kedua kaki dan tolakan kedua tangan.
Ketika melakukan gerakan guling lenting, tumpuan tubuh berada di bagian tengkuk serta
kepala.
6. Kayang Kayang merupakan gerakan senam lantai yang dilakukan dengan cara posisi
kedua tangan dan kaki bertumpu ke matras dengan posisi terbalik, lalu meregang dan
panggul serta perut diangkat ke atas.
7. Loncat harimau Secara teoritis teknik senam lantai loncat harimau ini tidak terlalu jauh
berbeda dengan teknik gerakan roll ke depan. Loncat harimau dimulai dengan sikap
jongkok dengan telapak tangan menumpu kuat ke matras. Selanjutnya, pandangan ke atas
bersamaan dengan gerakan loncatan. Saat kedua telapak tangan menyentuh matras, secara
cepat kedua siku ditekuk dan kepala dimasukkan di antara kedua tangan. Gerakan ini
diteruskan dengan gerak menggelinding, yang diawali dari pundak, punggung, pinggang
dan panggul bagian belakang.

Teknik dasar senam irama (senam ritmik)

Senam irama adalah senam gerakan senam yang diiringi oleh suara musik dan nyanyian.
Gerakan dasar senam ini berupa tepukan tangan, ketukan, nyanyian musik dan lain sebagainya.
Senam irama bisa dilakukan secara perorangan (individu) atau kelompok.

Pengertian Senam Irama – Senam irama merupakan jenis senam yang memiliki bermacam
gerakan dan dilakukan seirama dengan musik yang mengiringinya. Senam ini bukan senam
biasa, namun memiliki unsur-unsur yang harus dikuasai para pesenamnya, seperti keluwesan,
keseimbangan, ketepatan dengan irama, dan lain-lain.
Adapun rangkaian senamnya biasa dimulai dengan berjalan, berlari, melompat, mengayun, atau
berputar. Senam ini juga kerap disebut dengan senam ritmik, yang bisa dimainkan dengan alat
bantu seperti gada, simpai, tali, pita, dan bola

Sesuai dengan namanya, senam ini selalu dilakukan dengan iringan musik tertentu, maka dari itu
senam ritmik atau irama ini masuk ke cabang senam artistik. Pesenam yang melakukan bisa
perseorangan atau kelompok, yang pasti gerakannya selalu memiliki koreografi yang memiliki
nuansa akrobatik, tari modern, dan balet. Dalam olimpiade, senam ritmik juga kerap dijadikan
kompetisi, bahkan sampai ke taraf internasional. Perannya dalam Olimpiade ini juga menjadi
salah satu pembeda dengan senam aerobik, yang hanya dilakukan untuk sekedar menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh. Terlebih lagi ketika melakukan senam aerobik, biasanya akan
dipandu oleh seorang pemandu senam. Sampai saat ini senam jenis ini hanya diperuntukkan bagi
kaum hawa saja. Namun pada akhirnya, Jepang menjadi negara yang mempelopori senam irama
putra. Adapun pelopor senam ini awalnya berasal dari Eropa, dan diprakarsai oleh beberapa
pakar di bidang seni. Lalu pada perkembangannya, senam ini banyak mengadopsi teknik pada
tari balet, sehingga senam ritmik ini lebih banyak digandrungi oleh para perempuan. Maka dari
itu, sampai sekarang pun, gerakan senam masih identik dengan kaum perempuan, sehingga para
kaum hawa lah yang banyak menggeluti senam irama.

Sejarah Keberadaan Senam Irama


Ada beberapa nama tokoh yang berpengaruh terhadap sejarah senam irama. Mereka ini adalah
Jean George Noverre (1727-1810), Rudolf Bode (1881-1970), dan Francia Delsartre (1811-
1871). Mereka percaya bahwa ekspresi gerak yang diciptakan oleh seseorang menggunakan
tubuhnya dengan rangkaian gerak tertentu amatlah penting. Gagasan ketiganya inilah yang
kemudian memunculkan senam irama. Namun gagasan tersebut kemudian diteruskan oleh
seorang Peter Henry Ling, yang pada abad ke 19 membuat Swedish System (Sistem Swedia),
yaitu sebuah gerakan bebas yang pada akhirnya berkembang menjadi gymnastic estetis.
Gymnastic ini menuntut seorang atlet untuk mengekspresikan diri dengan emosi dan
perasaannya melalui gerakan tubuh. Pada perkembangannya, ide tersebut dilanjutkan oleh
Catharine Beecher, seorang pendiri Western Female Institute tahun 1837 di Ohio, Amerika
Serikat. Ia membuat sebuah program dengan nama grace without dancing, yang meminta para
pesenam perempuan untuk melakukan senam dari gerakan sederhana ke gerakan kompleks
dengan iringan musik. Sejak inilah mulai banyak bermunculan gagasan tentang tubuh, ekspresi
tubuh, serta musik dan berbagai jenis gerakan.

Kemudian, pada tahun 1900, sebuah sekolah bernama Gymnastic Rhythmic Swedia serta sekolah
gymnastic lainnya mengembangkan gaya tersebut dengan berbagai kombinasi. Setelah itu pada
tahun 1929, Hinrich Medau, mendirikan sebuah sekolah di Berlin sekaligus menciptakan sebuah
gagasan gymnastic modern. Ia menciptakan gymnastic modern dengan gaya berbeda dari
sebelumnya, namun tetap mempertahankan dasar-dasar dari gaya sebelumnya. Medau ini juga
yang kemudian mempelopori adanya sebuah sistem gerak senam menggunakan berbagai jenis
alat, seperti tali, bola, pita, simpai, dan gada. Pertunjukan yang dilakukan oleh Medau ini
selanjutnya menampilkan sesuatu yang beda, seperti pertunjukan balet kontemporer, akrobat, dan
tari. Lambat laun gerakan-gerakan gymnastic tersebut menjadi senam irama, yang dilombakan
dalam sebuah kompetisi. Tahun 1940 kompetisi senam irama mulai digelar di Rusia. FIG sendiri
di tahun 196 mulai memasukkan senam irama ini menjadi salah satu dari cabang senam.
Awalnya senam ini diberi nama gymnastic, kemudian berubah menjadi gymnastic Rhythmic, dan
perubahan terakhir menjadi gymnastic ritmik atau senam irama. Dari sini kemudian muncul
pertandingan bertaraf internasional. Pertandingan individu pertama kali dilaksanakan di
Budapest tahun 1963. Setelah itu pertandingan kelompok atau grup mulai dilaksanakan di
Denmark pada tahun 1967. Baru kemudian di tahun 1984 cabang lomba dengan kategori
individu ini masuk Olimpiade di Los Angeles. Sementara kompetisi untuk kategori kelompok
atau grup baru dimulai tahun 1996 saat Olimpiade Atlanta.
Unsur-unsur dalam Senam Irama
Seperti yang sudah disebutkan di atas, senam irama mempunyai beberapa unsur. Berikut adalah
unsur-unsurnya:

1. Keindahan
Sebagai senam yang memakai ritme, maka gerakan senam ini mempunyai unsur keindahan. Di
mana senam ini berasal dari wilayah pertunjukan, sehingga unsur keindahan gerakan menjadi
poin penting dalam senam irama.

2. Ketrampilan
Unsur kedua dari senam ini adalah keterampilan. Dalam senam ritmik, yang menjadi nilai salah
satunya adalah kreativitas atau keterampilan dalam menggerakkan badan serta membuat sebuah
koreografi. Jika senam ini sedang dilombakan, maka nilai yang paling banyak perhitungannya
biasa berasal dari keterampilan gerakan. Semakin luwes dan variatif gerakan yang dibuat,
nilainya pun semakin tinggi.

3. Keluwesan
Selanjutnya ada keluwesan, di mana unsur ini juga menjadi penanda seberapa dalam seseorang
melakukan senam. Sebab keluwesan dapat tercipta dari cara menyusun koreografi dan latihan
secara teratur. Selain terpancar dari gerakan tubuh, keluwesan juga didapat dari gerakan lainnya.

4. Kelenturan
Unsur keempat adalah kelenturan, yang juga menjadi hal penting. Sebab senam irama juga erat
kaitannya dengan nuansa balet dan akrobatik, yang gerakannya harus lentur. Selain itu keduanya
juga harus diikuti dengan gestur tubuh yang biasa memakai persendian ekstrim serta lekukan-
lekukan tubuh.

5. Kekuatan
Setiap senam tentu membutuhkan energi. Ketika melaksanakan senam ini, Anda juga harus
memiliki kekuatan. Kekuatan juga dibutuhkan dalam melakukan berbagai gerakan senam irama.
Tanpa kekuatan, tentu gerakan senam tidak akan ada artinya.

6. Keseimbangan
Lalu ada unsur keseimbangan dalam melakukan gerakan senam irama. Unsur ini terutama
dipakai ketika melangsungkan koreografi yang cukup rumit. Gerakan senam yang sulit juga
membutuhkan keseimbangan, seperti memutar badan dengan satu kaki, atau menangkap bola.
7. Ketepatan irama
Unsur terakhir dalam gerakan senam irama adalah ketepatan setiap gerakan dengan irama. Sebab
senam ini tak hanya bergantung pada hitungan ketukan saja. Seorang atlet senam ritmik pun
harus melakukan penghitungan waktu saat alat harus dilempar dan ditangkap. Selain itu, setiap
gerakan juga harus sesuai dengan ketukan musik yang diputar.

Anda mungkin juga menyukai