Anda di halaman 1dari 21

BEKERJA DALAM

HUBUNGAN
KONSELING
Konsep Jendel JOHARI

AREA BEBAS AREA BUTA

AREA
DISEMBUNYIKAN AREA TIDAK
DARI ORANG LAIN DIKETAHUI
Keahlian Konselor dalam Tahapan
Pemahaman dan Tindakan
 Mengubah Persepsi : Menentukan kembali
masalahnya, mengubah tingkah laku pada situasi
tertentu, melihat permasalahan dalam cara yang lebih
dapat ditangani, serta bertindak dengan tepat (Okun &
Kantrowitz, 2008).
 Mengarahkan : Masukan yang diberikan konselor yaitu
menggambarkan tingkah laku tertentu yang dilakukan
dengan sengaja oleh konselor demi kepentingan klien.
Walfel dan Patterson (2005) menyebutkan beberapa
arahan yang dapat digunakan konselor ; diam,
menerima, mengulangi pernyataan, persetujuan,
arahan umum, interpretasi, penolakan, menenangkan,
memperkenalkan informasi atau gagasan yang baru.
 Menanggapi dengan multi Fokus :
Konselor harus memvariasikan
tanggapannya dan memasukkan kata-
kata yang menunjukkan bahwa dia
memahami dunia klien. Ada klien dengan
kemampuan visual atau kemampuan
audio atau pun kemampuan kinestetik
bahkan kombinasi dari dua atau
ketiganya.
Pemahaman Empati dalam Proses
Antarpribadi (Carkhuff, 1969)
 Ekspresi verbal dan tingkah laku konselor tidak memperhatikan
atau lepas dari ekspresi verbal dan tingkah laku klien.
 Meskipun konselor menanggapi ekspresi perasaan kliennya,
dia melakukannya dengan cara yang cukup membuat klien
mengurangi pembicaraannya
 Ekspresi konselor dalam menanggapi ekspresi klien pada
pokoknya memiliki kemiripan
 Tanggapan konselor dapat memberi tambahan nyata terhadap
ekspresi klien dengan cara sedemikian rupa, sehingga
mengekspresikan perasaan secara lebih mendalam dari apa
yang dapat diekspresikan oleh klien tersebut sebelumnya.
 Tanggapan konselor dapat memberikan tambahan yang
signifikan terhadap perasaan dan arti dari ekspresi klien
dengan cara sedemikian rupa sehingga mengekspresikan
secara akurat tingkat perasaan lebih dari apa yang dapat
diekspresikan klien.
Pengungkapan Diri (Self-Disclosure)
 Secara singkat pengungkapan diri dapat
didefinisikan sebagai teknik yang
digunakan dengan sadar dan sengaja di
mana konselor berbagi informasi mengenai
kehidupannya di luar hubungan konseling
(Simone, McCarthy & Skay, 1998)
 Jourard (1968), menemukan bahwa
pengungkapan diri membantu membangun
rasa percaya dan memfasilitasi hubungan
konseling.
Imediasi (Immediacy)
 Salah satu kemampuan yang paling
penting dalam konseling (Wheeler &
D’Andrea 2004). Imediasi berfokus pada
kondisi sekarang dan hubungan terapeutik
baik dari perspektif perasaan klien maupun
konselor.
 Inti imediasi melibatkan pemahaman dan
komunikasi dari konselor dan klien tentang
apa yang terjadi diantara mereka dalam
hubungan bantuan khsusnya perasaan,
impresi, dan ekspektasi (Turock, 1980).
Ada 3 macam imediasi yaitu;
 Imediasi hubungan keseluruhan;
bagaimana perkembangan kita?
 Imediasi yang fokus pada beberapa
peristiwa khusus dalam suatu sesi-’Apa
yang terjadi dengan kita saat ini?
 Pernyataan yang melibatkan diri sendiri
(contoh ; tanggapan pribadi kepada
seorang klien yang kadang-kadang
menyulitkan) – “saya suka cara anda
mengendalikan hidup Anda pada situasi
itu (Egan, 2007)
Tiga Ketakutan Yang Dimiliki Konselor
Dalam Menerapkan Imediasi
(Turock, 1980)
 Pertama, konselor takut kalau klien salah
menginterpretasikan pesan yang dikirimnya.
 Kedua, imediasi dapat menimbulkan hasil
yang tidak diharapkan
 Ketiga, imediasi dapat memengaruhi
keputusan klien untuk mengakhiri sesi
konseling, karena dia tidak lagi dapat
mengontrol atau memanipulasi hubungan
yang telah terjalin.
Humor
 Jika digunakan secara tepat humor dapat
menjadi sebuah alat klinis yang
mempunyai banyak manfaat terapeutik
(Ness, 1989).
 Humor dapat meluluhkan perlawanan
klien, membangun ikatan, meredakan
ketegangan, membantu klien menjauhkan
diri dari penderitaan psikologis, dan
meningkatkan efektivitas diri dari klien
(Goldin, 2006).
Konfrontasi
 Jika digunakan sebaik mungkin konfrontasi
menantang klien untuk mengamati, mengubah, atau
mengontrol suatu aspek tingkah laku yang
sebelumnya tidak ada atau digunakan secara tidak
tepat.
 Konfrontasi dapat membantu orang untuk melihat
secara lebih jelas apa yang terjadi, apa
konsekuensinya, dan bagaimana mereka mengambil
tanggung jawab untuk melakukan perubahan yang
dapat mengarahkan pada kehidupan yang lebih
efektif, serta hubungan yang lebih adil dengan
orang lain (Tamminen & Smaby, 1981).
Kontrak
 Ada dua aspek kontral; satu berfokus
pada proses yang terlibat dalam
pencapaian suatu tujuan, dan yang
lainnya berkonsentrasi pada hasil akhir.
 Sistem semacam ini membolehkan kedua
pihal berpartisipasi, dengan menentukan
arah konseling dan mengevaluasi
perubahan yang telah terjadi.
Keuntungan Penggunaan kontrak
 Sebuah kontrak memberikan catatan tertulis mengenai tujuan
yang sesuai kesepakatan konselor maupun klien akan dikejar,
dan arah tindakan yang akan diambil
 Bentuk kontrak yang resmi dan ada batas waktunya dapat
berfungsi sebagai motivator bagi klien yang suka menunda-
nunda pekerjaan.
 Jika kontrak dipecah dalam beberapa bagian, klien akan
merasa lebih yakin bahwa permasalahan yang dihadapinya
dapat dipecahkan
 Kontrak menepatkan tanggungjawab perubahan pada klien dan
oleh karena itu, mempunyai potensi untuk memberdayakan
klien dan membuatnya lebih responsif terhadap lingkungan
dan lebih bertanggung jawab atas tingkah lakuknya
 Sistem kontrak yang secara spesifik menggarisbawahi jumlah
sesi yang akan diadakan memberikan jaminan bahwa klien
akan datang kembali untuk melakukan konseling secara
berkala (Thomas & Ezell, 1972
Pendekatan untuk Membuat Kontrak
(Goodyear & Bradley, 1980)
 Konselor harus menunjukkan kepada kliennya kalau tujuan
konseling adalah kerja. Penting untuk memulai konseling
dengan mengajukan pertanyaan kepada klien, Apa yang
ingin Anda kerjakan? Bukanya “Apa yang ingin Anda
bicarakan?”
 Adalah sangat penting bahwa kontrak untuk konseling
difokuskan pada perubahan dalam diri klien, daripada
ketidakhadiran klien pada sesi konseling. Konselor
bertindak sebagai konsultan ketika ingin meneliti tingkah
laku orang lain.
 Dalam membuat kontrak, konselor harus menekankan
untuk tidak memasukkan kata-kata klien yang bersifat
mengelabuhi seperti coba atau mungkin, yang tidak
spesifik. Kata-kata seperti itu biasanya membuat klien
gagal dalam mencapai tujuan.
 Konselor harus mewaspadai tujuan klien yang diarahkan
untuk membuat orang lain senang, termasuk kata-kata
seperti harus atau pasti. Pernyataan seperti itu mengandung
tujuan yang bersifat eksternal. Contohnya, seorang klien
yang menetapkan tujuan awal dengan memasukkan
pernyataan saya harus lebih menyenangkan pasangan
saya” akan melakukan hal itu haya untuk sementara waktu
karena dalam jangka panjang tujuan tersebut buka berasal
dari dalam hatinya. Untuk menghindari tujuan semacam ini,
konselor perlu menanyakan apa yang sebenarnya
diinginkan oleh kliennya.
 Sangat penting untuk menentukan secara konkret apa yang
ingin diperoleh klien melalui konseling. Ada perbedaan yang
sangat besar antara klien yang mengatakan bahwa dia ingin
bahagia dengan klien mengatakan ahwa dia ingin
menurunkan berat badan sebanyak 5 kilogram atau
berbicara setidaknya dengan tiga orang baru setiap hari.
Tujuan yang disebutkan terakhir lebih konkret, dan baik
konselor maun klien biasanya sadar saat tujuan ini telah
tercapai.
 Konselor harus menegaskan bahwa
kontrak berfokus pada perubahan, klien
mungkin ingin memahami mengapa dia
melakukan sesuatu , tetapi pencerahan
saja jarang menimbulkan tindakan. Oleh
karena itu, konselor harus menekankan
kontrak yang dapat meningkatkan
perubahan perilaku, pemikiran atau
perasaan klien.
Beberapa Kelemahan Kontrak
 Konselor tidak bisa menahan klien
dengan kontrak tersebut
 Beberapa permasalahan klien tidak bisa
dijamin pada sistem kontrak
 Cara kontraktual dalam menangani
masalah yang berfokus pada perilaku
eksternal
 Daya tarik awal dari kontrak terbatas,
klien dapat merasa bosan.
Latihan
 Latihan diberikan setelah kontrak ditetapkan
untuk membantu klien memaksimalkan
peluang perubahan.
 Latihan terbagi dua yaitu latihan terbuka dan
tertutup
 Latihan terbuka mengharuskan klien
melakukan verbalisasi atau melakukan apa
yang akan dia lakukan.
 Latihan tertutup adalah membayangkan atau
merefleksikan tujuan yang diinginkan.
Transference
 Transference adalah proyeksi perasaan,
sikap atau keinginan klien yang lalu
maupun sekarang kepada konselor
(Brammer,1998).
 Lima pola perilaku transference sering
muncul dalam konseling; klien
menganggap konselornya sebagai sosok
ideal, pelindung, pengayom, pembuat
frustasi,atau orang yang tidak dikenal
(Watkins, 1983).
Contertransference
 Contertransference mengacu pada reaksi
emosional atau tingkah laku konselor yang
diproyeksikan kepada kliennya
(Fauth&Hayes, 2006).
 Sering membahayakan, mengancam dan
atau menguras sumber daya konselor.
Apalagi masalah objektivitas, jika
permasalahan tersebut tidak dipecahkan
dengan baik countertransference dapat
menganggu hubungan konseling.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai